Anda di halaman 1dari 24

Dikarenakan pasie kia mengalami kelainan pada struktur jantung, menyebabkan pasien kita mengalami Pada pasien termasuk

pasien termasuk cyanosis, dan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang termasuk (TOF)
cyanosis TETRALOGY OF FALLOT
CYANOSIS Definisi
Definisi Kumpulan congenital heart disease yang meliputi : subvalvular pulmonary stenosis, RV hypertrophy, VSD, overriding
aorta.
Perubahan kulit dan membran mukosa menjadi kebiruan yang di akibatkan oleh meningkatnya kosentrasi Kelainan jantung bawaan yang terdiri dari 4 kelainan ( tetralogy) : subvalvular pulmonary stenosis, RV hypertrophy, VSD,
hemoglobin yang tereduksi ( saat So2 menurun hampir 80% ) overriding aorta. Yang terjadi di sebabkan oleh penempatan abnormal bagian infundibular dari interventricular septum
Etiologi dan klasifikasi Kriteria dianosis :
1. overriding aorta
Di klasifikasikan menjadi 2 : Kondisi dimana aorta lebih kekana dari
1. Central cyanosis normalnya, yaitu terletak di atas lubang VSD,
sehingga aorta menerima darah dari 2
- adanya penurunan So2 arteri disebabkan : ventricel
a. Kegagalan fungsi paru 2. ventricular septal deffect ( VSD)
Defek pada septum inventricular
b. Anatomic shunt
3. pulmonary stenosis
Cogenital heart disease ( R to L shunt ), seperti : CHD type cyanosis, pulmonary artheriovenous Keadaan dimana terjadi penyemitan pada
malformation pulmonali shgg menyebabkan obstruksi aliran
c. Hemoglpobin denga afinitas O2 menurun darah dari RV ke arteri pulmonais
4. right ventricle hipertrophy
- hemoglobin abnormalitas
Penebalan otot dinding ventricle shgg daya
a. methemoglobinemia pompanya lebih besar daripada normal
b. sulfhemoglobinemia Epidemiologi
c. carboxyhemoglobinemia  Terjadi 10% dari seluruh kasus CHD dan 50-70% dari seluruh kasus cyanotic CHD
2. Peripheral cyanosis  Insidensi 5/10.000 kelahiran hidup.
- semua penyebab central cyanosis dapat menyebabkan sionosis pherifer Etiologi
1. Mikrodelesi pada kromosom 22
- berkurangnya cardiac output ( LVF or shock )
2. Gangguan proses pembentukan jantung.
- ekposure dingin - Salah penempatan dari infundibular dan intervnetricular septum
- arterial dan venous obstruksi - abnormalitas septasi dari truncus arteriosus ke aorta dan pulmonary artery
Faktor Risiko
central perifer
1. Pada kulit dan membran mukosa seperti lidah, 1. Hanya pada kulit 1. Ibu > 40 tahun saat mengandung
bibir,pipi dll 2. Dingin 2. Orangtua ada yang TOF
2. Temperatur pada ekstremitas hangat 3. Tidak berhubungan 3.Anak yang mengalami digeorge syndrome ( mikodelesi kromosom 22 )
3. Clubbing dan oilicitemia biasanya berhubungan Manifestasi Klinis
CONGENITAL HEART DISEASE  Cyanosis
Definisi  Clubbing fingers akibat cyanosis yang berkepanjangan
Abnormalitas pada proses pembentukan jantung dan termanfetasi sedari bayi lahir  Dyspneu saat beraktivitas, berkurang dengan jongkok
Klasifikasi  Gangguan tumbuh kembang
 Hypotic spell ( gelisah, terengah”, syncope )
Cyanotic Acyanotic
Gangguan yang menyebabkan shunting R→ L side, Gangguan yang menyebabkan shunting L→ R side Diagnosis
sehingga terjadi bypass paru, darah jadi poor O₂. karena chamber kanan jantung punya tekanan lebih ↑. 1.Anamnesis : keluhan utama biasanya cyanosis
Contoh : Contoh : 2. PE : nampak cyanotic, PR dan RR ↑(tacypneu ), pada jantung terdapat murmur akibat adanya pulmonary stenosis,
4. TOF (Tetralogy of Fallot) 4. ASD (Atrial Septal Defect) pada ekstremitas bisa didapat clubbing fingers akibat cyanosis yang berkepanjangan.
5. TGA (Transposition of Great Artery) 5. VSD (Ventricular Septal Defect) 3. Lab dan Penunjang : EKG ( right ??? deviation akibat hipertrophy ventrikel kanan ) , dan echo ( pulmonaly stenosis,
6. PDA (Patent Ductus Arteriosus) hipertrophy RV, overriding aorta ), cxr ( hipertrophy RV, aorta membesar, boot shape )
7. CAS (Congenital Aortic Stenosis)
8. CPS (Congenital Pulmonary Stenosis)
Differential Diagnosis
1. TGA (Transposition of Great Artery)
2. Eibstein anomaly (kelainan congenital pada katup trikuspid sehingga fungsi RV tidak maksimal. Ada cyanosis)
3. Malposisi pemb.darah besar dengaan pulmonaly stenosis
4. Malposis yang menghubungkan intervnetricular shunt dari tipe lain dari pulmonaly stenosis : right sided aortic arch

Management
1. prinsip utamanya meningkatkan pulmonary blood flow dan mencegah hipoxia
2. membuka pulmonary valve ( valvubtomy / valvevectomy )
3. penutup shunt
4. penutupan shunt
Note : langsung rujuk ke dr sp jantung
Komplikasi
1. Bacterial endocarditis
2. Cerebral trombosis
3. Abses otak
4. Aritmia jantung
Prognosis
- kematian pada pasien yang tidak di obati mencapai 50% pada usia 6tahun
- jika dilakukan operasi biasanya memiliki prognosis yang baik untung jangka panjang
ISCHEMIC HEART DISEASE / CORONARY ARTERY DISEASE
CHEST PAIN Definisi
Kondisi obstruksi / penyempitan dari satu atau lebih coronary artery yang menyebabkan ketidakseimbangan antara
myocardial supply and demand
Etiologi
1. Atherosclerotic
2. Non-Atherosclerotic : congenital abnormality of coronary artery, emboli of coronary artery
Faktor Risiko
Modifiable Non modifiable
1. Dislipidemia 1. Usia
2. Hipertensi 2. Genetik
3. Merokok 3. Jenis kelamin
4. DM
Klasifikasi

