Anda di halaman 1dari 19

PERSIB GO PUBLIC

Dua hal yang esensial dalam industri sepakbola adalah kinerja di lapangan dan kinerja manajemen keuangan. Kinerja di lapangan diukur dengan kemenangan demi kemenangan yang diraih dan gelar juara pada kompetisi yang diikuti, semakin bergengsi kompetisinya semakin tinggi ukuran kinerjanya. Sedangkan kinerja manajemen dilihat dari budget, profit, dan juga nilai saham di lantai bursa. Industri sepakbola memiliki sumber pendapatan dari tiga jenis kegiatan utamanya, yaitu: 1. Matchday. Pendapatan yang diterima dari pertandingan yang dijalani sebuah klub, bisa berasal dari pendapatan tiket masuk dan match fee dari konfederasi (semisal bermain di liga champions, atau kejuaraan internasional lainnya) juga dari hadiah uang yang diterima ketika menjadi juara. 2. Media. Media menyumbang sektor pendapatan sebuah klub melalui sharing boradcast siaran langsung, highlight, dan acar televisi lainnya. 3. Commercial. Merchandise, hak komersial pemain, dan sponsorship turut menjadi penyumbang pendapatan sebuah klub sepakbola. Ada hubungan yang positif dari kinerja di lapangan dengan kinerja manajemen keuangan. Hal ini dapat dijelaskan dengan fakta bahwa semakin banyak gelar juara yang diperoleh suatu klub akan menarik perhatian dari berbagai stakeholders industri sepakbola seperti sponsor, media, pemerintah, penonton, dan key personnel (manajer, pemain,pelatih). Hubungan antara budget dan kinerja memang

merupakan hubungan timbal balik, dengan budget yang mencukupi sebuah klub dapat menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek untuk membangun tim yang kompetitif yang memiliki peluang lebih besar untuk meraih gelar juara, untuk kemudian gelar juara menarik investor dan sponsor dan kemudian memberikan budget yang lebih banyak, dan terus demikian. Tentu saja semakin banyak sumber dana yang bisa didapat akan meningkatkan budget klub tersebut. Pada dasarnya suatu perusahaan terjun ke lantai bursa atau go public untuk mendapatkan modal tambahan pada saat melakukan initial public offering. Yang terbaru contohnya adalah rencana MU untuk listing di NYSE, MU

menargetkan $ 100 juta modal didapat dari IPO kali ini. Sebenarnya ada lebih banyak keuntungan disamping modal yang didapat ketika sebuah klub sepakbola memutuskan untuk menjadi perusahaan publik. Keuntungan yang didapat dari IPO sebuah klub sepakbola, sebagai berikut: Memperoleh variasi sumber pendanaan bagi klub. Menerbitkan saham merupakan alternatif pendanaan yang lebih menarik bagi klub sepakbola dibandingkan meminjam dana ke bank, karena saham tidak memiliki bunga yang harus dibayar dan jangka waktu jatuh tempo. Mengembangkan image sebuah klub. Kelebihan utama sebuah klub yang go public adalah keterbukaan informasi. Klub harus menyediakan informasi yang cukup mengenai keuangan dan kegiatan usaha (informasi teknis seputar sepakbola) untuk dapat diakses oleh publik, pemilik saham, dan media. Semua orang di klub (pemain, pelatih, manajemen) harus menjaga sikap dan kelakuan karena mereka sadar media memonitor setiap perbuatan mereka. Secara langsung kredibiltas sebuah klub yang baik akan menarik bagi sponsor. Perusahaan sponsor akan selalu mencari duta yang bagus untuk menjadi representasi mereka dengan tujuan meningkatkan profit. Keberadaan sponsor dapat mengurangi beban klub dalam pembangunan infrastuktur (stadion, training camp, akademi untuk junior), perlengkapan olahraga, bisa juga mengurangi operating expense dalam menyelenggarakan suatu pertandingan. mengembangkan personnel klub. Klub yang dikelola secara professional akan menjadi magnet bagi professional lainnya. Pemain bintang dengan skill mumpuni akan memilih bermain di klub yang bisa memberinya jaminan dimana skill dihargai dengan pantas. Keuangan klub yang stabil dan terjamin juga akan membuat staf-staf memilih bekerja untuk klub professional dibanding klub lainnya.

Keuntungan lain yang bisa didapat dari menjadi perusahaan publik adalah adanya kontrol yang lebih baik dari para pemilik modal, karena bursa efek mensyaratkan internal control yang bagus sebelum sebuah perusahaan bisa melakukan listing.

