Disusun oleh:
4411020028
DEPOK 2014
SEKILAS PANDANG PERKEMBANGAN LEMBAGA
KEUANGAN SYARIAH DI INDONESIA
Wahyu Oky Krisnawan
langsung ke sektor rill, dan adanya dispersi pendapatan. Konsep ini sebenarnya
sudah jauh diterapkan di Indonesia dalam bentuk koperasi. Namun, koperasi yang
dunia telah sepakat, bahwa bunga diqiaskan dengan riba sehingga hukumnya
haram.
mulai dari bank, asuransi, pegadaian, hingga pasar modal dan sebagainya, dengan
Data dari bank Indonesia menunjukan bahwa pada tahun 2013, jumlah
jaringan bank syariah di Indonesia mencapai 3119 unit kantor. Artinya, terjadi
syariah. Data tersebut menunjukkan bahwa ada respon positif pasar terhadap
lembaga keuangan syariah selama lebih dari 6 tahun belakangan ini, dimana pada
1
Kebiasaan dalam pola pengajaran islam di negera Indonesia yang selalu
statis, misalkan saja, sholat fardhu, yang sejak zaman Rasul sampai hari kiamat
bermuamalah sangat kurang. Padahal ekonomi islam merupakan bagian dari ilmu
muamalah, yaitu ilmu hubungan antara manusia, dengan manusia lainnya, dimana
terutama bank syariah. Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa bank syariah
adalah bank yang mahal, sehingga mereka lebih suka membeli produk dari bank
konvensional hanya karena lebih murah. Padahal bank syariah adalah bank bagi
hasil. Ketika seorang meminjam kepada bank syariah dengan akad mudharabah,
Hal ini dapat dianalogikan seperti 2 ayam goreng yang mana ayam yang satu
disembelih dengan basmalah, dan ayam yang lainnya disembelih begitu saja tanpa
disembelih begitu saja harganya lebih murah, namun bukan berarti ayam yang
yang harus dibayar akan sebuah oportunity cost of holding money atau sebagai
pengganti nilai time value of money selama masa peminjaman (Adam Smith).
Sehingga yang terjadi adalah tak peduli usaha yang dijalankan seorang nasabah
2
itu untung/rugi, yang terpenting nasabah tersebut wajib dan terikat hukum untuk
Sehingga, seorang yang membuka usahanya dari dana bank, mencoba sekuat
tenaga untuk mengembalikan dana tersebut, karena jika tidak, maka aset
potensi yang besar untuk berbuat kecurangan dan kelicikan dalam beniaga. Sangat
berbeda dengan akad mudharabah pada bank syariah yang menetapkan porsi
nisbah bagi hasil, sehingga pengembalian kepada bank tidak tetap, bergantung
banyak, namun acuan mereka tetap pada tingkat suku bunga. Lihat saja saat
membuka tabungan pada bank syariah, yang terlontar dari mulut pegawai bank
adalah “bagi hasilnya, setara dengan bunga sekian persen”. Bahkan dalam sebuah
seminar yang dihadiri manajer salah satu bank swasta mengiyakan jika nisbah
bagi hasil juga mengacu pada BI rate. Ini menunjukkan bahwa pelaksanaan
praktik ekonomi islam masih setengah hati. Karena dalam benaknya masih
kemajuan sektor rill yang juga islami. Tujuan dari ekonomi islam yang menuju
memperkaya diri sendiri. Bank syariah, yang mendapatkan bagi hasil atas modal
3
yang terjun langsung di sektor rill, harus memiliki kejujuran dan integritas yang
sehingga pendapatan bank syariah kecil atau bahkan merugi yang mana
pengelolaan keuangan usaha sulit dikontrol oleh bank. Terlebih penyaluran bank
syariah banyak terjun di sektor kecil & mikro (suara pembaruan : 2013), dengan
pencatatan keuangan yang masih kurang baik. Pengawasan sistem syariah dalam
Syariah), namun tidak ada yang mengawasi pelaku usaha untuk berbisnis secara
syariah. Kondisi ini berbeda dengan konsep mudharabah yang diajarkan rasul.
