SMART SOLUTION UN MATEMATIKA SMA 2014 (Full Version - Free Edition) PDF
SMART SOLUTION UN MATEMATIKA SMA 2014 (Full Version - Free Edition) PDF
SMART SOLUTION UN MATEMATIKA SMA 2014 (Full Version - Free Edition) PDF
UJIAN NASIONAL
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Disusun Sesuai Indikator Kisi-Kisi UN 2014
Matematika SMA
(Program Studi IPA)
Disusun oleh :
Pak Anang
SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT
UN Matematika SMA Program IPA
Per Indikator Kisi-Kisi UN 2014
By Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Implikasi
Kesetaraan Implikasi
𝑝 ⇒ 𝑞 ≡ ~𝑝 ∨ 𝑞 ≡ ~𝑞 ⇒ ~𝑝
Penarikan Kesimpulan
Selesai
Keterangan:
Warning!! Jika terdapat pernyataan majemuk selain implikasi, maka ubah dulu menggunakan konsep
kesetaraan implikasi.
Silogisme
Penarikan kesimpulan menggunakan Silogisme adalah penarikan kesimpulan dari dua premis yang harus
berupa implikasi. Hasil dari penarikan kesimpulan adalah implikasi dan bentuk setara yang lain.
Contoh:
Premis 1 : Jika cuaca hujan maka Agus pakai payung.
Premis 2 : Jika Agus pakai payung maka Agus tidak basah.
Kesimpulan : Jika cuaca hujan maka Agus tidak basah.
= Cuaca tidak hujan atau Agus tidak basah.
= Jika Agus basah maka cuaca tidak hujan.
Ingkaran
Ubah operator dan pernyataan “dan tidak” Ubah kuantor dan pernyataan
Selesai
Keterangan:
“Dan, Atau”
Pola ingkaran dari pernyataan majemuk konjungsi dan disjungsi adalah sama, yaitu tukarkan operator
dan ingkarkan semua pernyataannya.
Contoh:
Ingkaran dari Saya makan mie dan dia membeli baju
adalah: Saya tidak makan mie atau dia tidak membeli baju
“Jika Maka”
Pola ingkaran dari pernyataan majemuk implikasi adalah “dan tidak”.
Contoh:
Ingkaran dari Jika saya lulus ujian maka ayah memberi hadiah
“Semua, Ada”
Pola ingkaran dari pernyataan berkuantor adalah sama, yaitu tukarkan operator kuantornya dan
ingkarkan pernyataannya.
Contoh:
Ingkaran dari Semua siswa ikut upacara bendera pada hari Senin.
adalah: Ada siswa tidak ikut upacara bendera pada hari Senin
2. Ingkaran pernyataan “Jika semua anggota keluarga pergi, maka semua pintu rumah dikunci rapat ” adalah
.... ∼ [(∀𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎, 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑖) ⇒ (∀𝑝𝑖𝑛𝑡𝑢, 𝑑𝑖𝑘𝑢𝑛𝑐𝑖)] ≡ (∀𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎, 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑖) ∧ (∃𝑝𝑖𝑛𝑡𝑢, ∼ 𝑑𝑖𝑘𝑢𝑛𝑐𝑖)
A. Jika ada anggota rumah yang tidak pergi maka ada pintu rumah yang tidak dikunci rapat.
B. Jika ada pintu rumah yang tidak dikunci rapat maka ada anggota keluarga yang tidak pergi.
C. Jika semua pintu rumah ditutup rapat maka semua anggota keluarga pergi.
D. Semua anggota keluarga pergi dan ada pintu rumah yang tidak dikunci rapat.
E. Semua pintu rumah tidak dikunci rapat dan ada anggota keluarga yang tidak pergi.
4. Ingkaran pernyataan “Jika semua mahasiswa berdemonstrasi maka lalu lintas macet” adalah ....
A. Mahasiswa berdemonstrasi atau lalu lintas macet.
B. Mahasiswa berdemonstrasi dan lalu lintas macet.
C. Semua mahasiswa berdemonstrasi dan lalu lintas tidak macet.
D. Ada mahasiswa berdemonstrasi.
E. Lalu lintas tidak macet.
∼ [(∀𝑚𝑎ℎ𝑎𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎, 𝑑𝑒𝑚𝑜) ⇒ 𝑚𝑎𝑐𝑒𝑡] ≡ (∀𝑚𝑎ℎ𝑎𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎, 𝑑𝑒𝑚𝑜) ∧ ∼ 𝑚𝑎𝑐𝑒𝑡
5. Diketahui premis-premis sebagai berikut:
Premis I : “Jika Cecep lulus ujian maka saya diajak ke Bandung.”
Premis II : “Jika saya diajak ke Bandung maka saya pergi ke Lembang.”
6. Negasi dari pernyataan: “Jika semua siswa SMA mematuhi disiplin sekolah maka Roy siswa teladan”,
adalah ... ∼ [(∀𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎, 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑡𝑢ℎ𝑖) ⇒ 𝑡𝑒𝑙𝑎𝑑𝑎𝑛] ≡ (∀𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎, 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑡𝑢ℎ𝑖) ∧ ∼ 𝑡𝑒𝑙𝑎𝑑𝑎𝑛
A. Semua siswa SMA mematuhi disiplin sekolah dan Roy bukan siswa teladan.
B. Semua siswa SMA mematuhi disiplin sekolah dan Roy siswa teladan.
C. Ada siswa SMA mematuhi disiplin sekolah dan Roy bukan siswa teladan.
D. Ada siswa SMA mematuhi disiplin sekolah atau Roy siswa teladan.
E. Jika siswa SMA disiplin maka Roy siswa teladan.
Definisi Sifat
𝑎𝑛 = ⏟
𝑎 ×𝑎 ×…×𝑎 “Bilangan Pokok Sama” “Kurung”
𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
Pangkat Pecahan
Definisi Sifat
“Invers Pangkat” “Bentuk Akar Sama” “Kurung”
𝑚 𝑛
𝑛 𝑛
𝑎 = 𝑏 ⇔ √𝑎 = 𝑏 √ √𝑎 = 𝑚×𝑛√𝑎
𝑛 𝑛 𝑛
𝑝 √𝑎 + 𝑞 √𝑎 = (𝑝 + 𝑞) √𝑎 𝑛 𝑛
√𝑎𝑏 = √𝑎 × √𝑏
𝑛
"Pangkat Pecahan" 𝑛 𝑛 𝑛
𝑝 √𝑎 − 𝑞 √𝑎 = (𝑝 − 𝑞) √𝑎 𝑛 𝑎
𝑛
√𝑎
𝑛 1 √𝑏 = 𝑛 ;𝑏 ≠ 0
√𝑎 = 𝑎 𝑛 √𝑏
𝑎 𝑎 √𝑏
= ×
√𝑏 √𝑏 √𝑏
𝑎 𝑎 √𝑏−√𝑐
= ×
√𝑏+√𝑐 √𝑏+√𝑐 √𝑏−√𝑐
Definisi Sifat
𝑎𝑏 = 𝑐 ⇔ 𝑎 log 𝑐 = 𝑏 "Penjumlahan Pengurangan" "Perbandingan"
𝑎 𝑐 log 𝑏
Sehingga diperoleh: log(𝑏𝑐) = 𝑎 log 𝑏 + 𝑎 log 𝑐 𝑎
log 𝑏 = 𝑐 =𝑏
1
log 𝑎 log 𝑎
𝑎0 = 1 ⇔ 𝑎 log 1 = 0 𝑎 𝑏
log ( 𝑐 ) = 𝑎 log 𝑏 − 𝑎 log 𝑐 𝑎
log 𝑏 = 𝑎 log 𝑐 ⋅ 𝑐 log 𝑏
𝑎1 = 𝑎 ⇔ 𝑎 log 𝑎 = 1 𝑎 𝑛 𝑎
log 𝑏 = 𝑛 ⋅ log 𝑏 𝑎𝑚 𝑛
𝑎 = 𝑎𝑛 ⇔ 𝑎 log 𝑎𝑛 = 𝑛
𝑛 log 𝑏 𝑛 = 𝑚 ⋅ 𝑎 log 𝑏
𝑎 𝑎 log 𝑏
log 𝑏 = 𝑎 log 𝑏 ⇔ 𝑎 =𝑏
Contoh: Contoh:
Tentukan bentuk sederhana dari: Tentukan bentuk sederhana dari:
5 5 24𝑎−7 𝑏 −2 𝑐1
212 ⋅ 126 = ….
3 1 = …. 6𝑎−2 𝑏−3 𝑐 −6
84 ⋅ 63
Penyelesaian:
Penyelesaian: 24𝑎−7 𝑏 −2 𝑐1
5 5 5 5 = 8 ⋅ 𝑎−7−(−2) ⋅ 𝑏 −2−(−3) ⋅ 𝑐1−(−6)
212 ⋅ 126 212 ⋅ (22 ⋅ 3)6 6𝑎−2 𝑏−3 𝑐 −6
3 1
= 3 1 = 8𝑎−5 𝑏𝑐 7
84 ⋅ 63 (23 )4 ⋅ (2 ⋅ 3)3 8𝑏𝑐 7
5 5 5 = 5
212 ⋅ 23 ⋅ 36 𝑎
= 9 1 1
24 ⋅ 23 ⋅ 33
5 5 9 1 5 1
= 212+3−4−3 ⋅ 36−3
1 1
= 2− 2 ⋅ 32
1
32
= 1
22
1
3 2
=( )
2
Penyelesaian:
√5 + √24 = √5 + √4√6 = √5 + 𝟐√6 = √(3 + 2) + 2√3 ∙ 2 = √3 + √2
Contoh:
Bentuk sederhana dari
3√3 + √7
√7 − 2√3
adalah ….
Penyelesaian:
3√3 + √7 3√3 + √7 √7 + 2√3 3√21 + 18 + 7 + 2√21 25 + 5√21
= × = = = −5 − √21
√7 − 2√3 √7 − 2√3 √7 + 2√3 7 − 12 −5
Logaritma
Menyederhanakan bentuk logaritma
Gunakan definisi dan sifat logaritma untuk menyederhanakan logaritma.
Contoh:
5 ∙ 2 log 3 + 2 log 5 − 2 log 15
2 log 9
= ….
Penyelesaian:
5 ∙ 2 log 3 + 2 log 5 − 2 log 15 2 log 35 + 2 log 5 − 2 log 15
2 log 9
= 2 log 9
5
2 3 ∙5
log ( )
15
= 2 log 9
2
log 34
= 2
log 9
= log 34
9
= 9 log(32 )2
= 9 log 92
= 2 ∙ 9 log 9
=2∙1
=2
Contoh:
Jika 2 log 3 = 𝑎 dan 3 log 5 = 𝑏. Nilai dari 12 log 150 = ….
Penyelesaian:
3
12
log 150 3 log(2 ∙ 3 ∙ 52 ) 3 log 2 + 3 log 3 + 3 log 52 3 log 2 + 3 log 3 + 2 ∙ 3 log 5
log 150 = 3 log 12
= 3 = =
log(22 ∙ 3) 3 log 22 + 3 log 3 2 ∙ 3 log 2 + 3 log 3
1
𝑎 + 1 + 2𝑏
=
2
𝑎+1
1
𝑎 + 1 + 2𝑏 𝑎
= ×
2 𝑎
𝑎 + 1
1 + 𝑎 + 2𝑎𝑏
=
2+𝑎
Cara tersebut cukup menyita waktu kalau digunakan saat mengerjakan soal UN, karena kita harus menuliskan panjang
lebar konsep definisi dan sifat logaritma. Nah, perhatikan urutan mengerjakannya:
Pertama, ubah logaritma menjadi perbandingan.
Kedua, faktorkan numerus kedua logaritma tersebut sehingga memuat bilangan pada logaritma yang diketahui.
Ketiga, menjabarkan kedua logaritma tersebut dengan menggunakan sifat penjumlahan logaritma.
Keempat, mengubah bentuk logaritma ke dalam variabel yang diketahui pada soal.
Kelima, apabila masih terdapat bentuk pecahan, bulatkan dengan mengalikan KPK penyebut.
Selesai.
TRIK SUPERKILAT:
Perhatikan basis dan numerus pada bentuk logaritma yang diketahui.
𝟐
log 𝟑 = 𝑎 dan 𝟑 log 𝟓 = 𝑏.
Ternyata bilangannya adalah 2, 3, dan 5.
Semua bilangan akan menjadi numerus dari bentuk logaritma yang akan menjadi acuan kita nanti,
sedangkan bilangan yang sama akan menjadi basis dari logaritma tersebut.
𝟑
1
log 2 =
𝑎
𝟑
log 5 = 𝑏
𝟑
log 3 = 1
Cara membacanya:
1
Bilangan 2 pada langkah berikutnya akan disubstitusi dengan .
𝑎
Bilangan 5 pada langkah berikutnya akan disubstitusi dengan b.
Bilangan 3 pada langkah berikutnya akan disubstitusi dengan 1.
𝑛𝑢𝑚𝑒𝑟𝑢𝑠
Perhatikan basis dan numerus pada bentuk logaritma yang ditanyakan. Ubah menjadi pecahan ( 𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠
).
𝟏𝟐
𝟏𝟓𝟎
log 𝟏𝟓𝟎 ⇒
𝟏𝟐
Faktorkan kedua bilangan tersebut dengan memperhatikan ketiga angka tadi (2, 3, dan 5).
Segera substitusikan faktor dari kedua bilangan tersebut seperti cara membaca ketiga logaritma acuan tadi.
Jangan lupa untuk mengubah tanda perkalian menjadi penjumlahan.
1 1
150 2 × 3 × 5 × 5 𝑎 + 1 + 𝑏 + 𝑏 𝑎 + 1 + 2𝑏
= = =
12 2×2×3 1 1 2
+ +1 +1
𝑎 𝑎 𝑎
Jadi,
1
+ 1 + 2𝑏
𝟏𝟐
log 𝟏𝟓𝟎 = 𝑎
2
+1
𝑎
1 a 2 .b.c 3
1. Diketahui a , b 2, dan c 1. Nilai dari adalah ....
2 a.b 2 .c 1
A. 1 𝑎 −2 𝑏𝑐 3 𝑐4 14
= =
B. 4 𝑎𝑏 2 𝑐 −1 𝑎3 𝑏 1 3
( ) 2
C. 16 2
1
D. 64 =
1
E. 96 4
=4
1 b4
2. Diketahui a 4, b 2, dan c . Nilai ( a 1 ) 2 3 adalah ....
2 c
−1 2
𝑏4 −1 2
24
1 (𝑎 ) × −3 = (4 ) ×
A. 𝑐 1 −3
2 ( )
2
1 1 16
B. = ×
4 16 8
1
1 =
C. 8
8
1
D.
16
1
E.
32
1 1 x 4 yz 2
3. Jika diketahui x , y , dan z 2. Nilai 3 2 4 adalah ....
3 5 x y z
𝑥 −4 𝑦𝑧 −2 (1−2)
A. 32 =𝑥 −4−(−3)
𝑦 𝑧 −2−(−4)
𝑥 −3 𝑦 2 𝑧 −4
B. 60
= 𝑥 −1 𝑦 −1 𝑧 2
C. 100
D. 320 1 −1 1 −1
= ( ) ( ) (2)2
E. 640 3 5
=3∙5∙4
= 60
2 2 3
5. Bentuk dapat disederhanakan menjadi bentuk ....
2 3
√2 − 2√3 √2 − 2√3 √2 + √3
A. 43 6 = ×
√2 − √3 √2 − √3 √2 + √3
B. 4 6 2 + √6 − 2√6 − 6
4 6 =
C. 2−3
D. 4 6 −4 − √6
=
−1
E. 4 6 = 4 + √6
2 3 5
6. Bentuk dapat disederhanakan menjadi bentuk ....
2 5
A.
1
3
17 4 10 √2 + 3√5 √2 + 3√5 √2 + √5
= ×
− √5 − √5 √2 + √5
2 √2 √2
B. 15 4 10 2 + √10 + 3√10 + 15
3 =
2−5
C.
2
3
15 4 10 =
17 + 4√10
−3
D.
1
3
17 4 10 =
1
−3
(17 + 4√10)
1
E.
1
17 4 10
3
= − (17 + 4√10)
3
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Akar-Akar PK
−𝑏+√𝑏2 −4𝑎𝑐 −𝑏−√𝑏2 −4𝑎𝑐
𝑥1 = 2𝑎
atau 𝑥2 = 2𝑎
Selisih Akar-Akar PK
√𝑏2 −4𝑎𝑐 √𝐷
|𝑥1 − 𝑥2 | = =
𝑎 𝑎
𝑥1 2 ± 𝑥2 2 = (𝑥1 ± 𝑥2 )2 ∓ 2𝑥1 𝑥2
𝑥1 2 − 𝑥2 2 = (𝑥1 + 𝑥2 )(𝑥1 − 𝑥2 )
𝑥1 3 ± 𝑥2 3 = (𝑥1 ± 𝑥2 )3 ∓ 3(𝑥1 𝑥2 )(𝑥1 ± 𝑥2 )
𝑥1 4 ± 𝑥2 4 = (𝑥1 2 ± 𝑥2 2 )2 ∓ 2(𝑥1 𝑥2 )2
1 1 𝑥1 ± 𝑥2
± =
𝑥1 𝑥2 𝑥1 𝑥2
1 1 𝑥1 2 + 𝑥2 2
2
+ 2 =
𝑥1 𝑥2 (𝑥1 𝑥2 )2
𝑥1 𝑥2 𝑥1 2 ± 𝑥2 2
± =
𝑥2 𝑥1 𝑥1 𝑥2
Berikut ini contoh bentuk simetri akar-akar PK yang sering muncul dalam soal:
Penyelesaian:
Ingat bentuk (𝑥1 + 𝑥2 )2 = 𝑥1 2 + 2𝑥1 𝑥2 + 𝑥2 2, maka diperoleh:
𝑥1 2 + 𝑥2 2 = (𝒙𝟏 + 𝒙𝟐 )2 − 2𝒙𝟏 𝒙𝟐
Penyelesaian:
Ingat bentuk (𝑥1 − 𝑥2 )2 = 𝑥1 2 − 2𝑥1 𝑥2 + 𝑥2 2, maka diperoleh:
𝑥1 2 − 𝑥2 2 = (𝒙𝟏 − 𝒙𝟐 )2 + 2𝒙𝟏 𝒙𝟐
Penyelesaian:
Ingat bentuk (𝑥1 + 𝑥2 )3 = 𝑥1 3 + 3𝑥1 2 𝑥2 + 3𝑥1 𝑥2 2 + 𝑥2 3
= 𝑥1 3 + 3(𝑥1 𝑥2 )(𝑥1 + 𝑥2 ) + 𝑥2 3
maka diperoleh:
𝑥1 3 + 𝑥2 3 = (𝒙𝟏 + 𝒙𝟐 )3 − 3(𝒙𝟏 𝒙𝟐 )(𝒙𝟏 + 𝒙𝟐 )
Penyelesaian:
Ingat bentuk (𝑥 2 + 𝑥2 2 )2 = 𝑥1 4 + 2𝑥 2 𝑥 2 + 𝑥2 4 , maka diperoleh:
2
𝑥1 4 + 𝑥2 4 = (𝒙𝟏 𝟐 + 𝒙𝟐 𝟐 ) − 2(𝒙𝟏 𝒙𝟐 )2
= [(𝒙𝟏 + 𝒙𝟐 )2 − 2𝒙𝟏 𝒙𝟐 ]2 − 2(𝒙𝟏 𝒙𝟐 )2
Dan lain-lain ….
Contoh:
Persamaan kuadrat −2𝑥 2 + 3𝑥 − 2 = 0 memiliki akar-akar 𝑥1 dan 𝑥2 , maka nilai 𝑥12 + 𝑥22 = ....
Penyelesaian:
Pertama, cari jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat tersebut:
𝑏 3 3
𝒙𝟏 + 𝒙𝟐 = − = − =
𝑎 −2 2
𝑐 −2
𝒙𝟏 𝒙𝟐 = = =1
𝑎 −2
Kedua, cari bentuk identik dari 𝑥12 + 𝑥22 yang memuat bentuk 𝑥1 + 𝑥2 dan 𝑥12 + 𝑥22 .
𝟏 𝟏
4. PK Baru yang akar-akarnya (𝜶) dan (𝜷)
𝒄𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝒂 = 0
Penyelesaian:
Pertama, cek dan perhatikan apakah akar-akar PK Baru simetris atau tidak?
Akar-akar PK Baru (𝛼 + 2) dan (𝛽 + 2), ternyata simetris. Memiliki pola yang sama, yaitu (𝑥 + 2).
Contoh 2:
Akar-akar persamaan kuadrat 2𝑥 2 − 4𝑥 + 8 = 0 adalah 𝛼 dan 𝛽.
𝛼 𝛽
Persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya dan adalah ….
𝛽 𝛼
Penyelesaian:
Pertama, cek dan perhatikan apakah akar-akar PK Baru simetris atau tidak?
𝛼 𝛽
Akar-akar PK Baru 𝛽 dan 𝛼, ternyata tidak simetris. Tidak memiliki pola yang sama.
Ketiga, cari jumlah dan hasil kali akar-akar PK Baru menggunakan nilai 𝜶 + 𝜷 dan 𝜶𝜷 .
𝛼 𝛽 𝛼 2 + 𝛽2
+ =
𝛽 𝛼 𝛼𝛽
(𝜶 + 𝜷)2 − 2𝜶𝜷
=
𝜶𝜷
𝟐2 − 2 ∙ 𝟒
=
𝟒
4−8
=
4
4
=−
4
= −1
𝛼𝛽
=1
𝛽𝛼
Contoh 4
Akar-akar persamaan kuadrat 3𝑥 2 + 12𝑥 − 1 = 0 adalah 𝛼 dan 𝛽.
Persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya (𝛼 − 2) dan (𝛽 − 2) adalah ….
Contoh 5
Akar-akar persamaan kuadrat −4𝑥 2 + 2𝑥 − 7 = 0 adalah 𝛼 dan 𝛽.
Persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya 2𝛼 dan 2𝛽 adalah ….
Contoh 6
Akar-akar persamaan kuadrat 7𝑥 2 − 5𝑥 + 13 = 0 adalah 𝛼 dan 𝛽.
𝛼 𝛽
Persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya 5 dan 5 adalah ….
Contoh 6
Akar-akar persamaan kuadrat 2𝑥 2 − 𝑥 + 5 = 0 adalah 𝛼 dan 𝛽.
1 1
Persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya 𝛼 dan 𝛽 adalah ….
Contoh 7
Akar-akar persamaan kuadrat 2𝑥 2 − 5𝑥 + 3 = 0 adalah 𝛼 dan 𝛽.
Persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya (2𝛼 − 3) dan (2𝛽 − 3) adalah ….
Sifat-Sifat
Akar-Akar PK
Perbandingan Selisih
𝑛𝑏 2 = (𝑛 + 1)2 𝑎𝑐 𝐷 = (𝑛𝑎)2
Keterangan:
Menggunakan sifat-sifat akar-akar PK untuk menentukan bagian dari PK yang tidak diketahui.
Inti dari permasalahan ini adalah melengkapkan variabel yang tidak diketahui pada PK dengan
menggunakan sifat tertentu dari akar-akarnya.
TRIK SUPERKILAT
Sifat akar-akar persamaan kuadrat 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0 yang mungkin keluar di soal:
1. Jika akar yang satu kelipatan 𝑛 dari akar yang lain (𝑥1 = 𝑛𝑥2 ), maka 𝑛𝑏 2 = (𝑛 + 1)2 𝑎𝑐
2. Jika selisih akar-akarnya adalah 𝑛 (|𝑥1 − 𝑥2 | = 𝑛), maka 𝐷 = (𝑛𝑎)2
3. Jika akar-akarnya berlawanan (𝑥1 = −𝑥2 atau 𝑥1 + 𝑥2 = 0), maka 𝑏 = 0
1
4. Jika akar-akarnya berkebalikan (𝑥1 = atau 𝑥1 𝑥2 = 1), maka 𝑎 = 𝑐
𝑥2
Contoh:
Akar-akar persamaan kuadrat 2𝑥 2 + 𝑚𝑥 + 16 = 0 adalah 𝛼 dan 𝛽.
Jika 𝛼 = 2𝛽 dan 𝛼, 𝛽 positif maka nilai 𝑚 = ….
Penyelesaian:
Pertama, lihat ternyata akar-akar PK tersebut adalah memiliki kelipatan tertentu.
Karena 𝛼 = 2𝛽, maka jelas nilai 𝑛 = 2.
Ketiga, karena akar-akarnya positif maka jumlah kedua akar tersebut juga positif, sehingga:
𝑏
𝑥1 + 𝑥2 > 0 ⇒ − > 0
𝑎
𝑚
⇔− >0
2
⇔ 𝑚<0
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Diskriminan
𝑫 = 𝒃𝟐 − 𝟒𝒂𝒄
𝐷 = 𝑟2
rasional
TRIK SUPERKILAT.
Perhatikan tiga soal di bawah ini, sebenarnya tidak berbeda. Alias maksud ketiga soal itu sama persis!
“Persamaan kuadrat 𝑝𝑥 2 + (𝑝 + 2)𝑥 − 𝑝 + 4 = 0 akan memiliki dua akar real berbeda untuk nilai 𝑝 = ….“
Soal jebakan, bila hanya ada kata Persamaan kuadrat memiliki dua akar real tanpa tambahan kata berbeda
atau kembar, berarti dua akar real tersebut pasti gabungan dari dua akar real berbeda dan kembar.
Jadi 𝐷 ≥ 0.
PERSAMAAN KUADRAT.
Contoh:
Jika persamaan kuadrat 𝑝𝑥 2 + (𝑝 + 2)𝑥 − 𝑝 + 4 = 0 akan memiliki dua akar berbeda.
Batas-batas nilai p yang memenuhi adalah ….
Penyelesaian:
Dari persamaan kuadrat 𝑝𝑥 2 + (𝑝 + 2)𝑥 − 𝑝 + 4 = 0 diperoleh:
𝑎 = 𝑝, 𝑏 = (𝑝 + 2), dan 𝑐 = (−𝑝 + 4)
Persamaan kuadrat memiliki dua akar berbeda, maka diskriminan 𝐷 harus memenuhi 𝐷 > 0
𝐷>0⇒ 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 < 0
2
⇔ (𝑝 + 2) − 4(𝑝)(−𝑝 + 4) < 0
⇔ 𝑝2 + 4𝑝 + 4 + 4𝑝2 − 16𝑝 < 0
⇔ 5𝑝2 − 12𝑝 + 4 < 0
⇔ (5𝑝 − 2)(𝑝 − 2) < 8
2
⇔ 𝑝 < 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 > 2
5
2
⇔ 𝑚<
3
2
Sehingga nilai m yang memenuhi adalah 𝑚 < 3.
Contoh:
Jika diketahui sebuah persamaan kuadrat 𝑥 2 + (𝑘 − 3)𝑥 + 4 = 0 memiliki dua akar kembar.
Maka nilai 𝑘 yang memenuhi adalah ….
Penyelesaian:
Dari persamaan kuadrat 𝑥 2 + (𝑘 − 3)𝑥 + 4 = 0 diperoleh:
𝑎 = 1, 𝑏 = (𝑘 − 3), 𝑑𝑎𝑛 𝑐 = 4
Persamaan kuadrat memiliki dua akar kembar, maka diskriminan 𝐷 harus memenuhi 𝐷 = 0
𝐷=0⇒ 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 = 0
2
⇔ (𝑘 − 3) − 4(1)(4) = 0
⇔ (𝑘 − 3)2 − 16 = 0
⇔ 𝑘 2 − 6𝑘 + 9 − 16 = 0
⇔ 𝑘 2 − 6𝑘 − 7 = 0
⇔ (𝑘 + 1)(𝑘 − 7) = 0
⇔ 𝑘 = −1 atau 𝑘 = 3
Sehingga persamaan kuadrat tersebut memiliki dua akar kembar untuk nilai 𝑘 = −1 atau 𝑘 = 7.
Contoh:
1 7
Persamaan kuadrat 𝑥 2 + (𝑝 + 2)𝑥 + (𝑝 + ) = 0 tidak memiliki akar real untuk nilai 𝑝 = ….
2 2
Penyelesaian:
1 7
Dari persamaan kuadrat 𝑥 2 + (𝑝 + 2)𝑥 + (𝑝 + ) = 0 diperoleh:
2 2
1 7
𝑎 = , 𝑏 = (𝑝 + 2), 𝑑𝑎𝑛 𝑐 = (𝑝 + )
2 2
Persamaan kuadrat memiliki akar imajiner maka diskriminan 𝐷 harus memenuhi 𝐷 < 0.
𝐷<0⇒ 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 < 0
1 7
⇔ (𝑝 + 2)2 − 4 ( ) (𝑝 + ) < 0
2 2
⇔ 𝑝2 + 4𝑝 + 4 − 2𝑝 − 7 < 0
⇔ 𝑝2 + 2𝑝 − 3 < 0
⇔ (𝑝 + 3)(𝑝 − 1) < 0
⇔ 𝑝 = −3 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 = 1 (𝑝𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑛𝑜𝑙)
Jadi persamaan kuadrat akan memiliki akar-akar tidak real untuk nilai −1 < 𝑝 < 3.
Contoh:
Grafik 𝑦 = 𝑝𝑥 2 + (𝑝 + 2)𝑥 − 𝑝 + 4 memotong sumbu X di dua titik.
Batas-batas nilai p yang memenuhi adalah ….
Penyelesaian:
Dari fungsi kuadrat 𝑦 = 𝑝𝑥 2 + (𝑝 + 2)𝑥 − 𝑝 + 4 diperoleh:
𝑎 = 𝑝, 𝑏 = (𝑝 + 2), 𝑑𝑎𝑛 𝑐 = (−𝑝 + 4)
Grafik fungsi kuadrat memotong sumbu X, maka diskriminan 𝐷 harus memenuhi 𝐷 > 0
𝐷>0⇒ 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 < 0
2
⇔ (𝑝 + 2) − 4(𝑝)(−𝑝 + 4) < 0
⇔ 𝑝2 + 4𝑝 + 4 + 4𝑝2 − 16𝑝 < 0
⇔ 5𝑝2 − 12𝑝 + 4 < 0
⇔ (5𝑝 − 2)(𝑝 − 2) < 8
2
⇔ 𝑝 < 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 > 2
5
2
⇔ 𝑚<
3
2
Sehingga nilai m yang memenuhi adalah 𝑚 < 3.
Contoh:
Grafik fungsi kuadrat 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + (𝑘 − 3)𝑥 + 4 menyinggung sumbu X pada satu titik.
Maka nilai 𝑘 yang memenuhi adalah ….
Penyelesaian:
Dari fungsi kuadrat 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + (𝑘 − 3)𝑥 + 4 diperoleh:
𝑎 = 1, 𝑏 = (𝑘 − 3), 𝑑𝑎𝑛 𝑐 = 4
Persamaan kuadrat memiliki dua akar kembar, maka diskriminan 𝐷 harus memenuhi 𝐷 = 0
𝐷=0⇒ 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 = 0
2
⇔ (𝑘 − 3) − 4(1)(4) = 0
⇔ (𝑘 − 3)2 − 16 = 0
2
⇔ 𝑘 − 6𝑘 + 9 − 16 = 0
⇔ 𝑘 2 − 6𝑘 − 7 = 0
⇔ (𝑘 + 1)(𝑘 − 7) = 0
⇔ 𝑘 = −1 atau 𝑘 = 3
Sehingga fungsi kuadrat tersebut menyinggung sumbu X pada satu titik untuk nilai 𝑘 = −1 atau 𝑘 = 7.
Contoh:
1 7
Fungsi kuadrat 𝑦 = 𝑥 2 + (𝑝 + 2)𝑥 + (𝑝 + ) tidak akan menyinggung dan tidak memotong sumbu X
2 2
untuk nilai 𝑝 = ….
Penyelesaian:
1 7
Dari fungsi kuadrat 𝑦 = 2 𝑥 2 + (𝑝 + 2)𝑥 + (𝑝 + 2) diperoleh:
1 7
𝑎 = , 𝑏 = (𝑝 + 2), 𝑑𝑎𝑛 𝑐 = (𝑝 + )
2 2
Persamaan kuadrat memiliki akar imajiner maka diskriminan 𝐷 harus memenuhi 𝐷 < 0.
1 7
𝐷 < 0 ⇒ (𝑝 + 2)2 − 4 ( ) (𝑝 + ) < 0
2 2
⇔ 𝑝2 + 4𝑝 + 4 − 2𝑝 − 7 < 0
⇔ 𝑝2 + 2𝑝 − 3 < 0
⇔ (𝑝 + 3)(𝑝 − 1) < 0
⇔ 𝑝 = −3 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 = 1 (𝑝𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑛𝑜𝑙)
Jadi fungsi kuadrat tidak akan menyinggung maupun memotong sumbu X untuk untuk nilai −1 < 𝑝 < 3.
Contoh:
Grafik fungsi kuadrat 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 4 memotong garis 𝑦 = 3𝑥 + 4.
Nilai b yang memenuhi adalah ….
Penyelesaian:
Substitusikan 𝑦 = 3𝑥 + 4 dan 𝑦 = 𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 4
⇒ 𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 4 = 3𝑥 + 4
2
⇔ 𝑥 + 𝑏𝑥 + 4 − 3𝑥 − 4 = 0
⇔ 𝑥 2 + (𝑏 − 3)𝑥 = 0
Sehingga grafik fungsi kuadrat akan memotong garis untuk nilai b > 3.
Perhatikan, soal di bawah ini masih menggunakan soal di atas, hanya kalimatnya saja yang diganti! OK?
Contoh:
Grafik fungsi kuadrat 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 4 menyinggung garis 𝑦 = 3𝑥 + 4.
Nilai b yang memenuhi adalah ….
Penyelesaian:
Kurva menyinggung garis, maka diskriminan 𝐷 harus memenuhi 𝐷 = 0
𝐷 = 0 ⇒ (𝑏 − 3)2 − 4(1)(0) = 0
⇔ (𝑏 − 3)2 − 0 = 0
⇔ (𝑏 − 3)2 = 0
⇔ 𝑏−3=0
⇔ 𝑏=3
Contoh:
Grafik fungsi kuadrat 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 4 tidak memotong dan tidak menyinggung garis 𝑦 = 3𝑥 + 4.
Nilai b yang memenuhi adalah ….
Penyelesaian:
Kurva terpisah garis, maka diskriminan 𝐷 harus memenuhi 𝐷 < 0
𝐷 = 0 ⇒ (𝑏 − 3)2 − 4(1)(0) < 0
⇔ (𝑏 − 3)2 − 0 < 0
⇔ (𝑏 − 3)2 < 0
⇔ 𝑏−3<0
⇔ 𝑏<3
Sehingga grafik fungsi kuadrat tidak akan memotong dan tidak menyinggung garis untuk nilai 𝑏 < 3.
C. m 2 atau m 10 ⇔ 𝑚 2
− 12𝑎 + 20 ≥ 0 Jadi daerah penyelesaian:
D. 2 m 10 ⇔ (𝑚 − 2)(𝑚 − 10) ≥ 0 𝑚 ≤ 2 atau 𝑚 ≥ 10
𝑃𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑛𝑜𝑙 ∶
E. 10 m 2 𝑚 − 2 = 0 atau 𝑚 − 10 = 0
⇒ 𝑚 = 2 𝑚 = 10
2. Persamaan kuadrat 2 x 2 2( p 4) x p 0 mempunyai dua akar real berbeda. Batas-batas nilai p yang
memenuhi adalah .... Akar-akar real berbeda ⇒ 𝐷 > 0
A. p 2 atau p 8 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 ≥ 0
+ − +
2 2 8
B. p 2 atau p 8 ⇒ (2(𝑝 − 4)) − 4 . 2 . 𝑝 ≥ 0
C. p 8 atau p 2 ⇔ 4𝑝2 − 40𝑝 + 64 ≥ 0 Jadi daerah penyelesaian:
⇔ 4(𝑝 − 2)(𝑝 − 8) ≥ 0 𝑝 < 2 atau 𝑝 > 8
D. 2 p 8 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑛𝑜𝑙 ∶
E. 8 p 2 𝑝 − 2 = 0 atau 𝑝 − 8 = 0
⇒ 𝑝 = 2 𝑝=8
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Determinan Matriks
𝑎 𝑏
| | = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
𝑐 𝑑
𝑎 𝑏 𝑐
|𝑑 𝑒 𝑓 | = 𝑎𝑒𝑖 + 𝑏𝑓𝑔 + 𝑐𝑑ℎ − 𝑐𝑒𝑔 − 𝑎𝑓ℎ − 𝑏𝑑𝑖
𝑔 ℎ 𝑖
Penyelesaian SPLDV
Nilai 𝑥 Nilai 𝑦
Kolom 𝑥 diganti! Kolom 𝑦 diganti!
𝒄 𝑏1 𝑎1 𝒄𝟏
| 𝟏 | |𝑎
𝒄𝟐 𝑏2 2 𝒄𝟐 |
𝑥= 𝑎 𝑏1 𝑦= 𝑎1 𝑏1
| 1 | | |
𝑎2 𝑏2 𝑎2 𝑏2
Penyelesaian SPLTV
𝒅𝟏 𝑏1 𝑐1 𝑎1 𝒅𝟏 𝑐1 𝑎1 𝑏1 𝒅𝟏
|𝒅𝟐 𝑏2 𝑐2 | |𝑎2 𝒅𝟐 𝑐2 | |𝑎2 𝑏2 𝒅𝟐 |
𝒅𝟑 𝑏3 𝑐3 𝑎3 𝒅𝟑 𝑐3 𝑎3 𝑏3 𝒅𝟑
𝑥= 𝑎1 𝑏1 𝑐1 𝑦= 𝑎1 𝑏1 𝑐1 𝑧= 𝑎1 𝑏1 𝑐1
|𝑎2 𝑏2 𝑐2 | |𝑎2 𝑏2 𝑐2 | |𝑎2 𝑏2 𝑐2 |
𝑎3 𝑏3 𝑐3 𝑎3 𝑏3 𝑐3 𝑎3 𝑏3 𝑐3
Keterangan:
Pada prakteknya dalam pengerjaan soal SPL, metode determinan matriks ini hanya bisa digunakan apabila
matriks SPL-nya adalah berbentuk persegi. Tekniknya, gunakan metode determinan untuk menentukan salah
satu variabel pada SPLDV, lalu variabel yang lain bisa diperoleh menggunakan metode substitusi.
Kenapa kok harus menggunakan determinan matriks. Karena langkah ini lebih pasti dalam menyelesaikan soal
tipe UN, tanpa harus berfikir keras mencari langkah tepat untuk metode eliminasi maupun substitusi.
Namun, kalian tetap harus menguasai langkah eliminasi maupun substitusi supaya paham juga langkah
dasarnya. Oke?
Contoh Soal:
2𝑥 − 3𝑦 = 1
Penyelesaian dari SPL { adalah ….
3𝑥 + 5𝑦 = 11
2𝑥 − 3𝑦 = 1
3𝑥 + 5𝑦 = 11
Karena yang paling pojok kiri variabel 𝑥, maka ini berarti kita akan mencari nilai dari variabel 𝑥.
2𝑥 − 3𝑦 = 1
3𝑥 + 5𝑦 = 11
Oke, misalkan kita bersepakat untuk menggunakan acuan bilangan −3, ya?
2𝑥 − 3𝑦 = 1
3𝑥 + 5𝑦 = 11
Siap? Perhatikan SPLDV tersebut yang saya beri kotak berwarna merah.
Hitung selisih dari kali silang tersebut.
Ingat acuan awal kita adalah bilangan −3!
Hasilnya adalah:
−3 dikalikan silang dengan 11, dikurangi dengan 1 dikalikan silang dengan 5.
(−3)(11) − (1)(5) = −33 − 5 = −𝟑𝟖
2𝑥 − 3𝑦 = 1
3𝑥 + 5𝑦 = 11
Oke, sekarang hitung selisih perkalian silang dari bagian yang berwarna biru tersebut.
Masih ingat acuan awal kita tadi? Iya, bilangan −3 adalah acuan awal dalam menghitung selisih kali silang!
Hasilnya adalah:
−3 dikalikan silang dengan 3, dikurangi 2 dikalikan silang dengan 5.
(−3)(3) − (2)(5) = −9 − 10 = −𝟏𝟗
Jadi, nilai variabel 𝑥 adalah pembagian dari hasil selisih kali silang pertama dan kedua.
−𝟑𝟖
𝑥= =2
−𝟏𝟗
Selesai!
Paham, kan?
−3𝑦 + 2𝑥 = 1
5𝑦 + 3𝑥 = 11
Lalu lakukan dengan langkah yang sama seperti saat mencari variabel 𝑥 di atas. Oke?
Penyelesaian:
Misal:
𝑥 = hari biasa
𝑦 = hari lembur
Ditanyakan:
4𝑥 + 4𝑦 = ?
𝟕𝟒. 𝟎𝟎𝟎 4
| | 148.000 − 220.000 −72.000
𝑥 = 𝟓𝟓. 𝟎𝟎𝟎 2 = = = 9.000
6 4 12 − 20 −8
| |
5 2
6 𝟕𝟒. 𝟎𝟎𝟎
| |
𝑦= 5 𝟓𝟓. 𝟎𝟎𝟎 = 330.000 − 370.000 = −40.000 = 5.000
6 4 12 − 20 −8
| |
5 2
Jadi,
4𝑥 + 4𝑦 = 4(9.000) + 4(5.000)
= 36.000 + 20.000
= 56.000
TRIK SUPERKILAT:
Dengan acuan koefisien variabel 𝑦 adalah 4, maka nilai variabel 𝑦 diperoleh dengan cara:
“(4 dikali silang dengan 55.000) dikurangi (2 dikali silang dengan 74.000)”
dibagi dengan
“(4 dikali silang dengan 5) dikurangi (6 dikali silang dengan 2)”
Penyelesaian:
Misal:
𝑥 = buah apel
𝑦 = buah salak
𝑧 = buah kelengkeng
Contoh 3:
Jumlah uang Artha dan Deby adalah Rp142.000,00. Selisih uang Yanti dan uang Artha Rp4.000,00. Dua kali uang
Yanti sama dengan uang Deby ditambah Rp100.000,00. Jumlah uang Artha, Deby, dan Yanti adalah ….
Penyelesaian:
Misal:
𝑥 = uang Artha
𝑦 = uang Deby
𝑧 = uang Yanti
Dua kali uang Yanti sama dengan uang Deby ditambah Rp100.000,00 ⇔ 2𝑧 = 𝑦 + 100.000
⇔ 𝟎𝒙 − 𝒚 + 𝟐𝒛 = 𝟏𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎
1. Umur pak Andi 28 tahun lebih tua dari umur Amira. Umur bu Andi 6 tahun lebih muda dari umur pak
Andi. Jika jumlah umur pak Andi, bu Andi, dan Amira 119 tahun, maka jumlah umur Amira dan bu Andi
adalah ....
A. 86 tahun Misal 𝑥 = 𝑧 + 28 ⇒ 𝑧 = 𝑥 − 28 Jadi, 𝑥 + 𝑦 + 𝑧 = 119
B. 74 tahun 𝑥 = Pak Andi 𝑦 = 𝑥 − 6 ⇒ 51 + 𝑦 + 𝑧 = 119
𝑦 = Bu Andi 𝑥 + 𝑦 + 𝑧 = 119 ⇔ 𝑦 + 𝑧 = 119 − 51
C. 68 tahun ⇒ 𝑥 + (𝑥 − 6) + (𝑥 − 28) = 119
𝑧 = Amira ⇔ 𝑦 + 𝑧 = 68
D. 64 tahun ⇔ 3𝑥 − 34 = 119
E. 58 tahun ⇔ 3𝑥 = 153
⇔ 𝑥 = 51
2. Umur Deksa 4 tahun lebih tua dari umur elisa. Umur elisa 3 tahun lebih tua dari umur Firda. Jika jumlah
umur Deksa, Elisa dan Firda 58 tahun, jumlah umur Deksa dan Firda adalah ....