Tuntutan profesionalisme semakin tinggi dan good corporate governance akan diterapkan. Keuntungan Go Public PERSIB Beberapa media pernah memberitakan, setidaknya Persib mengincar $20 Juta (Rp. 180 Milyar) dari penawaran saham perdananya. Dengan jumlah dana sebesar itu apa yang bisa Persib peroleh? Yang pertama dan urgent menurut saya adalah kebutuhan akan tempat latihan. Berapa dana yang bisa dialokasikan untuk membangun sebuah training camp yang terintegrasi dengan akademi pemain muda? Uang Rp. 180 Milyar tentu saja tidak akan cukup, sebagai perbandingan komplek latihan milik klub vitesse Arnhem di Belanda yang baru diresmikan tahun 2012 menghabiskan dana 9 juta (Rp. 103,5M). Bahkan jika menggunakan Akademi Sepakbola Barca yang sedang dibangun di Bogor sebagai patokan, menghabiskan dana Rp. 1,2 T! Berikutnya tentu saja untuk memperkuat tim. Selain pemain hal yang esensial adalah mengontrak pelatih. Selain pemain, pelatih ternama juga akan bias mendongkrak nilai Persib. Beberapa pelatih dengan reputasi world class, pernah menangani klub-klub asia asal bayarannya cocok, terakhir ada Marcello lippi yang menangani gouangzho evergrande (klub kaya raya baru liga cina). Apakah kita bisa memperoleh pelatih world class tentu saja bisa! Dana sekitar $ 2 juta/tahun sudah bisa menarik pelatih sekelas Bruno metsu. Duit juga bisa membuat Persib mengontrak korps pelatih yang mumpuni dengan lengkap, untuk membantu kinerja pelatih kepala. Dan mengembangkan jaringan scouting sampe ke pelosok-peolosok Indonesia bahkan asean. Membangun skuad yan berkualitas tentu saja sebuah kewajiban dan modal yang banyak bisa mengakomodir hal tersebut. Skill harus lebih diutamakan dibandingkan label pemain bintang atau pemain timnas. Satu hal yang lebih wajib adalah, pemainpemain tersebut harus pilihan tim pelatih! Ingat, abramovich telah melakukan banyak blunder buang-buang duit hanya untuk memenuhi hasratnya memiliki pemain bintang, yang tentu saja belum tentu cocok dengan skema pelatih (bahkan berakhir dengan kepergian pelatih juara macam Jose Mourinho).

Ada hal yang lebih menguntungkan bagi Persib dibandingkan uang modal yang diterima, yaitu kewajiban menerapkan Good Corporate Governance. Dengan pengwasan dari berbagai instansi, BAPEPAM-LK, Investor, RUPS, maka

keterbukaan Persib akan semakin baik. Setiap bagian dalam manajemen akan melakukan tugasnya masing-masing. Kita mungkin tidak akan mendengar lagi berita seorang manajer yang tidak mempunyai kewenangan di bidang taktikal menentukan kebijakan starting eleven atau set piece taker. Atau seorang pelatih turut campur dalam menentukan besarnya harga tiket pertandingan atau negosiasi nilai kontrak hak siar. Semua organ dalam perusahaan punya tanggung jawab masing-masing dan ini diawasi dengan seksama oleh semua stakeholders Persib. Secara berkala manajemen wajib membuat berbagai laporan, laporan keuangan, laporan kinerja perusahaan, dan porsinya pelatih untuk membuat laporan evaluasi kinerja pemain dan ini di publish agar dapat diakses oleh stakeholders Persib. Sebuah tim internal control dan komite audit menjadi hal wajib bagi perusahaan terbuka. Akan lebih baik jika Persib menggunakan seorang pelatih-manajer, dengan begitu Manajer dapat fokus untuk meningkatkan kinerja Persib tanpa ada intervensi dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan pribadi. Namun jika masih dipisahkan antara manajer dan pelatih, seorang manajer harus fokus untuk mengingkatkan kinerja keuangan Persib agar para pemilik saham puas dan Pelatih fokus meningkatkan kinerja Persib di lapangan agar dapat meraih gelar juara. Pada dasarnya setiap investor dan pemegang saham hanya menginginkan profit dan return dari investasinya. Sedangkan bobotoh hanya ingin melihat Persib juara! Terakhir menyangkut sisi komersial, sebagai klub sepakbola Tbk pertama persib akan sangat menarik bagi sponsor. Apalagi jika berhasil meraih gelar juara atau berlaga di pentas asia. Dengan kredibiltas sebuah perusahaan terbuka, perusahaan sponsor tidak akan ragu menggelontorkan banyak duit untuk beriklan di Persib. daya tawar untuk sharing nilai kontrak siaran pertandingan akan sangat besar. Pada akhirnya bukan tidak mungkin persib dapat benar-benar mengandalkan 3 sumber pendapatan utama industry sepakbola, Matchday, Media, Commercial.

