Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muhammad Rizky Benando

Mata Kuliah : Praktek Audit

TANGGUNG JAWAB AUDITOR INDEPENDEN

Profesi akuntan publik (auditor independen) memiliki tangggung jawab yang


sangat besar dalam mengemban kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh
masyarakat (publik). Terdapat tiga tanggung jawab akuntan publik dalam
melaksanakan pekerjaannya, yaitu:

1. Tanggung Jawab Moral (Moral Responsibility)

Akuntan publik memiliki tanggung jawab moral untuk:

a) Memberi informasi secara lengkap dan jujur mengenai perusahaan yang


diaudit kepada pihak yng berwenang atas informasi tersebut, walaupun
tidak ada sanksi terhadap tindakannya.

b) Mengambil keputusan yang bijaksana dan obyektif (objective) dengan


kemahiran profesional (due professional care).

2. Tanggung Jawab Profesional (Professional Responsibility)

Akuntan publik harus memiliki tanggung jawab profesional terhadap asosiasi


profesi yang mewadahinya (rule professional conduct).

3. Tanggung Jawab Hukum (Legal Responsibility)

Akuntan publik harus memiliki tanggung jawab diluar batas standar


profesinya yaitu tanggung jawab terkait dengan hukum yang berlaku.Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) dalam Standar Auditing Seksi 110, mengatur tentang
“Tanggung Jawab dan Fungsi Auditor Independen”. Pada paragraf 2, standar
tersebut antara lain dinyatakan bahwa auditor bertanggung jawab untuk
merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan
memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik
yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan.
Laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen. Tanggung jawab
auditor adalah untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Manajemen
bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang sehat dan untuk
membangun dan memelihara pengendalian intern yang akan, di antaranya, mencatat,
mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi (termasuk peristiwa dan kondisi)
yang konsisten dengan asersi manajemen yang tercantum dalam laporan keuangan.
Auditor independen dapat memberikan saran tentang bentuk dan isi laporan keuangan
atau membuat draft laporan keuangan, seluruhnya atau sebagian, berdasarkan
informasi dari manajemen dalam pelaksanaan audit. Namun, tanggung jawab auditor
atas laporan keuangan auditan terbatas pada pernyataan pendapatnya atas laporan
keuangan tersebut. (SA 110 No. 3)

Auditor independen juga bertanggung jawab terhadap profesinya, tanggung


jawab untuk mematuhi standar yang diterima oleh para praktisi rekan seprofesinya.
Dalam mengakui pentingnya kepatuhan tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia telah
menerapkan aturan yang mendukung standar tersebut dan membuat basis penegakan
kepatuhan tersebut, sebagai bagian dari Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia yang
mencakup Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik.

TANGGUNG JAWAB AUDITOR BERDASARKAN UNDANG-UNDANG


PASAR MODAL

Berdasarkan pasal 16 PMK No.17/PMK.1/2008, sebuah KAP hanya dapat


berbentuk Perseorangan ataupun Persekutuan Perdata atau Persekutuan Firma.
Mengingat badan usaha yang menjadi dasar dari KAP tersebut bukanlah berbentuk
badan hukum, maka tanggung jawab terhadap kewajiban untuk mengganti kerugian
terhadap pihak yang dirugikan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dibebankan
kepada pribadi dari anggota persekutuan tersebut secara tanggung renteng. Dengan
pengertian lain, bahwa harta yang akan menjadi jaminan pembayaran terhadap
pemenuhan ganti-ganti rugi tersebut adalah harta pribadi dari masing-masing Akuntan
Publik dalam hal KAP yang merupakan badan usaha dalam menjalankan Jasanya
berbentuk Perorangan ataupun Persekutuan Perdata ataupun Persekutuan Firma.
Jika ditemukan bukti-bukti pelanggaran dalam memberikan jasanya baik yang
bersifat ringan hingga yang bersifat berat, berdasarkan PMK No. 17/PMK.01/2008
hanya dikenakan sanksi administratif, berupa: sanksi peringatan, sanksi pembekuan
ijin dan sanksi pencabutan ijin seperti yang diatur antara lain dalam pasal 62, pasal 63,
pasal 64 dan pasal 65. Sanksi peringatan dikenakan terhadap pelanggaran ringan,
sanksi pembekuan ijin dikenakan terhadap pelanggaran berat, dan sanksi pencabutan
ijin dikenakan terhadap pelanggaran yang sangat berat.

