Anda di halaman 1dari 10

A.

DEFINISI
ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) adalah rusaknya bagian otot jantung secara
permanen akibat insufisiensi aliran darah koroner oleh proses degeneratif maupun di
pengaruhi oleh banyak faktor dengan ditandai keluhan nyeri dada, peningkatan enzim
jantung dan ST elevasi pada pemeriksaan EKG. STEMI adalah cermin dari pembuluh
darah koroner tertentu yang tersumbat total sehingga aliran darahnya benar-benar
terhenti, otot jantung yang dipendarahi tidak dapat nutrisi-oksigen dan mati.
STEMI adalah rusaknya bagian otot jantung secara permanen akibat trombus
arteri koroner. Terjadinya trombus disebabkan oleh ruptor plak yang kemudian di ikuti
oleh pembentukan trombus oleh trombosit. STEMI umumnya terjadi jika aliran darah
koroner menurun secara mendadak. Infark mokard akut dengan elevasi ST (ST elevation
myiocardinal infrarction = STEMI) merupakan bagian dari spektrum koroner akut (SKA)
yang terdiri dari angina pektoris tak stabil, IMA tanpa elevasi ST dan IMA dengan elevasi
ST (ilmu penyakit dalam, 2006).
STEMI adalah salah satu dari jenis ACS sehingga patofisiologinya dimulai ketika
terjadi plak aterosklerosis dalam pembuluh koroner yang merangsang terjadinya agregasi
platelet dan pembentukan thrombus. Kemudian thrombus tersebut akan menyumbat pada
pembuluh darah dan menghalangi/mengurangi perfusi miokardial. (Kristin j.o,2009)

B. PATHWAY
(Terlampir)

C. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang dapat muncul dalam kasus STEMI diantaranya:
1. Nyeri berhubungan dengan iskemia dan infark jaringan miokard
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan irama jantung strokevolume, pre
load dan afterload, kontraktiltas jantung.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen ditandai dengan kelemahan dalam aktivitas .
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi
ventilasi. (Herdman, 2012)
D. INTERVENSI
1. Nyeri berhubungan dengan iskemia dan infark jaringan miokard

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :
dengan:
v Pain Level, § Lakukan pengkajian nyeri secara
Agen injuri (biologi, kimia, komprehensif termasuk lokasi,
v pain control,
fisik, psikologis), kerusakan karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
jaringan miokard v comfort level dan faktor presipitasi

Setelah dilakukan tinfakan § Observasi reaksi nonverbal dari


keperawatan selama …. ketidaknyamanan
DS:
Pasien tidak mengalami
§ Bantu pasien dan keluarga untuk
- Laporan secara verbal nyeri, dengan kriteria hasil:
mencari dan menemukan dukungan
DO: · Mampu mengontrol nyeri
§ Kontrol lingkungan yang dapat
(tahu penyebab nyeri,
- Posisi untuk menahan nyeri mempengaruhi nyeri seperti suhu
mampu menggunakan
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- Tingkah laku berhati-hati tehnik nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri, § Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Gangguan tidur (mata sayu,
mencari bantuan)
tampak capek, sulit atau § Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
gerakan kacau, menyeringai) · Melaporkan bahwa nyeri menentukan intervensi
berkurang dengan
- Terfokus pada diri sendiri § Ajarkan tentang teknik non
menggunakan manajemen
farmakologi: napas dala, relaksasi,
- Fokus menyempit (penurunan nyeri
distraksi, kompres hangat/ dingin
persepsi waktu, kerusakan
· Mampu mengenali nyeri
proses berpikir, penurunan § Berikan analgetik untuk mengurangi
(skala, intensitas, frekuensi
interaksi dengan orang dan nyeri: ……...
dan tanda nyeri)
lingkungan)
§ Tingkatkan istirahat
· Menyatakan rasa nyaman
- Tingkah laku distraksi,
setelah nyeri berkurang § Berikan informasi tentang nyeri
contoh : jalan-jalan, menemui
seperti penyebab nyeri, berapa lama
orang lain dan/atau aktivitas, · Tanda vital dalam rentang
nyeri akan berkurang dan antisipasi
aktivitas berulang-ulang) normal
ketidaknyamanan dari prosedur
- Respon autonom (seperti · Tidak mengalami
§ Monitor vital sign sebelum dan
diaphoresis, perubahan tekanan gangguan tidur
sesudah pemberian analgesik pertama
darah, perubahan nafas, nadi
kali
dan dilatasi pupil)
- Perubahan autonomic dalam
tonus otot (mungkin dalam
rentang dari lemah ke kaku)