Evidences from europe Data dari Saxo Bank seperti diberitakan oleh detikcom (16/06/2012) menunjukan bahwa nilai saham klub-klub eropa cenderung mengalami penurunan. Hotspurs, aston villa, borussia dortmund, juventus dan ajax amsterdam mengalami penurunan kinerja saham setahun setelah mereka IPO. Penurunan kinerja terbesar dialami juventus (-54,2%). Desember 2001 Juventus melakukan IPO dan di musim itu

mereka mejuarai liga serie A italia, bahkan setahun setelah itu mereka menjuari liga champions eropa, tetap saja harga saham mereka menurun. Klub sepakola pertama yang go public adalah tottenham hotspurs. Spurs melakukan IPO pada tahun 1983 dan berhasil mengumpulkan dana sebanyak 3,3 juta (setara 100 juta pada saat ini). Hal yang menarik dari Spurs adalah selama satu dekade terakhir mereka fokus dalam pengembangan akademi sepakbola. Tahun 2010 mereka menginvestasikan hampir 2,4 juta untuk pembangunan komplek pelatihan dan akademi baru, digadang-gadang sebagai akademi terbaik dan terbesar di London! Secara total mereka telah menginvestasikan 150Juta untuk pembangunan infrastruktur latihan dan akademi. Spurs memiliki slogan, to dare is to do our young players berhasil mengorbitkan bintang-bintang wonderkid macam Sol Campbell, Gareth Bale, Aaron Lennon, dan yang paling gress adalah Kyle Walker. Sampai tahun 2011 Spurs telah menerbitkan 213 ribu Lembar saham dengan nilai nominal 5 Peny per lembar, setara dengan modal sejumlah 10 juta. Dalam 5 tahun terakhir spurs mendapatkan operating profit sebesar 26,3 juta (average approximately). Keberhasilan lolos ke UCL tahun 2011 mendongkrak pendapatan tiket sampai 20 Juta dan pendapatan dari Brodcasting 54 juta. Sejak IPO tahun 1983 Spurs terus berkembang hingga dapat bersaing dengan klub-klub tradisional big 4 Liga Inggris. Walau grafik prestasi dan kinerja sahamnya naik turun. Tahun 1983 sebelum go public spurs finish di posisi 4 liga ingrris. Tahun berikutnya, setelah IPO, Spurs mengalami penurunan menjadi peringkat 8 tapi mereka berhasil menjuarai piala UEFA! Dan nilai saham mereka menurun sebesar 16%. Di tahun 1983 itu pun Spurs mendapatkan sponsor untuk pertama kalinya, Holsten menjadi sponsor pertama yang mejeng di jersey Spurs.

Borussia Dortmund melakukan IPO pada 31 Oktober 2000. Penawaran saham perdana mereka dipatok pada harga 10 per lembar saham dan berhasil memberi tambahan dana sebesar 12.5 Juta. Yang menarik adalah efek instan dari perubahan status mereka menjadi perusahaan terbuka, musim 1999/2000 (sebelum IPO) dortmund meraih peringkat 3 di akhir musim, 2000/2001 mereka finish tetap di posisi ke 3, setahun berikutnya musim 2001/2002 mereka berhasil menjadi juara bundesliga! Merusak niat Bayern munich untuk menjadi juara 5 kali berturut-turut. Sekarang mari kita cermati performa dortmund di lapangan dan bursa saham sepanjang musim 2010/2011. memulai musim dengan kekalahan 0-2 di kandang leverkusen, harga saham dortmund berada pada level 1.2/lembar saham. Kemenangan 2-1 atas tuan rumah FC Koln di pertengahan Oktober berhasil membuat dortmund mengkudeta pucuk klasmen dari FC Mainz, nilai saham langsung melejit dari 1.38 menjadi 1.8. kenaikan nilai saham paling tinggi terjadi di awal November, dari 1.85 mencapai 2.63, di saat bersamaan Dortmund meraih kemenangan kandang 2-0 atas Hamburg (disaksikan 80.000 penonton stadion) dan menjaga keunggulan 7 poin atas peringkat 2 dan 3 (LeverkusenMainz). Puncak kinerja saham dortmund terjadi di minggu kedua November 3.4, dortmund pun terus menjaga keunggulan 7 poin atas peringkat kedua. Memasuki tahun 2011 harga saham lebih fluktuatif namun rata-rata tetap diatas 2/lembar saham. pertengahan Januari selisih poin Dortmund dengan peringkat kedua mencapai 11 poin, dengan nilai saham mencapai 2.7. Di akhir musim, saat Dortmund juara nilai saham berada pada posisi 2.5, mengalami kenaikan 1.12 point dari nilai di awal musim. Hal yang menarik dari laporan keuangan dortmund tahun 2011 adalah pendapatan terbesar didapat dari kegiatan advertising, dari perusahaan-perusahaan yang beriklan di Dortmund dan di signal iduna. Advertising menyumbang 49,39% dari total revenue dortmund, sedangkan match operation hanya menyumbang 27,68%. Siaran TV menghasilkan 32%. Revenue sisanya berasal dari transfer pemain dan aktivitas komersial lain seperti lincesi, retail, dan lain-lain. Total revenue nya sendiri hampir mencapai 140 juta, terbaik sepanjang sejarah borussia dortmund! Salah satu klub yang sudah go public lain adalah A.S Roma. Roma merupakan satu diantara tiga klub serie A yang sudah menjadi perusahaan terbuka (dua lainnya S.S.

