Volume 11 Abstrak: Praktik Akuntansi Sumber Daya Manusia pada Klub Sepak
Nomor 1
Halaman 191-207
Bola. Riset ini berupaya untuk memahami penerapan akuntansi terha
Malang, April 2020 dap pemain dan pelatih pada klub sepak bola. Studi kasus digunakan
ISSN 2086-7603 sebagai metode dengan salah satu klub sepak bola sebagai situs riset.
e-ISSN 2089-5879 Hasil riset menunjukkan meskipun manajemen klub telah mengakui pe
main dan pelatih merupakan aset klub, tidak adanya standar akuntan
Tanggal Masuk: si dan panduan mengenai hal tersebut menyebabkan perbedaan dalam
18 November 2019 pengakuan dan pencatatan. Manajemen klub masih memperlakukan
Tanggal Revisi: pemain dan pelatih sebagai beban sebagaimana tercermin dari laporan
26 Februari 2020 keuangannya. Oleh karena itu, pengembangan atas standar akuntansi
Tanggal Diterima: diperlukan, khususnya yang berkiatan dengan sumber daya manusia.
30 April 2020
Abstract: Human Capital Accounting Practices at Football Club.
This research seeks to understand the application of accounting to players
Kata kunci: and coaches on a football club. Case studies are used as a method with the
one of football club as a research site. This research shows that although
akuntansi sumber daya club management has recognized players and coaches as club assets, the
manusia, absence of accounting standards and guidance on this matter causes dif-
pelaporan, ferences in recognition and recording. Club management still treats players
pengakuan, and coaches as burdens as reflected in its financial statements. Therefore,
sepak bola the development of accounting standards is needed, especially those relat-
ed to human resources.
Mengutip ini sebagai: Ridhawati, R., Ludigdo, U., & Prihatingtyas, S. (2020). Praktik Akuntansi Sum
ber Daya Manusia pada Klub Sepak Bola. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 11(1), 191-207. https://
doi.org/10.21776/ub.jamal.2020.11.1.12
Pergeseran paradigma dunia bisnis de nya tidak ada kini dibutuhkan akuntansi
wasa ini yang pada awalnya mengandalkan untuk aset takberwujud, yakni merek, lisen
aset fisik menuju knowledge-based industry, si, intellectual capital, dan berbagai aset tak
telah memberikan khazanah tersendiri bagi berwujud lainnya. Aset-aset baru tersebut
perkembangan akuntansi secara global (Coo tentu saja membutuhkan perubahan dan
per & Johnston, 2012; Janin, 2017; Nicoliello penyesuaian atas standar akuntansi lama
& Zampatti, 2016; Oprean & Oprisor, 2014). yang sudah ada untuk mengakomodisasi
Kondisi ini secara tidak langsung memaksa kebutuhan untuk menampilkan keadaan
akuntansi untuk keluar dari “zona nyaman finansial perusahaan atau organisasi yang
nya” agar dapat mengakomodasi kebutuhan sesungguhnya melalui laporan keuangan
akan standar akuntansi yang baru dan le (Firdlo, 2012; Ghasemi et al., 2018; Nurin
bih sesuai dengan kondisi teraktual. Muncul drasari et al., 2018; Triyuwono, 2015).
standar-standar akuntansi yang sebelum
191
192 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 11, Nomor 1, April 2020, Hlm 191-207
Salah satu aset yang isunya masih dar akuntansi khusus untuk klub sepak
menjadi perbincangan dan perdebatan tidak bola, baik nasio nal maupun internasional
berujung dalam pengembangan akuntansi, menjadikan tidak adanya acuan untuk me
yaitu standar yang terkait dengan sumber nilai apakah laporan posisi keuangan yang
daya manusia (Human Resources Account- disajikan oleh pengelola klub sepak bola su
ing/HRA). Topik HRA sejatinya diperbin dah mengungkapkan kondisi keuangan klub
cangkan secara mendalam oleh para aka yang sebenarnya
demisi dan praktisi misalnya Baxter et al. Penelitian ini bukanlah penelitian per
(2019), Clune et al. (2019), Cooper & John tama yang membahas mengenai bagaimana
ston (2012), Ejiogu & Ejiogu (2018), Lee & memperlakukan dan menilai manusia se
Cheng (2018), McCoy et al. (2019), dan Nico bagai aset khususnya pemain dan pelatih
liello & Zampatti (2016). Standar ini tentu klub sepak bola. Namun hasil risetnya masih
nya tidak lepas dari pro dan kontra terutama kontradiktif. Misalnya riset yang dilakukan
mengenai bagaimana cara yang tepat untuk oleh Scafarto & Dimitropoulos (2018) yang
mengakui manusia di dalam organisasi, berfokus pada legitimasi pengakuan kontrak
khususnya organisasi bisnis. Meskipun te pemain sebagai aset takberwujud dalam
lah lama mendapat perhatian dari para pa laporan posisi keuangan. Ia me nemukan
kar, sampai saat ini belum ada satu standar bahwa kontrak pemain ini tidak memenuhi
yang disepakati untuk kriteria pengukuran kriteria pengakuan yang telah ditetapkan
nilai sumber daya manusia yang objektif. oleh IFRS atas manfaat ekonomi di masa
Apalagi jika mengakuinya sebagai aset, dari depan. Lalu Kulikova & Goshunova (2014)
sisi definisi, belum semuanya dapat me yang mencoba membandingkan berbagai
menuhi syarat sebagai aset sehingga masih set teori dan metodologi serta saran prak
dipertentangkan relevansi, keandalannya, tikal me ngenai pengembangan pe ngakuan
serta moralitasnya (Risaliti & Verona, 2013). akuntansi atas pemain muda sepak bola
Area olahraga profesional selalu menja pada klub sepak bola profesional. Walaupun
di area yang menarik bagi akademisi yang saat ini pengakuan akuntansi mengenai bia
bergelut dalam akuntansi sumber daya ma ya akuisisi atas pemain profesional sudah
nusia. Hal ini dikarenakan eksistensi dari berkembang dan digunakan dalam praktik
aspek pengukuran dalam bentuk sistem manajemen organisasi sepak bola, perlaku
transfer, yang mewajibkan biaya yang diba kan akuntansi yang khusus untuk biaya
yarkan untuk memindahkan registrasi pe akuisisi pemain muda masih diabaikan.
main dari satu klub ke klub lainnya. Sepak Oleh karena itu, terdapat sebagian dari
bola pada awalnya hanya dilihat sebagai aset yang tidak direfleksikan dalam sistem
cabang olahraga semata, tetapi saat ini te akuntansi dan laporan posisi keuangan klub
lah berkembang menjadi salah satu indus sepak bola. Riset lainnya yang dilakukan
tri sendiri yang menghasilkan uang. Alasan oleh Puente-Díaz & Cavazos-Arroyo (2018)
mengapa perlu adanya penilaian mengenai menemukan bahwa seluruh klub sepak bola
manusia sebagai aset dalam klub sepak bola telah memenuhi syarat minimum dari IAS
ialah karena dana yang ada dalam industri 38 dan UEFA. Namun, bagaimana dan infor
sepak bola sendiri bukanlah dana yang ke masi seperti apa yang diungkapkan oleh ma
cil, yang berarti peluang ekonomi yang ada sing-masing klub sepak bola pada laporan
di dalamnya cukup menjanjikan. Dana yang keuang an mereka berbeda secara subtan
diperoleh sebagian besar digunakan untuk sional dan karena masih kurangnya model
membeli pemain yang dianggap berpoten evaluasi dan kemung kinan untuk menga
si untuk meningkatkan kinerja klub sepak pitalisasi home-grown players dan pemain
bola tersebut serta menyewa pelatih dengan dengan agen bebas, sehingga penilaian atas
tujuan yang sama. Tentu saja, pihak-pi pemain masih belum bisa dianggap sudah
hak yang berkepentingan seperti sponsor, disajikan de ngan nilai yang wajar dan se
fans, dan pemegang saham ingin mengeta sungguhnya. Pada sisi lainnya, riset yang
hui bagaimana dana yang diperoleh klub dilakukan oleh Oprean & Oprisor (2014)
digunakan dan dikelola. Pihak-pihak yang yang mencoba menyajikan dampak indus
berkepentingan tersebut tentu saja meng tri sepak bola atas ekonomi, serta bagaima
inginkan adanya laporan, yang bisa saja na registrasi kontrak pemain dibingkai oleh
berbentuk laporan keuangan yang memuat bidang HRA, hingga bagaimana teknik akun
bagaimana dana yang ada digunakan oleh tansi yang digunakan dapat berefek pada
pengelola klub. Namun, belum adanya stan representasi posisi keuangan klub. Hal ini
Ridhawati, Ludigdo, Prihatingtias, Praktik Akuntansi Sumber Daya Manusia pada Klub Sepak Bola... 193
tentu saja dipengaruhi standar akuntansi najemen Bambang FC (klub samaran) dalam
yang diimplementasikan oleh manajemen menilai manusia yang dimilikinya.
