PERILAKU KEKERASAN
Disusun Oleh :
Klompok 5
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan
limpahan rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah “ASUHAN KEPERAWATAN
PADA By. Ny. I DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG
ANYELIR RSUD R.A. KARTINI JEPARA’’
Dengan terselesainya makalah ini kami berharap, agar setelah membaca dan mempelajari
makalah ini bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih baik dan sebagai mana tertera dalam
tujuan pembuatan makalah ini.
kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini dan kami mengharapkan segala masukan baik berupa kritik maupun saran demi
tersempurnanya makalah ini.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang BBLR yang sangat
diperlukan bagi mahasiswa untuk mendapatkan wawasan dalam melanjutkan proses
pembelajaran yang lebih efektif.
Demikian makalah ini kami susun semoga bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun,
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Tingkat kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu indikator di suatu negara. Angka
kematian Maternal dan Neonatal masih tinggi, salah satu faktor penting dalam upaya
penurunan angka tersebut dengan memberikan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
yang berkualitas kepada masyarakat yang belum terlaksana. Saat ini angka kematian
perinatal di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 40/1000 kelahiran hidup. Banyak faktor yang
mempengaruhi angka kematian tersebut antara lain penyakit dan semua hal yang berkaitan
dengan pelayanan kesehatan baik langsung maupun tidak langsung. Faktor yang
berhubungan langsung pada bayi baru lahir adalah penyakit. Penyakit tersebut sangat
beresiko tinggi pada bayi, oleh karenanya perlu mendapat penatalaksanaan yang cepat
sehingga angka kematian dan kesakitan dapat diturunkan.
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 2.500 gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian neonatus.
Kematian neonatus merupakan komponen utama penyebab angka kematian bayi atau infant
mortality rate, yaitu angka yang dipakai sebagai indikator kemajuan kesehatan suatu negara.
Bayi dengan berat lahir rendah berkontribusi sebanyak 60 hingga 80% dari seluruh kematian
neonatus dan memiliki resiko kematian 20 kali lebih besar dari bayi dengan berat normal
sampai usia satu tahun sehingga bayi dengan berat lahir rendah memiliki kemungkinan
morbiditas dan mortalitas yang lebih besar. Prevalensi bayi dengan berat lahir rendah
diperkirakan sebanyak 15.5% dari seluruh kelahiran di dunia dengan 95.5% kejadian BBLR
didapatkan di negara berkembang. Kurang lebih 20 juta bayi dengan berat lahir rendah lahir
per tahunnya. (WHO, 2010).
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya bayi berat badan lahir rendah (BBLR)
diantaranya adalah faktor ibu, faktor kehamilan itu sendiri, faktor janin. Dalam memberikan
perawatan pada bayi berat badan lahir rendah harus memperhatikan masalah diantaranya
suhu tubuh, pernapasan, alat pencernaan makanan belum berfungsi sempurna, hepar yang
belum matang, ginjal masih belum matang, perdarahan dalam otak. Pada bayi berat badan
lahir rendah pusat pengatur panas badan masih belum sempurna sehingga bayi beresiko
untuk terjadi hipotermi. Untuk sistem pernafasannya bayi berat badan lahir rendah beresiko
terjadi gagal nafas karena pusat pengatur pernafasannya belum sempurna. Ini hanyalah salah
satu contoh dari begitu banyaknya masalah yang bisa ditimbulkan oleh BBLR.
Mengingat begitu banyaknya masalah pada bayi berat badan lahir rendah dan tingginya
angka kematian neontal akibat bayi lahir dengan berat badan lahir rendah maka kami dalam
seminar kelompok stase Keperawatan Anak di Ruang Anyelir RSUD R.A. Kartini Jepara,
tertarik untuk dapat memberikan asuhan keperawatan pada Bayi BBLR.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada Bayi Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR)
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR)
b. Mahasiswa mampu menegakan diagnosa keperawatan pada Bayi Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR)
c. Mahasiswa mampu membuat rencana tindakan keperawatan pada Bayi Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR)
d. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada Bayi Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR)
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir dengan berat
badan ≤ 2500 gram, sedangkan bayi dengan berat badan kurang dari 1500 gr
termasuk bayi dengan berat badan lahir sangat rendah.
