SKRIPSI
OLEH
UMAR IMAM NURROHMAN
NIM 150721604923
THESIS
BY
UMAR IMAM NURROHMAN
NIM 150721604923
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan program
Sarjana Pendidikan Geografi
OLEH
UMAR IMAM NURROHMAN
NIM 150721604923
THESIS
Presented to
State University of Malang
In partial fulfillment of the requirement
For the degree of Sarjana in Geography Education
BY
UMAR IMAM NURROHMAN
NIM 150721604923
Skripsi oleh Umar Imam Nurrohman ini telah diperiksa dan disetujui untuk
diujikan.
Skripsi oleh Umar Imam Nurrohman ini telah dipertahankan didepan dewan
penguji.
i
SUMMARY
The purpose of this study is to find out: (1) the influence of an outdoor
study-based discovery learning model on critical thinking skills, and (2)) the
influence of an outdoor study-based discovery learning model on critical thinking
skills in terms of student learning interests.
This research method used was a quasi experiment with a randomized
post test only control group design. This research was conducted in two classes,
namely the experimental class which was given an discovery study model based
on outdoor study and a control class that was not given a model treatment. The
subjects studied were students of class XI IPS MAN 1 KOTA MALANG.
Selection of research subjects because the two classes have almost the same
average scores. The instruments used in this study are essay questions that
measure critical thinking skills, and questionnaires to measure student learning
interest. Instrument testing uses validity and reliability tests. The data obtained
were analyzed using t-Test and F-Test with the help of SPSS 16.0 for Windows.
The results of the study show that (1) the discovery study model based on
outdoor study influences students' critical thinking abilities, and (2) the discovery
study model based on outdoor study influences critical thinking skills in terms of
student learning interests. From the first findings, the analysis carried out on
students' critical thinking abilities is known that the probability value is 0,002.
These results indicate a probability value < 0.05 in other words the null hypothesis
(H0) is rejected and (H1) is accepted. The results of the analysis carried out on the
second finding are known that the probability value is 0,005. The results show a
probability value of < 0.05 in other words the null hypothesis (H0) is rejected and
(H1) is accepted.
Suggestions proposed in this study are: (1) for teachers it is
recommended to apply in class, (2) for schools it is recommended to provide
convenience for teachers and students to conduct learning models discovery
learning models based on outdoor study. (3) further researchers are advised to
provide variations and be combined with the media.
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
”Pengaruh Model Pembelajaran Discovery berbasis Outdoor Study terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Kelas XI MAN
1 KOTA MALANG”. Skripsi ini tetap memiliki kekurangan dikarenakan
keterbatasan yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu, penulis membutuhkan kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang
memberikan bimbingan, dorongan, petunjuk dan nasehat dari permulaan hingga
selesainya penyusunan skripsi ini. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. Hadi Soekamto, S.H, M.Pd, M.Si selaku dosen pembimbing I yang
telah memberikan banyak bimbingan, arahan, dan motivasi dalam
penulisan skripsi ini.
2. Drs. Hendri Purwito, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, nasehat, dan saran demi terselesaikannya skripsi
ini dengan baik.
3. Drs. Yusuf Suharto, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan
kritik dan saran.
4. Prof. Dr. Sumarmi selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Malang beserta jajaran yang telah menyediakan fasilitas, sarana, dan
prasarana yang mendukung terselesaikannya skripsi ini.
5. Dr. Didik Taryana, M.Si selaku Ketua Jurusan Geografi dan dosen
penasihat akademik yang memberikan dukungan hingga terselesaikannya
skripsi ini.
6. Seluruh dosen geografi yang telah memberikan banyak bantuan selama
penulis mengikuti studi di Jurusan Geografi.
7. Drs. Mohammad Husnan, M.Pd selaku Kepala Sekolah MAN 1 KOTA
MALANG yang telah memberikan izin penelitian.
8. Slamet Priyanto, S.Pd selaku guru geografi yang bersedia memberikan
bantuan, arahan, dan masukan selama penelitian.
iii
9. Siswa kelas XI IPS 1 dan 2 serta segenap keluarga besar MAN 1 KOTA
MALANG atas bantuan yang telah diberikan selama penelitian.
10. Keluarga tercinta, Bapak Mariyono, Ibu Mei Ursasi, Hanifatul Hikmah,
Hasanatul Fitria atas dukungan baik secara moral maupun material.
11. Partner berjuang Rahajeng Nastiti yang telah memberikan dukungan, doa,
semangat, saran, motivasi, dan mendampingi selama ini.
12. Keluarga Offering L 2015 yang telah memberikan doa, semangat, dan
dukungan selama penulis menempuh pendidikan di jurusan geografi.
13. Alamsyah Wahyudi selaku sahabat yang selalu ada jika saya
membutuhkan bantuan.
14. Keluarga BEM FIS 2016 dan BEM FIS 2018 yang telah menjadi rekan
berproses berorganisasi selama 2 periode.
15. Keluarga Persatuan Sepakbola Ilmu Sosial yang telah memberikan
kesempatan untuk belajar, berlatih, dan bermain sebagai tim yang
mewakili Fakultas Ilmu Sosial.
16. Seluruh jajaran rektorat Pak Iwan, Kak Gina, Kak Febri beserta dosen dan
staff di Universitas Pendidikan Ganesha yang telah menerima saya dan
rekan-rekan sebagai Mahasiswa pertukaran selama 1 semester.
17. Riyad, Faisal, Aje, Osi, Helmi, Ari Purwanto, Ari Aristianti, Yunan Heri,
Kadek Ari Kumala, Putu Suarjana, Sumana, Mahendra, Yoli, Sukarsa,
Gata, dan seluruh teman-teman Pendidikan Geografi Universitas
Pendidikan Ganesha, Bali.
18. Muhammad Zakky Mubarok, Muhammad Fardiansyah, Riyana Alparuqi,
Motik Dwi Kartika, dan seluruh teman-teman Asrama Jatayu Singaraja,
Bali
19. Serta pihak-pihak lain yang belum disebutkan yang turut membantu agar
skripsi ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Akhirnya penulis berharap bahwa karya ini dapat memberikan manfaat
bagi dunia pendidikan di Indonesia.
Malang, 23 Mei 2019
Penulis
iv
DAFTAR ISI
RINGKASAN .......................................................................................................... i
SUMMARY ............................................................................................................ ii
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 8
C. Tujuan .......................................................................................................... 8
D. Hipotesis Penelitian...................................................................................... 9
E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9
F. Definisi Operasional................................................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 11
A. Kemampuan Berpikir Kritis ....................................................................... 11
1. Pengertian kemampuan berpikir kritis.................................................... 11
2. Indikator kemampuan berpikir kritis ...................................................... 13
3. Faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis ........................ 15
4. Pengukuran kemampuan berpikir kritis.................................................. 17
B. Minat Belajar Siswa ................................................................................... 18
1. Pengertian minat belajar siswa ............................................................... 18
2. Indikator minat belajar siswa ................................................................. 19
3. Faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa .................................... 22
4. Pengukuran minat belajar siswa ............................................................. 23
C. Model Pembelajaran Discovery berbasis Outdoor Study ........................... 24
1. Pengertian model pembelajaran discovery berbasis outdoor study ........ 24
2. Ciri model pembelajaran discovery berbasis outdoor study ................... 26
3. Kelebihan model pembelajaran discovery berbasis outdoor study......... 27
4. Kelemahan model pembelajaran discovery berbasis outdoor study ....... 28
5. Tahapan model pembelajaran discovery berbasis outdoor study ........... 29
v
D. Keragaman Budaya Indonesia sebagai Materi Pembelajaran Geografi ..... 30
1. Pelestarian produk kebudayaan Indonesia.............................................. 30
2. Pemanfaatan produk kebudayaan Indonesia dalam bidang ekonomi
kreatif dan pariwisata. .................................................................................... 31
E. Kaitan antara Model Pembelajaran Discovery berbasis Outdoor Study
dengan Kemampuan Berpikir Kritis.................................................................. 33
F. Kaitan antara Kemampuan Berpikir Kritis dengan Minat Belajar Siswa .. 36
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 39
A. Rancangan Penelitian ................................................................................. 39
B. Subjek Penelitian........................................................................................ 41
C. Prosedur Pengumpulan Data ...................................................................... 41
1. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 41
2. Instrumen Penelitian ............................................................................... 41
3. Uji Coba Instrumen ................................................................................ 42
a. Uji Validitas ........................................................................................ 43
b. Uji Reliabilitas .................................................................................... 43
D. Teknik Analisis Data .................................................................................. 44
1. Pengolahan Data ..................................................................................... 44
2. Uji Prasyarat ........................................................................................... 46
a. Uji Normalitas..................................................................................... 46
b. Uji Homogenitas ................................................................................. 46
3. Uji Hipotesis ........................................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................ 49
A. Paparan Data .............................................................................................. 49
1. Paparan Data Kemampuan Berpikir Kritis ............................................. 49
a. Paparan Data Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol.................. 49
b. Paparan Data Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen .............. 50
2. Paparan Data Minat Belajar Siswa ......................................................... 51
a. Paparan Data Minat Belajar Siswa Kelas Kontrol .............................. 51
b. Paparan Data Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen ....................... 52
B. Analisis Data .............................................................................................. 53
1. Uji Prasyarat ........................................................................................... 53
vi
a. Uji Normalitas..................................................................................... 53
b. Uji Homogenitas ................................................................................. 54
2. Uji Hipotesis ........................................................................................... 54
a. Hipotesis pertama ............................................................................... 55
b. Hipotesis kedua ................................................................................... 57
C. Temuan Penelitian ...................................................................................... 59
BAB V PEMBAHASAN ...................................................................................... 60
A. Pembahasan Hasil Temuan Pertama .......................................................... 60
B. Pembahasan Hasil Temuan Kedua ............................................................. 68
BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 71
A. Kesimpulan ................................................................................................ 71
B. Saran ........................................................................................................... 71
1. Guru ........................................................................................................ 71
2. Sekolah ................................................................................................... 72
3. Peneliti Selanjutnya ................................................................................ 72
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................... 73
LAMPIRAN .......................................................................................................... 76
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2. 1 Indikator kemampuan berpikir kritis ...............................................................13
2. 2 Tahapan model pembelajaran discovery .........................................................29
3. 1 Rancangan Penelitian ......................................................................................39
3. 2 Kriteria Validitas Item Soal ............................................................................43
3. 3 Kriteria Reliabilitas Soal .................................................................................44
3. 4 Kualifikasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa...............................................44
3. 5 Kualifikasi Minat Belajar ................................................................................45
3. 6 Tata Letak Data Rancangan Faktorial 2x3 ......................................................45
4. 1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol ........49
4. 2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen..50
4. 3 Distribusi Frekuensi Minat Belajar Siswa Kelas Kontrol ...............................51
4. 4 Distribusi Frekuensi Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen ........................52
4. 5 Hasil Uji Normalitas .......................................................................................53
4. 6 Perhitungan Uji Homogenitas .........................................................................54
4. 7 Hasil perhitungan uji-t.....................................................................................56
4. 8 Hasil Perhitungan Uji F (F-Test).....................................................................58
4. 9 Matrik Perhitungan Rata-rata Model Pembelajaran Discovery Berbasis
Outdoor Study Ditinjau dari Minat Belajar Siswa ..........................................58
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2. 1 Kaitan model pembelajaran discovery berbasis outdoor study dengan
kemampuan berpikir kritis siswa ....................................................................36
2. 2 Kaitan kemampuan berpikir kritis dengan minat belajar siswa ......................38
3. 1 Bagan Alur Penelitian .....................................................................................40
4. 1 Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol ..............................50
4. 2 Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen ........................51
4. 3 Grafik Persentase Minat Belajar Siswa Kelas Kontrol ...................................52
4. 4 Grafik Persentase Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen.............................52
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Nama dan Nilai UH Kelas XI IPS 2 ................................................................. 76
2. Nama dan Nilai UH Kelas XI IPS 1 ................................................................. 77
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ................................... 78
3. 1. Materi Pembelajaran ..................................................................................... 85
3. 2. Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen ..................................................... 89
3. 3. Panduan Model Pembelajaran Discovery ..................................................... 90
3. 4. Pedoman Rencana Penyelidikan ................................................................... 91
3. 5. Format Rencana Penyelidikan....................................................................... 92
3. 6. Lembar Kerja Kelas Eksperimen .................................................................. 93
3. 7. Artikel 1 Eksperimen .................................................................................... 95
3. 8. Artikel 2 Eksperimen .................................................................................... 96
3. 9. Denah Tempat Duduk Kelompok Kelas Eksperimen ................................... 97
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .......................................... 98
5. Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis ...................................................... 103
6. Pedoman Penilaian Tes Kemampuan Berpikir Kritis ..................................... 114
7. Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis ............................................................. 117
8. Kisi-kisi Minat belajar Siswa .......................................................................... 122
9. Lembar Angket Minat Belajar Siswa .............................................................. 123
10. Pedoman Penilaian Angket Minat Belajar Siswa.......................................... 125
11. Hasil Tes Validasi ......................................................................................... 126
12. Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas ................................................................. 132
13. Tabulasi Posttest Kelas Eksperimen ............................................................. 133
14. Tabulasi Posttest Kelas Kontrol .................................................................... 135
15. Tabulasi Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen ......................................... 137
16. Tabulasi Minat Belajar Siswa Kelas Kontrol ................................................ 138
17. Contoh Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................. 139
18. Lembar Angket Minat Belajar Siswa ............................................................ 142
19. Surat Ijin Penelitian ....................................................................................... 144
20. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................................. 145
21. Dokumentasi Penelitian ................................................................................ 146
22. Riwayat Hidup .............................................................................................. 148
x
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas mengenai 6 hal. Hal-hal tersebut terdiri dari (1)
latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan, (4) hipotesis penelitian, (5)
manfaat penelitian, dan (6) definisi operasional. Keenam hal tersebut dijelaskan
pada uraian selanjutnya.