Lazio dan Juventus FC). Dari Roma kita bisa belajar mengenai bagaimana menilai seorang pemain. Dalam laporan keuangannya Roma rutin melakukan penilaian pemain yang dimilikinya, baik yang didapat dari tim junior (Totti, DeRossi dkk) ataupun yang didapat dari jendela transfer (Bojan Krcik, John Arne Riise, dll). Para pemain tersebut memiliki nilai secara ekonomis dan setiap tahun dilakukan amortisasi untuk dapat mengetahui nilai pemain tersebut di akhir musim (dalam nominal euro). Glasgow Rangers, yang baru saja dinyatakan bangkrut dan di degradasi ke divisi paling bawah liga skotlandia, adalah salah satu klub yang juga telah go public. Rangers dinyatakan bangkrut setelah tidak memiliki likuiditas yang memadai dan gagal memenuhi kewajibannya membayar utang pajak penghasilan pemainnya yang mencapai 21.4 Juta, total utang nya sendiri per Februari 2012 mencapai 134 Juta. Di laporan keuangan 2010/2011, Rangers melaporkan modal saham sebesar 10 Juta, Yang berasal dari penerbitan saham sebanyak 108,791,499 senilai 10p per lembar. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan performa Rangers di lapangan dalam 5 tahun terakhir. Mereka dua kali juara SPL dan dua kali menjadi runner up, dua kali menjuarai FA Cup dan Piala liga. Analisis dari the economist menyebutkan bahwa kebangruktan Rangers merupakan dampak resesi ekonomi global yang membuat pendapatan dari matchday mereka berkurang drastis, juga nilai brodcasting yang dipotong oleh pemegang hak siar. Tentu saja kekalahan dari FBK Kaunas di kualifikasi liga champions tahun 2008-2009 adalah pemicu pertamanya, karena kegagalan tersebut pendapatan Ranges berkurang 10 Juta. Manchester United adalah klub terbaik untuk dijadikan contoh keberhasilan go public. Dari rentang tahun 1991-2005 ketika mereka listing di UK, mereka meraih segalanya bukan hanya gelar juara tapi keuntungan yang berlipat-lipat, menjadikan mereka sebagai the most valuable football club yang bernilai $ 2.2 Triliun menurut majlaah forbes. Semua itu indah hingga keluarga Glazer dari US datang membeli mayoritas saham MU dan memaksanya delisting. Glazer datang dengan membawa hutang yang sangat besar untuk mengakuisisi MU, total utang MU diperkirakan mencapai $700 juta! Dan ketika EUFA menerapkan aturan Financial Fair Play, maka

Glazer boleh panik. Dalam 3 tahun utang MU harus dapat dikurangi lebih dari setengahnya tanpa bantuan suntikan dana berlebih dari sang pemilik. Glazer kemudian melakukan cara cerdik dengan mencoba Listing di New York, memanfaatkan celah pada aturan pasar modal US. Glazer hanya ingin melepas sedikit sahamnya (bahkan dengan hak suara yang kecil) sampai dapat meraih $ 100juta. Para pembeli sahamnya kemudian tidak akan memiliki hak suara yang cukup untuk melawan kebijakan Glazer. Dengan memuat 50 risiko investasi dalam prospektus setebal 300 halamannya, Glazer jelas mengincar fans-fans MU sebagai pembeli bukan investor berduit lainnya.

Tantangan Bagi PERSIB Belajar dari Glasgow Rangers, Persib harus melihat bahwa performa di lapangan saja bahkan gelar juara tidak cukup untuk menjaga going concern sebuah klub sepakbola, berbagai faktor ikut mempangaruhi seperti Kualitas liga dan kondisi ekonomi nasional. Kualitas Liga Skotlandia yang didominasi secara berlebihan oleh duo glasgow membuat nilai hak siarnya berkurang, broadcast revenue yang menjadi andalan pemasukan bagi banyak tim tentu saja sangat berpengaruh terhadap kemampuan klub untuk terus menghasilkan keuntungan agar terus berjalan. Bagaimana dengan liga Indonesia? Jika liga kita berhasil membereskan masalahmasalahnya, saya rasa nilai kontrak hak siar yang bisa didapat Persib dengan rating tingginya akan sangat bagus untuk sumber pemasukan PERSIB. Kondisi Ekonomi sendiri, jika kita mengacu pada pidato SBY tampaknya tidak akan ada masalah bagi para fans untuk membeli tiket pertandingan berapa pun harganya. Tumbuh 6% gitu loo. Dengan pertumbuhan yang ditopang konsumsi sebesar itu maka tiket pertandingan, merchandise resmi, dan advertising juga sponsorship masih dalam kategori aman. Terutama untuk klub dengan reputasi seperti PERSIB, dan fans fanatik sperti bobotoh. PERSIB juga harus memiliki Visi yang jelas dalam pengembangan pemain-pemain muda dan akademinya. Sudah banyak terbukti akademi sepakbola yang bagus bisa menjadi nilai yang sangat berharga bagi sebuah klub sepakbola. La Masia nya Barcelona berhasil menghasilkan pemain-pemain berkualitas yang pada akhirnya

