Anda di halaman 1dari 21

HEPATITIS

1. Pengertian
Hepatitis merupakan inflamasi hepar yang terjadi karena invasi
bakteri, cidera oleh agen fisik/kimia (non virus) atau oleh infeksi virus.
(Marilynn E.D 2000).
Hepatitis merupakan proses penyakit hepar yang mengenai
parenkim, sel-sel kuffer, duktus empedu dan pembuluh darah.

2. Anatomi Hepar
Hepar merupakan organ yang mempunyai dua lobus yaitu lobus kanan dan
lobus kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan posterior oleh fisura
segmentasi kanan. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh
hligamentum falsiforme.
Setiap lobus hepar terbagi menjadi struktur-struktur yang dinamakan Lobulus.
Diantara lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang dinamakan sinusoid yang
merupakan cabang venaporta dan arteri hepatika. Sinusoid dibatasi oleh sel fagositik
mononuklear / sel kuffer yang berfungsi menelan bakteri dan benda asing dalam darah.
Arteri hepatika menyuplai darah ke hepar 1/3 dari darah yang masuk ke
hepar dan 2/3 berasal dari vena porta.
Arteri hepatika membawa darah beroksigen dan vena porta membawa darah yang
kurang beroksigen dari vena mesenterika superior, inferior dan sona splanikus
yang menerima darah dari pankreas, limpa, lambung, usus dan kandung empedu.
Vena porta membawa nutrien, sisa metabolisme dan toksik dari organ pencernaan
ke hepar untuk diproses, didetoksifikasi.
3.Fungsi Hepar
1. Produksi empedu
Komponen empedu :
- air
- garam empedu
- bilirubin
- kolesterol
- asam lemak
- lesitin
- sodium
- potasium
- kalsium
- klorida
- ion bikarbonat
garam empedu diproduksi dengan prukursannya adalah kolesterol yang
berasal dari makanan/disentesis oleh hepar melalui metabolisme lemak.
Garam empedu punya 2 fungsi :
 Pengemulsi empedu menurunkan tegangan permukaan partikel
lemak sehingga membantu pemecahan lemak.
 Membantu absorbsi asam lemak, mengliserida, kolesterol dan
lemak lain.
2. Metabolisme karbohidrat
- Glikolisis, konversi glukosa menjadi glikogen
- Glikogenolisis, pemecahan glikogen menjadi glukosa
- Penyimpanan glikogen
- Konversi galaktesa dan fruktosa menjadi glukosa
- Glukonegogenesis, konversi asam amino menjadi glukosa.
3. Metabolisme lemak
- Oksidasi asam lemak untuk energi
- Pembentukan lipoprotein
- Sintesis kolesterol dan fosfolipid
- Sintesis lemak dari protein dan karbohidrat
4. Metabolis Protein
- Katabolisme as. Amino
- Pembentukan urea untuk pengeluaran amonia dari dalam tubuh
diekskresikan melalui ginjal dan intestinal.
- Pembentukan protein plasma :
 Albumin
 Protrombin
 Fibrinogen
 Protein pembekuan (faktor V, VI, VII, IX dan X)
- Brotransformasi lemak, obat dan substansi lain.
5. Sirkulasi
Setiap menit hepar memproses 16 bh dari 1 ltr dsh yang bersirkulasi mellaui
sinusoid. Sehingga hepar merupakan resekrosis yang menyimpan darah dalam
jumlah banyak.

4. Patofisiologi
Hepatitis dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik
terhadap obat-oabtan dan bahan kimia.
Seiring dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal hepar
terganggu.
Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan
nekrosisi dan kerusakan sel-sel hepar.
Setelah lewat massanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang daritubuh oleh
respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat.
Oleh karenanya, sebagian besar pasien yang mengalami hepatitis sembuh dengan
fungsi hepar normal.