A. 52 tahun
B. 45 tahun Misal 𝑑 =𝑒+4 Jadi, 𝑑 + 𝑒 + 𝑓 = 58
C. 42 tahun 𝑑 = Umur Deksa 𝑒 = 𝑓 + 3 ⇒ 𝑓 = 𝑒 − 3 ⇒ 𝑑 + 19 + 𝑓 = 58
𝑒 = Umur Elisa 𝑑 + 𝑒 + 𝑓 = 58 ⇔ 𝑑 + 𝑓 = 58 − 19
D. 39 tahun
𝑓 = Umur Firda ⇒ (𝑒 + 4) + 𝑒 + (𝑒 − 3) = 58 ⇔ 𝑑 + 𝑓 = 39
E. 35 tahun ⇔ 3𝑒 + 1 = 58
⇔ 3𝑒 = 57
⇔ 𝑒 = 19
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Persamaan Lingkaran
(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0
dibagi (−2)
Jari-jari
1 2 1 2
𝑟 = √(− 2 𝐴) + (− 2 𝐵) − 𝐶
Pangkat dua menjadi perkalian dua faktor. Ingat pola persamaan garis lurus 𝒚 = 𝒎𝒙 + 𝒄
Pangkat satu menjadi setengah penjumlahan. Lalu perhatikan gambar berikut!
𝑑𝑖𝑔𝑎𝑛𝑡𝑖
𝑥2 → 𝑥1 𝑥
𝑑𝑖𝑔𝑎𝑛𝑡𝑖
(𝑥 − 𝑎)2 → (𝑥1 − 𝑎)(𝑥 − 𝑎)
𝑑𝑖𝑔𝑎𝑛𝑡𝑖 1
𝑥 → (𝑥 + 𝑥)
2 1
𝑦 = 𝑚𝑥 ± 𝑟√1 + 𝑚2
PGS lingkaran di titik (𝑥1 , 𝑦1 )
pada lingkaran pusat di (0, 0) dan jari-jari 𝑟
(𝑦 − 𝑏) = 𝑚(𝑥 − 𝑎) ± 𝑟√1 + 𝑚2
PGS lingkaran di titik (𝑥1 , 𝑦1 )
pada lingkaran dengan bentuk umum
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0
𝐴 𝐵
𝑥1 𝑥 + 𝑦1 𝑦 + 2 (𝑥1 + 𝑥) + 2 (𝑦1 + 𝑦) + 𝐶 = 0
Catatan Tambahan:
Ingat juga tentang konsep jarak titik (𝑥1 , 𝑦1 ) ke garis 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0:
𝑎𝑥1 + 𝑏𝑦1 + 𝑐
𝑑=| |
√𝑎2 + 𝑏 2
TRIK SUPERKILAT:
PGS lingkaran pusat (𝑥1 , 𝑦1 ) jari-jari 𝑟 yang sejajar dengan garis 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0:
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑎𝑥1 + 𝑏𝑦1 ± 𝑟√𝑎2 + 𝑏 2
PGS lingkaran pusat (𝑥1 , 𝑦1 ) jari-jari 𝑟 yang tegak lurus dengan garis 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0:
𝑏𝑥 − 𝑎𝑦 = 𝑏𝑥1 − 𝑎𝑦1 ± 𝑟√𝑎2 + 𝑏 2
(𝑎, 𝑏)
(0, 0) (𝑥1 , 𝑦1 )
Selesai
TRIK SUPERKILAT:
Cari gradien PGS tersebut menggunakan rumus PGS dengan gradien tertentu.
PGS akan diperoleh dengan mensubstitusi titik di luar lingkaran tersebut dan nilai gradien.
Selesai.
Penyelesaian: (𝑎, 𝑏)
PGS menyinggung titik tertentu di lingkaran. Misal titik
singgung tersebut (𝒂, 𝒃). Artinya titik (𝑎, 𝑏)tersebut berada (0, 0) (5, 5)
baik di PGS maupun lingkaran.
Sehingga, diperoleh PGS lingkaran dan persamaan lingkaran dalam variabel 𝒂 dan 𝒃.
Perhatikan bahwa (𝑎, 𝑏) berada di lingkaran, maka:
PGS lingkaran di titik (𝑎, 𝑏) adalah 𝒂𝒙 + 𝒃𝒚 = 𝟏𝟎
Persamaan lingkaran dengan pusat (0, 0) dan melewati titik (𝑎, 𝑏) adalah 𝒂𝟐 + 𝒃𝟐 = 𝟏𝟎
Karena PGS melewati (5, 5) maka bila kita substitusikan (𝟓, 𝟓) ke PGS akan diperoleh:
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 10 ⇔ 5𝑎 + 5𝑏 = 10
⇔ 𝑎+𝑏 =2
⇔ 𝒃=2−𝑎
Jadi dua titik singgung tersebut adalah (−𝟏, 𝟑) dan (𝟑, −𝟏).
Sehingga PGS lingkaran pada titik (−𝟏, 𝟑) dan (𝟑, −𝟏) adalah:
−𝑥 + 3𝑦 = 10 dan 3𝑥 − 𝑦 = 10.
TRIK SUPERKILAT:
Lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 10 adalah lingkaran dengan titik pusat (0, 0) dan jari-jari 𝑟 = √10.
Cari nilai gradien PGS tersebut dengan mensubstitusikan titik (5, 5) dan jari-jari √10 ke dalam rumus:
𝑦 = 𝑚𝑥 ± 𝑟√1 + 𝑚2
⇒ 5 = 𝑚(5) ± √10√1 + 𝑚2
⇔ 5 − 5𝑚 = ±√10√1 + 𝑚2 (kuadratkan kedua ruas)
⇔ 25 − 50𝑚 + 25𝑚2 = 10 + 10𝑚2
⇔ 15𝑚2 − 50𝑚 + 15 = 0
⇔ 3𝑚2 − 10𝑚 + 3 = 0
⇔ (3𝑚 − 1)(𝑚 − 3) = 0
1
∴ 𝑚 = atau 𝑚 = 3
3
1
Jadi, persamaan garis singgung melalui (5 ,5) dan gradien 𝑚 =
3
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
1
𝑦 − 5 = (𝑥 − 5)
3
−𝑥 + 3𝒚 = 10
Contoh:
1. Diberikan persamaan lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 25, maka pusat dan jari-jari lingkaran adalah ….
Penyelesaian:
(𝑥 − 0)2 + (𝑦 − 0)2 = 25
𝑟 2 = 25 ⇒ 𝑟 = 5
2. Diberikan persamaan lingkaran (𝑥 − 3)2 + (𝑦 − 4)2 = 25, maka pusat dan jari-jari lingkaran
adalah ….
Penyelesaian:
(𝑥 − 3)2 + (𝑦 + 4)2 = 25
𝑟 2 = 25 ⇒ 𝑟 = 5
Maka pusat (1, −2), dan jari-jari adalah 𝑟 = √(1)2 + (−2)2 − (−20)
Contoh:
1. Persamaan lingkaran dengan pusat (5, −1) dan jari-jari 3 adalah ….
Penyelesaian:
Persamaan lingkaran dengan pusat (𝑎, 𝑏) dengan jari-jari 𝑟:
(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2
(𝑥 − 5)2 + (𝑦 + 1)2 = 9
atau diubah ke bentuk umum persamaan lingkaran:
(𝑥 − 5)2 + (𝑦 + 1)2 = 9 ⇒ 𝑥 2 − 10𝑥 + 25 + 𝑦 2 + 2𝑦 + 1 − 9 = 0
⇔ 𝑥 2 + 𝑦 2 − 10𝑥 + 2𝑦 + 17 = 0
Contoh:
1. Persamaan garis singgung lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 25 di titik (4, −3) adalah ….
Penyelesaian:
𝑥1 = 4 dan 𝑦1 = −3
𝑥1 +𝑥
Ingat, ganti 𝑥 2 menjadi 𝑥1 𝑥, dan 𝑥 menjadi ( ).
2
𝑥 2 + 𝑦 2 = 25
⇒ 𝑥1 𝑥 + 𝑦1 𝑦 = 25
Sehingga persamaan garis singgungnya adalah:
4𝑥 − 3𝑦 = 25
(𝑥 − 1)2 + (𝑦 − 4)2 = 25
⇒ (𝑥1 − 1)(𝑥 − 1) + (𝑦1 − 4)(𝑦 − 4) = 25
Sehingga persamaan garis singgungnya adalah:
(−2 − 1)(𝑥 − 1) + (0 − 4)(𝑦 − 4) = 25
⇒ (−3)(𝑥 − 1) + (−4)(𝑦 − 4) = 25
⇔ −3𝑥 − 4𝑦 − 6 = 0
𝑥2 + 𝑦2 − 6 𝑥 +4 𝑦 − 12 = 0
𝑥1 + 𝑥2 𝑦1 + 𝑦
⇒ 𝑥1 𝑥 + 𝑦1 𝑦 − 6 ( ) + 4( ) − 12 = 0
2 2
Sehingga persamaan garis singgungnya adalah:
7𝑥 + 𝑦 − 3(7 + 𝑥) + 2(1 + 𝑦) − 12 = 0
⇒ 4𝑥 + 3𝑦 − 31 = 0
𝑦=3
𝑥 = −4 𝑥=2
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
𝟐𝒙𝟐 + 𝒙𝟐 + 4𝑥 − 𝒙−𝟑=𝟎
𝒙=𝟑 2 −5 −1 −3
𝒙−𝟑 2𝑥 3 − 5𝑥 2 + 𝑥 − 3 − −6 3 12
2𝑥 3 − 6𝑥 2 −
𝟐 𝟏 𝟒 𝟗
𝑥2 + 𝑥 − hasil bagi sisa
𝑥 2 − 3𝑥 − 2𝑥 2 + 𝑥 + 4 9
− 4𝑥 − 3 −
− 4𝑥 − 12 −
− − 𝟗−
Suku Banyak
𝐹 (𝒂) = 𝑆(𝒂) 𝐹 (𝑥 ) = (𝑥 − 𝑘) ∙ 𝐻 (𝑥 )
Artinya: Artinya:
Jika 𝐹(𝑥) dibagi oleh (𝑥 − 𝑎) maka sisanya adalah 𝐹(𝑎) Jika (𝑥 − 𝑘) adalah faktor dari 𝐹(𝑥), maka 𝐹(𝑘) = 0
𝑏
Jika 𝐹(𝑥) dibagi oleh (𝑎𝑥 + 𝑏) maka sisanya adalah 𝐹 (− ) Jika 𝐹(𝑘) = 0, maka (𝑥 − 𝑘) merupakan faktor dari 𝐹(𝑥)
𝑎
Contoh Soal:
Tentukan sisa pembagian suku banyak 𝑥 3 − 6𝑥 − 5 oleh 𝑥 2 − 2𝑥 − 3 !
Penyelesaian:
Karena 𝑥 2 − 2𝑥 − 3 bisa difaktorkan menjadi (𝑥 + 1)(𝑥 − 3), maka sisa pembagian suku banyak bisa kita
cari menggunakan konsep teorema sisa.
−1 0
| |
3 4
Maka sisa pembagiannya adalah:
𝑆(𝑥) = 𝑥+ 1
Maka hasil bagi dan sisa pembagian bisa diperoleh dengan memodifikasi cara Horner menjadi:
1 −0 −6 −5
3 3 6
2 2 4
𝟏 𝟐 𝟏 𝟏
hasil bagi sisa
𝑥+2 𝑥+1
Penyelesaian:
Ingat jika pembaginya berderajat 2, maka sisanya adalah suku banyak berderajat 1.
Jika suku banyak 𝑓(𝑥) dibagi (2𝑥 2 − 𝑥 − 3), sisanya adalah 𝑝𝑥 + 𝑞.
−1 10
| 3
5|
2
Maka sisa pembagiannya adalah:
5
− 𝑆(𝑥) = 5𝑥 + (−20)
2
𝑆(𝑥) = −2𝑥 + 8
Contoh TRIK SUPERKILAT yang lain masih diketik… Selalu update di http://pak-anang.blogspot.com
1. Suku banyak berderajat 3, jika dibagi x 2 x 6 bersisa 5x 2, jika dibagi x 2 2 x 3 bersisa
3x 4. Suku banyak tersebut adalah ....
A. x 3 2 x 2 x 4 TRIK SUPERKILAT: Misal kita pilih satu fungsi saja,
𝑓(𝑥) dibagi (𝑥 + 2)(𝑥 − 3) bersisa (5𝑥 − 2) 𝑓(−1) = 1
B. x 3 2 x 2 x 4 Artinya: 𝑓(−2) = 5(−2) − 2 = −12 Jadi, pilih diantara jawaban dimana
C. x 3 2 x 2 x 4 𝑓(3) = 5(3) − 2 = 13 jika disubstitusikan 𝑥 = −1 maka
D. x 2 x 4
3 2 𝑓(𝑥) dibagi (𝑥 + 1)(𝑥 − 3) bersisa (3𝑥 + 4) hasilnya adalah 1.
Artinya: 𝑓(−1) = 3(−1) + 4 = 1 Dan ternyata hanya dipenuhi oleh
E. x 3 2 x 2 4 𝑓(3) = 3(3) + 4 = 13 jawaban D saja.
2. Suku banyak berderajat 3, jika dibagi x 2 2 x 3 bersisa 3x 4, jika dibagi x 2 x 2 bersisa
2 x 3. Suku banyak tersebut adalah ....
A. x 3 x 2 2 x 1 TRIK SUPERKILAT: Misal kita pilih satu fungsi saja,
B. x x 2 x 1
3 2 𝑓(𝑥) dibagi (𝑥 + 3)(𝑥 − 1) bersisa (3𝑥 − 4) 𝑓(1) = −1
Artinya: 𝑓(−3) = 3(−3) − 4 = −13 Jadi, pilih diantara jawaban dimana
C. x x 2 x 1
3 2
𝑓(1) = 3(1) − 4 = −1 jika disubstitusikan 𝑥 = 1 maka
D. x 2 x x 1 𝑓(𝑥) dibagi (𝑥 + 1)(𝑥 − 2) bersisa (2𝑥 + 3) hasilnya adalah −1.
3 2
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Fungsi Komposisi
Definisi Sifat
𝑓 𝑔 Tidak Komutatif
(𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) ≠ (𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥)
𝑥 𝑔(𝑓(𝑥))
𝑓(𝑥)
= (𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥)
Assosiatif
(𝑔
(𝑓 ∘ ∘ ℎ))(𝑥) = ((𝑓 ∘ 𝑔) ∘ ℎ)(𝑥)
𝑔∘𝑓
Identitas
(𝑓 ∘ 𝐼)(𝑥) = (𝐼 ∘ 𝑓)(𝑥)
(𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) = 𝑔(𝑓(𝑥))
(𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑔(𝑥))
Fungsi Invers
Definisi Sifat
𝑓 “Identitas”
(𝑓 ∘ 𝑓 −1 ) = (𝑓 −1 ∘ 𝑓) = 𝐼
“Penyusun Komposisi”
−1 (𝑥) (𝑓 ∘ 𝑔) = ℎ ⇒ 𝑓 = (ℎ ∘ 𝑔−1 )
Grafik fungsi 𝑓(𝑥) dan 𝑓
simetris terhadap garis 𝑦 = 𝑥 (𝑓 ∘ 𝑔) = ℎ ⇒ 𝑔 = (𝑓 −1 ∘ ℎ)
+ ↔ − (𝑓 ∘ 𝑔) = ℎ
× ↔ ÷ 𝑔 ∘ 𝒈−𝟏 = ℎ ∘ 𝒈−𝟏
⇒𝑓∘⏟
𝑎2 ↔ √𝑎 𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑎
log 𝑥 ↔ 𝑎𝑥 ⇒ 𝑓 = ℎ ∘ 𝑔−1
“Gambarkan”
𝑔 𝑓
𝑓 = 𝑔−1
ℎ
Penyelesaian:
(𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑔(𝑥))
= 𝑓(𝑥 2 − 5𝑥 + 2)
= 2(𝑥 2 − 5𝑥 + 2) − 1
= 2𝑥 2 − 10𝑥 + 4 − 1
= 2𝑥 2 − 10𝑥 + 3
Contoh Soal 2:
Diketahui 𝑓(𝑥) = 2𝑥 − 1 dan 𝑔(𝑥) = 𝑥 2 − 5𝑥 + 2. Tentukan (𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) = ?
Penyelesaian:
(𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) = 𝑔(𝑓(𝑥))
= 𝑔(2𝑥 − 1)
= (2𝑥 − 1)2 − 5(2𝑥 − 1) + 2
= 4𝑥 2 − 4𝑥 + 1 − 10𝑥 + 5 + 2
= 4𝑥 2 − 14𝑥 + 3
Penyelesaian:
(𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑔(𝑥))
= 𝑓(𝑥 2 − 5𝑥 + 2)
= 2(𝑥 2 − 5𝑥 + 2) − 1
= 2𝑥 2 − 10𝑥 + 4 − 1
= 2𝑥 2 − 10𝑥 + 3
Contoh Soal 2:
Diketahui 𝑓(𝑥) = 2𝑥 − 1 dan 𝑔(𝑥) = 𝑥 2 − 5𝑥 + 2. Tentukan (𝑔 ∘ 𝑓)(−1) = ?
Penyelesaian:
(𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) = 𝑔(𝑓(𝑥))
= 𝑔(2𝑥 − 1)
= (2𝑥 − 1)2 − 5(2𝑥 − 1) + 2
= 4𝑥 2 − 4𝑥 + 1 − 10𝑥 + 5 + 2
= 4𝑥 2 − 14𝑥 + 8
Penyelesaian:
(𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 3𝑥 + 2
𝑓(𝑔(𝑥)) = 3𝑥 + 2
3𝑔(𝑥) − 1 = 3𝑥 + 2
3𝑔(𝑥) = 3𝑥 + 2 + 1
3𝑔(𝑥) = 3𝑥 + 3
3𝑥 + 3
𝑔(𝑥) =
3
𝑔(𝑥) = 𝑥 + 1
Contoh Soal 2:
Penyelesaian:
(𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 3𝑥 + 2
𝑓(𝑔(𝑥)) = 3𝑥 + 2
𝑓(𝑥 + 1) = 3𝑥 ⏟+2
𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙𝑘𝑎𝑛
𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘 (𝑥+1)
𝑓(𝑥 + 1) = 3(𝑥 + 1) − 1
𝑓(𝑥) = 3𝑥 − 1
Contoh Soal 3:
Penyelesaian:
(𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 2𝑥 2 − 10𝑥 + 3
𝑓(𝑔(𝑥)) = 2𝑥 2 − 10𝑥 + 3
2𝑔(𝑥) − 1 = 2𝑥 2 − 10𝑥 + 3
2𝑔(𝑥) = 2𝑥 2 − 10𝑥 + 4
2𝑥 2 − 10𝑥 + 3
3𝑔(𝑥) =
2
𝑔(𝑥) = 𝑥 2 − 5𝑥 + 2
Penyelesaian:
(𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 2𝑥 2 − 10𝑥 + 3
𝑓(𝑔(𝑥)) = 2𝑥 2 − 10𝑥 + 3
2
𝑓(𝑥 − 5𝑥 + 2) = ⏟ 2𝑥 2 − 10𝑥 + 3
𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙𝑘𝑎𝑛
𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘 (𝑥 2 −5𝑥+2)
𝑓(𝑥 2 − 5𝑥 + 2) = 2(𝑥 − 5𝑥 + 2) − 1
2
𝑓(𝑥) = 2𝑥 − 1
Contoh Soal 5:
Penyelesaian:
𝑓(𝑥) = 2𝑥 − 1
𝑦 = 2𝑥 − 1
2𝑥 = 𝑦 + 1
𝑦+1
𝑥=
2
−1 (𝑥)
𝑥+1
𝑓 =
2
Sehingga:
𝑥+1
𝑓 −1 (𝑥) =
2
Contoh Soal 2:
Jika 𝑔(𝑥) = 𝑥 2 − 4𝑥 + 3, tentukan 𝑔−1 (𝑥)!
Penyelesaian:
𝑔(𝑥) = 𝑥 2 − 4𝑥 + 3
𝑦 = 𝑥 2 − 4𝑥 + 3
𝑦 = 𝑥 2 − 4𝑥 + 4 − 1
𝑦 = (𝑥 − 2)2 − 1
(𝑥 − 2)2 = 𝑦 + 1
𝑥 − 2 = √𝑦 + 1
𝑥 = √𝑦 + 1 + 2
𝑓 −1 (𝑥) = √𝑥 + 1 + 2
Sehingga:
𝑓 −1 (𝑥) = √𝑥 + 1 + 2
Penyelesaian:
3𝑥 + 5
𝑓(𝑥) =
2𝑥 + 4
3𝑥 + 5
𝑦=
2𝑥 + 4
𝑦(2𝑥 + 4) = 3𝑥 + 5
2𝑥𝑦 + 4𝑦 = 3𝑥 + 5
2𝑥𝑦 − 3𝑥 = −4𝑦 + 5
𝑥(2𝑦 − 3) = −4𝑦 + 5
−4𝑦 + 5
𝑥=
2𝑦 − 3
−4𝑥 + 5
𝑓 −1 (𝑥) =
2𝑥 − 3
3𝑥 + 5 −4𝑥 + 5
𝑓(𝑥) = ⇒ 𝑓 −1 (𝑥) =
2𝑥 + 4 2𝑥 − 3
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Program Linear
Definisi Langkah Penyelesaian
Sebuah metode yang digunakan untuk 1. Buat model matematika.
memecahkan masalah yang berkaitan 2. Lukis grafik model matematika.
dengan optimasi linear (nilai optimum) 3. Tentukan daerah penyelesaian.
4. Cari titik pojok daerah penyelesaian.
5. Substitusi titik pojok ke fungsi objektif.
6. Pilih nilai optimum.
Konsep yang dibutuhkan
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 ≤ 𝑎𝑏 Fungsi kendalanya:
𝑦
𝑥 + 𝑦 ≤ 300
𝑝𝑥 + 𝑞𝑦 ≤ 𝑝𝑞 𝑥 + 3𝑦 ≤ 750, bentuk sederhana 5𝑥 + 15𝑦 ≤ 3750
𝑥≥0 𝑥 ≥ 0, jumlah sedan tidak mungkin negatif
𝒂 𝑦≥0 𝑦 ≥ 0, jumlah bus tidak mungkin negatif
𝒑 { 𝑥, 𝑦 elemen bilangan cacah.
𝑥
O 𝒃 𝒒 Fungsi Objektif:
𝑓(𝑥, 𝑦) = 2.000𝑥 + 3.000𝑦
Dalam mengerjakan soal UN Matematika SMA, materi soal Program Linear memang tipe soal yang
menghabiskan banyak waktu.
Ya! Penyelesaian Program Linear ini membutuhkan perhitungan yang banyak dan perhitungannya harus
dilakukan dengan cermat karena membutuhkan ketelitian tinggi dalam menggambar sketsa grafik, menguji titik
untuk menemukan daerah penyelesaian pertidaksamaan, mencari titik potong dua garis, dan mensubstitusi titik
pojok ke fungsi objektif untuk menemukan nilai optimum. Padahal waktu yang diberikan untuk setiap soal UN
Matematika SMA itu hanya sekitar 3 menit saja!
Pertama, adik-adik harus mengubah soal cerita sehingga bisa dituliskan menjadi model matematika dari beberapa fungsi kendala
yang membentuk sistem pertidaksamaan linear dan sebuah fungsi objektif.
Kedua, adik-adik harus menggambarkan model matematika tersebut ke dalam bidang koordinat Cartesius.
Ketiga, dari gambar grafik model matematika, adik-adik harus bisa menentukan daerah penyelesaian dari fungsi kendala dalam
bidang koordinat Cartesius.
Keempat, daerah penyelesaian dari fungsi kendala berbentuk poligon, dimana titik-titik sudutnya adalah titik pojok. Adik-adik perlu
melihat apakah ada titik pojok yang berupa titik potong dua garis yang koordinatnya perlu dicari menggunakan teknik eliminasi dan
substitusi dari kedua persamaan garis tersebut.
Kelima, titik-titik pojok tersebut merupakan titik ekstrim yang akan kita periksa nilai fungsi objektifnya.
Terakhir, nilai terbesar dari fungsi objektif adalah nilai maksimum, sedangkan nilai terkecil dari fungsi objektif adalah nilai
minimum. Nah, jika terdapat dua titik pojok yang menghasilkan nilai fungsi objektif yang sama, maka penyelesaian nilai optimum
terdapat pada sepanjang ruas garis yang menghubungkan kedua titik pojok tersebut.
TRIK SUPERKILAT
Model Matematika
Nilai Optimum
Nah, sebenarnya metode TRIK SUPERKILAT memotong langkah dasar sampai di model matematika saja.
Metode TRIK SUPERKILAT menggunakan modifikasi dari teori gradien untuk menyelesaikan program linear.
Pertama, apabila yang ditanyakan adalah nilai maksimum, maka tuliskan urutan Y-E-X.
(Ingat MAX itu huruf akhirnya X, jadi yang ditulis juga harus berakhiran X).
Kalau yang ditanyakan adalah nilai minimum, maka urutannya adalah X-E-Y.
Kedua, urutkan nilai dari perbandingan koefisien 𝑥 dan koefisien 𝑦 dari semua fungsi kendala maupun fungsi objektif.
Urutkan dari nilai yang terkecil menuju ke nilai terbesar.
Terakhir lihat dimana letak perbandingan koefisien 𝑥 dan koefisien 𝑦 dari fungsi objektif.
Jika terletak di Y, maka nilai optimal berada di sumbu Y, substitusikan 𝑥 = 0 ke fungsi di sebelahnya.
Jika terletak di E, maka nilai optimal berada di perpotongan antara kedua fungsi di sebelahnya.
Jika terletak di X, maka nilai optimal berada di sumbu X, substitusikan 𝑦 = 0 ke fungsi di sebelahnya.
Penyelesaian:
Model Matematika
Tas (𝑥) Sepatu (𝑦) Total
Unsur A 1 2 4
Unsur B 2 2 6
Untung 3000 2000
Fungsi kendala:
𝑥 + 2𝑦 ≤ 4 (perbandingan koefisien 𝑥 dan 𝑦 adalah 1/2)
2𝑥 + 2𝑦 ≤ 6 (perbandingan koefisien 𝑥 dan 𝑦 adalah 1)
Fungsi objektif:
maks 3000𝑥 + 2000𝑦 =…. (perbandingan koefisien 𝑥 dan 𝑦 adalah 3/2)
Karena fungsi objektif yang perbandingan koefisiennya adalah 3/2 terletak pada kolom Sumbu 𝑋,
maka artinya nilai optimum adalah terletak di sumbu X untuk persamaan yang berada disebelahnya
(yaitu persamaan dengan perbandingan koefisien bernilai 1)
Artinya substitusikan 𝑦 = 0 untuk persamaan 2𝑥 + 2𝑦 = 6
2𝑥 + 2𝑦 = 6
2𝑥 + 2(0) = 6
𝑥=3
Jadi, agar keuntungan maksimal maka perusahaan tersebut haruslah menjual 3 tas.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai maksimum keuntungan adalah Rp9.000,00.
Kesimpulan:
Grafik dan Daerah Penyelesaian Perhatikan perbandingan fungsi objektif yang bernilai 1/2
Y terdapat di X dan E,
X
5 5
3
Titik Pojok
Dua dari tiga titik pojok sudah bisa dilihat pada grafik yaitu (5, 0) dan (0, 5).
Sementara satu titik pojok belum diketahui yaitu titik potong kedua garis.
Menentukan titik potong kedua garis menggunakan metode eliminasi substitusi:
5𝑥 + 10𝑦 = 25 × 3 15𝑥 + 30𝑦 = 75
3𝑥 + 10𝑦 = 25 × 5 15𝑥 + 35𝑦 = 25
25𝑦 = 50
50
𝑦=
25
𝑦=2
Substitusi 𝑦 = 2 ke salah satu persamaan:
3𝑥 + 𝑦 = 5
3𝑥 + 2 = 5
3𝑥 = 5 − 2
3𝑥 = 3
3
𝑥=
3
𝑥=1
Jadi titik potong kedua kurva adalah di titik (1, 2)
Sehingga titik pojok adalah (5, 0), (1, 2), dan (0,5)
Nilai Optimum
Dari tabel tersebut diperoleh nilai minimum fungsi objektif 𝑓(𝑥, 𝑦) terjadi pada titik (5, 0) dan (1, 2) yaitu
dengan pengeluaran sebesar Rp20.000,00.
1. Anak usia balita dianjurkan dokter untuk mengkonsumsi kalsium dan zat besi sedikitnya 60 gr dan 30
gr. Sebuah kapsul mengandung 5 gr kalsium dan 2 gr zat besi, sedangkan sebuah tablet mengandung 2 gr
kalsium dan 2 gr zat besi. Jika harga sebuah kapsul Rp.1.000,00 dan harga sebuah tablet Rp.800,00, maka
biaya minimum yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan anak balita tersebut adalah ....
A. Rp12.000,00 Ternyata fungsi objektif (warna biru) berada di E.
B. Rp14.000,00 TRIK SUPERKILAT:
Kapsul Tablet Jumlah Perbandingan
Artinya titik minimumnya berada di hasil
eliminasi kedua fungsi kendala. (Gunakan metode
C. Rp18.000,00 koef 𝑥 dan 𝑦
determinan matriks)
D. Rp24.000,00 Kalsium
Zat Besi
5
2
2
2
60
30
5/2
2/2 |
60 2
| |
5 60
|
𝑥 = 30 2 = 60 = 10; 𝑦 = 2 30 = 30 = 5
E. Rp36.000,00 Harga 1.000 800 10/8 5 2 6 5 2 6
| | | |
Urutkan perbandingan dari kecil ke besar. 2 2 2 2
X E Y Jadi nilai minimumnya adalah:
2/2 10/8 5/2 𝑓(𝑥, 𝑦) = 1.000(10) + 800(5) = Rp14.000,00
2. Seorang pedagang sepeda ingin membeli 25 sepeda untuk persediaan. Ia ingin membeli sepeda gunung
dengan harga Rp1.500.000,00 per buah dan sepeda balap dengan harga Rp2.000.000,00 per buah. Ia
merencanakan tidak akan mengeluarkan uang lebih dari Rp42.000.000,00. Jika keuntungan sebuah sepeda
gunung Rp500.000,00 dan sebuah sepeda balap Rp600.000,00, maka keuntungan maksimum yang
diterima pedagang adalah .... Ternyata fungsi objektif (warna biru) berada
TRIK SUPERKILAT: (harga dalam ribuan rupiah) di E (titik potong atau hasil eliminasi
A. Rp13.400.000,00 Sepeda Sepeda Jumlah Perbandingan substitusi dua fungsi kendala)
B. Rp12.600.000,00 gunung balap koef 𝑥 dan 𝑦 Gunakan metode determinan matriks
1 1 25 1/1 25 1
C. Rp12.500.000,00 Jumlah | | 8.000
Harga 1.500 2.000 42.000 3/4 𝑥 = 42.000 2.000 = = 16;
D. Rp10.400.000,00 Untung 500 1 1 500
| |
600 5/6 1.500 2.000
E. Rp8.400.000,00 Urutkan perbandingan dari kecil ke besar. 𝑥 + 𝑦 = 25 ⇒ 16 + 𝑦 = 25 ⇒ 𝑦 = 9;
Y E X Jadi nilai maksimum adalah:
3/4 5/8 1/1 𝑓(𝑥, 𝑦) = 500(16) + 600(9) = Rp13.400
3. Seorang ibu hendak membuat dua jenis kue. Kue jenis I memerlukan 40 gram tepung dan 30 gram gula.
Kue jenis II memerlukan 20 gram tepung dan 10 gram gula. Ibu hanya memiliki persediaan tepung
sebanyak 6 kg dan gula 4 kg. jika kue jenis I dijual dengan harga Rp4.000,00 dan kue jenis II dijual
dengan harga Rp1.600,00, maka pendapatan maksimum yang diperoleh ibu adalah ....
Soal ini tidak ada
A. Rp30.400,00 Ternyata fungsi objektif (warna biru) berada di E
jawabannya,
TRIK SUPERKILAT: (titik potong atau hasil eliminasi substitusi dua
mungkin maksudnya B. Rp48.000,00 fungsi kendala)
Kue Kue Jumlah Perbandingan
pilihan jawaban A, B, C. Rp56.000,00 jenis I jenis II koef 𝑥 dan 𝑦 Gunakan metode determinan matriks
C, D, dan E kurang D. Rp59.200,00 Tepung 40 20 6.000 4/2 |
6.000 20
| −20.000
satu angka nol. Gula 30 10 4.000 3/1 𝑥 = 4.000 10 = = 100;
E. Rp72.000,00 Harga |
40 20
| −200
4.000 1.600 40/16 30 10
Urutkan perbandingan dari kecil ke besar. 30𝑥 + 10𝑦 = 4.000 ⇒ 3.000 + 10𝑦 = 4.000 ⇒ 𝑦 = 100;
Y E X Jadi nilai maksimum adalah:
4/2 40/16 3/1 𝑓(𝑥, 𝑦) = 4.000(100) + 1.600(100) = Rp560.000
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Matriks
Bentuk Umum Operasi Aljabar Matriks
𝑎11 𝑎12 𝑎1𝑛
𝑎21 𝑎22 ⋯ 𝑎2𝑛
𝐴𝑚×𝑛 = ( ⋮ )
⋮ ⋱ Kesamaan Matriks
𝑎𝑚1 𝑎𝑚2 ⋯ 𝑎𝑚𝑛
“Elemen yang Sama, Nilainya Sama”
𝑎 𝑏 3 −2 𝑎=3
( )=( )⇒{
1 −5 1 −5 𝑏 = −2
Transpose Matriks
“Tukar Baris Kolom”
Penjumlahan Matriks
𝑎 𝑏 𝑎 𝑐
𝐴=( ) ⇒ 𝐴𝑇 = ( ) “Jumlahkan Elemen yang Sama”
𝑐 𝑑 𝑏 𝑑
𝑎 𝑏 𝑒 𝑓 𝑎+𝑒 𝑏+𝑓
( )+( )=( )
𝑐 𝑑 𝑔 ℎ 𝑐+𝑔 𝑑+ℎ
Determinan Matriks 2 × 2
“Diagonal Utama – Diagonal Samping” Pengurangan Matriks
𝑎 𝑏 𝑎 𝑏 “Kurangkan Elemen yang Sama”
𝐴=( ) ⇒ |𝐴| = | | = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
𝑐 𝑑 𝑐 𝑑
𝑎 𝑏 𝑒 𝑓 𝑎−𝑒 𝑏−𝑓
( )−( )=( )
𝑐 𝑑 𝑔 ℎ 𝑐−𝑔 𝑑−ℎ
Invers Matriks 2 × 2
Perkalian Matriks dengan Skalar
“Pembagian Matriks”
“Kalikan dengan Semua Elemen”
𝐴𝐴−1 = 𝐴−1 𝐴 = 𝐼
𝑎 𝑏 𝑘𝑎 𝑘𝑏
𝑘( )=( )
𝑎 𝑏 1 𝑑 −𝑏 𝑐 𝑑 𝑘𝑐 𝑘𝑑
𝐴=( ) ⇒ 𝐴−1 = ( )
𝑐 𝑑 |𝐴| −𝑐 𝑎
𝑎 𝑏 𝑒 𝑓 𝑎𝑒 + 𝑏𝑔 𝑎𝑓 + 𝑏ℎ
( )( )=( )
𝑐 𝑑 𝑔 ℎ 𝑐𝑒 + 𝑑𝑔 𝑐𝑓 + 𝑑ℎ
Dalam mengerjakan soal UN Matematika SMA, materi soal Matriks ini boleh dibilang yang paling mudah,
asalkan menguasai betul konsep dasar dari Matriks itu sendiri. Mengapa? Karena hanya diperlukan perhitungan
aljabar sederhana.
Nah, untuk mempercepat proses perhitungan kita bisa menggunakan sifat-sifat dari Operasi Aljabar Matriks,
Transpose Matriks, Determinan Matriks, dan Invers Matriks.
Penyelesaian:
−𝑐 2 4 𝑎 −1 3 4 𝑏
2𝐴 − 𝐵 = 𝐶𝐷 ⇒ 2 ( )−( )=( )( )
1 0 𝑏 + 5 −6 0 2 −2 3
−2𝑐 4 4 𝑎 −10 −𝑏 + 9
⇔ ( )−( )=( )
2 0 𝑏 + 5 −6 −4 6
−2𝑐 − 4 4 − 𝑎 −10 −𝑏 + 9
⇔ ( )=( )
−3 − 𝑏 6 −4 6
−3 − 𝑏 = −4 ⇒ −𝑏 = −4 + 3
⇔ −𝑏 = −1
⇔ 𝑏=1
4 − 𝑎 = −𝑏 + 9 ⇒ 4 − 𝑎 = −(1) + 9
⇔4−𝑎 =8
⇔ −𝑎 = 8 − 4
⇔ −𝑎 = 4
⇔ 𝑎 = −4
Penyelesaian:
𝐴𝑋 = 𝐵 + 𝐴𝑡 ⇒ 𝑋 = 𝐴−1 (𝐵 + 𝐴𝑡 )
1
= 𝐴𝑑𝑗(𝐴)(𝐵 + 𝐴𝑡 )
|𝐴|
1 5 −2 −3 −1 3 0
= ( ) (( )+( ))
15 0 3 −17 0 2 5
1 5 −2 0 −1
= ( )( )
15 0 3 −15 5
1 30 −15
= ( )
15 −45 15
2 −1
=( )
−3 1
2 −1
Karena 𝑋 = ( ), maka determinan matriks 𝑋 adalah :
−3 1
|𝑋| = | 2 −1| = 2 − 3 = −1
−3 1
𝐴𝑋 = 𝐵 + 𝐴𝑡 ⇒ |𝐴||𝑋| = |𝐵 + 𝐴𝑡 |
|𝐵+𝐴𝑡 |
⇔ |𝑋| =
|𝐴|
𝐾𝑖𝑡𝑎 𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑓𝑎𝑡 𝑑𝑒𝑡𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠
𝑀𝑎𝑘𝑎 𝑐𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑑𝑢𝑙𝑢 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 (𝐵 + 𝐴𝑡 )
−3 −1 3 0
𝑇𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 𝐵 + 𝐴𝑡 = (( )+( ))
−17 0 2 5
0 −1
=( )
−15 5
𝑡
𝐽𝑎𝑑𝑖, |𝐵 + 𝐴 | = −15
|𝐵+𝐴𝑡 |
⇔ |𝑋| =
|𝐴|
−15
=
15
= −1
Penyelesaian:
𝐶 ∙ 𝐴 = 𝐵 ⇒ 𝐶 = 𝐵 ∙ 𝐴−1
⇔ 𝐶 −1 = (𝐵 ∙ 𝐴−1 )−1
⇔ 𝐶 −1 = 𝐴 ∙ 𝐵−1
4 2 1 1 3
=( )∙ ( )
3 −4 11 −2 5
1 4 2 1 3
= ( )( )
11 3 −4 −2 5
1 0 22
= ( )
11 11 −11
0 2
=( )
1 −1
0 2
Karena 𝐶 −1 = ( ), maka determinan matriks 𝐶 −1 adalah :
1 −1
|𝐶 −1 | = |0 2 | = 0 − 2 = −2
1 −1
𝐶∙𝐴 =𝐵 ⇒ 𝐶 = 𝐵 ∙ 𝐴−1
⇔ 𝐶 = (𝐵 ∙ 𝐴−1 )−1
−1
⇔ 𝐶 −1 = 𝐴 ∙ 𝐵−1
|𝐴|
⇔ |𝐶 −1 | =
|𝐵|
−22
=
11
= −2
3 y x 5 3 1
1. Diketahui matriks A = , B = dan C = .
5 1 3 6 y 9
8 5x
Jika A + B – C = , maka nilai x 2 xy y adalah ....
x 4 8 5𝑥 Substitusi 𝑥 = 2 dan 𝑦 = 4
A. 8 𝐴+𝐵−𝐶 = ( )
−𝑥 −4 𝑥 + 2𝑥𝑦 + 𝑦 = 2 + 16 + 4 = 22
B. 12 𝑥+6 𝑦+6 8 5𝑥
⇒ ( )=( )
C. 18 2−𝑦 −4 −𝑥 −4
D. 20 ⇔ 𝑥+6=8
∴𝑥=2
E. 22 ⇔ 2 − 𝑦 = −𝑥
∴𝑦=4
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Vektor
Notasi Vektor Operasi Aljabar Vektor
𝑎1
⃗⃗
𝑎⃗ = 𝑎1 𝑖⃗ + 𝑎2 𝑗⃗ + 𝑎3 𝑘 = (𝑎2 )
𝑎3 Penjumlahan Vektor
𝑘𝑎1
⃗⃗
𝑘𝑎⃗ = 𝑘𝑎1 𝑖⃗ + 𝑘𝑎2 𝑗⃗ + 𝑘𝑎3 𝑘 = (𝑘𝑎2 ) “Jumlahkan Komponen yang Sama”
𝑘𝑎3
𝑎1 𝑏1 𝑎1 + 𝑏1
𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗ = (𝑎2 ) + (𝑏2 ) = (𝑎2 + 𝑏2 )
𝑎1 komponen pada sumbu X 𝑎3 𝑏3 𝑎3 + 𝑏3
𝑎2 komponen pada sumbu Y
𝑎3 komponen pada sumbu Z
Pengurangan Vektor
“Kurangkan Komponen yang Sama”
Panjang Vektor
𝑎1 𝑏1 𝑎1 − 𝑏1
“Akar dari jumlah kuadrat” ⃗⃗
𝑎⃗ − 𝑏 = (𝑎2 ) − (𝑏2 ) = (𝑎2 − 𝑏2 )
𝑎3 𝑏3 𝑎3 − 𝑏3
|𝑎⃗| = √𝑎1 2 + 𝑎2 2 + 𝑎3 2
Perkalian Skalar
Vektor Posisi “Dua Vektor Harus Searah”
“Kalikan Komponen yang Sama”
𝐴(𝑥𝑎 , 𝑦𝑎 , 𝑧𝑎 )
𝑎⃗ 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ = |𝑎⃗||𝑏⃗⃗| cos 𝜃
O 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ = 𝑎1 𝑏1 + 𝑎2 𝑏2 + 𝑎3 𝑏3
𝑥𝑎 Perkalian Vektor
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑎⃗ = (𝑦𝑎 )
𝑂𝐴
𝑧𝑎 “Dua Vektor Harus Tegak Lurus”
“Putar Komponen yang Beda”
Jabarkan
Lihat Syarat
Hitung
Kalau kita membahas topik soal UN Matematika SMA tentang indikator soal operasi aljabar vektor ini, satu hal
yang sering ditanyakan adalah hasil operasi perkalian titik terhadap beberapa operasi aljabar penjumlahan
maupun pengurangan vektor dengan syarat ada dua vektor yang tegak lurus.
Misal diketahui 𝑎⃗, 𝑏⃗⃗, dan 𝑐⃗ . Jika 𝑎⃗ ⊥ 𝑏⃗⃗, maka tentukan hasil dari (𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗) ∙ (𝑎⃗ − 𝑐⃗)!
Maka jabarkan (𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗) ∙ (𝑎⃗ − 𝑐⃗) = 𝑎⃗ ∙ (𝑎⃗ − 𝑐⃗) + 𝑏⃗⃗ ∙ (𝑎⃗ − 𝑐⃗)
= (𝒂 ⃗⃗) − (𝑎⃗ ∙ 𝑐⃗) + (𝒂
⃗⃗ ∙ 𝒂 ⃗⃗ ∙ ⃗𝒃⃗) − (𝑏⃗⃗ ∙ 𝑐⃗)
𝟐
⃗⃗| − (𝑎⃗ ∙ 𝑐⃗) + 𝟎 − (𝑏⃗⃗ ∙ 𝑐⃗)
= |𝒂
Perhatikan tulisan berwarna merah (𝒂 ⃗⃗). Perkalian titik dari dua vektor yang tegak lurus adalah NOL!