klub sepak bola pada kontrak pemain dan Studi kasus digunakan pada riset ini
bagaimana standar akuntansi dapat diinter untuk mengeksplorasi perlakuan akuntansi
pretasikan dan diterapkan. Tujuan akhirnya atas pemain dan pelatih yang diterapkan di
ialah untuk menunjukkan teknik akuntan Bambang FC dengan sistem terbatas kon
si dan metode penilaian mana yang paling temporer atau kasus, melalui pengumpulan
tepat untuk menyajikan nilai wajar yang data yang mendetail dan mendalam, dan
sesunguhnya atas pemain dalam laporan melibatkan beragam sumber informasi atau
keuangan. sumber informasi majemuk seperti wawan
Riset ini berbeda dengan riset sebe cara (Darmayasa & Aneswari, 2015). Selain
lumnya. Riset ini membahas bagaimana itu, studi kasus merupakan metode yang
perlakuan akuntansi tidak hanya pemain, disarankan jika di dalam riset, peneliti tidak
tetapi juga pelatih sebagai aset takberwujud bisa mengontrol keberadaan peristiwa (Yin,
dalam klub sepak bola. Perlakuan akuntan 2018). Riset ini juga berfokus pada fakta
si yang dimaksud dalam riset ini mencakup yang terjadi pada kehidupan nyata. Penggu
perekrutan pemain dan pelatih, penentuan naan studi kasus juga dikarenakan riset ini
kontrak, hingga penyajiannya dalam lapor lebih ke arah generalisasi secara analitikal
an keuangan. Khususnya dalam klub sepak dengan mengembangkan dan menganalisasi
bola di Indonesia, yang pengelolaan klubnya teori. Studi kasus yang digunakan dalam pe
belum sepadan dengan klub sepak bola di nelitian ini merupakan studi kasus deskrip
Eropa. Riset ini menawarkan standar akun tif.
tansi “sementara” bagi klub sepak bola di Informan dalam riset ini dipilih de
Indonesia, khususnya pada aspek penyajian ngan alasan bahwa pihak tersebut berkaitan
informasi akuntansi mengenai pemain dan langsung dalam perlakuan akuntansi atas
pelatih. Selain itu, riset ini juga mencoba pemain dan pelatih dalam Bambang FC. Se
membangun konstruksi dasar pengukuran lain itu, informan juga mengetahui dan pa
nilai pemain dan pelatih dalam klub sepak ham bagaimana perlakuan akuntansi atas
bola dalam ukuran moneter. pemain dan pelatih dalam Bambang FC. In
forman yang berasal dari manajemen Bam
METODE bang FC yaitu Sudirman (nama samaran)
Untuk mengetahui bagaimana per yang merupakan sekretaris umum, asisten
lakuan akuntansi menilai sumber daya ma manajer Bambang FC U19, dan manajer
nusia dalam klub sepak bola sebagai aset, operasional akademi Bambang FC, Mince se
khususnya dalam ukuran moneter, tidak laku staf akuntansi, serta Mergie yang juga
cukup hanya dilihat secara kasat mata merupakan staf akuntansi. Informan yang
melalui laporan keuangan klub sepak bola berasal dari luar manajemen klub sepak bola
semata. Langkah manajemen dalam menen tetapi mengetahui dan memahami perlakuan
tukan angka dalam moneter, yang tertuang akuntansi dalam Bambang FC ialah Suyono
di dalam kontrak pemain hingga di dalam selaku auditor eksternal yang mendapat tu
laporan keuangan klub, yang menggam gas audit laporan keuangan.
barkan nilai sumber daya manusia di klub
sepak bola tersebut dalam ukuran moneter, HASIL DAN PEMBAHASAN
tentu saja melalui dasar-dasar yang ditetap Pemain dan pelatih sebagai aset:
kan oleh manajemen. Dasar-dasar yang hanya sekadar pengakuan. Aset secara
mempengaruhi kebijakan dalam penentuan umum dapat dikatakan sebagai sumber
“harga sumber daya manusia” di dalam klub daya yang saat ini dikuasai entitas sebagai
sepak bola tersebut tentu saja tidak dapat hasil dari peristiwa masa lalu atau sumber
dilepaskan dari sudut pandang manajemen. daya ekonomi yang dimiliki yang berpo
Oleh karena itu, riset tidak dapat hanya tensi menghasilkan manfaat ekonomi. Im
dilakukan dari sudut pandang pihak yang plikasinya, pemain dan pelatih memenuhi
netral atau berjarak dari objek riset. De definisi aset bagi klub sepak bola untuk
ngan kata lain, riset ini berusaha seminimal diakui secara aset menurut IFRS. Pemain
mungkin mengurangi jarak dengan objek dan pelatih me rupakan sumber daya yang
riset agar memahami bagaimana perlakuan “dimiliki” entitas, dalam hal ini klub sepak
metode akuntansi yang diterapkan oleh ma bola terkait, sebagai hasil dari peristiwa di
194 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 11, Nomor 1, April 2020, Hlm 191-207
masa lalu, yang merupakan transaksi jual belum mengakui pemain dan pelatih se
beli atas “hak” mempergunakan jasa atau bagai aset takberwujud dengan sepenuhnya.
kemampuan dari pemain dan pelatih. Pe Bambang FC belum mencatat nilai pemain
main dan pelatih dalam sebuah klub sepak dan pelatihnya sebagai aset takberwujud
bola juga dapat dianggap sebagai sumber dalam pencatatan akuntansinya. Adapun
daya ekonomi bagi klub sepak bola tersebut, pencatatan akuntansi terkait dengan pe
yang memiliki potensi untuk menghasilkan main aset takberwujud dan pelatih hanyalah
manfaat ekonomi bagi klub. Contoh manfaat gaji yang dibayarkan atas pemain dan pela
ekonomi bagi klub sepak bola tersebut misal tih yang masih dibebankan ke akun beban.
nya saja melalui pendapatan atas penjualan Sementara itu, dalam rincian akun aset mi
tiket pertandingan, sponsorship, penjualan salnya, tidak ditemukan akun aset yang ber
merchandise klub, hingga laba yang didapat hubungan dengan pemain ataupun pelatih
kan dari “jual beli” pemainnya. Ghio et al. Bambang FC. Tidak ada jurnal yang dicatat
(2019) dan Torre et al. (2018) juga menjelas oleh bagian akuntansi Bambang FC ketika
kan bahwa ketika pemain menandatangani Bambang FC “menjual” atau “membeli” pe
kontrak, entah pemain tersebut “dibeli” oleh main maupun saat merekrut atau melepas
klub atau merupakan pemain homegrown, pelatih. Hal yang seharusnya dilakukan oleh
pemain tersebut mengakui hak klub atas manajemen Bambang FC jika manajemen
manfaat ekonomi bagi klub di masa depan Bambang FC benar-benar mengakui serta
melalui jasa yang ia berikan. Oleh kare memahami bahwa pemain dan pelatihnya
na itu, ketik menandatangani kontrak, pe merupakan aset bagi klub, seperti penutur
main dapat “digunakan” oleh klub untuk an Mince berikut ini:
mendapatkan manfaat ekonomi di masa de
pan bagi manajemen klub sebagai hasil dari “Ya seharusnya sih seperti itu ya
peristiwa di masa lalu. mbak. Dicatat waktu kita tanda
Secara konsep Bambang FC telah me tangan kontrak baru atau jual pe
ngetahui dan memahami bahwa pemain main, soalnya kan pemain sama
dan pelatihnya pada dasarnya merupakan pelatih kan termasuk aset. Cuma
aset terbesar bagi klub. Begitu juga dengan kita nyatetnya (hal yang berkaitan
pemain muda binaan Bambang FC. Alasan dengan pemain dan pelatih dalam
mengapa Bambang FC menganggap pemain Bambang FC) ya cuma saat kita
dan pelatihnya sebagai aset dijelaskan oleh bayar gajinya aja.” (Mince).
Sudirman:
Manajemen hanya mengerti bahwa
“Pemain itu ya asetnya Bambang pemain dan pelatih di Bambang FC me
FC. Bambang FC performanya rupakan aset klub, bahkan aset terbesar.
bagus, mainnya bagus, kan men Namun, bagaimana perlakuan akuntansi
datangkan banyak pemasukan atas pemain dan pelatih di dalam klub sepak
toh? Dari tiket, sponsor. Bagus bola, bagaimana perlakuan akuntansi terse
jeleknya Bambang FC keliatan but diterapkan, tidak dipahami. Tidak ada
dari pemain nya (Bambang FC) nya standar yang mengatur bagaimana klub
gimana. Terus kaya tadi, Bam sepak bola seharusnya menilai pemain dan
bang FC punya pemain muda. pelatihnya sebagai aset, khususnya dalam
Bisa kita masukin ke tim utama standar akuntansi yang diterapkan di Indo
kita, atau kita jual. Kita sewakan nesia, baik PSAK maupun SAK menjadi ala
ke klub lain juga bisa kalo kita ga san utama bagi Bambang FC belum meng
pake. Dapat pemasukan toh Bam akui, mencatat, dan melaporkan pemain
bang FC? Kalo pelatih yah 11 12 dan pelatihnya sebagai aset dalam laporan
lah” (Sudirman). keuangan. Begitu juga ketiadaaan panduan
atau pedoman dari pihak federasi sepak
Namun, pemahaman mengenai konsep bola Indonesia, sebagai lembaga nasio nal
pemain dan pelatih, serta pemain muda bi yang mengatur sepak bola di Indonesia, juga
naan Bambang FC sebagai aset tersebut ma tidak mengatur mengenai bagaimana per
sih sebatas pemahaman saja. Hal ini terlihat lakuan akuntansi atas pemain dan pelatih
dari proses pengakuan, pencacatan, hingga klub sepak bola sebagai aset, seperti diu
penyajian informasi akuntansi atas pemain tarakan Mergie pada kutipan berikut ini.