Manifestasi Klinis
1. Silent myocardial ischemic : Asymptomatik
2. Angina pectoris: sensasi tidak nyaman pada dada atau chest pain yang diakibatkan oleh myocardial ischemia, dapat
menjalar ke jaw dan arm.
Tipe-tipe :
a. Stable angina
Terjadi saat aktivitas fisik yang meningkat atau
gangguan emosi yang dapat berkurang dengan
istirahat ( akibat penyempitan pembuluh darah
karena adanya plaque dan vasokonstriksi )
b. Unstable angina
Terjadi pada saat aktivitas ringan dan bahkan
saat istirahat dapat sagat berprogresi menjadi MI
jika tidak diobati ( akibat plaque rupture dan
terjadi pembentukan thrombus serta
vasokonstriksi )
c. Variant angina
Terjadi saat istirahat yang berkembang
disebabkan oleh vasospasm a.coroner dan Tidak
ada plaque.
ACUTE CORONARY SYNDROME STEMI
Definisi Definisi
Kondisi yang mengancam jiwa, yang membentuk suatu perjalanan penyakit dari unstable angina → NSTEMI → STEMI. Kematian jaringan otot jantung yang irreversible dan ditandai dengan perubahan pada EKG berupa ST elevasi.
Klasifikasi Epidemiologi
Berdasar lokasi dan derajat oklusi :  Insidensi tinggi
1. Unstable angina dan NSTEMI : Subendocardium, 1/3 -1/2 ketebalan dinding jantung, akibat partial obstruction  Mortalitas selama 1 tahun 7-18%
2. STEMI : Transmural, seluruh lapisan dinding jantung, akibat total obstruction. Etiologi
Diagnosis Umumnya karena atherosklerosis
1. Unstable angina Trombus pada koroner ( akibat ruptur atau erosi dari arterosklerosis )
Tidak ada peningkatan enzim biomarke jantung ( troponin / CK-MB ), tanpa ada ekg ST segment elevasi Faktor resiko
2. NSTEMI - usia
Disetai peningkatan enzim biomarker jantung, tanpa ST elevasi pada ekg - genetik
3. STEMI - unstable angina yg tidak di obati
Disertai peningkatan enzim biomarker jantung, ada ST segmen elevasi pada ekg - life style ( merokok, dll )
Manifestasi Klinis
1. Nyeri dada saat istirahat atau aktivitas ringan dari
biasanya
2. Karakteristik nyeri
- parah / tidak bisa di toleransi
- seperti ditekan, terikat, terdapat beban atau diperas/
bisa seperti terbakar
- letak: retrostrenal dan dapat menyebar ke leher,
rahang, bahu, tangan
3. Diaphoresis, kulit lembab dan dingin
4. Mual, muntah, lemah
5. Dypsneu dan cemas
6. Palpitasi
Diagnosis
1. Anamnesis : keluhan utama biasanya chest pain yang menjalar sesuai dengan ciri khas MI
2. PE sesuai manfes
3. Lab dan Penunjang : EKG : ST elevation. Cardiac marker : troponin / CKMB ↑
Komplikasi
1. Heart Failure
2. Syok cardiogenic
3. Aritmia
Manajemen
Symptom <12 jam :
Terapi reperfusi dengan
1. Fibrinolytic → door to needle time.
2. PCI (Percutaneous Coronary Intervention) → door to balloon.
Kombinasi antiplatelet (Aspirin & Clopidogrel), terutama setelah PCI, untuk mencegah komplikasi trombotik.
Symptom >12 jam :
1. Antiplatelet (Aspirin, ticagrelol)
2. Antianginal
- organic nitrates ( nitroglycerin )
- ß-blockers (Bisoprolol, carvedilol, metoprolol)
- CCB ( amplodipine, diltiaxem
3. ACEinhibitor ( ramipil )
4. Antiamtietas ( alprazolam  meningkatkan GABA )
5. Statin ( simvastatin : menghambat HMG-COA, reduktase : menurunkan kolesteroll
Differential Diagnosis
1. NSTEMI
2. Perikarditis akut
3. Arritmia
Prognosis
Killip Score untuk risiko mortalitas 30 hari:
Killip I Tidak terdapat tanda HF. 6%
Killip II Terdapat HF ditandai dengan S3 dan ronkhi basah pada setengah lapangan paru. 17%
Killip III Terdapat edema paru diandai dengan ronkhi basah pada seluruh lapangan paru. 38%
Killip IV Terdapat syok kardiogenik ditandai oleh systolik BP <90 mmHg dan hipoperfusi jaringan. 81%
TIMI Score for STEMI untuk risiko mortalitas 30 hari pada pasien yang dimanajemen dengan trombolitik agent :
Usia 65-74 tahun 2 poin
Usia ≥ 75 tahun 3 poin
Diabetes, hipertensi, atau angina 1 poin
Systolic BP <100 mmHg 3 poin
HR > 100 2 poin
Killip II-IV 2 poin
BB < 67 kg 1 poin
Anterior ST elevation atau LBBB 1 poin
Time to treatment >4 jam 1 poin
CRUSADE Bleeding Score untuk menilai risiko bleeding events
Berdasar :
1. Kadar Ht 5. DM
2. Systolic Blood Pressure 6. Prior vascular disease
3. Creatinine clearance 7. Tanda HF
4. HR 8. Jenis kelamin Perempuan
RHEUMATIC FEVER 2.tricuspid regurgitation  etiologi : RVH
Definisi Manfes : dypsneu, gejala right sided HF
Penyakit inflamasi yang dapat berkembang 2-3 minggu setelah infeksi Streptococcous ß-Hemolitik Group A dan dapat Diagnosis : murmur pada left lower sternal border, S3 gallop
mengenai jantung, pembuluh darah, sendi, jaringan subkutan, dan CNS.
Etiologi
Infeksi Streptococcous ß-Hemolitik Group A, contoh : faringitis, tonsilitis. MITRAL STENOSIS
Faktor Risiko Definisi
 Riwayat keluarga dengan Rheumatic Fever Kegagalan katup mitral untuk terbuka maksimal yang menyebabkan penyempitan katup mitral (normal : 4-6 cm²)
 Tempat tinggal yang kumuh dan padat Epidemiologi
Manifestasi Klinis dan Diagnosis - +- 50% memiliki riwayat ARF
1. Anamnesis : riwayat infeksi SBHGA 2-3 minggu sebelumnya - 2/3 terjadi pada wanita
2. PE : ditegakkan sesuai Jones criteria
Etiologi
Major Criteria Minor Criteria
1. Rheumatic Fever
1. Carditis (pancarditis, cardiomegaly, HF) 1. Clinical findings : athragia, fever
2. Congenital
2. Polyarthritis (pada sendi besar dan berpindah-pindah) 2. Laboratory findings : LED ↑, CRP
3. Chorea (gangguan basal ganglia : kaku, grimacing) ↑ Klasifikasi
4. Erythema Marginatum (lesi yang pale center dan red 3. Pemeriksaan penunjang : Interval Mild stenosis : valve area >= 1,5cm²
irregular margin) P-R ↑ Moderate stenosis : 1,0-1,5
5. Subcutaneous Nodules (nodul sebesar biji kacang dan Severe stenosis : < 1 cm²
painless) Manifestasi Klinis
Ditegakkan jika ditemukan 2 mayor atau 1 mayor + 2 minor dengan bukti adanya infeksi SBHGA (ASTO ↑ atau kultur Dyspneu dan fatigue.
tenggorok +) Penurunan toleransi aktifitas fisik
3. Lab dan penunjang : Chest X-Ray, EKG, Echo Chest psin ( atypical symtomps )
Prognosis Pada severe stenosis keluhan dirasakan pada saat istirahat juga.
Jika tidak diobati dapat bertahan hingga 12 minggu dan dapat berkembang menjadi RHD Diagnosis
P.fisik : - irregular pulsed ( IF atrial fibrillation )
- tanda dan gejala left anf right heart failure
RHEUMATIC HEART DISEASE - Auskultasi : opening snap, diastolic murmur ( early ), + canato sign
Definisi P.lab dan penunjang
Komplikasi dari rheumatic fever yang merupakan reaksi hipersensitivitas tipe 3 dan sering melibatkan katup jantung. - EKG & Echo : dapat dilihat mitral valve area,
- CXR
Ketika terjadi infeksi Streptococcus, Streptococcus memproduksi protein M. IgG diproduksi untuk menyerang protein M, Differential diagnosis
namun IgG juga dapat menyerang sel jantung yang memiliki molekul yang mirip dengan protein M (mimikri) sehingga - mitral annular calcification  orang yg sudah tua
terjadi kerusakan pada katup jantung (Valvular Heart Disease) - left atrial myxoma  tumor diatrium kiri
Management
VALVULAR HEART DISEASE 1.non farmakologi : penrunan diet garam
2.farmakologi  mengobati gagal jantung
Definisi
- diuretic : furosemide
Kelainan pada katup jantung shgg yang mengganggu jantung dalam menjalankan fungsinya dalam memompa darah.
- beta blocker
Klasifikasi - anticoagulant
1. Mitral stenosis 3. Tricuspid stenosis 5. Aortic stenosis 7. Pulmonary stenosis 3.operative
2. Mitral regurgitation 4. Tricuspid regurgitation 6. Aortic regurgitation 8. Pulmonary regurgitation - mitral valve replacement
Manajemen - surgical valvotomy
