Ronde keperawatan merupakan suatu sarana bagi perawat untuk
membahas masalah keperawatan dengan melibatkan pasien dan seluruh tim keperawatan, konsultan keperawatan, serta divisi terkait (medis, gizi, rehabilitasi medis, dan sebagainya). Telah diketahui bahwa tujuan dari pelaksanaan ronde itu sendiri adalah untuk memecahkan permasalahan pasien dan meningkatkan pengetahuan perawat dan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Setelah dilakukan ronde keperawatan dan pemberian informasi tentang ronde keperawatan di ruang arimbi perawat ruangan telah mengetahui langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan serta menumbuhkan cara berpikir kritis yang dapat meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil tindakan keperawatan. Sehingga, mengoptimalkan pelaksanan ronde keperawatan di ruang keperawatan. Tetapi ada beberapa Hambatan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan ronde, salah satunya ialah pelaksanaan ronde keperawatan kurang efektif karena masing-masing tenaga kesehatan memiliki waktu yang berbeda untuk mengobservasi atau mengevaluasi klien sehingga diskusi tidak dapat dilakukan secara bersamaan.
Dari penjelasan diatas didapatkan bahwa Ronde keperawatan akan
memberikan media bagi perawat untuk membahas lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Kepekaan dan cara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori ke dalam praktik keperawatan(Nursalam, 2014). Selanjutnya, ada perbedaan kinerja kerja perawat yang melaksanakan ronde keperawatan dan tidak melaksanakan ronde keperawatan. Penelitian Beniscova (2007) dalam Kasenda (2013), menyatakan bahwa ronde keperawatan sangat penting dalam mengupayakan pasien mendapat pelayanan yang berkualitas. Ronde keperawatan memungkinkan pasien untuk mendapat informasi mengenai penyakit, kelanjutan pemeriksaan, proses keperawatan, rehabilitasi dan lain-lain. Ronde keperawatan sangat penting bagi pasien dan perawat karena di dalam kegiatannya terdapat kontak yang terus menerus antara perawat dengan pasiennya. Hal ini sejalan dengan penelitian Roymond, dkk (2017) bahwa adanya pengaruh pelatihan ronde keperawatan terhadap kinerja perawat dalam pemberian asuhan keperawatan di rumah sakit Royal Prima Medan. Hanya saja yang membedakan kasus ini adalah tempat yang berbeda, respondensi yang berbeda, dan waktu yang berbeda.