1. Program Studi Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok
16424, Indonesia
2. Program Studi Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Depok
16424, Indonesia
3. Program Studi Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Depok
16424, Indonesia
*E-mail: rio.novalrio@gmail.com
Abstrak
Penerapan Linear Scheduling Method (LSM) dilakukan pada proyek dengan kegiatan
berulang/repetitif, seperi pembangunan breakwater Pelabuhan Kalibaru. Pendekatan
digunakan dalam penelitian ini adalah Stochastic Linear Scheduling Method yang merupakan
integrasi LSM dengan mengedepankan data fakta produktivitas dan penerapan simulasi
komputer. Simulasi prediksi dari data produktivitas antar aktivitas menggunakan perangkat
lunak Crystal ball dengan berbagai metode dengan hasil grafik perkiraan kinerja akan datang
pada masing-masing aktivitas. Selanjutnya, akan dihasilkan grafik dari LSM sesuai dengan
perkiraan akan datang, sehingga dapat ditentukan seberapa jauh pergeseran penjadwalan
proyek breakwater pada masing-masing aktivitas dari penjadwalan eksisting dengan prediksi
penjadwalan akan datang.
Abstract
Application of Linear Scheduling Method (LSM) was performed on projects with repetitive
activities, are like Kalibaru Port breakwater construction. The approach used in this study is
the Stochastic Linear Scheduling Method which is an LSM with the advanced integration of
data facts and the application of computer simulation productivity. Simulation predictions of
productivity data between activities using Crystal Ball software with a variety of methods to
estimate the performance results chart will come in each activity. Furthermore, the graph will
be generated according to the estimates of the LSM will come, so it can be determined how
far the accuracy of scheduling breakwater project in each of the activities with the existing
scheduling scheduling predictions will come.
Keyword : Scheduling, breakwater, Linear Scheduling Method, Stochastic Linear Scheduling
Method, prediction, Crystal ball
Dalam beberapa tahun belakangan, banyak ahli telah meneliti proyek yang repetitif dan
menyelesaikan beberapa pendekatan Linear Scheduling Method (LSM). LSM adalah salah
satu dari teknik penjadwalan yang menawarkan kepraktisan proyek dengan model linear
sebagai memonitor perkembangan proyek dengan efisien (Trofin, 2004, hal. 3). Seperti pada
konsep LSM Singularity Function (Lucko, 2009, hal. 246) dimana salah satu fungsi
matematika diterapkan, sehingga memiliki kelebihan metode dapat dievaluasi secara manual
atau melalui software komputer. Selanjutnya pendekatan LSM dengan Varying Production
Rates (Duffy, 2011, hal. 3) yang merupakan pengoptimalan jadwal dengan melihat faktor-
faktor dominan yang mempengaruhi kegiatan kosntruksi.
Dari pernyataan dan fakta-fakta yang telah dijabarkan, maka penjadwalan Pembangunan
Breakwater Kalibaru dapat dicapai dengan optimal jika diterapkan LSM. Namun, berdasarkan
pernyataan Trofin (2004, hal. 56) dalam tesis yang berjudul Impact of Uncertainty on
Construction Project Performance using Linear Scheduling menyimpulkan bahwa
pendekatan deterministik dalam kasus konstruksi LSM belum tentu menjawab solusi yang
optimal dalam hal kinerja proyek, sehingga diperlukan pengadopsian pendekatan stochastic
maka hasil yang diperoleh akan mewakili solusi yang lebih realistis.
Selanjutnya untuk pengaplikasian LSM pada Pelabuhan Kalibaru, penulis memilih Stochastic
Linear Scheduling Method pada publikasi Atlantis Press tahun 2012 sebagai jawaban atas
permasalahan penjadwalan pembangunan tersebut. Stochastic Linear Scheduling Method
(SLSM) merupakan (Lingguang, Sang & Rachmat, 2012, hal. 254) pendekatan LSM dengan
mengedepankan data fakta produktivitas dan penerapan simulasi komputer dalam pekerjaan
repetitif. Metode SLSM (Lingguang, Sang & Rachmat, 2012, hal. 252) lebih detail dan
terlihat realistis untuk melihat penyelenggaraan proyek yang akan datang dan masalah yang
berpotensi.