dan pelatih di Bambang FC. Bambang FC
Ridhawati, Ludigdo, Prihatingtias, Praktik Akuntansi Sumber Daya Manusia pada Klub Sepak Bola... 195
hingga dapat “dijual” atau “disewakan”. Klub ki hak sepenuhnya atas pemain dan pelatih
juga memiliki otoritas atas pemain melalui sebagai aset. Namun, klub sepak bola dapat
kontrak yang ditandatangani oleh kedua be mengharapkan jasa yang disediakan oleh
lah pihak sehingga harga perolehan pemain tenaga kerja, dalam hal ini pemain dan pela
dapat diukur secara andal, misalnya melalui tih sepak bola. Jasa yang diharapkan inilah
pasar transfer aktif. yang dapat dikontrol dan kepemilikan klub
Pada sisi lainnya, Lozano & Gallego sepak bola berbentuk kontrak kerja.
(2011) dan Müller et al. (2017). juga ber Walaupun karyawan pada perusahaan
pendapat bahwa pemain merupakan aset dan pemain bola serta pelatih sama-sama
inti dalam sebuah klub sepak bola karena merupakan pekerja, terdapat perbedaan sig
pengaruh yang mereka miliki. Mereka men nifikan di antara keduanya. Dimitropoulos
jelaskan bahwa memiliki pemain yang baik & Koumanakos (2015) dan Regoliosi (2018)
dan terkenal baik dalam segi keterampilan menjelaskan perbedaan paling signifikan an
maupun kualitas yang dapat dipasarkan tara karyawan pada perusahaan dan pemain
berkontribusi secara substansial pada pe bola ialah kepemilikan eksklusif atas pemain
ningkatan reputasi klub. Reputasi klub yang yang terdaftar adalah aset terbesar bagi klub.
lebih baik, menghasilkan image klub yang Pemain profesional yang dipekerjakan oleh
lebih kuat, yang membawa peningkatan klub wajib terdaftar di liga dan asosiasi yang
penjualan dan kekuatan negosiasi dengan menjadi tempat mereka berafiliasi. Pemain
media massa, sponsor, dan sebagainya. Ten profesional yang terdaftar pada liga dan aso
tu saja hal ini akan meningkatkan kapasitas siasi tempat mereka berafliasi menandakan
dalam menghasilkan pendapatan di masa kepemilikan ekslusif atas pemain tersebut.
depan. Kepemilikan ekslusif inilah yang kemudian
Temuan kedua peneliti tersebut juga diperjualbelikan oleh klub sepak bola. Oleh
didukung oleh Lardo et al. (2017) dan Oprean karena itu, yang dimaksud pemain dan pela
& Oprisor (2014). Mereka berpendapat bah tih sebagai aset ialah kepemilikan eksklusif
wa pemain dan pelatih sebagai aset. Pemain atas pemain dan pelatih.
dan pelatih, khususnya pemain, merupakan Namun, jika melihat pemain dan pela
elemen paling penting dalam sebuah klub tih sebagai beban karena klub sepak bola
sepak bola. Keduanya bahkan berpendapat, tempat mereka bernanung harus memba
tanpa pemain, aset lainnya milik sebuah yar gaji setiap bulannya selama periode ter
klub sepak bola seakan tidak begitu berar tentu juga bukan pilihan yang bijak. Hal ini
ti. Namun, menurut mereka, mengganggap karena tidak menggambarkan nilai pemain
kontrak sebagai aset dalam pembukuan dan pelatih dalam laporan posisi keuangan,
merupakan hal yang tidak boleh dilakukan. yang merupakan sumber manfaat ekonomi
Seseorang tidak memiliki hak properti atau utama bagi sebuah klub sepak bola. Meng
hak kepemilikan atas orang lain. Mengang akui pemain dan pelatih sebagai beban
gap kontrak pemain dan pelatih sebagai aset, dikatakan sebagai kebijakan “beban” oleh
berarti klub sepak bola tempat pemain dan Regoliosi (2018). Selain itu, kebijakan “be
pelatih tersebut bernanung dapat menggu ban” menurut Dimitropoulos & Koumana
nakan pemain dan pelatih secara keseluruh kos (2015) merupakan perlakuan konvensio
an. nal dan tradisional di mana klub sepak bola
Berbeda dengan aset tak berwujud memperlakukan transfer fee sebagai beban
lainnya, dalam mengidentifikasi aset manu dalam akun laba rugi. Transfer fee sendiri
sia, manfaat ekonomi di masa depan diasosi merepresentasikan sebuah kompensasi atas
asikan dengan manusia melalui kemampuan pemutusan sebuah kontrak dikarenakan
tenaga kerja menghasilkan arus kas dan jasa pemain pindah ke klub lainnya. Transaksi
lainnya yang menciptakan manfaat ekonomi tersebut diakui sebagai beban operasional
di masa depan (Bullough& Coleman, 2019; atau hal “luar bisa” dalam periode di mana
Coluccia et al., 2018). Hal ini yang kemu kontrak ditandatangani. Hal ini kemudian
dian menjadi perdebatan mengenai “penga akan berpengaruh pada beban yang dilapor
kuan hak” atas manfaat ekonomi di masa kan lebih tinggi serta mengurangi pendapa
depan yang dihasilkan oleh manusia. Ma tan pada periode kontrak ditandatangani.
nusia “tidak dapat” dimiliki seperti perusa Selain itu, kebijakan “beban” ini juga tidak
haan memiliki aset berwujud maupun tidak menggambarkan nilai pemain dan pelatih
berwujud. Oleh karena itu, klub sepak bola dalam laporan posisi keuangan, yang di
tidak dapat mengklaim bahwa klub memili dasari karena manfaat masa depan yang
Ridhawati, Ludigdo, Prihatingtias, Praktik Akuntansi Sumber Daya Manusia pada Klub Sepak Bola... 197
mungkin dihasilkan oleh pemain tidak pas umur manfaat ekonomisnya secara garis
ti dikarenakan terdapat faktor cedera, yang lurus atau sama rata. Kapitalisasi biaya
memungkinkan pemain tidak dapat bermain yang dikeluarkan saat perekrutan pekerja
bagi klub. Bambang FC sendiri masih me juga didukung oleh Firdlo (2012) yang ber
nerapkan kebijakan “beban” ini atas pemain pendapat bahwa biaya yang dikeluarkan or
dan pelatih yang bernanung dalam klubnya. ganisasi untuk merekrut, mengembangkan,
Selain permasalahan pengakuan pemain dan mendayagunakan manusia merupakan
dan pelatih sebagai beban operasional atau bentuk investasi untuk memperoleh “aset
sebagai aset bagi klub, permasalahan lain manusia” selayaknya pengapitalisasian bia
yang menyangkut pemain dan pelatih ialah ya ke dalam harga perolehan aset tetap.
mengenai penilaian pemain dan pelatih. Hal “Mencontek” perlakuan akuntansi
ini karena tidak ada dua individu yang iden atas pemain dan pelatih di klub sepak bola
tik dan sama persis, bahkan manusia yang Eropa: Liverpool dan Manchester United.