A. Latar Belakang
Model discovery berbasis outdoor study merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Pada model
pembelajaran discovery berbasis outdoor study siswa diminta untuk
mengorganisasi bahan pembelajaran yang akan mereka pelajari sendiri sehingga
dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Dengan mengorganisasi bahan
pembelajaran yang akan dipelajari, siswa dapat menemukan hal baru yang dapat
dijadikan sebagai modal dalam belajar. Menurut Nurrohmi, model pembelajaran
discovery berbasis outdoor study dapat menjadikan siswa lebih menguasai materi
yang sedang dipelajarinya (Nurrohmi, 2017). Model pembelajaran discovery
berbasis outdoor study dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk
merancang kerangka pengetahuan dan membangun pemahaman baru berdasarkan
apa yang telah dialami. Hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
berpikir. Menurut Hosnan, pada pembelajaran discovery berbasis outdoor study
siswa didorong untuk belajar dengan mandiri dan terlibat aktif dengan konsep-
konsep dan prinsip-prinsip, siswa juga bisa belajar berpikir analisis dengan
mencoba memecahkan sendiri problem yang dihadapi (Hosnan, 2016). Pernyataan
tersebut memiliki indikasi bahwa pembelajaran discovery berbasis outdoor study
mendorong siswa untuk tidak hanya menjadi objek dari pembelajaran. Dengan
demikian model pembelajaran discovery berbasis outdoor study merupakan salah
satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa.
Model pembelajaran discovery berbasis outdoor study melatih siswa
menjadi lebih mandiri dalam belajar. Pada model pembelajaran discovery berbasis
outdoor study mendorong siswa untuk menjadi lebih aktif dan kritis dalam proses
pembelajaran, sedangkan guru dalam hal ini memiliki peran sebagai mediator dan
1
2
konsep berpikir secara mandiri. Hal ini membuat siswa menjadi lebih aktif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Suryosubroto menyampaikan bahwa model
pembelajaran discovery berbasis outdoor study merupakan komponen dari praktek
pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif,
berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, dan reflektif (Suryosubroto, 2002).
Pernyataan tersebut mempunyai indikasi bahwa model pembelajaran discovery
berbasis outdoor study sesuai dengan standar penerapan kurikulum 2013. Dengan
demikian, model pembelajaran discovery berbasis outdoor study sesuai dengan
implementasi Kurikulum 2013 yang menitikberatkan keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran.
Setelah menjelaskan alasan dipilihnya model pembelajaran discovery
berbasis outdoor study untuk dieksperimenkan pada penelitian ini, maka
selanjutnya perlu menguraikan kelebihan dan kelemahan model pembelajaran
discovery berbasis outdoor study. Model pembelaajaran discovery berbasis
outdoor study memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan tersebut
membuat model ini dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Kelebihan
model pembelajaran discovery berbasis outdoor study disampaikan Hosnan (2016)
diantaranya, (1) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu. (2) Siswa
belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar. (3) Tumbuhnya rasa
menyelidiki dalam diri siswa. (4) meningkatkan minat belajar siswa. (5)
Mendorong keterlibatan keaktifan siswa. Pembahasan kelebihan model
pembelajaran diuraikan pada paragraf selanjutnya.
Model pembelajaran discovery berbasis outdoor study dapat
mengembangkan bakat dan kecakapan individu. Hal ini karena dalam model
pembelajaran discovery berbasis outdoor study siswa terlibat secara langsung
dalam proses pembelajaran dari awal hingga akhir. Melalui kegiatan pembelajaran
model discovery berbasis outdoor study siswa diminta untuk berperan secara aktif.
Proses pembelajarannya berfokus pada kegiatan siswa sehingga membuat siswa
memiliki perhatian yang lebih pada kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat
meningkatkan bakat dan kecakapan dari setiap siswa. Dengan demikian, model
pembelajaran discovery berbasis outdoor study dapat mengembangkan bakat dan
5
pembelajaran. Proses pembelajaran tidak akan berjalan lancar jika tidak ada peran
aktif dari siswa. Dengan adanya pemusatan kegiatan siswa yang dilakukan
selama proses pembelajaran, siswa terbiasa memiliki peran dan tanggungjawab
terhadap diri sendiri yang besar. Dengan demikian, model pembelajaran discovery
berbasis outdoor study dapat mendorong keterlibatan keakifan dan tanggungjawab
dari dalam diri siswa.
Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran discovery berbasis
outdoor study juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan model
pembelajaran discovery berbasis outdoor study menurut Hosnan (2016)
diantaranya, (1) Kebiasaan beberapa guru yang masih menggunakan pola
pembelajaran lama. (2) Kemampuan berpikir rasional beberapa siswa yang masih
terbatas. (3) Menyita banyak waktu. Pembahasan kelemahan model pembelajaran
discovery berbasis outdoor study diuraikan pada paragraf selanjutnya.
Kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran discovery
berbasis outdoor study memiliki kelemahan pada metode guru atau tenaga
pengajar dalam menyampaikan materi. Meskipun telah merancang kegiatan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery berbasis outdoor
study, guru masih terbiasa menggunakan metode ceramah. Metode ceramah yang
dilakukan oleh sebagian guru berpusat pada kegiatan guru dalam menyampaikan
materi. Dalam hal ini siswa memiliki peran yang pasif karena hanya menerima
materi yang disampaikan oleh guru di depan kelas. Hal tersebut menjadikan
keaktifan siswa inilah yang seharusnya menjadi fokus pada model pembelajaran
discovery berbasis outdoor study tidak terlaksana dengan baik.
Kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran discovery
berbasis outdoor study membutuhkan kemampuan berpikir yang rasional.
Kemampuan berpikir yang rasional sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan model
pembelajaran discovery berbasis outdoor study. Model pembelajaran yang
mengutamakan pada aktivitas siswa tentunya harus didukung dengan kemampuan
siswa dalam berpikir rasional. Hal ini yang merupakan salah satu kelemahan
model pembelajaran discovery berbasis outdoor study karena tidak semua siswa
dalam satu kelas memiliki kemampuan berpikir rasional yang sama.
7
variabel bebas dan variabel terikat dengan penelitian ini. Perbedaan antara
penelitian ini dengan ketiga penelitian sebelumnya adalah pada penelitian ini
terdapat penggunaan variabel moderator. Dengan demikian terdapat persamaan
dan perbedaan antara penelitian ini dengan ketiga penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya.
Setelah mengetahui persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya, maka dapat diketahui kedudukan penelitian ini diantara
penelitian terdahulu. Penelitian ini merupakan penelitian modifikasi dari
penelitian terdahulu. Penelitian ini termasuk penelitian modifikasi karena terdapat
penambahan pada variabel moderator berupa minat belajar siswa. Dengan
demikian, penelitian ini termasuk dalam penelitian modifikasi dari penelitian
terdahulu.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukaan penelitian ”Pengaruh model
pembelajaran Discovery berbasis outdoor study terhadap kemampuan berpikir
kritis ditinjau dari minat belajar siswa kelas XI MAN 1 KOTA MALANG”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan permasalahan
dalam penelitian ini, sebagai berikut:
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery berbasis outdoor
study terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran
geografi di MAN 1 KOTA MALANG.
9
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran discovery berbasis outdoor study berpengaruh
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran geografi di
MAN 1 KOTA MALANG.
2. Model pembelajaran discovery berbasis outdoor study berpengaruh
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa ditinjau dari minat belajar siswa
pada mata pelajaran geografi di MAN 1 KOTA MALANG.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan tambahan pengetahuan
dan masukan yang berguna bagi guru dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa melalui model pembelajaran discovery berbasis
outdoor study.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau
rujukan pada penelitian lain dengan menggunakan model, materi, atau
tempat yang berbeda.
3. Bagi Sekolah
Hasil dari penelitian ini diberikan kepada pihak sekolah sebagai
bahan referensi sekolah dan diharapkan dapat memberikan sumbangan
dalam rangka perbaikan model pembelajaran khususnya pada mata
pelajaran geografi.
10
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan penafsiran, maka dibuat definisi operasional
penelitian ini sebagai berikut:
1. Kemampuan Berpikir Kritis adalah nilai tes yang menggambarkan
kemampuan siswa dalam : (1) merumuskan masalah, (2) memberikan
argumen, (3) menyimpulkan, (4) melakukan evaluasi, dan (5) memutuskan
dan melaksanakan.
2. Minat Belajar adalah tingkat minat belajar siswa yang didapat dari skor
angket berdasarkan indikator minat belajar meliputi (1) perasaan senang,
(2) perhatian siswa, (3) ketertarikan untuk belajar, dan (4) motivasi belajar
3. Model Pembelajaran discovery adalah model pembelajaran yang
melibatkan siswa secara langsung untuk menemukan konsep belajar secara
mandiri dengan langkah : (1) Stimulation (Rangsangan), (2) Problem
Statement (Identifikasi Masalah), (3) Data Collection (Pengumpulan
Data), (4) Data Processing (Pengolahan Data), (5) Verification
(Verifikasi), dan (6) Generalization (generalisasi dan kesimpulan).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini terdiri dari enam sub bab. Keenam sub bab tersebut meliputi
kemampuan berpikir kritis, minat belajar siswa, model pembelajaran discovery
berbasis outdoor study, keragaman budaya sebagai materi pembelajaran geografi,
kaitan antara model pembelajaran discovery berbasis outdoor study terhadap
kemampuan berpikir kritis, dan kaitan antara kemampuan berpikir kritis dan minat
belajar geografi. Keenam sub bab tersebut diuraikan sebagai berikut.
11
12
dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan agar siswa dapat melakukan evaluasi
menurut apa yang diyakininya. Hal ini sejalan dengan Fachrurazi (2011)
yangmenyatakan bahwa berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang
memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan
pendapat mereka sendiri. Menurut Hayati, berpikir kritis dibutuhkan sebagai dasar
untuk membuat keputusan (Hayati, 2016). Pendapat tersebut mengindikasikan
bahwa dengan berpikir kritis siswa dapat menemukan pengetahuan dan
melakukan evaluasi berdasarkan keyakinan mereka sendiri. Dengan demikian,
melalui berpikir kritis siswa dapat mencari dan menemukan pengetahuan yang
berkaitan dengan kemampuan berpikir mereka.
Kemampuan berpikir kritis dapat membuat siswa memiliki kemampuan
berpikir yang terarah. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir secara kritis
dapat mengedalikan cara berpikir yang disiplin dan sesuai dengan fakta. Menurut
Tapilouw, berpikir kritis merupakan cara berpikir disiplin dan dikendalikan oleh
kesadaran (Tapilouw, 1997). Pendapat tersebut mengindikasikan bahwa cara
berpikir ini mengikuti alur logis dan sesuai dengan fakta atau teori yang diketahui
oleh siswa. Sehingga tipe berpikir kritis mencerminkan pemikiran yang terarah.
Dengan demikian, kemampuan berpikir kritis dapat membuat siswa memiliki
kemampuan berpikir yang terarah.
Kemampuan berpikir kritis dapat meningkatkan keterampilan siswa.
Melalui cara berpikir kritis siswa dapat meningkatkan kemampuan kognitif yang
dimilikinya. Berpikir kritis dapat membuat siswa memiliki ide atau gagasan yang
baru untuk memecahkan suatu masalah sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya. Halpen menyampaikan bahwa berpikir kritis adalah memberdayakan
keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan (Halpen, 1996).
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa dengan berpikir kritis siswa dapat
memberdayakan keterampilan dan kemampuan kognitif yang dimilikinya. Dengan
demikian, kemampuuan berpikir kritis dapat meningkatkan keterampilan siswa.