- Tingkah laku ekspresif (contoh


: gelisah, merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)

- Perubahan dalam nafsu makan


dan minum

2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan irama jantung strokevolume, pre load dan
afterload, kontraktiltas jantung.
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
Penurunan curah jantung NOC : NIC :
b/d gangguan irama jantung, · Cardiac Pump v Evaluasi adanya nyeri dada
stroke volume, pre load dan effectiveness v Catat adanya disritmia jantung
afterload, kontraktilitas · Circulation Status v Catat adanya tanda dan gejala
jantung. · Vital Sign Status penurunan cardiac putput

· Tissue perfusion: v Monitor status pernafasan yang


DO/DS: perifer menandakan gagal jantung
- Aritmia, takikardia, Setelah dilakukan v Monitor balance cairan
bradikardia asuhan selama……… v Monitor respon pasien terhadap efek
- Palpitasi, oedem penurunan kardiak pengobatan antiaritmia
- Kelelahan output klien teratasi v Atur periode latihan dan istirahat
- Peningkatan/penurunan JVP dengan kriteria hasil: untuk menghindari kelelahan
- Distensi vena jugularis v Tanda Vital dalam v Monitor toleransi aktivitas pasien
- Kulit dingin dan lembab rentang normal v Monitor adanya dyspneu, fatigue,
- Penurunan denyut nadi (Tekanan darah, Nadi, tekipneu dan ortopneu
perifer respirasi) v Anjurkan untuk menurunkan stress
- Oliguria, kaplari refill v Dapat mentoleransi § Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
lambat aktivitas, tidak ada § Monitor VS saat pasien berbaring,
- Nafas pendek/ sesak nafas kelelahan duduk, atau berdiri
- Perubahan warna kulit v Tidak ada edema § Auskultasi TD pada kedua lengan dan
- Batuk, bunyi jantung S3/S4 paru, perifer, dan tidak bandingkan
- Kecemasan ada asites § Monitor TD, nadi, RR, sebelum,

v Tidak ada penurunan selama, dan setelah aktivitas

kesadaran § Monitor jumlah, bunyi dan irama

v AGD dalam batas jantung

normal § Monitor frekuensi dan irama

v Tidak ada distensi pernapasan

vena leher § Monitor pola pernapasan abnormal

v Warna kulit normal § Monitor suhu, warna, dan


kelembaban kulit
§ Monitor sianosis perifer
§ Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
§ Identifikasi penyebab dari perubahan
vital sign
§ Jelaskan pada pasien tujuan dari
pemberian oksigen
§ Sediakan informasi untuk mengurangi
stress
§ Kelola pemberian obat anti aritmia,
inotropik, nitrogliserin dan vasodilator
untuk mempertahankan kontraktilitas
jantung
§ Kelola pemberian antikoagulan untuk
mencegah trombus perifer
§ Minimalkan stress lingkungan

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan


oksigen ditandai dengan kelemahan dalam aktivitas .
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Intoleransi aktivitas NOC : NIC :
Berhubungan dengan : v Self Care : ADLs v Observasi adanya pembatasan
ketidakseimbangan antara v Toleransi aktivitas klien dalam melakukan aktivitas
suplai dan kebutuhan v Konservasi eneergi v Kaji adanya faktor yang
oksigen. Setelah dilakukan tindakan menyebabkan kelelahan
DS: keperawatan selama …. v Monitor nutrisi dan sumber energi
· Melaporkan secara verbal Pasien bertoleransi yang adekuat
adanya kelelahan atau terhadap aktivitas dengan v Monitor pasien akan adanya
kelemahan. Kriteria Hasil : kelelahan fisik dan emosi secara
· Adanya dyspneu atau v Berpartisipasi dalam berlebihan
ketidaknyamanan saat aktivitas fisik tanpa v Monitor respon kardivaskuler
beraktivitas. disertai peningkatan terhadap aktivitas (takikardi,
DO : tekanan darah, nadi dan disritmia, sesak nafas, diaporesis,
RR pucat, perubahan hemodinamik)
· Respon abnormal dari v Mampu melakukan v Monitor pola tidur dan lamanya
tekanan darah atau nadi aktivitas sehari hari tidur/istirahat pasien
terhadap aktifitas (ADLs) secara mandiri v Kolaborasikan dengan Tenaga

· Perubahan ECG : aritmia, v Keseimbangan aktivitas Rehabilitasi Medik dalam

iskemia dan istirahat merencanakan progran terapi yang


tepat.
v Bantu klien untuk mengidentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan
v Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan
sosial
v Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang diperlukan
untuk aktivitas yang diinginkan
v Bantu untuk mendpatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi roda,
krek
v Bantu untuk mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
v Bantu klien untuk membuat jadwal
latihan diwaktu luang
v Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
v Sediakan penguatan positif bagi
yang aktif beraktivitas
v Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
v Monitor respon fisik, emosi, sosial
dan spiritual

4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi


ventilasi.