2. Etiologi BBLR
1. Faktor Ibu
Umur ibu dibawah 20 tahun dan di atas 35 tahun
Perdarahan ante partum
Bahan teratogenik (alkohol, radiasi, obat)
Keadaan penyakit insufisiensi plasenta (penyakit jantung, ginjal, paru,
hipertensi)
Malnutrisi
Hidromnion
Jarak kahamilan terlalu dekat
2. Faktor Plasenta
Kehamilan ganda
Malformasi
Tumor
Placenta previa
3. Faktor Janin
Kelainan kromosom
Malformasi infeksi kongenital
Kehamilan ganda (gemeli)
Ketuban pecah dini
3. Problematik BBLR
Dengan kurang sempurnanya alat-alat dalam tubuhnya baik anatomis
maupun fisiologis maka mudah timbul beberapa kelainan seperti berikut ini :
1. Suhu tubuh yang tidak stabil oleh karena kesulitan mempertahankan suhu
tubuh yang disebabkan oleh penguapan yang bertambah akibat dari
kurangnya jaringan lemak dibawah kulit, permukaan tubuh relatif lebih
luas dibandingkan dengan berat badan, otot yang tidak aktif,produksi
panas yang berkurang oleh karena lemak coklat (brown fat) yang belum
cukup serta pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi sebagaimana
mestinya.
2. Gangguan pernafasan yang sering menimbulkan penyakit berat pada
BBLR. Hal ini disebabkan kekurangan surfactant (rasio lesitin /
sfingomielin kurang dari 2), pertumbuhan dan pengembangan paru yang
belum sempurna, otot pernafasan yang masih lemah yang tulang iga yang
mudah melengkung (pliable thorak). Penyakit gangguan pernafasan yang
sering pada bayi BBLR adalah penyakit membran hialin dan aspirasi
pneumoni.
3. Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi, distensi abdomen akibat
dari motilitas usus berkurang, volume lambung berkurang sehingga waktu
pengosongan lambung bertambah, daya untuk mencernakan dan
mengabsorbsi lemak, laktosa,vitamin yang larut dalam lemakdan
bebberapa mineral tertentu berkurang. Kerja dari sfingter kardio esofagus
yang belum sempurna memudahkan terjadinya regurgitasi isi lambung ke
esofagus dan mudah terjadi aspirasi.
4. Immatur hati memudahkan terjadinya hiperbilirubinemia dan defisiensi
vitamin K.
5. Ginjal yang immatur baik secara anatomis maupun fungsinya. Produksi
urine yang sedikit, urea clearence yang rendah, tidak sanggup mengurangi
kelebihan airtubuh dan elektrolit dari badan dengan akibat mudah terjadi
edema dan asidosis metabolik.
6. Perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang rapuh (fragile),
kekurangan faktor pembekuan seperti protrombine, faktor VII dan faktor
christmas.
7. Gangguan imunologi, daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena
rendahya kadar Ig G gamma globulin. Bayi prematur relatif belum
sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap
infeksi masih belum baik.
8. Perdarahan intraventrikuler, lebih dari 50% bayi prematur menderita
perdarahan intraventrikuler. Hal ini disebabkan oleh karena bayi BBLR
sering menderita apnea, asfuksia berat dan sindroma gangguan pernafasan.
Luasnya perdarahan intraventrikuler ini dapat didiagnosis dengan Ultra
Sono Grafi dan CT Scan.
9. Retrolental Fibroplasia : dengan menggunakan oksigen dengan
konsentrasi tinggi (PaO2 lebih dari 115 mmHg : 15 kPa) maka akan terjadi
vasokonstriksi pembuluh darah retina yang diikuti oleh proliferasi kapiler-
kapiler baru kedaerah yang iskemi sehingga terjadi perdarahan, fibrosis,
distorsi dan parut retina sehingga bayi menjadi buta. Untuk menghindari
retrolental fibroplasia maka oksigen yang diberikan pada bayi prematur
tidak boleh lebih dati 40%. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan
oksigen dengan kecepatan 2 liter permenit.
4. Pathways
Faktor ibu (Umur ibu pada dibawah 20 tahun dan Faktor plasenta (penyakit Faktor janin (kelainan kromosom,
diatas 35 th, Perdarahan antepartum, Bahan vaskuler, gemeli, tumor) infeksi kongenital, gemeli)
teratogonik, penyakit kronis)
BBLR
Lemak sub Pusat pengaturan Paru immatur, Gastrointestinal Immunitas immatur Sistem hematologi
kutan << suhu di surfaktan <<, otot immatur immatur
hipotalamus pernapasan lemah
immatur
1. BB < 250 gram, TB < 45 cm, lingkar dada < 30 cm, lingkar kepala < 33
cm, umur kehamilan < 37 minggu.