5. Etiologi
1. Infeksi virus
2. Reaksi toksik terhadap obat-obatan.
3. Bahan-bahan kimia
WOC

Infeksi Virus Reaksi Toksik terhadap Bahan Kimia


obat-obatan

Hepatotoksik

Gangguan faal hepar

Perubahan struktur dan fungsi hepar

Inflamasi hepar

Gangguan fungsi normal

Ggn ekresi Gangguan Gangguan Ketidakmampuan


empedu metabolisme KH metabolisme Protein sel kupffar
memfagosit
bakteri/virus
Ggn absorbsi Akumulasi ggn Ggn pembtkn Ggn pembentukan
lemak empedu pada energi & proses protein plasma
jantung glikogenerasi (albumin)
Visumia dan
bakterimia
Intoleran Ggn vit yang Gula darah Menjaga tek.
terhadap lemak larut dlm lemak menurun Osmotik menahan
cairan tetap dalam Penurunan daya
darah. tahan tubuh
Mual/muntah Anorexia Energi turun
Udema Resti infeksi
Kekrgn vol. Perubahan Kelemahan fisik
Cairan tubuh nutrisi krg dr
kebutuhan Gangguan Gangguan
Intoleransi aktifitas integritas pembentukan Bil I
menjadi Bil II

Ggn ekskresi
bilirubin

Peningkatan kadar
bilirubin dalam darah

Ikterik
6. Macam Hepatitis
1. Hepatitis Virus
Penyakit infeksi akut dengan gejala utama berhubungan erat dengan adanya
nekrosis pada hati. Biasanya disebabkan oleh virus yaitu :
 Virus hepatitis A
 Virus hepatitis B
 Virus hepatitis Non A dan B (C)
 Virus hepatitis Delta (D)
 Virus hepatitis E

 Gambaran Klinik
1) Stadium Pre ikterik (Prodroma)
Berlangsung selama 4-7 hari. Penderita mengeluh sakit kepala, lemah,
anoreksia, muntah, mual, demam, nyeri sendi otot dan nyeri pada perut
kanan atas. Urin menjadi lebih coklat
2) Stadium ikterik
Berlangsung selama 3 minggu – 6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada
skelera kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan menjadi
berkurang tetapi penderita masih lemah, anoreksia dan muntah. Hepar
mengalami pembesaran dan terdapat yeri tekan. Feses akan berwarna
kelabu atau kuning muda. SGOT dan SGPT meningkat, HBsAG
ditemukan pada Hepatitis B.
3) Stadium Post ikterik (Penyembuhan)
Ikterus mereda, warna urin dan BAB menjadi normal kembali.
Pada kasus tanpa komplikasi, penyembuhan mulai 1 atau 2 minggu dari
timbulnya ikterus dan berlangsung 2-6 mgg. Bila terjadi splenomegali
dengan apat akan menghilang, tetapi hepatomegali hanya dapat kembali
normal beberapa minggu kemudian.
Pada pemeriksaan laboratorium dan terus fungsi hati abnormal dapat
meenetap 3 – 6 bulan.
 Gambaran perbedaan hepatitis virus
Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis C Hepatitis D/E
Sinonim Hepatitis infurksiosa Hepatitis serum
Hepatitis inkubasi Hepatitis
pendek inkubasi lama
Tes antigen Negatif Positif Negatif Positif
dan antibodi
(HGsAG, Hb-
Cag,HBs dan
anti HBc
Masa inkubasi 28-94 hari 17-98 hari 15-160 hari
Gol. Usia Anak-anak (srg) dan Semua umur Semua umur, Penderita yang
perkumpulan (asrama) adiksi obat, klien setelah transfusi telah kena
hemodiastoik darah hepatitis B
kronis, petugas
kesehatan.
Musim Gugur dan permulaan Sepanjang Sepanjang tahun Sepanjang
musim dingin tahun tahun
Transmisi Fekal,oral, air Transfusi Darah dan Pengguna obat
terkontaminasi, kerang- darah, fokal, cairan tubuh IV resipran
kerangan, parenteral pemakaian obat transfusi
melalui darah/fokal,
parenteral, oral
fokal oral,
kontak seksual
Gambaran Ringan dan ikterik.
klinik Menganggap flu, demam
lemah, anoreksia, atralgia,
perasaan tidak enak pada
abdomen ruam kulit, hati
membesar dan nyeri, feses
pucat, urin gelap, ikterus,
SGOS, SGPT naik,
hiperbilirubin, fungsi hati
abnormal