terlahir kembar sekalipun memiliki kara Belum adanya standar mengenai penilaian
teristik yang berbeda. Begitu juga dengan pemain dan pelatih sebagai aset dalam lapor
pemain dan pelatih. Bagaimana cara meng an keuangan, baik dari DSAK – IAI maupun
ukur nilai pemain dan pelatih secara objek dari lembaga yang mengelola industri sepak
tif merupakan permasalahan lainnya dalam bola, menjadi alasan utama perlakuan
akuntansi yang berkaitan dengan industri akuntansi atas pemain dan pelatih sebagai
sepak bola. aset dalam klub sepak bola belum diterap
Praktik akuntansi saat ini, khususnya kan dengan baik. Walaupun begitu, mana
dalam klub sepak bola Indonesia, memang jemen klub sepak bola di Indonesia dapat
masih memperlakukan biaya perekrutan, mengadopsi sistem akuntansi yang telah
pelatihan, hingga pengembangan kemam diterapkan oleh manajemen klub sepak bola
puan pemain dan pelatih sepak bola sebagai di luar negeri, yang telah dikelola dengan
beban pada periode saat terjadinya aktivitas profesional dan memilki panduan mengenai
tersebut. Ghio et al. (2019) mengungkapkan bagaimana pemain dan pelatih dalam klub
bahwa praktik tradisional dalam akuntansi sepak bola, sebagai aset diakui, dicatat, ser
untuk pemain telah mengecualikan evalua ta disajikan dalam laporan keuangan. Jika
si apa pun atas pemain dari laporan posisi dibandingkan dengan industri sepak bola di
keuangan. Entah pemain tersebut “dibeli” luar negeri, khususnya di benua Eropa, In
dari pasar transfer maupun yang dikem dustri sepak bola di Indonesia sendiri masih
bangkan oleh klub secara internal. Torre sangat jauh tertinggal. Di Eropa, klub sepak
et al. (2018) menjelaskan bahwa selama ini bola sudah dikelola secara profesional. Sa
transfer fee (dan segala biaya yang berkaitan ham-saham klub bola di Eropa pada umum
untuk mendapatkan pemain), dibeban kan nya sudah diperjualbelikan di bursa sa
ke akun pendapatan dan beban lain-lain ham. Oleh karena itu, melampirkan laporan
pada tahun transfer pemain terjadi. Demiki keuangan tahunan merupakan kewajiban
an pula dengan Puente-Díaz & Cavazos-Ar bagi klub-klub sepak bola tersebut. Salah
royo (2018) yang mengungkapkan bahwa satu infromasi yang ada di laporan keuang
transfer fee mengakibatkan laba lebih sedikit an yang disediakan oleh klub-klub terse
pada periode tersebut. Tidak hanya itu, pe but ialah informasi mengenai pemain yang
ningkatan pendapatan di masa depan hasil dikategorikan sebagai aset tak berwujud. Se
dari perekrutan, pelatihan hingga pengem cara umum klub-klub sepak bola di Eropa
bangan kemampuan pemain dan pelatih memasukkan sumber daya manusianya da
dalam sepak bola tersebut akan tercermin lam hal ini pemain dan pelatih dalam klub
pada laporan laba rugi di masa depan tanpa nya sebagai aset takberwujud. Misalnya saja
biaya. Dengan kata lain, konsep kesesuaian Liverpool dan Manchester United.
antara pendapatan dan beban terkait tidak Liverpool membagi aset takberwujud
terjadi. Bloom & Kamm (2014) juga meng nya menjadi dua kategori, yaitu goodwill
ungkapkan bahwa perusahaan seharus dan player registrations. Liverpool men
nya mencerminkan biaya yang dikeluarkan catat player registrations dengan nilai saat
saat merekrut pekerja hingga pengembang pemain tersebut “dibeli” oleh Liverpool. Li
an kemampuan sebagai aset jangka pan verpool juga melakukan amortisasi dan re
jang karena diharapkan dapat memberikan valuasi pada player registrations dengan
manfaat di masa depan. Biaya-biaya ini ha adanya akun impairment yang dijabarkan
rus diamortisasi atau dialokasikan selama pada Catatan Atas Laporan Keuangan. Nilai
198 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 11, Nomor 1, April 2020, Hlm 191-207
pemain ditampilkan pada laporan posisi lam Form 20-F United States Securities and
keuangan Liverpool merupakan nilai buku Exchange Comission Manchester United.
bersih setelah dikurangi amortisasi pada ta Manchester United mencatat nilai pemain,
hun berjalan dan kerugian maupun keun pelatih, serta staf manajemen inti sebesar
tungan hasil revaluasi. Liverpool mencatat biaya yang berkaitan saat mengakuisisi pe
nilai pemainnya sebesar biaya yang berkait main, pelatih, serta staf manajemen inti
an saat mengakuisisi pemain. Biaya tersebut pada nilai wajarnya. Biaya yang berkaitan
dikapitalisasi dan diamortisasi berdasarkan dengan akuisisi pemain dan staf manajemen
jangka waktu kontrak pemain. Jika pemain inti meliputi transfer fee, biaya retribusi liga,
tersebut memperpanjang kontrak, amortisa biaya agen dan biaya lainnya yang dapat di
si dihitung berdasarkan penambahan jang distribusikan secara langsung. Biaya-biaya
ka waktu kontrak dari tanggal penandatang tersebut juga termasuk estimasi nilai wajar
anan kontrak. Keuntungan dan kerugian dari setiap pertimbangan kontingensi. Es
yang didapatkan saat pelepasan pemain di timasi atas nilai wajar dari imbalan-imbal
hitung berdasarkan transfer fee yang diteri an kontingensi mengharuskan manajemen
ma dikurangi nilai buku pada saat transaksi Manchester United untuk memperhitungkan
penjualan pemain tersebut, dikurangi bia kemungkinan atas kondisi performa tertentu
ya yang terkait atas transfer pemain terse yang akan menimbulkan payment of conti
but. Catatan Atas Laporan Keuangan juga ngent consideration seperti jumlah penampi
memaparkan bahwa manajemen Liverpool lan pemain. Biaya-biaya ini diamor tisasi
dapat melakukan revaluasi atas aset tak selama periode yang dicakup oleh kontrak
berwujud, termasuk kontrak pemain sesuai individu. Sejauh kontrak individu diperpan
dengan Financial Reporting Standard (FRS) jang, nilai buku yang tersisa diamor tisasi
102 Section 27, jika terdapat indikasi me selama sisa masa kontrak yang direvisi.
ngenai penurunan nilai atas aset takberwu Manchester United menjelaskan mengenai
jud. Namun, mengenai bagaimana Liverpool transfer fee yang menjadi dasar bagi nilai
menghitung impairment atau melakukan buku pemain. Pengakuan pendapatan yang
revaluasi atas pemainnya, tidak dijelaskan didapatkan dari akademi pemain muda dari
lebih lanjut dalam Catatan Atas Laporan peminjaman pemain dan transfer fee juga di
Keuangan. jelaskan oleh Manchester United.
Liverpool menjabarkan informasi de Tidak jauh berbeda dengan Liver
ngan cukup detail mengenai perlakuan pool, manajemen Manchester United juga
akuntansi pemainnya. Namun, informasi melakukan amortisasi biaya yang berkaitan
mengenai bagaimana klub sepak bola Li dengan akuisisi pemain. Hal yang membe
verpoool menerapkan perlakuan akuntansi dakan dengan Liverpool adalah Manchester
atas pelatihnya, baik dari sisi pengakuan, United tidak hanya meng amortisasi biaya
pencatatan, hingga penyajian dalam laporan yang berkaitan dengan akuisisi pemain,
keuang an, tidak disajikan dalam laporan tetapi juga biaya akuisisi staf manajemen
posisi keuang an Liverpool. Jika dibanding inti. Biaya yang dikeluarkan pada saat akui
kan de ngan Liverpool, informasi mengenai sisi diamortisasi dengan umur ekonomis
bagaimana perlakuan akuntansi Bambang berdasarkan jangka waktu kontrak pemain
FC atas pemain dan pelatih sebagai aset maupun staf manajemen inti. Perubahan
dalam laporan keuangan tahunan tidak ter nilai amortisasi pemain ataupun staf mana
sedia dalam laporan keuangan. Bambang jemen inti merefleksikan penambahan biaya
FC tidak memberikan penjelasan mengenai yang dibayarkan atas akuisisi pemain dan
bagaimana pemain dan pelatih nya diakui staf manajemen inti, penambahan jangka
dan dicatat dalam akuntansi serta bagaima waktu kontrak, serta pelepasan pemain dan
na pemain dan pelatihnya disajikan dalam staf manajemen inti. Manchester United juga
laporan keuangan. mengakui keuntung an ataupun kerugian
Tidak jauh berbeda dengan Liverpool, dari pelepasan asetnya, dalam hal ini pe
Manchester United juga menggolongkan pe main klub Manchester United, dalam lapor
mainnya ke dalam kelompok aset tak berwu an laba rugi mereka. Bahkan, dalam Form
jud. Manchester United menjelaskan dengan 20-F United States Securities and Exchange
cukup dalam mengenai bagaimana per Comission Manchester United untuk tahun
lakuan akuntansi Manchester United atas fiskal 2018, lebih jauh dijelaskan pendapat
pemain ataupun pelatihnya sebagai aset. an atas pelepasan aset tak berwujud untuk
Hal ini tertuang dalam laporan tahunan da tahun yang berakhir 30 Juni 2018 sebesar
Ridhawati, Ludigdo, Prihatingtias, Praktik Akuntansi Sumber Daya Manusia pada Klub Sepak Bola... 199
124,4 juta poundsterling, yang sebagian be dimaksud dalam IAS 38 adalah memenuhi
sar berkaitan dengan pelepasan pemain ser definisi, dan kriteria pangakuan aset tak
ta penjualan atas biaya yang berhubungan berwujud.
dengan pemain sebelumnya. Manchester IAS 38 menjelaskan mengenai bagaima
United juga memaparkan secara mendetail na aset tak berwujud diukur nilainya dan
mengenai nilai amortisasi serta keuntungan menentukan umur ekonomis aset tersebut.