2. Tanda-tanda neonatus :
a. Kulit keriput tipis, merah, penuh bulu-bulu halus (lanugo) pada dahi,
pelipis, telinga dan lengan, lemak tubuh jaringan sub-kutan sedikit.
b. Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari.
c. Bayi prematur laki-laki testis belum turun dan pada bayi perempuan
labia minora lebih menonjol.
d. Ekstremitas : Paha dalam abduksi, sendi lutut dan pergelangan kaki
dalam fleksi/lurus dan kepala menghadap ke satu sisi.
e. Reflek tonik leher lemah, reflek moro positif, dan daya isap lemah
3. Tanda-tanda fisiologis :
a. Gerak pasif dan tangis hanya merintih walaupun lapar, lebih banyak
tidur dan malas.
b. Suhu tubuh mudah berubah menjadi hipotermis.
c. Reflek tonik leher lemah, reflek moro positif, dan daya isap lemah
d. Pernafasan 40-50 kali/menit, sering tak teratur, apneu
e. Nadi 100-140 kali/menit
4. Gejala-gejala BBLR
a. Kulit mudah rusak, keriput dan tipis karena lemak di bawah kulit
sangat kurang
b. Pergerakannya lemah dan kurang
c. Mudah anemia sel darah merah berkurang
d. Pembuluh darah terlihat karena kulit tipis
6. Pemeriksaan Dignostik
1. Jumlah Leukosit: 18.000/mm3 , netrofil meningkat sampai 23.000-
24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis)
2. Hematokrit (Ht) : 43%-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih
menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau
hemoragic prenatal atau perinatal)
3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan
anemia atau hemolisis berlebihan)
4. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari,
dan 12 mg/dl pada 3-5 hari
5. Destrosix: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran
rata-rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke tiga
6. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl) biasanya dalam batasan normal pada
awalnya
7. Pemeriksaan analisa gas darah
7. Penatalaksanaan Medis
1. Tatalaksana sebelum lahir
Memperhatikan gizi dan keseimbangan cairan / elektrolit agar fungsi
plasenta baik
Hari I : D 10%
Hari II dan III D 10 ¼ S
Bila setelah hari ketiga belum, dapat diberikan nutrisi parenteral
dengan menggunakan Aminofusin 2-5 ml/kgbb/hr
d. Menghindari Infeksi
1) Cara kerja aseptik
2) Antibiotik profilaksis dengan indikasi BBLR, bayi resiko tinggi
infeksi (KPD, ketuban keruh, banyak tindakan)
Ampisillin : 50-100 mg/kgbb/hari, dalam 2 kali pemberian
selama 3-5 hari, secara IV atau IM
Gentamisin : 5 mg/kgbb/hari, dalam 2 kali pemberian, selama
3-5 hari secara IV atau IM.
4. Tatalaksana Penyulit
a. Sindrom Distress Pernafasan
b. Kelainan SSP (perdarahan intra kranial, kejang)
Pencegahan : Vit K 1 mg secara IM sekali pemberian
Kejang dengan penatalaksanaan kejang
Apneu : lakukan resusitasi dan berikan aminopilin 1-2
mg/kgbb/kali tiap 4-6 jam
Bayi berat lahir kurang dari 1000 gram dapat langsung dipasang
ventilator makanik
5. Untuk kemungkinan anemi yang terjadi pada BBLR setelah hari ke 14
diberikan :
Asam folat 2-3 mg/kgbb/hr
Fe Fumarat 5-10 mg/kgbb/hr
Vitamin B 12 10 mg/hr
Diberikan sehari sekali selama sebulan
1. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar
perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis
lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator
4. Pemberian nutrisi
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah
terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan
pertama, dapat diberikan melalui kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang
reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative
memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi preterm.
Petunjuk untuk volume susu yang diperlukan
1 50- 65
2 100
3 125
4 150
5 160
6 175
7 200
14 225
21 175
28 150
5. Pencegahan infeksi
Bayi BBLR mempunyai sistem imunologi yang kurang oleh karena itu
fungsi perawatan yang terlibat harus mempunyai tujuan dasar
perlindungan bayi terhadap infeksi. Lakukan cuci tangan sebelum dan
sesudah merawat bayi, memakai masker, gunakan gaun (jas), lepaskan
semua aksesoris dan tidak seorangpun masuk di kamar bayi dalam keadaan
infeksi.
