Abstract
A ccounting reports on intangible assets have long been a problem , especially, those related
to hum an capitals. They have becom e a problem w hether they appear in balance sheet or
not. These hum an capitals have to fu lfill asset definitions a n d recognition criteria. This
p a p er highlights hum an capital reported in the U nited K ingdom fo o tb a ll c lu b ’s balance
sheet. A s we know the U nited K ingdom fo o tb a ll industries have developed a n d yielded
hundred billions p o u n d s every year. They have also m ade fo o tb a ll pla yers becom e most
im portant and m ost expensive in fo o tb a ll clubs, with clubs p aying regular large transfer
fe e s in the transfer m arket to acquire players. F RS 10 A ccounting fo r intangible assets and
goodw ill, recom m ends ca pitalization as the m ost appropriate treatm ent f o r intangible
assets. There are tw o m ain issues that w ill be analyzed in this paper. First, do fo o tb a ll
p la y e rs fu lfill the a cco u n tin g criteria to be cla ssified as a ssets o f the fo o tb a ll clubs?
Second, i f so how should they account fo r ?
K ata kunci: aktiva tak berw ujud, pem ain bola, klub bola, biaya transfer
PENDAHULUAN
Di era sekarang ini telah terjadi perubahan pola industri. Dua abad sebelum nya
A dam Sm ith m em perkenalkan peranan p o tential m anufacturing dalam m asyarakat ekonomi
yang m enekankan pada proses produksi masa. Investasi besar-besaran terjadi pada aktiva
tetap seperti tanah dan bangunan pabrik untuk m endukung proses produksi. Sekarang industri
bergerak ke arah ‘‘K now ledge-based In d u s try ". M araknya perkem bangan industri komputer,
industri high technology, industri softw are, dan penelitian obat menjadi buktinya. Di bidang
jasa, berkem bang pula industri keuangan dan a ssurance, perusahaan media dan multi media
dan institusi pendidikan. Ind ustri baru tersebut secara langsung menciptakan, mentransformasi,
m en g k ap italisasi, dan m en d istrib u sik an pengetahuan dan ketram p ilan sebagai sarana
m em peroleh penghasilan. Perkem bangan ini sem akin m engukuhkan perubahan pola industri
dengan sum ber daya fisik (pabrik, m esin, tanah) menjadi industri berbasis pengetahuan.
P erubahan pola industri ini belum secara m em adai dilaporkan dalam laporan
keuangan perusahaan. Jika metode penyusutan dan kapitaliasasi diperkenalkan untuk mencatat
investasi pada aset fisik, m aka tidak dem ikian halnya dengan investasi non fisik. Pengeluaran
38
untuk investasi non fisik ini dicatat sebagai biaya dan bukan dilaporkan sebagai aset atau
sum ber daya perusahaan perusahaan yang nantinya akan m endatangkan keuntungan
ekonomis di masa depan. Hal ini dikarenakan investasi non fisik tersebut belum sem uanya
dapat mem enuhi definisi sebagai aset dan masih dipertentangkan antara relevansi dan
keandalannyanya.
Namun tidak bisa dipungkiri untuk beberapa industri, aset non fisik seperti Sumber
Daya M anusia memegang peranan yang signifikan bagi perusahaan. M isalnya dalam industri
olah raga khususnya industri sepak bola. Jika berbicara mengenai industri sepak bola, maka
hanya beberapa negara saja yang memiliki industri ini seperti Inggris, Italia, dan Spanyol. Di
negara lain belum dapat disebut sebagai industri. Dalam industri ini para pemain sepak bola
merupakan aset bagi klubnya. Karena semakin berkualitas pemain yang dim iliki oleh klub
sepak bola, m aka sem akin tinggi nilai dari klubnya. Tidak m engherankan jik a untuk
mendapatkan pemain sepak bola yang hebat dibutuhkan dana jutaan dollar. Selam a ini, di
dalam neraca klub-klub sepak bola di Inggris, nilai untuk memperoleh pemain bola tersebut
diperlakukan sebagai beban dalam income statement. Hal ini menjadikan nilai aset dari klub
sepak bola dalam neraca tidak sesuai dengan nilai yang sebenarnya. Selain itu industri
sepak bola memiliki karakteristik yang unik sehingga memungkinkan mengakui pemain sebagai
asetnya.