Perbaikan valve atau valve replacement - balloon mitral valvotomy
Dikasus Komplikasi
1. Mitral regurgitation  etiologi : LVH 1.CHF
Definisi : inkompensasi katup mitral shh terjadi aliran darah balik menuju atrium kiri 2.Mitral regurgitation
Manfes : dypsneu, gejala left sides RF 3.Atrial fibrillation
Diagnosis : auskultasi: murmur pada apex, S3 galop, EKG & CXR : LAE, tanda pulmonary congestion seperti kerkey B- Prognosis
lines Dengan semakin menyempitnya area valve = semakin buruk
ARRYTHMIA 3. Berdasar AHA
Definisi First Diagnosed AF AF belum terdiagnosa sebelumnya
Abnormalitas dari ritme / irama jantung akibat adanya perubahan dari formasi impulse atau koduksi impuls atau Paroxysmal AF AF comes and goes dalam <7 hari, self terminating,
keduanya Persistent AF AF yang berlangsung >7 hari tanpa self terminating
Klasifikasi Long-standing persistent AF AF berkelanjutan berlangsung selama ≥1 tahun
- berdasarkan letak kelainannya : Permanent AF AF yang ditetapkan sebagai permanen oleh dokter, stop rhytm control
a. supraventricular arrhythmia ( SA node / AV node )
Manifestasi Klinis
b. ventricular arrhythmia ( bundle of his – purkinje fibers )
1. Palpitasi
- berdasarkan ritme jantungnya
2. Fatigue
a. bradyarrytmia (<60x/mm)
3. Dyspnea
b. takiarrythmia (>100x/mm)
4. Syncope
Diagnosis
1. Anamnesis : keluhan utama biasanya palpitasi dengan irregular heart beat
2. PE : Irregularly irregular pulse, HR ↑
3. Lab dan penunjang : Xray : cardiomegaly, EKG : atrial fibrillation
Differential Diagnosis
1. Sinus takikardia
2. Atrial flutter
Komplikasi
1. HF
2. Cardioemboli, oleh karena itu dihitung risikonya dengan CHA₂DS₂VASc score
Manajemen
1. Pencegahan cardioemboli : antikoagulan Warfarin
2. Obat antiarythmia
IA Procainamide III K channel blocker Amiodarone
Na channel
IB Lidocaine IV Ca channel blocker Verapamil
inhibitor
IC Profapenon Others Digoxin
II Beta blockers Propanolol
ATRIAL FIBRILLATION a. Rate control (>65 tahun) : digoxin (others antiarythmia, efek parasimpatik
Definisi b. Rhytm control (<65 tahun) : Amiodarone (kelas III, inhibisi kanal K, repolarisasi jadi lebih lama)
Ritme kacau dengan laju atrium yang sangat cepet ( 350-600x/menit) sehingga gelombang P yang berbeda tidak dapat 3. Electric cardioversi untuk persistent AF
dilihat EKG Prognosis
Epidemiologi Tergantung penyebab , beratnya gejala, dan respon terapi
 Jenis aritmia yang paling sering
 Pria > wanita
Faktor Risiko
Cardiovascular disease Non-cardiovascular disease
1. Hipertensi 1. Obesitas
2. CAD 2. DM
3. Valvular disease 3. Alkohol
Klasifikasi
Berdasar respon ventrikel
1. Rapid ventricular response (RVR) : >100 bpm
2. Normo ventricular response (NVR) : 60-100 bpm
3. Slow ventricular response (SVR) : <60 bpm
Berdasar etiologi :
1. Lone AF: Tanpa disertai structural cardiovascular disease lainnya, penyakit paru, atau abnormalitas anatomi jantung.
2. Secondary AF: AF yang terjadi akibat kondisi primer yang menjadi pemicu AF
3. Non valvular AF: AF yang tidak terkait dengan rheumatic heart disease
STAGE BLOOD PRESSURE ( JNC VII )
Category Systolic pressure Diastolic pressure 3.jenis hypertension lain
Normal < 120 and < 80 - hypertension pulmonal
Pre hypertension 120 – 139 or 80 – 89 - hypertensi pada saat kehamilan
Stage 1 hypertension 140 – 159 or 90 – 99
Kemudian dokter memberikan obat, namun tidak dimakan dengan benar dan tetap menkonsumsi tinggi garam sehingga
Stage 2 hypertension >= 160 or or >= 100
BP melonjak menjadi 230/140mmHg
Pada kasus kita pasien memiliki Bp 160/100 mmhg, sehingga termasuk hypertension stage II
HYPERTENSION HYPERTENSION CRISIS
Definisi Definisi
Tekanan darah sistolik 140 mmHg / lebih dan / atau tekanan darah diastolic 90mmHg / lebih pada orang yang tidak Tekanan darah meningkat sangat tinggi dan terjadi secara tiba tiba
menggunakan obat antihipertensi Klasifikasi ;
Epidemiologi
1. Hipertensi urgency
- 25,8% masyarakat Indonesia tahun 2013
Tekanan darah mencapai 180/120 mmHg / lebih tanpa ada kerusakan pada organ tubuh
- America : >65juta
2. Hypertensi emergency
- seiring bertambahnya usia ( 20 – 50 )
Malignant hypertensi tekanan darah mencapai 180/120 mmHg / lebih dengan kerusakan pada organ tubuh
Faktor resiko
Tidak dpt di ubah Dapat diubah HYPERTENSION HEART DISEASE
- Genetic - aktivitas fisik Definisi
- Usia - diet ( tinggi garam ) Penyakit jantung hipertensi yang merujuk kepada suatu keadaan yang merujuk kepada suatu keadaan yan disebabkan
- Jenis kelamin - obesitas peningkatan Bp yang berakibat pada kerusakan jantung :
- sleep apneu
- Heart failure
- diabetes
- Ishemic venricular hypertension
- merokok
- Left ventricular hyperyrophy
- stress
Type : 1. Berdasarkan penyebab Etiologi
a. Hipertensi primer / essensial ( 50% ) Hypertensi kronis kronis karena pengobatan yang tidak benar
Merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) Epidemiology
- Genetic : polymorphism gene for angiotensinogen synthse - wanita lebih tinggi dibanding ppria
- penemuan experiment : 1. Abnormalitas systemia, seperti jantung, pembuluh darah dan ginjal
- LVH 2,5-5% pada populasi dewasa
2. resistensi insulin, obesitas dan metabolic sindrom
b. Hipertensi sekunder / non essensial ( 5-10% ) Faktor resiko
Yang diketahui penyebabnya, seperti - genetic
1. Penyebab exogenous - usia
- Several medication, seperti oral contrasepsi ( meningkatkan aktivitas RAS )
- j.kelamin
- cyclosporin
- NSAID - gaya hidup
2. Penyebab ginjal - stress
- renal parenchymal disease - punya riwayat hipertensi namun pengobatan irregular
- renovascular hypertension
Manfes
- chronic renal disease
3. Penyebab mechamical - umumnya pada tahap awal tidak ada keluhan
- coarctation of the aorta - bila simptomatik makan biasanya disebabkan oleh
4. Penyebab endocrine  Peningkatan tekanan darah itu sendiri : palpitasi, pusing dan impoten
- pheochromocytoma  Penyakit jantung / hipertensi vascular : cepat cape, dypsneu, sakit dada ( iskemik myocard / diseksi aorta
- kelebihan hormone adrenocortical : primary aldosteronism, cishing syndrome ), bengkak kedua kaki dan perut
- abnormalitas hormone thyroid : hypertiroid  Penyakit dasar pada hipertensi sekunder ; palpitasi polyuria,
2. berdasarkan bentuk hypertension
- dyastolik hypertension
- hypertension campuran
- Systolic hypertension
HEART FAILIRE
Definisi
- ketidak mampuan jantung untuk memompa darah pada kecepatan yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan ( Forward Failure ), atau jika tekanan cardiac filling abnormal tinggi (
Backward Failur )
- sindrom klinis kompleks yang dihasilkan dari gangguan struktural dan fungsional pengisian ventrikel /
ejeksi darah ventrikel
Klasifikasi
- waktu : akut dan kronis
- fraction ejection : reduce / preseved
- letak : kana – kiri
- AHA
- NYHA : kapasitas struktural jantung fungsional
Etiologi
- sistolik dysfungtion : akibat abnormalitas pengosongan ventricel akibat gangguan kongenital /
peningkatan afterload
- diastole dysfungtion : abnormalitas diastol pada saat relaksasi / ventricular filling
ACUTE HEART FAILURE
Definisi
Kelainan struktur atau fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu untuk memompa darah.
Epidemiologi
Usia >65 tahun
>20jt orang didunia
Prevalensi tinggi akibat coronary arterial disease (CAD)
Etiologi & Faktor Risiko
Paling sering :
- disfungsi miocard acute ( iskemik, inflamasi / toksik )
- insufiensi katup jantung
- temponade pericordial