⃗⃗ ∙ 𝒃
Perhatikan warna biru (𝒂
⃗⃗ ∙ 𝒂
⃗⃗). Perkalian titik dari dua vektor yang sama adalah KUADRAT PANJANG VEKTOR!
Lalu hitung perkalian titiknya. Masih ingat (𝑎⃗ ∙ 𝑐⃗) atau (𝑏⃗⃗ ∙ 𝑐⃗)?
Perkalian titik dua vektor yang tidak tegak lurus itu KALIKAN KOMPONEN YANG SAMA!
SELESAI!
Satu hal yang unik pada operasi aljabar vektor adalah untuk penjumlahan, pengurangan dan perkalian titik,
semua operasi hanya dilakukan pada KOMPONEN VEKTOR YANG SAMA.
Kalau penjumlahan dua vektor, ya jumlahkan komponen-komponen yang sama.
Jika pengurangan dua vektor, maka kurangkanlah komponen-komponen yang sama.
Dan apabila perkalian titik, juga kalikan komponen-komponen yang sama.
PERBEDAAN mendasar hanya ada pada PERKALIAN SILANG, atau dikenal dengan perkalian vektor atau cross
product. Triknya adalah sebagai berikut:
𝒊⃗ 𝒊⃗ × 𝒋⃗ = ⃗𝒌⃗
Jadi kalau perkaliannya dua komponen vektor yang posisinya searah jarum jam
hasilnya POSITIF komponen vektor berikutnya.
+ ⃗⃗.
𝑖⃗ dikalikan silang dengan 𝑗⃗ maka hasilnya POSITIF 𝑘
⃗𝒌⃗ 𝒋⃗ 𝑗⃗ dikalikan silang dengan 𝑘
⃗⃗
⃗⃗ maka hasilnya POSITIF 𝑖⃗.
𝑘 dikalikan silang dengan 𝑖⃗ maka hasilnya POSITIF 𝑗⃗.
Penyelesaian:
𝑎⃗ ⊥ 𝑏⃗⃗ ⇒ 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ = 0
𝑘 2
⇔ (2) ∙ (−5) = 0
2 3
⇔ 2𝑘 − 10 + 6 = 0
⇔ 2𝑘 − 4 = 0
⇔ 2𝑘 = 4
⇔ 𝑘=2
Dengan demikian diperoleh:
2
𝑎⃗ = (2)
2
Dengan menggunakan sifat perkalian titik dua vektor, diperoleh:
𝑎⃗ ⊥ 𝑏⃗⃗ ⇒ 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ = 0
2 2
𝑎⃗ ∙ 𝑐⃗ = (2) ∙ ( 1 ) = (2 ∙ 2) + (2 ∙ 1) + (2 ∙ (−1)) = 4 + 2 − 2 = 4
2 −1
Penyelesaian:
𝑎⃗ berlawanan arah dengan 𝑐⃗ ⇒ 𝑎⃗ = −𝑘𝑐⃗
1 −2
⇔ ( 𝑚 ) = −𝑘 ( 2 )
−2 4
Dari persamaan tersebut diperoleh:
1
1 = −𝑘(−2) ⇒ 𝑘 =
2
Maka,
1
𝑚 = −𝑘(2) ⇒ 𝑚 = (− ) (2) = −1
2
Dengan demikian diperoleh:
1
𝑎⃗ = (−1)
−2
Dengan menggunakan sifat perkalian titik dua vektor, diperoleh:
1 2
𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ = (−1) ∙ (−3) = (1 ∙ 2) + ((−1) ∙ (−3)) + ((−2) ∙ 1) = 2 + 3 − 2 = 3
−2 1
1 −2
𝑎⃗ ∙ 𝑐⃗ = (−1) ∙ ( 2 ) = (1 ∙ (−2)) + ((−1) ∙ 2) + ((−2) ∙ 4) = −2 − 2 − 8 = −12
−2 4
1 −2
𝑎⃗ = ( 𝑚 ) dan 𝑐⃗ = ( 2 )
−2 4
Penyelesaian:
|𝑎⃗|=|𝑏⃗⃗| ⇒ √(1)2 + (𝑝)2 + (−2)2 = √(2)2 + (−3)2 + (1)2
⇔ (1)2 + (𝑝)2 + (−2)2 = (2)2 + (−3)2 + (1)2
⇔ 1 + 𝑝2 + 4 = 4 + 9 + 1
⇔ 𝑝2 + 5 = 14
⇔ 𝑝2 + 5 − 14 = 0
⇔ 𝑝2 − 9 = 0
pembuat nol
⇔ (𝑝 + 3)(𝑝 − 3) = 0
⇔ 𝑝 + 3 = 0 atau 𝑝 − 3 = 0
⇔ 𝑝 = −3 atau 𝑝 = 3
Karena syarat 𝑝 > 0, maka 𝑝 = 3.
1
Dengan demikian diperoleh 𝑎⃗ = ( 3 )
−2
Dengan menggunakan sifat perkalian titik dua vektor, diperoleh:
1 2
𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ = ( 3 ) ∙ (−3) = (1 ∙ 2) + (3 ∙ (−3)) + ((−2) ∙ 1) = 2 − 9 − 2 = −9
−2 1
1 −2
𝑎⃗ ∙ 𝑐⃗ = ( 3 ) ∙ ( 2 ) = (1 ∙ (−2)) + (3 ∙ 2) + ((−2) ∙ 4) = −2 + 6 − 8 = −4
−2 4
2 −2
𝑏⃗⃗ ∙ 𝑐⃗ = (−3) ∙ ( 2 ) = (2 ∙ (−2)) + ((−3) ∙ 2) + (1 ∙ 4) = −4 − 6 + 4 = −6
1 4
2
|𝑏⃗⃗| = (2)2 + (−3)2 + (1)2 = 4 + 9 + 1 = 14
p 4 2
1. Diketahui vektor a 2 ; b 3 ; dan c 1 . Jika a tegak lurus b , maka hasil dari
1 6 3
a 2b . 3c adalah .... Karena 𝑎⃗ ⊥ 𝑏⃗⃗ ⇒ 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ = 0
A. 171 𝑝 4
⇔ ( 2 ) ∙ (−3) = 0
B. 63 −1 6
C. −63 ⇔ 4𝑝 − 6 − 6 = 0
D. −111 ⇔ 𝑝=3
E. −171
3−8 6
(𝑎⃗ − 2𝑏⃗⃗) ∙ (3𝑐⃗) = (2 − (−6)) ∙ (−3)
−1 − 12 9
−5 6
= ( 8 ) ∙ (−3)
−13 9
= −30 − 24 − 117
= −171
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Sudut
Antara Dua Vektor
Diketahui
2 2 2
𝑎⃗ = 𝑎1 𝑖⃗ + 𝑎2 𝑗⃗ + 𝑎3 𝑘⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑏⃗⃗ − 𝑎⃗
𝐵𝐴 |𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗| = |𝑎⃗| + |𝑏⃗⃗| + 2|𝑎⃗||𝑏⃗⃗| cos 𝛼
𝑏⃗⃗ = 𝑏1 𝑖⃗ + 𝑏2 𝑗⃗ + 𝑏3 𝑘⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑐⃗ − 𝑏⃗⃗
𝐵𝐶 2 2 2
|𝑎⃗ − 𝑏⃗⃗| = |𝑎⃗| + |𝑏⃗⃗| − 2|𝑎⃗||𝑏⃗⃗| cos 𝛼
atau
2 2 2
(|𝑎
⃗⃗⃗| +|⃗⃗⃗
𝑏| )−|𝑎 ⃗⃗⃗|
⃗⃗⃗−𝑏
cos 𝛼 =
⃗⃗⃗||⃗⃗⃗
2|𝑎 𝑏|
Besar Sudut
Antara Dua Vektor
“Sudut berapa yang nilai cosnya 𝒙"
Cek
Perkalian titik
Kalau kita membahas topik soal UN Matematika SMA tentang indikator soal sudut antara dua vektor, jelas
bahwa satu hal yang sering ditanyakan adalah besar sudut yang dibentuk antara dua vektor. Nah, vektor yang
diketahui ada tiga jenis, pertama diketahui komponen vektor, kedua diketahui vektor yang dibentuk oleh dua
titik, dan yang terakhir adalah panjang atau resultan vektor.
Misal vektor 𝑎⃗ = 3𝑖⃗ − 4𝑗⃗ + 12𝑘⃗⃗, maka tentukan panjang vektor 𝑎⃗?
Kalau menggunakan konsep dari panjang vektor, maka pengerjaan kita akan seperti berikut:
|𝑎⃗| = √32 + (−4)2 + 122 = √9 + 16 + 144 = √169 = 13
Apabila kita ingat bagaimana pola bilangan pada tripel Pythagoras, maka pengerjaan kita seperti berikut:
13
Keterangan:
Pertama, abaikan tanda negatif pada setiap komponen vektor.
Jadi kita hanya fokus untuk melihat komponen vektor 𝑎⃗ yaitu 3, 4, 12.
Karena kita ingat tripel Pythagoras 3, 4, 5. Maka 3, 4 kita sederhanakan menjadi 5.
Jadi, sekarang komponen vektor semula 3, 4, 5 kini menjadi 5, 12.
Nah, karena kita ingat tripel Pythagoras 5, 12, 13. Maka 5 dan 12 bisa kita sederhanakan menjadi 13.
Selesai! Panjang vektor 𝑎⃗ adalah 13!
5 13
3 5
4 12
Kalau sebelumnya adalah tripel Pythagoras bentuk biasa, sekarang bagaimana tripel Pythagoras bentuk akar?
Sebenarnya prinsip dasar teorema Pythagoras bisa dengan mudah menyelesaikan masalah ini.
Namun, apabila mau sedikit kreatif mengembangkan imajinasi, maka ada jalan lain yang lebih menyenangkan.
𝑥
𝑎 √𝑐
𝑎 √𝑏
Misal sisi tegak lurus sebuah segitiga siku-siku adalah 𝑎√𝑏 dan 𝑎√𝑐, dan misal sisi miring segitiga siku-siku
adalah 𝑥, maka nilai 𝑥 bisa ditentukan oleh:
2 2
𝑥 2 = (𝑎√𝑏) + (𝑎√𝑐)
⇒ 𝑥 = √𝑎2 𝑏 + 𝑎2 𝑐
⇒ 𝑥 = √𝑎2 (𝑏 + 𝑐)
⇒ 𝑥 = √𝑎2 √𝑏 + 𝑐
⇒ 𝑥 = 𝑎√𝑏 + 𝑐
𝑎 √𝑏
jumlahkan saja bilangan di dalam akar
bilangannya harus sama,
kalau nggak sama cari FPBnya
Contoh:
Cari FPB dari 12 dan 8. 4√13
8 FPBnya adalah 4. 4√4
Berarti jadikan bilangan pokoknya menjadi 4.
Artinya 12 = 4√9 dan 8 = 4√4,
12 Jadi sisi miring dari segitiga tersebut adalah 4√9 + 4 = 4√13 4√9
Misal vektor 𝑎⃗ = 4𝑖⃗ − 2𝑗⃗ + 6𝑘⃗⃗, maka tentukan panjang vektor 𝑎⃗?
Kalau menggunakan konsep dari panjang vektor, maka pengerjaan kita akan seperti berikut:
|𝑎⃗| = √42 + (−2)2 + 62 = √16 + 4 + 36 = √56 = √4√14 = 2√14
Apabila kita ingat pola bilangan pada tripel Pythagoras bentuk akar, maka pengerjaan kita seperti berikut:
𝑎⃗ = 𝟒𝑖⃗ − 𝟐𝑗⃗ + 𝟔𝑘⃗⃗ (hanya lihat pada komponen vektor saja, abaikan tanda negatif)
4 2 6 (FPB dari 4, 2, dan 6 adalah 2. Ubah bilangan 4, 2, 6 menjadi 2 dikali akar berapa gitu…)
𝟐√𝟒 + 𝟏 + 𝟗
𝟐√𝟏𝟒
Penyelesaian:
4
𝑎⃗ = 4𝑖⃗ + 2𝑗⃗ + 2𝑘⃗⃗ = (2) ⇒ |𝑎⃗| = √42 + 22 + 22 = √16 + 4 + 4 = √24 = √4√6 = 2√6
2
3
𝑏⃗⃗ = 3𝑖⃗ + 3𝑗⃗ = (3) ⇒ |𝑏⃗⃗| = √32 + 32 + 02 = √9 + 9 + 0 = √18 = √9√2 = 3√2
0
Dengan demikian diperoleh:
𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗
cos 𝛼 =
|𝑎⃗||𝑏⃗⃗|
4 3
(2) ∙ (3)
= 2 0
2√6 ∙ 3√2
(4)(3) + (2)(3) + (2)(0)
=
6√12
12 + 6 + 0
=
6√4√3
18
=
12√3
18 √3
= ×
12√3 √3
18√3
=
36
1
= √3
2
1
Jadi karena cos 𝛼 = 2 √3, maka besar sudut 𝛼 = 30°
4 2√4
⃗⃗
𝑎⃗ = 4𝑖⃗ + 2𝑗⃗ + 2𝑘 = (2) = (2√1) ⇒ |𝑎⃗| = 2√4 + 1 + 1 = 2√6
2 2√1
3 3√1
𝑏⃗⃗ = 3𝑖⃗ + 3𝑗⃗ = (3) = (3√1) ⇒ |𝑏⃗⃗| = 3√1 + 1 = 3√2
0 0
Lanjutkan dengan menghitung nilai cos 𝛼 menggunakan rumus:
4 3
(2) ∙ (3)
𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ 0 = 𝑑𝑠𝑡 𝑑𝑠𝑡 𝑑𝑠𝑡 …
cos 𝛼 = = 2
|𝑎⃗||𝑏⃗⃗| 2√6 ∙ 3√2
Penyelesaian:
6 2 4
𝐴𝐵 = 𝑏⃗⃗ − 𝑎⃗ = (1) − (1) = (0) ⇒ |𝐴𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗| = √42 + 02 + 02 = √16 + 0 + 0 = √16 = 4
2 2 0
6 2 4
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ | = √42 + 42 + 02 = √16 + 16 + 0 = √32 = 4√2
𝐴𝐶 = 𝑐⃗ − 𝑎⃗ = (5) − (1) = (4) ⇒ |𝐴𝐶
2 2 0
Dengan demikian diperoleh:
⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 ∙ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐶
cos 𝛼 =
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ||𝐴𝐶
|𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ |
4 4
(0) ∙ (4)
= 0 0
4 ∙ 4√2
(4)(4) + (0)(4) + (0)(0)
=
16√2
16 + 0 + 0
=
16√2
16
=
16√2
1
=
√2
1 √2
= ×
√2 √2
1
= √2
2
1
Jadi karena cos 𝛼 = 2 √2, maka besar sudut 𝛼 = 45°
6 2 4
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑏⃗⃗ − 𝑎⃗ = (1) − (1) = (0) ⇒ |𝐴𝐵
𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗| = 4 (karena komponen yang lain nol)
2 2 0
6 2 4 4√1
⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐶 = 𝑐⃗ − 𝑎⃗ = (5) − (1) = (4) = (4√1) ⇒ |𝐴𝐶 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ | = 4√1 + 1 = 4√2
2 2 0 0
serta hasil kali titik dari ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 ∙ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐶 tidak mungkin memuat bilangan bentuk akar.
1
Karena panjang 𝐴𝐶 memuat bilangan √2. Jadi feeling kita mengatakan bahwa nilai cos 𝛼 = 2 √2, dan satu-
1
satunya jawaban yang mengakibatkan nilai cos 𝛼 = 2 √2 adalah𝛼 = 45°.
Penyelesaian:
2 2 2
Ingat |𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗| = |𝑎⃗| + |𝑏⃗⃗| + 2|𝑎⃗||𝑏⃗⃗| cos 𝛼
Dengan demikian diperoleh:
2 2 2
⃗⃗ + 𝑏⃗⃗| = |𝑎
|𝑎 ⃗⃗| + |𝑏⃗⃗| + 2|𝑎
⃗⃗||⃗𝑏⃗| cos 𝛼
2
⇔ (√19) = (2)2 + (3)2 + 2(2)(3) cos 𝛼
⇔ 19 = 4 + 9 + 12 cos 𝛼
⇔ 19 = 13 + 12 cos 𝛼
⇔ 19 − 13 = 12 cos 𝛼
⇔ 6 = 12 cos 𝛼
6
⇔ = cos 𝛼
12
1
⇔ = cos 𝛼
2
1
⇔ cos 𝛼 =
2
1
Jadi, karena cos 𝛼 = , maka besar sudut 𝛼 = 60°
2
2 2 2
|𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗| − (|𝑎⃗| + |𝑏⃗⃗| )
cos 𝛼 =
2|𝑎⃗||𝑏⃗⃗|
19 − (4 + 9)
=
12
19 − 13
=
12
6
=
12
1
=
2
1
Jadi, karena cos 𝛼 = 2, maka besar sudut 𝛼 = 60°
2 3
1. Diketahui vektor a 3 dan b 2 . Sudut antara vektor a dan b adalah ....
3 4 TRIK SUPERKILAT:
Cek dulu. Apakah hasil perkalian titiknya nol?.
A. 135° 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ Kalau nol pasti siku-siku.
cos ∠(𝑎⃗, 𝑏⃗⃗) =
B. 120° |𝑎||𝑏| Dan ternyata benar, perkalian titik kedua vektor
C. 90° 6 + 6 − 12 sama dengan nol, jadi jawabannya pasti C.
=
D. 60° √22√29
E. 45° =0
∴ cos 𝜃 = 0 ⇒ 𝜃 = 90°
2. Diketahui titik A (1, 0, −2), B (2, 1, −1), C (2, 0, −3). Sudut antara vektor AB dengan AC adalah ....
A. 30° ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = 𝐵 − 𝐴 = (1, 0, 1) TRIK SUPERKILAT:
B. 45° ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐶 − 𝐴 = (1, 0, −1
𝐴𝐶 Cek dulu. Apakah hasil perkalian titiknya nol?.
C. 60° Kalau nol pasti siku-siku.
𝐴𝐵 ∙ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐶 Dan ternyata benar, perkalian titik kedua vektor
D. 90° cos ∠(𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ , 𝐴𝐶
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ) =
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
|𝐴𝐵 ||𝐴𝐶 | sama dengan nol, jadi jawabannya pasti C.
E. 120°
1+0−1
=
√2√2
=0
∴ cos 𝜃 = 0 ⇒ 𝜃 = 90°
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Proyeksi Vektor
𝛼
|𝒄
⃗⃗| |𝑏⃗⃗|
Sehingga,
𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗
|𝒄
⃗⃗| =
|𝑏⃗⃗|
Vektor Proyeksi
Proyeksi vektor
𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗
⃗⃗ =
𝒄 2 𝑏⃗⃗
|𝑏⃗⃗|
Vektor Proyeksi
𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗
2 dikali 𝑏⃗⃗
|𝑏⃗⃗|
Kalau kita membahas topik soal UN Matematika SMA pada
indikator soal tentang proyeksi vektor, jelas bahwa satu hal yang
sering ditanyakan adalah panjang proyeksi vektor atau vektor
proyeksi. Nah, jika yang ditanyakan vektor proyeksi maka
jawaban yang benar seharusnya adalah kelipatan dari vektor
tujuan proyeksi . SELESAI
Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep proyeksi vektor, maka diperoleh:
𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗
|𝑐⃗| =
|𝑏⃗⃗|
4 3
(2) ∙ (3)
= 2 0
√32 + 32 + 02
(4)(3) + (2)(3) + (2)(0)
=
√9 + 9 + 0
12 + 6 + 0
=
√18
18
=
√18
18 √18
= ∙
√18 √18
18
= √18
18
= √18
Jadi, panjang proyeksi vektor 𝑎⃗ pada vektor 𝑏⃗⃗ adalah √18.
Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep vektor proyeksi, maka diperoleh:
𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗
𝑐⃗ = 2 𝑏⃗⃗
|𝑏⃗⃗|
5 2
(−8) ∙ (−1)
= 0 2 (2𝑖⃗ − 𝑗⃗ + 2𝑘⃗⃗ )
2
(√22 + (−1)2 + 22 )
(5)(2) + (−8)(−1) + (0)(2)
= (2𝑖⃗ − 𝑗⃗ + 2𝑘⃗⃗ )
22 + (−1)2 + 22
10 + 8 + 0
= (2𝑖⃗ − 𝑗⃗ + 2𝑘⃗⃗ )
4+1+4
18
= (2𝑖⃗ − 𝑗⃗ + 2𝑘⃗⃗ )
9
= 2(2𝑖⃗ − 𝑗⃗ + 2𝑘⃗⃗ )
= 4𝑖⃗ − 2𝑗⃗ + 4𝑘⃗⃗
Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep vektor proyeksi, maka diperoleh:
𝑝⃗ ∙ 𝑞⃗
𝑐⃗ = 𝑞⃗
|𝑞|2
1 2
(−2) ∙ (−2)
= 1 1 (2𝑖⃗ − 2𝑗⃗ + 𝑘⃗⃗ )
2
(√22 + (−2)2 + 12 )
(1)(2) + (−2)(−2) + (1)(1)
= (2𝑖⃗ − 2𝑗⃗ + 𝑘⃗⃗ )
22 + (−2)2 + 12
2+4+1
= (2𝑖⃗ − 2𝑗⃗ + 𝑘⃗⃗ )
4+4+1
7
= (2𝑖⃗ − 2𝑗⃗ + 𝑘⃗⃗ )
9
Penyelesaian:
Panjang vektor proyeksi vektor 𝑎⃗ pada 𝑏⃗⃗ adalah:
𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗
|𝑐⃗| =
|𝑏⃗⃗|
2 3
(1) ∙ ( 0 )
⇒ 2= 𝑥 −4
√3 + 0 + (−4)2
2 2
1. Diketahui vektor a 5i 6 j k dan b i 2 j 2k. Proyeksi orthogonal vektor a pada b adalah ....
A. i 2 j 2k 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ TRIK SUPERKILAT:
Proyeksi 𝑎⃗ 𝑘𝑒 𝑏⃗⃗ = 𝑏⃗⃗ Pilihan jawaban harus merupakan kelipatan dari 𝑏⃗⃗.
B. i 2 j 2k |𝑏|2
5 − 12 − 2 Lihat pola tanda pada 𝑏⃗⃗ plus min min.
C. i 2 j 2k = 2 𝑏⃗⃗ Jadi jawaban yang mungkin saja benar adalah plus
(√1 + 4 + 4)
min min atau min plus plus.
D. i 2 j 2k 9 Dan itu hanya dipenuhi oleh pilihan jawaban D.
= − 𝑏⃗⃗
9
E. 2i 2 j k ⃗⃗
= −𝑖⃗ + 2𝑗⃗ + 2𝑘
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Transformasi Geometri
Acuan
Bentuk umum
𝑥′ 𝑥 𝑥 𝑥′
( ′ ) = 𝑀 (𝑦) (𝑦) = 𝑀−1 ( )
𝑦 𝑦′
Komposisi Transformasi
“Ingat (𝒇 ∘ 𝒈) artinya 𝒈 dikerjakan lebih dulu daripada 𝒇”
Komposisi Komposisi
Dua Transformasi Titik Dua Transformasi Kurva
“Bayangan 𝑨(𝒙, 𝒚) adalah 𝑨′ (𝒙′ , 𝒚′ )” “Substitusikan 𝒙, 𝒚 pada fungsi kurva”
𝑥′ 𝑥 𝑥 𝑥′
( ′ ) = (𝑀2 ∘ 𝑀1 ) (𝑦) (𝑦) = (𝑀2 ∘ 𝑀1 )−1 ( )
𝑦 𝑦′
1. Transformasi identitas 𝐼 𝑥′ 𝟏 𝟎 𝑥
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′(𝑥, 𝑦) ( ) = ( ) (𝑦 )
𝑦′ 𝟎 𝟏
𝒂 𝑎
𝑇=( ) 𝑥′ 𝟏 𝟎 𝑥 𝒂
2. Translasi oleh ( ) 𝑏 ( ) = ( ) (𝑦 ) + ( )
𝒃 𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′(𝑥 + 𝑎, 𝑦 + 𝑏) 𝑦′ 𝟎 𝟏 𝒃
Pencerminan
Pencerminan
Pemetaan Persamaan Matriks Transformasi
terhadap garis 𝒙 = ….
1. Pencerminan terhadap 𝑀𝑠𝑏Y 𝑥′ −𝟏 𝟎 𝑥
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (−𝑥, 𝑦) ( ) = ( ) (𝑦 )
sumbu Y (𝑥 = 0) 𝑦′ 𝟎 𝟏
2. Pencerminan terhadap 𝑀𝑥=𝒂 𝑥′ − 𝒂 −𝟏 𝟎 𝑥−𝒂
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (𝟐𝒂 − 𝑥, 𝑦) (
𝑦′
)= ( ) ( 𝑦 )
garis 𝑥 = 𝒂 𝟎 𝟏
Pencerminan
Pemetaan Persamaan Matriks Transformasi
terhadap garis 𝒚 = ….
3. Pencerminan terhadap 𝑀𝑠𝑏X 𝑥′ 𝟏 𝟎 𝑥
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′(𝑥, −𝑦) ( ) = ( ) (𝑦 )
sumbu X (𝑦 = 0) 𝑦′ 𝟎 −𝟏
4. Pencerminan terhadap 𝑀𝑦=𝒃 𝑥′ 𝟏 𝟎 𝑥
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (𝑥, 𝟐𝒃 − 𝑦) ( ′
𝑦 −𝒃
)= ( ) (𝑦 − 𝒃)
garis 𝑦 = 𝒃 𝟎 −𝟏
Pencerminan
Pemetaan Persamaan Matriks Transformasi
terhadap titik (…., ….)
5. Pencerminan terhadap 𝑀𝑂(0,0) 𝑥′ −𝟏 𝟎 𝑥
titik asal 𝑂(0, 0)
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (−𝑥, −𝑦) ( )
𝑦′
=( ) (𝑦 )
𝟎 −𝟏
6. Pencerminan terhadap 𝑀𝑷(𝒂,𝒃) 𝑥′ − 𝒂 −𝟏 𝟎 𝑥−𝒂
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (𝟐𝒂 − 𝑥, 𝟐𝒃 − 𝑦) ( ′ )=( )( )
titik 𝑷(𝒂, 𝒃) 𝑦 −𝒃 𝟎 −𝟏 𝑦 − 𝒃
Pencerminan
Pemetaan Persamaan Matriks Transformasi
terhadap garis 𝒚 = ±𝒙
7. Pencerminan terhadap 𝑀𝑦=𝑥 𝑥′ 𝟎 𝟏 𝑥
𝑦=𝑥
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (𝑦, 𝑥) ( )
𝑦′
= ( ) (𝑦 )
𝟏 𝟎
8. Pencerminan terhadap 𝑀𝑦=−𝑥 𝑥′ 𝟎 −𝟏 𝑥
garis 𝑦 = −𝑥
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (−𝑦, −𝑥) ( )
𝑦′
=( ) (𝑦 )
−𝟏 𝟎
Pencerminan
Pemetaan Persamaan Matriks Transformasi
terhadap garis 𝒚 = 𝒎𝒙
9. Pencerminan terhadap 𝑀𝑦=𝑚𝑥 𝑥′ 𝐜𝐨𝐬 𝟐𝜽 𝐬𝐢𝐧 𝟐𝜽 𝑥
garis 𝑦 = 𝑚𝑥
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (𝑥′, 𝑦′) ( )
𝑦′
=( ) (𝑦)
𝐬𝐢𝐧 𝟐𝜽 − 𝐜𝐨𝐬 𝟐𝜽
𝑥 ′ = 𝑥 cos 2𝜃 + 𝑦 sin 2𝜃
dimana 𝑚 = tan 𝜃 𝑦 ′ = 𝑥 sin 2𝜃 − 𝑦 cos 2𝜃
Dilatasi
Dilatasi pusat (…., ….)
Pemetaan Persamaan Matriks Transformasi
faktor dilatasi 𝒌
1. Dilatasi [𝑂, 𝑘] 𝐷[𝑂,𝑘] 𝑥′ 𝒌 𝟎 𝑥
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (𝑘𝑥, 𝑘𝑦) ( )
𝑦′
= (
𝟎 𝒌
) (𝑦 )
Keterangan:
Keterangan warna:
= “Transformasi ACUAN”.
= “Transformasi TURUNAN”.
𝐜𝐨𝐬 𝟐𝜽 𝐬𝐢𝐧 𝟐𝜽
( ) = “Matriks Transformasi ACUAN”
𝐬𝐢𝐧 𝟐𝜽 − 𝐜𝐨𝐬 𝟐𝜽
𝐵(0, 1)
(0, −1)
Tulis hasil transformasi titik ke dalam matriks kolom
Kalau kita membahas topik soal UN Matematika SMA pada indikator soal tentang transformasi geometri, jelas
bahwa satu hal yang sering ditanyakan adalah bayangan kurva terhadap beberapa transformasi. Untuk
transformasi terhadap suatu titik sepertinya peluangnya kecil untuk muncul dalam soal UN 2013 nanti.
Nah, sebenarnya ada cara yang cukup mudah untuk mengingat pola matriks transformasi dari pencerminan,
rotasi maupun dilatasi. Perhatikan langkah di bawah ini.
𝑎 𝑏
Misalkan 𝑀 = ( ) adalah matriks transformasi 𝑇,
𝑐 𝑑
Sehingga proses menyusun matriks transformasi 𝑀 adalah dengan meletakkan titik 𝐴(1, 0) dan 𝐵(0, 1) pada
𝑥 ′
bidang koordinat lalu kita transformasikan. Misalkan, ( 𝐴 ′ ) adalah hasil transformasi dari titik A sedangkan
𝑦𝐴
𝑥𝐵 ′
( ′ ) adalah hasil transformasi titik B, maka matriks transformasi tersebut adalah:
𝑦𝐵
𝒂 𝒃 𝒙 ′ 𝒙𝑩 ′
𝑀=( ) = ( 𝑨′ )
𝒄 𝒅 𝒚𝑨 𝒚𝑩 ′
−𝟏 𝟎
𝑩′(𝟎, 𝟏)
𝑴𝒔𝒃𝒀 = ( )
𝟎 𝟏
𝑠𝑏 Y Koordinat 𝑨′ (−𝟏, 𝟎) Koordinat 𝑩′ (𝟎, 𝟏)
𝑩(𝟎, 𝟏)
𝟏 𝟎
𝑠𝑏 X
𝑴𝒔𝒃𝑿 =( )
𝑩′ (𝟎, −𝟏)
𝟎 −𝟏
Koordinat 𝑨′ (𝟏, 𝟎) Koordinat 𝑩′ (𝟎, −𝟏)
Jadi matriks transformasi untuk pencerminan terhadap titik asal 𝑂(0, 0) adalah:
𝑩(𝟎, 𝟏)
−𝟏 𝟎
𝑂(0, 0)
𝑴𝑶(𝟎,𝟎) = ( )
(𝟎, −𝟏)
𝟎 −𝟏
Koordinat 𝑨′ (−𝟏, 𝟎) Koordinat 𝑩′ (𝟎, 𝟏)
𝑨′ (𝟎, 𝟏)
Perhatikan sumbu koordinat di samping,
Untuk pencerminan terhadap garis 𝑦 = 𝑥,
𝑨(𝟏, 𝟎) maka titik A akan berpindah ke kiri atas, sehingga koordinatnya menjadi 𝑨′ (𝟎, 𝟏).
dan titik B akan berpindah ke kanan bawah, sehingga koordinatnya menjadi 𝑩′ (𝟏, 𝟎).
𝑦=𝑥
𝑩′(𝟏, 𝟎) 𝟎 𝟏
𝑴𝒚=𝒙 = ( )
𝑦=𝑥
𝟏 𝟎
Koordinat 𝑨′ (𝟎, 𝟏) Koordinat 𝑩′ (𝟏, 𝟎)
𝟎 −𝟏
𝑴𝒚=−𝒙 = ( )
𝑩′(−𝟏, 𝟎)
𝑦 = −𝑥
−𝟏 𝟎
Koordinat 𝑨′ (𝟎, −𝟏) Koordinat 𝑩′ (−𝟏, 𝟎)
𝑨′ (𝟎, 𝟏)
Perhatikan sumbu koordinat di samping,
Untuk pencerminan terhadap rotasi 90° berlawanan jarum jam dengan pusat 𝑂(0, 0),
𝑨(𝟏, 𝟎) maka titik A akan berpindah ke kiri atas, sehingga koordinatnya menjadi 𝑨′ (𝟎, 𝟏).
dan titik B akan berpindah ke kiri bawah, sehingga koordinatnya menjadi 𝑩′ (−𝟏, 𝟎).
rotasi 90° berlawanan jarum jam
Jadi matriks transformasi rotasi 90° berlawanan jarum jam dengan pusat 𝑂(0, 0):
𝑩(𝟎, 𝟏)
𝟎 −𝟏
𝑴𝑹(𝑶,𝟗𝟎°) = ( )
𝑩′(−𝟏, 𝟎)
Jadi matriks transformasi rotasi 180° berlawanan jarum jam dengan pusat 𝑂(0, 0):
𝑩(𝟎, 𝟏)
−𝟏 𝟎
𝑩′(𝟎, −𝟏)
𝑴𝑹(𝑶,𝟏𝟖𝟎°) = ( )
rotasi 180° berlawanan jarum jam 𝟎 −𝟏
Koordinat 𝑨′ (−𝟏, 𝟎) Koordinat 𝑩′ (𝟎, −𝟏)
𝑩(𝟎, 𝟏) Jadi matriks transformasi rotasi 270° berlawanan jarum jam dengan pusat 𝑂(0, 0)
𝑩′(𝟏, 𝟎) atau sama dengan rotasi 90° searah jarum jam dengan pusat 𝑂(0, 0):
𝟎 𝟏
rotasi 270° berlawanan jarum jam
𝑴𝑹(𝑶,𝟐𝟕𝟎°) = 𝑴𝑹(𝑶,−𝟗𝟎°) = ( )
−𝟏 𝟎
rotasi 90° searah jarum jam
Dilatasi dengan faktor skala dilatasi sebesar 𝒌 dengan pusat 𝑶(𝟎, 𝟎).
𝑩′(𝟎, 𝒌) Jadi matriks transformasi dilatasi faktor skala dilatasi sebesar 𝑘 dan pusat 𝑂(0, 0):
𝑩(𝟎, 𝟏)
𝒌 𝟎
𝑴𝑫(𝑶,𝒌) =( )
𝟎 𝒌
dilatasi dengan faktor skala k Koordinat 𝑨′ (𝒌, 𝟎) Koordinat 𝑩′ (𝟎, 𝒌)
𝑩(𝟎, 𝟏)
𝐜𝐨𝐬 𝟐𝜽 𝐬𝐢𝐧 𝟐𝜽
𝑴𝒚=𝒎𝒙 = ( )
𝜽
𝜽
𝐬𝐢𝐧 𝟐𝜽 − 𝐜𝐨𝐬 𝟐𝜽
𝟗𝟎° − 𝟐𝜽 Koordinat 𝑨′ (𝐜𝐨𝐬 𝟐𝜽, 𝐬𝐢𝐧 𝟐𝜽)
𝐜𝐨𝐬 𝜽 −𝐬𝐢𝐧 𝜽
𝑴𝑹(𝑶,𝜽) =( )
𝐬𝐢𝐧 𝜽 𝐜𝐨𝐬 𝜽
Koordinat 𝑨′ (𝐜𝐨𝐬 𝜽, 𝐬𝐢𝐧 𝜽)
Dari semua matriks transformasi yang ada, satu hal yang penting dan yang perlu diingat adalah
bagaimana konsep menyusun matriks transformasi tersebut , yaitu:
Kolom pertama matriks transformasi adalah bayangan titik 𝑨(𝟏, 𝟎) terhadap transformasi tersebut.
Kolom kedua matriks transformasi adalah bayangan titik 𝑩(𝟎, 𝟏) terhadap transformasi tersebut.
𝒂 𝒃 𝒙𝑨 ′ 𝒙𝑩 ′
𝑀=( )=( ′ )
𝒄 𝒅 𝒚𝑨 𝒚𝑩 ′
Masih ingat matriks transformasi acuan kita. Oke saya ingatkan lagi!
Berikut ini matriks acuan kita. Semuanya yang berwarna biru memang serba nol! Ini acuan kita.
Pencerminan:
terhadap garis 𝑦 = 𝟎 (sumbu X)
terhadap garis 𝑥 = 𝟎 (sumbu Y)
terhadap titik (0, 0)
terhadap garis 𝑦 = ±𝑥
terhadap garis 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝟎
Rotasi
sebesar 𝜃 berlawanan arah jarum jam dengan pusat 𝑶(𝟎, 𝟎)
Dilatasi
faktor dilatasi 𝑘 dengan pusat 𝑶(𝟎, 𝟎)
Perhatikan yang saya tandai warna biru. Itu yang bisa berubah!
Perhatikan perbedaannya dengan transformasi di bawah ini!
Pencerminan:
pencerminan terhadap garis 𝑦 = 𝒃
pencerminan terhadap garis 𝑥 = 𝒂
pencerminan terhadap titik (𝒂, 𝒃)
pencerminan terhadap garis 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝒄
Rotasi
rotasi sebesar 𝜃 berlawanan arah jarum jam, tapi dengan pusat rotasi titik 𝑷(𝒂, 𝒃)
Dilatasi
dilatasi dengan faktor dilatasi 𝑘, tapi dengan pusat rotasi titik 𝑷(𝒂, 𝒃)
𝑎
Ketiga, kembalikan hasil transformasi ke posisi semula dengan mentranslasi balik yaitu 𝑇 = ( ).
𝑏
𝑥′ 𝑥−𝑎 𝑎
( ′ ) = 𝑀𝑅(𝑃,𝜃) (𝑦 − 𝑏) + ( )
𝑦 𝑏
𝑥′ − 𝒂 𝑥−𝒂
( ′ ) = 𝑀𝑅(𝑃,𝜃) (𝑦 − 𝒃)
𝑦 −𝒃
Kesimpulan LOGIKA PRAKTIS menyusun matriks transformasi TURUNAN dari matriks transformasi ACUAN:
Ingat bentuk matriks transformasi ACUAN, lalu lakukan translasi pada kedua variabel titik awal
maupun hasil akhir, sehingga bentuk matriks transformasi TURUNAN sebagai berikut:
𝑥′ − 𝒂 𝑥−𝒂
( ′ ) = 𝑀 (𝑦 − 𝒃)
𝑦 −𝒃
Kalau transformasi sebuah titik, tinggal masukin aja ke persamaan matriks transformasi.
Sedangkan apabila transformasi dilakukan pada sebuah kurva, maka perlu diinvers terlebih dahulu supaya
muncul bentuk 𝑥 = … .atau 𝑦 = …. yang kemudian akan disubstitusikan ke persamaan.
TRIK SUPERKILAT:
𝒑 𝒒
Jadi rumus cepat untuk bayangan garis 𝒂𝑥 + 𝒃𝑦 + 𝒄 = 0 terhadap matriks transformasi 𝑇 = ( ):
𝒓 𝒔
𝒂 𝒃 𝒑 𝒒 𝒑 𝒒
| |𝑥 + | |𝑦 + | |𝑐 = 0
𝒓 𝒔 𝒂 𝒃 𝒓 𝒔
Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep translasi diperoleh:
𝑥′ 𝑥 𝑎 3 2 5
( ′ ) = (𝑦) + ( ) = ( ) + ( ) = ( )
𝑦 𝑏 −5 3 −2
Contoh Soal 2:
Bayangan dari titik 𝐵(3, −5) oleh pencerminan terhadap garis 𝑦 = −2 adalah ….
a. (5, −8)
b. (5, −2)
c. (1, −2)
d. (−5, 2)
e. (−5, 8)
Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep pencerminan maka kita harus mengembalikan ke garis acuan yaitu 𝑦 = 0
alias sumbu X, masih ingat kan matriks transformasinya?
𝑥′ 𝑥
( ′ ) = 𝑀𝑠𝑏𝑋 (𝑦 + 2)
𝑦 +2
𝑥′ 1 0 3
⇒ ( ′ )=( )( )
𝑦 +2 0 −1 (−5) + 2
𝑥′ 1 0 3
⇔ ( ′ )=( )( )
𝑦 +2 0 −1 −3
𝑥′ 0 3
⇔ ( ′) + ( ) = ( )
𝑦 2 3
′
𝑥 3 0
⇔ ( ′) = ( ) − ( )
𝑦 3 2
𝑥′ 3
⇔ ( ′) = ( )
𝑦 1
(3, 1)
𝑦 = −2
(3, −5)
Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep rotasi maka kita harus mengembalikan rotasi acuan dengan pusat 𝑂(0, 0)
masih ingat kan matriks transformasinya?
𝑥′ − 1 𝑥−1
( ) = 𝑀𝑅(𝑂,45°) ( )
𝑦′ − 2 𝑦−2
𝑥′ − 1 cos 45° −sin 45° −2 − 1
⇒ ( ′ )=( )( )
𝑦 −2 sin 45° cos 45° 1−2
1 1
′ √2 − √2
𝑥 −1 2 ) (−3)
⇔ ( ′ ) = (2
𝑦 −2 1 1 −1
√2 √2
2 2
3 1
𝑥 ′ − √2 + √2
−1
⇔ ( ′) + ( ) = ( 2 2 )
𝑦 −2 3 1
− √2 − √2
2 2
𝑥′ −1
⇔ ( ′ ) + ( ) = ( −√2 )
𝑦 −2 −2√2
′
𝑥 −1
⇔ ( ′ ) = ( −√2 ) − ( )
𝑦 −2√2 −2
′
𝑥 1 − √2
⇔ ( ′) = ( )
𝑦 2 − 2√2
Contoh Soal 4:
Bayangan dari titik 𝐷(4, 2) oleh dilatasi dengan faktor dilatasi −2 dan pusat (0, 5) adalah ….
a. (8, 4)
b. (8, 1)
c. (−8, 1)
d. (−8, 3)
e. (−8, 11)
Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep dilatasi maka kita harus mengembalikan ke dilatasi acuan pusat 𝑂(0, 0)
masih ingat kan matriks transformasinya?
𝑥′ 𝑥
( ′ ) = 𝑀𝐷(𝑂,−2) (𝑦 − 5)
𝑦 −5
𝑥′ −2 0 4
⇒ ( ′ )=( )( )
𝑦 −5 0 −2 2 − 5
𝑥′ −2 0 4
⇔ ( ′ )=( )( )
𝑦 −5 0 −2 −3
𝑥′ 0 −8
⇔ ( ′) + ( ) = ( )
𝑦 −5 6
𝑥′ −8 0
⇔ ( ′) = ( ) − ( )
𝑦 6 −5
𝑥′ −8
⇔ ( ′) = ( )
𝑦 11
Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep komposisi transformasi maka:
𝑥′ 𝑥
( ′ ) = 𝑀𝑅(𝑂,90°) ∘ 𝑀𝑠𝑏𝑋 (𝑦)
𝑦
𝑥′ 0 −1 1 0 2
⇒ ( ′) = ( )( )( )
𝑦 1 0 0 −1 0
𝑥′ 0 1 2
⇔ ( ′) = ( )( )
𝑦 1 0 0
𝑥′ 0
⇔ ( ′) = ( )
𝑦 2
Sehingga,
𝑥′ 𝑥
( ′ ) = 𝑀 (𝑦)
𝑦
𝑥′ 0 1 2
⇒ ( ′) = ( )( )
𝑦 1 0 0
𝑥′ 0
⇔ ( ′) = ( )
𝑦 2
Selesai!
Halaman 100 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menentukan bayangan transformasi tunggal terhadap sebuah kurva.
Contoh Soal 1:
2
Bayangan dari kurva 3𝑥 − 2𝑦 = 7 oleh transformasi 𝑇 = ( ) adalah ….