M akalah ini dimaksudkan untuk mengkaji lebih jauh mengenai perlakuan akuntansi
untuk human capital dalam industri sepak bola yaitu pemain sepak bola. Karena industri
sepak bola baru berkem bang hanya di negara-negara Eropa, maka makalah ini secara khusus
banyak mengambil contoh industri sepak bola di Inggris. Untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai hal ini, maka pem bahasan makalah ini dim ulai dengan penjelasan mengenai
karakteristik dan perkem bangan industri sepak bola di Eropa. Selanjutnya akan diuraikan
mengenai perlakuan akuntansi bagi pemain sepak bola jika masuk dalam kriteria aset. Karena
pembahasan merujuk pada industri sepak bola Inggris, maka turut dibahas mengenai FRS 10
sebagai dasar aturan perlakuan akuntansi bagi pemain sepak bola. Selanjutnya penulis akan
sedikit mengupas tentang pelaporan akuntansi bagi klub sepak bola dengan mengambil contoh
laporan keuangan M anchester United, salah satu klub sepak bola terbesar di Inggris. Di
dalamnya akan dilihat bagaimana pelaporan jika pemain sepak bola diakui sebagai aset. Untuk
perbandingan maka kita ju g a akan melihat laporan keuangan klub sepak bola yang tidak
mengakui pem ainnya sebagai aset. Terakhir, penulis juga akan membahas tentang klub-klub
sepak bola di tanah air, bagaim ana mereka melaporkan pemain-pem ain sepak bolanya.
39
utam anya. Sekarang ini atlet-atlet sepak bola tidak hanya sekedar olahragawan namun
kepopulerannya bahkan melebihi seorang presiden. Jika ditanya siapa presiden Brazil mungkin
tidak sem ua orang tahu, namun siapa yang tidak kenal Ronaldo? Atau nam a-nam a lain
seperti A lessandro Delpiero, Zidane, David Beckham dan banyak nama lainnya. Tidaklah
mengherankan jik a produk-produk kenamaan berlom ba-lom ba menjadi sponsor sebuah klub
sepakbola, sehingga nam a produk tersebut terpampang di seragam pemain dan dilihat oleh
berjuta-juta orang melalui televisi.
K esemuanya tidaklah berjalan jik a tidak ditunjang oleh adanya liga pertandingan
sepak bola bertingkat dari klub-klub sepak bola dari divisi utama, divisi II, divisi III sampai
liga junior yang teratur setiap musim pertandingannya dan dikoordinir oleh asosiasi sepak
bola m asing-m asing negara. Setiap liga-liga tersebut memiliki sponsor masing-m asing yang
biasanya dapat dilihat di papan-papan pem batas lapangan. Bagi negara-negara Eropa seperti
Inggris, Italia, Spanyol, yang mem iliki liga terbaik di dunia hal ini tentunya menjadi sumber
devisa negaranya sekaligus menarik w asatawan untuk datang berkunjung. Sedangkan bagi
negara lainnya yang ju g a mem iliki liga sepak bola, ini menjadi ajang pelatihan bagi atletnya
sehingga dapat berlaga di kancah dunia. Misalnya saja Brazil yang dikenal menjadi penghasil
atlet sepak bola yang hebat. Negara-negara Asia pun tidak kalah. Liga Jepang, Korea Selatan
dan C ina sudah mulai diperhitungkan.
M araknya industri persepakbolaan satu dekade terakhir ini telah melahirkan klub-
klub raksasa dengan pendapatan lebih dari dua ratus ju ta dollar pertahun. Sungguh suatu
yang luar biasa, melebihi pendapatan perusahaan multi nasional sekalipun. Pendapatan ini
terutam a berasal dari tiket pertandingan, penjualan hak siar kepada media, sponsorship dan
penjualan merchandise klub ke seluruh dunia. M isalnya saja M anchester United (M U) salah
satu klub terkaya di Eropa memiliki MU Megastore yaitu toko yang menjual souvenir-souvenir
seperti kaos seragam asli, syal, dan lain-lain, yang ada di ham pir seluruh negara di dunia.