Kemampuan berpikir kritis dapat membantu siswa dalam melakukan suatu
pemikiran yang sesuai nalar, logis, sistematis, dan tepat. Menurut Dewey (dalam
Fisher, 2008) menyampaikan bahwa berpikir kritis adalah pertimbangan yang
aktif, terus menerus, dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk
13
siswa akan memiliki sifat pandangan terbuka, rasa ingin tahu yang tinggi,
memiliki berbagai sumber informasi, dan memiliki motivasi yang tinggi. Pada
penelitian ini kemampuan berpikir kritis siswa diukur dengan menggunakan tes
kemampuan berpikir kritis berdasarkan indikator (1) merumuskan masalah, (2)
memberi argumen, (3) menyimpulkan, (4) melakukan evaluasi dan (5)
memutuskan dan melaksanakan.
dengan disertai perasaan senang (Shaleh, 2004). Siswa yang memiliki minat
belajar yang tinggi pasti akan dapat memusatkan perhatian pada proses
pembelajaran. Sedangkan siswa yang memiliki minat belajar yang rendah tidak
akan memiliki rasa ketertarikan pada apapun yang ada pada proses pembelajaran.
Dengan demikian, minat belajar merupakan rasa senang yang dimiliki siswa pada
suatu proses pembelajaran, minat belajar dapat dikembangkan sehingga siswa
dapat tertarik dan dapat menguasai suatu proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat belajar
didefinisikan sebagai kemauan siswa dalam mempelajari suatu pelajaran karena
perasaan antusias, tertarik, dan senang yang muncul dari dalam diri sendiri.
Semakin tinggi minat belajar yang dimiliki siswa maka semakin mudah siswa
dalam memahami materi. Sedangkan semakin rendah minat belajar siswa maka
semakin susah siswa memahami materi yang disampaikan.
Pendapat lain menurut Susanto minat secara psikologis banyak dipengaruhi oleh
perasaan senang yang terbentuk pada setiap fase perkembangan anak (Susanto,
2013). Siswa yang memiliki rasa senang pada suatu proses pembelajaran akan
selalu mengikuti kegiatan pembelajaran dengan antusias, senang hati, dan tidak
terpaksa. Siswa yang dapat mengikuti proses pembelajaran dengan lancar tidak
akan merasa jenuh atau bosan.
Perhatian siswa dalam belajar dapat muncul karena siswa memiliki
ketertarikan pada materi yang dipelajarinya. Menurut Nurhasanah perhatian
merupakan konsentrasi ataau aktifitas jiwa seseorang terhadap pengamatan
mengenai suatu hal (Nurhasanah, 2016). Munculnya perhatian siswa disebabkan
isi materi yang menarik dan realistis. Materi yang realistis dan berkaitan langsung
dengan keadaan sekitar membuat siswa mudah dalam belajar. Siswa yang mudah
dalam belajar dapat memfokuskan perhatian pada materi sehingga siswa tersebut
tidak akan merasa bosan dan jenuh. Susanto menyampaikan bahwa seseorang
cenderung menyukai sesuatu yang diyakininya dapat dilakukan dengan berhasil
(Susanto, 2013). Pendapat tersebut memiliki indikasi bahwa siswa yang memiliki
perhatian pada pelajaran akan merasa yakin dan percaya diri dalam menguasai
materi. Siswa yang memiliki perhatian ketika melaksanakan aktivitas dalam
kegiatan pembelajaran akan memiliki prestasi yang lebih tinggi. Jika materi yang
disampaikan selama proses pembelajaran tidak mendapat perhatian dari siswa,
maka akan muncul kebosanan sehingga siswa tidak tertarik dalam belajar. Dengan
demikian, siswa yang memiliki perhatian terhadap materi akan berusaha untuk
memperoleh hasil yang baik dengan memperhatikan materi yang disampaikan,
lebih berkonsentrasi, dan mengikuti proses pembelajaran dengan seksama.
Perhatian dapat diukur dari keseriusan yang dimiliki siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
Keterlibatan siswa muncul apabila siswa merasa dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan mudah. Keterlibatan siswa bergantung dengan bagaimana
guru merancang proses pembelajaran sedemikian rupa agar dapat menarik minat
belajar siswa. Guru yang dapat merancang proses pembelajaran dengan baik akan
dapat membuat siswa menjadi tertarik pada materi yang diajarkan. Hal itu
membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih hidup karena siswa menjadi lebih
21
aktif dan tertarik untuk belajar. Keterlibatan siswa juga dipengaruhi oleh siswa itu
sendiri. Siswa dapat menentukan sikap tertarik pada suatu bahasan materi jika
siswa memang berminat untuk mempelajarinya. Menurut Bloom minat adalah apa
yang disebut sebagai subject-related affect, yang didalamnya termasuk minat dan
sikap terhadap materi pelajaran (Bloom, 1979). Pendapat tersebut sejalan dengan
pendapat Susanto yang menyebutkan bahwa kecenderungan siswa dalam memilih
atau menekuni suatu pelajaran dibanding dengan pelajaran lainnya pada dasarnya
dipengaruhi minat siswa yang bersangkutan (Susanto, 2013). Hal ini memiliki
indikasi bahwa ketertarikan siswa pada materi yang dipilihnya menunjukkan
adanya minat belajar terhadap pelajaran tersebut.
Motivasi belajar siswa dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Motivasi
merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang maupun dari
pengaruh lingkungan luar yang dilakukan secara sadar. Susanto menyampaikan
bahwa perkembangan minat belajar siswa bergantung pada lingkungan bermain,
teman sebaya, dan pola asuh orangtua (Susanto, 2013). Motivasi belajar muncul
dari adanya kebutuhan seseorang yang ingin mempelajari suatu hal. Menurut
Susanto motivasi belajar membuat seseorang dapat berkonsentrasi terhadap suatu
hal yang akan dipelajari (Susanto, 2013). Pendapat tersebut sejalan dengan
pendapat Hurlock yang menyampaikan bahwa minat merupakan sumber motivasi
yang mendorong untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas
memilih (dalam Suharyat, 2009). Siswa yang memiliki motivasi belajar cenderung
bersemangat dalam belajar dan memperhatikan setiap apa yang disampaikan guru
selama proses pembelajaran. Sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar
yang rendah akan cenderung tidak tertarik, bermalas-malasan, dan menjadi mudah
bosan selama mengikuti kegiatan pembelajaran dikelas.
Berdasarkan uraian tersebut, maka indikator minat belajar siswa yang
digunakan pada penelitian ini meliputi: (1) perasaan senang, (2) perhatian siswa,
(3) ketertarikan untuk belajar, dan (4) motivasi belajar. Keempat indikator
tersebut menjadi tolok ukur untuk mengetahui seberapa besar minat belajar yang
dimiliki siswa. Indikator tersebut dijadikan acuan pada penelitian ini.
22
lebih dekat dengan guru dan memiliki hubungan yang baik. Hubungan yang baik
antara guru dan siswa akan menambah minat belajar siswa. Hal tersebut
dikarenakan dengan adanya guru yang memiliki hubungan baik dengan siswa,
siswa memiliki keleluasaan dan rasa nyaman dalam belajar. Jika hubungan yang
dibangun antara guru dengan siswa tidak baik, maka siswa akan merasa tidak
nyaman ketika belajar bersama guru tersebut sehingga siswa menjadi tidak
memiliki minat belajar pada mata pelajaran guru terebut.
Hubungan siswa dengan siswa merupakan faktor yang mempengaruhi
minat belajar siswa. Interaksi terbesar yang tercipta dalam suatu kelas adalah
interaksi antara siswa dengan siswa. Dalam suatu kelas, apabila siswa didalamnya
memiliki interaksi baik maka situasi kelas akan kondusif. Interaksi baik yang
tercipta antar siswa dapat membuat siswa menjadi nyaman dalam belajar. Siswa
juga dapat saling memberi motivasi belajar antar sesama. Hal ini dapat
meningkatkan motivasi dan minat belajar. Sedangkan apabila dalam suatu kelas
terdapat interaksi antar siswa yang kurang baik, maka siswa akan merasa tidak
nyaman belajar didalam kelas sehingga dapat mengurangi minat belajar siswa.
jarang dan tidak pernah. Angket dengan pilihan ganda meliputi: sangat setuju,
setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Pedoman dalam pembuatan angket ini didasarkan pada indikator minat
belajar siswa seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Indikator minat belajar
siswa meliputi (1) perasaan senang, (2) perhatian siswa, (3) ketertarikan untuk
belajar, dan (4) motivasi belajar. Angket tersebut diberikan kepada siswa sebagai
responden. Kelebihan menggunakan angket yaitu dapat memperoleh hasil dari
responden yang banyak sekaligus dan tidak memakan waktu.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengukuran
minat belajar siswa dalam penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner
dengan mengunakan skala Likert. Skala yang digunakan pada penelitian ini
berupa skala pilihan ganda yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat
tidak setuju. Pilihan jawaban pada skala ini memiliki skor yang berjenjang.
guru demi kelancaran dalam proses pembelajaran dan hasil yang optimal. Salah
satu dari model pembelajaran yang digunakan pada saat ini adalah model
pembelajaran discovery.
Model pembelajaran discovery merupakan model pembelajaran yang
berpusat pada kegiatan siswa. Pada model pembelajaran discovery siswa diminta
untuk aktif dalam mengorganisasi materi yang diterima. Menurut Hosnan (2016),
model pembelajaran discovery menekankan pentingnya pemahaman struktur atau
ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara
aktif dalam proses pembelajaran. Dalam model ini, siswa akan melakukan proses
pembelajaran secara mandiri sehingga siswa diharapkan dapat menemukan
konsep dan memahami materi melalui pengalaman langsung selama proses
pembelajaran.
Model pembelajaran discovery merupakan model yang menuntut siswa
untuk selalu aktif selama kegiatan pembelajaran. Menurut Wilcox, dalam
pembelajaran discovery, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui
keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep dan prinsip, dan guru mendorong
siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan sehingga mereka
menemukan prinsip untuk diri mereka sendiri (dalam Hosnan, 2016). Pendapat
lain menurut Bell, model pembelajaran discovery adalah belajar yang terjadi
sebagai hasil dari siswa memanipulasi, membuat struktur, dan
mentransformasikan informasi sedemikian sehingga ia menemukan informasi
baru (dalam Hosnan, 2016). Kedua pendapat tersebut mempunyai indikasi bahwa
pada model pembelajaran discovery siswa diminta untuk belajar secara aktif
sedangkan guru berperan sebagai pemberi motivasi belajar pada siswa.
Model pembelajaran discovery memiliki kemiripan prinsip dengan inquiry
dan problem solving. Perbedaan model inquiry dan problem solving dengan model
pembelajaran discovery adalah pada discovery masalah yang dihadapkan kepada
siswa adalah masalah yang telah direkayasa oleh guru. Pada model pembelajaran
inquiry masalah yang diberikan adalah masalah yang nyata. Sedangkan pada
model pembelajaran problem solving lebih berfokus pada kemampuan
menyelesaikan masalah yang dimiliki siswa. Salah satu variasi dari model
pembelajaran discovery adalah menggunakan basis outdoor study.
26
atau negara. Kita perlu menyadari bahwa di negara kita terdapat beberapa budaya
yang mengalami kemunduran atau mulai tergeser dengan budaya lain. Penyebab
terjadinya kemunduran atau degradasi budaya tradisional yaitu :
Kemajuan teknologi informasi di era globalisasi mendorong kecenderungan
para remaja untuk mengakses budaya-budaya asing.
Masyarakat kita cenderung meniru budaya luar walaupun tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia.
Kurangnya pembinaan terhadap budaya asli Indonesia.
Kurangnya rasa nasionalisme yang dimiliki masyarakat Indonesia.
Terkait dengan penyebab terjadinya kemunduran budaya bangsa seperti
yang disebutkan diatas, perlu adanya upaya untuk melestarikannya. Upaya-upaya
untuk melestarikan budaya bangsa Indonesia dapat dilakukan upaya berikut
Pengalaman budaya.
Pengetahuan budaya.
Pengenalan budaya sendiri.
Peran pemerintah.
Meningkatkan sumber daya manusia.
Membina dan meningkatkan kegotongroyongan bangsa.
Pentas nasional dan internasional.
Mendokumentasikan benda-benda budaya.
pengalaman negatif dapat memberikan dampak yang kurang baik pada siswa.
Pada proses pembelajaran ketika siswa telah mengalami pengalaman yang positif,
maka siswa akan berlaku aktif karena telah mendapat pengalaman yang baik bagi
dirinya begitupun sebaliknya.
Model pembelajaran discovery berbasis outdoor study juga dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Meningkatnya kemampuan
berpikir kritis siswa berkaitan pada rasa ingin tau siswa yang tinggi. Semakin
tinggi rasa ingin tau yang dimiliki siswa, semakin tinggi pula kemampuan berpikir
kritis yang dimiliki siswa. Selain rasa ingin tau yang dimiliki siswa, kemampuan
berpikir kritis siswa juga dipengaruhi oleh faktor pengalaman siswa. Jika siswa
memiliki pengalaman serupa dan dapat menggunakan kemampuan berpikir
kritisnya dengan baik, maka siswa tersebut dapat melakukan kegiatan berpikir
kritis dengan baik selama proses pembelajaran.