Mortalitas Lebih jarang Lebih sering


Insiden Sangat rendah Sedikit lebih
tinggi
Virus Darah tinja Darah, cairan
ditemukan arsites, cairan
sendi
Epidemi Sering Jarang

 Patologi
Perubahan morfologi hati pada hepatitis A, B dan C adalah identik. Pada kasus
lama, ukuran dan warna hati tampak normal dan kadang-kadang udem,
membesar dan berwarna seperti empedu.
Secara histologis terjadi kekacauan hepato seluler, cidera dan nekrosis selhati
dan peradangan perifer.
Perubahan ini reversibel bl fase akut penyakit menida. Pada beberapa kasus,
nekrosis submasif imasif dapat mengakibatkan payah hatiyang berat dan
kematian.
 Pembagian bentuk klinik
1. Hepatitis inapparent
Tidak ditemukan gejala-gejala, diketahui dengan pemeriksaan faal hati dan
biopsi.
2. Hepatitis
Keluhan sangat ringan dan samar-samar umumnya hanya anoreksia dan
gangguan pencernaan.
Pada pemeriksaan labor ditemukan : hiperbilirubenia ringan dan urin
warna the tua dan jika dikocok terlihat basa kuning kehijauan.
3. Hepatitis Akut yang ikterik
Sering ditemukan dan biasa jinak. Akan sembuh 8 minggu.
4. Hepatitis fulminan
Prognesia jelek.kematian biasa terjadi dalam 7-10 hari sejak mli sakit.
Pada pemeriksaan hati mengecil, purpura, peselaruhan Gl.
5. Hepatitis yang persisten
Telah terjadi penurunan bilirubin dan transaminase perlahan-lahan
penderita masih mengeluh lemah dan cepat lelah meskipun nafsu makan
telah membaik. Pekerjaan fisik akan memperburuk hasil pemeriksaan faal
hati. Golongan ini akan sembuh 1 sampai 2 tahun.
6. Hepatitis Sub Akut / Submassive Hepatic Necrosis
Perjalanan penyakit progresif. Pada mulanya seperti hepatitis kronis, ikteur
turun naik, keadaan lemah, demam menetap, terdapat spleno mengali
dengan assites dan edema tungkai. Prognosis jelek.
7. Hepatitis Kolangitik.
Ikterusnya hebat disertai proritas biasa berlangsung 4 minggu. Terdapat
tanda obstruksi dengan peningkatan fosfatase linde dan kolesterol dalam
serum. Biasa sembuh dalam waktu 12 minggu.
8. Sindroma Post Hepatitis
Pada beberapa klien, keluhan subjektif meratap seperti anoreksia, lemah,
perasaan tidak enak diperut/gangguan pencernaan dan BB yang tidak naik.

 Pengobatan
Sampai sekarang belum ditemukan pengobatan yang spesifik.
 Istirahat ditempat tidur selama fase akut.
 Diet yang dapat diterima
 Makanan melalui pariental pada fase akut bila penderita muntah
terus-menerus.
 Obat-obat yang melindungi hati
 Vitamin K pada kasus dengan kecenderungan perdarahan.
 Pencegahan
- Hepatitis A
Dengan cara pemberian gama globulin (IM)
- Hepatitis B
 Melakukan pemeriksaan HbsAg sebelum transfusi darah.
 Sterilisasi alat yang akan dipakai untuk melakukan tindakan
 Imunisasi
 Tindakan lingkungan (gizi cukup, hygiun umum)
2. Hepatitis Kronik
Jika penyakit hepatitis menetap tidak sembuh secara klinik/
Laboratorik atau gambaran patologik anatomi dalam waktu 4 bulan.
Dikatakan hepatitis kronik jika kelainan menetap lebih dari 6 bulan.
Ada 2 bentuk hepatitik kronik.
- Hepatitis kronik persisten
- Hepatitis kronik aktif
Hepatitis kronik persisten biasa akan sembuh sempurna, sedangkan hepatitis
kronik aktif umumnya berakhir menjadi serosia hepatis.