Prospek industri sepakbola sangat bagus karena karakteristik unik yang dimilikinya.
Bisnis persepakbolaan m em pengaruhi konsum ennya secara emosional, terkadang tidak
rasional. Karenanya loyalitas konsumen mereka tidak diragukan, baik klub sepak bola tersebut
dalam kondisi m enang ataupun kalah. Supporter fanatik ini rela menghabiskan uang yang
tidak sedikit untuk menonton setiap pertandingan yang dim ainkan klubnya lengkap dengan
atribut klub yang didukungnya. Bahkan klub-klub juru kunci pun memiliki supporter fanatik.
Karakteristik tersebut yang tidak dimiliki oleh jen is industri lainnya. Untuk klub-klub yang
berbentuk Public Lim ited Companies (PLCs) maka pendukung fanatik tersebut juga memiliki
saham klub. Jumlah saham yang m ereka miliki relatif sedikit dari total kepemilikan saham,
namun m ereka berperan aktif dalam klubnya.
Hal inilah yang dibidik oleh klub itu sendiri dan pelaku industri sebagai target
pemasarannya. Tidak mengherankan jik a nama-nama besar seperti Adidas, NIKE, Opel,
Danone, dan lain-lain ikut “num pang” promosi dengan menjadi sponsor. Hal ini sebagai
salah satu upaya untuk meningkatkan penjualan produknya. Bagi klub itu sendiri hal ini
tentunya dimanfaatkan untuk bisnis yang lain seperti menjual merchandise, mengembangkan
media televisi, radio dan majalah, mengembangkan kartu kredit, asuransi, pinjaman lain yang
m em baw a nam a klub. Stadion yang dim iliki oleh tiap klub tidak saja sebagai tempat
40
diadakannya pertandingan, ju g a sebagai m useum klub, restaurant, toko m erchandise dan
kantor pusat op erasio n al klub. B ahkan klub-klub tersebut m em iliki usaha travel yang
m enaw arkan paket liburan ke negaranya lengkap dengan m enonton pertandingan pilihan.
U ntuk dap at m encapai sem ua itu m aka m asin g -m asin g klub b erlo m b a-lo m b a
m eningkatkan nam a klubnya dengan m em bentuk team yang baik. K arenanya target yang
ingin dicapai oleh setiap klub adalah m em peroleh kem enangan dan menjadi ju ara di berbagai
k o m p e tisi. M en jad i ju a r a b erarti m e n in g k a tk a n n am a b aik k lu b , m en a rik sp o n so r,
m eningkatkan nilai hak siar pertandingan, sekaligus m enam bah penerim aan kas dari uang
hadiah dan m em perbanyak pendukung fanatiknya. S ehingga hal yang paling penting dari
sebuah klub sepak bola adalah pem ain sepak bola itu sendiri. Sem akin hebat pem ain-pem ain
yang dim iliki dan sem akin solid sebuah team , m aka peluang untuk m enjadi ju ara sem akin
besar.
Pem ain-pem ain yang berkualitas tersebut dapat diperoleh dengan m em beli pem ain,
dengan m em injam , ataupun m engem bangkan pem ain-pem ain m uda lewat sekolah sepak bola
yang dim ilikinya sendiri. C ara yang terakhir tersebut lebih ditekankan kepada m asa depan
sepak bola untuk klub dan negara itu sendiri. N am un untuk m endapatkan pem ain yang
berkualitas untuk dapat langsung bermain biasanya dilakukan dengan membeli dan meminjam.