Kelebihan model pembelajaran discovery berbasis outdoor study yang
lainnya adalah bersifat realistis dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir
siswa. Model pembelajaran discovery berbasis outdoor study bersifat realistis
karena menggunakan peristiwa nyata yang benar-benar terjadi. Sifat realistis yang
digunakan dalam model pembelajaran ini dapat membuat siswa menemukan
informasi dari berbagai sumber dengan mudah. Sifat realistis ini juga dipengaruhi
oleh faktor pengalaman. Pengalaman yang dimiliki siswa merupakan peristiwa
nyata yang pernah dialami sebelumnya. Pengalaman ini dapat dijadikan acuan
dalam berpikir dan mengambil keputusan selama proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keterkaitan
antara model pembelajaran discovery berbasis outdoor study dengan kemampuan
berpikir kritis terletak pada kelebihan model pembelajaran discovery berbasis
outdoor study dan faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis.
36
Menigkatkan kemampuan
berpikir
Pengalaman
Realistis
karena adanya persepsi dan kemampuan dari setiap diri siswa yang saling
mengisi. Interaksi yang tercipta dapat mempengaruhi hubungan antar siswa
dengan siswa.
Faktor selanjutnya yang dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis
adalah lingkungan. Lingkungan tempat siswa belajar merupakan faktor
pendukung kemmpuan berpikir kritis siswa. Siswa dapat memiliki kemampuan
berpikir kritis apabila memiliki lingkungan belajar yang mendukung
perkembangan kemampuan berpikir kritisnya. Lingkungan belajar siswa juga
berupa dengan hubungan siswa dengan guru dan hubungan siswa dengan siswa.
Apabila hubungan antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa terjalin
dengan baik, maka siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam
belajar karena mendapat dukungan dari lingkungan sekitarnya.
Faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis lainnya
adalah pengalaman. Pengalaman yang dimiliki setiap siswa didalam kelas
berbeda-beda. Untuk memberikan pengalaman belajar yang sama dalam suatu
kelas maka perlu adanya suatu metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan
kelas. Metode pembelajaran yang sesuai dan menarik dapat memberikan
pengalaman belajar yang menyenangkan bagi siswa. Siswa menjadi tidak cepat
bosan dan dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik. Guru
yang dapat menciptakan metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa
akan mudah dalam menyampaikan materi sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
38
Faktor Faktor
Kemampuan Berpikir Kritis Minat Belajar Siswa
Kurikulum
Lingkungan
Pengalaman
Hubungan siswa dengan siswa
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen semu (Quasi
Eksperimen). Pada penelitian ini menggunakan desain yaitu randomized posttest
only control group design. Posstest digunakan untuk mengetahui kemampuan
berpikir kritis siswa setelah mendapatkan perlakuan di kelas. Desain penelitian
ini membagi dua kelas yang dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pemilihan kelompok tersebut berdasarkan
kelompok normal dengan kemampuan setara atau rata-rata siswa yang hampir
sama.
Tabel 3. 1 Rancangan Penelitian
E X O
K - O
Keterangan:
E : Kelompok Eksperimen (Kelas XI IPS 2)
K : Kelompok Kontrol, Kelas (XI IPS 1)
X : Perlakuan menggunakan model pembelajaran discovery berbasis outdoor study
O : Tes kemampuan berpikir kritis
39
40
pembelajaran discovery berbasis outdoor study ditinjau dari minat belajar siswa.
Berikut ini merupakan diagram alur penelitian untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran discovey terhadap kemampuan berpikir kritis ditinjau dari minat
belajar siswa kelas XI IPS MAN 1 Kota Malang.
Observasi Lapangan
Penentuan Kelas
Pembelajaran Pembelajaran
Konvensional
Discovery berbasis
outdoor study
Pengolahan Data
Analisis Data
Kesimpulan
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 dan siswa kelas
XI IPS 2 di MAN 1 Kota Malang tahun pelajaran 2018/2019. Pada kelas yang
menjadi subjek penelitian memiliki nilai rata-rata yang hampir sama, yaitu 83,97
untuk kelas XI IPS 1 dan 83,23 untuk kelas XI IPS 2. Dalam penelitian ini kelas
XI IPS 1 dijadikan kelas kontrol dengan jumlah siswa 38 yang terdiri dari 24
siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Kelas XI IPS 2 dijadikan sebagai kelas
eksperimen dengan jumlah siswa 39 yang terdiri dari 23 siswa laki-laki dan 16
siswa perempuan. Pada penelitian ini pengambilan subjek dilakukan dengan cara
diundi, dimana kelas XI IPS 1 mendapat perlakukan kelas kontrol, sedangkan
kelas XI IPS 2 mendapat perlakuan kelas eksperimen.
Daftar nama siswa dan nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
dilihat pada Lampiran 1 dan 2
berpikir kritis. Soal tes yang diberikan pada penelitian ini berupa uraian sebanyak
5 butir soal. Pemberian tes dilakukan di kelas eksperimen dan kontrol sesudah
adanya perlakuan, di kelas eksperimen berupa model pembelajaran discovery
berbasis outdoor study, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran
konvensional.
Instrumen penelitian berikutnya yaitu mengukur variabel moderator minat
belajar. Angket merupakan alat pengumpulan data yang memuat sejumlah
pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk dijawabnya. Pada penelitian
ini menggunakan angket tertutup. Angket tertutup memiliki jawaban yang sudah
disediakan dan tidak dapat ditambahkan keterangan lain oleh responden.
Pemilihan berupa angket tertutup tersebut digunakan untuk mempermudah
peneliti untuk melakukan analisis data. Pada angket penelitian ini menggunakan
skala Likert. Skala likert yang digunakan pada penelitian tersebut terdapat empat
alternatif jawaban yaitu pernyataan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat
tidak setuju. Indikator minat belajar yang digunakan dalam penelitian ini ada
empat (1) perasaan senang, (2) perhatian siswa, (3) ketertarikan untuk belajar, dan
(4) motivasi belajar. Berdasarkan indikator tersebut dikembangkan beberapa
deskriptor minat belajar. Angket yang digunakan dalam penelitian ini
dikembangkan oleh peneliti terdahulu yaitu Riski Nur Anisah. Angket tersebut
telah diuji validitasnya oleh peneliti terdahulu.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menentukan ketepatan atau kevalidan suatu
instrumen. Pada penelitian ini uji validitas yang dipakai adalah uji validitas butir
soal. Validitas butir soal dapat dikatakan tercapai, apabila butir-butir soal yang
terdapat pada tes dapat mengukur variabel terikat kemampuan berpikir kritis
siswa. Pengukuran validitas dalam penelitian ini menggunakan cara
mengkorelasikan antara skor item soal dengan skor total item. Perhitungan
validitas untuk butir soal menggunakan korelasi Product Moment Pearson
(Bivariate Pearson) dengan berbantuan SPSS 16.00 for Windows. Koefisien
korelasi antara item dengan skor totalnya harus signifikan pada tingkat 5% atau
0,005. Kriteria penentuan validitas yaitu jika r hitung ≥ r tabel (Uji 2 sisi dengan
sig.0,05), maka instrumen atau item soal tidak berkorelasi signifikan terhadap
skor total sehingga dapat dikatakan tidak valid. Untuk mengetahui hasil valid atau
tidaknya dapat ditentukan melalui kriteria validitas item soal berikut ini.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai pengumpul data. Reliabilitas pada penelitian ini
berkaitan dengan konsistensi tes dalam mengukur kemampuan berpikir kritis. Tes
dapat dikatakan reliabel, jika dalam mengukur kemampuan berpikir kritis secara
berulang-ulang dan memiliki hasil yang relatif sama, sehingga tes tersebut
memiliki taraf kepercayaan. Reliabilitas tes akan dihitung dengan menggunakan
Cronbach’s Alpha dengan bantuan progam SPSS 16.0 for Windows berpedoman
pada tabel r product moment taraf signifikan 5%.
44
Selain data kemampuan berpikir kritis, pada penelitian ini memiliki data
lagi yang harus diolah yakni data dari variabel moderator yaitu minat belajar. Data
minat belajar pada penelitian ini dibedakan ke dalam tiga kategori minat, yaitu
tinggi, sedang, dan rendah. Data hasil minat belajar siswa disajikan ke dalam tabel
distribusi frekuensi. Pembagian kualifikasi minat belajar disajikan sebagai berikut
Keterangan :
x = Skor
X = Rata-rata Skor
s = standar deviasi/simpangan baku
Keterangan :
E = Kelompok siswa yang mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran discovery berbasis
outdoor study (kelas eksperimen).
K= Kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran secara konvensional atau tidak diberikan
perlakuan (kelaskontrol).
T = Minat tinggi
s = Minat sedang
r = Minat rendah
Et= Nilai rata-rata siswa yang memiliki minat tinggi pada kelas eksperimen
Es= Nilai rata-rata siswa yang memiliki minat sedang pada kelas eksperimen
Er= Nilai rata-rata siswa yang memiliki minat rendah pada kelas eksperimen
Kt= Nilai rata-rata siswa yang memiliki minat tinggi pada kelas kontrol
Ks= Nilai rata-rata siswa yang memiliki minat sedang pada kelas kontrol
Kr= Nilai rata-rata siswa yang memiliki minat rendah pada kelas kontrol
46
2. Uji Prasyarat
Uji prasyarat data dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis. Uji
prasyarat digunakan untuk mengetahui apakah analisis data untuk pengujian
hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Uji prasyarat tersebut meliputi uji
normalitas dan uji homogenitas untuk uji beda.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas memiliki tujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya
suatu data. Suatu data dikatakan normal jika sebagian besar mendekati rata-rata.
Uji normalitas dihitung menggunakan Kolmogorov Smirnov Test bantuan software
SPSS 16,0 for Windows. Berdasarkan pedoman mengenai pengambilan keputusan
normalitas sebagai berikut,
H0 = apabila nilai signifikan atau probabilitas > 0,05 maka data
terdistribusi normal.
H1= apabila nilai signifikan atau probabilitas ≤ 0,05 maka data tidak
terdistribusi dengan normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas memiliki tujuan untuk mengetahui apakah data yang
ditribusikan dari kedua kelas yang telah diambil memiliki keragaman yang sama
atau berbeda. Jika kedua kelompok distribusi data mempunyai varians yang sama
maka kelompok tersebut dikatakan homogen. Uji homogenitas yang digunakan
yaitu uji Levene’s test for equality of variences dengan taraf kepercayaan 5%
menggunakan bantuan SPSS 16,0 for windows. Adapun ketentuannya sebagai
berikut,
H0 = apabila nilai signifikan atau probabilitas > 0,05 maka data berasal
dari populasi yang mempunyai varian yang sama atau homogen
H1 = apabila nilai signifikan atau probabilitas ≤ 0,05 maka data berasal
dari populasi yang mempunyai varian tidak sama atau tidak homogen.
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan tahapan untuk menentukan apakah
hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis didasarkan pada hasil
penghitungan uji F-test menggunakan SPSS 16.0 for windows. Adapun ketentuan
pengambilan keputusan hipotesis pertama dan kedua sebagai berikut:
47
Hipotesis pertama:
Uji hipotesis pertama menggunakan t-test. Uji-t adalah uji yang mengukur
perbedaan dua atau beberapa mean antar kelompok. Hipotesis pertama pada
penelitian ini sebagai berikut.
H1 = Model pembelajaran discovery berbasis outdoor study berpengaruh
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran
geografi di MAN 1 KOTA MALANG.
H0 = Model pembelajaran discovery berbasis outdoor study tidak
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata
pelajaran geografi MAN 1 KOTA MALANG.
Uji-t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Uji
statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel terikat secara
individual dalam menerangkan variasi variabel bebas. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan significance level 0,05 (α = 5%). Penerimaan atau
penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut.
a Jika nilai sig. (2-tailed) ≤ α (0,05) dan nilai rata – rata kelas eksperimen
lebih tinggi kelas kontrol, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya
terdapat pengaruh yang signifikan antara model Inkuiri Terbimbing pada
mata pelajaran geografi terhadap kemampuan berpikir analitis siswa.
b. Jika nilai sig. (2-tailed) > α (0,05) dan nilai rata – rata kelas eksperimen
lebih tinggi kelas kontrol, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara model Inkuiri Terbimbing pada
mata pelajaran geografi terhadap kemampuan berpikir analitis siswa.
Hipotesis kedua:
Adapun taraf signifikasi yang digunakan pada ujian analisis varians (uji F-
test) 0,05 dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika nilai sig. (2-tailed) ≤ α (0,05) dan nilai rata-rata kelas eksperimen > kelas
kontrol, maka H0 ditolak berarti terdapat pengaruh model pembelajaran
discovery berbasis outdoor study terhadap kemampuan berpikir kritis ditinjau
dari minat belajar siswa pada mata pelajaran geografi di MAN 1 KOTA
MALANG.