3. Hepatitis Fulminan
Hepatitis yang perjalanan penyakitnya berjalan dengan cepat, ikterus menjadi
hebat, kuning seluruh tubuh, timbul gejala neurologi/ensefalopati dan masuk ke
dalam keadaan koma dan kegagalan hati dan ditemukan tanda-tanda
perdarahan.
Biasanya penderita meninggal 1 minggu sampai 10 hari.
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata klien
b. Riwayat kesehatan
1) Data demografi
Apakah klien tinggal/bekerja di lingkungan yang terpapar dengan
infeksi virus dan bahan-bahan kimia.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Klien biasa datang dengan keluhan : demam, sakit kepala, nyeri pada
kuadran kanan atas, mual, muntah, ikterik, lemah, letih, lesu dan
anoreksia.
3) Riwayat kesehatan dahulu
- Penyakit apa yang pernah diderita klien
- Kebiasaan minum alkohol
- Pernah menjalani operasi batu empedu
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah ada keluarga klien yang menderita penyait hepatitis dan
penyakit infeksi lain.
c. Aktifitas/istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise umum
d. Sirkulasi
Tanda : - Bradikardi (hiperbilirubinemia berat)
- Ikterik pada skelera, kulit, membran mukosa
e. Eliminasi
Gejala : - Urine gelap
- Diare/konstipasi : fesese warna tanah liat
- Adanya /berutang hemodialisa
f. Makanan/cairan
Gejala : - Hilangnya nafsu makan (anoreksia)
- Penurunan BB/meningkat (edema)
- Mual, muntah
Tanda : Asitesi
g. Neurosensori
Tanda : - Peka rangsang
- cenderung tidur
- letargi
- asteriksis
h. Nyeri/kenyamanan
Gejala : - Kram abdomen, nyeri tekan kuadran kanan atas
- Mialgia, artralgia, sakit kepala
- Gatal (proritasi)
Tanda : - otot tegang dan gelisah
i. Pernafasan
Gejala : Tidak minat/enggan merokok (perokok)
j. Keamanan
Gejala : Adanya transfusi darah
Tanda : - Demam
- Urtikaria, lesi makulopapular, eritema tidak
beraturan
- Eksaserbasi jerawat
- Angioma jaring-jaring, eritema palmar,
ginekomastia
- Splenomegali

2. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes fungsi hati (Abnormal 4-10 x dari normal)
2. AST (SGOT), ALT (SGPT)
Awalnya meningkat, dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik
kemudian menurun.
3. Darah lengkap
SDM menurun karena penurunan terhadap SDM (ggn enzim hati) atau
mengakibatkan perdarahan.
4. Leukopenia : Trombositopenia makan ada (Splenomegali)
5. Difeninsial darah lengkap :
leukositosis, monositosis, limfosit atipikal dan
sel plasma
6. Alkali fosfatase : meningkat (kecuali
ada kolestasis berat)
7. Feses : warna tanah liat, penurunan
fungsi hati
8. Albumin serum : menurun
9. Gula darah :
Hiperglikemia/hipoglikemia
10. Anti HAV IG. M : Positif pada
tipe A
11. HBs A : Positif pada tipe B/negatif
pada tipe A
12. Masa protrombin : memanjang
13. Bilirubin serum : diatas 2,5
mg/100 ml
14. Bropsi hati : menunjukkan
diagnosis dan luasnya nekrosis.
15. Skan hati : membantu
dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim
hati.
16. Urinalisa : peningkatan
bilirubin, protein/hematuria