1. Gangguan kontraktilitas ventrikel


 Myocard infark
Manajemen
 Surgery untuk menutup VSD dan memperbaiki pulmonary stenosis.
 Oral propranolol dapat dilakukan untuk preventif hypoxic spell sambil menunggu waktu tepat untuk operasi
 Antibiotik profilaksis untuk mencegah terjadinya endocarditis.
Prognosis
 Advitam : adbonam
 Adfunctionam : dubia adbonam

ATRIAL SEPTAL DEFECT


Definisi
Abnormal opening pada septum interatrial yang menyebabkan komunikasi langsung antara LA dan RA.
Epidemiologi
 Insidensi 1 per 1500 kelahiran
 Most common site : ostium secundum.
Etiologi
Kegagalan dalam proses pembentukan septum
interatrial
Faktor Risiko
Ibu alkoholisme saat mengandung
Klasifikasi
1. Ostium secundum : akibat resorpsi yang berlebih
dari septum primum atau inadequate formation
dari septum secundum, atau keduanya.
2. Ostium primum : akibat gagalnya pertumbuhan
septum primum mencapai endocardial cushions.
3. Sinus venosus defect : akibat fusi abnormal antara sinus venosus dan atrium.
Manifestasi Klinis
Umumnya asymptomatic, namun dapat terdeteksi dari adanya murmur pada PE rutin. Jika symptomatic : dyspneu saat
aktivitas, fatigue, dan infeksi LRT berulang.
Diagnosis
1. Anamnesis : sesuai manfes jika symptomatic
2. PE : diastolic murmur di left lower sternal border (akibat volume overload yang melewati tricuspid valve) dan systolic
murmur di upper left sternal border (akibat volume overload yang melewati pulmonary valve)
3. Lab dan penunjang : chest x-ray : RA dan RV hypertrophy. EKG : LAD, RA dan RV hypertrophy. Echo : defek terlihat.
Differential Diagnosis
Acyanotic CHD lainnya : VSD, PDA, CPS, CAS.
Komplikasi
1. Pulmonary hypertension
2. Heart failure
3. Embolism
Manajemen
 Sebenarnya jika defect kecil bisa terjadi spontaneus closure
 Closure secara surgery maupun non surgery (catheter delivered closure device)
Prognosis
Adbonam

Faktor Risiko
1. Infeksi rubella pada ibu di trimester pertama
2. Prematuritas
Manifestasi Klinis
Small PDA : asymptomatic.
Moderate PDA : fatigue dan dyspneu.
Large PDA : muncul tanda-tanda heart failure : takipneu, poor feeding, infeksi LRT berulang.
Diagnosis
1. Anamnesis : sesuai manfes jika symptomatic
2. PE : continuous murmur dan jika terjadi eisenmenger syndrome bisa ditemukan cyanosis di ekstremitas bawah (akibat
shunt right ke left, darah yang deoxygenated terbawa ke ekstremitas bawah via duktus arteriosus
3. Lab dan penunjang : chest x-ray, echo. EKG : LA dan LV hypertrophy.
Differential Diagnosis
Acyanotic CHD lainnya : VSD, PDA, CPS, CAS
Komplikasi
1. Pulmonary hypertension
2. Eisenmenger syndrome (shuntnya jadi right
ke left akibat very high pressure di
pulmonary vascular)
Manajemen
 Inhibitor prostaglandin E2, contoh :
Indometachin (NSAID) agar terjadi
konstriksi duktus arteriosus
 Closure dengan surgical / ligation.
Prognosis
Adbonam (?)
ONGENITAL HEART DISEASE
Definisi
Abnormalitas pembentukan jantung  Cardiomyopati
Klasifikasi 3. Gangguan ventricular filling
Cyanotic Acyanotic  Gangguan katup
Gangguan yang menyebabkan shunting R→ L side, Gangguan yang menyebabkan shunting L→ R side 4. Afterload ↑
sehingga terjadi bypass paru, darah jadi poor O₂. karena chamber kanan jantung punya tekanan lebih ↑.  Uncontrolled hypertension
Contoh : Contoh : Klasifikasi
6. TOF (Tetralogy of Fallot) 9. ASD (Atrial Septal Defect) a. Berdasar lokasi : Left-sided & right-sided HF
7. TGA (Transposition of Great Artery) 10. VSD (Ventricular Septal Defect) b. Berdasar fungsi yang terkena : Systolic (EF ↓) & diastolic HF (EF normal)
11. PDA (Patent Ductus Arteriosus) c. Berdasar AHA :
12. CAS (Congenital Aortic Stenosis) Stage A Pasien dengan risiko terjadinya HF namun belum terjadi gangguan struktural jantung (contoh : pasien
13. CPS (Congenital Pulmonary Stenosis) CAD, hipertensi).
Stage B Pasien dengan gangguan struktural jantung namun belum ada symptom.
Stage C Pasien dengan gangguan struktural jantung dengan symptom.
Stage D Pasien dengan gangguan struktural jantung dan gejala refrakter, meskipun terapi medis maksimal,
TETRALOGY OF FALLOT
dan membutuhkan intervensi lanjutan (contoh : transplantasi jantung)
Definisi d. Berdasar NYHA :
Kumpulan congenital heart disease yang meliputi : subvalvular pulmonary stenosis, RV hypertrophy, VSD, overriding Class I Tidak ada activity limitation.
aorta. Class II Slight limitation. Dyspneu dan fatigue muncul saat aktivitas sedang, contoh : naik tangga secara cepat
Epidemiologi Class III Marked limitation. Dyspneu dan fatigue muncul saat aktivitas minim, contoh : naik tangga secara
 Terjadi 10% dari seluruh kasus CHD dan 50-70% dari seluruh kasus cyanotic CHD cepat
 Insidensi 5/10.000 kelahiran hidup. Class IV Severe limitation. Keluhan muncul meskipun saat istirahat.
Etiologi Manifestasi Klinis
1. Mikrodelesi pada kromosom 22 Left-sided HF
2. Gangguan proses pembentukan jantung. 1. Dyspneu 1. Pulmonary rales
Faktor Risiko 2. Orthopneu 2. S3 gallop (in systolic dysfunction)
1. Ibu > 40 tahun saat mengandung 3. Paroxysmal nocturnal dyspneu 3. S4 gallop (in diastolic dysfunction)
2. Orangtua ada yang TOF 4. Fatigue
Manifestasi Klinis Right-sided HF
 Cyanosis 1. Peripheral edema 1. JVP ↑
 Clubbing fingers akibat cyanosis yang 2. Nyeri di RUQ (right upper quadrant) 2. Hepatomegaly
berkepanjangan 3. Peripheral edema
 Dyspneu saat beraktivitas, berkurang Diagnosis
dengan jongkok 1. Anamnesis : keluhan utama sesuai penyakit yang mendasari, tapi muncul gejala HF kanan/kiri/keduanya.
 Gangguan tumbuh kembang 2. PE : ditegakkan sesuai Framingham criteria
Diagnosis Major Criteria Minor Criteria
1. Anamnesis : keluhan utama biasanya 1. Acute pulmonary edema 1. Bilateral ankle edema
cyanosis 2. BB loss >4,5 kg 2. Hepatomegaly
2. PE : nampak cyanotic, PR dan RR ↑, pada 3. Crackles >10cm diatas 3. Batuk pada malam ari
jantung terdapat murmur akibat adanya pulmonary stenosis, pada ekstremitas bisa didapat clubbing fingers akibat 4. Cardiomegaly pada x-ray 4. Dyspneu saat aktivitas
cyanosis yang berkepanjangan. 5. Central venous pressure >12 mmHg 5. Efusi pleura
3. Lab dan Penunjang : melalui chest x-ray, EKG, dan echo, dapat dikonfirmasi adanya 4 tanda TOF VSD, RV hypertrophy, 6. JVP distention 6. Takikardia >120 bpm
overriding aorta, pulmonary stenosis. 7. Orthopneu / PND
8. S3 gallop
Differential Diagnosis
9. LV dysfunction pada EKG
5. TGA (Transposition of Great Artery)
Ditegakkan jika ditemukan 2 mayor atau 1 mayor + 2 minor atau 3 minor
6. Eibstein anomaly (kelainan congenital pada katup trikuspid sehingga fungsi RV tidak maksimal. Ada cyanosis)
3. Lab dan penunjang : Chest X-Ray, EKG, Echo, BNP >100pg/mL
Komplikasi
5. Bacterial endocarditis