Untuk itu, aplikasi Linear Scheduling Method dengan Stochastic Linear Scheduling Method
akan dapat mengidentifikasi serta mengurangi pemborosan dan keterlambatan proyek. SLSM
merupakan metode penjadwalan yang cocok digunakan untuk melakukan penjadwalan LSM
pada pekerjaan breakwater di Pelabuhan Kalibaru sebagai solusi untuk meminimalisir peluang
keterlambatan waktu konstruksi.
Breakwater. Pemecah gelombang lepas pantai atau disebut breakwater merupakan salah satu
struktur utama pada sebuah pelabuhan dengan fungsi utama sebagai pelindung daerah
pelabuhan dari gangguan energi gelombang serta sebagai pemisah antara perairan pelabuhan
dan laut bebas. Bangunan yang dibuat mengelilingi pelabuhan pada daerah laut ini memiliki
celah sebagai keluar masuknya kapal. Selanjutnya, dengan adanya breakwater maka aktivitas
sandaran menjadi singkat dan bongkar muat kapal pada pelabuhan dapat dilakukan dengan
mudah.
Linear Scheduling Method (LSM). Menurut Callahan (1992, hal. 201) LSM mrupakan salah
satu metode penjadwalan linear yang memakai pendekatan/penyajian dengan cara grafis,
digunakan untuk mengevaluasi hubungan keterkaitan antara aktivitas tertentu dari kumpulan
besar aktifitas-aktifitas terdapat dalam penjadwalan jaringan kerja (network schedule). Proyek
dengan aktivitas berulang sangat cocok dengan aplikasi metode penjadwalan LSM. Adapun
kelebihan dari LSM menurut Furkan (2003, hal. 49), adalah sebagai berikut:
Jadwal LSM menunjukkan tingkat progress yang tidak dimiliki bar chart ataupun
jaringan kerja.
Jadwal LSM memberitahu sumber kesalahan dengan cepat dan membantu pemecahan
masalah, yang utamanya pada jenis proyek yang repetitif.
Keuntungan yang sangat signifikan dari diagram LSM adalah kemudahan dan
kesederhanaannya dalam menjelaskan jadwal kerja yang detail. Jadwal LSM mudah
dimengerti oleh manajemen dan staff di lapangan, kemudahan dan fleksibilitas juga
merekomendasikan kegunaannya sebagai alat perencanaan untuk membandingkan
alternatif tingkat progress, kombinasi aktivitas, atau sequence.
LSM dapat digunakan untuk menghitung interval atau buffer suatu aktivitas dan dapat
dilakukan alokasi sumber daya yang tepat dengan memperhatikan garis progress
aktivitas.
Kemiringan garis diagonal menunjukkan aktivitas memperlihatkan tingkat kemajuan
terencana pada lokasi maupun selama proyek dikerjakan. Garis progress aktivitas dalam
proyek yang memiliki variasi yang besar dapat menjadi indikasi bahwa proyek tersebut
memiliki kekurangan sumber daya pada garis yang bersudut kecil dan kelebihan sumber daya
pada garis yang bersudut besar.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan pengaplikasian dari sebuah metode dengan objek yang berbeda.
Metode yang telah ada kemudian dijabarkan sehingga dapat digunakan oleh siapa saja. Dalam
penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
Variabel bebas pada penelitian ini adalah aktivitas dan produktivitas yang mempengaruhi
pembangunan breakwater sedangkan variabel terikat adalah metode penjadwalan Linear
Scheduling Method (LSM).
Susunan tahapan penelitian digunakan agar penelitian dapat dilakukan secara efektif dan
efisien serta menghasilkan output yang relevan. Berikut tahapan penelitian yang akan
dilakukan oleh penulis:
Penelitian dimulai dengan pengumpulan data seperti data umum proyek, data teknis proyek,
data, denah kolom, detail kolom, detail balok, data lifting tower crane dan kebutuhan sdm,
data harga, SNI 2008 serta koefisien dan faktor. Berikut merupakan data yang dibutuhkan
untuk perhitungan penelitian ini.