A dapun sistem pem belian pem ain adalah dengan sistem transfer. Setiap pem ain
terikat kontrak yang m en gik at secara hukum dalam ja n g k a w aktu terten tu dan dap at
diperpanjang jik a telah habis jan g k a w aktunya. Pem ain yang terikat kontrak berkew ajiban
untuk m em berikan jasan y a kepada klub dengan berkontribusi dalam pertandingan. Pem ain
tersebut tidak dapat berhenti berm ain ataupun pindah ke klub yang lain tanpa seizin klub
pemilik. Jika ada klub lain yang tertarik dengan perm ainan seorang pemain dan m enginginkan
untuk m em perkuat team nya m aka klub tersebut harus m engajukan taw aran harga transfer
kepada pemilik klub. M aka jik a tawaran tersebut datang ketika kontrak pemain yang dim aksud
belum habis m aka keputusan ada di tangan klub pem ilik. B iasanya klub pem ilik tidak akan
m elepas pem ain yang dirasa berharga dengan harga yang m urah. M aka jik a harga transfer
yang ditaw arkan m enarik, m aka akan terjadi taw ar m enaw ar sam pai m enem ui kesepakatan
harga tertentu sehingga klub pem ilik bersedia m elepas pem ain. Proses taw ar m enaw ar ini
akan lebih m enarik jik a taw aran terhadap seorang pem ain datang dari lebih dari satu klub.
Hal ini akan m enguntungkan klub pem ilik karena sesuai dengan hukum perm intaan, jik a
perm intaan m eningkat m aka harga ju g a m eningkat. M aka tidaklah m engherankan jik a nilai
transfer seorang R onaldo dari Inter M ilan ke Real M adrid dapat m encapai 67 ju ta dollar
A m erika. Bagi klub pem ilik nilai tersebut tentunya dapat dipakai untuk m em beli pem ain lain
untuk m em perkuat team nya. Bagi pem ain harga transfer yang tinggi m enguntungkan dirinya
karena pem ain m endapat bagian dari nilai kontrak tersebut, diluar gaji dan bonus yang akan
didapat di klub barunya. N am un proses tersebut hanya dapat dilakukan dalam w aktu tertentu
yang ditetapkan oleh asosiasi sepak bola di negara m asing-m asing. B iasanya sekitar jed a
w aktu tiga bulan setelah m asa kom petisi berakhir.
Untuk proses pem injam an, tidak melibatkan nilai transfer. B iasanya klub-klub besar
yang m em iliki banyak pem ain cadangan dengan kualitas baik, m aka agar pem ain tersebut
dapat berm ain m aka dapat dipinjam kan ke klub lain. U ntuk pem bayaran gajinya m erupakan
41
kesepakatan antara kedua klub. Apakah gaji dan bonusnya dibayar oleh klub asal atau klub
baru. Sistem ini memberikan keuntungan bagi kedua klub. Bagi klub peminjam tambahan
pemain ini dapat m em perkuat tim nya tanpa harus m em bayar nilai transfer yang besar. Bagi
klub pemilik dapat m eringankan beban gaji sekaligus memberi kesem patan kepada pemain
cadangan untuk menunjukkan kualitasnya.
Dalam rangka memfasilitasi kegiatan transfer pemain maka asosiasi sepak bola eropa,
UEFA mulai tahun 2001 telah m em buat peraturan yang m engatur transfer m arket pemain
sepak bola antara negara-negara anggota UEFA. Dengan adanya peraturan yang pasti maka
penentuan nilai transfer menjadi independen.
47.
Definisi ini berlaku bagi aktiva berwujud dan tidak berwujud, hanya aktiva berwujud
memiliki bentuk fisik sedangkan aktiva tak berwujud tidak memiliki wujud fisik.
2. M enurut IASC
Aktiva adalah suatu sum ber daya yang:
a. Dikuasai oleh suatu perusahaan sebagai hasil dari kejadian masa lalu.
b. Darim ana keuntungan masa depan yang diharapkan berasal untuk jalannya suatu
perusahaan.
Sedangkan m enurut IAS 38, Intangible A set adalah “non-m onetary aset without
physical substance h eld fo r use in the production o f supply o f good or service, fo r
rental to others, or fo r adm inistrative purposes "
3. M enurut PSAK
A ktiva tidak berw ujud dapat didefinisikan sebagai aktiva non-m oneter yang dapat
diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dim iliki untuk digunakan dalam
menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau
untuk tujuan administratif.