yang didapatkan atas pelepasan pemain. Aset tak berwujud harus diukur sebesar
Penyebab utama terdapat perbedaan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
besar mengenai perlakuan akuntansi pe mendapatkan aset tersebut hingga siap di
main dan pelatih sebagai aset takberwujud gunakan oleh perusahaan. Hal ini yang
antara klub sepak bola di Eropa dan Bam kemudian dapat menjadi dasar bagi manaje
bang FC adalah dipengaruhi oleh standar men klub sepak bola untuk mengukur nilai
yang berkaitan, termasuk standar akuntan pemain dan pelatih mereka sebesar nilai
si yang mengatur mengenai penyajian infor kontrak beserta biaya yang dikeluarkan un
masi pemain dan pelatih sebagai aset dalam tuk mengakuisisi atau mempekerjakan pela
laporan keuangan. Di Eropa industri sepak tih. Manajemen klub sepak bola kemudian
bola sudah lebih dahulu berkembang. Klub- dapat mencatat total biaya tersebut sebagai
klub sepak bola di Eropa pun telah dikelola nilai atas pemain maupun pelatih. Semen
secara profesional. Adanya standar dari pi tara itu, untuk penentuan umur ekono
hak berwenang mengenai bagaimana nilai mis, entitas dapat menggunakan periode
pemain dan pelatih diakui, dicatat, serta di entitas dapat memanfaatkan aset tersebut
laporkan dalam laporan keuangan klub se yang diekspetasikan entitas atas aset, hasil
bagai aset sehingga klub sepak bola di Eropa produksi, atau ekspetasi jumlah unit yang
memiliki panduan bagaimana nilai pemain mendekatinya, yang dapat entitas dapat
dan pelatih diakui, dicatat, hingga dilapor kan melalui aset tersebut. Jika diterapkan
kan dalam laporan keuangan klub. Walau dalam klub sepak bola, entitas yang dalam
pun untuk penentuan nilai secara moneter hal ini manajemen klub sepak bola, dapat
pemain dan pelatih masih belum memili menggunakan nilai kontrak pemain ataupun
ki standar yang berlaku, klub sepak bola pelatih sebagai umur ekonomis dari pemain
di Eropa telah memahami bahwa pemain dan pelatih. Jangka waktu kontrak pemain
dan pelatih dalam klub sepak bola mereka merupakan periode di mana klub sepak bola
merupakan aset bagi klub. Pemahaman ini dapat memanfaatkan pemain dan pelatih
dapat terlihat dari bagaimana klub sepak yang dikontraknya. Hal ini sesuai dengan
bola di Eropa, dalam tulisan ini Liverpool metode penentuan umur ekonomis yang per
dan klub sepak bola Manchester United, tama, di mana entitas dapat menggunakan
mengakui, mencatat, serta memperlakukan periode entitas yang dapat memanfaatkan
pemain dan pelatih mereka sebagai aset da aset tersebut yang diekspetasikan oleh enti
lam laporan keuangan. tas atas aset.
IAS 38 sebagai standar “sementara”. Manajemen Bambang FC dapat menga
Hingga saat ini masih belum ada standar dopsi bagaimana manajemen Liverpool mau
khusus yang mengatur mengenai HRA atau pun manajemen klub sepakola Manchester
pun panduan me ngenai pengukuran sum United dalam memperlakukan pemain dan
ber daya manusia secara moneter, baik di pelatihnya sebagai aset dalam klub. Baik
Indonesia maupun di luar negeri. Namun, manajemen Liverpool maupun manajemen
jika melihat perlakuan akuntansi atas pe klub sepakola Manchester United menga
main dan pelatih sebagai aset yang telah di kui dan mencatat pemain dan pelatihnya
terapkan Liverpool dan Manchester United, sebagai aset takberwujud dalam pencatatan
salah satu standar akuntansi yang paling akuntansinya. Nilai pemain dan pelatih di
mendekati untuk di terapkan pada pemain catat oleh kedua klub sebesar nilai kon
dan pelatih sebagai aset bagi klub sepak trak beserta biaya yang dikeluarkan untuk
bola, ialah International Accounting Standard mengakuisisi pemain dan pelatih ke dalam
(IAS) No. 38. Pemain dan pelatih dalam klub klub. Nilai tersebut kemudian dikapitalisasi
sepak bola sendiri telah memenuhi syarat sepanjang umur ekonomis yang ditentukan
untuk diklasifikasikan sebagai aset tak berdasarkan jangka waktu masing-masing
berwujud berdasarkan IAS 38. Syarat yang pemain ataupun pelatih. Manajemen Liver
200 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 11, Nomor 1, April 2020, Hlm 191-207
pool dan klub sepakola Manchester United ketika pemain diakuisisi. Namun, ada yang
juga melakukan revaluasi atas nilai pemain mengelompokkannya ke dalam beban opera
dan pelatih, bahkan melakukan impairment sional, dan ada juga yang membebankan ke
jika manajemen kedua klub sepak bola mas beban lain-lain. Ketika FRS 10 dikeluarkan,
ing-masing menemukan adanya indikasi kapitalisasi transfer fee menjadi kewajiban
yang diperlukan impairment baik atas pe di Eropa.
main maupun pelatih. Sayangnya, FRS 10 dikeluarkan oleh
IAS 38 sendiri, menurut Lardo et al. dewan pelaporan keuangan Eropa saja se
(2017) dan Oprean & Oprisor (2014), belum hingga luas penerapannya hanya terbatas.
secara akurat menyatakan pengakuan sum Namun, untuk ke depannya, Indonesia se
ber daya manusia dalam kategori aset, tetapi baiknya memiliki standar sendiri, yang dapat
lebih menawarkan prasyarat untuk mene bersumber dari adopsi IAS 38 yang dise
rapkan perlakuan akuntansi. Mereka lebih suaikan dengan kondisi di Indonesia, atau
jauh juga berpendapat bahwa IAS 38 juga dapat membuat sendiri standar akuntansi
tidak dapat diterapkan atas pemain muda yang mengatur mengenai manusia sebagai
binaan klub yang tergabung dalam Akademi aset sesuai dengan kondisi di Indonesia. Hal
klub. Hal ini karena pemain muda binaan ini karena adopsi standar berdasarkan IAS
klub merupakan pemain di bawah umur se tidak selalu sesuai dengan kondisi di Indo
hingga belum dapat memiliki kontrak pro nesia. Contohnya saja PSAK 69 diadopsi dari
fesional. Kontrak profesional yang menjadi IAS 41. PSAK 69 ini masih menuai banyak
dasar bagi IAS 38 untuk diakui sebagai aset kritik karena kurang sesuai dengan kondisi
takberwujud tidak ada, sehingga pemain di Indonesia. Ruang lingkup IAS 41 adalah
muda binaan klub tidak dapat diidentifikasi. perusahan industri besar, yang umumnya
Pemain muda binaan klub juga belum dapat telah terdaftar di pasar saham yang bergerak
diukur secara pasti biaya yang dikeluarkan di bidang agrikultur. Sementara itu, di Indo
klub untuk memanfaatkan pemain muda nesia sendiri yang merupakan negara agri
tersebut, sampai pemain muda tersebut kultur didominasi oleh UMKM, khususnya
dikontrak secara profesional oleh klub. Keti pengusaha tradisional.
ka pemain muda dikontrak secara profesio SAK ETAP bab 16 - aset tak berwu-
nal oleh klub, statusnya tentu saja bukan jud sebagai IAS 38 rasa lokal. Selain IAS
pemain muda binaan klub lagi sehingga IAS 38, terdapat standar lain yang dapat menja
38 dapat diterapkan. Namun, untuk saat ini di panduan Bambang FC dalam mengakui,
IAS 38 dapat dijadikan standar atau pan mencatat, dan menyajikan informasi menge
duan sementara untuk mengisi kekosongan nai pemain dan pelatih sebagai aset. Stan
hingga standar atau panduan yang lebih. dar tersebut ialah SAK ETAP Bab 16. SAK
Selain IAS 38, terdapat standar akun ETAP sendiri merupakan standar akuntansi
tansi lain yang dapat digunakan oleh klub untuk entitas tanpa akuntanbilitas publik.
sepak bola dalam menilai pemain dan pela SAK ETAP merupakan PSAK yang telah dise
tihnya sebagai aset, yaitu Financial Report- derhanakan de ngan menggunakan pilihan
ing Standard 10. Financial Reporting Stan- pada alternatif standar yang le bih mudah
dard 10 atau FRS 10 sama-sama melingkupi dan simpel dan penyerdehanaan pengakuan
aset takberwujud. Mnzava (2013) mengung dan pengukur an. SAK ETAP di susun de
kapkan bahwa FRS 10 menunjukkan am ngan mengadopsi IFRS for SME yang diubah
bivalensi regulator terhadap pengakuan aset menyesuaikan kondisi yang ada di Indone
tak berwujud. Hal ini terlihat dari pedoman sia.
akuntansi untuk goodwill, di mana pengha Bambang FC menggunakan SAK ETAP
pusan langsung terhadap cadangan adalah dalam menyajikan laporan keuangannya,
opsi yang lebih disukai, meskipun kapi sesuai yang diungkapkan dalam Ikhtisiar
talisasi dan amortisasi diizinkan. Sebelum Kebijakan Akuntansi dalam Catatan Atas
adanya FRS 10, terdapat beberapa metode Laporan Keuangan. Di dalam SAK ETAP ter
dalam pencatatan dan pengakuan atas pe dapat Bab 16 yang membahas mengenai aset
main di Eropa karena belum adanya standar. takberwujud. Jika manajemen Bambang in
Bullough & Coleman (2019) dan Dimitropou gin mengakui pemain dan pelatihnya sebagai
los & Koumanakos (2015) memaparkan aset, atau bahkan mengakui seluruh sum
mayoritas klub di Eropa menganggap trans- ber daya manusia sebagai aset, manajemen
fer fee sebagai beban pada periode berjalan Bambang FC dapat menerapkan perlakuan
Ridhawati, Ludigdo, Prihatingtias, Praktik Akuntansi Sumber Daya Manusia pada Klub Sepak Bola... 201
aset takberwujud pada Bab 16 dalam SAK berwujud dikarenakan Bab 16 SAK ETAP
ETAP untuk mengakui sumber daya manu berpendapat bahwa aset takberwujud yang
sianya sebagai aset. dihasilkan secara internal entitas tidak
Pemain dan pelatih dalam klub sepak diakui, dan pengeluaran yang berkaitan
bola memenuhi definisi aset takberwujud dengan aset takberwujud yang dihasilkan
pada Bab 16 SAK ETAP. Menurut Bab 16 internal dicatat sebagai beban.