Gambar 4. Site plan dan penempatan alat berat Proyek Gran Rubina
Sumber : Proyek Gran Rubina Kuningan (PT. PP)
K1 A12
K2 A6
K3 A4
K4 A5
K5 A2
K14 A6
Sumber : Hasil Olahan Sendiri
Dari data diatas dimulai perhitungan dengan perencanaan kolom dan perhitungan kebutuhan
bahan sebagai berikut.
Zona A Zona B
Hasil perhitungan berat besi di atas didapat dari perkalian berat jenis besi dan volume besi.
Berat jenis besi sendiri yaitu 7850 kg/m3. Analisa perhitungan biaya dilakukan dengan
memperhitungkan SNI 2008 sebagai dasar perhitungan untuk mengetahui kebutuhan sumber
daya manusia, material dan alat. Analisa pekerjaan yang tidak ada pada SNI 2008 dilakukan
dari informasi yang didapatkan dengan wawacara. Perhitungan dimulai dengan perencanaan
kolom yaitu membagi 2 zona sebagai metode konstruksi. Pada analisa perhitungan biaya per
item pekerjaan dilakukan analisa pemakaian alat berat sehingga didapatkan biaya dari alat
tersebut. Asumsi yang digunakan adalah:
1 hari = 8 jam
(3)
Untuk analisa perhitungan biaya alat yang lainnya menggunakan rumus yang sama pada
rumus (5). Sehingga didapatkan biaya peralatan:
Harga Sewa Tower Crane = Rp 1.302.364,00 / jam
Harga Sewa Bucket Cor = Rp 1.562,50 / jam
Harga Sewa Bar Cutter = Rp 14.583,33 / jam
Harga Sewa Bar Bender = Rp 20.833,33 / jam
Harga Sewa Vibrator = Rp 11.458,33 / jam
Jadi, Total Harga Sewa = Rp 1.350.801,50 / jam
Item pekerjaan serta hasil perhitungan biaya dengan metode block out dan metode
konvensional terlihat pada tabel dibawah.
Dari table diatas dapat ditemukan bahwa total biaya dari pekerjaan kolom lantai 1 s/d 5
Proyek Gran Rubina Office Tower dengan menggunakan metode block out lebih murah
dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional yaitu sebesar:
Biaya Penghematan = Rp 2.755.826.976,61 – Rp 2.188.105.048,42
= Rp 567,721,928.19
(8)
Keterangan : Q = produksi per satuan waktu
q = kapasitas produksi peralatan per satuan waktu
N = T/ws (jumlah trip per satuan waktu)
T = satuan waktu
Ws = waktu siklus
Ek = efisiensi kerja
Sehingga didapatkan total waktu pelaksanaan dari pengecoran.
Dari hasil observasi yang dilakukan didapatkan S-Curve pelaksanaan pekerjaan pemasangan
bekisting kolom dengan menggunakan metode block out dan dengan menggunakan metode
konvensional. S-Curve didapatkan dengan analisis urutan pekerjaan tiap metode, durasi dari
tiap pekerjaan serta pembagian zona yang dilakukan di lapangan. Berikut adalah S-Curve
pelaksanaan pekerjaan pemasangan bekisting kolom dengan menggunakan metode block out
dan dengan menggunakan metode konvensional.
5. Pembahasan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis penulis mengenai permasalahan
biaya dan waktu pemasangan bekisting pada pekerjaan kolom benar. Pada hasil perhitungan,
analisis, temuan dan bahasan didapat beberapa kesimpulan dari penelitian perbandingan
metode pelaksanaan pemasangan bekisting dengan metode block out dengan metode
konvensional, yaitu:
Biaya pelaksanaan pekerjaan kolom lantai 1 s/d 5 pada Proyek Gran Rubina
Office Tower dengan menggunakan metode konvensional menghabiskan
biaya sebesar Rp 2.755.826.976,61 sedangkan dengan menggunakan metode
block out menghabiskan biaya sebesar Rp 2.188.105.048,42 sehingga lebih
murah yaitu dengan perbedaan sebesar Rp 567,721,928.19 atau Rp
113,544,385.64 / lantai sehingga efisiensi biaya yang dapat dilakukan sebesar
20,6 %.
Waktu pelaksanaan pekerjaan kolom lantai 1 s/d 5 pada Proyek Gran Rubina
Office Tower dengan menggunakan metode block out menghabiskan waktu
sebesar 33 hari sedangkan metode konvensional menghabiskan waktu sebesar
45 hari sehingga efisiensi waktu yang bisa dilakukan adalah sebesar 12 hari.
7. Saran
Metode block out lebih baik dilakukan pada pembangunan gedung bertingkat
karena dibantu oleh sistem bekisting climbing sehingga dapat mempercepat
waktu pelaksanaan dan dapat menghemat biaya proyek.
Pada proyek gedung bertingkat juga metode block out lebih baik dilakukan
103 dari metode ini lebih rapi dibandingkan metode
karena hasil pengecoran
konvensional.
Metode block out lebih baik dilakukan pada pembangunan gedung bertingkat
karena menggunakan alat tower crane yang seperti diketahui memiliki harga
sewa yang mahal.
DAFTAR REFERENSI
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (VI ed.). Jakarta: Rineka
Cipta.
Asiyanto. (2010). Construction Project Cost Management (Vol. 3). Jakarta, Indonesia: PT.
Pradya Paramita.
Asiyanto. (2010). Formwork for Concrete. Jakarta, Indonesia: Penerbit Universitas Indonesia.
Hanna, A. S. (1999). Concrete Formwork Systems (Vol. 2). Madison: Marcel Dekker.
Huang, R.-y., Chen, J.-J., & Sun, K.-S. (2004). Planning Gang Formwork Operation for
Building Construction Using Simulation. Automation in Construction, 765-779.
Ing., F. W. (1984). Bekisting (Kotak Cetak). (H. H., Penerj.) Jakarta, Indonesia: Erlangga.
Dipetik 1997
Jakti, F. C. (2013). Analisis Perbandingan Biaya dan Waktu Pelaksanaan Tiang Pancang dan
Tiang Bor Studi Kasus Perencanaan Rumah Sakit Kelas B Bandung. Departemen of Civil
Engineering. Depok: Universitas Indonesia.
Latief, Y., & Firmansyah. (2009, Maret). Studi Perbandingan Tingkat Akurasi Analisa Biaya
Konstruksi Berdasarkan Metode BOW, SNI 2002, SNI 2007, dan Konsultan Terhadap
Kontraktor pada Proyek Pembangunan Perumahan. Jurnal Teknologi, 1, 35-44.
Mardal, M. (2008). Optimalisasi Waktu dan Biaya Pekerjaan Bekisting Untuk Gedung
Bertingkat Dengan Sistem Zoning (Studi Kasus : Proyek Shang-Ri La Hotel Condominium
Jakarta). Departemen of Civil Engineering. Depok: Universitas Indonesia.
Nashir, Yusron. (2010). Optimalisasi Waktu dan Biaya Pekerjaan Bekisting Melalui Sistem
Siklus Pemakaian dan Sistem Zoning Pada Gedung Bertingkat (Studi Kasus : Proyekl
Universitas Gadjah Mada Kampus Jakarta. Depok. Universitas Indonesia
Nashir, Yusron. (2010). Optimalisasi Waktu dan Biaya Pekerjaan Bekisting Melalui Sistem
Siklus Pemakaian dan Sistem Zoning Pada Gedung Bertingkat (Studi Kasus : Proyekl
Universitas Gadjah Mada Kampus Jakarta. Depok. Universitas Indonesia
Nawawi. (2003). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Perpustakaan Departemen Pekerjaan Umum. (2013). Jurnal Harga Satuan Bahan Bangunan
Konstruksi dan Interior.
Ridha, M. (2011). Perbandingan Biaya dan Waktu Pemakaian Alat Tower Crane dan Mobil
Crane Pada Proyek Rumah Sakit Haji Surabaya. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.
Saputra, F. (2011). Optimalisasi Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bekisting Sistem Peri Pada
Gedung Bertingkat. Departemen of Civil Engineering. Depok: Universitas Indonesia.