BAB I
PENDAHULUAN
Aktivitas olahraga dewasa ini sudah merupakan kebutuhan hidup baik bagi
masvarakat pedesaan maupun perkotaan. Secara tidak disadari melakukan
olahraga dapat mempengaruhi jantung, paru-paru, pembuluh darah, otot, tulang,
dan psikologis. Selain itu olahraga juga digunakan sebagai pencegahan,
pengobatan dan rehabilitasi, Pada umumnya orang melakukan olahraga untuk
menjaga kesehatan dan kesegaran jasmani. Olahraga merupakan kebutuhan \setiap
orang, tidak hanya bagi yang masih muda saja, tetapi bagi yang lanjut usia
(lansia), olahraga juga masih diperlukan. Dengan berolahraga kebugaran akan
terjaga, tetap sehat dan segar, sehingga dapat menikrnati kebahagiaan.
Kondisi tersebut diatas memberikan peluang bisnis yang sangat menarik dan
menjanjikan untuk peningkatan ekonomi. Hal ini melihat kondisi perekonomian kita
dewasa ini yang tidak menentu dan sulit diprediksi. Melihat realita perekonomian
tersebut, seseorang akan menentukan jenis usaha apapun akan menemukan
banyak kendala karena barang-barang dagangan sering mengalami perubahan
harga yang tidak rasional.
Dari fenomena tersebut usaha yang paling menjanjikan dan tidak terlalu banyak
mengandung resiko adalah usaha jasa. Hal ini tentunya bukan tanpa alasan, usaha
jasa secara ekonomi tidak memerlukan modal yang banyak, tetapi satu-satunya
modal yang harus dimiliki adalah harus mempunyai keterampilan tertentu, misalnva
menguasai dan trampil senam aerobik ataupun fitness. Dengan mengusai hal
tersebut sanggar-sanggar senam ataupun klub klub kebugaran akan menghubungi
untuk menjadi instruktur pada sanggar atau klub kebugarannya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Zlatan Ibrahimovic (Inter Milan / Swedia), dan Ricardo Kaka' (AC Milan / Brazil),
dengan gaji EURO 750.000 atau Rp. 11 Milyar 970 Juta perbulan
2. Lionel Messi (FC Barcelona / Argentina) dengan gaji EURO 700.000 atau Rp. 11
Milyar 172 juta
3. John Terry dan Frank Lampard (Chelsea FC dan Inggris) sebesar EURO 631.182
atau Rp. 10 Milyar 73 juta 664 ribu
4. Thierry Henry dan Samuel Eto'o (FC Barcelona dan Perancis, Kamerun) sebesar
EURO 625.000 atau sama dengan Rp. 9 Milyar 975 juta
5. Pemain terbaik dunia 2008 versi FIFA, Christiano Ronaldo (Manchester United /
Portugal) sebesar EURO 563.555 atau Rp. 8 Milyar 994 juta 337 ribu.
Melihat gaji diatas, rasanya fantastis dan luar biasa, karena nilai nominal nya yang
begitu besar dan banyak, padahal itu hanya gaji mereka dalam sebulan. Coba
bandingkan disini ?? Berapa rata-rata penghasilan karyawan ?? Bahkan gaji mereka
mengalahkan seorang Presiden. Pemain sepakbola di Indonesia-pun gaji
tertingginya, berkisar antara Rp. 100 Juta perbulan (Bambang Pamungkas-Persija
Jakarta).
Ini tidak heran, mengingat sepakbola di Eropa adalah suatu bisnis, suatu hiburan,
dan suatu Industri. Banyak yang terlibat disana, misalkan saja para sponsor,
pemain, pendukung, manajemen klub, dll. Mengingat perputaran uang yang begitu
besar dan mereka rata-rata bermain di klub-klub besar Eropa, Mungkin mereka
wajar di hargai semahal itu. Tapi tetap saja ini terasa tidak adil menurut saya, jika
dikaitkan dengan bagaimana perekonomian di negara-negara berkembang, sangat
jauh gap nya. Ini tidak lepas dari sistem ekonomi kapitalis, yang selalu
mengeksploitasi apapun yang menghasilkan uang.