9. Prognosis BBLR
Pada saat ini hampir hidup bayi dengan berat 1501-2500 gram adalah 95%,
tetapi berat bayi kurang dari 1500 gram mempunyai angka kematian tinggi,
kematian diduga karena displasia bronkopulmonal, enterokolitis nekrotikans,
atau infeksi sekunder. BBLR yang tidak mempunyai cacat bawaan, selama 2
tahun pertama akan mengalami pertumbuhan fisik yang mendekati bayi cukup
bulan dengan berat sesuai dengan masa gestasi. Pada BBLSR, makin immatur
dan makin rendah berat lahir bayi, makin besar kemungkinan terjadi kecerdasan
berkurang dan gangguan neurologik.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1. Pola Fungsional Kesehatan
Sirkulasi :
Nadi apikal mungkin cepat dan atau tidak teratur dalam batas
normal(120-160 dpm). Mur-mur jantung yang dapat didengar dapat
menandakan duktusarteriosus paten(PDA).
Makanan/cairan
Berat badan kurang 2500(5lb 8 oz).
Neuroensori
- Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut.
- Ukuran kepala besar dalam hubungannya dengan tubuh, sutura
mungkin mudah digerakan, fontanel mungkin besar atau terbuka
lebar.
- Edema kelopak mata umum terjadi, mata mungkin
merapat(tergantung usia gestasi).
- Refleks tergantung pada usia gestasi ; rooting terjadi dengan baik
pada gestasi minggu 32; koordinasi refleks untuk menghisap,
menelan, dan bernafas biasanya terbentuk pada gestasi minggu ke
32; komponen pertama dari refleks Moro(ekstensi lateral dari
ekstremitas atas dengan membuka tangan)tampak pada gestasi
minggu ke 28; komponen keduaa(fleksi anterior dan menangis yang
dapat didengar) tampak pada gestasi minggu ke 32.
- Pemeriksaan Dubowitz menandakan usia gestasi antara minggu 24
dan 37.
-
Pernafasan
- Skor apgar mungkin rendah.
- Pernafasan mungkin dangkal, tidak teratur; pernafasan diafragmatik
intermiten atau periodik(40-60x/mt).
- Mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan
substernal, atau berbagai derajat sianosis mungkin ada.
- Adanya bunyi “ampelas” pada auskultasi, menandakan adaya
sindrom distress pernafasan (RDS).
Keamanan
- Suhu berfluktuasi dengan mudah.
- Menangis mungkin lemah.
- Wajah mungkin memar, mungkin ada kaput suksedoneum.
- Kulit kemerahan atau tembus pandang, warna mungkin merah.
muda/kebiruan, akrosianosis, atau sianosis/pucat.
- Lanugo terdistribusi secara luas diseluruh tubuh.
- Ekstremitas mungkin tampak edema.
- Garis telapak kaki mungkin tidak ada pada semua atau sebagian
telapak.
- Kuku mungkin pendek.
Seksualitas
Genetalia : Labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora,
dengan klitoris menonjol ; testis pria mungkin tidak turun, rugae
mungkin banyak atau tidak ada pada skrotum.