43
sew a karena klub yang m em injam selain m em bayar gaji pem ain ju g a m em bayar biaya
pem injam an ke klub pem ilik. B ahkan pem ain sepak bola dapat ju g a dipertukarkan secara
terpisah. M isalnya ketika M anchester U nited m em beli Juan S ebastian Veron dari Lazio
dengan m enukar pem ainnya yaitu Jap Stam p.
K lub sepak bola m em iliki kendali atas pem ain sepak bola m elalui kontrak hukum
yang m engikat antara klub dan pem ain sepak bola. S ehingga klub m em iliki kontrol terhadap
pem ainnya dan pem ain tersebut berkew ajiban m em atuhi isi dari kontrak. Pem ain sepak bola
ju g a tidak boleh pindah dari satu klub ke klub yang lain tanpa seizin dari klub pem ilik kecuali
ia dalam status fr e e transfer. Status fr e e tra n sfer terjadi ketika seorang pem ain telah habis
m asa kontraknya dan tidak berniat m em perpanjang kontrak dengan klub lam a, m aka ia bebas
pindah ke klub m anapun tanpa m em bayar transfer fee.
Dan yang terakhir adalah harga perolehan aktiva dapat diu k u r secara andal. D engan
adanya active transfer m a rket (berlaku untuk negara-negara E ropa), m aka untuk m engukur
harga perolehan seorang pem ain sepak bola m aka d ilihat dari nilai transfernya.
D alam hal pem ain yang diperoleh dari pengem bangan sekolah sepak bola klub
m asing-m asing, bila harga perolehannya d iukur dengan m enggunakan historical cost maka
seluruh biaya yang terkait dengan pengembangan dan pelatihan pemain diakum ulasikan sebagai
harga perolehan tersebut. Pada kenyataannya m enghitung dengan cara tersebut mem iliki
beberapa kesulitan antara lain dapat saja biaya historis tersebut tidak m encerm inkan nilai
pem ain pada saat sekarang. Hal ini dapat saja disebabkan pem ain yang sukses sehingga nilai
transdernya tinggi. Untuk pem ecahannya digunakan arbitration p a n el yaitu suatu badan
penilai harga seorang pem ain , untuk m en g u k u r berap a n ilai tra n sfe r pem ain tersebut
sebenarnya.
D engan argum en-argum en di atas m aka jelaslah bahw a unuk industri sepak bola di
E ropa m aka pem ain sepak bola dapat dikategorikan dan diakui sebagai aktiva tak berw ujud.
F R S 10
FRS 10 adalah prinsip akuntansi bagi g oodw ill dan aktiva tak berw ujud yang
m erupakan am andem en dari aturan sebelum nya. Tujuan dari FRS 10 ini adalah mem astikan
bahw a pem belian goodw ill dan aktiva tak berw ujud dim asukkan ke dalam laporan laba rugi
pada periode penggunaannya. Standar ini m em berikan penekanan kepada goodw ill yang
timbul dari akuisisi bukan m erupakan aset seperti aset lainnya dan ju g a tidak segera mengakui
44
kerugian dalam nilai. G oodw ill yang tim bul dari akuisisi lebih kepada jem b a ta n yang
m enghubungkan antara biaya investasi yang ditam pilkan sebagai aset laporan keuangan
pengakuisisi dan nilai yang m enghubungkan aset yang diperoleh dengan kew ajiban pada
laporan keuangan konsolidasi. W alaupun goodw ill yang dibeli tidak dengan sendirinya
menjadi aset, pencantum annya diantara aset-aset dalam pelaporan suatu entitas diakui bahwa
goodw il\ bagian dari aset yang terbesar yang harus dihitung oleh m anagem ent.
Item -item tak berw ujud yang dapat m em enuhi definisi aset ketika terdapat akses
kepada keuntungan ekonom is dim asa depan yang dikendalikan oleh entitas pelapor baik itu
melalui kustodian maupun perlindungan hukum . Batasan intangible item ini m ulai dari dapat
diidentifikasi dan dapat diukur terpisah dari go o d w ill sam pai pada hal-hal yang secara
esensial sangat m irip dengan goodw ill. Perlakuan akuntansi untuk item -item intangible
tersebut sam a dengan g o o d w ill yaitu d ik ap italisasi dan diam o rtisasi secara sistem atis
(biasanya selam a 20 tahun atau kurang).