Nilai ekonomi dalam olahraga adalah seberapa banyak olahraga tersebut disukai
banyak orang dan memiliki nilai hiburan tinggi sehingga menghasilkan uang. Nilai
ekonomi olahraga mengikuti perkembangan masyarakat perbudakan dan semakin
meningkat pada zaman feodalisme hinggi kini kapitalisme. Pada zaman kapitalisme
ini, sisa zaman perbudakan masih bisa kita lihat seperti gulat dan tinju. Selain nilai
hiburan, olahraga pada zaman feodalisme adalah juga tontonan dari kelas yang
berlawanan. Kelas penguasa tuan-tuan tanah mengadu budak budak mereka untuk
jadi hiburan, bila yang melawan maka akan dibunuh. Nah, zaman kapitalisme inilah
olahraga dijadikan nilai ekonomi yang tinggi. Olahraga ditempatkan sebagai tempat
orang mencari uang sambil berolahraga. Dalam alam kapitalisme olahraga dijadikan
alat promosi sebuah produk sekaligus pengguna produk. Contoh nilai ekonomi
dalam olahraga antara lain:
1. Studi di austraia juga menunjukkan bahwa layanan olahraga dan rekreasi dapat
menghasilkan pendapatan nasional sebesar aud $4,8 milyar pertahun, aud $ 4
milyar dihasilkan dari penjualan produk olahraga dan rekreasi; dan sektor ini
menyumbang aud$ 1,2 milyar terhadap gop (pereira,2004).
2. Seperti olympiade los angeles 1984, yang nyata nyata panitia mendapat
keuntungan sebesar $ 223 juta dolar.
1. Olahraga tidak lagi dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat religius atau
keagamaan.
3. Di era modern ini, spesialisasi merupakan satu kunci keberhasilan. Jadi, kalau
ingin berkarier di olahraga, seorang atlet harus memilih satu cabang yang menjadi
fokus pilihannya. Bagi Guttman, itu merupakan karakteristik yang ketiga.
Hingga saat ini, tampaknya masih ada opini yang mengatakan bahwa kegiatan
olahraga cenderung menghambur-hamburkan uang. Bahkan ada analisis yang
tendensius, daripada untuk kegiatan olahraga yang jutaan bahkan milyaran rupiah
lebih baik digunakan untuk mengentaskan kemiskinan rakyat yang masih sekitar
140 juta. Pendapat dan analisis yang demikian tentu sah-sah saja.
Tetapi benarkah olahraga hanya menghabiskan uang ? Tidakkah ada revenue yang
bisa diharapkan dari kegiatan olahraga ? Mungkinkah terjadi multiplier effect dari
sebuah kegiatan olahraga? Pertanyaan seperti itu memang agak sulit dijawab
secara pasti, jika saja tidak ada bukti-bukti yang mendukungnya.
Dalam banyak kasus memang kita jumpai bahwa negara yang secara ekonomi
maju, maka perkembangan olahraganya juga mengalami kemajuan yang sangat
berarti. Lihatlah bagiamana perkembangan olahraga di Amerika, Australia, Perancis,
Inggris, Jepang, dan sebagainya yang telah berkembang begitu pesat. Dari segi
prestasi, terutama dalam Olympic Games , sejumlah negara tersebut telah
menempatkan dirinya di papan atas. Dari segi perspektif tingkat kesehatan
masyarakat yang diukur dari angka kematian bayi, angka harapan hidup, dan
sebagainya, negara-negara maju juga lebih unggul.
2.1.2 Olahraga dan Bisnis (Olahraga Komersil)
Sejauh ini, olahraga komersil telah mengglobal dan akan terus berkembang seiring
dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat dunia. Olahraga komersil merupakan
bisnis yang unik. Pemilik dan sponsor adalah orang yang sukses dalam bisnis di
mana mereka mampu membayar atlet berikut timnya sementara. Olahraga
komersial nampak telah menjadi bagian dari masyarakat masa kini.
Perkembanganya dipadukan dengan urbanisasi, industrialisasi, pengingkatan
transportasi, dan teknologi komunikasi.