3. Diagnosa Yang Mungkin Muncul


1. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum; penurunan
kekuatan, keterbatasan aktifitas.
2. Perubahan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual/muntah, gangguan absorbsi dan metabolisme perencanaan
makanan.
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
berlebihan melalui muntah dan diosis, asistesi, gangguan proses pembekuan.
4. Harga diri rendah berhubungan dengan gejala marah, isolasi, sakit lama.
5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak
adekuat (leukopeni, penekanan respons inflamasi) dan depresi imun,
malnutrisi.
6. Resiko tinggi kerusakanintegritas kulit berhubungan dengan pruritas,
ikterik, udema.
7. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kondisi,
prognosis dan penatalaksanaan penyakitnya.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Doengoes, Marylin, E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, EGC,


Jakarta.

Mansoer Arif, dkk, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III, Media
Auskulapies FKUI, Jakarta.

Soeparman, 1993. Ilmu Penyakit Dalam, FKUI, Jakarta.

Price Sylvia A. Patofisiologis, EGC, Jakarta, 1995


ASUHAN KEPERAWATAN GASTROENTELOGI
(HEPATITIS)

Oleh :
USPIA NASPITA. ND
07122027

STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG


PRODI B SI KEPERWATAN
2008Nursing Care Plan
No.
Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria hasil Intervensi Rasional
DX
I Resiko tinggi kekurangan Tujuan : 1. Monitor intake dan output dan - Memberikan informasi tentang kebutuhan
volume cairan b.d kehilangan Volume cairan dapat terpenuhi bandingkan dengan BB harian. pengganti.
yang berlebihan melalui muntah 2. Kaji tanda-tanda vital, nadi perifer, - Memberikan informasi untuk derajat
dan diare, asites, gangguan Kriteria hasil : pengisian kapiler, turgor kluit dan kekurangan cairan dan membantu
proses pembekuan. - Tanda vital stabil membran mukosa. menentukan kebutuhan nutrisi.
DO : - Mukosa lembab 3. Periksa apakah ada arsitex/udem. - Mengetahui kemungkinan perdarahan ke
- Mukosa kering - Turgor kulit baik Ukur lingkar perut dalam jaringan.
- Kulit kering - Pengeluaran urin sesuai 4. Biarkan klien menggunakan spon dan - Menghindari trauma dan perdarahan gusi.
- BAK pekat - Klien kooperatif pembersih mulut untuk sikap gigi.
- Penurunan pengeluaran urin 5. Anjurkan klien untuk banyak minum - Untuk membantu/ menghindari
- Perubahan TD 8 gelas sehari. kekurangan cairan.
- Ketidakmampuan 6. Observasi tanda perdarahan seperti - Kadar protrombin menurun dan waktu
berkonsentrasi hematuna, melena, ekimosis, koagulasi memanjang.
- Turgor jelek perdarahan terus menerus dari
gusi/bekas injeksi.
Kolaborasi
7. Monitor nilai laboratorium - Menunjukkan hidrasi
+
seperti : Hb, Ht, Na albumin dan danmengidentifikasi retensi natrium/kadar
waktu pembekuan protein yang dapat menimbulkan udem.
No.
Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria hasil Intervensi Rasional
DX
8. Berikan cairan IV (glukosa), elektrolit - Memberikan cairan dan pengganti
elektrolit
9. Berikan obat-obatan sesuai indikasi
- Vitamin K - Mencegah masalah koagulasi
- Menetralisir sekrsi lambung
- Antosid
- Mengurangi kehilangan cairan/elektrolit
- Anti diare
- Diperlukan untuk mengganti faktor
- Plasma beku segar pembekuan.