2. Nilai sig. (2-tailed) > α (0,05) dan nilai rata-rata kelas eksperimen < kelas
kontrol, maka H0 diterima berarti tidak terdapat pengaruh model
pembelajaran discovery berbasis outdoor study terhadap kemampuan berpikir
kritis ditinjau dari minat belajar siswa pada mata pelajaran geografi di MAN
1 KOTA MALANG.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan tentang hasil dalam penelitian. Hasil penelitian
tersebut dibagi menjadi tiga pokok bahasan meliputi: 1) paparan data, 2) analisis
data, dan 3) temuan penelitian. Ketiga pokok bahasan tersebut diuraikan sebagai
berikut.
A. Paparan Data
Paparan data pada penelitian ini diuraikan dalam dua sub bahasan, yakni
1) paparan data kemampuan berpikir kritis dan 2) paparan data minat belajar
siswa. Kedua sub bahasan tersebut diuraikan sebagai berikut.
49
50
Tabel 4.1 menjelaskan bahwa lebih dari separuh (57,9%) siswa dapat
dikategorikan memiliki kemampuan berpikir kritis baik sampai sangat baik,
kurang dari separuh (42,1%) siswa dikategorikan cukup, dan tidak satupun (0%)
siswa dikategorikan kurang maupun sangat kurang. Persentase mengenai
kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol dijelaskan pada diagram berikut.
50%
42,1% 42,1%
40%
30%
Tabel 4.2 menjelaskan bahwa lebih dari separuh (71,7%) siswa dapat
dikategorikan memiliki kemampuan berpikir kritis baik sampai sangat baik,
kurang dari separuh (28,3%) siswa dikategorikan cukup, dan tidak satupun (0%)
siswa dikategorikan kurang maupun sangat kurang. Persentase mengenai
kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dijelaskan pada diagram
berikut.
51
50%
38,4%
40%
33,3%
28,3%
30%
20% persentase
10%
0% 0%
0%
Sangat Kurang Cukup Baik Sangat
Kurang Baik
50,0%
39,5%
40,0% 36,8%
30,0%
23,7%
persentase
20,0%
10,0%
0,0%
Rendah Sedang Tinggi
10,0%
0,0%
Rendah Sedang Tinggi
B. Analisis Data
Sebelum data di analisis, perlu dilakukan pengolahan data terlebih dahulu.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji beda statistik parametrik yang
meliputi uji prasyarat dan uji hipotesis. Kedua analisis tersebut dijabarkan sebagai
berikut.
1. Uji Prasyarat
Sebelum dilakukan uji hipotesis, perlu dilakukan uji prasyarat. Uji prasyarat
yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.
Adapun penjabaran uji normalitas dan uji homogenitas sebagai berikut.
a. Uji Normalitas
Uji prasyarat pertama adalah uji normalitas. Uji normalitas dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui data yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi
normal atau tidak terdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan menggunakan
statistik Kolmogorov Smirnov dengan pedoman sebagai berikut.
Nilai probabilitas > 0,05 maka data terdistribusi normal
Nilai probabilitas ≤ 0,05 maka data tidak terdistribusi normal
kelas_eksperimen kelas_kontrol
N 39 38
Nilai_posttest
1.730 1 75 .192
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai probabilitas adalah 0,192 atau lebih
dari 0,005. Jadi dapat diartikan bahwa data kemampuan berpikir kritis siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol bersifat homogen.
2. Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat, tahap selanjutnya melakukan uji hipotesis.
Uji hipotesis merupakan tahapan untuk mengetahui apakah hipotesis diterima
aatau ditolak. Pengujian hipotesis didasarkan pada hasil perhitungan uji beda
statistik parametrik meliputi uji-t dan uji-F berbantuan SPSS 16,0 for windows.
Pada penelitian ini terdapat dua hipotesis sebagai berikut.
55
a. Hipotesis pertama
Uji hipotesis pertama didasarkan pada hasil perhitungan t-test. t-test adalah
uji yang mengukur perbedaan dua atau beberapa mean antar kelompok. Hipotesis
pertama dalam penelitian ini berbunyi sebagai berikut.
1. Jika nilai sig. (2-tailed) ≤ α (0,05) dan nilai rata-rata kelas eksperimen lebih
tinggi dari kelas kontrol, maka H0 ditolak berarti terdapat pengaruh model
pembelajaran discovery berbasis outdoor study terhadap kemampuan berpikir
kritis siswa.
2. Nilai sig. (2-tailed) > α (0,05) dan nilai rata-rata kelas eksperimen lebih
rendah dari kelas kontrol, maka H0 diterima berarti tidak terdapat pengaruh
model pembelajaran discovery berbasis outdoor study terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa.
56
Levene's Test
for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
posttest Equal
variances 1.730 .192 3.230 75 .002 8.346 2.584 3.198 13.494
assumed
Equal
variances not 3.238 73.017 .002 8.346 2.578 3.209 13.484
assumed
b. Hipotesis kedua
Uji Hipotesis kedua didasarkan pada hasil perhitungan F-Test. F-Test
digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas dan variabel moderator
secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 (α = 5%). Hipotesis kedua pada
penelitian ini berbunyi sebagai berikut.
1. Jika nilai sig. (2-tailed) ≤ α (0,05) dan nilai rata-rata kelas eksperimen > kelas
kontrol, maka H0 ditolak. Hal ini berarti terdapat pengaruh model
pembelajaran discovery berbasis outdoor study terhadap kemampuan berpikir
kritis ditinjau dari minat belajar siswa pada mata pelajaran geografi di MAN
1 KOTA MALANG.
2. Nilai sig. (2-tailed) > α (0,05) dan nilai rata-rata kelas eksperimen < kelas
kontrol, maka H0 diterima. Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh model
pembelajaran discovery berbasis outdoor study terhadap kemampuan berpikir
kritis ditinjau dari minat belajar siswa pada mata pelajaran geografi di MAN
1 KOTA MALANG.
58
Berikut hasil dari perhitungan dengan menggunakan uji analisis varian (F-
test) dengan signifikansi α (0,05) pada tabel 4.8
Dependent Variable:posttest
Total 476179.000 77
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai signifikansi atau probabilitas dari uji
interaksi antar variabel yaitu model pembelajaran discovery berbasis outdoor
study ditinjau dari minat belajar siswa diperoleh hasil 0,005 atau kurang dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.
Berikut uraian hasil penghitungan rata-rata model pembelajaran discovery
berbasis outdoor study dengan minat belajar siswa pada Tabel 4.9
Pada bab ini dipaparkan tentang pembahasan dari hasil penelitian. Hasil
temuan penelitian tersebut meliputi: 1) pembahasan hasil temuan pertama dan 2)
pembahasan hasil temuan kedua. Kedua pembahasan hasil penelitian tersebut
diuraikan sebagai berikut.
60
61
realistis sesuai dengan apa yang ada pada lingkungan sekitar siswa. Menurut Ilahi,
pembelajaran discovery berbasis outdoor study lebih realistis karena bersangkutan
dengan keadaan sebenarnya (Ilahi, 2012). Model pembelajaran discovery berbasis
outdoor study memberikan pengalaman belajara berdasarkan dinamika yang
terjadi di lapangan. Dengan demikian model pembelajaran discovery berbasis
outdoor study dapat melatih siswa untuk berpikir realistis.
Pengaruh model pembelajaran discovery berbasis outdoor study terhadap
kemampuan berpikir kritis juga dibuktikan dalam proses pemberian perlakuan
pada saat pembelajaran. Pemberian model pembelajaran discovery berbasis
outdoor study melalui tahapan-tahapan yang telah ditentukan. Adapun tahapan-
tahapan tersebut antara lain: (1) pemberian rangsangan, (2) identifikasi masalah,
(3) pengumpulan data, (4) pengolahan data, (5) verifikasi, dan (6) generalisasi dan
kesimpulan. Penerapan model pembelajaran ini dilakukan secara berurutan sesuai
dengan urutan tahapan-tahapan tersebut.
Tahapan pertama yaitu pemberian rangsangan. Menurut Widiadnyana,
pemberian rangsangan berfungsi untuk merangsang siswa dan mendorong untuk
bereksplorasi (Widiadnyana, 2014). Pada tahapan ini siswa disajikan sebuah video
tentang pelestarian budaya di suatu daerah. Tujuan dari ditayangkannya video
tersebut untuk menarik perhatian dan memberikan gambaran pada siswa tentang
materi yang akan dipelajari. Setelah penayangan video, beberapa siswa ditunjuk
untuk menyampaikan permasalahan apa yang terdapat pada video yang telah
disaksikan. Kemudian, peneliti memberikan tambahan beberapa gambaran dan
penjelasan tentang pelestarian budaya daerah.
Pada tahap kedua siswa dibentuk menjadi 6 kelompok secara heterogen
dengan anggota tiap kelompok 6-7 siswa. Setiap kelompok disajikan
permasalahan yang ada pada lingkungan sekitar mereka. Permasalahan yang
disajikan berasal dari lingkungan sekitar sehingga dapat mempermudah siswa
untuk berpikir dan merancang pola pikir. Pembelajaran berdasarkan lingkungan
sekitar siswa dapat membuat siswa belajar dengan baik dan lebih kreatif
(Haeruman, 2017). Permasalahan yang disajikan pada artikel setiap kelompok
terkait dengan pelestarian budaya dan pemanfaatan budaya di Kota Malang. Pada
tahapan ini, siswa secara berkelompok melakukan identifikasi masalah dan
63
Tahap kelima yaitu verifikasi. Pada tahap ini, siswa melakukan verifikasi
berdasarkan data yang telah diperoleh dan dianalisis. Kegiatan tersebut dilakukan
untuk membuktikan rumusan masalah. Kemampuan berpikir kritis siswa muncul
pada tahap ini dibuktikan dengan munculnya indikator kemampuan berpikir kritis
siswa sebagai berikut: 1) melakukan menyimpulkan, 2) memberikan argumen,
3)melakukan evaluasi, dan 4) memutuskan melaksanakan. Kegiatan verifikasi
data ini dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa. Setiap kelompok
diharuskan menyampaikan dengan penjelasan dan disertai bukti pendukung yang
mengarah pada pemecahan masalah berdasarkan analisis data yang telah
dilakukan.
Tahap keenam yaitu menarik kesimpulan. Pada tahap ini kesimpulan yang
dibuat harus memperhatikan hasil penyelidikan data dan analisis data yang telah
dilakukan oleh setiap kelompok sesuai dengan hasil jawaban dari rumusan
masalah. Kesimpulan didapat berdasarkan kesepakatan seluruh anggota
kelompok.
Berdasarkan tahapan-tahapan model pembelajaran discovery berbasis
outdoor study yang telah diuraikan diatas, terdapat beberapa tahapan yang dapat
memengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa. Beberapa tahapan tersebut
terletak pada tahap merumuskan masalah, mengumpulkan data, mengolah datam
dan verifikasi. Pada beberapa tahapan tersebut kemampuan berpikir kritis siswa
muncul. Hal tersebut dibuktikan dengan munculnya indikator kemampuan
berpikir kritis siswa sebagai berikut: 1) merumuskan masalah, 2) memberikan
argumen, 3) menyimpulkan, 4) melakukan evaluasi, 5) memutuskan dan
melaksanakan.
Peran materi dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan model
pembelajaran discovery berbasis outdoor study sangat diperhatikan. Pemilihan
materi yang sesuai dapat memengaruhi variabel terikat yang diukur yaitu
kemampuan berpikir kritis. materi yang digunakan pada penelitian ini adalah KD
3.5 yaitu menganalisis keragaman budaya bangsa sebagai identitas nasional dalam
konteks interaksi global. Pada materi ini terdapat beberapa topik mengenai
pengaruh faktor geografis terhadap keragaman budaya Indonesia, persebaran
65
terhadap hasil belajar siswa. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh I Made Ari
Artana yang meneliti tentang pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing
terhadap hasil belajar ditinjau dari minat belajar siswa. Hasil dari penelitian
tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi antara model
pembelajaran dengan minat belajar siswa. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh I
Wayan Wijaya yang meneliti tentang pengaruh model pembelajaran berbasis
masalah terhadap hasil belajar ditinjau dari minat belajar siswa. Hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara model
pembelajaran dengan minat belajar siswa.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada
variabel bebas dan variabel terikat. Penelitian ini menggunakan model
pembelajaran discovery berbasis outdoor study sebagai variabel bebas dan
kemampuan berpikir kritis sebagai variabel terikat. Pada penelitian yang
dilakukan oleh I Made Putrayasa menggunakan minat sebagai variabel bebas dan
tidak menggunakan variabel moderator. Penelitian yang dilakukan oleh I Made
Ari Artana menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing sebagai variabel
bebas dan hasil belajar sebagai variabel terikat. Penelitian yang dilakukan I
Wayan Wijaya menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sebagai
variabel bebas dan hasil belajar siswa sebagai variabel terikat.