46
habis masa kontraknya dan memilih untuk m em perpanjang kontrak, maka dapat direvaluasi
sesuai dengan masa kontrak yang baru.
M etode lain yang dapat digunakan untuk m enetapkan nilai pemain adalah dengan
merevaluasi pemain setiap periode tertentu, untuk melihat perubahan nilai dari masing-
masing pemain. A pabila menggunakan metode ini maka peningkatan dan penurunan nilai
pemain diperlakukan seperti halnya perubahan nilai investasi. Dengan dem ikian maka
amortisasi tidak diperlukan. Untuk merevaluasi pem ain-pem ain tersebut secara objektif dan
rasional maka perlu dikem bangkan suatu badan arbitrasi formal bagi industri sepak bola.
Neraca
Susunan neraca MU dimulai dari aktiva tetap, aktiva lancar, kewajiban (kreditor dan
kewajiban lancar), pendapatan accrual dan pendapatan deffered dan cadangan modal. Aktiva
tetapnya terdiri dari aktiva tak berwujud, aktiva berwujud, loan to jo in t venture, investment
in associate. Sedangkan aktiva lancar terdiri dari saham, debtor dan kas di bank.
Dari susunan neraca tersebut dapat diketahui bahw a aset yang utama dari klub
sepak bola ini adalah aktiva tetapnya yang didalam nya termasuk aktiva tak berw ujud yang
m erupakan nilai dari kontrak pem ain (p la y e r s ’ reg istra tio n s) dikurangi dengan nilai
amortisasinya. Dapat dilihat bahwa nilai dari kontrak pemain cukup besar yaitu 108.427.000,-
pounsterling, kira-kira mendekati nilai aktiva berwujud yang dim iliki oleh klub tersebut.
Aktiva berwujud terdiri dari stadion sepak bola, kendaraan, peralatan, dan sem ua aset lain
yang dimiliki klub. Aktiva berwujud dan tak berwujud ini dikelompokkan dalam aktiva tetap
bukan dalam aktiva lancar kemungkinan dilihat dari likuiditasnya dibandingkan dengan item-
item kelompok aktiva lancar.
Untuk sisi kewajiban dan modal tidak ada perbedaan yang cukup signifikan. Hanya
karena perbedaan nature o f business menyebabkan kewajiban-kewajiban yang terdapat dalam
neraca klub sepak bola lebih kepada joint venture, taxation, dan pengakuan deffered income.
Untuk ekuitasnya sendiri tidak berbeda, hanya nama retained earning di neraca ditunjukkan
dengan nama p rofit and loss account.
47
Neraca dan intangible fix e d asets dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
I l ii r I i - i i h iii- " l I ’l * i ii i n . il l ' j " i i _• - •_
Financial statem ents
Note A 9}2 m
L 1MIJ i'COO
A'.lgluj
F ix e d assets
lnUni'.|il»i" .IV-.-'is i; 6 2 .2 0 9 71 1 17
C u r r e n t assets
M mi b IS l<>6 ¿ ¿V)
iv -b t o r s 16 J 2 ,2 7 9 ¿ 0 .5 * 1
' j s h «U k i n k in lu iv :l W
11.408 ¿¿ ?'*)
A ccru a ls a n d d e fe rre d In c o m e
rv-|..-rr-:->:|'iivinUn'Mnv- ?\ 1.194 1 110
• -thi-r ■:l**f«:-rr*.-1ln< --m*- i? 4 4 .2 $ } 11 ¿ \y.
N et assets I *7,44 i I ¿0.4 57
• • l l l - . 'l I W / I W M 5 0 0 y jO
• \ ii
Ï T 1 'l i t - m > l 1' > v . j u " U llt M I 1 0 .9 6 6
12 In ta n g ib le fix e d a s s e ts
0 t * 4 l |. ' : (C O
A t 1 A u .|m i ¿ O '" * ! In I .M 7 I
A i .l l i i i '- n s • 7. s •
A t *1 J u ly 2 0 0 2 1O S .4 2 7
1 h . l l V |'. - l ú l t i l - '- v * M l I 7 . i i - |7
i J i s p '- M K \ 1 1.