Kriteria hasil :
o Akral hangat
o Tidak ada sianosis
o Tangisan aktif dan kuat
o RR : 30-40x/mt
o Tidak ada retraksi otot pernafasan
Intervensi :
Kriteria hasil :
o Tubuh hangat dan kemerahan
o Suhu 36,5 -37,5 ˚ C
Intervensi :
Kriteria hasil:
Kriteria hasil :
o Tidak ada tanda-tanda infeksi (tumor,dolor,rubor,calor,fungsiolaesa)
o Suhu tubuh normal
Intervensi
A. DATA BAYI
Nama bayi : By.ny I
B. RIWAYAT BAYI
Apgar score : 6-7-9
a. Aspirasi mekonium ( -)
b. Denyut jantung janin abnormal ( -)
c. Masalah lain: -
d. Prolaps tali pusat/lilitan tali pusat (- )
e. Ketuban pecah dini ( √) berapa jam:3 jam
C. RIWAYAT IBU
Usia Gravida Partus Abnormal
20 0 1 0
1. Jenis Persalinan:
a. Pervaginam (√)
b. Sectio caesarea (-) alasan: -
c. Komplikasi kehamilan: tidak ada (√) ada (-)
d. Ruptur plasenta/plasenta previa (-)
e. Preeklampsia (-)
f. Suspect sepsis (-)
g. Persalinan prematur/postmatus (√)
h. Masalah lain: -
2. Perawatan Antenatal (√)
A. PENGKAJIAN
1. Reflek
Moro (-) menghisap (√) kuat/lemah
Menggenggam (x) kuat/lemah
2. Tonus/aktivitas
a. Aktif (-) tenang (√) letargi (-) kejang (-)
b. Menangis keras (-) melengking (-) lemah (√)
sulit menangis (-)
3. Kepala/leher
a. Fontanel anterior: lunak (√) tegas (-) datar (-)
menonjol (-) cekung (-)
b. Sutura sagitalis: tepat (√) menjauh (-) terpisah (-)
tumpang tindih (-)
c. Gambaran wajah: simetris (√) asimetris (-)
d. Molding (-) caput succedanium (-) cephalhematom (-)
4. Mata
Bersih (√) sekresi (-)
Jarak interkantus: 2 cm sklera: ikterik
5. THT
a. Telinga : normal (√) abnormal (-)
b. Hidung : simetris (√) asimetris (-)
Sekresi (-) napas cuping hidung (-)
6. Wajah
a. Bibir sumbing (-)
b. Sumbing palatum (-)
7. Abdomen
a. Lunak (√) tegas (-) datar (-) kembung (-)
b. Lingkar perut : 28 cm
c. Liver: teraba(-) kurang dari 2cm(-) lebih dari
2cm(-) tidak teraba (√)
8. Toraks
a. Simetris (√)
b. Retraksi derajad 0 (-) derajad 1 (-) derajad 2 (x)
c. Klavikula normal (√) abnormal (-)
9. Paru-paru
a. Suara napas kanan kiri sama (+) tidak sama (-) RR : 40x/M
b. Suara napas bersih (-) ronch (-) sekresi (-)
wheezing (-) vesikuler (-)
c. Respirasi spontan (√) tidak spontan (-)
Alat bantu pernapasan : (-) oxihoo (√) nasal kanul incubator
konsentrasi: 3 liter
10. Jantung
a. Bunyi normal synus rhythm (NSR) (√)
b. Mur mur (-) lokasi:-
c. Waktu pengisian kapiler : < 2 detik
d. Denyut nadi : 128x/menit
Nadi perifer Kuat Lemah Tidak ada
Brakhial
X
kanan
Brakhial kiri X
Femoral
X
kanan
Femoral kiri X
11. Ekstremitas
a. Gerakan bebas (-) ROM terbatas (√) tidak terkaji (-)
b. Ekstremitas atas : normal (√) abnormal (-)
Sebutkan: jari tangan lengkap
c. Ekstremitas bawah : normal (√) abnormal (-)
Sebutkan : jari kaki lengkap
d. Panggul : normal (√) abnormal (-)
Sebutkan:-
12. Umbilikus
Normal (√) abnormal (-) drainase (-) inflamasi (-)
drainase (-)
13. Genital
Perempuan normal (-) laki-laki normal (√) abnormal (-)
Sebutkan :-
14. Anus
Paten (√) imperforata (-)
15. Spina
Normal (√) abnormal (-)
Sebutkan: -
16. Kulit
a. Warna pink (√)pucat (-) jaundice(-)
sianosis pada : kuku(-) sikumoral (-) periorbital (-) seluruh
tubuh (-)
b. Kemerahan (rash) : (-)
c. Tanda lahir : (-)
Sebutkan:-
d. Turgor kulit : elastis (√) tidak elastis (-) edema
(-)
e. Lanugo : (√)
17. Suhu
a. Lingkungan
Penghangatan radian (-) pengaturan suhu (-)
inkubator (-) suhu ruang (-) incubator (√)
b. Suhu kulit : 36, 70 C
B. RIWAYAT SOSIAL
a. Struktur Keluarga (Genogram Tiga Generasi)
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
X : meninggal
......... : tinggal serumah
: pasien
b. Antisipasi VS pengalaman nyata kelahiran : Ibu pasien
mengatakan ini merupakan kelahiran anak kedua dengan
kondisi BBLR. Kondisi bayi sudah mulai membaik. Ibu sering
menemani diruangan untuk menyusui atau memberikan ASI .
c. Budaya : jawa
d. Suku : jawa
e. Agama : islam
f. Bahasa utama : jawa
g. Perencanaan makanan bayi: ASI 15 cc/ 2 jam/ hari
menggunakan sonde dan latihan netek.