VENTRICULAR SEPTAL DEFECT


Definisi
Abnormal opening pada septum interaventricular
yang menyebabkan komunikasi langsung antara
LV dan RV.
Epidemiologi
 Insidensi 1-3 per 1000 kelahiran
 Most common site : membranous part (70%)
Etiologi
Kegagalan dalam proses pembentukan septum
interventricular
Faktor Risiko
Ibu alkoholisme saat mengandung
Klasifikasi
Berdasar lokasi : membranous dan muscular part.
Berdasar ukuran : kecil (<5 mm²), sedang (5-10 mm²), besar (>10 mm²)
Manifestasi Klinis
Jika defek kecil, biasanya asimptomatik. Namun pada defek yang besar biasanya muncul tanda-tanda heart failure :
takipneu, poor feeding, infeksi LRT berulang.
Diagnosis
1. Anamnesis : sesuai manfes jika symptomatic
2. PE : diastolic murmur di apex (akibat flow ↑ melewati mitral valve) dan holosystolic murmur di left sternal border
3. Lab dan penunjang : chest x-ray : pulmonary vascular marking ↑, cardiomegaly. EKG : LA, LV, dan RV hypertrophy.
Echo : defek terlihat, ukuran bisa diukur.
Differential Diagnosis
Acyanotic CHD lainnya : VSD, PDA, CPS, CAS.
Komplikasi
1. Pulmonary hypertension
2. Heart failure
3. Bacterial endocarditis
Manajemen
 Sebenarnya jika defect kecil bisa terjadi spontaneus closure
 Closure jika ada heart failure atau pulmonary hypertension
Prognosis
Umumnya adbonam

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS


Definisi
Kondisi gagalnya penutupan ductus arteriosus yang menghubungkan aorta dan pulmonary artery setelah lahir.
Epidemiologi
 Insidensi 1 per 5000 kelahiran
Etiologi
Kegagalan dalam proses penutupan duktus arteriosus setelah lahir.

CARDIOMYOPATHY
Definisi
Rangkaian gangguan otot jantung yang beragam yang menyebabkan dsifungsi mekanis dan / elektrik miokardium
Klasifikasi
1. Dilated Cardiomyopathy
Ruang ventrikel berdilatasi
Fungsi sistolik terganggu
2. Hypertrophic Cardiomyopathy
Dinding ventrikel menebal
Relaksasi diastolic abnormal, fungsi sistolik utuh
3. Restrictive Cardiomyopathy
Miokardium yang kaku (karena fibrosis)
Gangguan relaksasi diastolic, fungsi sistolik bisa normal atau mendekati normal
4. Other forms of Cardiomyopathy : Arrythmogenic LV Cardiomyopathy

DILATED CARDIOMYOPATHY
Definisi
Penyakit progresif dari otot jantung yang ditandai dengan pembesaran ruang ventrikel dan disfungsi kontraktil (sistolik)
Etiologi
1. Idiopathic
2. Familial (genetic)
3. Inflammatory
a. Infectious (especially viral)
b. Noninfectious (Peripartum cardiomyopathy : umumnya karena hypertensi semasa kehamilan, reversible namun
dapat terjadi pada kehamilan berikutnya)
4. Toxic : karena alkohol atau obat-obatan tertentu
5. Metabolic : Hypothyroidism
6. Neuromuscular : Muscular dystrophy
Manifestasi Klinis
 Tanda CO ↓ : ekstremitas dingin
 Crakles akibat pulmonary congestion
 Murmur akibat mitral regurgitation
 Jika berkembang menjadi right sided HF muncul tanda HF
Komplikasi
1. Thromboembolism
2. HF

HEART FAILURE
Definisi
Kelainan struktur atau fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu untuk memompa darah.
Epidemiologi
Usia >65 tahun
Laki-laki > perempuan
Prevalensi tinggi akibat coronary arterial disease (CAD)
Etiologi & Faktor Risiko
2. Gangguan kontraktilitas ventrikel
 Myocard infark

Differential Diagnosis
1. COPD
2. Renal failure
3. Peripheral venous disease
Komplikasi
1. Respiratory distress
2. Cardioemboli
3. Kematian
Manajemen
Nilai terlebih dahulu profil hemodinamik pasien dari adanya pulmonary congestion dan perfusi perifer :

A Optimalisasi oral therapy dan hemodynamic monitoring


B Diuretik dan vasodilator untuk menurunkan LV pressure
C Diuretik, vasodilator, dan inotropic
L Fluid challenge dan inotropic agent
Diuretik (furosemide) : eksresi air di renal ↑
Vasodilator (gol. Nitrat, ACE inhibitor, atau ARB) : afterload ↓
Inotropic agent (Digoxin, dobutamin) : kontraktilitas ↑
Prognosis
Dubia ad malam
Karena merupakan stage akhir dari cardiovascular disease, 45-60% meninggal setelah 5 tahun.
NYHA kelas IV paling buruk prognosisnya.