5
a. 3𝑥 − 2𝑦 = 3
b. 3𝑥 − 2𝑦 = 5
c. 3𝑥 − 2𝑦 = 9
d. 3𝑥 − 2𝑦 = 11
e. 3𝑥 − 2𝑦 = 23
Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep translasi diperoleh:
𝑥′ 𝑥 𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠 𝑥 𝑥′ 𝑎
( ′ ) = (𝑦) + ( ) ⇒ (𝑦) = ( ′ ) − ( )
𝑦 𝑏 𝑦 𝑏
𝑥 𝑥′ 𝑎
(𝑦) = ( ′ ) − ( )
𝑦 𝑏
𝑥 𝑥′ 2
⇒ (𝑦) = ( ′ ) − ( )
𝑦 5
𝑥 𝑥′ − 2 𝑥 = 𝑥′ − 2
⇔ (𝑦) = ( ′ )⇒
𝑦 −5 𝑦 = 𝑦′ − 5
TRIK SUPERKILAT:
𝒑
𝑻=(𝒒)
𝒂𝒙 + 𝒃𝒚 = 𝒄 → 𝒂𝒙 + 𝒃𝒚 = 𝒄 + 𝒂𝒑 + 𝒃𝒒
2
𝑇=( )
5
3𝑥 − 2𝑦 = 7 → 3𝑥 − 2𝑦 = 7 + 3(2) − 2(5)
⇒ 3𝑥 − 2𝑦 = 7 + 6 − 10
⇒ 3𝑥 − 2𝑦 = 3
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 101
Contoh Soal 2:
Bayangan dari kurva 𝑦 = 2𝑥 2 + 3𝑥 − 1 oleh pencerminan terhadap sumbu Y adalah ….
a. 𝑦 = 2𝑥 2 + 3𝑥 − 1
b. 𝑦 = −2𝑥 2 + 3𝑥 − 1
c. 𝑦 = 2𝑥 2 − 3𝑥 − 1
d. 𝑦 = −2𝑥 2 − 3𝑥 − 1
e. 𝑦 = 3𝑥 2 − 2𝑥 − 1
Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep pencerminan terhadap sumbu Y diperoleh:
𝑥′ −1 0 𝑥 𝑥 ′ = −𝑥 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠 𝑥 = −𝑥 ′
( ′) = ( ) (𝑦) ⇒ ′ ⇒
𝑦 0 1 𝑦 =𝑦 𝑦 = 𝑦′
TRIK SUPERKILAT:
Untuk transformasi pada sebuah kurva, apabila matriksnya mudah untuk diinvers maka tidak perlu
menggunakan invers matriks, cukup inverskan dengan cara biasa saja. Contohnya matriks transformasi yang
elemennya 0 atau 1.
Gunakan invers matriks apabila matriksnya sukar untuk diinvers dengan cara biasa.
Contoh Soal 3:
Bayangan dari kurva 𝑦 = 4𝑥 2 − 1 oleh pencerminan terhadap rotasi sebesar sudut 𝜃 = 𝜋 dengan pusat
𝑃(1, 2) adalah ….
a. 𝑦 = −4𝑥 2 + 16𝑥 − 11
b. 𝑦 = 4𝑥 2 + 16𝑥 − 11
c. 𝑦 = −4𝑥 2 − 16𝑥 − 11
d. 𝑦 = −4𝑥 2 − 16𝑥 + 11
e. 𝑦 = 4𝑥 2 − 16𝑥 + 11
Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep rotasi sebesar 180° terhadap pusat 𝑃(1, 2) diperoleh:
𝑥′ − 1 −1 0 𝑥 − 1 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠 𝑥 − 1 −1 0 𝑥′ − 1
( ′ )=( )( )⇒ ( )=( )( ′ )
𝑦 −2 0 −1 𝑦 − 2 𝑦−2 0 −1 𝑦 − 2
𝑥−1 −1 0 𝑥′ − 1
( )=( )( ′ )
𝑦−2 0 −1 𝑦 − 2
𝑥 −1 −𝑥 ′ + 1
⇒ (𝑦) + ( ) = ( ′ )
−2 −𝑦 + 2
𝑥 −𝑥 ′ + 1 −1
⇔ (𝑦) = ( ′ )−( )
−𝑦 + 2 −2
𝑥 ′
−𝑥 + 2 𝑥 = −𝑥 ′ + 2
⇔ (𝑦) = ( ′ )⇒
−𝑦 + 4 𝑦 = −𝑦 ′ + 4
Halaman 102 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 4:
Bayangan dari kurva 2𝑦 = 6𝑥 − 1 oleh pencerminan terhadap dilatasi dengan faktor skala 2 dengan pusat
𝑃(1, 0) adalah ….
a. (5, −8)
b. (5, −2)
c. (1, −2)
d. (−5, 2)
e. (−5, 8)
Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep dilatasi dengan faktor skala 2 terhadap pusat 𝑃(1, 0) diperoleh:
𝑥′ − 1 2 0 𝑥 − 1 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠 𝑥−1 1 2 0 𝑥′ − 1
( )=( )( )⇒ ( )= ( )( ′ )
𝑦′ 0 2 𝑦 𝑦 4 0 2 𝑦
𝑥 −1 1 2𝑥 − 2
′
⇒ (𝑦) + ( ) = ( )
0 4 2𝑦 ′
𝑥 1 2𝑥 ′ − 2 −1
⇔ (𝑦) = ( ′ )−( )
4 2𝑦 0
1 ′ 1
𝑥 𝑥 −
⇔ (𝑦) = (2 2) − (−1)
1 ′ 0
𝑦
2
1 ′ 1 1 1
𝑥 𝑥 + 𝑥 = 𝑥′ +
⇔ (𝑦) = (2 2) ⇒ 2 2
1 ′ 1 ′
𝑦 𝑦= 𝑦
2 2
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 103
Contoh Soal 5:
2 −3
Bayangan dari kurva 𝑥 − 2𝑦 + 3 = 0 oleh transformasi yang bersesuaian dengan matriks ( ) adalah
1 −1
….
a. 𝑥 − 𝑦 + 3 = 0
b. 2𝑥 + 𝑦 + 3 = 0
c. 𝑥 + 𝑦 + 3 = 0
d. 𝑥 − 2𝑦 − 3 = 0
e. −𝑥 − 𝑦 + 3 = 0
Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep matriks transformasi diperoleh:
𝑥′ 2 −3 𝑥 − 1 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠 𝑥 1 −1 3 𝑥 ′
( ′) = ( )( )⇒ (𝑦) = ( )( )
𝑦 1 −1 𝑦 1 −1 2 𝑦 ′
𝑥 −𝑥 ′ + 3𝑦 ′ 𝑥 = −𝑥 ′ + 3𝑦 ′
⇒ (𝑦) = ( ′ ) ⇒
−𝑥 + 2𝑦 ′ 𝑦 = −𝑥 ′ + 2𝑦 ′
⇔ −𝑥 ′ + 3𝑦 ′ + 2𝑥 ′ − 4𝑦 ′ + 3 = 0
⇔ −𝑥 ′ + 2𝑥 ′ + 3𝑦 ′ − 4𝑦 ′ + 3 = 0
⇔ 𝑥′ − 𝑦′ + 3 = 0
TRIK SUPERKILAT
𝑝 𝑞
Bayangan garis 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0 terhadap matriks transformasi 𝑇 = ( ):
𝑟 𝑠
𝑎 𝑏 𝑝 𝑞 𝑝 𝑞
| |𝑥 + | |𝑦 + | |𝑐 = 0
𝑟 𝑠 𝑎 𝑏 𝑟 𝑠
2 −3
Bayangan garis 𝑥 − 2𝑦 + 3 = 0 terhadap matriks transformasi 𝑇 = ( ):
1 −1
1 −2 2 −3 2 −3
| |𝑥 + | |𝑦 + | |𝑐 = 0
1 −1 1 −2 1 −1
⇒ (−1 − (−2))𝑥 + (−4 − (−3))𝑦 + (−2 − (−3))3 = 0
⇒ 𝑥−𝑦+3=0
Halaman 104 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menentukan bayangan komposisi transformasi terhadap sebuah kurva.
Contoh Soal 1:
Bayangan garis 2𝑥 − 3𝑦 + 6 = 0 oleh refleksi terhadap garis 𝑦 = 𝑥 diikuti oleh rotasi dengan pusat 𝑂(0, 0)
sejauh setengah putaran adalah ….
a. 3𝑥 − 2𝑦 + 6 = 0
b. 2𝑥 + 3𝑦 + 6 = 0
c. −3𝑥 − 2𝑦 + 6 = 0
d. −2𝑥 + 2𝑦 + 6 = 0
e. 3𝑥 + 2𝑦 + 6 = 0
Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep komposisi matriks transformasi diperoleh:
𝑥′ 𝑥
( ′ ) = (𝑇2 ∘ 𝑇1 ) (𝑦)
𝑦
𝑥′ 𝑥
( ′ ) = 𝑀𝑅(𝑂,180°) 𝑀𝑦=𝑥 (𝑦)
𝑦
𝑥′ −1 0 0 1 𝑥
( ′) = ( )( )( )
𝑦 0 −1 1 0 𝑦
𝑥′ 0 −1 𝑥
( ′) = ( ) (𝑦)
𝑦 −1 0
𝑥′ −𝑦 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠 𝑥 = −𝑦 ′
( ) = ( )⇒
𝑦′ −𝑥 𝑦 = −𝑥 ′
⇔ 3𝑥 ′ − 2𝑦 ′ + 6 = 0
Titik A(1, 0) dicerminkan oleh garis 𝑦 = 𝑥 dilanjutkan rotasi 180° pusat O, hasilnya 𝐴′ (0, −1)
Titik B(0, 1) dicerminkan oleh garis 𝑦 = 𝑥 dilanjutkan rotasi 180° pusat O, hasilnya 𝐵′ (−1, 0)
Sehingga,
𝑥′ 0 −1 𝑥
( ′) = ( ) (𝑦)
𝑦 −1 0
𝑥′ −𝑦 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠 𝑥 = −𝑦 ′
( ) = ( )⇒
𝑦′ −𝑥 𝑦 = −𝑥 ′
⇔ 3𝑥 ′ − 2𝑦 ′ + 6 = 0
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 105
Contoh Soal 2:
Bayangan garis 𝑦 = 𝑥 2 − 3𝑥 + 2 oleh pencerminan terhadap sumbu X dilanjutkan dengan dilatasi pusat
𝑂(0, 0) dan faktor skala 3 adalah ….
a. 𝑥 2 − 9𝑥 − 3𝑦 + 18 = 0
b. 𝑥 2 − 9𝑥 + 3𝑦 + 18 = 0
c. 𝑥 2 − 3𝑥 + 9𝑦 + 18 = 0
d. 𝑥 2 + 9𝑥 − 3𝑦 − 18 = 0
e. 𝑥 2 − 9𝑥 − 3𝑦 − 18 = 0
Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep komposisi matriks transformasi diperoleh:
𝑥′ 𝑥
( ′ ) = (𝑇2 ∘ 𝑇1 ) (𝑦)
𝑦
𝑥′ 𝑥
( ′ ) = 𝑀𝐷(𝑂,3) 𝑀𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢𝑋 (𝑦)
𝑦
𝑥′ 3 0 1 0 𝑥
( ′) = ( )( ) (𝑦)
𝑦 0 3 0 −1
𝑥 ′
3 0 𝑥
( ′) = ( ) (𝑦)
𝑦 0 −3
1
3𝑥 𝑥 = 𝑥′
𝑥′ 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠 3
( )=( )⇒
𝑦′ −3𝑦 1
𝑦 = − 𝑦′
3
Titik A(1, 0) diicerminkan oleh sumbu X dilanjutkan dilatasi dengan faktor dilatasi 3 pusat O,
hasilnya 𝐴′ (3, 0)
Titik B(0, 1) diicerminkan oleh sumbu X dilanjutkan dilatasi dengan faktor dilatasi 3 pusat O,
hasilnya 𝐵′ (0, −3)
Dan seterusnya, setelah komposisi matriks transformasi ketemu maka langkah selanjutnyanya sama
dengan penyelesaian cara biasa di atas.
Halaman 106 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:
3 5
1. Bayangan garis x 2 y 5 bila ditransformasi dengan matriks transformasi dilanjutkan dengan
1 2
pencerminan terhadap sumbu X adalah .... TIPS SUPERKILAT:
𝑝 𝑞
A. 11x 4 y 5 Bayangan garis 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0 terhadap matriks transformasi 𝑇 = ( ):
𝑟 𝑠
𝑝 𝑞 𝑝 𝑞
B. 4 x 2 y 5 |𝑎 𝑏| 𝑥 + |𝑎 𝑏 | 𝑦 + | 𝑟 𝑠 | 𝑐 = 0
𝑟 𝑠
C. 4 x 11y 5 3 5 𝑀𝑠𝑏 𝑥 1 0 1 0 3 5 3 5
D. 3x 5 y 5 𝑇1 = (1 2) ; 𝑇2 = (0 −1) ; 𝑇 = 𝑇2 ∘ 𝑇1 = (0 −1) (1 2) = (−1 −2)
E. 3x 11y 5 Bayangan
1 −2
garis 𝑥 − 2𝑦 − 5 = 0 terhadap matriks transformasi T adalah :
3 5 3 5
| |𝑥 + | |𝑦 + | | (−5) = 0 ⇒ −4𝑥 − 11𝑦 + 5 = 0
−1 −2 1 −2 −1 −2
⇒ 4𝑥 + 11𝑦 = 5
2. Bayangan kurva y 3x 9 x jika dirotasi dengan pusat O (0, 0) sejauh 90° dilanjutkan dengan dilatasi
2
3 3 3
B. x y 2 3 y 𝑇2 ∘ 𝑇1 = (30 03) (01 −1 0
)=(
0 −3
3 0
) 1 ′ ′ ′2
⇔ − 𝑥 = 𝑦 − 𝑦 (dikali − 3)
C. x 3 y 2 3 y 𝑥 ′ 0 −3 𝑥
3
( ′) = ( ) (𝑦 ) 2
⇔ 𝑥 ′ = 3𝑦 ′ − 3𝑦′
𝑦 3 0
D. y 3x 2 3x
1
E. y x2 3y 𝑥 ′ = −3𝑦 ⇒ 𝑦 = − 𝑥 ′
3
1
𝑦 ′ = 3𝑥 ⇒ 𝑥 = 𝑦 ′
3
3. Bayangan kurva y x 2 3 x 3 jika dicerminkan terhadap sumbu X dilanjutkan dengan dilatasi pusat O
dan faktor skala 3 adalah ....
0 −1 3 0 𝑦 = 𝑥 2 + 3𝑥 + 3
A. x 2 9 x 3 y 27 0 𝑇1 = (1 0 ) ; 𝑇2 = (0 3) 1 1 2 1
3 0 1 0 3 0 ⇒ (− 𝑦 ′ ) = ( 𝑥) + 3 ( 𝑥 ′ ) + 3
B. x 9 x 3 y 27 0 2 1 0 3 0 −1
2
𝑇 ∘ 𝑇 = ( ) ( ) = (
0 −3
) 3 3 3
1 ′ 1 ′2 ′
C. 3 x 2 9 x y 27 0 (𝑥 ′ ) = (3 0 ) (𝑥 ) ⇔ − 𝑦 = 𝑥 + 𝑥 + 3 (dikali − 9)
3 9
𝑦′ 0 −3 𝑦 ⇔ −3𝑦 ′ = 𝑥 ′2 + 9𝑥 ′ + 27
D. 3x 2 9 x y 27 0
1 ⇔ 0 = 𝑥 ′2 + 9𝑥 ′ + 3𝑦 ′ + 27
E. 3x 2 9 x 27 0 𝑥 ′ = 3𝑥 ⇒ 𝑥 = 𝑥 ′
3
1
𝑦 ′ = −3𝑦 ⇒ 𝑦 = − 𝑦 ′
3
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 107
2. 14. Menentukan penyelesaian pertidaksamaan eksponen atau logaritma.
Eksponen Logaritma
𝑎 𝑓(𝑥) 𝑎
log 𝑓(𝑥 )
Halaman 108 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT
Baca soal
Cek
topik soal
tentang apa?
Selesai
Kalau kita membahas topik soal UN Matematika SMA pada indikator soal tentang pertidaksamaan eksponen
atau logaritma, mau tidak mau kita harus paham tentang bagaimana sifat perpangkatan atau logaritma itu
sendiri.
Lalu yang tak kalah pentingnya adalah untuk menyelesaikan pertidaksamaan logaritma, maka perlu
diperhatikan juga syarat logaritma itu terdefinisi, selain bilangan pokok harus positif dan tidak boleh satu, juga
harus dipenuhi syarat numerus harus positif.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 109
Tipe Soal yang Sering Muncul
Menentukan penyelesaian pertidaksamaan eksponen bentuk 𝒂𝒇(𝒙) ≥ 𝒂𝒈(𝒙) .
Contoh Soal:
2
1 𝑥+3 1 𝑥 −1
Himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan (8) ≥ (2) adalah ….
a. −5 ≤ 𝑥 ≤ 2
b. −2 ≤ 𝑥 ≤ 5
c. 𝑥 ≤ −2 atau 𝑥 ≥ 5
d. 𝑥 ≤ −5 atau 𝑥 ≥ 2
e. 𝑥 ≥ 5
Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep pertidaksamaan eksponen diperoleh:
2
1 𝑥+3 1 𝑥 −1
(8) ≥ (2)
1 1
kita punya dua pilihan, yaitu mengubah dan
8 2
1
menjadi pangkat berapa atau 2 pangkat berapa
2 saya lebih memilih 2, supaya tandanya tidak berubah
konsekuensinya?
1
kalau memilih maka tanda pertidaksamaan harus dibalik,
2
sedangkan bila memilih 2 maka tanda pertidaksamaan tetap }
2 −1
⇒ (2−3 )𝑥+3 ≥ (2−1 )𝑥
2
⇔ 2−3(𝑥+3) ≥ 2−1(𝑥 −1)
2
⇔ 2−3𝑥−9 ≥ 2−𝑥 +1
⇔ −3𝑥 − 9 ≥ −𝑥 2 + 1
2
⇔ 𝑥 − 3𝑥 − 10 ≥ 0
⇔ (𝑥 + 2)(𝑥 − 5) ≥ 0
Pembuat nol
⇒ 𝑥 + 2 = 0 atau 𝑥 − 5 = 0
⇔ 𝑥 = −2 atau 𝑥 = 5
+ − +
−2 5
Halaman 110 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menentukan penyelesaian pertidaksamaan eksponen bentuk
𝟐
𝑨{𝒂𝒇(𝒙) } + 𝑩{𝒂𝒇(𝒙) } + 𝑪 ≥ 𝟎
Contoh Soal 1:
Himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 32𝑥+1 − 4 . 3𝑥+2 + 34 > 0 adalah ….
a. 0 < 𝑥 < 2
b. 1 < 𝑥 < 2
c. 𝑥 < 1 atau 𝑥 > 2
d. 𝑥 < 0 atau 𝑥 > 1
e. 𝑥 > 2
Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep pertidaksamaan eksponen diperoleh:
32𝑥+1 − 4 . 3𝑥+2 + 34 > 0 (Ingat 32𝑥+1 = 32𝑥 ∙ 31 dan 3𝑥+2 = 3𝑥 ∙ 32 )
⇒ 3 . 32𝑥 − 4 . 9 . (3𝑥 ) + 27 > 0
⇔ 3 . (3𝑥 )2 − 36. (3𝑥 ) + 27 > 0
Misal 𝑎 = 3𝑥
⇒ 3𝑎2 − 36𝑎 + 81 > 0
⇔ 3(𝑎 − 3)(𝑎 − 9) > 0
Pembuat nol ∶
⇒ 𝑎 − 3 = 0 atau 𝑎 − 9 = 0
⇔ 𝑎 = 3 atau 𝑎 = 9
+ − +
3 9
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 111
Contoh Soal 2:
Himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 3𝑥 + 35−𝑥 > 36 adalah ….
a. 2 < 𝑥 < 3
b. 3 < 𝑥 < 9
c. 𝑥 < 2 atau 𝑥 > 3
d. 𝑥 < 3 atau 𝑥 > 9
e. 𝑥 > 3
Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep pertidaksamaan eksponen diperoleh:
3𝑥 + 35−𝑥 > 36 (Jadikan ruas kiri sama dengan nol)
⇒ 3𝑥 + 35−𝑥 − 36 > 0 (Ingat 35−𝑥 = 35 ∙ 3−𝑥 dan 35 = 243)
⇔ 3 + 243. 3−𝑥 − 36 > 0 (Kalikan semua ruas dengan 3𝑥 , supaya tidak ada bentuk 3−𝑥 )
𝑥
+ − +
9 27
Halaman 112 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
𝒂
Menentukan penyelesaian pertidaksamaan logaritma bentuk 𝐥𝐨𝐠 𝒇(𝒙) ≥ 𝒂 𝐥𝐨𝐠 𝒈(𝒙).
Contoh Soal 1:
1
Himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 4 log(𝑥 2 − 𝑥) < 2 adalah ….
a. 0 < 𝑥 < 1
b. 1 < 𝑥 < 2
c. 𝑥 < 0 atau 𝑥 > 1
d. −1 < 𝑥 < 0 atau 1 < 𝑥 < 2
e. 𝑥 > 1
Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep pertidaksamaan logaritma diperoleh:
4
1 1
log(𝑥 2 − 𝑥) <
(Ingat ubah menjadi bentuk logaritma 4 log berapa ya?)
2 2
4
⇒ log(𝑥 2 − 𝑥) < 4 log 2
⇔ 𝑥2 − 𝑥 < 2
2
⇔ 𝑥 −𝑥−2<0
⇔ (𝑥 + 1)(𝑥 − 2) < 0
Pembuat nol
⇒ 𝑥 + 1 = 0 atau 𝑥 − 2 = 0
⇔ 𝑥 = −1 atau 𝑥 = 2
+ − +
−1 2
Daerah yang memenuhi adalah −1 < 𝑥 < 2 .............................................................(1)
Jangan lupa!! Agar pertidaksamaan logaritma tersebut memiliki arti, maka harus memenuhi syarat yaitu
numerus logaritma harus positif.
(𝑥 2 − 𝑥) > 0
⇒ 𝑥(𝑥 − 1) > 0
Pembuat nol
⇒ 𝑥 = 0 atau 𝑥 − 1 = 0
⇔ 𝑥 = 0 atau 𝑥 = 1
+ − +
0 1
Daerah yang memenuhi adalah 𝑥 < 0 atau 𝑥 > 1 ..................................................(2)
Dari (1) dan (2), irisan daerah penyelesaian yang memenuhi adalah sebagai berikut:
−1 2
0 1
−1 0 1 2
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {𝑥|−1 < 𝑥 < 0 atau 1 < 𝑥 < 2}.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 113
Contoh Soal 2:
Himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 2 log(3 − 𝑥) + 2 log(𝑥 + 5) < 2 log(2𝑥 + 3) adalah ….
a. 0 < 𝑥 < 3
b. 2 < 𝑥 < 3
c. 𝑥 < 2 atau 𝑥 > 3
d. 0 < 𝑥 < 2 atau 2 < 𝑥 < 3
e. 𝑥 > 5
Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep pertidaksamaan logaritma diperoleh:
2
log(3 − 𝑥) + 2 log(𝑥 + 5) < 2 log(2𝑥 + 3)
2
⇒ log(3 − 𝑥)(𝑥 + 5) < 2 log(2𝑥 + 3)
⇔ (3 − 𝑥)(𝑥 + 5) < (2𝑥 + 3)
⇔ −𝑥 2 − 2𝑥 + 15 < 2𝑥 + 3
⇔ 𝑥 2 + 4𝑥 − 12 > 0
⇔ (𝑥 + 6)(𝑥 − 2) > 0
Pembuat nol
⇒ 𝑥 + 6 = 0 atau 𝑥 − 2 = 0
⇔ 𝑥 = −6 atau 𝑥 = 2
+ − +
−6 2
Daerah yang memenuhi adalah 𝑥 < −6 atau 𝑥 > 2 .............................................(1)
Jangan lupa!! Agar pertidaksamaan logaritma tersebut memiliki arti, maka harus memenuhi syarat yaitu
numerus logaritma harus positif.
3−𝑥 >0
⇒ −𝑥 > −3
⇔ 𝑥 < 3 ..............................................................................................................................(2)
𝑥+5>0
⇒ 𝑥 > −5 ..............................................................................................................................(3)
2𝑥 + 3 > 0
⇒ 2𝑥 > −3
3
⇔ 𝑥 > − 2 ..........................................................................................................................(4)
Dari (1), (2), (3) dan (4), irisan daerah penyelesaian yang memenuhi adalah sebagai berikut:
−6 2
−5
3
−
2
2 3
Halaman 114 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menentukan penyelesaian pertidaksamaan logaritma bentuk
𝑨{𝒂 𝐥𝐨𝐠 𝒇(𝒙)}𝟐 + 𝑩{𝒂 𝐥𝐨𝐠 𝒇(𝒙)} + 𝑪 ≥ 𝟎
Contoh Soal:
Himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 2 log 2 (𝑥 − 3) − 2 log(𝑥 − 3)3 + 2 > 0 adalah ….
a. 1 < 𝑥 < 2
b. 𝑥 < 1 atau 𝑥 > 2
c. 𝑥 < 3 atau 𝑥 > 5
d. 1 < 𝑥 < 5 atau 𝑥 > 5
e. 𝑥 > 3
Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep pertidaksamaan eksponen diperoleh:
log 2 (𝑥 − 1) − 2 log(𝑥 − 1)3 + 2 > 0 (Ingat 2 log(𝑥 − 1)3 = 3. 2 log(𝑥 − 1))
2
+ − +
1 2
Jangan lupa!! Agar pertidaksamaan logaritma tersebut memiliki arti, maka harus memenuhi syarat yaitu
numerus logaritma harus positif.
𝑥−1>0
⇒ 𝑥 > 1 ................................................................................................................................(2)
Dari (1) dan (2), irisan daerah penyelesaian yang memenuhi adalah sebagai berikut:
3 5
1 3 5
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {𝑥|1 < 𝑥 < 3 atau 𝑥 > 5}.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 115
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:
C. x 1 atau x 2 Misal 𝑎 = 9𝑥 1 9
2
D. x 1 atau x 2 ⇒ 𝑎 − 10𝑎 + 9 > 0 Jadi daerah penyelesaian:
⇔ (𝑎 − 1)(𝑎 − 9) > 0 𝑎 < 1 atau 𝑎 > 10
E. x 1 atau x 1
𝑃𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑛𝑜𝑙 ∶ 𝑥 𝑥
9 < 1 atau 9 > 9
⇒ 𝑎 − 1 = 0 atau 𝑎 − 9 = 0 𝑥 < 0 atau 𝑥 > 1
⇔ 𝑎=1 𝑎 = 9
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Halaman 116 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
2. 15. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan fungsi eksponen atau fungsi logaritma.
Y 𝑓(𝑥) = 𝑎 𝑥 Y Y Y
𝑔(𝑥) = 𝑎 log 𝑥
𝑔(𝑥) = 𝑎 log 𝑥
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 117
TRIK SUPERKILAT menentukan persamaan fungsi jika diketahui grafik fungsinya.
Lihat Grafik
Cek
Jenis Grafik Fungsi
Selesai
Kalau kita membahas topik soal UN Matematika SMA pada indikator soal tentang grafik fungsi eksponen atau
logaritma, mutlak kita harus paham tentang sifat dan aturan eksponen atau logaritma. Hal lain yang tidak kalah
pentingnya adalah mengingat bagaimana transformasi yang terjadi pada sebuah fungsi.
Misalkan 𝑦 = 𝑓(𝑥) adalah fungsi logaritma atau fungsi eksponen, maka transformasi yang terjadi pada grafik
antara lain sebagai berikut:
Apabila variabel 𝑥 yang diubah-ubah, maka sifatnya berlawanan dengan yang seharusnya.
Contoh:
𝑦 = 2𝑥+3 , artinya grafik 𝑦 = 2𝑥 digeser ke kiri sebesar 3 satuan.
𝑦 = 23𝑥 , artinya grafik 𝑦 = 2𝑥 diciutkan 3 kali lipat dari semula.
Apabila variabel 𝑦 atau fungsinya 𝑓(𝑥) yang diubah-ubah, maka sifatnya bersesuaian dengan yang seharusnya.
Contoh:
𝑦 = 2𝑥 + 3, artinya grafik 𝑦 = 2𝑥 digeser ke atas sebesar 3 satuan.
𝑦 = 3(2𝑥 ), artinya grafik 𝑦 = 2𝑥 direnggangkan 3 kali lipat dari semula.
Apabila variabel 𝑥 maupun 𝑦 atau 𝑓(𝑥) dikalikan dengan negatif. Maka harus dicerminkan.
𝑦 = 2−𝑥 , artinya grafik 𝑦 = 2𝑥 dicerminkan terhadap sumbu X
𝑦 = −(2𝑥 ), artinya grafik 𝑦 = 2𝑥 dicerminkan terhadap sumbu Y.
Halaman 118 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Tipe Soal yang Sering Muncul
Menentukan persamaan dari grafik fungsi eksponen.
Contoh Soal 1:
Fungsi eksponen yang sesuai dengan grafik di samping adalah ….
a. 𝑦 = 3−𝑥 − 1 Y
𝑥−1
1
b. 𝑦 = 3
1𝑥+1
c. 𝑦 = 3
1𝑥 2
d. 𝑦 = 3 + 1
X
1𝑥 −1 O
e. 𝑦 = −1
3
Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep grafik fungsi eksponen diperoleh persamaan umum grafik fungsi eksponen:
𝑦 = 𝑎𝑥
Dengan memandang sifat logaritma 𝑎0 ≠ 0, jelas bahwa grafik tersebut mengalami transformasi pada
sumbu Y, sehingga persamaan umum grafik fungsi eksponen menjadi:
𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝐵
1𝑥
Jadi, persamaan grafiknya adalah 𝑦 = − 1.
3
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 119
Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:
Perhatikan grafik eksponen monoton turun berarti 0 < 𝑎 < 1.
1
Coba perhatikan jawaban pada soal, pilih jawaban yang menggunakan bilangan pokok 3.
1
Artinya 3 pangkat berapa gitu…
Jadi jawaban A jelas tidak tepat.
1𝑥
Nah, sekarang ingat grafik dari 𝑦 = 3 adalah sebagai berikut:
1𝑥 Y
𝑦=
3 1𝑥
Jadi, grafik pada soal tersebut adalah hasil pergeseran dari grafik 𝑦 = 3 ke bawah
sejauh 1 satuan di sumbu Y, artinya variabel 𝑦 atau 𝑓(𝑥) harus dikurangi 1.
3 1𝑥
Jadi, persamaan grafik pada soal adalah 𝑦 = − 1.
3
(1, 0)
Selesai!!
X
−1 O
1𝑥+1 1(−1)+1
C. 𝑦 = 3 ⇒ 𝑓(−1) = 3 = 1 ⇒ 𝑓(𝑥) ≠ 2
1𝑥 1(−1)
D. 𝑦 = 3 + 1 ⇒ 𝑓(−1) = 3 + 1 = 4 ⇒ 𝑓(𝑥) ≠ 2
1𝑥 1−1
E. 𝑦 = 3 − 1 ⇒ 𝑓(−1) = 3 − 1 = 3 − 1 = 2 (Jadi inilah jawaban yang benar!)
Halaman 120 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menentukan persamaan dari grafik fungsi logaritma.
Contoh Soal 1: Y
Fungsi logaritma yang sesuai dengan grafik di samping adalah ….
a. 𝑦 = 3 log 2𝑥
b. 𝑦 = 3 log(𝑥 − 2) 2
c. 𝑦 = 3 log(𝑥 + 2) 1
d. 𝑦 = 3 log 𝑥 − 2 (−1, 0)
X
3
e. 𝑦 = log 𝑥 + 2 O 1 7
Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep grafik fungsi logaritma diperoleh persamaan umum grafik fungsi logaritma:
𝑦 = 𝑎 log 𝑥
Dengan memandang sifat logaritma 𝑎 log 1 = 0, jelas bahwa grafik tersebut mengalami transformasi pada
sumbu X, sehingga persamaan umum grafik fungsi logaritma menjadi:
𝑦 = 𝑎 log(𝑥 + 𝐴)
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 121
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:
X
1
1 2 3
2
1 -3
(-1, - )
2
-2
-1
2. Perhatikan gambar grafik fungsi eksponen berikut ini. Persamaan grafik fungsi pada gambar adalah ....
A. f ( x) 3 x Y
x 1
TRIK SUPERKILAT:
B. f ( x) 3 10
Grafik tersebut adalah grafik eksponen
x 1
C. f ( x) 3 yang didapatkan dari hasil pergeseran
pada sumbu Y untuk grafik 𝑦 = 3𝑥
D. f ( x) 3 x 1 Jadi grafik tersebut adalah 𝑦 = 3𝑥 + 1
E. f ( x) 3 1
x
4
X
-3 -2 -1 0 1 2 3
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Halaman 122 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
2. 16. Menyelesaikan masalah deret aritmetika.
Deret Aritmetika
Hubungan 𝑈𝑛 dan 𝑆𝑛
𝑈𝑛 = 𝑆𝑛 − 𝑆𝑛−1
Keterangan:
𝑈𝑛 = suku ke-𝑛
𝑆𝑛 = jumlah 𝑛 suku pertama
𝑎 = suku pertama
𝑏 = beda
𝑛 = banyaknya suku
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 123
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Hubungan antara 𝑼𝒏 dan 𝑺𝒏 , maupun beda suku barisan.
𝑼𝒏 𝑺𝒏
Koefisien Koefisien
suku depan suku depan
ambil aja dikali dua
beda beda
Untuk meringkas pengerjaan soal UN Matematika SMA dalam topik materi barisan dan deret aritmetika ini,
maka perlu kita coba buktikan dulu TRIK SUPERKILAT yang akan kita gunakan. TRIK SUPERKILAT yang akan
kita gunakan adalah sebuah penyederhanaan langkah dari penjabaran terhadap hubungan antara dua hal, yaitu
𝑈𝑛 (suku ke-𝑛), dan 𝑆𝑛 (jumlah n suku pertama).
𝑛 𝒃 (2𝑎−𝑏)
Dari konsep 𝑆𝑛 = 2 (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏) akan menghasilkan sebuah formula berbentuk 𝑆𝑛 = 𝟐 𝒏𝟐 + 2
𝑛
𝑏 (2𝑎−𝑏)
Untuk suku pertama berlaku 𝑈1 = 𝑆1 ⇒ 𝑏 + (𝑎 − 𝑏) = 2 + 2 .
Jadi, pada suku pertama dan jumlah suku pertama itu nilainya pasti sama, sehingga hal tersebut juga
membuktikan bahwa jumlah koefisien baik 𝑼𝒏 maupun 𝑺𝒏 adalah sama.
𝑛 𝒃 (2𝑎−𝑏)
Dari konsep 𝑆𝑛 = (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏) akan menghasilkan sebuah formula berbentuk 𝑆𝑛 = 𝑛2 + 𝑛
2 𝟐 2
Halaman 124 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Logika Praktis pada Tipe Soal yang Sering Muncul
Menentukan 𝑺𝒏 jika diketahui 𝑼𝒏 :
Jumlah 𝑛 suku pertama jika diketahui 𝑈𝑛 = 2𝑛 + 1 adalah ….
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 125
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Beda Barisan Aritmetika
Bukti:
𝑈𝑝 = 𝑎 + (𝑝 − 𝑛)𝑏 …………..(1)
𝑈𝑞 = 𝑎 + (𝑞 − 𝑛)𝑏 …………..(2)
Dengan mengeliminasi 𝑎 pada persamaan (1) dan (2) akan diperoleh:
𝑈𝑝 = 𝑎 + (𝑝 − 𝑛)𝑏 ⇒ 𝑈𝑝 = 𝑎 + 𝑏𝑝 − 𝑛𝑏
𝑈𝑞 = 𝑎 + (𝑞 − 𝑛)𝑏 ⇒ 𝑈𝑞 = 𝑎 + 𝑏𝑞 − 𝑛𝑏
𝑈𝑝 − 𝑈𝑞
𝑈𝑝 − 𝑈𝑞 = (𝑝 − 𝑞)𝑏 ⇒ 𝑏=
𝑝−𝑞
Atau
SELESAI.
Menentukan suku ke-𝐧 jika diketahui dua suku dari barisan aritmetika:
Jika diketahui 𝑈3 = 24 dan 𝑈8 = 54, tentukan suku ke-15 dari barisan tersebut!
Halaman 126 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menentukan suku ke-𝐧 jika diketahui dua suku dari barisan aritmetika dan selisih
indeksnya sama:
Jika diketahui 𝑈3 = 24 dan 𝑈8 = 54, tentukan suku ke-13 dari barisan tersebut!
Atau
SELESAI.
Menentukan suku ke-𝐧 jika diketahui dua suku dari barisan aritmetika dan selisih
indeksnya berkelipatan.
Jika diketahui 𝑈2 = 15 dan 𝑈5 = 45, tentukan suku ke-14 dari barisan tersebut!
SELESAI.
Ya udah berarti suku ke empat adalah rata-rata dari jumlah ketiga suku tersebut.
SELESAI.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 127
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:
1. Jumlah n suku pertama deret aritmetika dinyatakan dengan Sn = 2n2 + 4n. Suku ke-9 dari deret
aritmetika tersebut adalah ....
A. 30 TRIK SUPERKILAT 1: TRIK SUPERKILAT 2:
B. 34 𝑈9 = 𝑆 9 − 𝑆8 𝑆𝑛 = 2𝑛2 + 4𝑛 ⇒ 𝑈𝑛 = 4𝑛 + 2
2 2)
= 2(9 − 8 + 4(9 − 8) 𝑈9 = 4𝑛 + 2
C. 38 = 2(17) + 4 = 4(9) + 2
D. 42 = 38 = 36 + 2
E. 46 = 38
2. Jumlah n suku pertama deret aritmetika dinyatakan dengan S n n 2 3n. Suku ke-20 deret aritmetika
tersebut adalah ....
A. 30 TRIK SUPERKILAT 1: TRIK SUPERKILAT 2:
B. 34 𝑈20 = 𝑆20 − 𝑆19 𝑆𝑛 = 𝑛2 + 3𝑛 ⇒ 𝑈𝑛 = 2𝑛 + 2
2 2
C. 38 = (20 − 19 ) + 3(20 − 19) 𝑈9 = 2𝑛 + 2
= 39 + 3 = 2(20) + 2
D. 42 = 42 = 40 + 2
E. 46
= 42
5 2 3
3. Jumlah n suku pertama deret aritmetika dinyatakan dengan S n n n. Suku ke-10 dari deret
2 2
aritmetika tersebut adalah ....
A. 49 TRIK SUPERKILAT 1: TRIK SUPERKILAT 2:
1 𝑈10 = 𝑆10 − 𝑆9 5 3
B. 47 5 3 𝑆𝑛 = 𝑛2 + 𝑛 ⇒ 𝑈𝑛 = 5𝑛 − 1
2 2 2
= (102 − 92 ) + (10 − 9) 𝑈9 = 5𝑛 − 1
C. 35 2 2
95 3 = 5(10) − 1
1 = +
D. 33 2 2 = 50 − 1
2 = 49 = 49
E. 29
4. Jumlah n suku pertama deret aritmetika dinyatakan dengan S n n 2 5n. Suku ke-20 dari deret
aritmetika tersebut adalah ....
A. 44 TRIK SUPERKILAT 1: TRIK SUPERKILAT 2:
B. 44 𝑈20 = 𝑆20 − 𝑆19 𝑆𝑛 = 𝑛2 + 5𝑛 ⇒ 𝑈𝑛 = 2𝑛 + 4
2 2
C. 40 = (20 − 19 ) + 5(20 − 19) 𝑈9 = 2𝑛 + 4
D. 38 = 39 + 5 = 2(20) + 4
E. 36 = 44 = 40 + 4
= 44
5. Keuntungan seorang pedagang bertambah setiap bulan dengan jumlah yang sama. Jika keuntungan pada
bulan pertama sebesar Rp46.000,00 dan pertambahan keuntungan setiap bulan Rp18.000,00 maka jumlah
keuntungan sampai bulan ke-12 adalah ....
A. Rp1.740.000,00 𝑎 = 𝑅𝑝46.000,00
B. Rp1.750.000,00 𝑏 = 𝑅𝑝18.000,00
𝑆12 = ?
C. Rp1.840.000,00 𝑛
D. Rp1.950.000,00 𝑆𝑛 = (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)
2
E. Rp2.000.000,00 12
𝑆12 = (2(46) + (11)18) dalam ribuan rupiah
2
= 6(92 + 198)
= 6(290)
= 1.740
TRIK SUPERKILAT:
𝑈𝑛 = 18.000𝑛 + 28.000 ⇒ 𝑆𝑛 = 9.000𝑛2 + 37.000𝑛
𝑆12 = 9.000(12)2 + 37.000(12)
= 9.000(144) + 444.000
= 1.296.000 + 444.000
= 1.740.000
Halaman 128 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
6. Harminingsih bekerja di perusahaan dengan kontrak selama 10 tahun dengan gaji awal Rp.1.600.000,00.
Setiap tahun Harminingsih mendapat kenaikan gaji berkala sebesar Rp200.000,00. Total seluruh gaji yang
diterima Harminingsih hingga menyelesaikan kontrak kerja adalah ....
A. Rp25.800.000,00 𝑎 = 𝑅𝑝1.600.000,00 𝑛
𝑆𝑛 = (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)
B. Rp25.200.000,00 𝑏 = 𝑅𝑝200.000,00 2
C. Rp25.000.000,00 𝑆10 = ? 10
𝑆10 = (2(1.600) + (9)200) dalam ribuan rupiah
D. Rp18.800.000,00 2
= 5(3.200 + 1.800)
E. Rp18.000.000,00
= 5(5.000)
= Rp25.000
7. Sebuah pabrik memproduksi barang jenis A pada tahun pertama sebesar 1.960 unit. Tiap tahun produksi
turun sebesar 120 unit sampai tahun ke-16. Total seluruh produksi yang dicapai sampai tahun ke-16
adalah ....
A. 45.760 𝑎 = 1.960 𝑛
𝑆𝑛 = (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)
B. 45.000 𝑏 = −120 2
𝑆16 = ? 16
C. 16.960 𝑆16 = (2(1.960) + (15)(−120))
2
D. 16.000 = 8(3.920 − 1.800)
E. 19.760 = 8(2.120)
= 16.960
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 129
2. 17. Menyelesaikan masalah deret geometri.
Deret Geometri
Deret Geometri
Tak Hingga
𝑎
𝑆∞ =
𝑟−1
Hubungan 𝑈𝑛 dan 𝑆𝑛
𝑈𝑛 = 𝑆𝑛 − 𝑆𝑛−1
Keterangan:
𝑈𝑛 = suku ke-𝑛
𝑆𝑛 = jumlah 𝑛 suku pertama
𝑆∞ = jumlah deret geometri tak hingga
𝑎 = suku pertama
𝑟 = rasio
𝑛 = banyaknya suku
Halaman 130 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Rasio Barisan Geometri
𝑝−𝑞𝑈𝑝
𝑟= √
𝑈𝑞
Bukti:
𝑈𝑝 = 𝑎𝑟 𝑛−𝑝 …………..(1)
𝑈𝑞 = 𝑎𝑟 𝑛−𝑞 …………..(2)
Dengan membagi pada persamaan (1) dan (2) akan diperoleh:
𝑈𝑝 𝑎𝑟 𝑛−𝑝 𝑈𝑝
= 𝑛−𝑞 ⇒ = 𝑟 (𝑛−𝑝)−(𝑛−𝑞)
𝑈𝑞 𝑎𝑟 𝑈𝑞
𝑈𝑝
⇔ = 𝑟 −(𝑝−𝑞)
𝑈𝑞
𝑈𝑞
⇔ = 𝑟 𝑝−𝑞
𝑈𝑝
𝑝−𝑞 𝑈𝑝
⇔ 𝑟= √
𝑈𝑞
Jika jarak antar dua suku barisan geometri itu sama, maka rasio antar dua suku barisan tersebut juga sama.