II Resiko tinggi terhadap infeksi Tujuan : 1. Isolasi untuk klien infeksi enterik - Mencegah transmisi penyakit virus ke
b.d penekanan respons - Infeksi tidak terjadi sesuai dengan kebijakan rumah sakit. orang lain.
inflamasi, depresi umum. 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah - Melalui cuci tangan dapat mencegah dan
DO : Kriteria hasil : tindakan. melindungi dari infeksi virus.
Klien melakukan perubahan - Klien mengetahui tentang 3. Awasi/batsi pengunjung sesuai - Klien dapat terpapar terhadap proses
perubahan perilaku/pola hidup penyebab/faktor resiko indikasi. infeksi.
untuk menghindari infeksi infeksi 4. Jelaskan prosedur isolasi pada klien/ - Untuk perlindungan diri dan orang lain.
ulang/infeksi ke orang lain. - Klien menunjukkan orang terdekat Isolasi dapat berakhir 2-3 minggu dari
perubahan PL menghindari timbulnya penyakit, tergantung lamanya
infeksi. gejala dan tipe.
No.
Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria hasil Intervensi Rasional
DX
5. Kolaborasi pemberian obat sesuai - Berguna untuk pengobatan hepatitis
indikasi kronis
- Anti virus - Efektif untuk penyakit hati
- Untuk mencegah infeksi sekunder.
- Interferon
- Antibiotik
No.
Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria hasil Intervensi Rasional
DX
III. Intoleransi aktivitas b.d Tujuan : 1. Ubah posisi dengan sering. Berikan - Meningkatkan fungsi pernafasan dan
kelemahan umum. Diet dapat beraktivitas sesuai perawatan kulit yang baik. meminimalkan tekanan pada ara tertentu
tolensi. untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan.
- Memungkinkan periode tambahan
Kriteria Hasil : 2. Lakukan tugas dengan cepat dan istirahat tanpa gangguan.
- Menunjukkan sesuai toleransi. - Tirahbaring lama dapat menurunkan
teknik/perilaku yang kemampuan. Ini dapat terjadi karena
3. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi,
memampukan kembali keterbatasan aktivitas yang mengganggu
bantu melakukan latihan rentang
melakukan aktivitas periode istirahat.
gerak sendi/ pasif/aktif.
- Melaporkan kemampuan - Meningkatkan relaksasi dan
4. Dorong penggunaan teknik manajemen
melakukan peningkatan penghembatan energi, memusatkan
stres, contoh relaksasi progresif,
toleransi aktivitas kembali perhatian, dan dapat
visualisasi, bimbingani majninasi.
meningkatkan koping.
Berikan aktivitas hiburan yang tepat
contoh menonton TV, radio, membaca.
5. Awasi terulangnya anoreksia dan - Menunjukkan kurangnya resolusi/
eksaserbasi penyakit, memerlukan
nyeri tekan pembesaran hati.
istirahat lanjut, mengganti program terapi.
6. Awasi kadar enzim hati. - Membantu menentukan kadar aktivitas
tepat, sebagai peningkatan prematur pada
potensial resiko berulang.
No.
Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria hasil Intervensi Rasional
DX
IV. Kop. Perubahan nutrisi kurang Tujuan : 1. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. - Makan banyak sulit untuk mengatur bila
dari kebutuhan tubuh. B.d Nutrisi klien terpenuhi secara Berikan makan sedikit dalam pasien anoreksia. Anoreksi juga paling
anorexia, mual, muntah. adekuat. frekuensi sering dan tawarkan makan bauruk selama siang hari, membuat
pagi paling besar. masukan makanan yang sulit pada sore hari.
Kriteria Hasil : 2. Berikan perawatan mulut sebelum - Menghilangkan rasa tak enak dapat
- Menunjukkan perilaku makan. meningkatkan nafsu makan.
perubahan pola hidup untuk - Menurunkan rasa penuh pada abdomen