Contoh Kasus :

Laporan Keuangan diaudit PT E&Y, Joko Mogginta bawa kasus AISA ke Polda.

Jakarta, 02 April 2019, kisruh di tubuh PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)
masih berlanjut mantan direktur utama perusahaan, Stefanus Joko Mogoginta,
akhirnya melaporkan manajemen baru perseroan ke kepolisian.

Laporan kepolisian ini diajukan karena Joko Mogoginta menilai manajemen baru
Tiga Pilar bertanggungjawab dalam mengendalikan dan menyebarkan laporan hasil
audit investigasi yang dterbitkan PT E&Y sebagai auditor yang juga ikut dilaporkan.
Sebelumnya Joko juga menyerang PT E&Y bahwa laporan investigasi tersebut tak
sesuai dengan penerapan good corporate governance (GCG) perusahaan. Menurut
dia, pelaporan yang diajukan pada tanggal 1 April kemarin ini ditempuh karena
laporan hasil investigasi PT E&Y dinilai inkonklusif dan tendensius. Selain itu, dia
menilai ada kesengajaan yang dilakukan dan direncanakan secara melawan hukum.

Dia menilai, penyebarluasan hasil laporan PT E&Y melanggar prinsip


independensi dan prinsip kerahasiaan dari sebuah audit investigasi. Padahal
bertepatan dengan publikasi laporan audit investigasi PT E&Y tersebut, pihaknya
sedang dalam tahap final proses negosiasi damai yang notabne diminta oleh
manajemen baru. Salah satunya adalah mengenai permintaan manajemen baru supaya
Joko Mogoginta menyetujui dan mengesahkan penyelenggaraan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 22 Oktober 2018. Joko Mogoginta
menilai bahwa artinya mereka (manajemen baru) sendiri masih meragukan keabsahan
RUPSLB yang mereka jadikan dasar untuk mengambilalih kendali perseroan, dan
pada saat RUPSLB tersebut, disebarkanlah laporan audit investigasi PT E&Y tersebut
yang tujuannya untuk melemahkan posisi tawar beliau. Dengan demikian bisa
disimpulkan bahwa laporan PT E&Y tersebut diragukan kebenarannya dan hanya
bertujuan untuk menyudutkan manajemen yang sah. Sebelumnya, hasil investigasi
berbasis fakta PT Ernst & Young Indonesia (PT E&Y) kepada manajemen baru AISA
tertanggal 12 MAret 2019 menunjukkan ada temuan terhadapp dugaan
penggelembungan pos akuntansi senilai Rp 4 triliun serta beberapa dugaan lain.
Dugaan penggelembungan tersebut ditengarai terjadi pada akun piutang usaha,
persediaan, dan aset tetap Grup AISA. Laporan Keuangan 2017 Tiga Pilar diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan
yang terafiliasi dengan firma audit, pajak dan konsultan dunia terkemuka yaitu RSM
Internasional.

Audit Investigasi Laporan Keuangan AISA, PT E&Y Langgar UU Akuntan Publik.

PT Ernst and Young (PT E&Y) dinili melanggar Undang Undang Nomor 5 tahun
2011 tentang Akuntan Publik. Pasalnya, perusahaan jasa konsultasi keuangan dengan
merk asing tersebut melakukan audit investigasi atas laporan keuangan tahun 2017 PT
Tiga Pilar Sejahtera Food TBK (AISA) sehingga menyalahi aturn UU Akuntan
Publik.

Menurut dewan kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Anton Silalahi, audit
investigasi merupakan jasa assurance dan itu merupakan hak akuntan publik
sebagaimana tercantum dalam UU Akuntan Publik. Atas tindakan yang dilakukan PT
E&Y tersebut, Anton menilai telah terjadi pelanggaran sehingga dapat dipidanakan
tanpa delik aduan. Ia menjelaskan dalam pasal 33 disebutkan Akuntan Publik
memberikan jasa asurans seperti jasa atas informasi keuangan historis, jasa review
atas informasi keuangan assurance dan jasa asurans lainnya. Anton menjelaskan
bahwa audit investigasi juga merupakan jasa assurance, namun sayangnya PT E&Y
tersebut bukan Akuntan Publik.