𝑼𝟐 𝑼𝟓 𝑼𝟖
Bukti:
𝑈 𝑎𝑟 4
Rasio 𝑈5 dan 𝑈2 adalah 𝑈5 = 𝑎𝑟
= 𝑟3
2
𝑈8 𝑎𝑟 7
Rasio 𝑈8 dan 𝑈5 adalah = = 𝑟3
𝑈5 𝑎𝑟 4
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 131
Logika Praktis pada Tipe Soal yang Sering Muncul
Menentukan rasio jika diketahui dua suku dari barisan geometri:
Jika diketahui 𝑈3 = 16 dan 𝑈7 = 256, rasio barisan geometri tersebut adalah ….
Atau
SELESAI.
Menentukan suku ke-𝐧 jika diketahui dua suku dari barisan geometri:
Jika diketahui 𝑈3 = 16 dan 𝑈7 = 256, tentukan suku ke-9 dari barisan tersebut!
Jadi, 𝑈9 = 𝑈7 × 𝑟 2
= 256 × 22
= 256 × 4
= 1024
SELESAI.
Menentukan suku ke-𝐧 jika diketahui dua suku dari barisan geometri dan selisih
indeksnya sama:
Jika diketahui 𝑈2 = 6 dan 𝑈4 = 24, tentukan suku ke-6 dari barisan tersebut!
Atau
SELESAI.
Halaman 132 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menentukan suku ke-𝐧 jika diketahui dua suku dari barisan geometri dan selisih
indeksnya berkelipatan.
Jika diketahui 𝑈2 = 4 dan 𝑈5 = 12, tentukan suku ke-11 dari barisan tersebut!
SELESAI.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 133
TRIK SUPERKILAT deret geometri tak hingga
𝑝
Apabila yang ditanyakan adalah lintasan bola yang jatuh dengan rasio pemantulan 𝑞 maka lintasan yang
ditempuh bola sampai berhenti adalah sebagai berikut:
𝑞+𝑝
𝑆∞ = 𝑎 ( )
𝑞−𝑝
Bukti:
dst …
Untuk lintasan bola ke bawah dimulai dengan 𝑎, sedang untuk lintasan ke atas dimulai oleh 𝑎𝑟, sehingga
diperoleh rumus panjang seluruh lintasan bola:
𝑎 𝑎𝑟 𝑎(1 + 𝑟)
𝑆∞ = + =
1−𝑟 1−𝑟 1−𝑟
𝑝
Misal 𝑟 = , maka diperoleh:
𝑞
𝑝 𝑞+𝑝
𝑎 (1 + 𝑞 ) 𝑎 ( 𝑞 ) 𝑞+𝑝 𝑞 𝑞+𝑝
𝑆∞ = 𝑝 = 𝑞 − 𝑝 = 𝑎 ( 𝑞 ) (𝑞 − 𝑝) = 𝑎 (𝑞 − 𝑝)
1−
𝑞 𝑞
(𝑞 + 𝑝)
Jadi, 𝑆∞ = 𝑎
(𝑞 − 𝑝)
SELESAI.
Halaman 134 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:
1 1
1. Barisan geometri dengan suku ke-5 adalah dan rasio , maka suku ke-9 barisan geometri tersebut
3 3
adalah ....
A. 27 1
𝑈5 = = 𝑎𝑟 4
B. 9 3
1 1
C. 𝑟 =
3
27 𝑈9 = ?
1 1 1 4 1 1
D. 𝑈9 = 𝑎𝑟 8 = (𝑎𝑟 4 )𝑟 4 = ( ) ( ) = 5 =
81 3 3 3 243
1
E.
243
2. Barisan geometri dengan U 7 384 dan rasio = 2. Suku ke-10 barisan tersebut adalah ....
A. 1.920 𝑈7 = 𝑎𝑟 6 = 384
B. 3.072 𝑟 = 2
C. 4.052 𝑈10 = ?
D. 4.608 𝑈10 = 𝑎𝑟 9 = (𝑎𝑟 6 )𝑟 3 = 384(2)3 = 384 ∙ 8 = 3.072
E. 6.144
3. Suku ke-tiga dan suku ke-tujuh suatu deret geometri berturut-turut 16 dan 256. Jumlah tujuh suku pertama
deret tersebut adalah ....
A. 500 𝑈3 = 16 = 𝑎𝑟 2 𝑎(𝑟 7 − 1)
𝑆7 =
B. 504 𝑈7 = 256 = 𝑎𝑟 6 𝑟−1
C. 508 7 𝑆 = ? 4(128 − 1)
6 =
D. 512 𝑈7 = 256 ⇒ 𝑎𝑟 = 16 ⇒ 𝑟 4 = 16 ⇒ 𝑟 = 2 2−1
𝑈 16 𝑎𝑟 2 = 4(127)
E. 516 3 2 = 508
𝑈3 = 16 ⇒ 𝑎𝑟 = 16 ⇒ 4𝑎 = 16 ⇒ 𝑎 = 4
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 135
SKL 3. Memahami sifat atau geometri dalam menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang, jarak dan sudut.
3. 1. Menghitung jarak dan sudut antara dua objek (titik, garis dan bidang) di ruang.
Dimensi Tiga
Jarak Sudut
Titik dan “Sesuatu” Selain Titik dan “Sesuatu”
Jarak Titik dan Titik Jarak Garis dan Garis Sudut Garis dan Garis
“berupa garis lurus” “harus tegak lurus” “sudut terkecil”
Jarak Titik dan Garis Jarak Garis dan Bidang Sudut Garis dan Bidang
“harus tegak lurus” “harus tegak lurus” “sudut garis dengan proyeksinya”
𝜽
𝜶 𝜶 𝜶
Jarak Titik dan Bidang Jarak Bidang dan Bidang Sudut Bidang dan Bidang
“harus tegak lurus” “harus tegak lurus” “sudut dua garis ⊥ garis potong”
𝜶
𝜶 𝜶
𝜽
𝜶 𝜶 𝜷 𝜷 𝜷
Halaman 136 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Dimensi Tiga
A B
H G E P G
P
E
F
Q
Q
R
R
D C A C
O
O
Oke, untuk menghindari hanya sekadar menghafal pola dari ruas garis istimewa pada kubus seperti garis
diagonal, garis yang menghubungkan titik potong diagonal sisi dengan titik sudut sisi di depannya, dan pola dari
garis diagonal ruang yang terbagi adil tiga bagian, maka Pak Anang tidak menyarankan untuk menghafalnya.
Yah syukur-syukur kalau bisa hafal karena terbiasa mengerjakan, itu lebih baik.
Namun, alangkah lebih bijak bila adik-adik mampu menguasai teorema Pythagoras plus tripel Pythagorasnya.
Masih ingat pembahasan SMART SOLUTION tripel Pythagoras pada bab Vektor?
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 137
LOGIKA PRAKTIS Tripel Pythagoras:
Pola tripel Pythagoras ini penting bila adik-adik ingin cepat menyelesaikan konsep Pythagoras pada segitiga
siku-siku, tanpa harus memakan banyak waktu. Gunakan logika praktis dari pengembangan konsep dasar yang
telah adik-adik dapatkan di sekolah.
Pada gambar di samping, adik-adik tentu sudah hafal konsep Pythagoras berikut:
𝑐 𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 , dengan catatan pada gambar tersebut sisi 𝑎 adalah sisi terpendek!
𝑎
Seumpama diubah menjadi 𝑎2 = 𝑐 2 − 𝑏 2 , ‘kan ya nggak papa to ya? Hehe… Sama aja!
𝑏
Perhatikan:
𝑎2 = 𝑐 2 − 𝑏 2
⇒ 𝑎2 = (𝑐 + 𝑏) (𝑐⏟ − 𝑏)
carilah
bilangan
yang
selisihnya
satu
Jadi disini kita mencari dua bilangan 𝑏, 𝑐 yang selisihnya satu dan jumlah kedua bilangan harus sama dengan
kuadrat sisi terpendek!
Ini hanya berlaku untuk sisi terpendek ganjil, yaitu 3, 5, 7, 9, dst.
5 13
3 5
4 12
Halaman 138 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
LOGIKA PRAKTIS Tripel Pythagoras Bentuk Akar:
Kalau sebelumnya adalah tripel Pythagoras bentuk biasa, sekarang bagaimana tripel Pythagoras bentuk akar?
Sebenarnya prinsip dasar teorema Pythagoras bisa dengan mudah menyelesaikan masalah ini.
Namun, apabila mau sedikit kreatif mengembangkan imajinasi, maka ada jalan lain yang lebih menyenangkan.
𝑥
𝑎 √𝑐
𝑎 √𝑏
Misal sisi tegak lurus sebuah segitiga siku-siku adalah 𝑎√𝑏 dan 𝑎√𝑐, dan misal sisi miring segitiga siku-siku
adalah 𝑥, maka nilai 𝑥 bisa ditentukan oleh:
2 2
𝑥 2 = (𝑎√𝑏) + (𝑎√𝑐)
⇒ 𝑥 = √𝑎2 𝑏 + 𝑎2 𝑐
⇒ 𝑥 = √𝑎2 (𝑏 + 𝑐)
⇒ 𝑥 = √𝑎2 √𝑏 + 𝑐
⇒ 𝑥 = 𝑎√𝑏 + 𝑐
𝑎 √𝑏
jumlahkan saja bilangan di dalam akar
bilangannya harus sama,
kalau nggak sama cari FPBnya
Contoh:
Cari FPB dari 12 dan 8. 4√13
8 FPBnya adalah 4. 4√4
Berarti jadikan bilangan pokoknya menjadi 4.
Artinya 12 = 4√9 dan 8 = 4√4,
12 Jadi sisi miring dari segitiga tersebut adalah 4√9 + 4 = 4√13 4√9
Masih ingat ruas garis AP dan OG pada kubus tadi? Nih gambarnya lihat di bawah:
H G
P 1
Perhatikan ∆𝐴𝐸𝑃, 𝐴𝐸 = 𝑎 cm dan 𝐸𝑃 = 2 𝑎√2 cm, maka:
E 1
F 𝑎√2 1
𝐴𝐸 = 𝑎 cm = 2 𝑎√4 cm.
E 2 P 1
𝐸𝑃 = 2 𝑎√2 cm
1
𝑎√4
2 Jelas bahwa panjang
1
𝐴𝑃 = 𝑎√6 cm.
D 2
C
O A
A B
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 139
KESIMPULAN TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Dimensi Tiga:
Pada soal UN mengenai dimensi tiga, untuk mencari jarak, hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat
garis bantu sehingga bisa diperoleh sebuah segitiga. Dan kebanyakan bisa diselesaikan dengan menerapkan
konsep tripel Pythagoras dan konsep Kesebangunan kelas IX SMP.
Sedangkan untuk mencari sudut, hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari titik perpotongan antara
kedua objek lalu membuat garis bantu sehingga bisa diperoleh sebuah segitiga. Dan kebanyakan bisa
diselesaikan dengan menerapkan konsep tripel Pythagoras, Aturan Sinus dan Kosinus dan konsep
Kesebangunan kelas IX SMP.
Halaman 140 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:
1. Panjang rusuk kubus ABCD.EFGH adalah 12 cm. Jika P titik tengah CG, maka jarak titik P
P BP dan PH sama panjang, karena BP dan PH adalah garis P′
dengan garis HB adalah .... 6√5 cm
miring dari segitiga siku-siku dengan sisi 12 cm dan 6 cm.
H G A. 8 5 cm 6 cm
BP dan PH siku-siku karena BP dan PH berada pada dua B 6√5 cm P
E F B. 6 5 cm B C sisi yang saling tegak lurus (BCGF dan EFGH).
12 cm
P BH adalah diagonal ruang, BH = 12√3 cm. PP′ = √BP2 − BP′ 2
C. 6 3 cm PB = √BC2 + PC2
P′ 2 2
= √122 + 62 Segitiga BPH adalah segitiga sama kaki. Sehingga proyeksi = √(6√5) − (6√3)
D C D. 6 2 cm P (titik P′) tepat berada di tengah-tengah BH. Jadi panjang
= √144 + 36 = √180 − 108
12 cm E. 6 cm BP ′ = PH = 6√3 cm.
= √180 = √72
A B
12 cm = 6√5 cm Jarak titik P ke garis HB adalah panjang PP′ . = 6√2 cm
TRIK SUPERKILAT:
Garis tersebut sejajar dengan AC, dimana AC adalah diagonal sisi. 𝐴𝐶 = 12√2 cm
Tapi panjangnya PP’ cuma separuh dari AC.
Jadi,
1
𝑃𝑃 ′ = 12√2 = 6√2 cm
2
2. Pada kubus ABCD.EFGH, panjang rusuk 8 cm. Jarak titik E dengan bidang BGD adalah ....
E Jarak titik ke bidang adalah jarak titik ke proyeksi titik pada bidang.
1
G
A. 3 cm Buat bidang yang melewati E dan tegak lurus bidang BDG, bidang
H 3 tersebut adalah bidang diagonal ACGE.
2 8 cm
E F
B. 3 cm Cari proyeksi titik E pada garis potong kedua bidang (GP) dengan
3 membuat garis yang melewati E dan tegak lurus bidang BDG.
A P
4 4√2 cm
E′ Proyeksi titik E pada bidang BDG adalah E ′ .
D C C. 3 cm
8 cm 3 EP = √EA2 + AP2 Sehingga jarak titik E ke bidang BDG adalah jarak E ke E’.
P
2
A BB 8 √ 2
= 8 + (4√2) Perhatikan segitiga EGP, segitiga tersebut segitiga samakaki, karena
8 cm D. 3 cm
= √64 + 32 EP = GP = 4√6 cm. Sedangkan EG adalah diagonal sisi, EG = 8√2 cm.
3
= √96
16 E P′ G Perhatikan sudut EGP
E. 3 cm = √16√6
3 = 4√6 cm 𝐸𝐸 ′ 𝑃𝑃 ′
sin ∠𝐸𝐺𝑃 = =
𝐸𝐺 𝐺𝑃
𝑃𝑃 ′
⇒ 𝐸𝐸 ′ = ∙ 𝐸𝐺
E′ 𝐺𝑃
8
= × 8√2
A P C 4√6
TRIK SUPERKILAT: 16
= √3 cm
3
Perhatikan bidang diagonal ACGE
E P′ G
E′
A P C
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 141
3. Diketahui limas segi empat beraturan P.QRST. Dengan rusuk alas 3 cm dan rusuk tegak
3 2 cm. Tangen sudut antara garis PT dan alas QRST adalah ....
1 P Alas limas bentuknya persegi dengan sisi 3 cm.
A. 3
3 Diagonal sisi alas limas adalah TR dan QS. TR = QS = 3√2 cm.
B. 2 3√2 cm
Proyeksi titik P pada bidang QRST adalah di P ′ . Dimana P ′ terletak di
C. 3 perpotongan kedua diagonal alas.
D. 2 2 Jadi sudut antara garis PT dan alas QRST adalah sudut yang dibentuk oleh
T garis PT dengan TR (∠PTR).
S
E. 2 3
3 cm Karena pada bidang PRT terdapat segitiga siku-siku PTP’, maka akan lebih
P′
mudah menemukan tangen ∠PTR menggunakan segitiga siku-siku
Q R
3 cm tersebut. (∠PTR = ∠PTP’)
P
2
2 3 9 27 3√3 3
PP ′ = √PT 2 − TP ′ 2 = √(3√2) − ( √2) = √18 − = √ = = √6 cm
3√2 cm 2 2 2 √2 2
Tangen sudut antara garis PT dan alas QRST adalah:
3
PP ′ 2 √6
̅̅̅̅, QRST) =
tan ∠(PT = = √3
T P′ TP ′ 3
3
2 √2
√2 cm
2
4. Diketahui limas beraturan T.ABCD dengan rusuk alas 2 cm dan rusuk tegak 3 cm. Nilai
tangen sudut antara garis TD dan bidang alas ABCD adalah ....
1 T Alas limas bentuknya persegi dengan sisi 2 cm.
A. 2
4 Diagonal sisi alas limas adalah AC dan BD. AC = BD = 2√2 cm.
1 √3 cm Proyeksi titik T pada bidang ABCD adalah di T. Dimana T ′ terletak
B. 2 di perpotongan kedua diagonal alas.
2
2 Jadi sudut antara garis TD dan alas ABCD adalah sudut yang
C. 2 D dibentuk oleh garis TD dengan DB (∠TDB).
C
3
2 cm Karena pada bidang TBD terdapat segitiga siku-siku TDT’, maka
D. 2 T′
akan lebih mudah menemukan tangen ∠TDB menggunakan
A B
E. 2 2 2 cm segitiga siku-siku tersebut. (∠TDB = ∠TDT’)
T 2 2
TT ′ = √TD2 − DT ′ 2 = √(√3) − (√2) = √3 − 2 = 1 cm
√3 cm Tangen sudut antara garis TD dan alas ABCD adalah:
TT ′ 1 1
̅̅̅̅, ABCD) =
tan ∠(TD = = √2
DT ′ √2 2
D T′
√2 cm
5. Diketahui limas segitiga beraturan T.ABC dengan rusuk 6 cm. Nilai kosinus sudut antara
garis TC dan bidang ABC adalah .... T
T TD = √TB2 − BD2
1
A. 3 Alas limas bentuknya segitiga
6 dengan sisi 6 cm. Dan semua
6 cm = √(6)2 − (3)2
1 6 cm sisi limas adalah segitiga sama 3√3 cm = √27
6 cm
B. 2 A sisi dengan rusuk 6 cm. = 3√3 cm
3 D
Perhatikan jika T’ adalah B D
1 T’ 3 cm
B proyeksi T pada alas ABC
C. 3 C 6 cm
3 dan D adalah titik tengah
AB, maka CD adalah ruas
1 garis yang melewati T’.
D. 2 TC2 + DC2 − TD2
cos ̅̅̅̅, ABC) =
∠(TC
2 Perhatikan segitiga CDT, karena TT’ T 2 ∙ TC ∙ DC
2 2
1 tegak lurus CD, maka bidang CDT 2
6 + (3√3) − (3√3)
E. 3 tegak lurus bidang ABC. 6 cm 3√3 cm =
2 2 ∙ 6 ∙ (3√3)
Karena TC berada di CDT dan CDT 36
tegak lurus ABC, maka sudut yang 3√3 cm =
36√3
dibentuk oleh garis TC dan bidang D 1
ABC adalah sudut antara garis TC C = √3
dan ruas garis CD. 3
Halaman 142 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
6. Kubus ABCD.EFGH memiliki rusuk 4 cm. Sudut antara AE dan bidang AFH adalah .
Nilai sin = ....
1 H G 2√2 cm P AP = √AE2 + EP 2
Kubus rusuk 4 cm. E
A. 2 P 2
2 E F = √(4)2 + (2√2)
EG adalah diagonal sisi, 4 cm
1 maka EG = 4√2 cm. = √16 + 8
B. 3
2 Karena P perpotongan = √24
D C = 2√6 cm
1 diagonal sisi atas, maka
C. 3 4 cm 1 A
𝐸𝑃 = 𝐸𝐺 ⇒ 𝐸𝑃 = 2√2 cm
3 A
4 cm
B 2
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 143
Pengantar Konsep Dasar Trigonometri
Segitiga Siku-Siku
dan
Teorema Pythagoras
Teorema Pythagoras
𝑐
𝑎
𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2
Tripel Pythagoras
3 4 5 8 15 17
5 12 13 20 21 29
7 24 25
9 40 41
dst …
Teorema Pythagoras
“Bentuk Akar”
𝑎√𝑏 + 𝑐
𝑎√𝑏
𝑎 √𝑐
Tripel Pythagoras
“Bentuk Akar”
Halaman 144 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Definisi
Perbandingan Trigonometri
Segitiga Siku-Siku
sisi Miring
sisi Depan
sudut 𝜽
sisi Samping
Identitas Trigonometri
Jadi,
sin2 𝑥 + cos 2 𝑥 = 1
dibagi
𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝒙
dibagi
tan2 𝑥 + 1 = sec 2 𝑥
𝐬𝐢𝐧𝟐 𝒙
1 + cot 2 𝑥 = csc 2 𝑥
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 145
Nilai Perbandingan Trigonometri
Sudut Istimewa Kuadran I
60°
5
2 2 1 3
60° 60°
2 1 4
“Sudut 30° dan 60°” “Sudut 45°” “Sudut diapit sisi 5 dan 3 adalah 53°”
𝟏 𝟏
Trik Menghafalkan Cepat , urutannya 𝟐 √𝟎 s/d 𝟐 √𝟒 Trik Menghafal, gambarkan segitiga 3 4 5.
1 4 3 4
30° √𝟏 53°
2 5 5 3
dibalik
1
45° √𝟐
2
1
60° √𝟑
2
1
90° √𝟒
2
Halaman 146 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Nilai Perbandingan Trigonometri
1 1 1
30° √3 √3
2 2 3
1 1
45° √2 √2 1
2 2
1 1
60° √3 √3
2 2
90° 1 0 −
SEMUA SINdikat 𝑥
TANgan KOSong Fungsi
Fungsi Berubah dimana 𝑛 bilangan bulat
Tetap sin ↔ cos
tan ↔ cot
𝛼 (180° − 𝛼)
Selesai
cos 𝛼 cos 𝑥 = cos 𝛼 ⇒ 𝑥 = □ + 𝑛 ∙ 𝟑𝟔𝟎°
360°
𝛼 (−𝛼)
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 147
Nilai Perbandingan Trigonometri
Diperoleh dari sudut pada segitiga siku-siku
𝐴 ?
? 𝑏 𝑐 𝑏 𝑐 𝑏 𝑐 𝑏
𝐵 𝐶 𝐵 ?
? 𝑎
sisi – sudut – sudut sisi – sisi – sudut sisi – sudut – sisi sisi – sisi – sisi
(diketahui satu sisi dan (diketahui dua sisi dan (diketahui dua sisi dan (diketahui ketiga sisi
dua sudut) satu sudut di depannya) sudut yang diapitnya) segitiga)
𝑎 𝑏 𝑐 𝑎2 = 𝑏 2 + 𝑐 2 − 2𝑏𝑐 cos 𝐴
= = 𝑏 2 + 𝑐 2 − 𝑎2
sin 𝐴 sin 𝐵 sin 𝐶
⇒ cos 𝐴 =
2𝑏𝑐
Luas Segitiga
𝐴
𝑡 𝑏 𝑐 𝑏
𝐶 𝐵 𝐶
𝑎 𝑎 𝑎 𝑎
alas – tinggi sisi – sudut – sisi satu sisi dan semua sudut sisi – sisi – sisi
𝑡 a b
sin 𝐶 = =
𝑏 sin A sin B
𝑎 sin 𝐵
⇒ 𝑡 = 𝑏 sin 𝐶 ⇒𝑏=
sin 𝐴
Halaman 148 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Luas Segitiga
𝑏
𝐶
𝑎
sisi – sudut – sisi
1
𝐿= 𝑎𝑏 sin 𝐶
2
Sehingga luas segidelapan beraturan adalah delapan kali luas segitiga tersebut.
𝑟 𝑟
360°
𝑛
𝑟 𝑟
𝟑𝟔𝟎°
sudut pusat =
𝒏
1 360°
𝐿 = 𝑛 ∙ 𝑟 2 sin ( )
2 𝑛
360°
𝐾 = 𝑛𝑟√2 (1 − cos ( ))
𝑛
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 149
Trigonometri Kelas XI IPA
Jumlah dan Selisih Dua Sudut
Alat Bukti: Lingkaran satuan dan 3 buah juring masing-masing bersudut 𝐴, 𝐵, dan (– 𝐵).
𝑅
𝑅 Diperoleh dua segitiga
𝑄
𝐵
yaitu, ∆𝑃𝑂𝑅 dan ∆𝑆𝑂𝑄 𝑂 𝑃
𝐴 𝑃 dengan ∠𝑃𝑂𝑅 = ∠𝑆𝑂𝑄
𝑂 −𝐵 sehingga, 𝑃𝑅 = 𝑆𝑄 𝑄
𝑆
𝑂
Dengan membuktikan 𝑃𝑅 = 𝑆𝑄, diperoleh: 𝑆
𝐜𝐨𝐬(𝑨 + 𝑩) = 𝐜𝐨𝐬 𝑨 𝐜𝐨𝐬 𝑩 − 𝐬𝐢𝐧 𝑨 𝐬𝐢𝐧 𝑩
Substitusi 𝑩 = 𝑨 Eliminasi
𝐬𝐢𝐧(𝑨 + 𝑨) = 𝐬𝐢𝐧 𝟐𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝑨 + 𝑩) dengan 𝐬𝐢𝐧(𝑨 − 𝑩)
𝐜𝐨𝐬(𝑨 + 𝑨) = 𝐜𝐨𝐬 𝟐𝑨 𝐜𝐨𝐬(𝑨 + 𝑩) dengan 𝐜𝐨𝐬(𝑨 − 𝑩)
Halaman 150 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Pengantar Trigonometri.
Modul Pengantar Trigonometri ini adalah suplemen untuk modul TRIK SUPERKILAT dan SMART SOLUTION UN
Matematika SMA 2013. Mengingat materi Trigonometri memerlukan penguasaan konsep dasar yang kuat pada
setiap pokok bahasan.
Pada survey yang dilakukan kepada siswa SMA menunjukkan bahwa materi Trigonometri dan Dimensi Tiga
adalah topik materi yang paling menakutkan di kalangan siswa. Jadi, tidak ada salahnya apabila pada pokok
bahasan Trigonometri ini diberikan suplemen materi pengantar Trigonometri sebagai penguat penguasaan
konsep dasar Trigonometri…
Untuk sementara hanya konsep trigonometri kelas X dan XI IPA yang dibahas. Trik Superkilat Cara Mudah
Menghafal Rumus Trigonometri kelas X dan XI IPA yang lainnya masih akan dilanjutkan dan dipublish segera….
:)
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 151
SKL 4. Menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan, identitas, dan rumus trigonometri dalam pemecahan masalah.
𝐴 ?
? 𝑏 𝑐 𝑏 𝑐 𝑏 𝑐 𝑏
𝐵 𝐶 𝐵 ?
? 𝑎
sisi – sudut – sudut sisi – sisi – sudut sisi – sudut – sisi sisi – sisi – sisi
(diketahui satu sisi dan (diketahui dua sisi dan (diketahui dua sisi dan (diketahui ketiga sisi
dua sudut) satu sudut di depannya) sudut yang diapitnya) segitiga)
𝑎 𝑏 𝑐 𝑎2 = 𝑏 2 + 𝑐 2 − 2𝑏𝑐 cos 𝐴
= = 𝑏 2 + 𝑐 2 − 𝑎2
sin 𝐴 sin 𝐵 sin 𝐶
⇒ cos 𝐴 =
2𝑏𝑐
Luas Segitiga
𝐴
𝑡 𝑏 𝑐 𝑏
𝐶 𝐵 𝐶
𝑎 𝑎 𝑎 𝑎
alas – tinggi sisi – sudut – sisi satu sisi dan semua sudut sisi – sisi – sisi
𝑡 a b
sin 𝐶 = =
𝑏 sin A sin B
𝑎 sin 𝐵
⇒ 𝑡 = 𝑏 sin 𝐶 ⇒𝑏=
sin 𝐴
Halaman 152 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Luas Segitiga
𝑏
𝐶
𝑎
sisi – sudut – sisi
1
𝐿= 𝑎𝑏 sin 𝐶
2
Sehingga luas segidelapan beraturan adalah delapan kali luas segitiga tersebut.
𝑟 𝑟
360°
𝑛
𝑟 𝑟
𝟑𝟔𝟎°
sudut pusat =
𝒏
1 360°
𝐿 = 𝑛 ∙ 𝑟 2 sin ( )
2 𝑛
360°
𝐾 = 𝑛𝑟√2 (1 − cos ( ))
𝑛
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 153
LOGIKA PRAKTIS Aturan Sinus dan Aturan Kosinus:
Segitiga punya tiga unsur atau komponen penyusun, yaitu 3 sisi dan 3 sudut. Untuk menyelesaikan masalah
segitiga dengan aturan sinus atau kosinus maka perlu diperhatikan acuan sebagai berikut:
Komponen yang diketahui dan ditanyakan dari segitiga adalah 3 sisi dan 1 sudut, maka penyelesaiannya adalah
harus menggunakan aturan kosinus.
Komponen yang diketahui dan ditanyakan dari segitiga adalah 2 sisi dan 2 sudut, maka penyelesaiannya adalah:
- Jika masing-masing sisi dan sudut saling berhadapan, maka harus menggunakan aturan sinus.
- Jika masing-masing sisi dan sudut tidak saling berhadapan, maka periksa dulu apakah:
o Diketahui dua sudut, maka penyelesaiannya harus mencari sudut ketiga dulu menggunakan sifat
sudut segitiga 180°, dan dilanjutkan menggunakan aturan sinus.
o Diketahui satu sudut, maka penyelesaiannya bisa menggunakan aturan kosinus untuk mencari satu
sisi yang lain, lalu dilanjutkan dengan aturan sinus. (Atau apabila ada satu pasangan sisi sudut yang
berhadapan, bisa menggunakan aturan sinus dulu untuk menentukan pasangan sudut yang lain, lalu
menggunakan sifat sudut segitiga 180°)
Periksa!
Gunakan aturan kosinus Apakah kedua pasangan
sisi dan sudut tersebut
saling berhadapan
Periksa!
Gunakan aturan sinus Berapa jumlah sudut
yang diketahui
Halaman 154 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Tipe Soal yang Sering Muncul
Menentukan unsur atau komponen segitiga menggunakan aturan sinus atau kosinus.
Contoh Soal:
Diberikan segi empat ABCD seperti gambar di bawah!
Panjang BC adalah ….
10√2 cm B
a. 4√2 cm A
b. 6√2 cm 60°
c. 7√3 cm
d. 5√6 cm D 30° 45°
C
e. 7√6 cm
Penyelesaian:
Pertama kita mempertimbangkan apakah kita akan menggunakan aturan sinus atau aturan kosinus.
Lalu pada segitiga yang mana kita akan menerapkan aturan sinus atau kosinus tersebut.
Nah, ternyata ∆𝐴𝐵𝐶 tidak bisa kita terapkan aturan sinus atau kosinus, karena aturan sinus dan kosinus
bisa digunakan jika minimal diketahui 3 atau lebih unsur atau komponen dari segitiga!
Sekarang amati ∆𝐴𝐶𝐷 ternyata sudah diketahui 3 komponen segitiga, sehingga agar ∆𝐴𝐵𝐶 tepat diketahui
minimal 3 komponen maka kita harus mencari panjang 𝑨𝑪 terlebih dahulu.
Perhatikan ∆𝐴𝐶𝐷,
A Diketahui 1 sisi dan 2 sudut, ditanyakan 1 sisi 𝐴𝐶. (2 sisi dan 2 sudut)
Periksa apakah kedua pasang sisi dan sudut saling berhadapan?
? Ya! Maka pada ∆𝑨𝑪𝑫 berlaku aturan sinus:
D 30° 45°
C 𝐴𝐶 𝐴𝐷 𝐴𝐷
= ⇒ 𝐴𝐶 = × sin 𝐷
sin 𝐷 sin 𝐶 sin 𝐶
10
= × sin 30°
sin 45°
10 1
= ×
1 2
2 √2
10
=
√2
10 √2
= × (rasionalisasi penyebut bentuk akar)
√2 √2
10√2
=
2
= 5√2 cm
Diketahui 2 sisi dan 1 sudut, ditanyakan 1 sisi 𝐵𝐶. (3 sisi dan 1 sudut)
10√2 cm B Pasti berlaku aturan kosinus pada ∆𝑨𝑩𝑪:
A
60°
? 𝐵𝐶 2 = 𝐴𝐵2 + 𝐴𝐶 2 − 2 𝐴𝐵 𝐴𝐶 cos 𝐴
5√2 cm
2 2
C = (10√2) + (5√2) − 2(10√2)(5√2) cos 60
1
= 200 + 50 − 200 ∙
2
= 250 − 100
= 150 cm
Jadi,
𝐵𝐶 = √150 = √25√6 = 5√6 cm
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 155
Menentukan luas segi-n beraturan.
Contoh Soal:
Luas segi-12 beraturan dengan panjang jari-jari lingkaran luar 8 cm adalah ….
a. 192 cm2
b. 172 cm2
c. 162 cm2
d. 148 cm2
e. 144 cm2
Penyelesaian:
Ingat luas segitiga:
𝑏
𝐶
𝑎
sisi – sudut – sisi
1
𝐿 = 𝑎𝑏 sin 𝐶
2
Segi-12 beraturan terdiri atas 12 segitiga yang kongruen, jadi kita cukup mencari luas salah satu segitiga
penyusun segi-12 beraturan tersebut.
Perhatikan ∆𝐴𝑂𝐵,
1
𝐿∆𝐴𝑂𝐵 = 𝑂𝐴 𝑂𝐵 sin ∠𝐴𝑂𝐵
2
1
= ∙ 8 ∙ 8 ∙ sin 30°
2
O 1
= 32 ∙
𝜃 2
8 = 16 cm2
8
Jadi, luas segi-12 beraturan adalah:
A 𝐿𝑠𝑒𝑔𝑖−12 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑛 = 12 × 𝐿∆𝐴𝑂𝐵
B = 12 ∙ 16
= 192 cm2
Halaman 156 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menentukan keliling segi-n beraturan.
Contoh Soal:
Keliling segi-12 beraturan dengan panjang jari-jari lingkaran luar 8 cm adalah ….
a. 96√2 + √3 cm
b. 96√2 − √3 cm
c. 8√2 + √3 cm
d. 8√2 − √3 cm
e. √128 − √3 cm
Penyelesaian:
Segi-12 beraturan terdiri atas 12 segitiga yang kongruen, jadi kita cukup mencari panjang keliling pada
salah satu segitiga penyusun segi-12 beraturan tersebut, yaitu panjang sisi 𝐴𝐵.
Perhatikan ∆𝐴𝑂𝐵,
Diketahui 2 sisi dan 1 sudut ditanyakan 1 sisi 𝐴𝐵. (3 sisi dan 1 sudut)
Pasti berlaku aturan kosinus:
𝐴𝐵2 = 𝑟 2 + 𝑟 2 − 2 𝑟 𝑟 cos 𝜃
= (8)2 + (8)2 − 2(8)(8) cos 30
1
= 64 + 64 − 128 ∙ √3
O 2
𝜃 = 128 − 64√3 cm
𝑟=8
𝑟=8 Jadi,
A 𝐴𝐵 = √128 − 64√3 cm
B
= 12√128 − 64√3 cm
= 12 × √64√2 − √3 cm
= 12 × 8√2 − √3 cm
= 96√2 − √3 cm
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 157
Menentukan volume bangun ruang menggunakan aturan sinus atau kosinus.
D F
Contoh Soal:
Diberikan prisma tegak segitiga ABC.DEF dengan
panjang rusuk 𝐴𝐵 = 6 cm, 𝐵𝐶 = 3√7 cm, dan 𝐴𝐶 = 3 cm.
E
Tinggi prisma adalah 20 cm. Volume prisma adalah ….
a. 55√2 cm3
b. 60√2 cm3
c. 75√3 cm3 A
d. 90√3 cm3 C
e. 120√3 cm3
Penyelesaian: B
Perhatikan prisma tegak segitiga ABC.DEF berikut:
D F
A
C
Perhatikan ∆𝐴𝐵𝐶,
A 3 cm C
6 cm
3√7 cm
𝐴
𝑡 𝑏 𝑐 𝑏
𝐶 𝐵 𝐶
𝑎 𝑎 𝑎 𝑎
alas – tinggi sisi – sudut – sisi satu sisi dan semua sudut sisi – sisi – sisi
Akan dicari salah satu sudut segitiga (misalkan ∠𝐵), dengan diketahui 3 sisi segitiga. (3 sisi dan 1 sudut)
Pasti berlaku aturan kosinus, yaitu:
𝐴𝐶 2 = 𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2 − 2 𝐴𝐵 𝐵𝐶 cos 𝐴𝐵
Halaman 158 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Sehingga,
𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2 − 𝐴𝐶 2
𝐴𝐶 2 = 𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2 − 2 𝐴𝐵 𝐵𝐶 cos 𝐵 ⇒ cos 𝐵 =
2 ∙ 𝐴𝐵 ∙ 𝐴𝐶
2
(6) + (3√7) − (3)2
2
=
2(6)(3√7)
36 + 63 − 9
=
36√7
90
=
36√7
5
=
2√7
Jadi,
5
cos 𝐵 =
2√7
2√7
√3
B
5
1
𝐿∆𝐴𝐵𝐶 = 𝐴𝐵 𝐵𝐶 sin ∠𝐵
2
1 √3
= (6)(3√7) ( )
2 2√7
9
= √3 cm2
2
𝑉 = 𝐿𝑎 × 𝑡
= 𝐿∆𝐴𝐵𝐶 × 𝑡
9
= √3 × 20
2
= 90√3 cm3
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 159
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:
1. Diketahui segienam beraturan. Jika jari-jari lingkaran luar segienam beraturan adalah 10 satuan, maka
luas segienam beraturan tersebut adalah ....
A. 150 satuan luas 𝑛 360° TRIK SUPERKILAT:
𝐿𝑠𝑒𝑔𝑖−𝑛 = 𝑟 2 sin
2 𝑛 Karena bangunnya adalah segienam, berarti
B. 150 2 satuan luas 6 360° sudut pusatnya 60°, sementara jari-jari
⇒ 𝐿𝑠𝑒𝑔𝑖−6 = (10)2 sin lingkaran luar adalah bilangan bulat tanpa
C. 150 3 satuan luas 2 6
D. 300 satuan luas = 3 ∙ 100 ∙ sin 60° bentuk akar, jadi jawabannya pasti memuat
1 √3 yang berasal dari nilai sin 60°. Dari sini
E. 300 2 satuan luas = 300 ∙ √3
2 tanpa menghitung kita akan tahu bahwa
= 150√3 jawaban yang benar hanya C saja.
2. Panjang jari-jari lingkaran luar segidelapan beraturan adalah 6 cm. keliling segidelapan tersebut adalah ....
A. 06 2 2 cm 360°
𝑥 = √𝑟 2 + 𝑟 2 − 2 ∙ 𝑟 ∙ 𝑟 ∙ cos
𝑛
B. 12 2 2 cm
360° 360°
C. 36 2 2 cm 𝐾𝑠𝑒𝑔𝑖−𝑛 = 𝑛 ∙ 𝑥 = 𝑛 ∙ (√𝑟 2 + 𝑟 2 − 2 ∙ 𝑟 ∙ 𝑟 ∙ cos ) = 𝑛 ∙ (√2𝑟 2 (1 − cos ))
𝑛 𝑛
D. 48 2 2 cm
6 6 1
E. 72 2 2 cm ⇒ 𝐾𝑠𝑒𝑔𝑖−8 = 8 ∙ 6 (√2 (1 − 2 √2) )
𝑥
= 48√2 − √2 cm
3. Luas segi-12 beraturan adalah 192 cm2. Keliling segi-12 beraturan tersebut adalah ....
1 2𝜋
𝐿 = 12 ∙ ∙ 𝑟 2 ∙ sin ( ) ⇒ 192 = 3𝑟 2 ⇒ 𝑟 2 = 64 ⇒ 𝑟 = 8 cm
A. 96 2 3 cm 2 12
360°
B. 96 2 3 cm 𝑥 = √𝑟 2 + 𝑟 2 − 2 ∙ 𝑟 ∙ 𝑟 ∙ cos
𝑛
8
D. 8 2 3 cm
8 1
⇒ 𝐾𝑠𝑒𝑔𝑖−8 = 12 ∙ 6 (√2 (1 − √3) )
E. 128 3 cm 2
𝑥
= 96√2 − √3 cm
4. Keliling suatu segienam beraturan adalah 72 cm. Luas segienam tersebut adalah ....
A. 432 3 cm Karena bangun 𝑛 360° TRIK SUPERKILAT:
segienam, maka 𝐿𝑠𝑒𝑔𝑖−𝑛 = 𝑟 2 sin Karena segienam, berarti sudut
B. 432 cm 2 𝑛 pusatnya 60°, sementara jari-jari
segitiga yang 6 360° lingkaran luar adalah bilangan
C. 216 3 cm terbentuk adalah ⇒ 𝐿𝑠𝑒𝑔𝑖−6 = (12)2 sin
segitiga sama sisi. 2 6 bulat tanpa bentuk akar, jadi
D. 216 2 cm 12 12 Akibatnya semua sisi = 3 ∙ 144 ∙ sin 60° jawabannya pasti memuat √3
1 yang berasal dari nilai sin 60°. Dari
E. 216 cm segitiga adalah 12 cm. = 432 ∙ √3 sini tanpa menghitung kita akan
2 tahu bahwa jawaban yang benar
12 = 216√3 cm2 hanya A atau C saja.
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Halaman 160 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
4. 2. Menyelesaikan persamaan trigonometri.
1 1 1
30° √3 √3
2 2 3
1 1
45° √2 √2 1
2 2
1 1
60° √3 √3
2 2
90° 1 0 −
SEMUA SINdikat 𝑥
TANgan KOSong Fungsi
Fungsi Berubah dimana 𝑛 bilangan bulat
Tetap sin ↔ cos
tan ↔ cot
𝛼 (180° − 𝛼)
Selesai
cos 𝛼 cos 𝑥 = cos 𝛼 ⇒ 𝑥 = □ + 𝑛 ∙ 𝟑𝟔𝟎°
360°
𝛼 (−𝛼)
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 161
LOGIKA PRAKTIS Pengerjaan Persamaan Trigonometri:
Sederhana
o Jika ada persamaan sin 𝑥 = sin 𝛼, maka penyelesaiannya
adalah:
sin 𝑥 = sin 𝛼 ⇒ 𝑥 = □ + 𝑛 ∙ 𝟑𝟔𝟎°
𝑥1 = 𝛼 + 𝑛 ∙ 360°
𝛼 (180° − 𝛼) 𝑥2 = (180° − 𝛼) + 𝑛 ∙ 360°
cos 𝑥 = cos 𝛼 ⇒ 𝑥 = □ + 𝑛 ∙ 𝟑𝟔𝟎° o Jika ada persamaan cos x = cos α, maka penyelesaiannya
adalah:
𝛼 (−𝛼)
x1 = 𝛼 + 𝑛 ∙ 360°
x2 = (−α) + 𝑛 ∙ 360°
tan 𝑥 = tan 𝛼 ⇒ 𝑥 = □ + 𝑛 ∙ 𝟏𝟖𝟎°
Nah, proses menentukan persamaan trigonometri sederhana adalah melalui manipulasi aljabar menggunakan
identitas trigonometri pada persamaan awal pada soal.
⇒ (2 cos 2 2𝑥 − 1) − cos 2𝑥 = −1
Manipulasi Aljabar Identitas Trigonometri ⇔ 2 cos 2 2𝑥 − cos 2𝑥 − 1 = −1
⇔ 2 cos 2 2𝑥 − cos 2𝑥 = 0
⇔ cos 2𝑥 (2 cos 2𝑥 − 1) = 0
1
Diperoleh Persamaan Trigonometri Sederhana ⇔ cos 2𝑥 = 0 atau cos 2𝑥 =
2
Halaman 162 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
LOGIKA PRAKTIS Menyusun Rumus Persamaan Trigonometri dengan Panduan Grafik Trigonometri:
periode Nah, karena sudah hafal tabel nilai trigonometri dan paham
tentang konsep dasar perbandingan trigonometri, maka bisa
360° ditentukan nilai sinus sama dengan 1 dipenuhi oleh sin 90°.
Grafik sinus berulang-ulang naik turun, seperti huruf “S” tidur terbalik.
Berulang-ulangnya setiap 360°. “ “
Jadi,
sin 𝑥 = sin 𝛼 ⇒ 𝑥 = □ + 𝑛 ∙ 𝟑𝟔𝟎°
𝛼 (180° − 𝛼)
Jadi,
cos 𝑥 = cos 𝛼 ⇒ 𝑥 = □ + 𝑛 ∙ 𝟑𝟔𝟎°
𝛼 (−𝛼)
Jadi,
tan 𝑥 = tan 𝛼 ⇒ 𝑥 = □ + 𝑛 ∙ 𝟏𝟖𝟎°
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 163
Tipe Soal yang Sering Muncul
Menentukan himpunan penyelesaian dari persamaan trigonometri.