BAB VI
PENUTUP
Bab penutup pada penelitian ini dibagi menjadi dua bahasan meliputi: 1)
simpulan, dan 2) saran. Berikut uraian dari kedua pokok bahasan tersebut.
A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian yang telah diperoleh,
maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Model Pembelajaran discovery berbasis outdoor study berpengaruh terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran geografi di MAN 1
KOTA MALANG. Dengan kata lain, kemampuan berpikir kritis kelas yang
menggunakan model pembelajaran discovery berbasis outdoor study
mendapatkan nilai rata-rata lebih tinggi daripada kelas yang tidak
menggunakan model pembelajaran discovery berbasis outdoor study.
2. Model pembelajaran discovery berbasis outdoor study ditinjau dari minat
belajar siswa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada
mata pelajaran geografi di MAN 1 KOTA MALANG. Dengan kata lain,
kemampuan berpikir kritis kelas yang menggunakan model discovery
berbasis outdoor study ditinjau dari minat belajar siswa mendapatkan nilai
rata-rata lebih tinggi daripada kelas yang tidak menggunakan model
pembelajaran discovery berbasis outdoor study ditinjau dari minat belajar
siswa.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka saran yang dapat
diajukan sebagai berikut.
1. Guru
Bagi guru disarankan untuk menggunakan model pembelajaran discovery
berbasis outdoor study terutama pada mata pelaajaran geografi. Model
pembelajaran discovery berbasis outdoor study pada penelitian ini membuktikan
bahwa kelas dengan menggunakan model tersebut memiliki pengaruh terhadap
kemampuan berpikir kritis. untuk menerapkan model discovery berbasis outdoor
71
72
73
74
Kelas/Semester : XI IPS
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleransi, damai), santun,
responsive, dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam interaksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dapat menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, procedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengelola, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
79
B. Kompetensi Dasar
3.5 Menganalisis keragaman budaya bangsa sebagai identitas nasional
dalam konteks interaksi global
4.5 Menyajikan analisis keragaman budaya bangsa sebagai identitas
nasional pada konteks interaksi global dalam bentuk gambar dan peta.
C. Indikator
1. Memahami pengertian kebudayaan.
2. Menganalisis pengaruh faktor geografis terhadap keragaman budaya
Indonesia.
3. Memahami persebaran keragaman budaya Indonesia.
4. Memahami pembentukan kebudayaan nasional.
5. Memahami pelestarian dan pemanfaatan produk kebudayaan Indonesia
dalam bidang ekonomi kreatif dan pariwisata.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu memahami pengertian kebudayaan.
2. Siswa mampu menganalisis pengaruh faktor geografis terhadap
keragaman budaya Indonesia.
3. Siswa mampu memahami persebaran keragaman budaya Indonesia.
4. Siswa mampu memahami pembentukan kebudayaan nasional.
5. Siswa mampu memahami pelestarian dan pemanfaatan produk
kebudayaan Indonesia dalam bidang ekonomi kreatif dan pariwisata.
E. Materi
1. Pengertian kebudayaan.
2. Pengaruh faktor geografis terhadap keragaman budaya Indonesia.
3. Persebaran keragaman budaya Indonesia.
4. Pembentukan kebudayaan nasional.
5. Pelestarian dan pemanfaatan produk kebudayaan Indonesia dalam
bidang ekonomi kreatif dan pariwisata.
F. Metode, Pendekatan, Model Pembelajaran
1. Pendekatan pembelajaran : Saintifik
2. Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab dan penugasan
3. Model Pembelajaran : Discovery
80
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 45 menit)
Tahapan Kegiatan Waktu
Pendahuluan Membuka pembelajaran dengan ucapan 3 menit
salam, doa dan presensi
Siswa dijelaskan tujuan pembelajaran dan 3 menit
kompetensi dasar yang akan dicapai melalui
slide power point
Siswa dijelaskan tahapan dalam kegiatan 3 menit
pembelajaran Discovery untuk 2 pertemuan
melalui slide power point
merumuskan masalah
Sintak 3 : Mengumpulkan Data
Siswa diminta membaca panduan 5 menit
mengumpulkan data yang meliputi :
1. Menentukan data apa yang akan
dikumpulkan.
2. Menentukan sumber data yang dapat
memberikan informasi.
3. Menentukan jenis instrumen yang akan
digunakan.
4. Menetapkan dimana lokasi dan waktu
pengumpulan data.
5. Menentukan tugas untuk setiap anggota
kelompok
Setiap kelompok diminta menyusun
instrumen yang akan digunakan sesuai data 20 menit
yang dibutuhkan saat penyelidikan di
lapangan.
Sintak 5 : Memverifikasi
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Geografi Peneliti
Mengetahui,
Kepala MAN 1 Kota Malang
sumber daya yang tidak hanya terbarukan, tetapi juga tak terbatas yakni ide, bakat,
dan kreativitas.
Kegiatan ekonomi kreatif merupaakan kegiatan yang berfokus pada
peningkatan taraf ekonomi berbasis pada sumber daya manusia. menurut Herawati
dkk, ekonomi kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi di era ekonomi baru
yang mengandalkan kreatifitas sumber daya manusia sebagai faktor produksi
utama (Herawati, 2014). Kegiatan ekonomi kreatif digerakkan oleh industri
kreatif. Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas,
keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta
lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan
daya cipta individu tersebut. Terdapat empat belas sub-sektor industri kreatif
diantaranya periklanan, penerbitan dan percetakan, TV dan radio, film, video dan
fotografi, musik, seni pertunjukan, arsitektur, desain, fashion, kerajinan, pasar
barang seni, permainan interaktif, layanan komputer, serta penelitian dan
pengembangan.
Keragaman budaya adalah bahan baku dari industri kreatif. Keragaman
budaya Indonesia menandakan tingginya kreativitas masyarakat Indonesia.
Contoh pemanfaatan produk kebudayaan Indonesia dalam bidang eknomi adalah
pemanfaatan kain batik atau ulos dalam industri kreatif yang menghasilkan
pakaian, tas, dan sepatu.
Produk kebudayaan Indonesia dapat dimanfaatkan dalam bidang
pariwisata. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediaka oleh masyarakat, pemerintah, atau
pengusaha. Wisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orangdengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Terdapat beberapa cara untuk
memanfaatkan potensi budaya untuk tujuan pariwisata di Indonesia yaitu :
Lembaga yang bertanggungjawab terhadap kebudayaan dan wisata sesuai
dengan fungsinya harus berani dan tegas menentukan konsep visi dan misi
pariwisata budaya di Indonesia
88
(kelas eksperimen)
A. Tujuan
Siswa mampu memahami pelestarian dan pemanfaatan produk
kebudayaan Indonesia dalam bidang ekonomi kreatif dan pariwisata.
B. Alat dan bahan
1. Artikel tentang kebudayaan di Indonesia.
2. Pedoman rencana penyelidikan.
3. Format rencana penyelidikan.
4. Lembar kerja siswa
C. Rincian Kegiatan
Kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan siswa menggunakan model
pembelajaran discovery sebagai berikut :
1. Bacalah artikel tentang kebudayaan di Indonesiayang telah dibagikan
pada masing-masing kelompok.
2. Lakukan identifikasi masalah berdasarkan artikel tersebut.
3. Buatlah rumusan masalah berdasarkan artikel tersebut.
4. Buatlah hipotesis terhadap masalah yang sudah dirumuskan.
5. Lakukan penyelidikan (observasi) berdasarkan permasalahan pada
artikel kelompok. Hal yang dilakikan ketika penyelidikan yaitu
mengumpulkan berbagai data yang mendukung kebenaran hipotesis
yang sudah dibuat sebelumnya (lihat pedoman penyelidikan pada
lampiran).
6. Lakukan pengolahan data berdasarkan data yang sudah diperoleh dari
penyelidikan.
7. Tentukan apakah hipotesis yang sudah ditetapkan di awal benar
adanya. Hasil analisis tersebut harus dipadukan dengan temuan
jawaban dari hasil pengolahan data.
8. Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil analisis yang kalian peroleh
91
1. Informasi atau jenis data apa saja yang akan kalian kumpulkan?
Kelompok :
Anggota : 1. 5.
2. 6.
3. 7.
4.
Materi :
Hari / tanggal :
1. Identifikasi Masalah
2. Rumusan masalah
3. Hipotesis
94
4. Pengumpulan data
5. Analisis data
6. Kesimpulan
95
MALANG KOTA – Berbagai masalah cagar budaya (CB) tersaji dalam acara
rancangan peraturan wali kota (perwali) cagar budaya, Kamis (2/8). Salah satunya
adalah tidak adanya aturan yang mengikat CB, sehingga mudah dialihfungsikan.
Seperti yang disampaikan Devan Firmansyah, anggota Komunitas Jelajah Jejak
Malang (KJJM) Kota Malang. Devan mencontohkan, adanya cagar budaya yang
justru dibangun tempat belanja. Hal ini terjadi karena tidak adanya aturan yang
mampu melindungi bukti sejarah tersebut. ”Lha tempat kedaton Raja Gajayana
malah jadi mal (Malang Olympic Garden). Terus sebagai generasi muda,
bagaimana cara kami menjelaskan ke anak cucu nanti?” ucapnya lantas disambut
tawa kecil hadirin. Perlu diketahui, area yang menjadi bangunan MOG tersebut
dahulunya adalah kedaton Raja Gajayana. Tapi, diduga kuat, tempat tersebut
beralih fungsi karena tidak adanya aturan tentang cagar budaya. Selain itu, tidak
adanya data detail tentang CB juga menjadi salah satu pemicu mudahnya oknum
tertentu untuk mengubahnya. Sehingga, aturan tersebut dinilai sangat mendesak.
”Tidak ada kata terlambat, lebih baik disegerakan aturan itu,” saran Budi Fathoni,
peserta rapat lain, Kasi Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)
Kota Malang Agung Buana mengakui jika hingga kemarin, pihaknya belum ada
data. Karena masih dalam proses pendataan. ”Akhir tahun ini kami targetkan
tuntas (pendataannya),” terang pria asal Bojonegoro ini. Dia menambahkan,
jumlah total CB di Kota Malang diperkirakan mencapai sekitar 509 tempat..
Seperti kompleks SMAN Tugu, gedung Bank Indonesia, Klenteng Eng An Kiong,
Hotel Pelangi, dan koleksi Museum Mpu Purwa. Praktis, tempat-tempat ini rawan
dibongkar pemiliknya jika tak segera ada aturan yang diterbitkan pemkot. ”Akhir
tahun ini, kami targetkan selesai (perda-nya),” ungkap pria yang tinggal di Kota
Malang sejak tahun 1992 ini. pihaknya juga bakal mengusahakan adanya reward
bagi cagar budaya tersebut. Namun, bentuknya masih akan digodok nantinya.
Seperti penghapusan pajak atau diskon bagi CB berupa bangunan. ”Idealnya
memang ada reward dan sanksinya,” tandasnya.(sumber: radarmalang.id)
96
PIC Tak Layak, Tim Cagar Budaya Harap Pemkot Malang Segera Renovasi
(XI IPS 2)
Papan tulis
Kelas/Semester : XI IPS
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleransi, damai), santun, responsive,
dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam interaksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dapat menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, procedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
procedural pada bidang kajian spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4. Mengelola, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
99
B. Kompetensi Dasar
3.5 Menganalisis keragaman budaya bangsa sebagai identitas nasional
dalam konteks interaksi global
4.5 Menyajikan analisis keragaman budaya bangsa sebagai identitas
nasional pada konteks interaksi global dalam bentuk gambar dan peta.
C. Indikator
1. Memahami pengertian kebudayaan.
2. Menganalisis pengaruh faktor geografis terhadap keragaman budaya
Indonesia.
3. Memahami persebaran keragaman budaya Indonesia.
4. Memahami pembentukan kebudayaan nasional.
5. Memahami pelestarian dan pemanfaatan produk kebudayaan Indonesia
dalam bidang ekonomi kreatif dan pariwisata.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu memahami pengertian kebudayaan.
2. Siswa mampu menganalisis pengaruh faktor geografis terhadap
keragaman budaya Indonesia.
3. Siswa mampu memahami persebaran keragaman budaya Indonesia.
4. Siswa mampu memahami pembentukan kebudayaan nasional.
5. Siswa mampu memahami pelestarian dan pemanfaatan produk
kebudayaan Indonesia dalam bidang ekonomi kreatif dan pariwisata.
E. Materi
1. Pengertian kebudayaan.
2. Pengaruh faktor geografis terhadap keragaman budaya Indonesia.
3. Persebaran keragaman budaya Indonesia.
4. Pembentukan kebudayaan nasional.
5. Pelestarian dan pemanfaatan produk kebudayaan Indonesia dalam bidang
ekonomi kreatif dan pariwisata.