3. Anjurkan makan pada posisi duduk
meningkatkan/ dan dapat meningkatkan pemasukan.
tegak.
mempertahankan berat - Bahan ini merupakan ekstra kalori dan
4. Dorong pemasukan sari jeruk,
badan yang sesuai. dapat lebih mudah dicerna/toleran bila
minuman karbonat dan permen berat
- Menunjukkan peningkatan makanan lain tidak.
sepanjang hari.
berat badan mencapai tujuan
5. Berikan obat sesuai indikasi
dengan nilai laboratorium - Memperbaiki kekurangan dan membantu
normal danbebas tanda - Vitamin : contoh B komplek, C, proses penyembuhan.
malnutrisi. tambahan diet lain sesuai indikasi
dengan azatioprin (Imuran)
6. Berikan tambahan makanan/nutrisi - Mungkin perlu untuk memenuhi
dukungan total bila dibutuhkan. kebutuhan kalori bila tanda kekurangan
terjadi/gejala memanjang.
No.
Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria hasil Intervensi Rasional
DX
V. Resiko kerusakan integritas Tujuan : 1. Gunakan air mandi dingin dan soda - Mencegah kulit kering berlebihan.
kulit/jaringan b.d akumulasi Tidak terjadi kerusakan kue atau mandi kanji. Hindari sabun Memberikan penghilangan gatal.
geraman padu dalam jaringan. integritas kulit. alkali. Berikan minyak kalamin
sesuai indikasi.
Kriteria Hasil : 2. Anjurkan menggunakan buku-buku - Menurunkan potensial cedera kulit.
- Menunjukkan jaringan/kulit jari untuk menggaruk bila tidak
utuh bebas ekskoriasi. terkontrol.
- Melaporkan tak ada/ - Bermanfaat dalam meningkatkan tidur
3. Berikan masase pada waktu tidur.
penurunan pruritus/lecet. dengan menurunkan iritasi kulit.
4. Hindari komentar tentang penampilan - Meminimalkan stres psikologis
pasien. sehubungan dengan perubahan kulit.
VI. Kurang pengetahuan ortu Tujuan : 1. Kaji tingkat pemahaman proses - Mengidentifikasi area kekurangan
tentang kondisi, prognosis dan Pengetahuan orang tua penyakit, harapan/prognosis, pengetahuan/salah informasi dan
kebutuhan pengobatan. bertambah. kemungkinan pilihan pengobatan. memberikan kesempatan untuk informasi
tambahan sesuai keperluan.
Kriteria Hasil : 2. Berikan informasi khusus tentang - Kebutuhan/rekomendasi akan bervariasi
- Menyatakan pemahaman pencegahan/penularan penyakit. karena tipe hepatitis (agen penyebab) dan
proses penyakit dan Contoh kontak yang memerlukan situasi individu.
pengobatan. gama globulin; masalah pribadi tak
- Mengidentifikasi hubungan perlu dibagi; tekanan cuci tangan dan
tanda/gejala penyakit dan sanitasi pakaian, cuci piring dan
hubungan gejala dengan
faktor penyebab. fasilitas kamar mandi bila enzim hati
masih tinggi.
- Melakukan perubahan 3. Rencanakan memulai aktivitas klien - Ini tak perlu untuk menunggu sampai
perilaku dan berpartisipasi sesuai toleransi dengan periode bilirubin serum kembali normal untuk
pada pengobatan. istirahat adekuat. memulai aktivitas (memerlukan waktu 2
bulan), tetapi aktivitas keras perlu dibatasi
sampai hati kembali ke ukuran normal.bila
pasien mulai merasa lebih baik, ia perlu
memahami tentang pentingnya. Istirahat
adekuat lanjutan dalam mencegah
kekambuhan.
4. Dorong kesinambungan diet - Meningkatkan kesehatan umum dan
seimbang klien. meningkatkan proses penyembuhan/
regenerasi jaringan
5. Identifikasi cara untuk - Penurunan tingkat aktivitas, perubahan
mempertahankan fungsi usus pada pemasukan makanan/cairan dan
masanya. Contoh masukan cairan motilitas usus dapat mengakibatkan
adekuat/diet, serat, aktivitas/latihan konstipasi.
sedang sesuai toleransi.

Anda mungkin juga menyukai