memberikan gelar juara bagi klub. Atau seperti southmapton dan sao paulo yang pemain-pemain mudanya selalu diincar klub top eropa, pemain muda menjadi penghasil duit! Tottenham Hotspurs berani berinvestasi banyak untuk membangun akademi dan pusat pelatihannya, mampukah PERSIB memliki visi seperti itu? Persib pun saya rasa harus bisa membuat schdule amortisasi nilai pemain seperti yang dilaporkan oleh AS Roma. Menggambarkan secara transparan berapa nilai transfer dan nilai kotrak awal pemain, berapa bonus dan pendapatannya selama satu musim, berapa nliai kontrak yang berkurang dalam semusim dan apakah fakorfaktor lain yang mempengaruhi penurunan atau kenaikan nilai pemain tersebut secara nominal rupiah. Hal ini sangat bagus agar setiap pemain mendapat rated yang sesuai tidak over atau uinderrated. Bagaimana dengan fanatisme bobotoh? Secara ekonomis tampaknya hanya bobotoh jutawan saja yang akan sangat terasa manfaatnya bagi persib ketika IPO. Transaksi saham tidaklah semudah transaksi barang lainnya. Seseorang jika ingin membeli saham Persib maka dia harus mendaftar ke perusahaan sekuritas atau broker, biasanya broker memiliki minimal jumlah dana yang disetor. Lalu ada juga jumlah minimal saham yang dibeli, biasanya 2 lot (1 lot = 500 lembar saham). Mang Farhan pernah bilang di media jika mayoritas bobotoh adalah yang berada pada status ekonomi menengah ke bawah, akan sangat sulit bagi mereka untuk berkontribusi bagi persib melalui pembelian saham. Bobotoh ini mungkin lebih terasa sumbangsihnya dengan membeli tiket pertandingan dan merchandise resmi Persib. Tetapi bagi Bobotoh jutawan akan sangat mudah mendapatkan akses ke broker untuk menggelontorkan duit beratus-ratus juta atau bahkan milyar rupiah untuk membeli saham Persib. Satu hal yang perlu dicermati bobotoh adalah jangan sampai pemegang saham mayoritas melakukan apa yang dilakukan Glazer terhadap IPO MU di NY. Apakah saham yang dilepas bisa memberikan jaminan keterbukaan dalam penetuan kebijakan di Persib, atau hanya untuk memperoleh modal tambahan sedangkan hak suara utama tetap dipegang pemegang saham saat ini? 45% saham yang akan dilepas untuk memperoleh $20juta tersebut harus dapat berguna bagi kontrol publik terhadap kebijakan persib.

Bobotoh tetap harus mengawal rencana IPO ini, juga saat pelaksanaan perdagangan pertama di bursa, dan berbagai kebijakan yang diambil Persib setelah terdaftar di bursa efek nantinya. semua organ dalam klub harus bekerja sesuai job descnya masing-masing. Dewan komsisaris, direksi, manajer, tim pelatih, dan pemain. Dunia sepakbola belum menjadi Industri di Indonesia, kemungkinan saham Persib untuk jeblok setelah IPO sangatlah besar. Investor akan berpikir bekali-kali sebelum menanamkan modalnya untuk Persib. bukan tak mungkin saham Persib justru menjadi saham Gorengan yang dimanfaatkan oleh para spekulan untuk mengambil keuntungan singkat. Saya Percaya jika Persib benar-benar bisa melakukan IPO dan menjadi perusahaan terbuka, prestasi, reputasi, dan keuntungan Persib akan datang dan meningkat! Semua nya harus didasarkan pada keinginan untuk memajukan PERSIB dalam jangka waktu yang tidak terbatas, jangan hanya untuk keuntungan sesaat. JAYALAH PERSIB! BAGIMU PERSIB JIWA RAGA KAMI!! *PERSIB nu aing laing nu PT. PBB!

Pindah stadion (seharusnya) adalah bisnis!

kami membangun stadion agar bisa bersaing dengan klub raksasa eropa baik secara sepakbola maupun finansial Peter Hill Wood (Chairman Arsenal)

Pindah stadion adalah bisnis! Itulah yang ada di benak para petinggi Arsenal, termasuk manajer Arsene Wenger, saat memutuskan meninggalkan stadion keramat mereka yang kecil. Itu pula yang ada di pikiran para bos besar Juventus. Dibandingkan untuk kepentingan strategi sepakbola atau untuk para

fans dan suporter, keputusan untuk move on stadion lebih pada keuntungan bisnis yang akan didapat oleh klub sepakbola. Stadion Gedebage sebentar lagi akan selesai, bahkan dikabarkan

pembukaannya akan dilangsungkan pada pengujug tahun ini dengan mengadu PERSIB melawan tim luar negri. Namun daripada sibuk mengkalkulasikan

proyeksi keuangan masa depan ketika pindah ke stadion baru, para penggede yang memangku kebijakan di PERSIB dan Bandung malah sibuk berkisruh mengenai nama stadion. Aroma kental politik pencitraan menuju pilkada jabar dan kota bandung sungguh terasa di udara. Okeh! Mari kita tinggalkan sejenak semua dagelan politik tesebut, mari kita coba menerka-nerka bagaimanakah para penggede PT.PBB memanfaatkan momen hijrah stadion ini sebagai langkah bisnis PERSIB.

The home of football Konsep bisnis di era industri sepakbola salah satunya adalah bagaimana menjaga agar fans selama mungkin berada di stadion dan mau mengeluarkan uang mereka untuk menjadi pemasukan bagi klub. Fans tidak hanya datang ke stadion di hari pertandingan. Stadium tour adalah hal yang standar bagi klub sepakbola eropa saat ini. Bukan hanya menghasilkan uang, stadium tour juga menambah kedekatan antara klub dan fans, terutama mereka yang masih sangat muda. Apa hal yang wajib dibangun untuk mengadakan stadium tour? Museum klub di stadion! Membangun museum PERSIB di Stadion Gedebage akan menjadi langkah brilian PERSIB lainnya yang belum pernah dilakukan oleh klub-klub di Indonesia.

Di tahun pertamanya pindah ke Emirates Stadium, Arsenal berhasil mendapatkan 11 Juta dari 110.000 pengunjung yang mengikuti kegiatan stadium tour mereka. Barcelona lebih hebat lagi, rata-rata pengunjung Camp Nou stadium tour mereka adalah 200.000 orang pertahun. Barca dapat memanfaatkan benar citra kota barcelona sebagai kota yang berkesenian tinggi dengan fanatisme dan loyalitas fans mereka. Camp nou adalah katedral seni bercita rasa tinggi yang mengkombinasikan memori indah masa lalu dan kejayaan saat ini. Dari total 24 hektare komplek stadion gedebage, saya berharap setidaknya PT. PBB membangun satu bangunan untuk memajang semua memorabilia dan sejarah PERSIB dari jaman BIVB, masa-masa emas 1986-1995 ketika kita meraih 4 gelar juara, hingga zaman selebiriti fc saat ini. sebagai pelengkap, sebuah perpustakaan yang memuat semua berita tentang persib dari jaman fikiran rakjat hingga era digital saat ini akan sangat berguna untuk mengenalkan PERSIB bagi generasi muda saat ini. Kembali ke London, di hari pertandingan Arsenal menyediakan 4 buah restoran dan program katering untuk para fans yang menonton langsung ke stadion, strategi ini menambah pemasukan di hari pertandingan sebanyak 9 juta. Sejak dulu Bandung terkenal dengan wisata kulinernya. Sebuah foodcourt di stadion mewah pinggir jalan tol? Prospek brad! Saat ini saja kafe persib di jalan sulanjana selalu ramai di hari pertandingan, apalagi jika terletak di komplek stadion. MU Megastore di Old Trafford menghasilkan pendapatan sebesar 33 juta. Tak tergiurkah PERSIB untuk membuat toko resmi merchandise di stadion? Kesadaran bobotoh untuk membeli merchandise original PERSIB semakin meningkat saat ini. PERSIB Megastore, seperti juga Chelsea Megastor di

stamford bridge atau Real Madrid Megastore di Bernabeu, jelas terasa kelasnya jika bisa berbelanja disitu. Ide intinya adalah sebagaimana yang dikatakan bos nya Arsenal, Peter Hill Wood, bagaimana kami bisa membuat fans datang jauh sebelum pertandingan dimulai, menikmati pertandingan, dan pulang jauh setelah pertandingan. Stadium is the home of football! Bisakah stadion dibuat seperti mall? Menyediakan banyak fasilitas yang dibutuhkan orang-orang saat berekreasi. Tempat makan, booth aksesoris klub, layar lebar dan tv yang menyiarkan pertandingan dan highlight saat pertandingan telah selesai dan fasilitas premium lainnya. PERSIB seharusnya telah berpengalaman dalam menyediakan hal tersebut. Sejak saya bocah SD Stadion Sidolig telah menjadi pusat segala hal berbau PERSIB dan sepak bola. Sampai saat ini saya masih suka pergi ke Sidolig hanya untuk membeli kaos sepakbola, nonbar PERSIB maen, atau membeli tiket pertandingan PERSIB, bahkan hanya untuk makan di warung langganan pemain-pemain PERSIB! PERSIB sudah harus mulai memikirkan penggarapan pasar bobotoh yang sangat besar untuk menjadi bisnis yang menguntungkan. Setidaknya mengurangi ketergantungan dari sponsor dan pemasukan hak siar. PERSIB harus menjadi seperti Real Madrid yang pendapatannya terbagi rata berasal dari tiket, hak siar dan bisnis komersial lainnya. Momentum hijrah ke stadion paling modern di Jawa Barat harus dimanfaatnkan dengan sebaik-baiknya. Walau bukan milik PERSIB, jadikanlah Stadion Gedebage sebagai the home of West Java Football!

PERTIKETAN!! Mari kembali ke bumi, kita lupakan dulu segala khayalan tentang fasilitas yang membuat bobotoh betah di stadion. Walau selalu digunakan untuk bisnis, stadion tetap tak dapat dipisahkan dari fans dan supporter. Percuma memiliki stadion lengkap dengan fasilitas kelas satu jika pada saat pertandingan hanya sedikit suporter yang datang ke stadion. Stadion dan suporter di hari pertandingan berhubungan erat dalam hal tiket pertandingan. Sejak memutuskan pindah ke Emirates Stadium yang berkapasitas hampir 2 kali lipat dari Highburry, Arsenal langsung menerima gate receipt (pendapatan dari tiket) yang lebih besar, efek yang bisa dikatakan instan. Begitupun Juventus, walau mengurangi kapasitas stadion menjadi hanya 41.000 tempat duduk (delle alpi berkapasitas 69.000) gate receipt Juve tetap naik karena mereka juga menaikan harga rata-rata tiket masuknya. Sebagai bobotoh kita harus waspada jika PERSIB mengikuti langkah Juve tersebut. Saat ini rata-rata tiket masuk pertandingan PERSIB berkisar pada harga Rp. 35.000 Rp. 150.000, stadion baru dengan tingkat kenyamanan menonton yang lebih baik memang wajar jika meminta harga tiket lebih tinggi, tapi kenaikannya haruslah masuk akal. Sejak dulu banyak bobotoh yang rela tidak makan hanya untuk membeli tiket agar dapat menonton PERSIB, lebih banyak lagi yang rela berangkat dari rumah nya yang jauh seperti Garut, Tasik, Purwakrat hanya untuk menonton langsung di stadion. Manajemen wajib peka terhadap hal-hal ini. Tingginya harga tiket tanpa dibarengi kontrol penuh di

pintu masuk hanya akan meningkatkan risiko kebocoran penonton melalui tiket kriting, tiket palsu bahkan penjebolan pintu stadion. Harga tiket juga jangan sampai menjadi bumerang yang membuat suporter justru enggan datang ke stadion. Hal yang dialami Juve di liga champion musim ini, ketika mereka diprotes suporter karena harga tiket yang kemahalan, banyak kursi yang kosong dan bahkan para suporter yang datang ke stadion sepakat untuk melakukan aksi boikot dengan diam selama pertandingan (bayangkan stadion yang sepi tanpa ada nyanyian suporter.. jiga di kuburan brad!)
2007/2008 VIP SAMPING VIP TIMUR Rp. 50.000 Rp. 25.000 Rp. 15.000 2008/2009 Rp. 60.000 Rp. 30.000 Rp. 20.000 Rp. 10.000 2009/2010 Rp. 75.000 Rp 40.000 Rp. 30.000 Rp. 20.000 2010/2011 Rp. 125.000 Rp. 50.000 Rp. 40.000 Rp. 20.000 2011/2012 Rp. 150.000 Rp. 75.000 Rp. 40.000 Rp. 20.000

UTARA/SELATAN Rp. 10.000

Rata-rata harga tiket home PERSIB 5 musim terakhir (dari berbagai sumber) Menurut laporan Simamaung.com, para petinggi PT. PBB yang mengatakan bahwa dimusim 2010-2011 ini pendapatan kotor Persib dari penjualan tiket rata-rata hanya berada di kisaran Rp. 250-300jt/pertandingan, sehingga dalam 1 musim terakhir Persib hanya mendapatkan pemasukan dari sektor tiket sebesar Rp. 3,9 Milyar. Sangat jauh dari perkiraan, berdasarkan laporan dari harian Topskor, gate receipt PERSIB termasuk yang tertinggi di Indonesia dengan kisaran Rp 1 Milyar per pertandingan. Sangat penting untuk mendapatkan simbiosi mutualisme antara klub dan supporter. Bobotoh harus menyadari bahwa tanpa pemasukan dari tiket PERSIB bisa saja gagal memenuhi kewajiban finansialnya kepada pemain, pelatih, manajemen, sponsor dan kreditor. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi

prestasi dan keberlangsungan PERSIB. Membeli tiket resmi adalah salah satu hal yang wajib dilakukan oleh Bobotoh untuk dapat mendukung PERSIB secara finansial. PERSIB pun harus menyadari bahwa Bobotoh tidak semuanya kaya raya, berduit banyak. Harga tiket yang wajar akan dapat mendatangkan puluhan ribu bobotoh di setiap pertandingannya. Jangan pernah ragukan loyalitas Bobotoh. Fasilitas dan kenyamanan sejak memperoleh tiket hingga menonton pertandingan akan menjadi magnet lainnya, untuk dapat mengeruklebih dalam dompet-dompet bobotoh.

PERSEWAAN!! Kepindahan PERSIB ke Stadion Gedebage sebenarnya patut disyukuri karena tidak menimbulkan hutang baru bagi PERSIB. Kepindahan Arsenal ke Emirates Stadium membuat mereka memiliki hutang jangka panjang yang sangat besar. Arsenal bahkan harus merelakan menjual nama stadionnya ke pihak sponsor agar dapat meringakan keuangan mereka. PERSIB tentu saja tidak dapat menjual nama stadion gedebage ke sponsor karena stadionnya sendiri bukan milik PERSIB. jangankan menjual nama stadion ke sponsor agar mendapatkan pemasukan, malah kita menuai kontroversi sendiri untuk pemberian nama ini. PT. PBB jelas tidak mengeluarkan sepeser Rupiah pun dalam pembangunan stadion berbiaya Rp. 600M ini. Stadion secara penuh dibangun oleh duit APBD Kota Bandung dan Jawa Barat, walau sepertinya Pemkot Bandung akan mengklaim sebagai pemilik resmi stadion (kentara dari ide pemberian nama yang santer diberitakan beberapa waktu yang lalu). Karena itu, PERSIB yang tidak mengeluarkan duit dalam pembangunan akan terpaksa mengeluarkan

uang sewa kepada pemilik stadion. Hal yang sama dilakukan oleh duo klub milan, ironisnya harga sewa stadion mereka menggerus hampir 30% pendapatan matchday tahunannya. Inter Milan yang memiliki rataan jumlah penonton tertinggi di Itali dengan 60.000 penonton per pertandingan hanya mendapatkan keuntungan matchday sebsar 60 Juta karena biaya sewa yang mencapai 30 Juta/tahun. Bandingkan dengan Arsenal yang memiliki rataan jumlah penonton yang hampir sama namun keuntungan dari matchday sebesar 100 Juta! Sudah jelas tampaknya harga sewa untuk Gedebage akan lebih tinggi daripada harga sewa untuk Siliwangi ataupun Si Jalak Harupat. Pertanyaan berikutnya adalah seberapa besar beban sewa ini mempengaruhi keuangan PT.PBB? Fanatisme Bobotoh memang menjadi kunci utama dalam hal gate receipt bagi PERSIB, bukti terakhir adalah untuk pertandingan sekelas uji coba melawan PSAD berhasil mengumpulkan 15.000 penonton! Jadi, sewa seharusnya bukan masalah bagi PT.PBB apalagi sepertinya PERSIB hanya akan memainkan 18 pertandingan kandang karena hanya mengikuti satu kompetisi di Indonesia. PERSIB mungkin bisa meniru model penyewaan stadion ala Manchester City. The Citizen menyewa Eastland Stadium selama 250 tahun dari dewan kota Manchester. Klub hanya membayar sebesar 2 juta per tahun (kemudian diganti model pembayaran berdasarkan matchday revenue, tetap city hanya membayar 4 juta per tahun!) untuk dapat menjual nama stadion mereka kepada sponsor, dan Abu Dhabi Etihad Airways membayar city 35 juta per tahun!!! Sangat menguntungkan rasanya jika PERSIB dapat menyewa Stadion Gedebage secara konsesi selama berpuluh-puluh tahun. Tidak perlu lagi muncul pertanyaan menjelang matchday, Persib maen dimana euy? Siliwangi atau

jalak? yang pasti, baik PERSIB maupun pemkot Bandung jelas tidak mau merugi. Maka perencanaan kontrak penyewaan harus diperhitungkan dengan matang. DEMI PERSIB! Bagimu PERSIB, Jiwa Raga Kami... PERSIB NU SAREREA!

Jika hak siar Liga Indonesia menggunakan sharing ala Premier League

Jika hak siar Liga Indonesia menggunakan sharing ala Premier League, ini lah yang akan PERSIB peroleh. Sharing hak komersial premier league mempunyai 3 komponen, yaitu: A B 50% dibagikan secara merata ke 20 klub peserta 25% dibagikan berdasarkan jumlah siaran langsung, dinamakan facility

fees, maksimal satu klub mendapat jatah 24x siaran langsung dan minimal 10x. C 25% dibagikan pro rata berdasarkan posisi akhir di klasmen.

Hak siar ISL 2012 sendiri dimiliki secara penuh oleh ANTV dan memiliki nilai sebesar Rp. 130 M. Berapakah bagian PERSIB jika menggunakan share method a la Premier League? Berikut hitungan yang coba saya buat. Komponen A Komponen B Komponen C TOTAL IDR. 3.611.111.111 IDR. 6.000.000.000 IDR. 14.444.444.444 IDR. 24.055.555.556

asumsi-asumsi yang digunakan adalah:

Untuk komponen A jumlah klub adalah 18 klub (130 M / 18 Klub) Komponen B, jumlah siaran langsung yang dilakukan oleh ANTV dalam semusim adalah 130 Games.

karena maksimal hanya boleh disiarkan 24x dalam semusim, dan PERSIB adalah klub dengan rating siaran tertinggi maka jumlah pengali untuk komponen B adalah (130 M X 25% / 130 games) X 24 Games siaran langsung dari Bandung.

Komponen C, peringkat akhir PERSIB adalah posisi 8.

Setidaknya PERSIB layak mendapatkan Rp. 24 M dari sisi komersial siaran langsung televisi!! Tentu saja data yang digunakan disini tidak terlalu meyakinkan dan tidak dapat dijadikan pedoman. Hanya data komponen sharing EPL lah yang dapat dipertanggungjawabkan sumbernya.

Anda mungkin juga menyukai