F. Metode, Pendekatan, Model Pembelajaran
1. Pendekatan pembelajaran : Saintifik
2. Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab dan penugasan
3. Model Pembelajaran : Konvensional
100
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 45 menit)
Tahapan Kegiatan Waktu
Pendahuluan Membuka pembelajaran dengan ucapan 5 menit
salam, doa dan presensi
Siswa dijelaskan tujuan pembelajaran dan 10 menit
kompetensi dasar yang akan dicapai melalui
slide power point
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Geografi Peneliti
Mengetahui,
Kepala MAN 1 Kota Malang
No Indikator
Kemampuan Deskriptor Indikator Soal Item Soal
Berpikir Kritis
1. Merumuskan Siswa mampu Disajikan uraian tentang Kritik keras dialamatkan ke Pemkot Malang soal
masalah memformulasikan permasalahan pelestarian pelestarian cagar budaya. Sejarahwan Universitas
masalah dalam bentuk cagar budaya di Kota Negeri Malang Dwi Cahyono bahkan menyebut
pertanyaan. Malang, siswa diminta "Malang SOS Cagar Budaya" dalam laman
untuk merumuskan masalah. facebooknya. Dwi meluapkan kekecewaan dan
mempertanyakan komitmen Pemkot Malang. tulis Dwi
mengawali kritikannya berjudul Malang SOS Cagar
Budaya. Dwi juga menggambarkan sebuah bangunan
rumah di Jalan Sumbing yang berjarak sekitar 100 meter
arah timur Rumah Dinas Wali Kota Malang di Jalan
104
No Indikator
Kemampuan Deskriptor Indikator Soal Item Soal
Berpikir Kritis
Kawi."Hanya sekitar 100 meter timur Rumah Dinas
Wali Kota Malang, di Koridor Jl. Kawi Kota Malang,
tengah belangsung proses pengkisan heritage berupa
bangunan Indis," begitu tulis Dwi. Suatu contoh
gamblang, seberapa sungguh kota yang masuk dalam
"Jaring Kota Pusaka Indonesia" ini ternyata
mentidakpedulikan kelestarian pusaka budayanya. Yang
demikian dekat dengan tempat tinggal (rumah dinas)
Penguasa Tertinggi Kota saja hancur, apalagi yang lebih
jauh jaraknya. Sementara, di pojok jalan, seberang utara
Gereja Ijen, dibangun gedung besar bertingkat yang
lebih dari empat tingkat sudah dicor empat lantai dan
akan naik lagi entah ke lantai berapa. Bila bangunan ini
difungsikan untuk usaha (hotel atau tempat usaha lain),
maka ini adalah sebuah "test chase" atas komitment kota
ini dalam mencegah kawawasan heritage Bergenbuurt,
utamanya Ijen Boulevard, dari nafsu peruntukan sebagai
areal usaha.(sumber:news.detik.com)
No Indikator
Kemampuan Deskriptor Indikator Soal Item Soal
Berpikir Kritis
2 Memberikan Siswa mampu Disajikan beberapa uraian Toko Oen di Jalan Basuki Rahmat, Kota Malang
argumen mengemukakan pendapat tentang rencana pemerintah menjadi satu-satunya bangunan berstatus cagar budaya
beserta alasannya dari dalam penetapan beberapa di Kota Malang. Ditetapkan sejak 1990. Kini, selangkah
suatu permasalahan. benda, bangunan dan lagi akan ada cagar budaya lainnya yang ditetapkan oleh
struktur lainnya di Kota pemerintah kota setempat.Total 20 benda, bangunan dan
Malang sebagai cagar struktur lainnya di kota ini yang diajukan untuk
budaya, siswa diminta untuk ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Wali Kota
memilih pendapat yang Malang. Penetapan dituangkan melalui surat keputusan
paling tepat beserta wali kota. Surat keputusan ditarget terbit pada Desember
alasannya. 2018 mendatang.“Selama ini hanya Toko Oen yang
sudah berstatus cagar budaya. Sekarang kami ajukan
bangunan yang akan ditetapkan sebagai cagar budaya,”
kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Malang, Ida Ayu Wahyuni.Bangunan, benda dan
struktur yang akan ditetapkan sebagai cagar budaya itu
antara lain Balai Kota Malang, kompleks SMA Tugu,
Stasiun Kota, Jembatan Splendid dan Kahuripan,
Gedung Bank Indonesia, Gereja Kayutangan, Gereja
Immanuel, Masjid Jami’, Gedung KPPN.Gedung PLN,
Gereja Ijen, kompleks Sekolah Corjesu, Klenteng Eng
An Kiong, Jembatan Brantas (Buk Gluduk), Rumah
Dinas Wali Kota Malang, Tandon Air Tlogomas,
brandweer (mobil PMK), Hotel Pelangi, koleksi
Museum Mpu Purwa dan Makam Ki Ageng Gribig.
106
No Indikator
Kemampuan Deskriptor Indikator Soal Item Soal
Berpikir Kritis
Seluruh bangunan, benda dan struktur yang akan
ditetapkan sebagai cagar budaya itu hasil analisis Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata bersama Tim Ahli Cagar
Budaya. Rencana penetapan itu disosialisasikan pada
Kamis, 5 Juli 2018 di ruang sidang Balai Kota Malang.
Seluruh pemilik bangunan, khususnya dari swasta turut
diundang. Penetapan sebagai cagar budaya itu bisa
melindungi dan melestarikan benda, bangunan maupun
struktur bangunan kuno. (sumber : terakota.id)
No Indikator
Kemampuan Deskriptor Indikator Soal Item Soal
Berpikir Kritis
pakaian tradisi, artefak, bahasan, kesenian dan kuliner
warisan budaya.“Ini gerakan moral. Melibatkan seluruh
masyarakat,” ujarnya. Ide berawal dari APPBI Malang
menyambut ulang tahun Kota Malang ke 104 melalui
Heritage Corner. Lantas, IMA Malang melihat gerakan
tersebut bisa dikemas dengan benar dan melibatkan
banyak komunitas. Menggairahkan kepedulian
masyarakat untuk melestarikan dan melindungi cagar
budaya. (sumber : terakota.id)
No Indikator
Kemampuan Deskriptor Indikator Soal Item Soal
Berpikir Kritis
Malang, Agung H Buana, Minggu (30/12/2018).
Adapun pada Tahun 2016, jumlah wisatawan
mancanegara sebanyak 9.535 orang dan wisatawan
nusantara sebanyak 3,9 juta orang. Pada Tahun 2015,
jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 8.754 orang
dan wisatawan nusantara sebanyak 3,3 juta orang.
Sementara pada Tahun 2014, jumlah wisatawan
mancanegara berjumlah 6.025 orang dan wisatawan
nusantara berjumlah 2,4 juta orang. "Kami akan terus
memberikan pelayanan terbaik untuk wisatawan mulai
dari akomodasi, destinasi yang akan dikunjungi dan
transportasi," katanya. Agung menambahkan, destinasi
wisata kuliner dan heritage masih menjadi andalan di
Kota Malang. Dua jenis wisata ini akan terus
dikembangkan untuk menarik wisatawan. (sumber :
travel.kompas.com)
No Indikator
Kemampuan Deskriptor Indikator Soal Item Soal
Berpikir Kritis
4 Melakukan evaluasi Siswa mampu Disajikan beberapa uraian Pemerintah Kota Malang menetapkan 32 struktur
mengevaluasi serta tentang kebijakan bangunan dan bangunan heritage sebagai cagar budaya.
memberikan alasannya pemerintah dalam penetapan Cagar budaya tersebut tidak boleh diubah dan dibongkar
dari sebuah pernyataan situs cagar budaya, siswa sesuai dengan Peraturan Daerah nomor 1 tahun 2018
menggunakan diminta untuk mengevaluasi tentang Cagar Budaya Kota Malang."Tidak boleh sama
kriteria/parameter dan memberikan alasannya sekali. Ini Balai Kota juga kan sempat dicat warna-
tertentu dari kebijakan tersebut warni, tapi akhirnya kita kembalikan," tutur Wali Kota
berdasarkan kriteria Malang, Sutiaji, Senin (14/1/2019).Sutiaji mengatakan,
ketepatan. pemerintah berkomitmen menjaga bangunan heritage
yang dulunya sempat menjadi saksi sejarah Kota
Malang.Selama ini, beberapa bangunan heritage di
Malang mengalami nasib sial karena dibongkar dan
dialihfungsikan menjadi rumah toko (ruko)."Kalau kita
tidak perhatikan, pelan tapi pasti ini akan punah. Kita
sudah kehilangan banyak sekali bangunan heritage yang
kini dibongkar dan berubah fungsi," ujar Sutiaji.Sutiaji
menuturkan, Pemkot Malang juga menetapkan
sepanjang Jalan Ijen Boulevard sebagai kawasan cagar
budaya.Kawasan Ijen Boulevard dahulu menjadi tempat
peristirahatan para pejabat era kolonial. Deretan
bangunan bergaya art deco atau eropa klasik saat ini
masih bisa dijumpai."Bertahap dan masih akan terus
kita data lagi. Jangan sampai Ijen itu hilang," ucapnya.
32 struktur bangunan dan bangunan yang ditetapkan
sebagai cagar budaya itu, di antaranya gedung
110
No Indikator
Kemampuan Deskriptor Indikator Soal Item Soal
Berpikir Kritis
pemerintahan, sekolah, kantor bank, gereja, klenteng,
brandweer dan rumah tinggal.Penetapan bangunan
heritage itu melalui Surat Keputusan (SK) tertanggal 12
Desember dan 31 Desember 2018.
(sumber: tribunnews.com)
No Indikator
Kemampuan Deskriptor Indikator Soal Item Soal
Berpikir Kritis
bersejarah.Koleksi yang ada di Inggil Museum Resto
merupakan koleksi pribadi sang pemilik yang kemudian
membuka Museum Malang Tempo Doeloe. Kamu bisa
melihat suasana kota Malang tempo dulu yang masih
begitu asri melalui foto-foto yang dipajang di sana.
Kemudian ada juga tempat pemutar piringan hitam,
telfon pada zaman dahulu, radio, mesin jahit, hingga
mesin ketik dimana kita bernostalgia kala melihat
benda-benda tersebut yang zaman dahulu bisa kita
saksikan digunakan oleh para orang tua kita. Ada juga
sejumlah topeng, jam kuno, dan uang kuno. Jadi sambil
nunggu pesanan kamu datang, travelers bisa
mengelilingi restoran dan melihat beragam koleksi
kunonya yang dijamin bikin pengetahuan kamu makin
bertambah. (sumber : wisatajatim.info)
No Indikator
Kemampuan Deskriptor Indikator Soal Item Soal
Berpikir Kritis
5 Memberikan Solusi Siswa mampu Disajikan uraian tentang Menyusuri Kota Malang, Jawa Timur, ibarat
memberikan solusi masalah alih fungsi bernostalgia kembali ke tempo dulu. Di berbagai sudut
beserta alasannya bangunan, siswa diminta kota apel ini bertebaran bangunan cagar budaya
berdasarkan masalah untuk memberikan solusi berarsitektur kolonial Belanda hingga situs purbakala
yang disajikan yang tepat beserta alasannya berupa candi. Deretan rumah bergaya arsitektur Belanda
untuk mengatasi itu bisa ditemui di kawasan Ijen Boulevard. Sayangnya
permasalahan tersebut. saat ini hanya tersisa sekitar 20 unit rumah di kawasan
yang dirancang oleh Ir Herman Thomas Karsten pada
1914 silam. Padahal dahulu ada 80 unit rumah yang
diperuntukkan sebagai tempat peristirahatan para
pembesar kolonial Belanda. Nasib malang cagar budaya
itu tak hanya di kawasan Ijen Boulevard saja. Banyak
bangunan cagar budaya yang kini telah berubah bentuk
menjadi rumah toko, perkantoran, dan sebagainya
setelah direnovasi total. Bahkan ada pula yang musnah
setelah dihancurkan total untuk kemudian dibangun
ulang menjadi bangunan modern. Ketiadaan peraturan
daerah (perda) untuk melindungi dan melestarikan
bangunan cagar budaya, menyebabkan alihfungsi
gedung menjadi ancaman nyata. Padahal, tak sedikit
cagar budaya di Kota Malang masuk kategori klas A
karena usia bangunan dan nilai historisnya. Tentunya
jika pemerintah kota sampai abai, terkait keberadaan
bangunan bernilai sejarah tinggi itu terancam hilang
tergerus pesatnya pembangunan.(sumber : liputan6.com)
113
No Indikator
Kemampuan Deskriptor Indikator Soal Item Soal
Berpikir Kritis
b. Menurut Anda, kebijakan Kebijakan pemerintah menetapkan 32 struktur Jika jawaban salah, namun menjawab (skor 1)
manakah yang paling bangunan dan bangunan heritage sebagai cagar Jika jawaban tepat namun belum lengkap (skor
tepat? budaya sudah tepat. 3)
Jika jawaban tepat dan lengkap (skor 5)
Total skor poin b : 5
c. Jika kebijakan tersebut Dengan adanya kebijakan tersebut, bangunan- Jika jawaban salah, namun menjawab (skor 1)
dirasa tepat atau tidak, apa bangunan yang memiliki nilai budaya dan Jika jawaban tepat namun belum lengkap (skor
yang mendasari alasan sejarah di Kota Malang dapat terjaga 5)
Anda? keberadaannya. Jika jawaban tepat dan lengkap (skor 10)
Total skor poin c : 10
5. a. Permasalahan apa yang Alih fungsi bangunan budaya di Kota Malang . Jika jawaban salah, namun menjawab (skor 1)
terdapat pada uraian Jika jawaban memuat 1 unsur (skor 3)
diatas? Jika jawaban memuat 2 unsur (skor 5)
Total skor poin a : 5
b. Menurut anda, Solusi apa Membuat undang-undang perlindungan situs Jika jawaban salah, namun menjawab (skor 1)
yang paling tepat untuk cagar budaya Jika jawaban tepat namun belum lengkap (skor
mengatasi permasalahan Melakukan sosialisasi pentingnya menjaga situs 3)
tersebut? cagar budaya Jika jawaban tepat dan lengkap (skor 5)
Membuat event atau festival yang mengusung Total skor poin b : 5
tema pelestarian budaya Kota Malang
c. Apa alasan anda memilih Dengan adanya solusi tersebut, pemerintah dan Jika jawaban salah, namun menjawab (skor 1)
solusi tersebut? masyarakat menjadi memiliki kesadaran untuk Jika jawaban tepat namun belum lengkap (skor
menjaga situs atau bangunan yang memiliki nilai 5)
budaya dan sejarah Jika jawaban tepat dan lengkap (skor 10)
Total skor poin c : 10
117
A. Identitas Responden
Nama : ...............................................................................