h. Masalah sosial yang penting : banyak keluarga yang banyak
berkunjung
i. Hubungan orang tua dan bayi : baik
Menyentuh -
X
X Memeluk -
X -
Berbicara
X √
Berkunjung
X Memanggil nama -
X Kontak nama -
E. Terapi ( 22/11/2017 )
Infs D5 % 6 tpm
Injeksi :
Vit K
Cefotaxim 50 mg/12 jam
Ampicilin 80 mg/12 jam
Diet :
12x15cc : asi menggunakan sonde + latihan netek
F. ANALISA DATA
12.00 4. Mengkolaborasikan Ds : -
dengan tim medis
Do : pasien tampak sedang
dalam memberikan
diberkian injeksi antibiotik
antibiotika sesuai
program
2. Memposisikan bayi Ds : -
10.00
lebih tinggi
Do : bayi diposisikan kepala
lebih tinggi
10.15 3. Memberikan O2 Ds : -
inkubator
Do : bayi berada dalam
incubator
10.30
11.00
2. Mempertahankan bayi Ds : -
dalam inkubator
Do :bayi berada dalam
11.15 inkubator dengan
11.30 3. Mengajarkan ibu Ds : ibu mengatakan
dengan metode KMC bersedia
Do :perawat mengajarkan
ibu metode KMC
4. Mempertahankan Ds : -
12.00 popok dan selimut
tetap kering Do : mengganti popok bayi
setiap habis BAK dan BAB
10.00
3.Memberikan O2 Ds : -
inkubator Do : bayi berada dalam
inkubator
Ds : -
10.30
1 Selasa, 21 I S :-
november
O : reflek menghisap lemas
2017
terpasang OGT
20.00
bb : 1,4 KG
A :masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1,2,3
2 Selasa 21 II S:-
november
O : Pasien tampak lemas, nangis pasien
2017
lemah, Suhu 37,3 pasien tampak kurus, kulit
20.00 tipis. Pasien didalam inkubator
4 Selasa 21 IV S :-
november
O : suhu tubuh bayi 36,7, tampak hangat,
2017
bewarna pink
20.00
A :masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1,2,3
5 rabu 22 I S :-
november
O : reflek menghisap lemas
2017
terpasang OGT
20.00
bb : 1,5 KG
A :masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1,2,3
6 rabu 22 II S:-
november
O : Pasien tampak lemas, nangis pasien
2017
lemah, Suhu 37,3 pasien tampak kurus, kulit
20.00 tipis. Pasien didalam inkubator
8 rabu 22 IV S :-
november
O : suhu tubuh bayi 37,3, tampak hangat,
2017
bewarna pink
20.00
A :masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1,2,3
9 Kamis, 23 S :-
november
O : reflek menghisap sudah membaik, bayi
2017
sudah mulai menetek ibunya
bb : 1,6 KG
A :masalah teratasi
P : pertahankan intervensi 2,3
10 Kamis, 23 S:-
november
O : Pasien tampak aktif, nangis pasien kuat,
2017
Suhu 37,2 . Pasien didalam inkubator
A : masalah teratasi
11 Kamis, 23 S:-
november
O : terpasang O2 inkubator
2017
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi 1 2
12 Kamis, 23 S :-
november
O : suhu tubuh bayi 37,2, tampak hangat,
2017
bewarna pink
A. Kesimpulan
Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan masa
yang rawan karena disamping kekebalan yang masih kurang juga gejala penyakit
spesifik. Pada periode-periode tersebut tidak dapat dibedakan/sulit dibedakan
dengan penyakit lain sehingga sulit dideteksi pada usia minggu-minggu pertama
kelainanyang timbul banyak yang berkaitan dengan masa kehamilan/proses
persalinan sehingga perlu penanganan segera dan khusus
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu
factor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya
pada masa perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami
gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga
membutahkan biaya perawatan yang tinggi.
B. Saran
1. Meningkatkan pengawasan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
2. Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada
bayi baru lahir dengan BBLR.
DAFTAR PUSTAKA
Achadiat, Dr. Chrisdiono M. 2014. Prosedur Tetap Obstetrik dan Ginekologi. Jakarta :
EGC
Gulardi Hanifa Wiknjosastro. 2012. Ilmu Kebidanan. Edisi 6. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Hacker, Moore (2009), Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Manuaba, I.B.G. 2011. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Rostam Mochtar. 2009. Sinopsis Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi. Jakarta : EGC.