SAK ETAP aset tak berwujud merupakan Sumber daya manusia sebagai aset:
aset non-moneter yang dapat diidentifikasi pengukuran nilai moneter manusia
dan tidak mempunyai wujud fisik. Syarat melalui kacamata akuntansi sumber daya
aset tak berwujud adalah dapat diidentifikasi manusia. Sejumlah peneliti memaparkan
dan terdiri atas dua hal, yaitu dapat dipisah pendekatan penilaian manusia berdasarkan
kan dari aset lainnya (atau terbagi terpisah ukuran moneter. Leitão & Baptista (2019) dan
atau dapat dijual, dialihkan, dilisensikan, Scafarto & Dimitropoulos (2018) memapar
disewakan, atau ditukarkan secara indivi kan pendekatan biaya. Pada pendekatan bia
dual atau bersama) serta muncul dari hak ya penilaian manusia berdasarkan ukuran
kontraktual atau hak hukum lainnya. moneter yang digunakan berdasarkan nilai
Jika melihat definisi aset takberwujud akuisisinya. Pendekatan biaya merupakan
menurut Bab 16 SAK ETAP, pemain dan metode yang paling umum digunakan oleh
pelatih dalam klub sepak bola memenuhi klub sepak bola dalam menilai sumber daya
definisi tersebut. Pemain dan pelatih me manusianya. Mereka juga mengusulkan
menuhi syarat identifikasi aset tidak tetap klub sepak bola menghitung biaya akusisi
dalam Bab 16 SAK ETAP yaitu dapat dipi sepanjang kontrak untuk mendapatkan nilai
sahkan dari aset lainnya, atau terbagi ter bersih pada setiap akhir periode akuntansi.
pisah atau dapat dijual, dialihkan, dilisen Nilai bersih ini kemudian dapat dikurangi
sikan, disewakan, atau ditukarkan secara depresiasi yang telah diestimasi oleh ma
individual atau bersama. Kontrak pemain najer dengan memperhitungkan “nilai resi
dan pelatih dalam klub sepak bola dapat du” dari pembelian pemain. Nilai bersih ini
dipisahkan dari aset lainnya, juga dapat juga memperhitungkan risiko implisit yang
terbagi terpisah. Kontrak pemain dan pela berkaitan dengan pemain, yang biasanya le
tih juga dapat dijual atau dipindahkan “hak bih rendah dari nilai pemain yang dihitung
kepemilikan” atas pemain atau pelatih terse menggunakan pengganda pendapatan yang
but ke klub sepak bola lainnya, dapat dialih digunakan oleh Union of European Football
kan, disewakan ke klub sepak bola lainnya, Association (UEFA).
atau ditukarkan baik secara individual mau Pada sisi lainnya, Lardo et al. (2017) dan
pun bersama-sama. Selain itu, “hak kepemi Müller et al. (2017) menjelaskan pendekat
likan” atas pemain dan pelatih muncul dari an pendapatan dalam menilai nilai pemain.
hak kontraktual. Oleh karena itu, dapat di Pengganda pendapatan umumnya digu
simpulkan pemain dan pelatih memenuhi nakan UEFA pada era 1990-an untuk me
definisi aset takberwujud dalam Bab 16 SAK nentukan harga transfer pemain antarklub
ETAP. di Eropa. Harga transfer ini minimal harus
Jika Bambang menerapkan Bab 16 sama dengan gaji kotor pemain yang dika
SAK ETAP untuk pengakuan pemain dan likan dengan koefisien yang telah ditentukan
pelatih sebagai aset, maka nilai pemain dan berdasarkan umur pemain. Namun metode
pelatih diukur menggunakan biaya peroleh ini tidak memperhitungkan penurunan nilai
an pada saat diperoleh. Umur manfaat uang dan risiko yang berkaitan dengan pe
yang digunakan untuk memperhitungkan main.
amortisasi ialah sepanjang periode kontrak Pendekatan lainnya dipaparkan oleh
yang telah ditandatangani. Nilai residu pe Carlsson-Wall et al. (2016) dan Keshtidar et
main dan pelatih dianggap nol. Pemain dan al. (2017), yaitu pendekatan pasar. Metode
pelatih diamortisasi mengggunakan metode pendekatan ini berprinsip bahwa nilai pe
garis lurus. Nilai pemain dan pelatih disa main dibentuk dari pasar pada saat transfer
jikan sebesar biaya perolehan atas pemain terjadi. Namun, pendekatan ini sulit untuk
dan pelatih tersebut yang dikurangi dengan dilakukan karena hanya dapat dilakukan
akumulasi amortisasi dan akumulasi ke pada saat transfer terjadi, sehingga tidak
rugian penurunan nilai jika ada. Untuk pe dapat dievaluasi untuk perbandingan. Hal
main homegrown, manajemen Bambang FC ini dikarenakan setiap pemain unik, sehing
tidak dapat mengakuinya sebagai aset tak ga performanya maupun kinerjanya tidak
202 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 11, Nomor 1, April 2020, Hlm 191-207
dapat direplikasi. Selain itu, nilai pemain dihitung berdasarkan nilai yang tertera pada
seringkali juga dipengaruhi oleh hal yang saat penandatanganan kontrak. Oleh karena
tidak dapat diperhitungkan secara pasti, itu, nilai ini harus diamortisasi dengan nilai
yaitu negosiasi antara klub yang “menjual” residu nol pada akhir kontrak.
pemain dengan klub yang “membeli” pemain Dari segi pencatatan, Bambang FC me
tersebut. nerapkan metode dengan pendekatan biaya
Jika Bambang FC dikatakan menggu seperti yang diuraikan pada paragraf sebel
nakan pendekatan berbasis biaya. Meskipun umnya. Bambang FC mencatat pemain sebe
demikian, hal ini kurang tepat karena Bam sar biaya yang dikeluarkan pada saat men
bang FC tidak memasukkan biaya aktual gakuisisi pemain. Nilai yang dicatat sebesar
yang dikeluarkan dalam mengelola pelatih. nilai kontrak pada saat tanda tangan kon
Manajemen Bambang FC juga tidak mem trak kerja terjadi. Pemain dicatat pada akun
perkirakan biaya yang harus dikeluarkan jika aset tidak tetap. Nilai pemain juga diamor
mengganti pelatih maupun menggunakan tisasi dengan nilai residual nol pada akh
konsep ekonomi tentang biaya kesempatan. ir periode kontrak. Nilai residual nol pada
Pendekatan berbasis nilai moneter juga ku akhir periode mencerminkan nilai pemain
rang tepat karena Bambang FC sama sekali tersebut bagi klub, bukan nilai yang melekat
tidak memperhitungkan usia pensiun yang pada pemain ataupun pelatih.
merupakan salah satu elemen penting dalam Leitão & Baptista (2019) dan Scafarto &
pasar. Bambang FC juga tidak menghitung Dimitropoulos (2018) menjelaskan saat klub
nilai manfaat yang dihasilkan oleh Bambang sepak bola “membeli” pemain, klub sepak
FC dari hasil pembinaan pelatih yang dimi bola tersebut memilki opsi atas pemain,
liki oleh Bambang FC, sehingga model pasar yaitu menggunakannya, meminjamkannya,
juga bukan merupakan metode pendekatan atau menjualnya. Pada akhir kontrak, opsi
yang digunakan Bambang FC. Model pasar inilah yang bernilai nol bagi klub saat akhir
juga bukan metode yang digunakan oleh periode kontrak karena klub tidak mempu
manajemen Bambang FC tidak menghitung nyai opsi untuk menggunakan, meminjam
estimasi manfaat ekonomis yang didapatkan kan, ataupun menjualnya. Pada akhir peri
Bambang FC di masa depan dengan mem ode pemain bebas dari berbagai kewajiban
perkerjakan pelatihnya. Bambang FC tentu dengan klub. Ketika terjadi negosiasi baru
saja mengharapkan manfaat dari memper baik de ngan klub sepak bola yang lama
kerjakan pelatih, tetapi masih belum dalam maupun klub sepak bola yang baru, nilai
bentuk nilai moneter yang dapat diukur (ha yang tercantum pada kontrak baru yang
nya sekadar “membawa Bambang FC ber ditandatangani merupakan nilai “terbaru”
jaya di kompetisi yang diikuti” atau dalam pemain tersebut yang dinilai berdasarkan
bentuk performa saja). performanya saat itu.
