Medula spinalis dimulai dari bawah medula oblongata sampai lumbal 1-2,
ujungnya konus medulla spinalis dilanjutkan oleh kauda equine. Medula spinalis
torakal, 5 lumbal, 5 sakral dan 1 koksigis. Secara umum lesi medulla spinalis
disebabkan :
- Infeksi
- Trauma
- Vaskular
- Tumor
- Degenaratif
Etiologi :
- Trauma tajam, peluru, fragmen atau pecahan tulang vertebrae, radang, tumor
Gejala klinis :
Karena ada jaras yang menyilang dan yang tidak, maka gejala klinis ada yang
(anastesi) kontralateral.
B. Lesi transversalis
Etiologi:
1
1. Motorik : kelemahan sesuai dermatom
C. Lesi disseminata
Gejala :
D. Lesi diffusa
Tumor medula spinalis jarang sekali, hanya 15 % dari seluruh tumor pada
susunan saraf pusat. Berbeda dengan tumor otak, sebagian besar tumor primer medula
spinalis ( +90 %) adalah jinak. Percy memperkirakan tumor primer medula spinalis
kejadiannya 1,3 per 100.000 penduduk. Tumor medula spinalis mengenai laki-laki
dan perempuan dalam rasio yang kurang lebih sama. Secara berurutan lokasi tersering
tumor spinalis adalah di regio thorakal (50 %), servikal (25 %) dan lumbosakral (20
KLASIFIKASI
1. Tumor ekstradural
2
2. Tumor intradural , yang dapat di bagi dalam :
- Tumor ekstramedular
- Tumor intramedular
1. Tumor Ekstradural
intervertebralis.
GEJALA KLINIS
Gejala klinis yang muncul dan berat ringannya gejala, ditentukan oleh
3
Nyeri yang ditimbulkan tergantung pada tempat dan level lesi kompresi.
Radiks :
Nyeri hebat, tajam, menjalar pada kulit atau kelompok otot yang disarafi oleh
Nyerinya terus menerus, nyeri dalam yang memancar ke tungkai atau separuh
Corpus verebrae :
Nyeri terus-menerus, nyeri tumpul pada segmen yang dikenai, dapat atau tidak
a. Kelemahan motorik kelompok otot yang disarafi oleh radiks dan segmen
b. Gangguan eksteroseptif sisi lesi pada tingkat lesi dan kontra lesi pada
d. Gangguan otonom jarang terjadi dan hanya muncul bila kerusakan medula
4
C. Lesi komplit Spinalis (Transversalis )
asimetris
otomatis
Lesi Kompresi Sentra (Intrameduler) 2
A. Kerusakan segmental
Gangguan sensasi nyeri dan suhu akan terjadi pada daerah yang disarafi oleh
` Tumor intradural intra meduler ini berbeda dengan tumor ekstramedular dalam
dari neoplasma.
5
5. Atrofi otot karena terlibatnya kornu anterior, lebih sering dibandingkan pada
tumor ektramedular.
PEMERIKSAAN PENUNJANG 2
1. Foto Vertebrae
2. Punksi Lumbal
3. CT Scan Medula spinalis
4. Mielografi
5. MRI
PENGOBATAN
Tumor primer
Pilihan utama untuk untuk terapi tumor intra spinal adalah pengangkatan masa
Tumor metastase
Sebelum tindakan lainnya. Pasien dengan mielopati dan atau blok total pada
mielografi, diberikan 100 mg Dexamethason bolus IV, dosis tinggi secara bolus juga
diberikan sebelum mielografi pada pasien yang gejalanya memburuk dosis ini diikuti
dengan pemberian 24 mg tiap 6 jam pada hari I, kemudian dengan cepat dikurangi.
Pasien dengan lesi yang kecil, diberian dexamethason 4 mg tiap 6 jam pada hari I,
pilihan pada kompresi medula spinalis, karena dapat mengurangi rasa sakit dan
ILUSTRASI KASUS
6
Seorang pasien laki-laki umur 46 tahun dirawat di bangsal saraf RS. Dr. M.