Inilah yang menjadi alasan masyarakat bahwa lembaga keuangan syariah sama
Dalam realita praktik keuangan syariah, banyak produk yang tidak syariah, namun
disyariahkan begitu saja. Misalnya saja akad gadai (rahn), akad pinjaman
kebajikan (Qardh) dan akad titipan (wadi’ah). Semuanya adalah akad sosial
(tabaru’) sehingga tidak boleh mengambil keuntungan dari akad tersebut, namun
4
Disisi produk, bank syariah kurang kreatif. Misalnya kartu kredit dicari
akadnya supaya bisa. Jadi tidak punya inovasi dan kreatifitas. Yang ada
Diluar itu semua, nyatanya berdasarkan data dari bank Indonesia hingga
tahun 2013, total aset dalam 5 tahun belakangan tumbuh 5,6 %, dan total
syariah dinilai cukup kuat dan berpotensi besar (Agustianto : 2013). Yang
diperlukan saat ini untuk memajukan lembaga keuangan syariah adalah dukungan.
bermasalah sepanjang tahun karena tingkat suku bunga. Tapi pemerintah lupa,
bahwa ada lembaga keuangan syariah lain yang telah dibuktikan diseluruh dunia
bahwa sistemnya kebal terhadap krisis. Lihatlah kejadian krisis pada tahun 1997-
1998, bank Muamalat Indonesia adalah satu-satunya bank umum yang tidak
menerima dana bill out BI (sharing : 2011) dan masih tetap eksis hingga kini
lain, yang mana telah banyak uang negara dipakai, namun justru mati atau di
syariah, maka bank memiliki sumber dana pihak ketiga lain, dan dapat
5
Kesiapan lembaga keuangan syariah juga perlu didukung dari aspek
juga baru dibuat pada tahun 2011. Tentunya kita tak ingin kejadian seperti
adalah kurangnya instrumen hukum keuangan syariah di Indonesia pada masa itu.
perhatian. Karena pada masa depan nanti akan terjadi persaingan global yang
tidak bisa ditolak untuk masuk ke Indonesia. Untuk itulah, Harus ada Lembaga
dan Sumber Dana untuk mengatasi/ mengalihkan kerugian yang diderita oleh
Lembaga Zakat lebih fokus pada Fakir dan Miskin untuk kaum yang tidak
berdaya secara terus menerus. Padahal bila diberikan pada Gharimin yaitu
Pengusaha Insya Allah dengan cepat mereka bangkit dan bahkan dapat kembali
Untuk itu perlu kebijakan penyatuan Institusi Fiskal dan Moneter Islam
mengatasi spekulasi yang dilakukan spekulator dunia seperti George Soros bukan
terpisah seperti saat ini. Resiko Bank Islam tidak dapat diserahkan secara penuh
pada cadangan PPAP bila ingin Implementasi Akad Bagi Hasil. Perlu Auditor
Syariah yang bisa mengawasi operasional Debitur secara seksama, sehingga perlu
6
didirikan Prodi Akuntansi Syariah yang handal. Dewan Pengawas Syariah
kapitalisme harus segara dibangkitkan, bukankah kita semua rindu pada zaman
kekhalifahan dimana tak satupun rakyat pada saat itu yang mau menerima zakat
Saya yakin, ekonomi islam kedepan akan semakin dominan dan menjadi
jalan keluar bagi para ekonom yang sudah muak dengan krisis yang selalu
terulang bak sebuah siklus. Ekonomi islam merupakan ajaran yang langsung
didapatkan dari Allah SWT. Jika terjadi kekeliruan, maka yakinlah kesalahan
tersebut ada pada manusia sebagai eksekutor dalam menjalankan, maupun dalam
menafsirkan. Sistem syariah ini adalah milik umat islam, maka jika bukan kita
7
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
www.BI.go.id
www.suarapembaruan.com