Olahraga komersial juga telah mengakses para atlet memasuki panggung hiburan,
para atlet dapat menghangatkan suasana ajang pertandingan berkaitan dengan
hak-hak dan penghasilan menjadi penting. Dalam olahraga profesional isu
mengenai hak-hak pemain telah menjadi perhatian utama. Hak mereka terangkat
gajipun meningkat. Gaji mereka akan semakin bertambah dari televisi yang
menyiarkan pertandingan mereka
Bisnis adalah sebuah dunia yang berkaitan dengan aspek profit. Sementara
olahraga adalah sebuah kegiatan yang pertama-tama berhubungan dengan
masalah bagaimana membina manusia agar secara fisik dan mental menjadi lebih
sehat dan baik. Bisnis dan olahraga, dengan demikian, adalah dua hal yang berbeda
dan tidak saling berkaitan. Itu adalah sebuah pandangan dahulu.
Anggapan demikian tentu kini tidak lagi berlaku. Bisnis dan olahraga (sport) telah
menjadi dua hal yang saling berdekatan dan saling mendukung. Kedekatan dan
saling hubungan ini justru menjadi semakin kuat. Itu terbukti dari fakta bahwa
pemasaran sebagai bagian penting dalam bisnis sering memanfaatkan setiap
momentum dalam kegiatan olahraga tertentu sebagai ajang untuk berpromosi.
Dunia olahraga lalu berdampingan dengan dunia bisnis. Hubungannya tidak lagi
berjauhan dan terpisah, tetapi berdekatan dan saling membutuhkan.
Kenyataan seperti ini bukan sesuatu yang sulit untuk bisa dimengerti. Dari sisi dunia
olahraga dapat dikatakan bahwa hampir semua jenis olahraga, apalagi untuk jenis-
jenis olahraga yang amat populer seperti sepakbola, tinju, basket, tenis, voli
sekedar menyebut beberapa merupakan kegiatan yang paling banyak menarik
perhatian publik. Dari sisi bisnis, pemasaran (marketing) merupakan bagian yang
sangat penting. Dalam aktivitas pemasaran, seluruh kemampuan dan daya
sepenuhnya terarah pada satu tujuan yaitu merebut sebanyak mungkin calon
konsumen untuk sebuah produk atau jasa yang ditawarkan. Publik luas lalu menjadi
medan sasaran yang hendak dibidik untuk merebut calon konsumen tadi. Momen
kejuaraan dalam pertandingan sebuah jenis olahraga tertentu adalah momen yang
akbar. Di sanalah perhatian ribuan bahkan jutaan pasang mata tertuju. Di sana
kegiatan olahraga menjadi sebuah fokus sekaligus sebuah daya yang mampu
menarik perhatian jutaan pasang mata. Di sana pula sebuah kesempatan dan
peluang bagi para pebisnis untuk tampil mempromosikan produk atau jasa yang
dihasilkan. Cara ini tentu menjadi sangat efektif bagi dunia bisnis. Dunia olahraga,
dengan demikian, dapat dikatakan sebagai sebuah dunia yang telah dan hampir
selalu menjadi hal yang penting bagi sebuah komunikasi bisnis.
Pelaku dan pakar olahraga hendaknya memiliki kesadaran bahwa peranan olahraga
dalam menciptakan bisnis sangat mungkin dan diperlukan. Mereka tidak dapat
berjalan sendiri dalam melakukan industrialisasi olahraga. Karena itu hendaknya
menggandeng pemilik modal sehingga bersinergi menghasilan rencana bisnis yang
matang dan dapat diandalkan.
Dalam kaitan inilah menurut Arismunandar (1997), wawasan bisnis dan manajemen
diperlukan untuk memajukan dan mengembangkan bisnis olahraga. Hal ini penting
karena maju dan berkembangnya bisnis itu akan memicu penelitian dan
pengembangan, meningkatkan mutu pendidikan dan pengembangan ilmu dan
teknologi olahraga, meningkatkan prestasi, serta memperbanyak kesempatan kerja.
3. Para pengusaha sudah menyadari potensi dan peluang bisnis dari kegiatan
olahraga. Karena itu pemerintah berkewajiban mempromosikan dan menyakinkan
para pengusaha bahwa kegiatan olahraga menyimpan potensi dan peluang bisnis
yang besar terutama derivasi bisnis kegiatan olahraga itu sendiri seperti
transportasi, pariwisata, jasa pelayanan tempat olahraga, perdagangan peralatan
olahraga.