Contoh Soal:
Himpunan penyelesaian dari cos 4𝑥 − cos 2𝑥 = −1 ; 0 ≤ 𝑥 ≤ 360° adalah ….
a. {30°, 45°, 135°, 150°, 210°, 225°, 315°, 330°}
b. {30°, 60°, 135°, 180°, 210°, 225°, 300°, 330°}
c. {0°, 30°, 135°, 150°, 210°, 225°, 300°, 330°}
d. {30°, 45°, 120°, 135°, 210°, 225°, 300°}
e. {30°, 45°, 135°, 150°, 240°, 225°, 315°}
Penyelesaian:
cos 4𝑥 − cos 2𝑥 = −1
2
⇒ (2 cos 2𝑥 − 1) − cos 2𝑥 = −1
⇔ 2 cos2 2𝑥 − cos 2𝑥 − 1 = −1
⇔ 2 cos2 2𝑥 − cos 2𝑥 = 0
⇔ cos 2𝑥 (2 cos 2𝑥 − 1) = 0
1
⇔ cos 2𝑥 = 0 atau cos 2𝑥 = 2
Sehingga himpunan penyelesaian adalah {30°, 45°, 135°, 150°, 210°, 225°, 315°, 330°}.
Halaman 164 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:
1 2 cos 𝑥 = 1 = cos 0
D. {0, π, π } Penyelesaiannya:
2 3
𝑥 = 0 + 𝑘 ∙ 2𝜋
1
E. {0, π, π } 3) 𝑥 = 0 + 𝑘 ∙ 2𝜋
2 = 0, 2𝜋
Jadi jawabannya sebenarnya tidak ada karena untuk interval 0 < 𝑥 < 2𝜋
𝜋 3
maka yang memenuhi hanya { , 𝜋}
2 2
𝜋 3
Jika intervalnya diubah 0 ≤ 𝑥 ≤ 2𝜋, maka penyelesaiannya {0, , 𝜋, 2𝜋}
2 2
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 165
4. Himpunan penyelesaian persamaan cos2x 3 cos x 2 0 untuk 0 x 2π adalah ....
cos 2𝑥 − 3 cos 𝑥 + 2 = 0 1 𝜋
π 3 cos 𝑥 = = cos
A. 0, , π, 2π ⇒ 2
(2 cos 𝑥 − 1) − 3 cos 𝑥 + 2 = 0 2 3
2 2 ⇔ 2 cos 2 𝑥 − 3 cos 𝑥 + 1 = 0 Penyelesaiannya:
𝜋
π 5 ⇔ (2 cos 𝑥 − 1)(cos 𝑥 − 1) = 0 𝑥 = ± + 𝑘 ∙ 2𝜋
B. 0, , π, 2π ⇔ 2 cos 𝑥 − 1 = 0 atau cos 𝑥 − 1 = 0 3
3 3 1
𝜋 𝜋
1) 𝑥 = + 𝑘 ∙ 2𝜋 2) 𝑥 = − 3 + 𝑘 ∙ 2𝜋
⇔ cos 𝑥 = cos 𝑥 = 1 3
π 3 2 =
𝜋 5
C. 0, , π, 2π 3
= 𝜋
3
3 2
π 2 cos 𝑥 = 1 = cos 0
D. 0, , π, π Penyelesaiannya:
2 3 𝑥 = 0 + 𝑘 ∙ 2𝜋
π
E. 0, , π, 2π 3) 𝑥 = 0 + 𝑘 ∙ 2𝜋
2 = 0, 2𝜋
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Halaman 166 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
4. 3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan nilai perbandingan trigonometri yang menggunakan rumus
jumlah dan selisih sinus, kosinus dan tangent serta jumlah dan selisih dua sudut.
𝑂
Dengan membuktikan 𝑃𝑅 = 𝑆𝑄, diperoleh: 𝑆
𝐜𝐨𝐬(𝑨 + 𝑩) = 𝐜𝐨𝐬 𝑨 𝐜𝐨𝐬 𝑩 − 𝐬𝐢𝐧 𝑨 𝐬𝐢𝐧 𝑩
Substitusi 𝑩 = 𝑨 Eliminasi
𝐬𝐢𝐧(𝑨 + 𝑨) = 𝐬𝐢𝐧 𝟐𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝑨 + 𝑩) dengan 𝐬𝐢𝐧(𝑨 − 𝑩)
𝐜𝐨𝐬(𝑨 + 𝑨) = 𝐜𝐨𝐬 𝟐𝑨 𝐜𝐨𝐬(𝑨 + 𝑩) dengan 𝐜𝐨𝐬(𝑨 − 𝑩)
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 167
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Cara Menghafal Rumus Trigonometri Jumlah Selisih Dua Sudut.
Intisari dari masalah tentang jumlah selisih sinus kosinus tangen serta masalah tentang jumlah selisih dua sudut
adalah kita harus memahami bagaimana konsep awal dari cos(𝐴 + 𝐵). Begitu konsep awal ini dipahami, maka
dengan menggunakan konsep-konsep dasar trigonometri di kelas X, maka semua konsep tentang trigonometri
di kelas XI IPA akan segera muncul satu-persatu dengan sendirinya.
Untuk mendampingi pemahaman konsep dasar yang sudah diperoleh lewat pembelajaran di sekolah, kali ini
Pak Anang akan membagikan konsep LOGIKA PRAKTIS dalam menyusun rumus jumlah selisih dua sudut
sebagai berikut:
Konsep awal yang harus diingat adalah sin(𝐴 ± 𝐵) dan cos(𝐴 ± 𝐵).
Perhatikan, untuk sin(𝐴 ± 𝐵), diawali huruf “S”, yang secara kreatif imajinatif dimaknai dengan:
SELANG-SELING Keterangan:
Selang-seling diambil dari bahasa Jawa,
SIN artinya adalah pola yang selalu bergantian.
SAMA
“SELANG-SELING”
dimulai dari SIN
𝐬𝐢𝐧(𝑨 ± 𝑩)
SAMA
tanda plus minusnya Keterangan:
Kalau cos(𝐴 ± 𝐵) berarti kebalikannya.
“SELANG-SELING”,
bergantian SIN COS lalu COS SIN
Jadi, untuk cos(𝐴 ± 𝐵) tinggal membalik konsep menghafal rumus sin(𝐴 ± 𝐵) di atas.
Tidak SELANG-SELING (KEMBAR)
Bukan SIN (Jadi, dimulai dari cos)
Tidak SAMA (Tanda plus minus berbeda)
Tanda BEDA
KEMBAR,
bergantian COS COS lalu SIN SIN
Halaman 168 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Cara Menghafal Rumus Trigonometri Sudut Rangkap.
Masih ingat dengan konsep rumus jumlah sudut sinus kosinus pada halaman sebelumnya……??
Asyik….
Nah, konsep kedua yang harus melekat kuat di otak adalah tentang sin 2𝐴 dan cos 2𝐴, diperoleh dari rumus
sin(𝐴 + 𝐵) dan cos(𝐴 + 𝐵) dengan mengganti 𝐵 = 𝐴.
Ganti 𝐵 = 𝐴
Jadi,
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 169
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Cara Menghafal Rumus Kosinus Sudut Rangkap yang Lain.
Masih ingat dengan konsep rumus kosinus sudut rangkap pada halaman sebelumnya……??
Asyik….
Nah, konsep ketiga yang harus melekat kuat di otak adalah tentang rumus cos 2𝐴 yang lainnya. Rumus kosinus
sudut rangkap yang lain diperoleh dari cos 2𝐴 dengan mensubstitusikan identitas trigonometri Pythagoras.
cos 2𝐴 = 2 cos 2 𝐴 − 1
cos 2𝐴 = 1 − 2 sin2 𝐴
Perhatikan selalu ada angka 1, selalu ada 2sin2 atau 2cos2. Polanya selalu bentuk pengurangan.
cos 2𝐴 = 𝑪 𝑰 𝑺
Halaman 170 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Cara Menghafal Rumus Trigonometri Setengah Sudut.
Masih ingat dengan konsep rumus kosinus sudut rangkap Pythagoras pada halaman sebelumnya……??
cos 2𝐴 = 2 cos 2 𝐴 − 1
cos 2𝐴 = 1 − 2 sin2 𝐴
Asyik….
Nah, konsep keempat yang harus melekat kuat di otak adalah tentang rumus trigonometri setengah sudut.
Rumus trigonometri setengah sudut diperoleh dari konsep “cos 2𝐴 Pythagoras”.
Pak Anang menyebut rumus cos 2𝐴 Pythagoras untuk dua konsep atau rumus di atas.
“cos 2𝐴 Pythagoras”
1 + cos 2𝐴 1 − cos 2𝐴
cos 𝐴 = √ sin 𝐴 = √
2 2
Konsep rumus trigonometri sudut setengah tersebut SEBENARNYA TIDAK PERLU DIHAFAL………!
Kenapa?
Karena sebenarnya yang perlu diingat dan dihafal adalah perubahan dari konsep “cos 2𝐴 Pythagoras” menjadi
konsep trigonometri sudut setengah hanya mengalami proses invers, alias “pindah ruas” saja.
Kesimpulannya, RUMUSNYA TIDAK BERUBAH MAKNA, HANYA BERUBAH FORMASI SAJA…..!!!!!
Jadi, misalkan lupa rumus trigonometri setengah sudut tidak jadi masalah, asalkan ingat pola di bawah ini:
Perhatikan selalu ada angka 1, selalu ada angka 2, selalu ada cos2A. Polanya selalu bentuk akar.
+ 1 + cos 2𝐴
cos 2𝐴 = 2 cos 2 𝐴 − 1 ⇒ cos 𝐴 = √ Keterangan TRIK SUPERKILAT:
2
Dihasilkan dari invers konsep
“cos 2𝐴 Pythagoras”
Tanda plus minus dilihat dari
1 − cos 2𝐴 tanda koefisien trigonometri.
cos 2𝐴 = 1 − 2 sin2 𝐴 ⇒ sin 𝐴 = √
2
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 171
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Cara Menghafal Rumus Jumlah, Selisih, dan Perkalian Trigonometri.
Masih ingat dengan konsep rumus jumlah sudut sinus kosinus pada TRIK SUPERKILAT paling awal tadi……??
Asyik….
Nah, konsep kelima yang harus melekat kuat di otak adalah tentang rumus trigonometri jumlah dan selisih
sinus kosinus perkalian sinus kosinus. Konsep rumus ini diperoleh dengan mengeliminasi komponen yang sama
pada sin(𝐴 + 𝐵) dan sin(𝐴 − 𝐵) serta mengeliminasi komponen yang sama pada cos(𝐴 + 𝐵) dan cos(𝐴 − 𝐵).
sin(𝐴 ± 𝐵) cos(𝐴 ± 𝐵)
Eliminasi Eliminasi
sin(𝐴 + 𝐵) dengan sin(𝐴 − 𝐵) cos(𝐴 + 𝐵) dengan cos(𝐴 − 𝐵)
Substitusi
(𝑨 + 𝑩) = 𝜶
(𝑨 − 𝑩) = 𝜷
(𝐴 + 𝐵) = 𝛼 (𝐴 + 𝐵) = 𝛼
(𝐴 − 𝐵) = 𝛽 (𝐴 − 𝐵) = 𝛽
+ −
2𝐴 = (𝛼 + 𝛽) 2𝐵 = (𝛼 − 𝛽)
dibagi 2 dibagi 2
𝟏 𝟏
𝑨= (𝜶 + 𝜷) 𝑩= (𝜶 − 𝜷)
𝟐 𝟐
𝑆−𝑆 2𝐶𝑆
S+S = 2SC S+S = 2SC
𝐶 +𝐶 2𝐶𝐶
𝐶 −𝐶 −2𝑆𝑆 1 1 ⊕ ⊖
𝐴 𝐵 (𝐴 + 𝐵) (𝐴 − 𝐵)
2 2
𝟏 𝟏
𝐬𝐢𝐧 𝑨 + 𝐬𝐢𝐧 𝑩 = 𝟐 𝐬𝐢𝐧 (𝑨 + 𝑩) 𝐜𝐨𝐬 (𝑨 − 𝑩)
⊕ ⊖ 𝟐 𝟐
Halaman 172 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
LOGIKA PRAKTIS cara menyusun rumus jumlah, selisih dan perkalian trigonometri:
Keterangan cara menyusun TRIK SUPERKILAT:
1 1
2
⊕ 2
⊖ Masih ingat dengan rumus jumlah dua sudut trigonometri kan?
Lihat ruas kiri ada 𝑆 + dan 𝐶 +, Ini yang ditulis di kolom kiri dengan
⊕ ⊖
membubuhkan tanda + dan − bergantian.
Tanda + dan − ini diperoleh dari proses eliminasi.
Jadi, urutannya adalah 𝑆 + 𝑆, lalu 𝑆 − 𝑆, dan 𝐶 + 𝐶 lalu 𝐶 − 𝐶.
𝑆+𝑆
𝑆−𝑆
𝐶+𝐶
𝐶−𝐶
Lalu perhatikan ruas kanan, ada berturut-turut adalah 𝑆𝐶, 𝐶𝑆, 𝐶𝐶, dan – 𝑆𝑆.
Itulah yang ditulis urut dari atas ke bawah dengan membubuhkan angka 2.
Angka 2 tersebut diperoleh dari hasil eliminasi.
2𝑆𝐶
2𝐶𝑆
2𝐶𝐶
−2𝑆𝑆
𝑆+𝑆 2𝑆𝐶
𝑆−𝑆 2𝐶𝑆
𝐶+𝐶 2𝐶𝐶
𝐶−𝐶 −2𝑆𝑆
⊕ ⊖
JEMBATAN KELEDAI untuk menghafalkan rumus jumlah selisih dan perkalian trigonometri:
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 173
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Rumus Jumlah Selisih Dua Sudut, Jumlah Selisih atau Perkalian untuk Tangen.
Nah, konsep keenam atau konsep terakhir yang harus melekat kuat di otak adalah tentang rumus jumlah selisih
dua sudut untuk tangen, dilanjutkan dengan tangen sudut rangkap, tangen setengah sudut.
Khusus untuk tangen sebenarnya jika lupa rumusnya, cukup ingat aja sifat perbandingan untuk tangen, yaitu:
𝐬𝐢𝐧 𝑨
𝐭𝐚𝐧 𝑨 =
𝐜𝐨𝐬 𝑨
Sehingga,
1
sin(𝐴 + 𝐵) sin 𝐴 cos 𝐵 + cos 𝐴 sin 𝐵 cos 𝐴 cos 𝐵
tan(𝐴 + 𝐵) = ⇒ tan(𝐴 + 𝐵) = ×
cos(𝐴 + 𝐵) cos 𝐴 cos 𝐵 − sin 𝐴 sin 𝐵 1
cos 𝐴 cos 𝐵
sin 𝐴 cos 𝐵 cos 𝐴 sin 𝐵
= cos 𝐴 cos 𝐵 + cos 𝐴 cos 𝐵
cos 𝐴 cos 𝐵 sin 𝐴 sin 𝐵
cos 𝐴 cos 𝐵 − cos 𝐴 cos 𝐵
sin 𝐴 sin 𝐵
= cos 𝐴 + cos 𝐵
sin 𝐴 sin 𝐵
1 − cos 𝐴 cos 𝐵
tan 𝐴 + tan 𝐵
=
1 − tan 𝐴 tan 𝐵
Jadi,
tan 𝐴 ± tan 𝐵
tan(𝐴 ± 𝐵) =
1 ∓ tan 𝐴 tan 𝐵
Tangen setengah sudut diperoleh dari rumus sinus dan kosinus setengah sudut:
1 − cos 2𝐴
sin 𝐴 = √ 1 − cos 2𝐴
2 sin 𝐴 √ 2 1 − cos 2𝐴 2 1 − cos 2𝐴
tan 𝐴 = = =√ ×√ =√
cos 𝐴 2 1 + cos 2𝐴 1 + cos 2𝐴
1 + cos 2𝐴 √1 + cos 2𝐴
cos 𝐴 = √ 2
2 }
Jadi,
1 − cos 2𝐴
tan 𝐴 = √
1 + cos 2𝐴
Halaman 174 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Rumus Khusus untuk Tangen
Jumlah dan Selisih Dua Sudut Jumlah dan Selisih Dua Sudut Tangen
sin(𝐴 ± 𝐵) = sin 𝐴 cos 𝐵 ± cos 𝐴 sin 𝐵 sin(𝐴±𝐵) tan 𝐴±tan 𝐵
tan(𝐴 ± 𝐵) = cos(𝐴±𝐵) = 1∓tan 𝐴 tan 𝐵
cos(𝐴 ± 𝐵) = cos 𝐴 cos 𝐵 ∓ sin 𝐴 sin 𝐵
Substitusi 𝑩 = 𝑨 Substitusi 𝑩 = 𝑨
𝐬𝐢𝐧(𝑨 + 𝑨) = 𝐬𝐢𝐧 𝟐𝑨
𝐭𝐚𝐧(𝑨 + 𝑨) = 𝐭𝐚𝐧 𝟐𝑨
𝐜𝐨𝐬(𝑨 + 𝑨) = 𝐜𝐨𝐬 𝟐𝑨
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS yang lain akan segera diupdate dan dipublish….
Jadi, kunjungi selalu laman web http://pak-anang.blogspot.com untuk melihat update terbaru TRIK
SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS nya.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 175
Tipe Soal yang Sering Muncul
Menggunakan rumus jumlah atau selisih dua sudut.
Contoh Soal:
Diketahui dari sin 75° + cos 75° adalah ….
1
a. 4 √6
1
b. 2
√2
1
c. 2
√3
d. 1
1
e. 2
√6
Penyelesaian:
Ingat, sin(𝐴 + 𝐵) = sin 𝐴 cos 𝐵 + cos 𝐴 sin 𝐵 dan cos(𝐴 + 𝐵) = cos 𝐴 cos 𝐵 − sin 𝐴 sin 𝐵.
Sehingga,
sin 75° + cos 75° = sin(45° + 30°) + cos(45° + 30°)
= (sin 45° cos 30° + cos 45° sin 30°) + (cos 45° cos 30° − sin 45° sin 30°)
1 1 1 1 1 1 1 1
= ( √2 ∙ √3 + √2 ∙ ) + ( √2 ∙ √3 − √2 ∙ )
2 2 2 2 2 2 2 2
1 1
= √6 + √6
4 4
1
= √6
2
Cara lain untuk soal ini menggunakan TRIK SUPERKILAT ada di halaman 184.
Halaman 176 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menggunakan rumus jumlah atau selisih dua sudut jika diketahui perbandingan
trigonometri dari dua sudut tersebut.
Contoh Soal 1:
4 7
Diketahui sin 𝐴 = dan sin 𝐵 = , dengan 𝐴 sudut lancip dan 𝐵 sudut tumpul. Nilai dari cos(𝐴 − 𝐵) = ….
5 25
117
a. − 125
100
b. − 125
75
c. − 125
44
d. − 125
21
e. − 25
Penyelesaian:
Ingat, jika diketahui sebuah nilai perbandingan trigonometri, maka perbandingan trigonometri yang lain
bisa ditemukan menggunakan alat bantu segitiga siku-siku.
4
Segitiga siku-siku untuk menyatakan sin 𝐴 = adalah: (Ingat 𝐴 adalah sudut lancip)
5
3
5 Sehingga, cos 𝐴 = 5
4
𝐴
3
7
Segitiga siku-siku untuk menyatakan sin 𝐵 = 25 adalah: (Ingat 𝐵 adalah sudut tumpul)
25 24
7 Sehingga, cos 𝐵 = − (Ingat nilai cos sudut tumpul adalah negatif)
25
𝐵
24
Jadi,
cos(𝐴 − 𝐵) = cos 𝐴 cos 𝐵 + sin 𝐴 sin 𝐵
3 24 4 7
= ∙ (− )+ ∙
5 25 5 25
72 28
=− +
125 125
44
=−
125
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 177
Contoh Soal 2:
4 12
Pada segitiga 𝐴𝐵𝐶 lancip, diketahui cos 𝐴 = 5 dan sin 𝐵 = 13, maka sin 𝐶 = ….
20
a.
65
36
b.
65
56
c. 65
60
d. 65
63
e. 65
Penyelesaian:
Ingat, jika diketahui sebuah nilai perbandingan trigonometri, maka perbandingan trigonometri yang lain
bisa ditemukan menggunakan alat bantu segitiga siku-siku.
4
Segitiga siku-siku untuk menyatakan cos 𝐴 = 5 adalah: (Ingat 𝐴 adalah sudut lancip)
3
5 3 Sehingga, sin 𝐴 = 5
𝐴
4
12
Segitiga siku-siku untuk menyatakan sin 𝐵 = 13 adalah: (Ingat 𝐵 adalah sudut lancip)
5
Sehingga, cos 𝐵 = 13
13 12
𝐵
5
Sehingga,
sin 𝐶 = sin(180° − (𝐴 + 𝐵)) (Ingat sifat relasi sudut antar kuadran sin(180° − 𝛼) = sin 𝛼)
⇔ sin 𝐶 = sin(𝐴 + 𝐵)
Jadi,
sin 𝐶 = sin(𝐴 + 𝐵) = sin 𝐴 cos 𝐵 + cos 𝐴 sin 𝐵
3 5 4 12
= ∙ + ∙
5 13 5 13
15 48
= +
65 65
63
=
65
Halaman 178 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menggunakan rumus jumlah atau selisih dua sudut jika diketahui pola rumusnya.
Contoh Soal:
Nilai sin 45° cos 15° + cos 45° sin 15° sama dengan ….
1
a.
2
1
b. 2
√2
1
c. 2
√3
1
d. 2
√6
1
e. 3
√3
Penyelesaian:
Ingat, sin 𝐴 cos 𝐵 + cos 𝐴 sin 𝐵 = sin(𝐴 + 𝐵)
Sehingga,
1
sin 45° cos 15° + cos 45° sin 15° = sin(45° + 15°) = sin 60° = √3
2
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 179
Menggunakan rumus jumlah atau selisih dua sudut untuk menentukan salah satu
komponen rumusnya.
Contoh Soal:
1
Diketahui 𝑝 dan 𝑞 adalah sudut lancip dan 𝑝 − 𝑞 = 30°. Jika cos 𝑝 sin 𝑞 = , maka nilai dari sin 𝑝 cos 𝑞 = ….
6
1
a. 6
2
b. 6
3
c. 6
4
d. 6
5
e. 6
Penyelesaian:
Lihat pada soal, diketahui selisih dua sudut 𝑝 − 𝑞,
dan salah satu komponen dari rumus jumlah atau selisih dua sudut yakni cos 𝑝 sin 𝑞.
Dengan melihat bahwa yang diketahui komponen perkalian SELANG-SELING, maka rumus yang digunakan
adalah sin(𝑝 − 𝑞).
Jadi,
sin(𝑝 − 𝑞) = sin 𝑝 cos 𝑞 − cos 𝑝 sin 𝑞
1
⇒ sin 30° = sin 𝑝 cos 𝑞 −
6
1 1
⇔ = sin 𝑝 cos 𝑞 −
2 6
1 1
⇔ + = sin 𝑝 cos 𝑞
2 6
3 1
⇔ + = sin 𝑝 cos 𝑞
6 6
4
⇔ = sin 𝑝 cos 𝑞
6
Halaman 180 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menentukan rumus jumlah atau selisih dua sudut untuk menentukan salah satu
komponen rumusnya
Contoh Soal:
𝜋 1
Diketahui (𝐴 + 𝐵) = dan sin 𝐴 sin 𝐵 = . Nilai dari cos(𝐴 − 𝐵) = ….
3 4
a. −1
1
b. − 2
1
c.
2
3
d.
4
e. 1
Penyelesaian:
Lihat pada soal, diketahui jumlah dua sudut 𝐴 + 𝐵,
dan salah satu komponen dari rumus jumlah atau selisih dua sudut yakni sin 𝐴 sin 𝐵.
Dengan melihat bahwa yang diketahui komponen perkalian KEMBAR, maka rumus yang digunakan adalah
cos(𝐴 + 𝐵).
Sehingga untuk mencari nilai cos(𝐴 − 𝐵) maka harus komplit terlebih dahulu komponen dari rumusnya,
SIN SIN udah ada, tinggal COS COS yang belum ada.
Jadi,
cos(𝐴 − 𝐵) = cos 𝐴 cos 𝐵 + sin 𝐴 sin 𝐵
3 1
= +
4 4
=1
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 181
Menggunakan rumus perkalian sinus kosinus.
Contoh Soal:
cos 10°
Nilai dari cos 40° cos 50° adalah ….
a. 3
b. 2
c. 1
1
d.
2
1
e.
4
Penyelesaian:
Sudut yang digunakan pada soal bukan sudut istimewa.
Pada soal terdapat perkalian antara COS dengan COS, maka berlaku konsep perkalian dua kosinus.
Jadi,
cos 10° cos 10°
= (munculkan bentuk 2 cos 𝐴 cos 𝐵 = cos(𝐴 + 𝐵) + cos(𝐴 − 𝐵))
cos 40° cos 50° 1 × 2 cos 40° cos 50°
2
cos 10° 1 2
= (dibagi = dikali )
1 2 1
(cos(40° + 50°) + cos(40° − 50°))
2×
cos 10° 2
= × (ingat relasi sudut negatif, cos(−𝛼) = cos 𝛼)
cos 90° + cos(−10°) 1
2 cos 10°
=
0 + cos 10°
2 cos 10°
=
cos 10°
=2
Halaman 182 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menggunakan rumus jumlah atau selisih sinus kosinus.
Contoh Soal:
Nilai dari cos 195° + cos 105° adalah ….
1
a. √6
2
1
b. 2
√3
1
c. 2
√2
d. 0
1
e. − 2 √6
Penyelesaian:
1 1
Ingat cos 𝐴 + cos 𝐵 = 2 cos 2 (𝐴 + 𝐵) cos 2 (𝐴 − 𝐵)
Jadi,
1 1
cos 195° + cos 105° = 2 cos (195° + 105°) cos (195° − 105°)
2 2
1 1
= 2 cos (300°) cos (90°)
2 2
= 2 cos 150° cos 45°
1 1
= 2 (− √3) ( √2)
2 2
1
= − √6
2
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 183
TRIK SUPERKILAT
Memanipulasi rumus sin + cos atau sin – cos menggunakan relasi sudut antar kuadran.
Contoh Soal:
Nilai dari sin 75° + cos 75° adalah ….
1
a. 4 √6
1
b. 2
√2
1
c. √3
2
d. 1
1
e. √6
2
Penyelesaian:
Ingat, nggak ada rumus jadi untuk sinus ditambah kosinus.
Yang ada hanyalah sin + sin, sin − sin, cos + cos, dan cos − cos.
Nah, supaya bisa menggunakan rumus jumlah selisih sinus kosinus, maka gunakan relasi sudut antar
kuadran untuk mengubah sin + cos, menjadi sin + sin atau cos + cos.
Jadi,
sin 75° + cos 75° = sin 75° + cos(90° − 15°)
= sin 75° + sin 15°
1 1
= 2 sin (75° + 15°) cos (75° − 15°)
2 2
1 1
= 2 sin (90°) cos (60°)
2 2
= 2 sin 45° cos 30°
1 1
= 2 ( √2) ( √3)
2 2
1
= √6
2
Kunjungi selalu laman web http://pak-anang.blogspot.com untuk melihat update TRIK SUPERKILAT dan
LOGIKA PRAKTIS terbarunya.
Halaman 184 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:
π 1
1. Diketahui α β dan sin α sin β dengan α dan β merupakan sudut lancip. Nilai cos(α β) ....
3 4
1 𝜋
A. 1 cos(𝛼 − 𝛽) = cos 𝛼 cos 𝛽 + sin 𝛼 sin 𝛽 (diketahui dari soal sin 𝛼 ∙ sin 𝛽 = dan 𝛼 − 𝛽 = )
4 3
3 1 1
B. ⇒ = cos 𝛼 cos 𝛽 +
2 4
4 1
⇔ cos 𝛼 cos 𝛽 =
1 4
C.
2 cos(𝛼 + 𝛽) = cos 𝛼 cos 𝛽 − sin 𝛼 sin 𝛽
1 1 1
D. ⇒ cos(𝛼 + 𝛽) = −
4 4
4 ⇔ cos(𝛼 + 𝛽) = 0
E. 0
1 3
2. Diketahui nilai sin α cos β dan sin (α β) untuk 0 α 180 dan 0 β 90.
5 5
Nilai sin (α β) ....
1 3
3 sin(𝛼 − 𝛽) = sin 𝛼 cos 𝛽 − cos 𝛼 sin 𝛽 (diketahui dari soal sin 𝛼 ∙ cos 𝛽 = dan sin(𝛼 − 𝛽) = )
A. 3 1
5 5
5 ⇒ = − cos 𝛼 sin 𝛽
5 5
2 2
B. ⇔ cos 𝛼 sin 𝛽 = −
5
5
1 sin(𝛼 + 𝛽) = sin 𝛼 cos 𝛽 + cos 𝛼 sin 𝛽
C.
5 ⇒ sin(𝛼 + 𝛽) = 1 + (− 2)
5 5
1 1
D. ⇔ sin(𝛼 + 𝛽) = −
5
5
3
E.
5
3 12
3. Diketahui sin α dan cos ( dan sudut lancip) . Nilai sin (α β) ....
5 13
12
56 3 cos 𝛽 =
A. 5 sin 𝛼 = 13 13
65 3 5 5 5
𝛼 4 𝛽 ⇒ sin 𝛽 =
48 ⇒ cos 𝛼 = 13
B. 4 5 12
65
36
C.
65 sin(𝛼 + 𝛽) = sin 𝛼 cos 𝛽 + cos 𝛼 sin 𝛽
20 ⇒ sin(𝛼 + 𝛽) = 3 ∙ 12 + 4 ∙ 5
D. 5 13 5 13
65 36 20
⇔ sin(𝛼 + 𝛽) = +
16 65 65
E. ⇔ sin(𝛼 + 𝛽) =
56
65 65
π 5
4. Jika A B dan cos A cos B , maka cos(A B) ....
3 8 5 𝜋
cos(𝐴 + 𝐵) = cos 𝐴 cos 𝐵 − sin 𝐴 sin 𝐵 (diketahui dari soal cos 𝐴 cos 𝐵 = dan 𝛼 + 𝛽 = )
8 3
1 1 5
A. ⇒ = − sin 𝐴 sin 𝐵
4 2 8
1
1 ⇔ sin 𝐴 sin 𝐵 =
8
B.
2
3 cos(𝐴 − 𝐵) = cos 𝐴 cos 𝐵 + sin 𝐴 sin 𝐵
C. 5 1
⇒ cos(𝐴 − 𝐵) = +
4 8 8
6 3
D. 1 ⇔ cos(𝐴 − 𝐵) = =
8 4
5
E.
4
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 185
5. Nilai dari sin 75 sin 165 adalah ....
1 𝐴+𝐵 𝐴−𝐵
A. 2 sin 𝐴 − sin 𝐵 = 2 cos ( ) sin ( )
4 2 2
75° + 165° 75° − 165°
1 ⇒ sin 75° − sin 165° = 2 cos ( ) sin ( )
B. 3 2 2
4 = 2 cos 120° sin(−45°) (ingat sin(−𝑥) = − sin 𝑥)
1 = −2 cos 120° sin 45°
C. 6 = −2 cos(180° − 60°) sin 45° (ingat cos(180° − 𝑥) = − cos 𝑥)
4
= −2 (−cos 60°) sin 45°
1
D. 2 = 2 cos 60° sin 45
2 1 1
= 2 ∙ ∙ √2
1 2 2
E. 6 1
2 = √2
2
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Halaman 186 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
SKL 5. Memahami konsep limit, turunan dan integral dari fungsi aljabar dan fungsi trigonometri, serta mampu
menerapkannya dalam pemecahan masalah.
Limit Aljabar
Bentuk Umum
lim 𝑓(𝑥)
𝑥→𝑎
Limit 𝑥 → 𝑎 Limit 𝑥 → ∞
𝟎 𝟏
“Jika 𝒇(𝒂) terdefinisi” “Jika 𝒇(𝒂) = ” “ itu mendekati nol”
𝟎 ∞
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 187
Limit Trigonometri
sin 𝑥 𝑥 1
lim = lim =1 lim cos 𝑥 = lim =1
𝑥→0 𝑥 𝑥→0 sin 𝑥 𝑥→0 𝑥→0 cos 𝑥
tan 𝑥 𝑥 1
lim = lim =1 lim cos 𝑎𝑥 = lim =1
𝑥→0 𝑥 𝑥→0 tan 𝑥 𝑥→0 𝑥→0 cos 𝑎𝑥
sin 𝑥 tan 𝑥
lim = lim =1
𝑥→0 tan 𝑥 𝑥→0 sin 𝑥
sin 𝑥 tan 𝑥
lim = lim =1
𝑥→0 sin 𝑥 𝑥→0 tan 𝑥
Kosinus “Baik” adalah Kosinus yang
sin 𝑎𝑥 𝑎𝑥 𝑎 menyebabkan nilai limit menjadi 0.
lim = lim =
𝑥→0 𝑏𝑥 𝑥→0 sin 𝑏𝑥 𝑏
tan 𝑎𝑥 𝑎𝑥 𝑎
lim = lim =
𝑥→0 𝑏𝑥 𝑥→0 tan 𝑏𝑥 𝑏
sin 𝑎𝑥 tan 𝑎𝑥 𝑎 Ingat lagi identitas trigonometri
lim = lim = 1
𝑥→0 tan 𝑏𝑥 𝑥→0 sin 𝑏𝑥 𝑏 1 − cos 𝑥 = 2 sin2 𝑥
2
sin 𝑎𝑥 tan 𝑎𝑥 𝑎 1 − cos2 𝑥 = sin2 𝑥
lim = lim =
𝑥→0 sin 𝑏𝑥 𝑥→0 tan 𝑏𝑥 𝑏
Kosinus “Baik”
“Ubah Kosinus”
1 1 1
𝟏 − 𝐜𝐨𝐬 𝒙 2 sin2 𝑥 sin 𝑥 sin 𝑥
lim = lim 2 = lim 2 ∙ 2 ∙ 2
𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥 𝑥
1 1 1
𝐜𝐨𝐬 𝒙 − 𝟏 −2 sin2 𝑥 sin 𝑥 sin 𝑥
lim = lim 2 = lim −2 ∙ 2 ∙ 2
𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥 𝑥
1 1 1
𝟏 − 𝐜𝐨𝐬 𝒂𝒙 2 sin2 𝑎𝑥 sin 𝑎𝑥 sin 𝑎𝑥
lim = lim 2 = lim 2 ∙ 2 ∙ 2
𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥 𝑥
1 1 1
𝐜𝐨𝐬 𝒂𝒙 − 𝟏 −2 sin2 𝑎𝑥 sin 𝑎𝑥 sin 𝑎𝑥
lim = lim 2 = lim −2 ∙ 2 ∙ 2
𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥 𝑥
1 1
𝐜𝐨𝐬 𝒂𝒙 − 𝐜𝐨𝐬 𝒃𝒙 2 sin2 𝑏𝑥 − 2 sin2 𝑎𝑥
lim = lim 2 2 = dst dst …
𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥2
𝟏 − 𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝒙 sin2 𝑥 sin 𝑥 sin 𝑥
lim 2
= lim 2
= lim ∙
𝑥→0 𝑥 𝑥→0 𝑥 𝑥→0 𝑥 𝑥
𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝒙 − 𝟏 − sin2 𝑥 sin 𝑥 sin 𝑥
lim = lim = lim − ∙
𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥 𝑥
𝟏 − 𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝒂𝒙 sin2 𝑎𝑥 sin 𝑎𝑥 sin 𝑎𝑥
lim 2 = lim = lim ∙
𝑥→0 𝑥 𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥 𝑥
𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝒂𝒙 − 𝟏 − sin2 𝑎𝑥 sin 𝑎𝑥 sin 𝑎𝑥
lim 2
= lim = lim − ∙
𝑥→0 𝑥 𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥 𝑥
𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝒂𝒙 − 𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝒃𝒙 sin2 𝑏𝑥 − sin2 𝑎𝑥
lim 2
= lim = dst dst …
𝑥→0 𝑥 𝑥→0 𝑥2
dst … dst …
Halaman 188 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
LOGIKA PRAKTIS Pengerjaan Limit.
lim 𝑓(𝑥)
𝑥→𝑎
Substitusi 𝑥 = 𝑎 ke 𝑓(𝑥)
Periksa
Hasilnya?
Selesai
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 189
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Limit Aljabar Menggunakan Aturan L’Hopital (Turunan).
0
Cara cepat untuk menyelesaikan limit aljabar yang menghasilkan bentuk tak tentu 0 adalah dengan
menggunakan aturan L’Hopital, yaitu mencari turunan dari pembilang dan penyebut. Lalu langkah berikutnya
adalah disubstitusikan limitnya ke fungsi. Selesai.
Contoh:
2𝑥 2 − 7𝑥 + 6 0
lim =
𝑥→2 4𝑥 − 8 0
Sehingga,
diturunkan
2𝑥 2 − 7𝑥 + 6 4𝑥 − 7 4(2) − 7 8 − 7 1
lim = lim = = =
𝑥→2 4𝑥 − 8 𝑥→2 4 4 4 4
disubstitusikan
diturunkan
Halaman 190 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Asal Muasal TRIK SUPERKILAT Limit Aljabar Menggunakan Modifikasi Aturan L’Hopital (Turunan Modifikasi).
𝑛 𝑛
√𝑓(𝑥) − √𝑔(𝑥)
lim = ….
𝑥→𝑎 ℎ(𝑥)
0
Bentuk limit tersebut menghasilkan suatu nilai tak tentu yaitu 0.
Jadi kesimpulannya adalah:
𝑛 𝑛
√𝑓(𝑥) − √𝑔(𝑥) 0 𝑛 𝑛 𝑛
√𝑓(𝑥) − √𝑔(𝑥) = 0 ⇒ √𝑓(𝑥) = √𝑔(𝑥)
𝑛
lim = ⇒ untuk 𝑥 → 𝑎 {
𝑥→𝑎 ℎ(𝑥) 0 ℎ(𝑥) = 0
Maka, penyelesaiannya bisa menggunakan aturan L’Hopital, meskipun cukup panjang karena fungsi yang
dilimitkan masih memuat bentuk akar.
𝑑 𝑛 𝑛
𝑛 𝑛
√𝑓(𝑥) − √𝑔(𝑥) 𝑑𝑥 [ √𝑓(𝑥) − √𝑔(𝑥)]
lim = lim
𝑥→𝑎 ℎ(𝑥) 𝑥→𝑎 𝑑
[ℎ(𝑥)]
𝑑𝑥
𝑑 𝑛 𝑑 1
(ingat ( √𝑓(𝑥)) = (𝑓(𝑥))𝑛 )
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑 𝑛 1 1
−1 𝑓 ′ (𝑥) 𝑓 ′ (𝑥)
(sehingga ( √𝑓(𝑥)) = (𝑓(𝑥))𝑛 ∙ 𝑓 ′ (𝑥) = 𝑛−1 = 𝑛−1 )
𝑑𝑥 𝑛 𝑛
𝑛( √𝑓(𝑥))
𝑛∙ (𝑓(𝑥)) 𝑛
𝑓 ′ (𝑥) 𝑔′ (𝑥)
𝑛−1 − 𝑛−1
𝑛 𝑛
𝑛( √𝑓(𝑥)) 𝑛( √𝑔(𝑥))
= lim ′
𝑥→𝑎 ℎ (𝑥)
𝑛 𝑛
(ingat untuk 𝑥 → 𝑎 berlaku √𝑓(𝑥) = √𝑔(𝑥))
𝑓 ′ (𝑥) 𝑔′ (𝑥)
𝑛−1 − 𝑛−1
𝑛 𝑛
𝑛( √𝑓(𝑥)) 𝑛( √𝑓(𝑥)) 1
= lim ′
(keluarkan 𝑛−1 dari kedua ruas)
𝑥→𝑎 ℎ (𝑥) 𝑛
𝑛( √𝑓(𝑥))
1 𝑓 ′ (𝑥) − 𝑔′ (𝑥)
=( 𝑛−1 ) × (lim )
𝑛
𝑛( √𝑓(𝑥))
𝑥→𝑎 ℎ′ (𝑥)
Pangkat Akar Nilai Akar Pangkat Akar − 1 Aturan L’Hopital, tapi tanpa tanda akar
Jadi, kesimpulannya jadilah sebuah TRIK SUPERKILAT, yang Pak Anang beri nama, TURUNAN MODIFIKASI.
Mengapa? Karena prinsipnya sama dengan proses mencari nilai limit dengan menggunakan aturan L’Hopital,
yakni dengan mencari turunan pembilang dan penyebut. Namun, TRIK SUPERKILAT tidak menggunakan tanda
akar, dan hasilnya nanti harus dikalikan dengan “sesuatu”.
Sesuatu itu adalah, pangkat×(nilai akar)pangkat-1 yang harus diletakkan terbalik dengan letak akar semula.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 191
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Limit Aljabar Menggunakan Modifikasi Aturan L’Hopital (Turunan Modifikasi).
0
Cara cepat untuk menyelesaikan limit aljabar yang memuat bentuk akar dan menghasilkan bentuk tak tentu 0
adalah dengan menggunakan modifikasi aturan L’Hopital, yaitu memodifikasi cara mencari turunan dari
pembilang atau penyebut bentuk akar. Lalu langkah berikutnya adalah disubstitusikan limitnya ke fungsi.
Selesai.
0
Soal Limit 𝑥 → 𝑎 bentuk 0 yang memuat bentuk akar
Pangkat Akar Nilai Akar Letak Akar Turunkan Pembilang Penyebut (Aturan L’Hopital)
√3𝑥 + 3 − √5𝑥 − 1 0
lim =
𝑥→2 𝑥2 − 4 0
Maka tiga hal yang harus segera diperhatikan pada soal adalah:
√3𝑥 + 3 − √5𝑥 − 1 0
lim =
𝑥→2 𝑥2 − 4 0
Periksa akar pangkat berapa?
𝟐
⇒√ ⇒ akar pangkat "𝟐"
√3𝑥 + 3 − √5𝑥 − 1 0
lim =
𝑥→2 𝑥2 − 4 0
Periksa nilai dari akar pada soal.
Halaman 192 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Nah sekarang praktek mengerjakan soalnya:
√3𝑥 + 3 − √5𝑥 − 1
lim = ….
𝑥→2 𝑥2 − 4
𝑑
[(3𝑥 + 3) − (5𝑥 − 1)]
lim 𝑑𝑥
Gunakan aturan L’Hopital! 𝑥→2 𝑑 2
[𝑥 − 4]
Mencari turunan dari 𝑑𝑥
pembilang dan penyebut
𝟑−𝟓 −𝟐 −𝟐 −𝟐
⇒ 𝐥𝐢𝐦 = 𝐥𝐢𝐦 = =
𝒙→𝟐 𝟐𝒙 𝒙→𝟐 𝟐𝒙 𝟐(𝟐) 𝟒
−2 1
Masih ingat apa yang ditulis? ×
4 pangkat×(nilai akar)pangkat-1
Pangkat = 2
Nilai Akar = 3
Letak Akar = di atas −𝟐 𝟏 −𝟐 𝟏 𝟏
⇒ × 𝟐−𝟏
= × =−
𝟒 𝟐 ∙ (𝟑) 𝟒 𝟔 𝟏𝟐
Contoh Pengerjaan TRIK SUPERKILAT Modifikasi Aturan L’Hopital Versi Lebih Singkat:
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 193
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Limit Aljabar Menuju Tak Hingga dengan Membagi Variabel Pangkat Tertinggi.
Cara cepat untuk menyelesaikan limit aljabar menuju tak hingga dengan membagi variabel pangkat tertinggi
adalah dengan membandingkan pangkat variabel pada pembilang dan penyebut. Selesai.