Lebih jauh, dia menegaskan dalam pasal 57 ayat 2 menyebutkan bahwa stiap
orang yang bukan akuntan public tetapi menjalankan profesi akuntan dan bertindak
seolah olah sebagai Akuntan Publik sebagaimana diatur dalam UU ini, dipenjara
selama 6 tahun penjara dan pidana denda paling banyak Rp500 Juta. Kasus ini
bermula dari laporan keuangan AISA untuk tahun buku 2017 yang dipersoalkan
manajemen baru yang ditunjuk pada Oktober 2018. Padahal dalam amanat Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) AISA pada akhir Oktober 2018 lalu
mengamanatkan untuk dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dan/atau
Konsultan Hukum Independen. Sayangnya, audit inestigasi tersebut justru dilakukan
oleh PT Ernst & Young Indonesia. Menanggapi hal tersebut, ketua Ikatan Akuntan
Publik Indonesia (IAPI) Tarkosunaryo mengatakan PT Ernst & Young Indonesia
bukanlah KAP dan penandatanganan laporan investigasi tersebut juga bukan
dilakukan Akuntan Publik.

Analisa :

Dalam kasus PT Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) ini, ada beberapa permasalahan
yang terjadi, baik dari pihak manajemen PT Tiga Pilar Sejahtera yang baru maupun
dari pihak PT E&Y sendiri. Yaitu :

- Manajemen baru menyebarkan lapora audit investigasi PT E&Y pada saat


RUPSLB 22 Oktober 2018, sehingga melanggar prinsip independensi dan
prinsip kerahasiaan dari sebuah audit investigasi. Sebagaimana audit
investigasi tersebut hanya ditujukan untuk internal perusahaan atau emiten.
Seharusnya dalam laporan audit investigasi, diselesaikan dulu melalui internal
perusahaan atau emiten, dengan mengundang pihak auditor dan pihak terkait
untuk membantu menyelesaikan masalah pada laporan keuangan tersebut.
Setelah diperbaiki, laporan keuangan yang telah diperbaiki tersebut yang bisa
dipublikasi.
- PT E&Y tidak menyatakan opini kehandalan informasi. Dalam kata lain, PT
E&Y selaku auditor tidak memiliki tanggungjawab atas salah satu dari
pengendalian intern yang dimiliki oleh manajemen baru PT Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk. Selain itu dalam dokumen audit investigasi PT E&Y
banyak yang perlu dipertanyakan. Seperti laporan audit investigasi yang tidak
didasari oleh standar audit yang berlaku umum dan juga tidak mencakup
prosedur-prosedur audit investigasi yang seharusnya dilakukan dikarenakan
keterbatasan dokumen. Ruang lingkup dalam audit investigasi PT E&Y hanya
terbatas analisa dokumen dan informasi yang tersedia bagi auditor. Terlebih
lagi PT E&Y dalam laporannya menyatakan tidak melakukan verifikasi untuk
meyakinkan bahwa informasi yang diterima sebagai dasar investigasi dapat
dipercaya dan sebagaimana nyatanya, termasuk keaslian dan keabsahan.
- PT E&Y bukanlah sebuah KAP, melainkan jasa konsultan keuangan.
Sebagaimana yang dimaksud di contoh kasus, PT E&Y dinilai telah
melanggar UU No.5 tentang Akuntan Publik. PT E&Y terbukti melakukan
audit investigasi atas laporan keuangan AISA, yang seharusnya dilakukan oleh
Akuntan Publik yang terdaftar. Audit investigasi termasuk jasa assurance
yang seharusnya dilakukan oleh KAP, bukan jasa konsultan keuangan. Atas
kejadian tersebut, berdasarkan pasal 57 ayat 2 UU No.5 tentang Akuntan
Publik, PT E&Y bisa dikenkan dipenjara selama 6 tahun penjara dan pidana
denda paling banyak Rp500 Juta.

Anda mungkin juga menyukai