I. Defenisi
Pneumutorak adalah adanya udara dalam rongga pleura akibat robeknya pleura (Silvia.
A Price, 1999)
Pneumotorak adalah keluarnya udara dari paru yang cedera kedalam rongga pleural
(Dieane C Baughman, 2000)
V. Komplikasi
Timbulnya infeksi sekunder pada fungsi toraks darurat maupun secara akibat pemasangan
WSD sangat ditakutkan. Infeksi dapat berupa empiema ataupun abses paru (Halim
Danusantoso, 2000)
VI. Prognosis
Pneumotorak pada orang dewasa muda prognosisnya sangat baik. Hal ini
diakibatkan karena jaringan parunya sendiri masih cukup baik, kecuali daerah tempat
terjadinya kebocoran dengan terapi yang tepat, kesembuhan yang dicapai selalu sempurna
dan kemungkinan kambuh prkatis kecil sekali, tgerkecuali bila penderita kemudian hari
menjadi seorang perokok, juga bila terapi terhadap penyakit dasarnya (TB) tidak
sempurna.
Sebaliknya pneumotorak pada orang dewasa setengah tua atau memang sudah tua,
apabila kalau dia seorang peroko, maka pada sudah ada emfisema paru dengan tekanan
udara intrapulmonal yang tinggi, maka pada keadaan sedemikian kesembuhan dapat
disusul dengan suatu kekambuhan yang bahkan dapat sampai berkali-kali.
(Halim Danusantoso, 2000)
VII. Penatalaksanaan
1. Berikan oksigen konsentrasi tinggi untuk mengatasi hipoksi
2. Ubah menjadi pneumotorak sederhana dengan memasukkan jarum berdasarkan
besar kedalam rongga pleura untuk menghilangkan tekanan.
3. Selang dada dimasukkan untuk membuang udara dan cairan yang tersisa.
(Diane C Baughman, 2000)
4. wsd
5. torakoskopy/torakostomi
6. terapi obat skleroing
ASKEP KLIEN DENGAN PNUEMOTORAK
B. Pemeriksaan Diagnostik
GDA : Variabel tergantung dari derajat fungsi paru yang dipengaruhi,
gangguan mekanisme pernapasan dan kemampuan mengkompesasi.
P4 Co2 mungkin normal atau menurun, saturasi O2 biasanya
menurun
Sinar X dada : Menyatakan akumulasi udara atau cairan pada area pleura, dapat
menunjukan penyimpanan struktur mediatinal (jantung)
Torasentesis : Menyatakan darah atau cairan sero anguinora (hemotorak)
HB : Mungkin menurun, menunjujjan kehilangan darah
EKG
(Marillyn E Doenges, 2000)
C. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
1. Pola napas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru (akumulasi udara), gangguan
muskuloskeletal, nyeri/ansietas, proses inflamasi
2. Resiko truma / penghentisn napas b/d penyakit / proses cedera, sistem drainase dada,
kurang pendidikan, keamanan, pencegahan
3. kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan pengobatan b/d kurang terpajan pada
informasi
4. Gangguan istirahat tidur b/d penurunan ekspansi paru
5. Gangguan nurrisi b/d penurunan curah jantung
REFERENSI
Diane C Baughman (2000) Keperawatan medikal bedah, Jakarta ; EGC
Halim Dabusantoso (2000) Ilmu penyakit paru, jakarta ; Hipocrates
Marilly E Doenges (2000) Rencana asuhan keperawatan, Jakarta ; EGC
Sylvia A Price (1995) Patofisologi, jakarta; EGC
Tugas keperawatan medikal bedah Asuhan
keperawatan dengan klien Pneumotorak
Oleh :
PRODI S1 KEPERAWATAN
2008
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
1 2 3 4 5 6
1 Pola napas tidak efektif b/d Menunjukkan pola - GDA dalam batas Mandiri :
penurunan ekspansi paru pernapsan efektif / normal 1. Mengidentifikasi etiologi atau faktor 1. Pemahaman penyebab kollaps paru perlu
(akumulasi udara), normal - Bebas sianosis pencetus, Co kollaps spontan, trauma, untuk pemasangan selang dada yang tepat
gangguan muskuloskeletal, - Bebas dari tanda dan keganasan, infeksi, komplikasi ventilasi dan memilih tindakan terapeutik lain.
