Akuntansi sumber daya manusia atau HRA merupakan cabang baru dari akuntansi
manajerial atau akuntansi biaya, hal ini ditekankan pada penerapan konsep dan
prosedur akuntansi untuk personnel (Cashin dan Polimeni, 1981). Publikasi yang
dilakukan oleh perusahaan dan adanya iklan melalui media televisi sering
menyatakan bahwa “our employees are our important asset”. Dikatakan bahwa
karyawan sebagai sumber daya perusahaan merupakan aset yang penting bagi
perusahaan. Namun pada kenyataannya, sebagian besar perusahaan tidak
menetapkan secara aktual dan pasti nilai dari aset SDM, dan bagian akuntansi yang
mereka miliki tidak banyak membantu dalam hal ini. Disisi lain timbul suatu
keyakinan untuk mengakui keberadaan akuntansi sumber daya manusia, dan
pengakuan tersebut dari beberapa akuntan senior.
in the business enterprise, a well organized and loyal personel may be a more
important ‘asset’ than a stock merchandise. at present there seem to be no way of
measuring such factor in term of dollar. but let us, accordingly, admit the serious
limitation of the convensional balance sheet as a statement of financial conditing.
Likert menyatakan bahwa pada saat manajer berusaha untuk menurunkan biaya
produksi, manajemen cenderung mengurangi jumlah pesonel, menambah supervisi,
membatasi hak tenaga kerja dan menurunkan keuntungan yang seharusnya diterima
oleh karyawan. Laba akan meningkat untuk jangka pendek karena adnya
pemotongan biaya dan peningkatan produktifitas. Namun, menurut Participative
School of Management hal tersebut akan mendatangkan dampak yang kurang
menguntungkan bagi perusahaan dalam jangka panjang.
Likert menyebutkan bahwa kerugian tersebut akan muncul dalam beberapa hal
yaitu:
Tingkat petentangan antara karyawan dan manajer (The Level Of Hostility)
Tanpa adanya informasi HRA yang berkecukupan, manajemen hanya akan memiliki
ide atau gagasan yang kurang memadai tentang investasi total dalam human
resource.
Para pendukung HRA menyatakan bahwa manajer pada setiap level harus
memperhatikan kemampuan, keterampilan, dan kreativitas para karyawannya.
Para pekerja memiliki keinginan untuk berpartisipasi dan memiliki kontribusi
dalam manajemen perusahaan. Pada tahun 1973, American Accounting Association
(AAA) membentuk komite yang disebut American Accounting Association on Human
Resources Accounting yang pada dasarnya menekankan pada tiga masalah utama
yaitu:
a. Memperkenalkan model-model pengukuran kos dan nilai sumber daya manusia
https://milamashuri.wordpress.com/seminar-akuntansi/akuntansi-sumber-daya-manusia/
2. Tahap Kedua (1966-1971) Tahap ini merupakan tahap periode riset akademik
untuk mengembangkan dan menilai validitas dari model-model pengukuran biaya
sumber daya manusia (biaya historis atau biaya pengganti) dan nilai (moneter dan non
moneter). Oleh karena itu, riset didesain untuk memformulasi manfaat sekarang dan
potensial dari akuntansi sumber daya manusia sebagai suatu alat profesional sumber
daya manusia, manajer lini, dan pemakai eksternal dari informasi keuangan
perusahaan.
3. Tahap Ketiga (1971-1976) Tahap ini mencakup banyak riset akademik di seluruh
dunia Barat, Australia dan Jepang, dalam masa ini terjadi peningkatan usaha untuk
menerapkan akuntansi sumber daya manusia dalam usaha organisasi. Selama tahap
ketiga ini riset meliputi penilaian pengaruh potensial dari informasi akuntansi sumber
daya manusia atas keputusan yang diambil oleh profesional sumber daya manusia,
manajer lini, dan investor. Mencakup juga keberlanjutan pengembangan mengenai
konsep-konsep serta modelmodel untuk mengukur dan mempertanggungjawabkan
biaya dan nilai sumber daya manusia.
4. Tahap Keempat (1976-1980) Tahap ini merupakan periode menurunnya minat para
akademik dalam dunia perusahaan. Salah satu alasan menurunnya minat ini adalah
kebanyakan riset pendahuluan yang relatif mudah telah diselesaikan, riset yang tersisa
yang diperlukan untuk mengembangkan akuntansi sumber daya manusia adalah rumit,
hanya dapat diselesaikan oleh akademisi yang relatif sedikit dan memerlukan
kerjasama dengan organisasi yang ingin memberi pelayanan sebagai tempat riset
untuk studi riset terapan.
5. Tahap Kelima (1980-sekarang) Tahap ini mencakup awal kebangkitan minat dalam
teori dan praktik akuntansi sumber daya manusia. Walaupun selama periode tahun
19761980 mengalami kelesuan, tetapi tidak sepenuhnya mati. Awal pembaharuan
terjadi selama tahun 1980-an dan sejak saat itu terjadi peningkatan sejumlah riset baru
yang signifikan terkait dengan perkembangan dan penerapan akuntansi sumber daya
manusia serta meningkatnya (sekalipun relatif kecil) sejumlah usaha untuk
menerapkan akuntansi sumber daya manusia oleh organisasi terkemuka.
https://jurnal.usu.ac.id/jakt/article/download/1806/1095