RHEUMATIC FEVER VALVULAR HEART DISEASE


Definisi Definisi
Penyakit inflamasi yang dapat berkembang 2-3 minggu setelah infeksi Streptococcous ß-Hemolitik Group A dan dapat Gangguan pada katup jantung yang mengganggu jantung dalam menjalankan fungsinya dalam memompa darah.
mengenai jantung, pembuluh darah, sendi, jaringan subkutan, dan CNS. Klasifikasi
Epidemiologi 9. Mitral stenosis 11. Tricuspid 13. Aortic 15. Pulmonary
 Usia 5-15 tahun, lebih banyak pada anak perempuan 10. Mitral stenosis stenosis stenosis
 Insidensi rendah pada musim panas karena kuman mati regurgitation 12. Tricuspid 14. Aortic 16. Pulmonary
 Banyak di area kumuh dan padat regurgitation regurgitation regurgitation
Etiologi Manajemen
Infeksi Streptococcous ß-Hemolitik Group A, contoh : faringitis, tonsilitis. Perbaikan valve atau valve replacement
Faktor Risiko
MITRAL STENOSIS
 Riwayat keluarga dengan Rheumatic Fever
 Tempat tinggal yang kumuh dan padat Definisi
Kegagalan katup mitral untuk terbuka maksimal yang menyebabkan penyempitan katup mitral (normal : 4-6 cm²)
Manifestasi Klinis dan Diagnosis
4. Anamnesis : riwayat infeksi SBHGA 2-3 minggu sebelumnya Etiologi
5. PE : ditegakkan sesuai Jones criteria 4. Rheumatic Fever
Major Criteria Minor Criteria 5. Congenital
6. Carditis (pancarditis, cardiomegaly, HF) 4. Riwayat RF atau RHD Klasifikasi
7. Polyarthritis (pada sendi besar dan berpindah-pindah) 5. Arthralgia Mild stenosis : 1-2,5 cm²
8. Chorea (gangguan basal ganglia : kaku, grimacing) 6. Demam Severe stenosis : < 1 cm²
9. Erythema Marginatum (lesi yang pale center dan red 7. LED ↑ Manifestasi Klinis
irregular margin) 8. CRP ↑ Dyspneu dan fatigue. Pada severe stenosis keluhan dirasakan pada saat istirahat juga.
10. Subcutaneous Nodules (nodul sebesar biji kacang 9. Leukositosis Diagnosis
dan painless) 10. Interval P-R ↑ Auskultasi : opening snap
Ditegakkan jika ditemukan 2 mayor atau 1 mayor + 2 minor dengan bukti adanya infeksi SBHGA (ASTO ↑ atau kultur EKG & Chest x-ray : LAE, tanda pulmonary congestion seperti kerley B-lines
tenggorok +) Echo : dapat dilihat mitral valve area, mitral score, dan mitral gradient yang menurun.
6. Lab dan penunjang : Chest X-Ray, EKG, Echo
Differential Diagnosis MITRAL REGURGITATION
Rheumatoid arthritis Definisi
Komplikasi Inkompetensi katup mitral sehingga terjadi aliran darah balik menuju atrium kiri
1. RHD Etiologi
2. Valvular heart disease terutama mitral stenosis 1. Abnormalitas struktur katup : fibrous ring, leaflet, chorda tendinae, papillary muscle
Manajemen 2. LVH
1. Eradikasi streptococcus : antibiotik (Penicillin) Manifestasi Klinis
2. Anti inflamatory : Aspirin / predinisolone Dyspneu, gejala right sided HF
3. Supportive management & manajemen komplikasi : bedrest, jika ada HF berikan obat HF
Diagnosis
4. Prevention of reccurent attack : penicillin 2x1 selama 5 tahun jika tidak ada gangguan jantung, 10 tahun jika ada
Auskultasi : Murmur pada apex, S3 gallop
gangguan valve jantung ringan, seumur hidup jika gangguan valve berat.
EKG & Chest x-ray : LAE, tanda pulmonary congestion seperti kerley B-lines
Prognosis
Jika tidak diobati dapat bertahan hingga 12 minggu dan dapat berkembang menjadi RHD
TRICUSPID REGURGITATION
Etiologi
RHEUMATIC HEART DISEASE 1. Abnormalitas struktur katup : fibrous ring, leaflet, chorda tendinae, papillary muscle
Definisi 2. RVH
Komplikasi dari rheumatic fever yang merupakan reaksi hipersensitivitas tipe 3 dan sering melibatkan katup jantung. Manifestasi Klinis
Ketika terjadi infeksi Streptococcus, Streptococcus memproduksi protein M. IgG diproduksi untuk menyerang protein M, Dyspneu, gejala right sided HF
namun IgG juga dapat menyerang sel jantung yang memiliki molekul yang mirip dengan protein M (mimikri) sehingga
Diagnosis
terjadi kerusakan pada katup jantung (Valvular Heart Disease)
Auskultasi : Murmur pada left lower sternal border, S3 gallop

ISCHEMIC HEART DISEASE / CORONARY ARTERY DISEASE


Definisi ACUTE CORONARY SYNDROME
Kondisi obstruksi dari satu atau lebih coronary artery yang menyebabkan ketidakseimbangan antara myocardial supply
Definisi
and demand
Kondisi yang mengancam jiwa, yang membentuk suatu perjalanan penyakit dari unstable angina → NSTEMI → STEMI.
Etiologi
Klasifikasi
3. Atherosclerotic
Berdasar lokasi dan derajat oklusi :
4. Non-Atherosclerotic : congenital abnormality of coronary artery, emboli of coronary artery
3. Unstable angina dan NSTEMI : Subendocardium, 1/3 -1/2 ketebalan dinding jantung, akibat partial obstruction
Faktor Risiko 4. STEMI : Transmural, seluruh lapisan dinding jantung, akibat total obstruction.
Modifiable Non modifiable Diagnosis
5. Dislipidemia 4. Usia 4. Unstable angina dan NSTEMI
6. Hipertensi 5. Genetik Lab dan penunjang : EKG : ST depresi, T wave inversi. UA : Troponin normal, NSTEMI : Troponin ↑
7. Merokok 6. Jenis kelamin 5. STEMI
8. DM Lab dan penunjang : EKG : ST elevasi. Troponin ↑
Klasifikasi

STEMI
Definisi
Kematian jaringan otot jantung yang irreversible dan ditandai dengan perubahan pada EKG berupa ST elevasi.
Epidemiologi
 Insidensi tinggi
 Mortalitas selama 1 tahun 7-18%
Manifestasi Klinis
3. Asymptomatic (Silent myocardial ischemic) Etiologi
4. Angina pectoris: sensasi tidak nyaman pada dada atau chest pain yang diakibatkan oleh myocardial ischemia, dapat Umumnya karena atherosklerosis
menjalar ke jaw dan arm.
Manifestasi Klinis
Tipe-tipe :
7. Chest pain yang menjalar ke jaw dan arm
d. Stable angina
8. Diaphoresis, kulit lembab dan dingin
Terjadi saat aktivitas fisik yang meningkat, akibat
9. Mual, muntah, lemah
penyempitan pembuluh darah karena adanya
10. Mild fever
plaque dan vasokonstriksi
11. S4 gallop dan systolic murmur (jika ada MR)
e. Unstable angina
12. Pulmonary rales dan JVP ↑ (jika ada HF)
Terjadi bahkan saat istirahat, akibat plaque
rupture dan terjadi pembentukan thrombus Diagnosis
serta vasokonstriksi. 4. Anamnesis : keluhan utama biasanya chest pain
f. Variant angina 5. PE sesuai manfes
Tidak ada plaque, namun terjadi vasospasm. 6. Lab dan Penunjang : EKG : ST elevation. Cardiac marker : troponin / CKMB ↑
5. Disertai heart failure

Differential Diagnosis
4. NSTEMI
Komplikasi 5. Perikarditis akut
4. Heart Failure
5. Syok cardiogenic
6. Aritmia
Manajemen
Symptom <12 jam :
Terapi reperfusi dengan
3. Fibrinolytic → door to needle time.
4. PCI (Percutaneous Coronary Intervention) → door to balloon.
Kombinasi antiplatelet (Aspirin & Clopidogrel), terutama setelah PCI, untuk mencegah komplikasi trombotik.
Symptom >12 jam :
6. Antiplatelet (Aspirin)
7. Antikoagulan (Heparin)
8. ß-blockers (Bisoprolol)
9. Nitrat (Nitroglycerin)
10. Terapi lain sesuai indikasi : oxygen, ACE inhibitor, dyslipidemic agent, dll.
Prognosis
Killip Score untuk risiko mortalitas 30 hari:
Killip I Tidak terdapat tanda HF. 6%
Killip II Terdapat HF ditandai dengan S3 dan ronkhi basah pada setengah lapangan paru. 17%
Killip III Terdapat edema paru diandai dengan ronkhi basah pada seluruh lapangan paru. 38%
Killip IV Terdapat syok kardiogenik ditandai oleh systolik BP <90 mmHg dan hipoperfusi jaringan. 81%
TIMI Score for STEMI untuk risiko mortalitas 30 hari pada pasien yang dimanajemen dengan trombolitik agent :
Usia 65-74 tahun 2 poin
Usia ≥ 75 tahun 3 poin
Diabetes, hipertensi, atau angina 1 poin
Systolic BP <100 mmHg 3 poin
HR > 100 2 poin
Killip II-IV 2 poin
BB < 67 kg 1 poin
Anterior ST elevation atau LBBB 1 poin
Time to treatment >4 jam 1 poin
CRUSADE Bleeding Score untuk menilai risiko bleeding events
Berdasar :
9. Kadar Ht 13. DM
10. Systolic Blood 14. Prior vascular disease
Pressure 15. Tanda HF
11. Creatinine clearance 16. Jenis kelamin
12. HR Perempuan

HYPERTENSIVE HEART DISEASE Faktor Risiko


Cardiovascular disease Non-cardiovascular disease
Definisi
4. Hipertensi 4. Obesitas
Kondisi medis yang disebabkan oleh hipertensi yang berkepanjangan dan tidak terkendali, yang dapat mengubah
5. CAD 5. DM
struktur myocard, pembuluh darah koroner, dan sistem konduksi jantung.
6. Valvular disease 6. Alkohol
Klasifikasi
1. Left ventricular hypertrophy (LVH) Klasifikasi
Merupakan mekanisme kompensasi dari meningkatnya afterload. Berdasar respon ventrikel
2. Congestive Heart Failure (CHF) 4. Rapid ventricular response (RVR) : >100 bpm
Kompensasi gagal, sehingga terjadi disfungsi systolik dan diastolik. 5. Normo ventricular response (NVR) : 60-100 bpm
3. Coronary Artery Disease (CAD) 6. Slow ventricular response (SVR) : <60 bpm
Hipertensi merupakan faktor risiko dari atherosklerosis. Berdasar etiologi :
4. Arrythmia, terutama Atrial Fibrillation 4. Lone AF: Tanpa disertai structural cardiovascular disease lainnya, penyakit paru, atau abnormalitas anatomi jantung.
5. Secondary AF: AF yang terjadi akibat kondisi primer yang menjadi pemicu AF
6. Non valvular AF: AF yang tidak terkait dengan rheumatic heart disease
ARRYTHMIA Berdasar AHA
Definisi First Diagnosed AF AF belum terdiagnosa sebelumnya
Kondisi medis yang disebabkan oleh hipertensi yang berkepanjangan dan tidak terkendali, yang dapat mengubah Paroxysmal AF AF comes and goes dalam <7 hari, self terminating,
struktur myocard, pembuluh darah koroner, dan sistem konduksi jantung. Persistent AF AF yang berlangsung >7 hari tanpa self terminating
Etiologi Long-standing persistent AF AF berkelanjutan berlangsung selama ≥1 tahun
1. Gangguan pembentukan impuls Permanent AF AF yang ditetapkan sebagai permanen oleh dokter, stop rhytm control
2. Gangguan penghantaran impuls
Manifestasi Klinis
Klasifikasi 5. Palpitasi
6. Fatigue
7. Dyspnea
8. Syncope
Diagnosis
4. Anamnesis : keluhan utama biasanya palpitasi dengan irregular heart beat
5. PE : Irregularly irregular pulse, HR ↑
6. Lab dan penunjang : Xray : cardiomegaly, EKG : atrial fibrillation
Differential Diagnosis
3. Sinus takikardia
4. Atrial flutter
Komplikasi
3. HF
4. Cardioemboli, oleh karena itu dihitung risikonya dengan CHA₂DS₂VASc score
Manajemen
4. Pencegahan cardioemboli : antikoagulan Warfarin
5. Obat antiarythmia
IA Procainamide III K channel inhibitor Amiodarone
Na channel
IB Lidocaine IV Ca channel inhibitor Verapamil
inhibitor
IC Profapenon Others Digoxin
ATRIAL FIBRILLATION
II Beta blockers Propanolol
Definisi c. Rate control (>65 tahun) : digoxin (others antiarythmia, efek parasimpatik
Aritmia supraventricular yang dikarakteristikan oleh fibrilasi pada elektrokardiografi dan irregularly irregular ventricular d. Rhytm control (<65 tahun) : Amiodarone (kelas III, inhibisi kanal K, repolarisasi jadi lebih lama)
rhytm. 6. Electric cardioversi untuk persistent AF
Epidemiologi
Prognosis
 Jenis aritmia yang paling sering
Tergantung penyebab , beratnya gejala, dan respon terapi
 Pria > wanita

5. Lower Ekstremitas Edema


PULMONARY HYPERTENSION 6. Sianosis
Definisi 7. Carvallo’s Sign
Kondisi peningkatan BP pada pulmonary artery > 25 mmHg at rest dan >30 mmHg with exercise Diagnosis
Epidemiologi 1. Anamnesis
 Penyebab palin umum PH adalah lung disease (ex: COPD). 2. PE : Clubbing finger, JVP↑, edema pada lower extremity, Murmur jika sudah terjadi tricuspid regurgitation,
 Diperkirakan 30.000 orang meninggal setiap tahun. cardiomegaly
3. Lab :
Etiologi & Klasifikasi X-Ray : RV enlargement, pada paru terdapat infiltrasi, peripheral vascular marking ↑, enlarged central pulmo artery
Menurut WHO : EKG : RAD, RVH,
1. Pulmonary arterial hypertension (PAH) Echo : RVH, Tricuspid regurgitation
2. Pulmonary Hypertension due to Left Heart Disease
Differential Diagnosis
3. Pulmonary hypertension due to Lung Disease and/or hypoxemia 1. CHF
4. Pulmonary hypertension due to Chronic Thromboembolic 2. Pulmonary vein hypertension
5. Pulmonary hypertension with unclear multifactorial mechanism 3. Pericarditis
Pada pasien kita yang no 3 Komplikasi
Karena didasari oleh penyakit Acute exacerbation of COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease) dengan faktor 1. HF
risiko perokok berat sejak muda. 2. Shock
Penyakit ini menyebabkan productive cough dan keadaan emfisema dimana udara terperangkap di dalam paru, 3. Death
sehingga menimbulkan manfes hyperinflated chest, crackles, wheezing, pulmonary hyperaeration, ICS melebar, Manajemen
diafragma mendatar. 1. Obati penyakit pencetusnya, contoh : COPD
Manifestasi Klinis Terapi oksigen
1. Dyspneu 5. Palpitation Salbutamol (ß-blockers) → relaksasi otot polos sehingga sebagai bronkodilator
2. Fatigue 6. Orthopneu Ipratropium bromide (Anti cholinergic) → kontraktilitas otot polos ↓ sehingga sebagai bronkodilator
3. Dizziness 7. Cough Antibiotik
4. Syncope 8. Hoarseness 2. Obati kondisi hipertensi pulmonal
Vasodilator
Low salt diet
COR PULMONALE 3. Obati jika ada gejala HF
Definisi Furosemide (diuretik)
Pembesaran ventrikel kanan akibat penyakit paru, atau sirkulasi paru, yang kadang disertai dengan Right sided HF. 4. Controlled breathing pattern untuk memperbaiki ventilasi, contohnya dengan teknik pursed lips breathing
Epidemiologi 5. Coughing exercise untuk mengeluarkan lendir, contohnya dengan teknik huff coughing
 20% pasien heart failure dirumah sakit disebabkan oleh cor pulmonal. Prognosis
 >50% pasien dengan penyakit COPD menderita cor pulmonal Bergantung penyakit yang mendasarinya.
Pasien dengan COPD dengan cor pulmonale memiliki kemungkinan 30% bertahan hidup 5 tahun.
Etiologi dan Faktor Risiko
Respon terhadap perubahan akut atau kronis pada pembuluh darah pulmonal dan/atau parenkim paru yang
menyebabkan hipertensi pulmonal.
1. Hypoxemic vasocontriction : COPD, chronic bronchitis
2. Occlusion pada pulmonary vascular : Tromboembolic disease
3. Parenkimal disease : COPD, chronic bronchitis
Klasifikasi
1. Acute Cor Pulmonale
2. Chronic Cor Pulmonale
Manifestasi Klinis
1. Dyspnea
2. Tachypnea
3. Peningkatan JVP
4. Hepatomegaly