nyeri/ansietas, proses gejala hipoksia mekanik
inflamasi - Tidak ada 2. Evaluasi fungsi pernapasan, cattat 2. Distress pernapasan dan perubahan pada
penggunaan otot kecepatan atau pernapasan sewrak, tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stress
aksesoris pernapasan dispnea, keluhan Lapar Udara terjadinya fisiologis dan nyeri atau dapat menunjukkan
sianosis, perubahan tanda vital. terjadinya syok sehubungan dengan
hipoksia/perdarahan
3. Auskultasi bunyi napas 3. Bunyi napas dapat menurun/tak ada pada
lobus, segmen paru/seluruh area paru
(Unilateral)
4. Catat pengembangan dada dan posisi 4. Pengembangan dada sama dengan ekspansi
trakea paru, deviasi trakea dari area sisi yang sakit
pada tegangan pneumotorak
5. Kaji Fremitus 5. Suara dan tatil premitus (vebrasi) menurun
pada jaringan yang terisi cairan atau
konsolidasi
6. Kaji pasien terhadap nyeri tekan bila batuk 6. Sokongan terhadap dada dan otot abdominal
napas dalam membuat batuk lebih efektif atau mengurangi
trauma
7. pertahankan posisi nyaman, biasanya 7. Meningkatkan inspirasi maksimal,
dengan peninggian kepala tempat tidur. meningkatkan ekspansi paru dan ventilasi
Baik ke sisi yang sakit untuk kontrol pada sisi yang tidak sakit
pasien untuk sebanyak mungkin
8. pertahankan prilaku tenang, bantu pasien 8. Membantu pasien mengalami efek fisiolagis
untuk kontrol diri dengan menggunakan hipoxia yang dapat dimanifestasikan sebagai
pewrnapasan lebih lambat atau dalam ansietas atau takut
9. bila selang di pasang :
- Observasi gelembung udara botol - Gelembung udara selama ekspirasi
penampung menunjukkan lubang angin dari pneumotorak
(kerja yang diharapkan) gelembung biasanya
menurun seiring dengan expansi paru dimana
area pleural menurun
- Evaluasi ketidak normalan atau - Dengan bekerjanya penghisapan,
kontinuitas gelembung botol penampung menunjukka kebocoran udara menetap yang
mungkin berasal dari pneumotorak besar
pada sisi pemasangan selang dada (berpusat
pada pasie) atau unit drainase dada (berpusat
pada sistem)
- Tentukan lokasi kebocoran udara dengan - Bila gelembung berhenti saat kateter diklem
mengklem kateter thorak pada hanya pada sisi pemasangan, kebocoran terjadi pada
bagian distal sampai keluar dai dada pasien (pada sisi pemasukan/dalam tubuh
pasien)
- Berikan kassa berminyak dan atau bahan - Biasanya memperbaiki kebocoan pada sisi
lain yang tepat disekitar sisi pemasangan insersi
sesuai indikasi
- Klem selang pada bagian bawah unit - Mengisolasi lokasi kebocoran udara pusat
dreinase bila sistem
- Posisikan sistem drainase selang untuk - Posisi tak tepat, terlipat atau pengumpulan
fungsi optimal contoh koil selang ekstra bekuan/cairan pada selang mengubah tekanan
di tempat tidur, yakinkan selang tidak negatif yang diinginkan dan membuat
terlipat/mengantung dibawah saluran udara/cairan
masuknya kewadah drainase, alirkan
akumulasi drainase bila perlu
- Catat karakter/jumlah drainase selang - Berguna dalam mengevaluasi perbaikan
dada kondisi/terjadinya komplikasi./perdarahan
yang memerlukan upaya intervensi
Kolaborasi
1. Kaji seri foto thorak 1. Mengawasi kemajuan perbaikan hemotorak
atau pneumotorak dan ekspansi paru,
mengidentifikasi kesalahan posisi selang
endotrakeal mempengaruhi inflasi paru
2. awasi/gambarkan seri AGD dan nadi 2. Menjadi status pertukaran gas dan ventilasi
oksimetri. Kaji kapasitas vital atau ukuran perlu untuk kelanjutan atau gangguan dalam
volume tidal terapi
3. berikan O2 tambahan melalui 3. alat dalam menurunkan kerja napas,
kanule/masker sesuai indikasi meningkatkan penghilangan disytress
respirasi dan sianosis, sehubungan dengan
hopoksia
2 Resiko tinggi terhadap Setelah dilakukan Mengenal kebutuhan Mandiri : 1. Imformasi tentang bagaimana sistem bekerja