Kelas : ...............................................................................
Sekolah : ...............................................................................
B. Petunjuk Umum
1. Tulislah identitas anda pada tempat yang telah disediakan
2. Bacalah setiap penyataan pada angket ini secara teliti
3. Isilah angket dengan jujur, tenang, dan tanpa pengaruh orang lain
C. Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang sesuai dengan pilihan anda.
2. Kriteria :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
1. Pengolahan :
Penskoran untuk setiap pernyataan menggunakan rentang 1-4, dengan 20
butir pernyataan. Rentang total skor adalah 20-80. Keterangan untuk skor
pernyataan angket sebagai berikut :
a. Skor 4 untuk SS (Sangat Setuju)
b. Skor 3 untuk S (Setuju)
c. Skor 2 untuk TS (Tidak Setuju)
d. Skor 1 untuk STS (Sangat Tidak Setuju)
2. Kategori Minat :
Kriteria menentukan kategori minat siswa menggunakan rumus berikut
NO NAMA NILAI
1. ADAM YUDI Z 87
2. AHMAD HILAL A 64
3. ALI BARKAH 96
4. ANNISA TRI NURLITA 93
5. ATHIYYAH N 95
6. AZA MUTMAINATAM 100
7. CANTHIKA WIDHANA 94
8. CINDY AMALIA 96
9. FADHILAH 100
10. FISSILMI KAFFAH 98
11. GALANG 80
12. HANIN SALSABILA 100
13. INDI 100
14. MAGHFIRA 82
15. M ILHAM F 87
16. NIKEN DIANI 98
17. NURHIDAYATI 96
18. RAFIF RAYHAAN R 66
19. RIZKI AULIYA D 96
20. SHADAA VANTARI 96
21. SHAFIRA SV 100
22. TABINDA PUTRI CITRA 96
23. YENI KHIKMATUS S 100
127
Correlations
soal_1a soal_1b soal_1c soal_2a soal_2b soal_2c soal_3a soal_3b soal_3c soal_4a soal_4b soal_4c soal_5a soal_5b soal_5c jumlah_skor
soal_1a Pearson
1 .673** .339 .339 .265 .265 -.095 .385 .256 .069 .211 .265 -.163 .131 .265 .482*
Correlation
Sig. (2-
.000 .114 .114 .221 .221 .666 .070 .238 .755 .333 .221 .458 .551 .221 .020
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
soal_1b Pearson
.673** 1 .503* .503* .092 .697** .265 .337 .381 .337 .592** .697** .314 .195 .092 .796**
Correlation
Sig. (2-
.000 .014 .014 .676 .000 .221 .116 .073 .116 .003 .000 .144 .372 .676 .000
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
soal_1c Pearson
.339 .503* 1 .233 .503* .163 .339 .483* .439* .483* .735** .503* .109 .586** .503* .855**
Correlation
Sig. (2-
.114 .014 .284 .014 .458 .114 .020 .036 .020 .000 .014 .621 .003 .014 .000
tailed)
23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
128
soal_2a Pearson
.339 .503* .233 1 .163 .844** .339 .219 .204 -.046 .109 .163 .422* .305 -.178 .495*
Correlation
Sig. (2-
.114 .014 .284 .458 .000 .114 .316 .350 .835 .621 .458 .045 .157 .417 .016
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
soal_2b Pearson
.265 .092 .503* .163 1 .092 -.142 .102 .172 .337 .314 .092 .036 .444* .395 .453*
Correlation
Sig. (2-
.221 .676 .014 .458 .676 .519 .643 .432 .116 .144 .676 .869 .034 .062 .030
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
soal_2c Pearson
.265 .697** .163 .844** .092 1 .265 .102 .172 .102 .314 .395 .592** .195 -.211 .556**
Correlation
Sig. (2-
.221 .000 .458 .000 .676 .221 .643 .432 .643 .144 .062 .003 .372 .335 .006
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
soal_3a Pearson
-.095 .265 .339 .339 -.142 .265 1 .385 .256 .385 .211 .265 .211 .131 -.142 .405
Correlation
Sig. (2-
.666 .221 .114 .114 .519 .221 .070 .238 .070 .333 .221 .333 .551 .519 .055
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
129
soal_3b Pearson
.385 .337 .483* .219 .102 .102 .385 1 .261 .270 .225 .102 .009 .244 .102 .466*
Correlation
Sig. (2-
.070 .116 .020 .316 .643 .643 .070 .230 .213 .301 .643 .966 .262 .643 .025
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
soal_3c Pearson
.256 .381 .439* .204 .172 .172 .256 .261 1 -.063 .342 -.036 .342 -.052 -.245 .482*
Correlation
Sig. (2-
.238 .073 .036 .350 .432 .432 .238 .230 .774 .111 .869 .111 .813 .260 .020
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
soal_4a Pearson
.069 .337 .483* -.046 .337 .102 .385 .270 -.063 1 .657** .572** .009 .244 .337 .528**
Correlation
Sig. (2-
.755 .116 .020 .835 .116 .643 .070 .213 .774 .001 .004 .966 .262 .116 .010
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
soal_4b Pearson
.211 .592** .735** .109 .314 .314 .211 .225 .342 .657** 1 .592** .233 .339 .314 .765**
Correlation
Sig. (2-
.333 .003 .000 .621 .144 .144 .333 .301 .111 .001 .003 .284 .114 .144 .000
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
130
soal_4c Pearson
.265 .697** .503* .163 .092 .395 .265 .102 -.036 .572** .592** 1 .314 .444* .395 .693**
Correlation
Sig. (2-
.221 .000 .014 .458 .676 .062 .221 .643 .869 .004 .003 .144 .034 .062 .000
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
soal_5a Pearson
-.163 .314 .109 .422* .036 .592** .211 .009 .342 .009 .233 .314 1 .110 -.242 .408
Correlation
Sig. (2-
.458 .144 .621 .045 .869 .003 .333 .966 .111 .966 .284 .144 .619 .266 .053
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
soal_5b Pearson
.131 .195 .586** .305 .444* .195 .131 .244 -.052 .244 .339 .444* .110 1 .444* .548**
Correlation
Sig. (2-
.551 .372 .003 .157 .034 .372 .551 .262 .813 .262 .114 .034 .619 .034 .007
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
soal_5c Pearson
.265 .092 .503* -.178 .395 -.211 -.142 .102 -.245 .337 .314 .395 -.242 .444* 1 .362
Correlation
Sig. (2-
.221 .676 .014 .417 .062 .335 .519 .643 .260 .116 .144 .062 .266 .034 .090
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
131
jumlah_skor Pearson
.482* .796** .855** .495* .453* .556** .405 .466* .482* .528** .765** .693** .408 .548** .362 1
Correlation
Sig. (2-
.020 .000 .000 .016 .030 .006 .055 .025 .020 .010 .000 .000 .053 .007 .090
tailed)
N 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
N %
Excludeda 1 4.2
Total 24 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.779 15
133
NO NAMA Total
1 AHMAD AQILA MAULANA SIROJUDDIN 51
2 AHMAD HALIM TAWWABUR RAUF 65
3 ALMA WASIEM 60
4 ANISA CHOIRINA 61
5 ANNISA NUR MAULIDYA 39
6 ARYA WAHYU ALAM SYAH 57
7 BALQIS SALSABILA 57
8 DEDE ATHALLAH FADHIL 62
9 FADHILA AFIFAH RAHMAWATI 65
10 FAIRUZ CAESAR JIBRILIAN SHOMAD 61
11 HANIFAH ZAHROTUL MUFARIDA 64
12 ILHAM HADI FIRMANSYAH 39
13 IQBAL ARYA SYAIFUDANA 39
14 IZZATUN NISA’ CHABIBA S 56
15 KIRANA JENNY ALQORNI 37
16 KRISNA ADITYA EKA PRAKOSO 38
17 LUTHFIYAH QURROTUL AINI 39
18 M. ILHAM RAMADHANI AP.M 51
19 MEVLANA EL RUMI ABIMANYU 67
20 MOCH ZAMZAM ALFANSA ROHMAD 35
21 MOHAMMAD FARID ATS TSAQIF 56
22 MUCHAMAD RISKANA BARKAH 66
23 MUHAMAD BINTANG IQBAL MAULUDDIN 71
24 MUHAMMAD ILHAM PRASETYO 55
25 MUHAMMAD RAZMIR HAKIM 38
26 MUHAMMAD SHIDQI HAKIM 34
27 NAILA TAQI 55
28 NAILUL FARREL FEBRIANTO DZAKY 39
29 NISRINA SALMA KAMILA NASUTION 55
30 NIZAM BAKHRON NURHAJI 58
31 RADENY 58
32 RADERY 38
33 RAMA SALMAN ULAYYA 50
34 RESITA SANTOSO 62
35 SHAFA LULA KAMILA 57
36 SHINTA NI’MATUL FADILAH 64
37 YAHYA ILMAN 54
38 YAYANG IZZATI 62
39 ZAHIRA SALSABILA 47
138
NO NAMA Total
1 ADILA AMALIA PUTRI 46
2 AFIFUDIN FIRMANSYAH 36
3 AHMAD DAIROBI EL ROSYID 64
4 ALYA SAFIRA NUGRAHA 49
5 AMIRALL GHAPRANK TALIWANGI A.S 48
6 ANISA VIRDAWATI AMARA 58
7 AYU NUR FITRIYAH 39
8 CHOIRUNNISA DWI R 63
9 DAFFA AHMAD DANURDARA 47
10 DIDYA ILYAS MUSTHAFA 39
11 GABRIELLA LIGAR KARINA 57
12 HUKAMA ARTHA GARVY 38
13 ILKAAFFAA AZKA DHIYAUDDIN 55
14 IMROATI KHONITA 58
15 JIHAN NIDA QOIDAH AMALIYAH 63
16 KEVIN YULIAN NABIH 54
17 LAILA RAHMAWATI 35
18 M. CHILMI W 61
19 MABRUK SALMAN NIHAR 64
20 MAHIRA FADHILA 55
21 MIRZA FANY ABDILLAH 60
22 MOCHAMAD WILDAN FAIZ 53
23 MOHAMMAD WILDAN AZIZY 54
24 MUHAMAD ADITYA RAMADHAN 37
25 MUHAMMAD AZHAR NUR HIDAYAHTULLAH 39
26 MUHAMMAD MISBAKHUL ILMI 57
27 MUHAMMAD ZAKY 57
28 NAJMA FUAIDA 49
29 NAUFAL AQILA 60
30 QUTHBUDDIN AS SYAIROZI 38
31 RAFILAH PUTRI ADIBAH 38
32 RAHADI MUHAMMAD ZIDAN 61
33 RAJA AHMAD ROJIL IRFAN 39
34 RIDHO ALDYAS TRIAN AKBAR 37
35 RIZKY SUSAN AULIFIA AL-FAIRUZ 61
36 SHAILAWA RAMB MADANI 37
37 SHINTA PUTRI RACHMASARI 36
38 ZAYYAN NURUDDIN 38
139
Kelas Kontrol
148