A t i l J u ly 2 0 0 2 2 6 .2 1 8
A t i l J u ly 2 0 0 2 8 2 .2 0 9
A t ï 1 |u lv J O N 1 7 1 .1 1 7
N o te 2002 2001
r v iv i
•1111'.4 -Il m iui
.iin lii.u lirn i tltlil II.KldiU T..1.1I W .il
R t*uu*i
L ess, i l u l u v f M M v tu h r* ( 2 ,0 0 8 ) - (2 ,0 0 8 ) ■; 1 ." U K ,
G ro u p tu rn o v e r 1 4 6 .0 6 2 - 1 4 6 .0 6 2 | n ■
C o s i ■if v i l « ( 1 5 .6 8 5 ) ( 1 5 .6 8 5 ) ( 2 2 .I A 'i .
C ro ss p ro fit 1 5 0 .5 7 7 - 1 5 0 .5 7 7 1' i ~ . l | - ‘
G r o u p o p e n t l i K j p r o f i t 'l o s s ) 5 5 .0 6 5 ■; 1 7 6 4 7 ) 1 5 .4 1 8 i - '. r - i
H iitv . _ - n U i r i . - (5 0 1 ) - (5 0 1 ) 77
T 0 t . 1l o p e r a t i n g p r o f i t : C r m i p a n d s h a r e
o f |o ln t v e n tu r e a n d a s s o c ia te s 5 2 .5 6 1 (1 7 .6 4 7 ) 1 4 .0 1 4 1 K .x
P i o f I t ( l o s s ) b e f o r e I n t e r e s t a n d t.'.x .i t l o n 5 2 .5 6 1 (2 4 1 ) 5 2 .5 2 0 J 1 <1 1
P i o f l t 011 o r d i n a r y a c t i v i t i e s to e fo i e t a x a t i o n 5 2 .5 4 7
T a x a tio n 8 ( 7 .5 0 8 ) •7 :•>->
P ro fit f o r t h e y e a r 2 5 ,0 5 9 l- l.
R e ta in e d p ro fit fo r t h e y e a : 1 6 .9 8 6 V IS 1
40
pengakuan beban-beban untuk m em peroleh pem ain disam ping beban-beban operasional
dapat dilihat neraca dan laporan laba rugi dari klub yang tidak m em asukkan nilai pemain
seb agai asetnya.
St a t e me n t of F i n a n c i a l P e r f o r ma n c e
FOR T H E YEAR EN D ED 31 O C T O B E R 2002
AS AT 31 O C TO B ER 2002
C U R R EN T ASSETS
'.OSil v ; ' '>-•
N O N -C U R R E N T ASSETS
ii 1
^ 'r c p e - it v . P i.it-?: .jT i.; lie.; ¡ c . n > ' ! ! ‘0 ¿ .‘ v -C .
i I.-; vrv 4/
i'-'i.'j i; : vi v- •. '• •"<
C UR R EN T LIABILITIES
P :'!> v .t:v .• ‘ T ' 1" *'r 5’r • . -i
or* >.• ' 4 1 j .~i"i
Cttr-ri \i ■;4 .-v o :
I' in; !!,•<■!!!!:•. ••
N O N -C U R R EN T LIABILITIES
;• ; ■,j 1! ;•. • •• ■
Mi; .■’■i >>v
M EM BERS FUNDS
iin iv .i' i', v ' - ' v ?
i i.\ l / l M H i M K l ! '
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Eli dan Gilad Livne.2002. Accounting fo r Human Capital When Labor Mobility Is
Restricted. W orking Paper, Tel Aviv University.
s?
Ikatan A kuntan Indonesia. PSA K No. 19: A ktiva Tidak B erw ujud (revisi 2000). Jakarta:
Salem ba Empat.
M ichie, Jonathan dan S hraddha Verma. 1999. C orporate G overnance and A ccounting
Issues F o r F ootball Clubs. W orking Paper, B irkbeck C ollege.