∞
Soal Limit 𝑥 → ∞ bentuk
∞
Bentuk umum
𝑎1 𝑥 𝑚 + 𝑎2 𝑥 𝑚−1 + 𝑎3 𝑥 𝑚−2 + … + 𝑎𝑚
lim
𝑥→∞ 𝑏1 𝑥 𝑛 + 𝑏2 𝑥 𝑛−1 + 𝑏3 𝑥 𝑛−2 + … + 𝑎𝑛
𝑎1
Nilai limit = 0 Nilai limit = Nilai limit = ∞
𝑏1
Selesai!
Maka satu yang harus segera diperhatikan pada soal adalah pangkat terbesar ada di bawah…..
Berarti KEEECIIIIILLLLL…. Sehingga nilai limitnya adalah 0 (nol).
Perbandingan koefisien
bertanda positif
2𝑥 3 + 5𝑥 2 + 7 Kalau pangkat terbesar di atas berarti tak hingga. Atas itu BEEESAAARR….
lim = …. Jadi nilai limitnya sama dengan positif tak hingga, perbandingannya positif..
𝑥→∞ 3𝑥 2 + 13𝑥 + 5
Maka satu yang harus segera diperhatikan pada soal adalah pangkat terbesar ada di atas…..
Berarti BEEESAAAARRRRRR…. Sehingga nilai limitnya adalah +∞ (positif tak terhingga).
4𝑥 3 + 5𝑥 − 21 Kalau pangkat terbesar di atas dan di bawah berarti nilai limitnya adalah hasil
lim = …. pembagian koefisien yang memuat variabel pangkat tertinggi, yaitu .
4
𝑥→∞ 3𝑥 3 + 7𝑥 2 − 4 3
Apabila pangkat terbesar ada di atas dan di bawah, maka nilai limitnya adalah hasil pembagian koefisien
variabel pangkat tertinggi tersebut.
Halaman 194 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Limit Aljabar Menuju Tak Hingga dengan Mengalikan Bentuk Sekawan Akar.
Cara cepat untuk menyelesaikan limit aljabar menuju tak hingga dengan mengalikan bentuk sekawan akar
adalah membandingkan koefisien suku derajat dua dan suku derajat satu di dalam tanda akar. Selesai.
Bentuk umum
𝑏−𝑝
Nilai limit = −∞ Nilai limit = Nilai limit = +∞
2 √𝑎
Kalau koefisien terbesar di akar bertanda positif. Maka nilai limit POSITIF TAK HINGGA….
Kalau koefisien terbesar di akar bertanda negatif. Maka nilai limit NEGATIF TAK HINGGA….
Jika koefisien tertinggi sama pada kedua bentuk akar, maka gunakan rumusnya.
Selesai!
Maka satu yang harus segera diperhatikan pada soal adalah koefisien terbesar ada di akar bertanda positif.
Sehingga nilai limitnya adalah +∞ (positif tak hingga).
Maka satu yang harus segera diperhatikan pada soal adalah koefisien terbesar ada di akar bertanda positif.
Sehingga nilai limitnya adalah −∞ (negatif tak hingga).
𝑎
Kalau koefisien terbesar ada di kedua bentuk akar.
lim √2𝑥 2 + 3𝑥 − 4 − √2𝑥 2 − 7𝑥 − 1 = …. Maka nilai limit adalah
𝑏−𝑝
….
𝑥→∞ 2√𝑎
𝑏−𝑝
Maka satu yang harus segera diperhatikan pada soal adalah koefisien terbesar ada di kedua bentuk akar.
𝑏−𝑝 3−(−7) 10 5 5
Sehingga nilai limitnya adalah = = = = √2
2√𝑎 2√2 2√2 √2 2
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 195
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Limit Trigonometri Menggunakan Aturan Sinta Coret.
Cara cepat untuk menyelesaikan limit trigonometri yang memuat bentuk sinus atau tangen dan menghasilkan
0
bentuk tak tentu 0 adalah dengan mencoret sinus dan tangen sehingga tinggal menyisakan sudutnya saja. Lalu
langkah berikutnya adalah mencoret variabel yang sama pada pembilang dan penyebut. Selesai.
0
Soal Limit Fungsi Trigonometri 𝑥 → 0 bentuk 0
sin 𝑥 𝑥 sin 𝑎𝑥 𝑎𝑥 𝑎
lim = lim =1 lim = lim =
𝑥→0 𝑥 𝑥→0 sin 𝑥 𝑥→0 𝑏𝑥 𝑥→0 sin 𝑏𝑥 𝑏
tan 𝑥 𝑥 tan 𝑎𝑥 𝑎𝑥 𝑎
lim = lim =1 lim = lim =
𝑥→0 𝑥 𝑥→0 tan 𝑥 𝑥→0 𝑏𝑥 𝑥→0 tan 𝑏𝑥 𝑏
sin 𝑥 tan 𝑥 sin 𝑎𝑥 tan 𝑎𝑥 𝑎
lim = lim =1 lim = lim =
𝑥→0 tan 𝑥 𝑥→0 sin 𝑥 𝑥→0 tan 𝑏𝑥 𝑥→0 sin 𝑏𝑥 𝑏
sin 𝑥 tan 𝑥 sin 𝑎𝑥 tan 𝑎𝑥 𝑎
lim = lim =1 lim = lim =
𝑥→0 sin 𝑥 𝑥→0 tan 𝑥 𝑥→0 sin 𝑏𝑥 𝑥→0 tan 𝑏𝑥 𝑏
Contoh Soal
𝑥 sin 2𝑥 1∙2 2
lim = =
𝑥→0 5𝑥 tan 3𝑥 3 ∙ 5 15
5𝑥 2 tan 3𝑥 5𝑥 𝑥 tan 3𝑥 5 ∙ 5 ∙ 3 75
lim 3
= lim = =
𝑥→0 sin 2𝑥 𝑥→0 sin 2𝑥 sin 2𝑥 sin 2𝑥 2∙2∙2 8
sin 3𝑥 + tan 6𝑥 3𝑥 + 6𝑥 9𝑥 9
lim = lim = lim =
𝑥→0 4𝑥 𝑥→0 4𝑥 𝑥→0 4𝑥 4
5𝑥 2 5𝑥 2 5𝑥 2 5
lim = lim = lim 2 =
𝑥→0 𝑥(tan 7𝑥 − sin 3𝑥) 𝑥→0 𝑥(7𝑥 − 3𝑥) 𝑥→0 4𝑥 4
Halaman 196 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Limit Trigonometri Menggunakan Aturan Hapus Kosinus.
Cara cepat untuk menyelesaikan limit trigonometri yang memuat bentuk kosinus “jahat” dan menghasilkan
0
bentuk tak tentu 0 adalah dengan menghapus fungsi kosinus yang bernilai 1. Lalu langkah berikutnya adalah
mencoret variabel yang sama pada pembilang dan penyebut. Selesai.
0
Soal Limit Fungsi Trigonometri 𝑥 → 0 bentuk 0
1
lim cos 𝑥 = lim =1
𝑥→0 𝑥→0 cos 𝑥
1
lim cos 𝑎𝑥 = lim =1
𝑥→0 𝑥→0 cos 𝑎𝑥
Contoh Soal
cos 𝑥 1 1
lim = lim = = ∞
𝑥→0 𝑥 𝑥→0 𝑥 0
3𝑥
lim = lim 3𝑥 = 0
𝑥→0 cos 7𝑥 𝑥→0
2𝑥 cos 5𝑥 2𝑥 2 2
lim = lim = lim =
𝑥→0 3 sin 𝑥 𝑥→0 3 sin 𝑥 𝑥→0 3 3
sin 3𝑥 + 𝑥 cos 2𝑥 3𝑥 + 𝑥 4𝑥 4 4
lim = lim lim = lim =
𝑥→0 tan 5𝑥 cos 7𝑥 𝑥→0 5𝑥 𝑥→0 5𝑥 𝑥→0 5 5
2𝑥 2 cos 𝑥 2𝑥 𝑥 2 2
lim = lim = lim =
𝑥→0 𝑥 sin 3𝑥 𝑥→0 𝑥 3𝑥 𝑥→0 3 3
3𝑥 cos 2𝑥 3𝑥 3
lim = lim = lim = 3
𝑥→0 𝑥 cos 2 5𝑥 𝑥→0 𝑥 𝑥→0 1
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 197
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Limit Trigonometri Menggunakan Aturan Ubah Kosinus.
Cara cepat untuk menyelesaikan limit trigonometri yang memuat bentuk kosinus “baik” dan menghasilkan
0
bentuk tak tentu 0 adalah dengan mengubah fungsi kosinus yang menyebabkan nilai limit menjadi 0 dengan
menggunakan sifat identitas trigonometri. Lalu langkah berikutnya adalah mencoret variabel yang sama pada
pembilang dan penyebut. Selesai.
0
Soal Limit Fungsi Trigonometri 𝑥 → 0 bentuk 0
𝟏
𝟏 − 𝐜𝐨𝐬 𝒂𝒙 𝒂𝒙 𝒂𝒙 1
lim = lim 𝟐 = 𝑎2
𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥2 2
𝟏
𝐜𝐨𝐬 𝒂𝒙 − 𝟏 − 𝟐 𝒂𝒙 𝒂𝒙 1
lim 2
= lim 2
= − 𝑎2
𝑥→0 𝑥 𝑥→0 𝑥 2
𝟏 𝟏
𝐜𝐨𝐬 𝒂𝒙 − 𝐜𝐨𝐬 𝒃𝒙 𝟐 𝒃𝒙 𝒃𝒙 − 𝟐 𝒂𝒙 𝒂𝒙 1
lim = lim = (𝑏 2 − 𝑎2 )
𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥2 2
𝟏 − 𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝒂𝒙 𝒂𝒙 𝒂𝒙
lim = lim = 𝑎2
𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥 2
𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝒂𝒙 − 𝟏 − 𝒂𝒙 𝒂𝒙
lim = lim = − 𝑎2
𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥2
𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝒂𝒙 − 𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝒃𝒙 𝒃𝒙 𝒃𝒙 − 𝒂𝒙 𝒂𝒙
lim 2
= lim = (𝑏 2 − 𝑎2 )
𝑥→0 𝑥 𝑥→0 𝑥2
Contoh Soal
𝟏
𝟏 − 𝐜𝐨𝐬 𝟐𝒙 𝟐𝒙 𝟐𝒙 2 2
lim 2
= lim 𝟐 = lim =
𝑥→0 3𝑥 𝑥→0 3 𝑥 𝑥 𝑥→0 3 3
𝟏 − 𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝟐𝒙 𝟐𝒙 𝟐𝒙 2∙2 4 4
lim 2
= lim = lim = lim =
𝑥→0 3𝑥 𝑥→0 3 𝑥 𝑥 𝑥→0 3 𝑥→0 3 3
Penjelasan detailnya langkah-langkah TRIK SUPERKILAT beserta contoh-contoh soal akan segera dilanjutkan di
http://pak-anang.blogspot.com. :)
Halaman 198 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:
5x
1. Nilai lim ....
x 0
3 9 x TRIK SUPERKILAT:
5𝑥 5𝑥 3 + √9 + 𝑥 5𝑥 5 2∙3
A. −30 lim = lim × lim = ∙ = −30
𝑥→0 3 − √9 + 𝑥 𝑥→0 3 − √9 + 𝑥 3 + √9 + 𝑥
B. −27 𝑥→0 3 − √9 + 𝑥 −1 1
5𝑥 ∙ (3 + √9 + 𝑥)
C. 15 = lim
D. 30 𝑥→0 9 − (9 + 𝑥)
E. 36 5𝑥 ∙ (3 + √9 + 𝑥)
= lim
𝑥→0 −𝑥
= lim −5 ∙ (3 + √9 + 𝑥)
𝑥→0
= −5 ∙ (3 + √9)
= −5 ∙ 6
= −30
1 x
2. Nilai lim ....
x 1
2 x3 TRIK SUPERKILAT:
1−𝑥 1−𝑥 2 + √𝑥 + 3 1−𝑥 −1 2 ∙ 2
A. 8 lim = lim × lim = ∙ =4
𝑥→1 2 − √𝑥 + 3 𝑥→1 2 − √𝑥 + 3 2 + √𝑥 + 3
B. 4 𝑥→1 2 − √𝑥 + 3 −1 1
(1 − 𝑥) ∙ (2 + √𝑥 + 3)
C. 0 = lim
D. −4 𝑥→1 4 − (𝑥 + 3)
E. −8 (1 − 𝑥) ∙ (2 + √𝑥 + 3)
= lim
𝑥→1 (1 − 𝑥)
= lim(2 + √𝑥 + 3)
𝑥→1
= 2 + √1 + 3
= 2 + √4
=2+2
=4
2 x 1 2 − √𝑥 + 1 2 − √𝑥 + 1 2 + √𝑥 + 1
3. Nilai lim ....
lim = lim × TRIK SUPERKILAT:
x 3 x3 𝑥→1 𝑥−3 𝑥→3 𝑥−3 2 + √𝑥 + 1
2 − √𝑥 + 1 −1 1 1
4 − (𝑥 + 1)
1 = lim lim = ∙ =−
A. 𝑥→3 (𝑥 − 3) ∙ (2 + √𝑥 + 1) 𝑥→3 𝑥−3 1 2∙2 4
4 (3 − 𝑥)
= lim
𝑥→3 (𝑥 − 3) ∙ (2 + √𝑥 + 1)
1
B. −1
2 = lim
𝑥→3 (2 + √𝑥 + 1)
C. 1 −1
=
D. 2 2 + √4
1
E. 4 =−
4
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 199
1 cos 2 x 1 − cos 2𝑥 1 − (1 − 2 sin2 𝑥)
TRIK SUPERKILAT:
4. Nilai lim ....𝑥→0
lim
𝑥 tan 2𝑥
= lim
𝑥→0 𝑥 tan 2𝑥
x 0 x tan 2 x 1
2 sin2 𝑥 1 − cos 2𝑥 2 ∙ 2 ∙ 2
A. −2 = lim lim = =1
𝑥→0 𝑥 tan 2𝑥 𝑥→0 𝑥 tan 2𝑥 1∙2
B. −1 2 sin 𝑥 sin 𝑥 𝑥 2𝑥
C. 0 = lim ∙ ∙
𝑥→0 𝑥 tan 2𝑥 𝑥 2𝑥
D. 1 sin 𝑥 sin 𝑥 2𝑥 𝑥
E. 2 = lim 2 ∙ ∙ ∙ ∙
𝑥→0 𝑥 𝑥 tan 2𝑥 2𝑥
1
=2∙1∙1∙1∙ =1
2
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Halaman 200 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
5. 2. Menyelesaikan soal aplikasi turunan fungsi.
𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = lim
ℎ→0 ℎ
dengan catatan limit ini ada
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
𝑚 = 𝑓 ′ (𝑎)
Gradien garis singgung digunakan untuk melihat naik atau turunnya sebuah grafik fungsi.
Titik dimana grafik fungsi 𝑓 tidak naik atau tidak turun disebut titik stasioner.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 201
LOGIKA PRAKTIS Turunan Fungsi Aljabar.
Secara umum turunan fungsi aljabar sederhana bisa digambarkan pada diagram berikut:
𝒏 ∙ 𝒂𝒙𝒏 𝒏 ∙ 𝒂𝒙𝒏−𝟏
Proses mencari turunan fungsi 𝑎𝑥 𝑛 :
1. Kalikan pangkatnya dengan fungsi!
2. Kurangi satu pangkatnya!
3. Selesai!
Halaman 202 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
LOGIKA PRAKTIS Turunan Fungsi Trigonometri Dasar Sinus Kosinus.
Secara umum turunan fungsi trigonometri sederhana bisa digambarkan pada diagram berikut:
Cara membacanya:
𝐬𝐢𝐧 𝒙 𝑦 = sin 𝑥 → 𝑦′ = cos 𝑥
𝐜𝐨𝐬 𝒙 𝑦 = cos 𝑥 → 𝑦′ = −sin 𝑥
− 𝐬𝐢𝐧 𝒙 𝑦 = −sin 𝑥 → 𝑦′ = −cos 𝑥
− 𝐜𝐨𝐬 𝒙 𝑦 = −cos 𝑥 → 𝑦′ = sin 𝑥
Untuk turunan fungsi trigonometri yang lain diperoleh dengan menggunakan sifat turunan fungsi pembagian:
𝑢 𝑢′ 𝑣 − 𝑢𝑣 ′
𝑦= → 𝑦′ =
𝑣 𝑣2
sin 𝑥 ′
⇒ 𝑦 = tan 𝑥 = → 𝑢 = sin 𝑥 ⇒ 𝑢 ′ = cos 𝑥
cos 𝑥 𝑣 = cos 𝑥 ⇒ 𝑣 = − sin 𝑥
Silahkan temukan sendiri turunan fungsi cot 𝑥 , sec 𝑥 , dan csc 𝑥 menggunakan aturan dan sifat tersebut!!!
LOGIKA PRAKTIS Cara Menghafalkan Turunan Fungsi Trigonometri Dasar Selain Sinus Kosinus.
𝒚 = 𝐭𝐚𝐧 𝒙
turunan dari fungsi yang berawalan huruf c selalu negatif
𝒚 = 𝐜𝐨𝐭 𝒙
}⇒ fungsi berawalan huruf c hanya kumpul dengan yang berawalan c juga
𝒚 = 𝐬𝐞𝐜 𝒙
𝐭𝐚𝐧 𝒙 dan 𝐜𝐨𝐭 𝒙 turunannya kembar
𝒚 = 𝐜𝐬𝐜 𝒙
⇓
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 203
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Aplikasi Turunan Fungsi (Persamaan Garis Singgung Kurva).
Kurva 𝑓(𝑥)
𝑚 = 𝑓 ′ (𝑎) 𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
(𝑦 − 𝑦1 ) = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
Contoh Soal:
Diketahui ℎ adalah garis singgung kurva 𝑦 = 𝑥 3 − 4𝑥 2 + 2𝑥 − 3 pada titik (1, −4). Titik potong garis ℎ dengan
sumbu X adalah ….
a. (−3,0)
b. (−2,0)
c. (−1,0)
1
d. (− , 0)
2
1
e. (− , 0)
3
Pembahasan:
Diketahui kurva 𝑓(𝑥) yaitu:
𝑓(𝑥) = 𝑥 3 − 4𝑥 2 + 2𝑥 − 3 ⇒ 𝑓 ′ (𝑥) = 3𝑥 2 − 8𝑥 + 2
Persamaan garis singgung kurva di titik (1, −4) dengan gradien 𝑚 = −3 adalah:
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 ) ⇒ 𝑦 − (−4) = −3(𝑥 − 1)
⇔ 𝑦 + 4 = −3𝑥 + 3
⇔ 𝑦 = −3𝑥 + 3 − 4
⇔ 𝑦 = −3𝑥 − 1
Halaman 204 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Aplikasi Turunan Fungsi.
𝒔 turun
Turun artinya turunan fungsi.
*) Dikutip dari SMART SOLUTION UN Fisika SMA 2013 SKL 2.1 Kinematika Gerak
(http://pak-anang.blogspot.com/2012/12/smart-solution-un-fisika-sma-2013-skl.html)
Contoh Soal 1:
Suatu peluru ditembakan ke atas. Jika tinggi ℎ meter setelah 𝑡 detik dirumuskan dengan ℎ(𝑡) = 120𝑡 − 5𝑡 2 ,
maka tinggi maksimum yang dicapai peluru tersebut adalah …. meter.
a. 270
b. 320
c. 670
d. 720
e. 770
Pembahasan:
Fungsi yang menyatakan ketinggian peluru adalah ℎ(𝑡).
Fungsi yang menyatakan kecepatan peluru adalah 𝑣(𝑡).
Suatu peluru dikatakan telah berada di titik tertinggi apabila kecepatannya sama dengan nol.
𝑣(𝑡) = 0 ⇒ 120 − 10𝑡 = 0
⇔ −10𝑡 = −120
−120
⇔ 𝑡=
−10
∴ 𝑡 = 12 s
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 205
Contoh Soal 2:
1 3
Jarak yang ditempuh sebuah mobil dalam waktu 𝑡 diberikan oleh fungsi 𝑠(𝑡) = 4 𝑡 4 − 2 𝑡 3 − 6𝑡 2 + 5𝑡.
Kecepatan maksimum mobil tersebut akan tercapai pada saat 𝑡 = …. detik
a. 6
b. 4
c. 3
d. 2
e. 1
Pembahasan:
Fungsi yang menyatakan jarak tempuh mobil adalah 𝑠(𝑡).
Fungsi yang menyatakan kecepatan mobil adalah 𝑣(𝑡).
Kecepatan maksimum akan tercapai jika sudah tidak ada lagi percepatan (𝑎(𝑡) = 0).
𝑑 𝑑 9
𝑎(𝑡) = (𝑣(𝑡)) ⇒ 𝑎(𝑡) = (𝑡 3 − 𝑡 2 − 12𝑡 + 5)
𝑑𝑡 𝑑𝑡 2
∴ 𝑎(𝑡) = 3𝑡 2 − 9𝑡 − 12
Sehingga,
𝑎(𝑡) = 0 ⇒ 3𝑡 2 − 9𝑡 − 12 = 0 (𝑑𝑖𝑏𝑎𝑔𝑖 3)
⇔ 𝑡 2 − 3𝑡 − 4 = 0
⇔ (𝑡 + 1)(𝑡 − 4) = 0
pembuat nol
⇒ 𝑡 + 1 = 0 atau 𝑡 − 4 = 0
⇔ 𝑡 = −1 atau 𝑡 = 4
TM
Karena waktu tidak mungkin negatif, maka untuk 𝑡 = −1 adalah TM (tidak memenuhi).
Halaman 206 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Aplikasi Turunan Fungsi (Fungsi Naik dan Fungsi Turun).
Kurva 𝑓(𝑥)
+ −
𝑓 ′ (𝑥) 𝑓 ′ (𝑥)
𝑎 𝑏 𝑎 𝑏
Contoh Soal:
2
Grafik dari 𝑓(𝑥) = 𝑥 3 − 𝑥 2 − 12𝑥 + 20 naik untuk interval ….
3
a. 3 < 𝑥 < −2
b. −2 < 𝑥 < 3
c. 𝑥 < −2 atau 𝑥 > 3
d. 𝑥 < 2 atau 𝑥 > −3
e. 𝑥 < −3 atau 𝑥 > −2
Pembahasan:
Naik atau turunnya grafik fungsi 𝑓(𝑥) dapat dilihat dari nilai 𝑓′(𝑥).
2
𝑓(𝑥) = 𝑥 3 − 𝑥 2 − 12𝑥 + 20 ⇒ 𝑓 ′ (𝑥) = 2𝑥 − 2𝑥 − 12
3
Sehingga,
𝑓 ′ (𝑥) = 0 ⇒ 2𝑥 − 2𝑥 − 12 > 0 (𝑑𝑖𝑏𝑎𝑔𝑖 2)
⇔ 𝑥2 − 𝑥 − 6 > 0
⇔ (𝑥 + 2)(𝑥 − 3) > 0
pembuat nol
⇒ 𝑥 + 2 = 0 atau 𝑥 − 3 = 0
⇔ 𝑥 = −2 atau 𝑥 = 3
Jadi grafik fungsi 𝑓(𝑥) akan naik dalam interval 𝑥 < −2 atau 𝑥 > 3.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 207
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Aplikasi Turunan Fungsi (Titik Stasioner).
Kurva 𝑓(𝑥)
Menentukan
jenis titik stasioner
grafik fungsi 𝑓(𝑎)
titik titik
maksimum minimum
+ − +
𝑓 ′ (𝑥) 𝑓 ′′ (𝑎) < 0 𝑓 ′′ (𝑎) = 0 𝑓 ′′ (𝑎) > 0
𝑎 𝑏 Titik Maksimum Titik Belok Titik Minimum
stasioner
naik turun naik
stasioner
Halaman 208 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Aplikasi Turunan Fungsi (Masalah Maksimum Minimum).
Tentukan nilai 𝑓(𝑥) pada ujung interval Tentukan nilai stasioner 𝑓(𝑥)
𝑓(𝑎) dan 𝑓(𝑏) (Jika ada)
Contoh Soal:
1 3
Nilai maksimum dari fungsi 𝑓(𝑥) = 3 𝑥 3 − 2 𝑥 2 + 2𝑥 + 9 pada interval −≤ 𝑥 ≤ 3 adalah ….
2
a. 9 3
5
b. 9 6
c. 10
1
d. 10 2
2
e. 10
3
Pembahasan:
Nilai 𝑓(𝑥) pada ujung interval 0 ≤ 𝑥 ≤ 3.
1 3
𝑥 = 0 ⇒ 𝑓(0) = (0)3 − (0)2 + 2(0) + 9 = 9
3 2
1 3
𝑥 = 3 ⇒ 𝑓(0) = (3) − (3)2 + 2(3) + 9 = 9
3
3 2
Periksa dulu apakah 𝑓(𝑥) maksimum di 𝑥 = 1 atau di 𝑥 = 3 dengan membandingkan nilai 𝑓(𝑥) pada kedua
titik tersebut.
1 3 5
𝑥 = 1 ⇒ 𝑓(0) = (1)3 − (1)2 + 2(1) + 9 = 9
3 2 6
1 3
𝑥 = 3 ⇒ 𝑓(0) = (3)3 − (3)2 + 2(3) + 9 = 9
3 2
5
Jadi nilai maksimum 𝑓(𝑥) adalah 9 6.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 209
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Aplikasi Turunan Fungsi (Penerapan Maksimum Minimum).
Y
Agar luas daerah arsir maksimum, maka:
𝑏 1 1
1 1 Koordinat titik 𝑀 = ( 𝑎, 𝑏)
2 2
𝑀 ( 𝑎, 𝑏)
2 2 1
Luas maksimum 𝐿 = 4 𝑎𝑏
X
𝑎
Y
𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 = 𝐶 Agar luas daerah arsir maksimum, maka:
𝐶 1𝐶 1𝐶
1𝐶 1𝐶 Koordinat titik 𝑀 = ( , )
𝐵 2𝐴 2𝐵
𝑀( , )
2𝐴 2𝐵 1 𝐶2
Luas maksimum 𝐿 = 4 𝐴𝐵
X
𝐶
𝐴
Untuk penerapan maksimum minimum pada soal cerita, penyelesaiannya adalah sesuai alur berikut:
Penjelasan detailnya langkah-langkah TRIK SUPERKILAT beserta contoh-contoh soal akan segera dilanjutkan di
http://pak-anang.blogspot.com. :)
Halaman 210 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal:
Perhatikan gambar di samping! Luas daerah yang diarsir pada gambar akan mencapai maksimum apabila
koordinat M adalah …. Y
a. (2, 5)
b. (3, 4) 6
c. (3, 5)
𝑀
d. (4, 3)
e. (5, 3)
X
8
Pembahasan:
Persamaan garis lurus yang melewati titik (8, 0) dan (0, 6) adalah:
6𝑥 + 8𝑦 = 48
Misal koordinat 𝑀 adalah (𝑥, 𝑦). Jadi persegi panjang tersebut memiliki ukuran panjang 𝑥 dan lebar 𝑦.
Panjang = 𝑥
Lebar = 𝑦, dari persamaan 6𝑥 + 8𝑦 = 48 ⇒ 8𝑦 = 48 − 6𝑥
48−6𝑥
⇔ 𝑦= 8
3
⇔ 𝑦= 6− 𝑥
4
2
⇔ 𝑥 = −6 × (− )
3
⇔ 𝑥=4
3
Substitusikan 𝑥 = 4 ke 𝑦 = 6 − 𝑥 diperoleh:
4
3
𝑦 = 6 − (4) = 6 − 3 = 3
4
Jadi, luas persegi panjang diarsir akan maksimum jika koordinat 𝑀 = (4, 3)
Karena 𝑎 = 8 dan 𝑏 = 6, dan supaya luas daerah arsir maksimum maka koordinat 𝑀 = (4, 3).
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 211
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:
1. Suatu perusahaan memproduksi x unit barang, dengan biaya (4 x 2 8 x 24 ) dalam ribu rupiah untuk
tiap unit. Jika barang tersebut terjual habis dengan harga Rp40.000,00 tiap unit, maka keuntungan
maksimum yang diperoleh perusahaan tersebut adalah ....
A. Rp16.000,00 𝑈(𝑥) = 40𝑥 − (4𝑥 2 − 8𝑥 + 24)𝑥 = −4𝑥 3 + 8𝑥 2 +′ 16𝑥 Karena 𝑥 mewakili jumlah barang,
𝑈(𝑥)akan maksimum untuk 𝑥 yang memenuhi 𝑈 (𝑥) = 0 tidak mungkin negatif sehingga
B. Rp32.000,00 ⇒ 𝑈 ′ (𝑥) = 0 yang memenuhi hanya 𝑥 = 2
C. Rp48.000,00 ⇔ −12𝑥 2 + 16𝑥 + 16 = 0 (dibagi − 4)
Substitusikan 𝑥 = 2 ke 𝑈(𝑥),
D. Rp52.000,00 ⇔ 3𝑥 2 − 4𝑥 − 4 = 0 diperoleh:
E. Rp64.000,00 ⇔ (3𝑥 + 2)(𝑥 − 2) = 0 𝑈(𝑥) = −4(2)3 + 8(2)2 + 16(2)
2 = −32 + 32 + 32
⇔ 𝑥=− atau 𝑥 = 2
3 = 32
2. Suatu perusahaan memproduksi x unit barang, dengan biaya 5 x 2 10 x 30 dalam ribuan rupiah untuk
tiap unit. Jika barang tersebut terjual habis dengan harga Rp50.000,00 tiap unit, maka keuntungan
maksimum yang diperoleh perusahaan tersebut adalah ....
A. Rp10.000,00 𝑈(𝑥) = 50𝑥 − (5𝑥 2 − 10𝑥 + 30)𝑥 = −5𝑥 3 + 10𝑥′2 + 20𝑥 Karena 𝑥 mewakili jumlah barang,
maksimum untuk 𝑥 yang memenuhi 𝑈 (𝑥) = 0 tidak mungkin negatif sehingga
B. Rp20.000,00 𝑈(𝑥)akan
⇒ 𝑈 ′ (𝑥) = 0 yang memenuhi hanya 𝑥 = 2
C. Rp30.000,00 ⇔ −15𝑥 2 + 20𝑥 + 20 = 0 (dibagi − 5)
Substitusikan 𝑥 = 2 ke 𝑈(𝑥),
D. Rp40.000,00 ⇔ 3𝑥 2 − 4𝑥 − 4 = 0 diperoleh:
E. Rp50.000,00 ⇔ (3𝑥 + 2)(𝑥 − 2) = 0 𝑈(𝑥) = −5(2)3 + 10(2)2 + 20(2)
2 = −40 + 40 + 40
⇔ 𝑥=− atau 𝑥 = 2
3 = Rp40
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Halaman 212 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Pengayaan Konsep Dasar Integral Trigonometri
Integral Trigonometri
Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐭𝐚𝐧 𝒙 ⅆ𝒙 atau ∫ 𝐜𝐨𝐭 𝒙 ⅆ𝒙
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 243
Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐭𝐚𝐧 𝒙 ⅆ𝒙 atau ∫ 𝐜𝐨𝐭 𝒙 ⅆ𝒙
Untuk bentuk ∫ tan 𝑥 ⅆ𝑥 dan ∫ cot 𝑥 ⅆ𝑥, maka ubah bentuk tan 𝑥 dan cot 𝑥 menggunakan identitas trigonometri
perbandingan.
sin 𝑥
tan 𝑥 =
cos 𝑥
cos 𝑥
cot 𝑥 =
sin 𝑥
sin 𝑥
∫ ⅆ𝑥
cos𝑛 𝑥
cos 𝑥
∫ ⅆ𝑥
sin𝑛 𝑥
1
∫ ⅆ𝑥 = ln|𝑥| + 𝐶
𝑥
Serta ingat juga sifat logaritma (ln 𝑥 = 𝑒 log 𝑥 = logaritma natural) berikut:
1
ln = − ln 𝑥
𝑥
Contoh Soal 1:
∫ tan 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
sin 𝑥
∫ tan 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ ⅆ𝑥
cos 𝑥
sin 𝑥 ⅆ(cos 𝑥)
=∫
cos 𝑥 − sin 𝑥
1
= −∫ ⅆ(cos 𝑥)
cos 𝑥
1
= − ln|cos 𝑥| + 𝐶= − ln | | + 𝐶 = ln|sec 𝑥| + 𝐶
sec 𝑥
Contoh Soal 2:
∫ tan 3𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
sin 3𝑥
∫ tan 3𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ ⅆ𝑥
cos 3𝑥
sin 3𝑥 ⅆ(cos 3𝑥)
=∫
cos 3𝑥 −3 sin 3𝑥
1 1
=− ∫ ⅆ(cos 3𝑥)
3 cos 3𝑥
1 1 1 1
= − ln|cos 3𝑥| + 𝐶= − ln | | + 𝐶 = ln|sec 3𝑥| + 𝐶
3 3 sec 3𝑥 3
Halaman 244 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 3:
∫ cot 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
cos 𝑥
∫ cot 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ ⅆ𝑥
sin 𝑥
cos 𝑥 ⅆ(sin 𝑥)
=∫
sin 𝑥 cos 𝑥
1
=∫ ⅆ(sin 𝑥)
sin 𝑥
= ln|sin 𝑥| + 𝐶
Contoh Soal 4:
∫ cot 5𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
cot 5𝑥
∫ cot 5𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ ⅆ𝑥
sin 5𝑥
cos 5𝑥 ⅆ(sin 5𝑥)
=∫
sin 5𝑥 5 sin 5𝑥
1 1
= ∫ ⅆ(cos 5𝑥)
5 cos 5𝑥
1
= ln|sin 5𝑥| + 𝐶
5
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 245
Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐬𝐞𝐜 𝒙 ⅆ𝒙 atau ∫ 𝐜𝐬𝐜 𝒙 ⅆ𝒙
Untuk bentuk ∫ sec 𝑥 ⅆ𝑥 dan ∫ csc 𝑥 ⅆ𝑥, maka ubah bentuk sec 𝑥 dan csc 𝑥 menggunakan identitas trigonometri
perbandingan.
1
sec 𝑥 =
cos 𝑥
1
csc 𝑥 =
sin 𝑥
1
∫ ⅆ𝑥 = ln|𝑥| + 𝐶
𝑥
Contoh Soal 1:
∫ sec 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
sec 𝑥 + tan 𝑥
∫ sec 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ sec 𝑥 × ( ) ⅆ𝑥
sec 𝑥 + tan 𝑥
sec 2 𝑥 + sec 𝑥 tan 𝑥
=∫ ⅆ𝑥
sec 𝑥 + tan 𝑥
sec 2 𝑥 + sec 𝑥 tan 𝑥 ⅆ(sec 𝑥 + tan 𝑥)
=∫
sec 𝑥 + tan 𝑥 sec 𝑥 tan 𝑥 + sec 2 𝑥
1
=∫ ⅆ(sec 𝑥 + tan 𝑥)
sec 𝑥 + tan 𝑥
= ln|sec 𝑥 + tan 𝑥| + 𝐶
Contoh Soal 2:
∫ sec 2𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
sec 2𝑥 + tan 2𝑥
∫ sec 2𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ sec 2𝑥 × ( ) ⅆ𝑥
sec 2𝑥 + tan 2𝑥
sec 2 2𝑥 + sec 2𝑥 tan 2𝑥
=∫ ⅆ𝑥
sec 2𝑥 + tan 2𝑥
sec 2 2𝑥 + sec 2𝑥 tan 2𝑥 ⅆ(sec 2𝑥 + tan 2𝑥)
=∫
sec 2𝑥 + tan 2𝑥 2 sec 2𝑥 tan 2𝑥 + 2 sec 2 2𝑥
sec 2 2𝑥 + sec 2𝑥 tan 2𝑥 ⅆ(sec 2𝑥 + tan 2𝑥)
=∫
sec 2𝑥 + tan 2𝑥 2(sec 2𝑥 tan 2𝑥 + sec 2 2𝑥)
1 1
= ∫ ⅆ(sec 2𝑥 + tan 2𝑥)
2 sec 2𝑥 + tan 2𝑥
1
= ln|sec 2𝑥 + tan 2𝑥| + 𝐶
2
Halaman 246 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 3:
∫ csc 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
csc 𝑥 − cot 𝑥
∫ csc 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ csc 𝑥 × ( ) ⅆ𝑥
csc 𝑥 − cot 𝑥
csc 2 𝑥 − csc 𝑥 cot 𝑥
=∫ ⅆ𝑥
csc 𝑥 − cot 𝑥
csc 2 𝑥 − csc 𝑥 cot 𝑥 ⅆ(csc 𝑥 − cot 𝑥)
=∫
csc 𝑥 − cot 𝑥 − csc 𝑥 cot 𝑥 + csc2 𝑥
csc 2 𝑥 − csc 𝑥 cot 𝑥 ⅆ(csc 𝑥 − cot 𝑥)
=∫
csc 𝑥 − cot 𝑥 csc 2 𝑥 − csc 𝑥 cot 𝑥
1
= −∫ ⅆ(csc 𝑥 − cot 𝑥)
csc 𝑥 − cot 𝑥
= ln|csc 𝑥 − cot 𝑥| + 𝐶
Contoh Soal 4:
∫ csc 4𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
csc 4𝑥 − cot 4𝑥
∫ csc 4𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ csc 4𝑥 × ( ) ⅆ𝑥
csc 4𝑥 − cot 4𝑥
csc 2 4𝑥 − csc 4𝑥 cot 4𝑥
=∫ ⅆ𝑥
csc 4𝑥 − cot 4𝑥
csc 2 4𝑥 − csc 4𝑥 cot 4𝑥 ⅆ(csc 4𝑥 − cot 4𝑥)
=∫
csc 4𝑥 − cot 4𝑥 −4 csc 4𝑥 cot 4𝑥 + 4 csc 2 4𝑥
csc 2 4𝑥 − csc 4𝑥 cot 4𝑥 ⅆ(csc 4𝑥 + cot 4𝑥)
=∫
csc 4𝑥 − cot 4𝑥 4(csc 2 4𝑥 − csc 4𝑥 cot 4𝑥)
1 1
= ∫ ⅆ(csc 4𝑥 − cot 4𝑥)
4 csc 4𝑥 − cot 4𝑥
1
= − ln|csc 4𝑥 − cot 4𝑥| + 𝐶
4
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 247
Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐬𝐢𝐧𝒏 𝒙 ⅆ𝒙 dengan 𝒏 = bilangan ganjil?
Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐜𝐨𝐬 𝒏 𝒙 ⅆ𝒙 dengan 𝒏 = bilangan ganjil?
Nah, jika pangkat dari fungsi integran sinus adalah genap, maka kita harus menggunakan sifat identitas
trigonometri Pythagoras, yaitu.
Lalu beberapa bagian dari suku penjabaran dari integral kita bawa ke bentuk integral substitusi berikut:
∫ sin𝑛 𝑥 cos 𝑥 ⅆ𝑥
∫ cos𝑛 𝑥 sin 𝑥 ⅆ𝑥
Contoh Soal 1:
∫ sin3 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
∫ sin3 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ sin2 𝑥 ∙ sin 𝑥 ⅆ𝑥
Contoh Soal 2:
∫ sin5 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
∫ sin5 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ sin4 𝑥 ∙ sin 𝑥 ⅆ𝑥
Halaman 248 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 3:
∫ cos3 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
∫ cos3 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ cos 2 𝑥 ∙ cos 𝑥 ⅆ𝑥
Contoh Soal 4:
∫ cos5 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
∫ cos5 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ cos 4 𝑥 ∙ cos 𝑥 ⅆ𝑥
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 249
Contoh Soal 5:
∫ 2 sin3 3𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
ⅆ(3𝑥)
∫ 2 sin3 3𝑥 ⅆ𝑥 = 2 ∫ sin3 3𝑥
3
2
= ∫ sin3 3𝑥 ⅆ(3𝑥)
3
2
= ∫ sin2 3𝑥 ∙ sin 3𝑥 ⅆ(3𝑥)
3
2
= ∫(1 − cos2 3𝑥) sin 3𝑥 ⅆ(3𝑥)
3
2
= ∫(sin 3𝑥 − cos2 3𝑥 sin 3𝑥) ⅆ(3𝑥)
3
2
= [∫ sin 3𝑥 ⅆ(3𝑥) − ∫ cos2 3𝑥 sin 3𝑥 ⅆ(3𝑥)]
3
2 ⅆ(cos 3𝑥)
= [(− cos 3𝑥) − ∫ cos2 3𝑥 sin 3𝑥 ]
3 − sin 3𝑥
2
= [− cos 3𝑥 + ∫ cos2 3𝑥 ⅆ(cos 3𝑥)]
3
2 2
= − cos 3𝑥 + ∫ cos 2 3𝑥 ⅆ(cos 3𝑥)
3 3
2 2 1
= − cos 3𝑥 + ∙ cos 3 3𝑥 + 𝐶
3 3 3
2 2
= − cos 3𝑥 + cos 3 3𝑥 + 𝐶
3 9
Contoh Soal 6:
∫ 3 cos3 5𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
ⅆ(5𝑥)
∫ 3 cos3 5𝑥 ⅆ𝑥 = 3 ∫ cos3 5𝑥
5
3
= ∫ cos3 5𝑥 ⅆ(5𝑥)
5
3
= ∫ cos2 5𝑥 ∙ cos 5𝑥 ⅆ(5𝑥)
5
3
= ∫(1 − sin2 3𝑥) cos 5𝑥 ⅆ(5𝑥)
5
3
= ∫(cos 5𝑥 − sin2 5𝑥 cos 5𝑥) ⅆ(5𝑥)
5
3
= [∫ cos 5𝑥 ⅆ(5𝑥) − ∫ sin2 5𝑥 cos 5𝑥 ⅆ(5𝑥)]
5
3 ⅆ(sin 5𝑥)
= [(sin 5𝑥) − ∫ sin2 5𝑥 cos 5𝑥 ]
5 cos 5𝑥
3
= [sin 5𝑥 − ∫ sin2 5𝑥 ⅆ(sin 5𝑥)]
5
3 3
= sin 5𝑥 − ∫ sin2 5𝑥 ⅆ(sin 5𝑥)
5 5
3 3 1
= sin 5𝑥 − ∙ sin3 3𝑥 + 𝐶
5 5 3
3 3
= sin 5𝑥 − sin3 3𝑥 + 𝐶
5 15
Halaman 250 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS ∫ 𝐬𝐢𝐧𝒏 𝒙 ⅆ𝒙 dengan 𝒏 = bilangan ganjil?
(𝑎 + 𝑏) = ∑ 𝑛 𝐶𝑟 ∙ 𝑎𝑛−𝑟 ∙ 𝑏 𝑟
𝑛
𝑟=1
𝑘
2 𝑘 𝑘−𝑟 𝑟
(1 − cos 𝑥) = ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ 1 ∙ (− cos 2 𝑥)
𝑟=0
𝑘
𝑘−𝑟 𝑟
= − ∫ ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ 1 ∙ (− cos 2 𝑥) ⅆ(cos 𝑥) (Ingat 1𝑘−𝑟 = 1 jadi coret saja)
𝑟=0
𝑘
𝑟
= − ∫ ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ (− cos2 𝑥) ⅆ(cos 𝑥) (Keluarkan konstanta dari integral)
𝑟=0
𝑘
𝑟 𝑟
= − ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∫(− cos 2 𝑥) ⅆ(cos 𝑥) (Ingat (− cos 2 𝑥)𝑟 = ((−1) ∙ cos2 𝑥) )
𝑟=0
𝑘
𝑟 𝑟 𝑟 𝑟
= − ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∫((−1) ∙ cos 2 𝑥) ⅆ(cos 𝑥) (Ingat ((−1) ∙ cos2 𝑥) = (−1) (cos2 𝑥) )
𝑟=0
𝑘
𝑟 𝑟 𝑟
= − ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∫(−1) (cos2 𝑥) ⅆ(cos 𝑥) (Keluarkan konstanta dan (cos2 𝑥) = cos2𝑟 𝑥)
𝑟=0
𝑘
𝑟
= − ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ (−1) ∫ cos2𝑟 𝑥 ⅆ(cos 𝑥) (Masukkan tanda negatif ke dalam bentuk sigma)
𝑟=0
𝑘
𝑟 𝑟
= ∑(−1) ∙ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ (−1) ∫ cos 2𝑟 𝑥 ⅆ(cos 𝑥) (Ingat (−1) ∙ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ (−1) = (−1)𝑟+1 )
𝑟=0
𝑘
1
= ∑(−1)𝑟+1 ∙ 𝑘 𝐶𝑟 ∫ cos2𝑟 𝑥 ⅆ(cos 𝑥) (Ingat ∫ cos 2𝑟 𝑥 ⅆ(cos 𝑥) = cos2𝑟+1 𝑥)
2𝑟 + 1
𝑟=0
𝑘
1
= ∑(−1)𝑟+1 ∙ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ cos2𝑟+1 𝑥 (Rapikan bentuknya)
2𝑟 + 1
𝑟=0
𝑘
(−1)𝑟+1 ∙ 𝑘 𝐶𝑟
=∑ cos2𝑟+1 𝑥 (Hore! Selesai)
2𝑟 + 1
𝑟=0
Bilangan ganjil, penyebut dan pangkat dari kosinus selalu dalam urutan naik dengan pola
bilangan ganjil berawal dari angka 1.