PERIPHERAL VASCULAR DISEASE Manifestasi Klinis


Bisa asymptomatic maupun symptomatic :
Definisi
1. Calf discomfort terutama saat berdiri atau berjalan
Penyakit yang mengenai arteri, vena, dan limfatik.
2. Unilateral leg swelling
Klasifikasi 3. Localized warmth, erythema, tenderness
Diagnosis
1. Anamnesis : keluhan utama biasanya unilateral leg swelling
2. PE : Well’s Criteria
1 Paralysis, paresis, or recent orthopedic casting of lower extremity 1 point
2 Recently bedridden (more than 3 days) or major surgery within past 4 weeks 1 point
3 Localized tenderness in deep venous system 1 point
4 Swelling of entire leg 1 point
5 Calf swelling 3 cm greater than other leg (measured 10 cm below the tibial tuberosity) 1 point
6 Pitting edema greater in symptomatic leg 1 point
7 Collateral non varicose superficial veins 1 point
8 Active cancer or cancer treated within 6 months 1 point
9 Alternative diagnosis more likely than DVT (Baker’s cyst, Cellulitis, Muscle damage, Superficial
Venous Thrombosis, Post Phlebitic Syndrome, Inguinal Lymphadenopaty, External Venous -2 points
Pada penyakit arteri, manifestasi yang akan muncul adalah tanda-tanda tidak tervascarisasi yaitu claudication (nyeri Compression)
saat bergerak pada area yang terkena) atau 6P : Pain, pallor, paralysis, paresthesia, poikilotermia, pulselessness. 9 kriteria : 8 kriteria bernilai 1 point, 1 kriteria bernilai -2 point. Interpretasi :
Pada penyakit vena, manifestasi yang akan muncul adalah utamanya leg swelling dan kebiruan. High probability of DVT : 3-8.
Moderate probability of DVT : 1-2
VENOUS DISEASE Low probability of DVT : (-2)-0
3. Lab dan Penunjang : D-Dimer (produk degradasi fibrin) ↑, USG (Non invasive) dan Venography (invasive) untuk
1. Varicose vein
melihat adanya obstruksi
2. Chronic venous insufficiency
3. Venous thromboembolism : DVT, pulmonary embolism, Superficial thrombophlebitis Differential Diagnosis
1. Muscle damage
2. Superficial thrombophlebitis
DEEP VEIN THROMBOSIS Komplikasi
Definisi 1. Pulmonary Embolism
Pembentukan thrombus (bekuan darah) pada vena dalam. 2. Post Phlebitic Syndrome
Epidemiologi Manajemen
 Sering terjadi di vena area betis 1. Antikoagulan : Heparin, Warfarin
 Insidensi 1 per 1000 orang 2. Catheter based thrombolysis
 Biasanya pada usia >40 tahun, perempuan lebih berisiko 3. Elevasi kaki untuk mengurangi edema dan tenderness
Etiologi dan Faktor Risiko 4. Compression stocking
Kondisi Trias Virchow : Prognosis
1 Statis of blood flow  Prolonged inactivity, contoh : setelah surgery, prolonged travel Umumnya dubia adbonam, kecuali sudah terjadi komplikasi pulmonary embolism.
 Immobilisasi ekstremitas, contoh : bone fracture
 Heart failure
2 Hypercoaguability  Penyakit gangguan koagulasi
 Neoplasma (sel kanker menghasilkan thrombogenic factor)
 Kehamilan & kontrasepsi oral (circulartory estrogen meningkat)
3 Vascular damage  Instrumen medis
 Trauma

PERIPHERAL VASCULAR DISEASE Klasifikasi


Kategori Sensory loss Muscle weakness Doppler Arteri Doppler Vena
Definisi
I Viable - - Audible Audible
Penyakit yang mengenai arteri, vena, dan limfatik.
IIa Marginally threatened Minimal (jari kaki) - Inaudible Audible
Klasifikasi IIb Immediately threatened Lebih dari jari kaki Mild-moderate Inaudible Audible
III Irreversible Luas Paralysis Inaudible Inaudible
Manifestasi Klinis
6P : Pain, pallor, paralysis, paresthesia, poikilotermia, pulselessness.
Diagnosis
4. Anamnesis : keluhan utama biasanya nyeri ekstremitas bawah unilateral terutama saat berjalan.
5. PE, Lab dan Penunjang sesuai klasifikasi di atas.
Differential Diagnosis
1. Muscle damage
2. Buerger disease
Komplikasi
1. Limb loss
2. Death
3. Compartment syndrome
Pada penyakit arteri, manifestasi yang akan muncul adalah tanda-tanda tidak tervascarisasi yaitu claudication (nyeri
saat bergerak pada area yang terkena) atau 6P : Pain, pallor, paralysis, paresthesia, poikilotermia, pulselessness. Manajemen
Pada penyakit vena, manifestasi yang akan muncul adalah utamanya leg swelling dan kebiruan. Analgesik
I Revascularization (urgent) dan antikoagulan (contoh : heparin)
IIa dan IIb Revascularization (emergency) dan antikoagulan (contoh : heparin)
PERIPHERAL ARTERY DISEASE III Amputasi
1. Peripheral atherosklerotic vascular disease Prognosis
2. Acute arterial occlusion : cardiac origin, aortic origin, venous origin. Pasien kita : cardiac origin → cardiomyopati. Tergantung derajat ALI dan manajemennya.
3. Vasculitic syndromes

ACUTE LIMB ISCHEMIA


Definisi
Kondisi acute arterial oclussion yang mendadak dan menyebabkan penurunan blood flow ke kaki.
Epidemiologi
 Laki-laki > Wanita
 Insidensi 14 per 100.000 orang
Etiologi
1. Emboli (Cardiac origin, aortic origin, venous origin)
2. Thrombus
3. Trauma
Faktor Risiko
1. Merokok
2. DM
3. Hipertensi
4. Cardiomyopati, atrial fibrillation

Anda mungkin juga menyukai

  • ANALISIS NOVEL (Fadhila Izmiati Aksani) (XII Mipa 2)
    ANALISIS NOVEL (Fadhila Izmiati Aksani) (XII Mipa 2)
    Dokumen5 halaman
    ANALISIS NOVEL (Fadhila Izmiati Aksani) (XII Mipa 2)
    Annisa Alifia Aksani
    Belum ada peringkat
  • RTD 17 18
    RTD 17 18
    Dokumen6 halaman
    RTD 17 18
    Annisa Alifia Aksani
    Belum ada peringkat
  • Status Pasien
    Status Pasien
    Dokumen2 halaman
    Status Pasien
    Annisa Alifia Aksani
    Belum ada peringkat
  • Agama
    Agama
    Dokumen1 halaman
    Agama
    Annisa Alifia Aksani
    Belum ada peringkat
  • 7 Jump Case 4
    7 Jump Case 4
    Dokumen3 halaman
    7 Jump Case 4
    Annisa Alifia Aksani
    Belum ada peringkat
  • Skripsiiiii
    Skripsiiiii
    Dokumen31 halaman
    Skripsiiiii
    Annisa Alifia Aksani
    Belum ada peringkat
  • Patmek
    Patmek
    Dokumen1 halaman
    Patmek
    Annisa Alifia Aksani
    Belum ada peringkat
  • Materi
    Materi
    Dokumen40 halaman
    Materi
    Annisa Alifia Aksani
    Belum ada peringkat
  • Peptic Ulcer Disease
    Peptic Ulcer Disease
    Dokumen35 halaman
    Peptic Ulcer Disease
    Pancapius
    Belum ada peringkat
  • Agama
    Agama
    Dokumen1 halaman
    Agama
    Annisa Alifia Aksani
    Belum ada peringkat
  • Soal Uas - PHCM3
    Soal Uas - PHCM3
    Dokumen21 halaman
    Soal Uas - PHCM3
    Annisa Alifia Aksani
    Belum ada peringkat
  • Lab Dms Rangkuman Prita
    Lab Dms Rangkuman Prita
    Dokumen7 halaman
    Lab Dms Rangkuman Prita
    Annisa Alifia Aksani
    Belum ada peringkat
  • 8 Urinalisa
    8 Urinalisa
    Dokumen19 halaman
    8 Urinalisa
    Annisa Alifia Aksani
    Belum ada peringkat
  • Contoh 7jump
    Contoh 7jump
    Dokumen2 halaman
    Contoh 7jump
    Annisa Alifia Aksani
    Belum ada peringkat
  • Cover Casehernia
    Cover Casehernia
    Dokumen3 halaman
    Cover Casehernia
    Annisa Alifia Aksani
    Belum ada peringkat
  • A
    A
    Dokumen2 halaman
    A
    Annisa Alifia Aksani
    Belum ada peringkat
  • Materi SGPT Sgot
    Materi SGPT Sgot
    Dokumen2 halaman
    Materi SGPT Sgot
    Merdin
    Belum ada peringkat
  • Weww
    Weww
    Dokumen6 halaman
    Weww
    Annisa Alifia Aksani
    Belum ada peringkat
  • Croup DAN Manajemen LT
    Croup DAN Manajemen LT
    Dokumen4 halaman
    Croup DAN Manajemen LT
    Annisa Alifia Aksani
    Belum ada peringkat
  • Akut Eppiglottitis
    Akut Eppiglottitis
    Dokumen8 halaman
    Akut Eppiglottitis
    Muhammad Iqbal Purwana
    Belum ada peringkat