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
Gangguan Pertukaran gas NOC: NIC :
Berhubungan dengan : v Respiratory Status : · Posisikan pasien untuk
è ketidakseimbangan Gas exchange memaksimalkan ventilasi
perfusi ventilasi v Keseimbangan asam · Pasang mayo bila perlu
è perubahan membran Basa, Elektrolit · Lakukan fisioterapi dada jika perlu
kapiler-alveolar v Respiratory Status : · Keluarkan sekret dengan batuk atau
DS: ventilation suction
è sakit kepala ketika v Vital Sign Status · Auskultasi suara nafas, catat adanya
bangun Setelah dilakukan suara tambahan
è Dyspnoe tindakan keperawatan
· Berikan bronkodilator ;
è Gangguan penglihatan selama …. Gangguan
-………………….
DO: pertukaran pasien
-………………….
è Penurunan CO2 teratasi dengan kriteria
· Barikan pelembab udara
è Takikardi hasi:
· Atur intake untuk cairan
è Hiperkapnia v Mendemonstrasikan
mengoptimalkan keseimbangan.
è Keletihan peningkatan ventilasi
· Monitor respirasi dan status O2
è Iritabilitas dan oksigenasi yang
· Catat pergerakan dada,amati
è Hypoxia adekuat
kesimetrisan, penggunaan otot tambahan,
è kebingungan v Memelihara
retraksi otot supraclavicular dan
è sianosis kebersihan paru paru dan
intercostal
è warna kulit abnormal bebas dari tanda tanda
· Monitor suara nafas, seperti dengkur
(pucat, kehitaman) distress pernafasan
· Monitor pola nafas : bradipena,
è Hipoksemia v Mendemonstrasikan
takipenia, kussmaul, hiperventilasi,
è hiperkarbia batuk efektif dan suara
cheyne stokes, biot
è AGD abnormal nafas yang bersih, tidak
· Auskultasi suara nafas, catat area
è pH arteri abnormal ada sianosis dan dyspneu
penurunan / tidak adanya ventilasi dan
èfrekuensi dan kedalaman (mampu mengeluarkan
suara tambahan
sputum, mampu bernafas
nafas abnormal
dengan mudah, tidak ada · Monitor TTV, AGD, elektrolit dan

pursed lips) ststus mental

v Tanda tanda vital · Observasi sianosis khususnya


dalam rentang normal membran mukosa
v AGD dalam batas · Jelaskan pada pasien dan keluarga
normal tentang persiapan tindakan dan tujuan
v Status neurologis penggunaan alat tambahan (O2, Suction,
dalam batas normal Inhalasi)
· Auskultasi bunyi jantung, jumlah,
irama dan denyut jantung

BUKU SUMBER

Doengoes, M.E. (2006). Rencana Asuhan Keperawatan:Pedoman untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta :EGC.
Kasuari, Asuhan Keperawatan Sistem Pencernaan dan Kardiovaskuler Dengan Pendekatan
Patofisiology, Magelang, Poltekes Semarang PSIK Magelang, 2002

Irmalita, 1996. Infark Miokard. Dalam: Rilantono, L.I., Baraas, F., Karo Karo, S., Roebiono, P.S.,
ed., Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: FK UI, 173-174.

Antman, E.M., Braunwald, E., 2005. ST-Segment Elevation Myocardial Infarction. In: Kasper, D.L.,
Fauci, A.S., Longo, D.L., Braunwald, E., Hauser, S.L., Jameson, J. L., eds. Harrison’s
Principles of Internal Medicine. 16 th ed. USA: McGraw-Hill 1449-1450
Alwi Idrus, 2006. Infark Miokard Akut Dengan Elevasi ST. Dalam: Sudoyo AW, Setiohadi
Bambang, Alwi Idrus, Simadibrata MK, Setiati Siti, 2006. Ilmu penyakit dalam: Edisi ke
4. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta,
1615-1625.

Kabo, P. 2008. Penyakit jantung koroner. Jakarta :Gramedia

Smeltzer. C.S & Bare.B (2006). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Jakarta : EGC.

Herdman, T. H. (2012). NANDA internasional. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi


2012-2014. alih bahasa Made Sumarwati, Dwi Widiarti, Estu Tiar, editor bahasa
Indonesia Monica Ester. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai