NIM: 1272200048
2023
1
BAB I
PENDAHULUAN
dari kalangan muda sampai dengan kalangan tua dan dari kalangan miskin sampai dengan
sebagai lembaga atau organisasi nirlaba yang tidak berorientasi terhadap laba.
mengubah klub-klub persepakbolaan Dunia dari lembaga atau organisasi nirlaba menjadi
perusahaan yang berorientasi terhadap laba pada tahun 1970-an (Pavlović dkk., 2013).
Mengingat dunia persepakbolaan lebih dari sekedar olahraga, Inggris memegang tombak
yang berorientasi terhadap laba (Hizkia dan Kiswara, 2018; Pavlović dkk., 2013), maka
para investor khususnya kalangan elit yang menyukai persepakbolaan Dunia berbondong-
(Samagaio, Couto, dan Caiado, 2009) dan tentunya sesuai harapan para investor (Hizkia
dan Kiswara, 2018). Gazzola dan Amelio (2016) mengatakan bahwa persepakbolaan
bukan hanya sebuah permainan semata akan tetapi menjadi pasar persepakbolaan yang
2
Untuk menarik para Investor, Perusahaan klub persepakbolaan Dunia diharuskan
keuangan dan non-keuangan sehingga dapat menjadi pertimbangan para investor untuk
persepakbolaan masa kini, dimana adanya manajer Perusahaan dan para investor yang
dibanding dengan para investor yang hanya berpedoman pada informasi dari manajer
Perusahaan secara skeptif dan memberikan sumber daya kepada Perusahaan yang dipilih
(Nosal, 1992).
wewenang oleh para investor sebagai prinsipal untuk mengelola Perusahaan sehingga
menyediakan sumber daya bagi pihak agen untuk menjalankan perusahaan (Jensen dan
Meckling, 1976). Hal ini akan rentan terhadap konflik keagenan yang disebabkan karena
agen ini dinamakan informasi pribadi (Deegan, 2004; Jensen dan Meckling, 1976).
Teori agensi jika dikaitkan dengan penelitian ini, yatitu eksekutif-eksekutif klub
maupun kompetisi English Premier League seperti pemilik klub, dan jajaran direksi klub
sebagai organisasi yang menjalankan kegiatan ekonomi atau finansial (principal) yang
harus mampu menyelaraskan atau berhubungan baik dengan manajemen klub di lapangan
seperti para pemain, pelatih, staf kepelatihan, maupun orang-orang lainnya yang
3
menjalankan bagian klub di bidang olahraga sepak bola atau sebagai sebuah klub sepak
bola (agent).
kini sangat diperlukan agar bisa bersaing di pasar persepakbolaan. Hizkia dan Kiswara
(2018) mengungkapkan bahwa tingkat pendapatan klub dan keuntungan atau kerugiannya
tidak menjadi halangan kinerja klub atau tingkat daya saing English Premier League.
Franck (2014) mengatakan bahwa FFP tidak hanya melindungi stabilitas keuangan
sistemik tetapi juga memiliki efek samping yang positif untuk menjaga ketegangan dalam
persepakbolaan Dunia, menjadi prihatin para investor, bahkan penerapan skema neraca
umum untuk pelaporan keuangan klub sepakbola dan membuat laporan keuangan dasar
saja hampir tidak berguna dalam memahami status dan perkembangan klub (Pavlović
dkk., 2013). Hal ini sangat disayangkan, oleh karenanya perlu perbaikan dalam membuat
laporan keuangan klub sepak bola minimal sesuai standar akuntansi yang berlaku. Hal ini
menjadi menarik bagi peneliti bahwa dengan membuat laporan keuangan klub sepak bola
kurang baik atau tidak sesuai standar akuntansi yang berlaku dapat mempengaruhi
Semakin rendahnya pendapatan maka akan rugi yang didapat, jika sudah rugi yang
di dapat maka mempengaruhi uang bonus dan gaji para pemain sepak bola. Uang bonus
dan gaji pemain yang semakin tidak sesuai maka klub sepak bola khususnya para pemain
tidak maksimal dalam kinerja yang dilakukan. Kinerja semakin menurun sehingga
mempengaruhi efisiensi (García-Cebrián dkk., 2018; Wyszyński, 2016) klub sepak bola
4
tersebut. Oleh karenanya pentingnya dalam memperbaiki laporan keuangan klub sepak
bola demi persaingan pasar dan demi sumber daya yang diperoleh.
pertama-tama, untuk menghasilkan pendapatan yang jauh lebih tinggi dalam kaitannya
dengan biaya gaji para pemain. Hal ini memungkinkan klub yang efisien untuk lebih
efektif (dibandingkan dengan klub yang tidak efisien) mengubah masukan mereka
efisiensi yang rendah pada sembilan musim yang diamati. Ada korelasi kuat antara hasil
olahraga dan efisiensi semifinalis. Peningkatan efisiensi klub dapat meningkatkan hasil
olahraganya.
keuangan dalam konteks pendapatan dan laba atau rugi dari tujuh klub English Premier
League pada tahun 2019-2022. Tujuh klub English Premier League terdiri dari
Manchester United, Arsenal, Everton, Tottenham Hotspur, Chelsea, Manchester City dan
Leicester City. Metode analisis data yang dipergunakan adalah analisis kualitatif
secara mendalam mengenai objek penelitian dengan statistika deskriptif yang berfungsi
sebagai penjelas terhadap data-data yang ada agar data tersebut lebih mudah dipahami.
1. Bagaimana perbandingan pendapatan dan laba atau rugi sebuah klub dengan
prestasi klub?
5
2. Bagaimana perbandingan pendapatan dan laba atau rugi terhadap tingkat kekompotiti-
1. Untuk mengetahui secara mendalam perbandingan pendapatan dan laba atau rugi
2. Untuk mengetahui secara mendalam pendapatan dan laba atau rugi terhadap tingkat
1. Bagi Praktisi
2. Bagi Akademisi
serta memberikan gambaran jelas bagi para peneliti selanjutnya yang ingin
6
BAB II
TINJAUAN PUSATAKA
wewenang oleh para investor sebagai prinsipal untuk mengelola Perusahaan sehingga
menyediakan sumber daya bagi pihak agen untuk menjalankan perusahaan (Jensen dan
Meckling, 1976). Hal ini akan rentan terhadap konflik keagenan yang disebabkan karena
agen ini dinamakan informasi pribadi (Deegan, 2004; Jensen dan Meckling, 1976).
Teori agensi jika dikaitkan dengan penelitian ini, yatitu eksekutif-eksekutif klub
maupun kompetisi English Premier League seperti pemilik klub, dan jajaran direksi klub
sebagai organisasi yang menjalankan kegiatan ekonomi atau finansial (principal) yang
harus mampu menyelaraskan atau berhubungan baik dengan manajemen klub di lapangan
seperti para pemain, pelatih, staf kepelatihan, maupun orang-orang lainnya yang
menjalankan bagian klub di bidang olahraga sepak bola atau sebagai sebuah klub sepak
bola (agent).
7
1. Hizkia dan Kiswara Perbandingan Tingkat pendapatan
(2018) Pendapatan dan Laba klub dan keuntungan
atau Rugi Terhadap atau kerugiannya
Prestasi Klub Dan tidak menjadi
Tingkat halangan kinerja klub
Kekompetitifan atau tingkat daya
English Premier saing English
League Premier League.
2. Pavlović dkk. Financial Reporting Kekurangan dari
(2013) of Football Clubs in skema
R. Serbia penyeimbangan yang
ditentukan untuk
tujuan pelaporan
klub sepak bola, serta
periode pelaporan
yang tidak memadai.
Penerapan skema
neraca umum untuk
pelaporan klub
sepakbola membuat
laporan keuangan
dasar hampir tidak
berguna dalam
memahami status dan
perkembangan klub.
3. Franck (2014) Financial Fair Play in Setelah pengenalan
European Club manajer FFP harus
Football – What is it menjalankan klub
all about? berdasarkan
anggaran yang tetap
dalam batas keras
ditarik oleh
pendapatan sepak
bola mereka dan
"penyimpangan yang
dapat diterima"
didefinisikan dalam
peraturan FFP.
Dengan
memperkenalkan
kendala anggaran
yang sulit, FFP
mengembalikan
insentif untuk
"manajemen yang
baik" dalam industri
yang telah merosot
menjadi "perlombaan
zombie" dengan
jumlah peserta yang
8
bangkrut secara
teknis terus
meningkat, yang
bergantung pada
diselamatkan oleh
subsidi negara
dan/atau suntikan
uang pribadi setiap
tahun.
4. García-Cebrián Efficiency in Peningkatan efisiensi
dkk. (2018) European football klub dapat
teams using meningkatkan hasil
WindowDEA: olahraganya.
Analysis and
evolution
5. Wyszyński (2016) Efficiency Of Teknologi klub yang
Football Clubs In efisien didasarkan,
Poland pertama-tama, untuk
menghasilkan
pendapatan yang jauh
lebih tinggi dalam
kaitannya dengan
biaya gaji para
pemain. Hal ini
memungkinkan klub
yang efisien untuk
lebih efektif
(dibandingkan
dengan klub yang
tidak efisien)
mengubah masukan
mereka menjadi
keluaran.
9
BAB III
persepakbolaan Dunia, menjadi prihatin para investor, bahkan penerapan skema neraca
umum untuk pelaporan keuangan klub sepakbola dan membuat laporan keuangan dasar
saja hampir tidak berguna dalam memahami status dan perkembangan klub (Pavlović
dkk., 2013). Hal ini sangat disayangkan, oleh karenanya perlu perbaikan dalam membuat
laporan keuangan klub sepak bola minimal sesuai standar akuntansi yang berlaku. Hal ini
menjadi menarik bagi peneliti bahwa dengan membuat laporan keuangan klub sepak bola
kurang baik atau tidak sesuai standar akuntansi yang berlaku dapat mempengaruhi
Semakin rendahnya pendapatan maka akan rugi yang didapat, jika sudah rugi yang
di dapat maka mempengaruhi uang bonus dan gaji para pemain sepak bola. Uang bonus
dan gaji pemain yang semakin tidak sesuai maka klub sepak bola khususnya para pemain
tidak maksimal dalam kinerja yang dilakukan. Kinerja semakin menurun sehingga
mempengaruhi efisiensi (García-Cebrián dkk., 2018; Wyszyński, 2016) klub sepak bola
tersebut. Oleh karenanya pentingnya dalam memperbaiki laporan keuangan klub sepak
bola demi persaingan pasar dan demi sumber daya yang diperoleh.
pertama-tama, untuk menghasilkan pendapatan yang jauh lebih tinggi dalam kaitannya
dengan biaya gaji para pemain. Hal ini memungkinkan klub yang efisien untuk lebih
10
efektif (dibandingkan dengan klub yang tidak efisien) mengubah masukan mereka
efisiensi yang rendah pada sembilan musim yang diamati. Ada korelasi kuat antara hasil
olahraga dan efisiensi semifinalis. Peningkatan efisiensi klub dapat meningkatkan hasil
olahraganya.
Tingkat kekompotitifan
Laba atau
English Premier
Rugi_X2
League_Y2
3.3 Hipotesis
3.3.1 Perbandingan Pendapatan dan Laba atau Rugi Klub dengan Prestasi Klub
Kompetisi utama liga Inggris atau English Premier League memiliki 20 tim yang
bermain selama satu musim kompetisi. Dalam 20 tim tersebut, tidak semua dapat
dikategorikan tim besar atau tim yang memiliki sejarah bagus di liga. Tim dengan
kategori sebagai tim besar biasanya didukung dengan keadaan keuangan yang sangat baik
dalam tubuh klub sehingga tidak memiliki masalah dalam hal pengeluaran dan
pemasukan klub dan juga proses audit di akhir tahun yang dapat mengancam kesehatan
keuangan klub. Menariknya, 3 sampai 4 tahun belakangan ini terjadi fenomena yang unik
di liga Inggris. 2 Klub yang menjadi sorotan adalah Manchester United dan Leicester
City. Manchester United merupakan tim tersukses yang ada di Britania Raya, dan KPMG
(2017) mencatat bahwa Manchester United adalah klub kedua terkaya di dunia dan
11
terkaya di Britania Raya. Tetapi, 4 tahun belakangan ini, Manchester United tidak mampu
naik lebih jauh dari peringkat 4 klasemen liga. Terakhir, di musim 2015/2016, Manchester
United hanya mampu berdiri di posisi 5 klasemen. Sebaliknya, Leicester City adalah tim
semenjana yang lebih sering menghuni divisi bawah liga dibandingkan Manchester
United. Tetapi, musim lalu Leicester City dengan sangat mengejutkan mampu meraih
gelar juara liga Inggris, mengalahkan pesain-pesaing kuat seperti Manchester United,
Chelsea, dan Manchester City. Leicester City merupakan tim yang baru saja promosi ke
liga utama pada musim sebelumnya dan hanya mampu berada di peringkat 14 klasemen.
H1 = Perbandingan pendapatan dan laba atau rugi mempengaruhi sebuah klub dengan
prestasi klub.
3.3.2 Perbandingan Pendapatan dan Laba atau Rugi terhadap Tingkat Kekom-
Pada tahun 2016, KPMG melakukan sebuah riset mengenai penilaian atau value
klub sepak bola di benua Eropa. KPMG menganalisis segi finansial, prestasi, sponsor,
dan aspek-aspek lain dari liga-liga di Eropa secara keseluruhan. KPMG (2017) mencatat
bahwa dari daftar 10 klub terkaya yang ada di Eropa, 5 diantaranya adalah klub liga
Inggris. Hal ini membuktikan dominasi liga Inggris dari segi finansial, kesepakatan
dengan sponsor, maupun nilai jual liga Inggris sendiri. Sedangkan dari 32 klub secara
keseluruhan yang diurutkan secara peringkat, liga Inggris menempatkan 7 klub nya dalam
penilaian kekayaan klub Eropa tersebut. Dari fakta yang ada tersebut, bisa dinilai
bagaimana ketatnya persaingan di liga Inggris sendiri. Dengan kekuatan finansial dan
gaya bermain yang lain dibandingkan liga-liga lain, liga Inggris dianggap sebagai yang
12
H2 = Perbandingan pendapatan dan laba atau rugi mempengaruhi terhadap tingkat
13
BAB IV
METODE PENELITIAN
yang akan dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara
operasional sampai pada analisa akhir, data yang selanjutnya disimpulkan dan diberikan
saran. Suatu desain penelitian menyatakan, baik struktur masalah penelitian maupun
rencana penyelidikan yang akan dipakai untuk memperoleh bukti empiris mengenai
Populasi dalam penelitian ini adalah klub di English Premier League. Sampel
adalah tujuh klub yang ada di English Premier League yaitu Manchester United,
Manchester City, Chelsea, Arsenal, Everton, Tottenham Hotspur, dan Leicester City.
Variabel operasional pertama dalam penelitian ini adalah prestasi klub. Kinerja
maupun prestasi kerja dapat diartikan sebagai pencapaian hasil kerja oleh seseorang
ataupun sekelompok orang. Kinerja perorangan dengan kinerja lembaga atau memiliki
hubungan yang cukup kuat atau erat. Dengan perkataan lain bila kinerja perorangan baik,
maka kemungkinan besar kinerja lembaganya juga baik. Dalam kaitannya dengan prestasi
klub sepak bola, di era modern ini keuangan klub disebut menjadi salah satu kunci untuk
meraih prestasi selain taktik dan strategi di lapangan yang dilakukan oleh pemain dan staf
14
kepelatihan. Staf manajerial dan pengurus harian klub menjadi obyek yang cukup penting
dalam bidang non-teknis klub seperti penyusunan laporan keuangan, strategi pemasaran,
strategi penyusunan pendapatan dan pengeluaran klub, dan hal-hal lain yang sifatnya non-
teknis. Dalam penelitian ini, faktor yang akan menjadi alat perbandingan dalam laporan
keuangan klub adalah penurunan pendapatan tahunan klub (revenue) dan kenaikan atau
penurunan laba atau rugi tahunan klub (profit/loss) yang akan dilakukan perbandingan
English Premier League. KPMG (2017) mencatat bahwa dari daftar 10 klub terkaya yang
ada di Eropa, 5 diantaranya adalah klub liga Inggris. Hal ini membuktikan dominasi liga
Inggris dari segi finansial, kesepakatan dengan sponsor, maupun nilai jual liga Inggris
sendiri. Sedangkan dari 32 klub secara keseluruhan yang diurutkan secara peringkat, liga
Inggris menempatkan 7 klub nya dalam penilaian kekayaan klub Eropa tersebut. Dari
fakta yang ada tersebut, bisa dinilai bagaimana ketatnya persaingan di liga Inggris sendiri.
Dengan kekuatan finansial dan gaya bermain yang lain dibandingkan liga-liga lain, liga
Inggris dianggap sebagai yang paling ketat dan kompetitif. Dengan label liga paling ketat
dan kompetitif di dunia, penelitian ini akan menganalisis seberapa besar tingkat
pemasukan dari manfaat ekonomi (kas, piutang dan aset lain) yang berasal dari aktivitas
15
operasional reguler sebuah entitas seperti penjualan barang, penjualan jasa, bunga,
royalti, dan dividen. UEFA (2015) dalam UEFA Financial Fair Play Regulations
memasukkan empat jenis pendapatan yang harus dicantumkan sebuah klub ke dalam
laporan keuangan nya yaitu pendapatan dari tiket pertandingan, sponsor dan periklanan,
hak penyiaran pertandingan, dan komersial. Hal ini juga didukung oleh Deloitte dalam
Deloitte Football Money League yang mendeskripsikan pendapatan dua puluh klub di
dunia dengan pendapatan tertinggi setiap tahunnya dan memasukkan kategori sponsor
dan periklanan ke dalam kategori pendapatan komersial. Dalam kaitan nya dengan sepak
bola, Szymanski dan Kuypers (1999), dalam Samagaio, Couto, dan Caiado (2009)
dapat membuat sebuah klub untuk merekrut pemain dengan kualitas lebih baik pada
Variabel operasional keempat dalam penelitian ini adalah laba atau rugi klub.
secara spesifik dalam laporan laba rugi, laba atau rugi adalah pemasukan yang dikurangi
Standard (2017), mengutip IASB (2015) bahwa laba atau rugi adalah:
values if the components are separately identified and are of the type that would arise if
16
Dalam kaitannya dengan sepak bola, Dobson dan Goddard (2004) dalam Samagaio,
Couto, dan J (2009) mengatakan bahwaklub Inggris dalam konteks finansial lebih
Alat Ukur untuk prestasi klub adalah jumlah gelar per tahun. Jumlah gelar diambil
dari beberapa kompetisi dalam masing-masing tahun yaitu English Premier League, FA
Cup, EFL Cup, FA Community Shield, dan kompetisi Eropa seperti UEFA Champions
League atau UEFA Europa League. Alasannya adalah karena kompetisi merupakan
Alat ukur untuk tingkat kekompetitifan English Premier League adalah peringkat
adalah karena tingkat persaingan yang terjadi pada tujuh klub tersebut terjadi di kompetisi
mendalam mengenai objek penelitian dengan statistika deskriptif yang berfungsi sebagai
penjelas terhadap data-data yang ada agar data tersebut lebih mudah dipahami.
17
DAFTAR PUSTAKA
Barajas, A., Carlos, F.-J., & Liz, C. (2005). Does Sports Performance Influence Revenues
and Economic Results in Spanish Football? Munich Personal RePEc Archive,
3234.
Cahyaningtyas, S. R., Sasanti, E. E., & Husnaini, W. (2015). Corporate Governance and
Different Types of Voluntary Disclosure: Evidence from Companies Listed on the
Stock Exchange Indonesia. International Journal of Applied Business and
Economic Research, 13(7).
Franck, E. (2014). Financial Fair Play in European Club Football – What is it all about?
UZH Business Working Paper Series(328).
Gazzola, P., & Amelio, S. (2016). Impairment Test in the Football Team Financial
Reports. Procedia – Social and Behavioral Science(220), 105-114.
Hizkia, J. P., & Kiswara, E. (2018). Perbandingan Pendapatan Dan Laba Atau Rugi
Terhadap Prestasi Klub Dan Tingkat Kekompetitifan English Premier League
(Studi Kasus Pada Tujuh Klub English Premier League). Diponegoro Journal of
Accounting, 8(1).
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of the firm: Managerial behavior,
agency costs and ownership structure. Journal of financial economics, 3(4).
Pavlović, V., Mijatović, P., & Milačić, S. (2013). Financial Reporting of Football Clubs
in R. Serbia. Management Journal for Theory and Practice Management.
doi:10.7595/management.fon.2013.0013
18
Samagaio, A., Couto, E., & Caiado, J. (2009). Sporting, Financial, and Stock Market
Performance in English Football: An Empirical Analysis of Structural
Relationships. CEMAPRE Working Papers(906).
Samagaio, A., Couto, E., & J, C. (2009). Sporting, Financial, and Stock Market
Performance in English Football: An Empirical Analysis of Structural
Relationships. CEMAPRE Working Papers, 906(Lisbon: Technical University of
Lisbon).
Szymanski, S., & Kuypers, T. (1999). Winners and Losers: The Business Strategy of
Football. London: Viking.
19