Djamil Padang tanggal 12 September 2006 dengan :
Anamnesis : Autoanamnesis
Keluhan Utama :
Lemah pada kedua tungkai sejak 2 minggu sebelum masuk Rumah Sakit
berat sejak 2 minggu ini sehingga pasien tidak bisa berjalan. Lemah
- Rasa nyeri dan rasa raba pada kedua tungkai pasien terasa berkurang
7
Riwayat Penyakit Dahulu
Pemeriksaan Fisik
8
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : irama teratur, bising tidak ada
Abdomen
Inspeksi : tidak membuncit
Palpasi : Hepar dan Lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) N
Punggung : Tidak ada kelainan
Alat kelamin : Tidak diperiksa
Anus : Tidak diperiksa
Status neurologis
GCS E 4M6V5
Tanda ransang meningeal
Kaku kuduk (-)
Lasseque (-)
Kernig (-)
Brudzinski I (-)
Brudznski II (-)
Tanda peningkatan tekanan intra kranial
Muntah proyektil (-)
Nyeri kepala progresif (-)
Nn kranialais
- N. I : tidak ada kelainan
- N. II : Visus N, lapangan N, melihat warna N
- N III, IV, VI : pupil isokor : 2mm, reflek cahaya +/+, dapat digerakkan ke
segala arah
-NV : motorik dan sensorik tidak ada kelainan
- N. VII : tidak ada kelainan
- N VIII : Tidak ada kelainan
- N IX, X : Tidak ada kelainan
- N XII : Tidak ada kelainan
9
Motorik : 555 555
444 111
Sensorik : Sensasi raba.tekan berkurang setinggi Thorakal IX-X
Sensasi nyeri berkurang setinggi Thorakal IX-X
Reflek fisiologis:
Bisep +/+ Triseps +/+
KPR ++/++ APR ++/++
Dinding perut (-)
Reflek patologis :
Babinsky +/+ Chaddock -/-
Openheim -/- Gordon -/-
Schaefer -/- Hoffman -/-
Klonus +/+
Fungsi otonom : sekresi keringat berkurang pada thorakal IX-X
Laboratorium
Hb : g% Na : mEq/L
Leukosit : /mm3 K : mEq/L
Trombosit : /mm3 Cl : mEq/l
Diagnosis:
Diagnosis klinis : Para parese tipe UMN
Diagnosis topik : Medula Spinalis Thorakal IX-X
Diagnosa Etiologi :Lesi medula spinalis suspek tumor medula
spinalis :-
Terapi
- Neurodex 3X1 tablet - Ranitidin 3X1 tablet
- Meloxicam 3XI tablet
- Alinamin F 1X1 amp
10
Anjuran Pemeriksaan
1. Labor lengkap : Hb, leukosit, trombosit, hematokrit, GDR, ureum, kreatinin,
asam urat, profil lipid, natrium, kalium, clorida
2. Punksi Lumbal
3. Foto thorako lumbal sentrasi thorakal IX-X
4. CT Scan medula spinalis
5. Mielografi
6. MRI
Follow Up
13 September 2006 ( rawatan hari pertama )
A/ : nyeri pinggang (+), kaki masih lemah, BAB dan BAK biasa
PF/ : KU Kesadaran Tekanan darah F. Nadi F. Nafas Suhu
Sedang GCS 15 120/80 80x/mnt 21x/mnt af
SI/ : Stq
SN/ : GCS 15 (E2M5V3)
Tanda Ransang Meningeal :- :-
Peningkatan tekanan intra kranial :-
Nn. Cranialis : tidak ada kelainan
Motorik : 555 555
444 111
Sensorik : rasa raba, tekan berkurang setinggi thorakal IX-X
Rasa nyeri berkurang setinggi thorakal IX-X
Otonom : sekresi keringat berkurang pada thorakal IX-X
Reflek fisiologis:
Bisep +/+ Triseps +/+
KPR ++/++ APR ++/++
Dinding perut +
Reflek patologis :
Babinsky +/+ Chaddock -/-
Openheim -/- Gordon -/-
Schaefer -/- Hoffman -/-
Klonus +/+
11
Diagnosis klinis : Para parese inferior tipe UMN
Diagnosis topik : Medula Spinalis Thorakal IX-X
Diagnosa Etiologi : Lesi medula spinalis suspek tumor medula spinalis
Terapi
- Neurodex 3X1 tablet - Ranitidin 3X1 tablet
- Meloxicam 3XI tablet
- Alinamin F 1X1 amp
12
DISKUSI
Telah diperiksa seorang pasien laki-laki 46 tahun masuk bangsal neurologi RS.
DR. M. Djamil Padang dengan diagnosa klinis paraparese UMN dengan etiologi lesi
medula spinalis suspek tumor medula spinalis torakal IX-X. Diagnosa ditegakkan dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis didapatkan lemah pada kedua
tungkai, yang terjadi berangsur-angsur. Sebelumnya 2,5 bulan yang lalu pasien
merasakan nyeri pada pinggang, nyeri seperti pinggang di ikat. Kemudian disusul
dengan kesemutan pada kedua tungkai. Rasa nyeri dan rasa raba pada kedua tungkai
pasien terasa berkurang dibanding tubuh bagian atas. Riwayat trauma jatuh terduduk
disangkal Demam tidak ada. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kelemahan pada
kedua ekstremitas inferior. Sensasi raba tekan dan nyeri berkurang setinggi thorakal
IX-X, dan tidak bisa menunjukkan lokasi tubuh. Pada pemeriksaan reflek fisiologis,
reflek KPR dan APR meningkat dan reflek dinding abdomen menghilang. Dan
terdapat reflek babinsky dan klonus. Sekresi keringat pada tubuh setinggi Thorakal
IX-X berkurang. Dari Anamnesa dan pemeriksaan fisik di atas, kemungkinan terdapat
lesi transversa pada medulla spinalis thorakal IX-X, yang mungkin disebabkan oleh
tumor. Dimana jika lesi yang disebabkan oleh proses infeksi biasanya terjadi secara
akut, sementara pada pasien ini terjadi dalam jangka waktu yang lama dan berangsur-
penunjang yaitu foto Rontgen thorako lumbal, Lumbal punksi, CT scan medula
spinalis setnggi Thorakal IX-X, Mielografi dan MRI. Penatalaksanaan pada pasien
dengan lesi medula spinalis diberikan sesuai dengan etiologinya. Pada pasien ini
hanya diberikan obat yang bersifat simtomatik karena etiologinya belum pasti.
13
14