Anda di halaman 1dari 4

IV.

Landasan Teori

Kolesterol sterol terbanyak di dalam tubuh, bentuknya dapat sebagai kolesterol bebas
ataupun terikat pada asam lemak sebagai kolesterilester. Umumnya kolesterol dalam darah
dan limfe terlihat sebagai kolesterilester sedangkan yang dalam sel-sel darah otot, hepar,
dan jaringan lain dalam bentuk bebas. Struktur kimia dasar kolesterol berupa steroid.
Terdapat dalam jaringan dan lipoprotein plasma dalam bentuk kolesterol bebas atau
gabungan dari asam lemak rantai panjang sebagai ester kolesteril. Senyawa kompleks ini
disintesis dalam banyak jaringan dari asetil-Ko A dan akhirnya dikeluarkan dari tubuh
melalui empedu sebagai garam kolesterol atau empedu. Kolesterol adalah produk khas
hasil metabolism hewan sehingga terdapat dalam semua bahan makanan yang berasal dari
hewan, misalnya kuning telur, otak, daging dan hati (Aulya Dewi Listyana,2013).

Kolesterol adalah zat alamiah dengan sifat fisik berupa lemak tetapi memiliki rumus
steroida. Kolesterol merupakan bahan pembangun esensial bagi tubuh untuk sintesis zat-
zat penting seperti membran sel dan bahan isolasi sekitar serat saraf, begitu pula hormone
kelamin, dan anak ginjal, vitamin D , serta asam empedu. Namun, apabila dikonsumsi
dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan peningkatan kolesterol dalam darah yang
disebut hiperkolesterolemia, bahkan dalam jangka waktu yang panjang bias menyebabkan
kematian. Kadar kolesterol darah cenderung meningkat pada orang-orang yang gemuk ,
kurang berolahraga , dan perokok (Aulya Dewi Listyana,2013).

Kolesterol secara normal diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang tepat. Tetapi
ia bias meningkat jumlahnya karena asupan makanan yang berasal dari lemak hewani
seperti daging ayam, usus ayam, telur ayam, paru, hati, udang , kepiting , cumi-cumi.
Penyakit yang disebabkan tingginya kadar kolesterol diantaranya aterosklerosis
(penyempitan pembuluh darah), penyakit jantung koroner, stroke dan tekanan daraghtingi.
Kadar kolesterol total darag sebaiknya adalah < 200 mg/dl, bila > 200 mg/dl berarti risiko
untuk terjadinya penyakit jantung meningkat. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2007 menyebutkan bahwa kelompok usia 45-54 tahun berisiko tinggi terkena
penyakit serangan jantung atau stroke (Aulya Dewi Listyana,2013).

Setelah dijelaskan sebelumnya, kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel
dibagi menjadi LDL, HDL , total kolesterol dan trigliserida. Kolesterol sebenarnya
merupakan salah satu komponen lemak. Seperti kita ketahui, lemak merupakan salah satu
zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping zat gizi lain seperti
karbohidrat,protein,vitamin dan mineral. Lemak merupakan salah satu sumber energy
yang memberikan kalori paling tinggi. Disamping sebagai salah satu sumber energy,
sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang merupakan zat yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh.
Kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormone-hormon steroid.
Kolesterol yang kita butuhkan tersebut, secara normal diproduksi sendiri oleh tubuh dalam
jumlah yang tepat. Tetapi ia bias meningkat jumlahnya karena asupan makanan yang
berasal dari lemak hewani , telur dan yang disebut sebagai makanan sampah (junkfood).
Kolesterol dalam tubuh yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah
dan menimbulkan suatu kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau
pengerasan pembuluh darah. Kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya penyakit
jantung dan stroke (Aulya Dewi Listyana,2013).

Gaya hidup masyarakat saat ini berubah sangat signifikan. Hal itu disebabkan karena
semakin rendahnya perkembangan antara aktivitas dan olah raga terhadao pola makan
masyarakat sehingga masalah kesehatan sering timbul. Salah satu perubahan gaya hidup
yang terjadi yaitu perubahan pola makan masyarakat yang sebenarnya dijaga dengan
mengkonsumsi makan-makanan yang sehat, namun saat ini banyak masyarakat yang lebih
suka mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food) yang banyak mengandung lemak
jenuh. Selama ini pengobatan yang dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol adalah
dengan menggunakan obat-obatan sistematik. Obat sistematik cenderung harganya mahal
dan memiliki efek samping bila dikonsumsi. Hal tersebut mendorong berbagai usaha
mencari alternatife penggunaan obat tradisional yang berasal dari tanaman obat (Devina
Inggrid Anggraini, 2018).

Kolesterol sering kali dilihat sebagai sesuatu yang sangat menakutkan terkait tingginya
kadar kolesterol dalam darah dan meningkatkan resiko penyakit jantung. Namun
demikian, penting untuk memperkenalkan bahwa kolesterol juga mempunyai peran yang
berguna (dan amat vatal ) untuk mempertahankan kesehatan fungsi tubuh kita. Gangguan
metabolism akibat kelebihan kolesterol biasa menyebabkan gangguan pada system
transportasi darah baik secara langsung maupun tidak langsung (Lina Listiana).

Menurut WP. Castelli Framing Hearth Study , sebuah proyek penelitian epidemiologi
Amerika, Kolesterol merupakan unsur terpenting yang sangat mendasar pada proses
pengapuran pembuluh darah coroner dan kemungkinan dihinggapi penyakit jantung
coroner ternyata akan menurun secara proposrional 2% untuk setiap penurunan kolesterol
1% dari kadar semula. Castlei ingin agar masalah kolesterol ini diperhatikan setiap orang
karena sifat dari kolesterol ini dapat menempel pada permukaan sebelah dalam dinding
pembuluh coroner , yang mirip karat yang kian menebal dalam alur pipa besi yang sudah
lama terbengkalai. Proses ini dikenal sebagai aterosklerosis (Lina Listiana).

Kolesterol harus dikontrol secara rutin, terutama apabila seseorang mulai menginjak
dewasa, karena proses ateroklerosis sesungguhnya sudah mulai terjadi secara diam-diam
sejak usia masih muda. Apabila kolesterol normal pemeriksaan selanjutnya cukup
dilakukan setahun sekali. Tapi apabila kolesterol cukup tinggi, pemeriksaan harus
dilakukan setiap tiga bulan sekali untuk mengevaluasi semua upaya pengendalian yang
dilakukan selama ini. Bila perlu pemeriksaan diulang setiap bahan , apabila kadar
kolesterol sangat tinggi (Lina Listiana).
DAFTAR PUSTAKA

Aulia Dewi Listiyana,dkk.2013. Obesitas Sentral dan Kadar Kolesterol Darah Total.
Jurnal Kesehatan Masyarakat.Vol:9,No:1: 37-43.

Devina Inggrid Anggraini,dkk.2018. Activity Test Of Suji Leaf Extract (Dracaena


Angustifolia Roxb) On In Vitro Cholesterol Lowering.
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi.Vol:21,No:2: 54-58.

Lina Listiana,dkk. Kadar Kolesterol Total Pada Usia 25-60 Tahun. Laboratorium
Rumah Sakit Bhayangkara Sidoarjo.

Anda mungkin juga menyukai