trauma/penghentian jalan intervensi keperawatan atau mencari bantuan 1. kaji dengan pasien tujuan atau pungsi unit memberikan keyakinan menurunkan ansietas
napas b/d penyakit saat selama 3x24 jam untuk mencegah drainase dada, catat gambaran keamanan pasien
ini/proses cidera, tergantung diharapkan komplikasi 2. pasangan kateter thorak kedinding dada 2. mencegah terlepasnya kateter dad/selang
pada alat dari luar (sistem trauma/penghentian dan berikan panjang selang ekstra sebelum terlipat dan menurunkan
dranase dada) kurang jalan napas tidak terjadi memindahkan./mengubah psosisi pasien nyeri/ketidaknyamanan sehubungan dengan
pendidikan keamanan / penarikan/mengerakkan selang
pencegahan - Amankan sisi sambung selang - Mencegah terlepasnya selang
- Berikan bantalan pada sisi dengan - Melindungi kulit dari iritasi/tekanan
plester/kassa
3. Amankan unit drainase pada sangkutan 3. mempertahankan posisi duduk tinggi dan
tempat tertentu area dengan lalu lintas menurunkan risiko kecelakaan jatuh/unit
rendah pecah
4. Berikan transportasi aman bila pasien 4. meningkatkan kontinuitas evakuasi oftimal
dikirim unit batas tujuan diagnosik. cairan/udara selama pemindahan. Bila pasien
Sebelumnya memindakan periksa botol mengeluarkan banyak jumlah cairan/udara
untuk batasan cairan yang tepat, dada, selang harus tidak diklem atau
ada/tidaknya gelembung adanya diklem penghisapan dihentikan karena risiko
atau lepaskan dari sumber penghisap. akulumasi ulang
5. Awasi sisi luabng pemasangan selang, 5. Memberikan pengenalan dini dan mengobati
catat, adanya/karakteristik drainase dari adanya erosi / infeksi kulit
sekitar kateter. Ganti/pasang ulang kassa
penutup steril sesuai kebutuhan
6. Anjurkan klien untuk menghindari 6. menurunkan resiko obstruksi/terlepasnya
berbaring /menarik selang selang
7. Identifikasi perubahan/situasi yang 7. Intervensi tepat waktu dapat mencegah
dilaporkan pada perawat, contoh komplikasi serius
perubahan bunyi gelembung, lapar udara
tiba-tiba dan nyeri dada, lepaskan alat
8. Obserbvasi tanda distress pernapasan bila 8. pneumotorak dapat terulang /memburuk
kateter thorak lepas/tercabut karena mempengaruhi fungsi pernapasan dan
memerlukan intervensi darurat
3 Kurang pengetahuan Setelah dilakukan - Mengidentifikasi Mandiri :
mengenai kondisi, aturan intervensi keperawatan tanda/gejala yang 1. Kaji patologi masalah individu 1. Informasi menurkan takut karena
pengobatan b/d kurang 3x24 jam klien memerlukan ketidaktahuan memberikan pengetahuan
terpajan pada informasi mengetahui mengenai evaluasi medik dasar untuk pemahaman kondisi dinamik dan
kondisi aturan - Mengikuti program pentingnya intervensi terapeutik
pengobatan pengobatan 2. Identifikasi kemungkinan 2. Penyekit paru yang ada seperti PPOM berat
- Menunjukkan kambuh/komplikasi jangka panjang dan keganasan dapat meningkatkan insiden
perubahan pola kambuh. Selain itu pasien sehat yang
hidup yang perlu menderita pneumotorak spontan, insiden
untuk mencegah kambuh 10 %-15%. Orang yang mempunyai
terulangnya masalah episode spontan kedua berisiko untuk insidek
ketiga (60%)
3. kaji ulang tanda/gejala yang memerlukan 3. Berulangnya pneumotorak /hemothorak
eveluasi medik cepat, contoh nyeri dada memerlukan intervensi medik untuk
tiba-tiba, dispnea, distress pernapasan mencegah/nenurunkan potensial komplikasi
lanjut
4. Kaji ulang praktek kesehatan yang baik 4. Mempertahankan kesehatan umum,
contok ; nutrisi baik, istirahat, latihan meningkatkan penyembuhan dan dapat
mencegah kekambuhan.
WOC PNEUMOTORAK
Artifisial : untuk pengobatan Trauma Spontan Primer Spontan Sekunder
TB paru, Diagnosis (luka tusuk, robek) (asma, TBC)
Ca paru, batuk
Perembuan menstruasi
Paru sengaja di buat Selaput pleura Robekan alveoli
Kollaps Robek
Perlengketan selaput pleura (penekanan pada rangga thorak ) penekanan pada paru
Sesak Napas
Ekspansi paru terganggu MK: Gangguan Pola Napas