Jika melihat metode penilaian manusia Untuk penilaian pelatih dalam ukur
berdasarkan nilai moneter, Bambang meng an moneter, Bambang FC dapat menggu
gunakan pendekatan biaya dalam menilai nakan metode pendekatan pasar. Seperti
pemain dan pelatihnya. Bambang FC meng yang sudah dijelaskan sebelumnya, metode
gunakan biaya yang dikeluarkan pada saat pendekatan ini berprinsip bahwa nilai pe
awal mengakuisisi pemain ataupun pelatih main dibentuk dari pasar pada saat transfer
sebagai nilai moneter mereka. Walaupun ada terjadi. Jika diterapkan pada penilaian pela
penentuan nilai moneter atas pemain dan tih, nilai pelatih dibentuk pada saat terjadi
pelatih dalam Bambang FC, tidak berlanjut perekrutan pelatih. Negosiasi antarpelatih
hingga ke tahap pencatatan dan penyajian dan klub yang ingin merekrut pelatih menja
dalam laporan posisi keuangan Bambang dikan nilai pelatih tidak dapat diperhitung
FC. kan secara pasti. Sama seperti perlakuan
Jumlah transfer fee, gaji, dan durasi terhadap pemain, Bambang FC mencatat
kontrak pemain berkontribusi signifikan pelatihnya sebesar nilai yang tertera pada
terhadap valuasi pemain. Jumlah transfer kontrak pada saat tanda tangan kontrak
fee yang harus dibayar klub saat merekrut kerja terjadi. Pelatih dicatat pada akun aset
pemain merupakan investasi bagi klub di tidak tetap. Nilai pelatih juga diamortisasi
masa depan yang setara dengan biaya yang dengan nilai residual nol pada akhir periode
dikeluarkan pada investasi aset tetap. Oleh kontrak.
karena itu, sudah wajarnya transfer fee di Mnzava (2013) dan Scafarto & Dimi
catat sebagai aset takberwujud. Nilai pemain tropoulos (2018) menggunakan nilai kon
Ridhawati, Ludigdo, Prihatingtias, Praktik Akuntansi Sumber Daya Manusia pada Klub Sepak Bola... 203
trak pemain sebagai nilai pemain dalam manajemen Bambang FC untuk mengukur
pencatatan sumber daya manusia. Mereka “harga yang pantas” bagi calon pemain. Ta
mengklasifikasikan kontrak pemain sebagai bel penilaian ini juga tidak kaku dan dapat
aset takberwujud menurut Alasan mereka disesuaikan dengan kebutuhan klub sepak
memasukkan nilai kontrak pemain ke dalam bola. Tabel 1 menggunakan kriteria dari
kategori aset takberwujud karena menurut Bambang FC sebagai contoh.
nya kontrak pemain termasuk dalam kate Kriteria dalam Tabel 1 dapat dise
gori sumber daya manusia yang merupa suaikan dengan kebijakan dari masing-ma
kan aset takberwujud. Nilai kontrak pemain sing manajemen klub sepak bola. Begitu
sendiri diukur berdasarkan biaya yang dike pula dengan persentase kriteria. Besarnya
luarkan untuk mendapatkan kontrak de persentase pada masing-masing kriteria di
ngan pemain tersebut. Biaya ini termasuk buat berbeda untuk menggambarkan kri
transfer fee yang dibayarkan, signing fee, teria mana yang menjadi perhatian penting
dan biaya agen yang dibayarkan oleh klub. bagi manajemen klub sepak bola. Misal
Namun, mereka tidak membahas mengenai nya, minute play atau jam terbang pemain
bagaimana nilai kontrak tersebut bisa mun mendapatkan porsi paling besar jika diban
cul dan menjadi nilai kontrak. Dengan kata dingkan dengan kriteria lainnya. Hal ini
lain, standar atau kriteria apa yang dipakai karena minute play pemain dianggap oleh
sehingga memunculkan nilai sebesar yang manajemen Bambang FC dapat menggam
tertera dalam kontrak pemain. barkan secara garis besar pengalaman ber
Konstruksi awal pengukuran pemain main di lapangan. Semakin banyak minute
sebagai aset. Manajemen Bambang FC telah play seorang pemain, maka pengalaman ber
mempunyai daftar kriteria pemain ataupun main pemain tersebut makin banyak.
pelatih yang menjadi dasar untuk merekrut Hal demikian juga berlaku dengan kri
atau melepas. Namun, kriteria tersebut ma teria keterampilan, teknik permainan, fisik,
sih sebatas kebijakan manajemen dan belum serta umur. Masing-masing mendapatkan
cukup mendetail sebagai panduan dalam porsi sebesar 15% dari total pengukuran
mengukur nilai pemain maupun pelatih yang nilai. Kriteria keterampilan adalah status
kemudian tertuang dalam nilai kontrak. Kri tim nasional. Status tim nasional penting
teria yang dimiliki Bambang FC, belum men bagi manajemen Bambang FC sebab pemain
jadi kriteria umum bagi klub sepak bola di yang sedang berada atau pernah dalam tim
Indonesia. Walaupun begitu, kriteria-krite nasional memiliki keterampilan yang mum
ria tersebut tentu tidak jauh berbeda antara puni. Kriteria teknik permainan mengukur
satu klub dengan klub lainnya. Kriteria ini seberapa baik teknik pemain saat bermain
kemudian menjadi dasar bagi manajemen dalam pertandingan. Teknik yang dimaksud
Bambang FC dalam mengukur nilai pemain seperti short passing, long passing, heading,
dan pelatih saat mendiskuisikan harga kon dan tackle. Teknik permainan juga termasuk
trak yang “pantas”. hal-hal seperti bagaimana pemain memba
Tabel 1 memuat daftar kriteria pemain ngun permainan, memaksimalkan peran
dan pelatih yang diinginkan oleh klub sepak nya dalam tim, serta menerjemahkan strate
bola beserta grade untuk setiap kriteria, gi pelatih. Kriteria fisik menggambarkan
yang kemudian dapat dijadikan dasar bagi keadaan fisik pemain seperti tingkat keseim
204 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 11, Nomor 1, April 2020, Hlm 191-207
bangan pemain, tingkat akselerasi, kecepat kutan. Total nilai tersebut merupakan “har
an lari, kelenturan, stamina, kekuatan, juga ga yang pantas” menurut manajemen klub
termasuk di dalamnya riwayat cedera, serta sepak bola atas pemain tersebut.
hal-hal lain yang berhubungan dengan fisik Misalnya, manajemen Bambang FC
pemain. Kriteria usia menggambarkan usia ingin merekrut pemain A dengan maksimal
pemain, yang tentu saja bergantung dari pe ang garan 1 miliar rupiah. Usia pemain A
nilaian dari manajemen klub mengenai hal masih sangat muda, yaitu 21 tahun. Minute
ini. seperti potensinya di masa depan atau play pemain A masih belum begitu banyak
pengalaman. namun belum pernah lolos seleksi tim nasio
Dua kriteria terakhir, yaitu kepribadi nal. Pemain A juga belum pernah cedera se
an dan goodwill juga penting dalam peng rius selama bermain dengan klub sebelumn
ukuran nilai pemain. Kriteria kepri badian ya. Namun, pemain A terkadang tidak hadir
dinilai dari pribadi pemain, mi salnya cara mengikuti latihan rutin yang ditetapkan oleh
berinteraksi dengan rekan satu timnyaatau klub yang menaungi pemain A sebelumnya.
kedisplinan datang ke latihan rutin yang di Manajemen Bambang FC lalu mengukur
instruksikan oleh klub yang menaunginya. “harga wajar” pemain A menurut kriteria
Mungkin hal ini terkesan sepele. Namun hal- Bambang FC menggunakan Tabel 2.
hal seperti ini juga berpengaruh pada kehar Berdasarkan hasil pengukuran “harga
monisan tim. Lalu terdapat kriteria good- wajar” pemain A menurut kriteria Bambang
will, yang berhubungan dengan pendapatan FC menggunakan Tabel Pengukuran Nilai
sponsor, yang tentu saja berpengaruh pada Pemain, maksimal “harga wajar” pemain A
pemasukan klub sepak bola. Kriteria-krite sebesar Rp650.000.000,00. Penilaian ini
ria tersebut tentu saja dapat disesuaikan tentu saja berdasarkan diskresi dari ma
oleh manajemen klub. najemen Bambang FC karena tidak ada
Untuk rating range, nilai masing-ma satu standar yang baku atau panduan da
sing kriteria tersebut memiliki skor te lam mengukur nilai manusia dalam ukuran
rendah 1 hingga skor tertinggi sesuai dengan moneter. Namun, penelitian ini setidaknya
persentase kriteria. Misalnya untuk kriteria masih berlandaskan panduan berbasis data
minute play, skor tertinggi kriteria ini ialah dari pemain A.