Peluang semakin terbuka setelah semakin bertambahnya stasiun radio dan televisi,
tidak bisa tidak, kompetensi melakukan negosiasi dan kontrak dengan stasiun radio
dan televisi menjadi sangat penting.
Pariwisata dan olahraga adalah ujung tombak kehidupan masa depan. Kebutuhan
pariwisata dan olahraga serta semua kegiatan yang berkaitan dapat memicu bisnis
baru, jasa dan produk baru. Karena kepentingan dan kebermanfaatan pariwisata
dan olahraga serta keterkaitannya dengan kemajuan bidang lain, maka koordinasi
dan dukungan semua pihak (instansi pemerintah, induk dan cabang organisasi
olahraga, pelaku usaha dan organisasinya, LSM dan organisasi kemasyarakatan
lainnya) sangat diperlukan.
Satu cita-cita mulia yang belum berhasil diwujudkannya adalah membawa olahraga
Indonesia menjadi sebuah industri yang membanggakan. Sebab, dengan
mengindustrikan olahraga, secara ekonomi para atlet kita bisa mapan. Karena,
dengan mengindustrikan olahraga, segala aktivitas bisnis dilibatkan di dalamnya,
sehingga semua pembiayaan olahraga yang profesional dengan fasilitas yang
lengkap dapat tercipta.
Persoalannya, sepak bola yang digandrungi publik saja, masih belum 100 persen
menjadi industri. Misalnya, banyak klub sepak bola masih menyusu pada dana
APBD lantaran belum dapat menjadikan sepak bola sebagai industri. Karena,
indikasi olahraga industri adalah kemampuan menutup biaya operasional dari
kegiatan olahraga itu sendiri.
Bulu tangkis dan tinju pun belum seberapa sanggup mengindustrikan dirinya.
Perusahaan yang bersedia menjadi sponsor pun tak banyak. Ini disebabkan minat
publik terhadap kedua cabang ini masih minim. Lalu, apakah cabang olahraga lain
yang sangat minim peminatnya, dapat dijadikan industri? Sulit dibantah bahwa jika
ingin mengindustrikan olahraga, maka usaha pertama adalah menjadikan olahraga
itu diminati publik, sehingga dapat merangsang dunia usaha untuk
mensponsorinya. Karena, bagi dunia industri, segala biaya yang dikeluarkan harus
berjalan paralel dan linear dengan produktivitas dan keuntungan. Setiap biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam dunia olahraga harus memiliki keuntungan ekonomi.
Jadi, usaha dari Kemenpora dan para pengembang olahraga adalah sejauh mungkin
menciptakan sinergi kepentingan dan keuntungan antara olahraga dengan dunia
bisnis. Jika tidak, amat sulit mewujudkan misi mengindustrikan olahraga. Cita-cita
mulia itu pun akhirnya hanya menggantung di awan.
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Olahraga memberikan arti lebih besar bagi individu dan masyarakat. Menariknya
lagi, olahraga tidak akan pernah lepas dari perkembangan politik, ekonomi, dan
sosial. Setelah era industri dan memasuki era informasi, kala peran media menjadi
sangat besar, keterkaitan olahraga dengan dunia bisnis makin tidak terlepaskan.
Olahraga dijadikan bagian taktik perusahaan meraup pangsa pasar dunia. Hal itu
juga membawa atlet memandang olahraga sebagai ajang yang bisa memberikan
kesejahteraan hidup lebih baik..
Karena, olahraga hanya dapat dimajukan jika punya dana yang besar. Dan, dana
yang besar itu, tak bisa didapat dari dompet pemerintah yang memang sangat
terbatas, maka dalam hal ini yang bisa mengambil peran sebagaimana menjadikan
olahraga sebagai peluang bisnis bagi para pelaku usaha modal. Agar olahraga di
Indonesia dapat berkembang seperti negara lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://raswingayo.blogspot.co.id/2010/03/olahraga-dan-ekonomi.html (diakses
tanggal 20 November 2015)