20, kriteria teknik permainan memiliki skor Nilai sebesar Rp650.000.000,00 bu
tertinggi 15, atau skor tertinggi kriteria kanlah nilai paten dari pemain A. melainkan
goodwill ialah sebesar 10. Manajemen klub hanya sebagai panduan bagi manajemen
sepak bola kemudian akan menilai ketujuh Bambang FC, bahwa “harga wajar” maksi
kriteria yang telah disebutkan sebelumnya mal berdasarkan kriteria yang ditentukan
dengan menggunakan skor tersebut. Ketika oleh manajemen Bambang FC telah tetap
merekrut seorang pemain, manajemen klub kan. “Harga” final pemain A yang akan ter
sepak bola tentu saja mempunyai anggar tuang dalam nilai kontrak, tentu saja bisa
an maksimal yang akan dikeluarkan. Rating berubah karena masih akan ditentukan
Range yang berbentuk persen ini akan dika setelah proses tawar menawar antara pihak
likan dengan anggaran maksimal yang telah pemain dan juga pihak manajemen. Ketika
ditetapkan oleh manajemen klub sepak bola pihak pemain dan manajemen mencapai
sebelum merekrut permain yang bersang kesepakatan harga, maka manajemen akan
Ridhawati, Ludigdo, Prihatingtias, Praktik Akuntansi Sumber Daya Manusia pada Klub Sepak Bola... 205
mengakui pemain sebagai asetnya, dengan itu, klub juga dapat “mencontek” bagaima
mencatatnya pada akun pemain tim utama, na praktik akuntansi diterapkan atas pe
sesuai nilai kontrak yang telah disepakati. main dan pelatih oleh klub sepak bola di
Nilai kontrak tersebut kemudian dikapitali Eropa. Pada sisi lainnya, pihak klub dapat
sasi sepanjang jangka waktu kontrak yang menerapkan Bab 16 SAK ETAP yang menga
telah disepakati. tur mengenai aset tak berwujud. Tidak jauh
Penilaian atas pelatih juga tidak jauh berbeda dengan IAS 38, pemain dan pelatih
berbeda dengan penilaian pemain. Klub diukur menggunakan biaya perolehan saat
sepak bola dapat menggunakan tabel peng diperoleh dan diamortisasi menggunakan
ukuran nilai berdasarkan kriteria yang te garis lurus sepanjang umur manfaat ekono
lah ditetapkan oleh klub tersebut. Misalnya, mis atau kontrak pemain dan pelatih terse
Tabel 3 menggunakan kriteria pengukuran but.
dari klub sepak bola Bambang FC. Keterbatasan riset ini ialah tidak dapat
Kriteria dalam Tabel 3 dapat dise menyaksikan secara langsung proses tawar
suaikan dengan kebijakan dari masing-ma menawar “harga pemain” saat proses nego
sing manajemen klub sepak bola. Besarnya siasi nilai kontrak pemain. Hal ini dikare
persentase dibuat berbeda untuk menggam nakan manajemen klub menganggap infor
barkan kriteria mana yang menjadi perha masi tersebut merupakan informasi privat
tian penting bagi manajemen klub sepak yang hanya boleh diketahui oleh pihak ma
bola terkait. Pengalaman melatih menjadi najemen, agen, dan/atau calon pemain yang
hal yang paling penting bagi klub sepak bola akan bergabung. Selain itu, riset ini juga
Bambang FC, sehingga kriteria ini memiliki hanya berfokus pada perlakuan akuntansi
persentase paling besar dalam pengukuran atas pemain dan pelatih dalam klub sepak
nilai pelatih. bola sebagai sumber daya klub, khususnya
SIMPULAN secara moneter, melalui laporan keuangan.
Riset ini menemukan bahwa manaje Oleh karena itu, peneliti selanjutnya di
men klub sendiri telah mengetahui bahwa sarankan melakukan riset lebih mendalam
pemain dan pelatih merupakan aset. Na atas cara pengukuran secara moneter atas
mun, dikarenakan tidak adanya standar pemain muda klub sepak bola beserta per
dan panduan mengenai bagaimana per lakuan akuntansi atas pemain muda klub
lakuan akuntansi atas pemain dan pelatih sepak bola. Pro kontra dalam topik akun
nya sebagai aset, klub tetap memperlaku tansi sumber daya manusia, khususnya me
kan pemain dan pelatihnya sebagai beban. ngenai pengukuran manusia dalam ukuran
Hal ini terlihat dari informasi dalam laporan moneter, juga menjadi topik riset lainnya
keuangan milik klub yang tidak menyajikan yang menarik untuk dikaji lebih dalam lagi.
informasi mengenai pemain dan pelatihnya
sebagai aset. DAFTAR RUJUKAN
Klub dapat menggunakan IAS 38 se Baxter, J., Carlsson-Wall, M., Chua, W. F., &
bagai standar “sementara” hingga adanya Kraus, K. (2019). Accounting for the
standar akuntansi khusus yang mengatur Cost of Sports-Related Violence: A Case
mengenai aset sumber daya manusia. Selain Study of the Socio-Politics of “the” Ac
206 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 11, Nomor 1, April 2020, Hlm 191-207
Leitão, J., & Baptista, J. (2019). Intellectual Puente-Díaz, R., & Cavazos-Arroyo, J. (2018).
Capital Assets and Brand Value of Eng The Role of the Categorization Process
lish Football Clubs. International Jour- on the Influence of a Famous Football
nal of Sport Management and Marketing, Player on the Evaluations of a Football
19(2), 8-34. https://doi.org/10.1504/ Team. International Journal of Sports
IJSMM.2019.097002 Marketing and Sponsorship, 19(3),
Lozano, F. J. M., & Gallego, A. C. (2011). 327-337. https://doi.org/10.1108/
Deficits of Accounting in the Valuation ijsms-09-2016-0052
of Rights to Exploit the Performance of Regoliosi, C. (2018). Shedding Light on the
Professional Players in Football Clubs: Profitability of Italian Professional
A Case Study. Journal of Management Football Clubs where a Different Busi
Control, 22(3), 335–357. https://doi. ness Model is Performing. International
org/10.1007/s00187-011-0135-6 Journal of Sport Management and Mar-
McCoy, N. R, Phillips, B., & Stewart, A. C. keting, 18(1/2), 130-154. https://doi.
(2019). Accounting for Human Capital: org/10.1504/IJSMM.2018.091334
Implications of Automation and Ope Risaliti, G., & Verona, R. (2013). Players’
rational Performance. The Journal of Registration Rights in the Finan
Corporate Accounting & Finance, 30(4), cial Statements of the Leading Ita
111– 115. https://doi.org/10.1002/ lian Clubs: A Survey of Inter, Ju
jcaf.22408 ventus, Lazio, Milan and Roma.
Mnzava, B. (2013). Do Intangible Investments Accounting, Auditing & Accountabili-
Matter? Evidence from Soccer Corpo ty Journal, 26(1), 16-47. https://doi.
rations. Sport, Business and Mana org/10.1108/09513571311285603
gement, 3(2), 158-168. https://doi. Scafarto, V., & Dimitropoulos, P. (2018).
org/10.1108/20426781311325087 Human Capital and Financial Perfor
Müller, O., Simons, A., & Weinmann, M. mance in Professional Football: The Role
(2017). Beyond Crowd Judgments: Da of Governance Mechanisms. Corporate
ta-Driven Estimation of Market Value Governance, 18(2), 289-316. https://
in Association Football. European Jour- doi.org/10.1108/CG-05-2017-0096
nal of Operational Research, 263(2), Senaux, B., & Morrow, S. (2013). Football
611-624. https://doi.org/10.1016/j. Club Financial Reporting: Time for a
ejor.2017.05.005 New Model? Sport, Business and Ma
Nicoliello, M., & Zampatti, D. (2016). Football nagement, 3(4), 297-311. https://doi.
Clubs’ Profitability after the Finan org/10.1108/SBM-06-2013-0014
cial Fair Play Regulation: Evidence Torre, E. D., Giangreco, A., Legeais, W., &
from Italy. Sport, Business and Man- Vakkayil, J. (2018) Do Italians Really
agement, 6(4), 460-475. https://doi. Do It Better? Evidence of Migrant Pay
org/10.1108/SBM-07-2014-0037 Disparities in the Top Italian Foot
Nurindrasari, D., Triyuwono, I., & Mulawar- ball League. European Management
man, A. (2018). Konsep Pengukuran Review, 15(1), 121-136. https://doi.
Kinerja Berbasis Kesejahteraan Islam. org/10.1111/emre.12136.
Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 9(3), Triyuwono, I. (2015). Akuntansi Malangan:
394-416. https://doi.org/10.18202/ja Salam Satu Jiwa dan Konsep Kinerja
mal.2018.04.9024 Klub Sepak Bola. Jurnal Akuntansi Mul-
Oprean, V. B., & Oprisor, T. (2014). Accounting tiparadigma, 6(2), 290-303. https://.
for Soccer Players: Capitalization Pa doi.org/10.18202/jamal.2015.08.6023
radigm vs. Expenditure. Procedia Eco- Yin, R. K. (2018). Case Study Research and
nomics and Finance, 15, 1647–1654. Application: Design and Methods (6th
https://doi.org/10.1016/s2212- ed.). Sage Publications.
5671(14)00636-4