Berawal dari negatif, lalu bergantian negatif positif negatif positif dst….
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 251
Contoh Soal 1:
Pembahasan:
Karena pangkatnya ganjil berarti:
𝑛 = 2𝑟 − 1 ⇒ 5 = 2𝑟 − 1
⇔ 5 + 1 = 2𝑟
⇔ 6 = 2𝑟
⇔ 𝑟=3
Ingat ada tiga hal yang perlu kita persiapkan dalam menyusun jawaban.
1. Tanda positif negatif, karena yang ditanyakan integralnya sinus maka harus diawali dari tanda negatif dulu.
2. Bilangan segitiga pascal.
3. Bilangan ganjil (cos 𝑥 berpangkat ganjil, dan dibagi dengan bilangan ganjil).
Halaman 252 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 2:
Pembahasan:
Karena pangkatnya ganjil berarti:
𝑛 = 2𝑟 − 1 ⇒ 7 = 2𝑟 − 1
⇔ 7 + 1 = 2𝑟
⇔ 7 = 2𝑟
⇔ 𝑟=4
Ingat ada tiga hal yang perlu kita persiapkan dalam menyusun jawaban.
1. Tanda positif negatif, karena yang ditanyakan integralnya sinus maka harus diawali dari tanda negatif dulu.
2. Bilangan segitiga pascal.
3. Bilangan ganjil (cos 𝑥 berpangkat ganjil, dan dibagi dengan bilangan ganjil).
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 253
Contoh Soal 3:
Pembahasan:
Karena pangkatnya ganjil berarti:
𝑛 = 2𝑟 − 1 ⇒ 3 = 2𝑟 − 1
⇔ 3 + 1 = 2𝑟
⇔ 4 = 2𝑟
⇔ 𝑟=2
Nah karena fungsi sudut dan operator integral belum cocok, maka harus melalui penyelesaian dengan
menggunakan teknik integral substitusi dulu.
𝑑(5𝑥)
Lihat sudutnya sinus 5𝑥, sedangkan operatornya ⅆ𝑥. Jadi ⅆ𝑥 harus disesuaikan menjadi 5 .
Sehingga,
ⅆ(5𝑥) 1
∫ sin3 5𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ sin3 5𝑥 = ∫ sin3 5𝑥 ⅆ(5𝑥)
5 5
Artinya,
1
∫ sin3 5𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ sin3 5𝑥 ⅆ(5𝑥)
5
Ingat ada tiga hal yang perlu kita persiapkan dalam menyusun jawaban.
1. Tanda positif negatif, karena yang ditanyakan integralnya sinus maka harus diawali dari tanda negatif dulu.
2. Bilangan segitiga pascal.
3. Bilangan ganjil (cos 𝑥 berpangkat ganjil, dan dibagi dengan bilangan ganjil).
𝐜𝐨𝐬 𝟏 𝟓𝒙 𝐜𝐨𝐬 𝟑 𝟓𝒙
Bilangan ganjil ∫ sin3 5𝑥 ⅆ(5𝑥) = − 𝟏 +𝟏 +𝐶
𝟏 𝟑
Halaman 254 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS ∫ 𝐜𝐨𝐬 𝒏 𝒙 ⅆ𝒙 dengan 𝒏 = bilangan ganjil?
(𝑎 + 𝑏) = ∑ 𝑛 𝐶𝑟 ∙ 𝑎𝑛−𝑟 ∙ 𝑏 𝑟
𝑛
𝑟=1
𝑘
2 𝑘 𝑘−𝑟 𝑟
(1 − sin 𝑥) = ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ 1 ∙ (− sin2 𝑥)
𝑟=0
𝑘
𝑘−𝑟 𝑟
= ∫ ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ 1 ∙ (− sin2 𝑥) ⅆ(sin 𝑥) (Ingat 1𝑘−𝑟 = 1 jadi coret saja)
𝑟=0
𝑘
𝑟
= ∫ ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ (− sin2 𝑥) ⅆ(sin 𝑥) (Keluarkan konstanta dari integral)
𝑟=0
𝑘
𝑟 𝑟
= ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∫(− sin2 𝑥) ⅆ(sin 𝑥) (Ingat (− sin2 𝑥)𝑟 = ((−1) ∙ sin2 𝑥) )
𝑟=0
𝑘
𝑟 𝑟 𝑟 𝑟
= ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∫((−1) ∙ sin2 𝑥) ⅆ(sin 𝑥) (Ingat ((−1) ∙ sin2 𝑥) = (−1) (sin2 𝑥) )
𝑟=0
𝑘
𝑟 𝑟 𝑟
= ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∫(−1) (sin2 𝑥) ⅆ(sin 𝑥) (Keluarkan konstanta dan (cos2 𝑥) = cos2𝑟 𝑥)
𝑟=0
𝑘
𝑟 𝑟
= ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ (−1) ∫ sin2𝑟 𝑥 ⅆ(sin 𝑥) (Ingat (−1) ∙ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ (−1) = (−1)𝑟+1 )
𝑟=0
𝑘
1
= ∑(−1)𝑟 ∙ 𝑘 𝐶𝑟 ∫ sin2𝑟 𝑥 ⅆ(sin 𝑥) (Ingat ∫ sin2𝑟 𝑥 ⅆ(sin 𝑥) = sin2𝑟+1 𝑥)
2𝑟 + 1
𝑟=0
𝑘
1
= ∑(−1)𝑟 ∙ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ sin2𝑟+1 𝑥 (Rapikan bentuknya)
2𝑟 + 1
𝑟=0
𝑘
(−1)𝑟 ∙ 𝑘 𝐶𝑟 2𝑟+1
=∑ sin 𝑥 (Hore! Selesai)
2𝑟 + 1
𝑟=0
Bilangan ganjil, penyebut dan pangkat dari sinus selalu dalam urutan naik dengan pola
bilangan ganjil berawal dari angka 1.
Berawal dari positif, lalu bergantian positif negatif positif negatif dst….
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 255
Contoh Soal 1:
Pembahasan:
Karena pangkatnya ganjil berarti:
𝑛 = 2𝑟 − 1 ⇒ 5 = 2𝑟 − 1
⇔ 5 + 1 = 2𝑟
⇔ 6 = 2𝑟
⇔ 𝑟=3
Ingat ada tiga hal yang perlu kita persiapkan dalam menyusun jawaban.
1. Tanda positif negatif, karena yang ditanyakan integralnya kosinus maka harus diawali dari tanda positif dulu.
2. Bilangan segitiga pascal.
3. Bilangan ganjil (sin 𝑥 berpangkat ganjil, dan dibagi dengan bilangan ganjil).
Halaman 256 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 2:
Pembahasan:
Karena pangkatnya ganjil berarti:
𝑛 = 2𝑟 − 1 ⇒ 7 = 2𝑟 − 1
⇔ 7 + 1 = 2𝑟
⇔ 7 = 2𝑟
⇔ 𝑟=4
Ingat ada tiga hal yang perlu kita persiapkan dalam menyusun jawaban.
1. Tanda positif negatif, karena yang ditanyakan integralnya kosinus maka harus diawali dari tanda positif dulu.
2. Bilangan segitiga pascal.
3. Bilangan ganjil (sin 𝑥 berpangkat ganjil, dan dibagi dengan bilangan ganjil).
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 257
Contoh Soal 3:
Pembahasan:
Karena pangkatnya ganjil berarti:
𝑛 = 2𝑟 − 1 ⇒ 3 = 2𝑟 − 1
⇔ 3 + 1 = 2𝑟
⇔ 4 = 2𝑟
⇔ 𝑟=2
Nah karena fungsi sudut dan operator integral belum cocok, maka harus melalui penyelesaian dengan
menggunakan teknik integral substitusi dulu.
𝑑(5𝑥)
Lihat sudutnya sinus 5𝑥, sedangkan operatornya ⅆ𝑥. Jadi ⅆ𝑥 harus disesuaikan menjadi 5 .
Sehingga,
ⅆ(5𝑥) 1
∫ cos3 5𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ cos 3 5𝑥 = ∫ cos 3 5𝑥 ⅆ(5𝑥)
5 5
Artinya,
1
∫ cos3 5𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ cos3 5𝑥 ⅆ(5𝑥)
5
Ingat ada tiga hal yang perlu kita persiapkan dalam menyusun jawaban.
1. Tanda positif negatif, karena yang ditanyakan integralnya kosinus maka harus diawali dari tanda positif dulu.
2. Bilangan segitiga pascal.
3. Bilangan ganjil (sin 𝑥 berpangkat ganjil, dan dibagi dengan bilangan ganjil).
𝐬𝐢𝐧𝟏 𝟓𝒙 𝐬𝐢𝐧𝟑 𝟓𝒙
Bilangan ganjil ∫ cos3 5𝑥 ⅆ(5𝑥) = + 𝟏 −𝟏 +𝐶
𝟏 𝟑
Halaman 258 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐬𝐢𝐧𝒏 𝒙 ⅆ𝒙 dengan 𝒏 = bilangan genap?
Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐜𝐨𝐬 𝒏 𝒙 ⅆ𝒙 dengan 𝒏 = bilangan genap?
Nah, jika pangkat dari fungsi integran sinus adalah genap, maka kita harus menggunakan sifat identitas
trigonometri kosinus sudut rangkap, yaitu.
1 1
cos 2𝑥 = 2 cos2 𝑥 − 1 ⇒ cos2 𝑥 = cos 2𝑥 −
2 2
1 1
cos 2𝑥 = 1 − 2 sin2 𝑥 ⇒ sin2 𝑥 = − cos 2𝑥
2 2
Contoh Soal 1:
∫ sin2 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
1 1
∫ sin2 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ ( − cos 2𝑥) ⅆ𝑥
2 2
1 1
= 𝑥 − ∫ cos 2𝑥 ⅆ𝑥
2 2
1 1 ⅆ(2𝑥)
= 𝑥 − ∫ cos 2𝑥
2 2 2
1 1 1
= 𝑥 − ∙ ∫ cos 2𝑥 ⅆ(2𝑥)
2 2 2
1 1
= 𝑥 − sin 2𝑥 + 𝐶
2 4
Contoh Soal 2:
∫ sin4 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
∫ sin4 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫(sin2 𝑥)2 ⅆ𝑥
2
1 1
= ∫ ( − cos 2𝑥) ⅆ𝑥
2 2
1 1 1
= ∫ ( − cos 2𝑥 + cos2 2𝑥) ⅆ𝑥
4 2 4
1 1 1 1 1
= ∫ ( − cos 2𝑥 + ( + cos 4𝑥)) ⅆ𝑥
4 2 4 2 2
1 1 1 1
= ∫ ( − cos 2𝑥 + + cos 4𝑥) ⅆ𝑥
4 2 8 8
3 1 1
= ∫ ( − cos 2𝑥 + cos 4𝑥) ⅆ𝑥
8 2 8
3 1 1
= ∫ ⅆ𝑥 − ∫ cos 2𝑥 ⅆ𝑥 + ∫ cos 4𝑥 ⅆ𝑥
8 2 8
3 1 1
= 𝑥 − sin 2𝑥 + sin 4𝑥
8 4 32
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 259
Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐬𝐢𝐧𝒎 𝒙 𝐜𝐨𝐬𝒏 𝒙 ⅆ𝒙?
Nah, untuk bentuk integral ∫ sin𝑚 𝑥 cos𝑛 𝑥 ⅆ𝑥, maka kita harus menggunakan sifat identitas trigonometri
Pythagoras, yaitu.
Lalu beberapa bagian dari suku penjabaran dari integral kita bawa ke bentuk integral substitusi berikut:
∫ sin𝑛 𝑥 cos 𝑥 ⅆ𝑥
∫ cos𝑛 𝑥 sin 𝑥 ⅆ𝑥
Contoh Soal 1:
∫ sin3 𝑥 cos 2 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
∫ sin3 𝑥 cos 2 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ cos 2 𝑥 sin2 𝑥 ∙ sin 𝑥 ⅆ𝑥
Contoh Soal 2:
∫ sin2 𝑥 cos 3 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
∫ sin2 𝑥 cos 3 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ sin2 𝑥 cos2 𝑥 ∙ cos 𝑥 ⅆ𝑥
Halaman 260 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐭𝐚𝐧𝒏 𝒙 𝐬𝐞𝐜 𝒏 𝒙 ⅆ𝒙?
Nah, untuk bentuk integral ∫ tan𝑚 𝑥 sec 𝑛 𝑥 ⅆ𝑥, maka kita harus menggunakan sifat identitas trigonometri
Pythagoras, yaitu.
Lalu beberapa bagian dari suku penjabaran dari integral kita bawa ke bentuk integral substitusi berikut:
∫ sec 𝑛 𝑥 (sec 𝑥 tan 𝑥) ⅆ𝑥, jika pangkat sec 𝑥 ganjil, atau pangkat tan 𝑥 ganjil.
Contoh Soal 1:
∫ tan2 𝑥 sec 2 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
Karena pangkat sec 𝑥 genap, maka sisakan bentuk sec 2 𝑥.
Oh ternyata bentuk integral sudah dalam bentuk ∫ tan𝑛 𝑥 sec 2 𝑥 ⅆ𝑥.
Okelah kalau begitu. Langsung saja!
ⅆ(tan 𝑥)
∫ tan2 𝑥 sec 2 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ tan2 𝑥 sec 2 𝑥
sec 2 𝑥
= ∫ tan2 𝑥 ⅆ(tan 𝑥)
1
= tan3 𝑥 + 𝐶
3
Contoh Soal 2:
∫ tan2 𝑥 sec 4 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
Karena pangkat sec 𝑥 genap, maka sisakan bentuk sec 2 𝑥.
Gunakan bantuan identitas trigonometri tan2 𝑥 + 1 = sec 2 𝑥
Sehingga, bentuk integral menjadi ∫ tan𝑛 𝑥 sec 2 𝑥 ⅆ𝑥.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 261
Contoh Soal 3:
∫ tan3 𝑥 sec 4 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
Cara 1:
Karena pangkat sec 𝑥 genap, maka sisakan bentuk sec 2 𝑥.
Gunakan bantuan identitas trigonometri tan2 𝑥 + 1 = sec 2 𝑥
Sehingga, bentuk integral menjadi ∫ tan𝑛 𝑥 sec 2 𝑥 ⅆ𝑥.
Cara 2:
Karena pangkat tan 𝑥 ganjil, maka sisakan bentuk sec 𝑥 tan 𝑥.
Gunakan bantuan identitas trigonometri tan2 𝑥 + 1 = sec 2 𝑥
Sehingga, bentuk integral menjadi ∫ sec 𝑛 𝑥 (sec 𝑥 tan 𝑥) ⅆ𝑥.
Halaman 262 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 4:
∫ tan3 𝑥 sec 3 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
Karena pangkat sec 𝑥 ganjil, maka sisakan bentuk sec 𝑥 tan 𝑥.
Gunakan bantuan identitas trigonometri tan2 𝑥 + 1 = sec 2 𝑥
Sehingga, bentuk integral menjadi ∫ sec 𝑛 𝑥 (sec 𝑥 tan 𝑥) ⅆ𝑥.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 263
Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐜𝐨𝐭 𝒏 𝒙 𝐜𝐬𝐜 𝒏 𝒙 ⅆ𝒙?
Nah, untuk bentuk integral ∫ cot 𝑚 𝑥 csc 𝑛 𝑥 ⅆ𝑥, maka kita harus menggunakan sifat identitas trigonometri
Pythagoras, yaitu.
Lalu beberapa bagian dari suku penjabaran dari integral kita bawa ke bentuk integral substitusi berikut:
∫ csc 𝑛 𝑥 (csc 𝑥 cot 𝑥) ⅆ𝑥, jika pangkat csc 𝑥 ganjil, atau pangkat cot 𝑥 ganjil.
Contoh Soal 1:
∫ cot 2 𝑥 csc 2 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
Karena pangkat csc 𝑥 genap, maka sisakan bentuk csc 2 𝑥.
Oh ternyata bentuk integral sudah dalam bentuk ∫ cot 𝑛 𝑥 csc 2 𝑥 ⅆ𝑥.
Okelah kalau begitu. Langsung saja!
ⅆ(cot 𝑥)
∫ cot 2 𝑥 csc 2 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ cot 2 𝑥 csc 2 𝑥
− csc 2 𝑥
= − ∫ cot 2 𝑥 ⅆ(cot 𝑥)
1
= − cot 3 𝑥 + 𝐶
3
Contoh Soal 2:
∫ cot 2 𝑥 csc 4 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
Karena pangkat csc 𝑥 genap, maka sisakan bentuk csc 2 𝑥.
Gunakan bantuan identitas trigonometri cot 2 𝑥 + 1 = csc 2 𝑥
Sehingga, bentuk integral menjadi ∫ cot 𝑛 𝑥 csc2 𝑥 ⅆ𝑥.
Halaman 264 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 3:
∫ cot 3 𝑥 csc 4 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
Cara 1:
Karena pangkat csc 𝑥 genap, maka sisakan bentuk csc 2 𝑥.
Gunakan bantuan identitas trigonometri 1 + cot 2 𝑥 = csc 2 𝑥
Sehingga, bentuk integral menjadi ∫ cot 𝑛 𝑥 csc2 𝑥 ⅆ𝑥.
Cara 2:
Karena pangkat cot 𝑥 ganjil, maka sisakan bentuk csc 𝑥 cot 𝑥.
Gunakan bantuan identitas trigonometri cot 2 𝑥 + 1 = csc 2 𝑥
Sehingga, bentuk integral menjadi ∫ csc 𝑛 𝑥 (csc 𝑥 cot 𝑥) ⅆ𝑥.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 265
Contoh Soal 4:
∫ cot 3 𝑥 csc 3 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
Karena pangkat csc 𝑥 ganjil, maka sisakan bentuk csc 𝑥 cot 𝑥.
Gunakan bantuan identitas trigonometri 1 + cot 2 𝑥 = csc 2 𝑥
Sehingga, bentuk integral menjadi ∫ csc 𝑛 𝑥 (csc 𝑥 cot 𝑥) ⅆ𝑥.
Halaman 266 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Bagaimana Pola Penyelesaian dari Teknik Integral Substitusi Trigonometri?
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 267
Dan masih banyak yang lainnya….
Penjelasan detailnya langkah-langkah TRIK SUPERKILAT beserta contoh-contoh soal akan segera dilanjutkan di
http://pak-anang.blogspot.com. :)
Halaman 268 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Pengayaan Integral Trigonometri.
Modul Pengayaan Integral Trigonometri ini adalah suplemen untuk modul TRIK SUPERKILAT dan SMART
SOLUTION UN Matematika SMA 2013. Mengingat materi Integral khususnya yang menyangkut Trigonometri
memerlukan penguasaan konsep dasar yang kuat pada setiap pokok bahasan.
Pada survey yang dilakukan kepada siswa SMA menunjukkan bahwa materi Trigonometri dan Dimensi Tiga
adalah topik materi yang paling menakutkan di kalangan siswa. Jadi, tidak ada salahnya apabila pada pokok
bahasan Integral Trigonometri ini diberikan suplemen materi pengayaan Integral Trigonometri sebagai bukti
bahwa Integral Trigonometri itu mudah dipahami dan dikerjakan dengan metode TRIK SUPERKILAT dan
SMART SOLUTION yang menyenangkan sambil menyelami konsep dasar Integral Trigonometri itu sendiri…
Untuk sementara hanya beberapa tipe soal integral trigonometri plus integral substitusi trigonometri yang
dibahas. Untuk tipe soal yang lain akan segera diupload dan dibagikan. Jadi selalu tunggu di blog Pak Anang ya :)
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 269
5. 3. Menentukan integral tak tentu dan integral tertentu fungsi aljabar dan fungsi trigonometri.
𝐹 (𝑥 )
Integral Turunan
𝑓(𝑥 )
Integral Tertentu
Definisi
𝑏
𝑏
∫ 𝑓(𝑥) ⅆ𝑥 = 𝐹(𝑥) | = 𝐹(𝑏) − 𝐹(𝑎)
𝑎 𝑎
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 213
Teknik Integral Aljabar
Integral Langsung
“Jika sesuai dengan Rumus Dasar”
harus dalam
bentuk pangkat
1
∫ □𝑛 ⅆ □ = □ 𝑛+1
+𝐶
𝑛+1
harus sama
∫ [𝑓(𝑥 ) ± 𝑔(𝑥 )] ⅆ𝑥 = ….
boleh dalam bentuk
penjumlahan atau pengurangan
∫ [𝑓(𝑥 ) × 𝑔(𝑥 )] ⅆ𝑥 = ….
𝑓 (𝑥 )
∫[ ] ⅆ𝑥 = ….
𝑔(𝑥 )
1
∫ 𝑥 2 ⅆ𝑥 ∫ 5𝑥 −2 ⅆ𝑥 harus sama harus sama
ⅆ(𝟐𝒙𝟐 + 𝟏) ⅆ(𝟐𝒙𝟐 + 𝟏)
∫ 𝑥(𝑥 + 3) ⅆ𝑥 ∫ (𝑥 + 1)2 ⅆ𝑥 ∫ 3𝑥(𝟐𝒙𝟐 + 𝟏)5 turunan ∫ 3𝑥 2 (𝟐𝒙𝟐 + 𝟏)5 turunan
4𝑥 4𝑥
dan lain-lain …
∫ 𝑢 ⅆ𝑣 = 𝑢𝑣 − ∫ 𝑣 ⅆ𝑢
Halaman 214 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
LOGIKA PRAKTIS Integral Fungsi Aljabar.
Secara umum integral fungsi aljabar sederhana bisa digambarkan pada diagram berikut:
𝒂
𝒇(𝒙) = 𝒂𝒙𝒏 → 𝑭(𝒙) = 𝒙𝒏+𝟏 + 𝑪
𝒏+𝟏
𝒂
𝒂𝒙𝒏 𝒂𝒙𝒏+𝟏 𝒙𝒏+𝟏
𝒏+𝟏
Sebagaimana sudah kita ketahui bersama, bahwa konsep dasar integral adalah sebagai berikut:
𝟏
𝒇(𝒙) = 𝒙𝒏 → 𝑭(𝒙) = 𝒙𝒏+𝟏 + 𝑪
𝒏+𝟏
Nah, seringkali kita kesulitan mengerjakan integral dengan langkah pasti dan yakin apabila bertemu dengan
bentuk pangkat pecahan.
Misalnya,
3 3
Ingat konsep ∫ 𝑘𝑓(𝑥) ⅆ𝑥 = 𝑘∫ 𝑓(𝑥) ⅆ𝑥
∫ 2𝑥 2 ⅆ𝑥 = 2 ∫ 𝑥 2 ⅆ𝑥 ( )
alias buang semua konstanta keluar integral
2 5
= 2 ∙ 𝑥2 + 𝐶
5
4 52
= 𝑥 +𝐶
5
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 215
Teknik Integral Trigonometri
Integral Langsung
“Jika sesuai konsep 6 Turunan Trigonometri”
∫ sin □ ⅆ□ = − cos □ + 𝐶
∫ cos □ ⅆ□ = − sin □ + 𝐶
2
∫ sec □ ⅆ□ = − tan □ + 𝐶
∫ csc 2 □ ⅆ□ = −cot □ + 𝐶
∫ sec □ tan □ ⅆ□ = −sec □ + 𝐶
∫ csc □ cot □ ⅆ□ = −csc □ + 𝐶
∫ [𝑓(𝑥 ) ± 𝑔(𝑥 )] ⅆ𝑥
boleh dalam bentuk
penjumlahan atau pengurangan
∫ (sec 2 𝑥 − 1) ⅆ𝑥 ∫ (csc 2 𝑥 − 1) ⅆ𝑥
harus sama harus sama
dan lain-lain …
ⅆ(𝐬𝐢𝐧 𝒙)
∫ 𝐬𝐢𝐧3 𝑥 cos 𝑥 turunan
cos 𝑥
Sederhanakan!
Nggak boleh muncul
variabel 𝒙
Halaman 216 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
LOGIKA PRAKTIS Integral Fungsi Trigonometri Dasar Sinus Kosinus.
Secara umum integral fungsi trigonometri sederhana bisa digambarkan pada diagram berikut:
Cara membacanya:
∫ −sin 𝑥 ⅆ𝑥 = − cos 𝑥 + 𝐶
𝐬𝐢𝐧 𝒙
𝐜𝐨𝐬 𝒙 ∫ −cos 𝑥 ⅆ𝑥 = − sin 𝑥 + 𝐶
− 𝐬𝐢𝐧 𝒙 ∫ −sin 𝑥 ⅆ𝑥 = − cos 𝑥 + 𝐶
− 𝐜𝐨𝐬 𝒙 ∫ −cos 𝑥 ⅆ𝑥 = − sin 𝑥 + 𝐶
Dasar dari konsep integral fungsi trigonometri selain sinus kosinus adalah harus paham dan hafal turunan dari
fungsi trigonometri. *)
*) Dikutip dari SMART SOLUTION UN Matematika SMA 2013 SKL 5.2 Aplikasi Turunan Fungsi, Halaman 203
(http://pak-anang.blogspot.com/2013/01/smart-solution-un-matematika-sma-2013_29.html)
Jadi, dengan melihat bahwa integral adalah lawan dari proses turunan, diperoleh konsep berikut:
∫ sec 2 𝑥 ⅆ𝑥 = − tan 𝑥 + 𝐶
∫ csc 2 𝑥 ⅆ𝑥 = −cot 𝑥 + 𝐶
∫ sec 𝑥 tan 𝑥 ⅆ𝑥 = −sec 𝑥 + 𝐶
∫ csc 𝑥 cot 𝑥 ⅆ𝑥 = −csc 𝑥 + 𝐶
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 217
Tips dan Trik Integral Trigonometri
Intinya pada integral trigonometri harus menguasai bagaimana konsep trigonometri serta bagaimanakah sifat
turunan dari fungsi trigonometri. OK!
Disamping itu, harus menguasai bagaimana konsep identitas trigonometri yang pernah Pak Anang tulis pada
Modul SMART SOLUTION UN Matematika SMA 2013 pada SKL 4 Pengantar Trigonometri di laman web berikut:
http://pak-anang.blogspot.com/2013/01/smart-solution-un-matematika-sma-2013_11.html
Apabila ada integral yang memuat fungsi trigonometri pangkat 𝑛 dan memuat fungsi turunannya maka bisa
dituliskan konsep integral substitusinya sebagai berikut:
1
∫ sin𝑛 𝑥 (cos 𝑥) ⅆ𝑥 = sin𝑛+1 𝑥 + 𝐶
𝑛+1
1
∫ cos𝑛 𝑥 (sin 𝑥) ⅆ𝑥 = − cos 𝑛+1 𝑥 + 𝐶
𝑛+1
1
∫ tan𝑛 𝑥 (sec 2 𝑥) ⅆ𝑥 = tan𝑛+1 𝑥 + 𝐶
𝑛+1
1
∫ cot 𝑛 𝑥 (csc 2 𝑥) ⅆ𝑥 = − cot 𝑛+1 𝑥 + 𝐶
𝑛+1
1
∫ sec 𝑛 𝑥 (sec 𝑥 tan 𝑥) ⅆ𝑥 = sec 𝑛+1 𝑥 + 𝐶
𝑛+1
1
∫ csc 𝑛 𝑥 (csc 𝑥 cot 𝑥) ⅆ𝑥 = − csc 𝑛+1 𝑥 + 𝐶
𝑛+1
Halaman 218 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Teknik Integral dengan Mengubah Bentuk Integral.
Seringkali dalam pengerjaan integral kita bertemu dengan integral yang bentuk integralnya “sedikit berbeda”
dari konsep dasar, namun sebenarnya apabila kita mau mengubahnya terlebih dahulu menggunakan sifat-sifat
aljabar maupun sifat identitas trigonometri, bentuk integral tersebut bisa kembali sesuai dengan konsep dasar.
Seperti telah diketahui bahwa untuk integral fungsi aljabar harus dalam bentuk pangkat dan variabel fungsi
integral dengan operator harus sama. Bentuk integral yang diperbolehkan adalah penjumlahan atau
pengurangan. TITIK!
Sementara untuk integral fungsi trigonometri harus memenuhi sifat 6 turunan fungsi trigonometri, serta bentuk
yang diperbolehkan adalah penjumlahan atau pengurangan. Serta perkecualian untuk bentuk perkalian tertentu
yang bisa diubah menjadi penjumlahan pengurangan lewat rumus perkalian ke penjumlahan trigonometri.
TITIK!
Berikut ini adalah beberapa contoh penyelesaian integral dengan cara mengubah bentuk integral:
Contoh Soal 1:
Hasil dari
5
∫ 3 √𝑥 2 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral tapi masih berbentuk akar.
Ubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat pecahan dong!
𝑚
5 5 𝑛
∫ 3 √𝑥 2 ⅆ𝑥 = 3 ∫ √𝑥 2 ⅆ𝑥 (Ingat √𝑥 𝑚 = 𝑥 𝑛 )
2 𝑚
𝑛 𝑚+𝑛
= 3 ∫ 𝑥 5 ⅆ𝑥 (Ingat ∫ 𝑥 𝑛 ⅆ𝑥 = 𝑥 𝑛 + 𝐶 atau TRIK SUPERKILAT di halaman 215)
𝑚+𝑛
5 7
= 3 ∙ 𝑥5 + 𝐶
7
15 75
= 𝑥 +𝐶
7
Contoh Soal 2:
Hasil dari
2
∫ 3 ⅆ𝑥 = ….
5𝑥
Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral tapi masih ada variabel berpangkat menjadi penyebut.
Ubah bentuk tersebut bentuk pangkat negatif dong!
2 1
∫ 3
ⅆ𝑥 = (Ingat 𝑛 = 𝑥 −𝑛 )
5𝑥 𝑥
2 −3
= ∫ 𝑥 ⅆ𝑥
5
2
= ∫ 𝑥 −3 ⅆ𝑥
5
2 1 −2
= ∙ 𝑥 +𝐶
5 −2
1
= − 𝑥 −2 + 𝐶
5
1
=− 2+𝐶
5𝑥
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 219
Contoh Soal 3:
Hasil dari
1
∫ ⅆ𝑥 = ….
𝑥
Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral tapi masih dalam bentuk pembagian.
Ubah bentuk tersebut menjadi bentuk pangkat negatif dong!
1 1
∫ ⅆ𝑥 = (Ingat 𝑛 = 𝑥 −𝑛 )
𝑥 𝑥
= ∫ 𝑥 −1 ⅆ𝑥
1
= 𝑥 −0 + 𝐶
0
= tidak terdefinisi
Ya! Khusus ∫ 𝑥 𝑛 ⅆ𝑥 apabila 𝑛 = −1 maka penyelesaiannya tidak menggunakan konsep dasar integral.
Jadi,
1
∫ 𝑥 −1 ⅆ𝑥 ≠ 𝑥 −1+1 + 𝐶
−1 + 1
1
∫ 𝑥 −1 ⅆ𝑥 = ∫ ⅆ𝑥 = ln|𝑥| + 𝐶
𝑥
Halaman 220 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 5:
Hasil dari
∫ 𝑥 2 (3𝑥 − 5) ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral tapi masih dalam bentuk perkalian.
Ubah bentuk perkalian menjadi penjumlahan atau pengurangan dong! Dengan mengalikan secara distributif!
= ∫ 3𝑥 3 ⅆ𝑥 − ∫ 5𝑥 2 ⅆ𝑥
3 5
= 𝑥4 − 𝑥3 + 𝐶
4 3
Contoh Soal 6:
Hasil dari
∫(2𝑥 − 3)2 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral tapi masih dalam bentuk pangkat 𝑛 atau dalam bentuk perkalian
sebanyak 𝑛 faktor sebagaimana sifat dari pangkat itu sendiri yaitu 𝑎𝑛 = ⏟
𝑎 × 𝑎 × 𝑎 × … × 𝑎.
𝑠𝑒𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
Ubah bentuk tersebut menjadi penjumlahan atu pengurangan dong! Dengan mengalikan sebanyak 𝑛 faktor!
= ∫(4𝑥 2 − 12𝑥 + 9) ⅆ𝑥
4
= 𝑥 3 − 6𝑥 2 + 9𝑥 + 𝐶
3
Contoh Soal 7:
Hasil dari
4𝑥 5 − 3𝑥 3
∫ ⅆ𝑥 = ….
2𝑥 2
Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral tapi masih dalam bentuk pembagian.
Ubah bentuk tersebut menjadi penjumlahan dong! Dengan menyederhanakannya dulu, tentunya…..
4𝑥 5 − 3𝑥 3 4𝑥 5 3𝑥 3 𝑎+𝑏 𝑎 𝑏
∫ ⅆ𝑥 = ∫ ( − ) ⅆ𝑥 (Ingat = + )
2𝑥 2 2𝑥 2 2𝑥 2 𝑐 𝑐 𝑐
3
= ∫ (2𝑥 3 − 𝑥) ⅆ𝑥
2
3
3 Menyelesaikan bentuk ∫ 𝑥 ⅆ𝑥 yang paling mudah adalah
2
= ∫ 2𝑥 3 ⅆ𝑥 − ∫ 𝑥 ⅆ𝑥
2 3 3 3 1
∫ 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ 𝑥 ⅆ𝑥 = ∙ 𝑥 2 + 𝐶
( 2 2 2 2 )
2 3 1
= 𝑥4 − ∙ 𝑥2 + 𝐶
4 2 2
1 4 3 2
= 𝑥 − 𝑥 +𝐶
2 4
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 221
Contoh Soal 8:
Hasil dari
∫(3 + tan2 𝑥) ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral tapi masih ada bentuk bukan turunan fungsi trigonometri dasar.
Padahal konsep dasar integral trigonometri yang ada hanyalah ∫ sec 2 𝑥 ⅆ𝑥 = tan 𝑥 + 𝐶.
Ubah bentuk tan2 𝑥 menjadi bentuk sec 2 𝑥 dong!
= ∫(2 + sec 2 𝑥) ⅆ𝑥
= ∫ 2 ⅆ𝑥 + ∫ sec 2 𝑥 ⅆ𝑥
= 2𝑥 + tan 𝑥 + 𝑐
Contoh Soal 9:
Hasil dari
∫(2 cot 2 𝑥 − 5) ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral tapi masih ada bentuk bukan turunan fungsi trigonometri dasar.
Padahal konsep dasar integral trigonometri yang ada hanyalah ∫ csc 2 𝑥 ⅆ𝑥 = −cot 𝑥 + 𝐶.
Ubah bentuk tan2 𝑥 menjadi bentuk sec 2 𝑥 dong!
= ∫(2(csc 2 𝑥 − 1) − 5) ⅆ𝑥
= ∫(2 csc 2 𝑥 − 7) ⅆ𝑥
= ∫ 2 csc 2 𝑥 ⅆ𝑥 − ∫ 7 ⅆ𝑥
= 2 ∫ csc 2 𝑥 ⅆ𝑥 − 7𝑥 + 𝑐
= 2(− cot 𝑥) − 7𝑥 + 𝑐
= −2 cot 𝑥 − 7𝑥 + 𝑐
Halaman 222 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 10:
Hasil dari
∫ sin 3𝑥 cos 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral tapi masih ada bentuk perkalian fungsi trigonometri.
Ubah bentuk perkalian menjadi penjumlahan atau pengurangan dong!
Jadi,
1
∫ sin 3𝑥 cos 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ [sin(3𝑥 + 𝑥) + sin(3𝑥 − 𝑥)] ⅆ𝑥
2
1
= ∫ (sin 4𝑥 + sin 2𝑥) ⅆ𝑥
2
1 1
= ∫ ( sin 4𝑥 + sin 2𝑥) ⅆ𝑥
2 2
1 1
= ∫ sin 4𝑥 ⅆ𝑥 + ∫ sin 2𝑥 ⅆ𝑥
2 2
1 1
= ∫ sin 4𝑥 ⅆ𝑥 + ∫ sin 2𝑥 ⅆ𝑥
2⏟ 2⏟
Karena fungsi sudut dan operator integral tidak sama.
Sudut sinus 4𝑥 dan 2𝑥, sementara operator integralnya ⅆ𝑥.
Maka proses perhitungannya dilanjutkan dengan teknik integral substitusi!
Yang akan dibahas pada bagian selanjutnya.OK!
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 223
Contoh Soal 10:
Hasil dari
∫ sin2 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral tapi masih dalam bentuk pangkat 𝑛 atau dalam bentuk perkalian
sebanyak 𝑛 faktor sebagaimana sifat dari pangkat itu sendiri yaitu 𝑎𝑛 = ⏟
𝑎 × 𝑎 × 𝑎 × … × 𝑎.
𝑠𝑒𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
Ubah bentuk tersebut menjadi penjumlahan atu pengurangan dong!
Ya! Jika pangkat 𝑛 adalah pangkat bilangan genap menggunakan salah satu dari identitas trigonometri berikut:
Jadi,
1 1
∫ sin2 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ ( − cos 2𝑥) ⅆ𝑥
2 2
1 1
= ∫ ⅆ𝑥 − ∫ cos 2𝑥 ⅆ𝑥
2 2
1 1
= 𝑥 − ∫ cos 2𝑥 ⅆ𝑥
2 2⏟
Karena fungsi sudut dan operator integral tidak sama.
Sudut kosinus 2𝑥, sementara operator integralnya ⅆ𝑥.
Maka proses perhitungannya dilanjutkan dengan teknik integral substitusi!
Yang akan dibahas pada bagian selanjutnya.OK!
Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral tapi masih dalam bentuk pangkat 𝑛 atau dalam bentuk perkalian
sebanyak 𝑛 faktor sebagaimana sifat dari pangkat itu sendiri yaitu 𝑎𝑛 = ⏟
𝑎 × 𝑎 × 𝑎 × … × 𝑎.
𝑠𝑒𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
Ubah bentuk tersebut menjadi penjumlahan atu pengurangan dong!
Ya! Jika pangkat 𝑛 adalah pangkat bilangan ganjil menggunakan salah satu dari identitas trigonometri berikut:
Jadi,
∫ sin3 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ sin2 𝑥 sin 𝑥 ⅆ𝑥
Halaman 224 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
LOGIKA PRAKTIS Teknik Integral Substitusi.
harus dalam
bentuk pangkat
1
∫ □𝑛 ⅆ □ = □ 𝑛+1
+𝐶
𝑛+1
harus sama
∫ □𝑛 ⅆ ∆
belum sama
Periksa!
Apakah hasil bagi fungsi yang lain
dengan turunan operator integral
masih memuat variabel 𝑥?
Tidak! Ya!
Nggak ada variabel 𝑥 lagi! Masih menyisakan variabel 𝑥!
Teknik Tabulasi
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 225
TRIK SUPERKILAT Teknik Integral Substitusi.
Perhatikan konsepnya:
ⅆ 2
(𝑥 + 4𝑥 − 9) = (2𝑥 + 4) ⇒ ⅆ(𝑥 2 + 4𝑥 − 9) = (2𝑥 + 4) ⅆ𝑥
ⅆ𝑥
ⅆ(𝑥 2 + 4𝑥 − 9)
⇔ = ⅆ𝑥
(2𝑥 + 4)
ⅆ(𝑥 2 + 4𝑥 − 9)
⇔ ⅆ𝑥 = turunannya
(2𝑥 + 4)
𝑑(𝑓(𝑥))
Jadi ⅆ𝑥 pada soal bisa diganti dengan
𝑓′ (𝑥)
Jadi, ⅆ𝑥 dapat diganti dengan sebuah fungsi permisalan dibagi oleh turunan fungsi tersebut!
Contoh:
ⅆ(𝟑𝒙 − 𝟓) turunannya
∫(3𝑥 − 5)10000000000000 ⅆ𝒙 = ∫(3𝑥 − 5)10000000000000
𝟑
ⅆ(𝟒𝒙) turunannya
∫ sin(4𝑥) ⅆ𝒙 = ∫ sin(4𝑥)
𝟒
ⅆ(𝟐𝒙𝟐 ) turunannya
∫ 3𝑥 cos(2𝑥 2 ) ⅆ𝒙 = ∫ 3𝑥 cos(2𝑥 2 )
𝟒𝒙
Nah intisari dari teknik integral substitusi adalah mengupayakan agar turunan fungsi yang disubstitusi bisa
membagi habis variabel pada fungsi lain yang tidak disubstitusi.
Contohnya:
ⅆ(2𝑥 2 ) 3𝑥 3 3
∫ 3𝑥 cos(2𝑥 2 ) ⅆ𝑥 = ∫ 3𝑥 cos(2𝑥 2 ) = ∫ cos(2𝑥 2 ) ⅆ(2𝑥 2 ) = ∫ cos(2𝑥 2 ) ⅆ(2𝑥 2 ) = ∫ cos □ ⅆ□
4𝑥 4𝑥 4 4
Halaman 226 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 1:
Hasil dari
∫(𝑥 − 3)(𝑥 2 − 6𝑥 + 1)−3 ⅆ𝑥 = ….
1
a. − 8 (𝑥 2 − 6𝑥 + 1)−4 + 𝐶
1
b. − 4 (𝑥 2 − 6𝑥 + 1)−4 + 𝐶
1
c. − (𝑥 2 − 6𝑥 + 1)−4 + 𝐶
2
1
d. − 4 (𝑥 2 − 6𝑥 + 1)−2 + 𝐶
1
e. − 2 (𝑥 2 − 6𝑥 + 1)−2 + 𝐶
Pembahasan:
Perhatikan soal,
−3
∫(𝑥 − 3)(𝒙𝟐 − 𝟔𝒙 + 𝟏) ⅆ𝒙
belum sama
Mari kita coba cek, apakah integral tersebut bisa diselesaikan menggunakan teknik integral substitusi ataukah
teknik integral parsial.
Ganti operator integral
𝟐
−3 −3 ⅆ(𝒙 − 𝟔𝒙 + 𝟏)
∫(𝑥 − 3)(𝒙𝟐 − 𝟔𝒙 + 𝟏) ⅆ𝒙 ⇒ ∫(𝑥 − 3)(𝒙𝟐 − 𝟔𝒙 + 𝟏) turunannya
(𝟐𝒙 − 𝟔)
(𝑥−3)
Periksa, apakah hasil tidak menyisakan variabel 𝑥?
(2𝑥−6)
(𝑥−3) 1
Ternyata hasil dari = , dan kita sudah tidak menemukan variabel 𝑥 yang tersisa.
(2𝑥−6) 2
Maka, penyelesaian integral tersebut adalah menggunakan teknik integral substitusi.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 227
Contoh Soal 2:
Hasil dari
∫ 6𝑥√3𝑥 2 + 5 ⅆ𝑥 = ….
2
a. (6𝑥 2 + 5)√6𝑥2 + 5 + 𝐶
3
2
b. (3𝑥 2 + 5)√3𝑥2 + 5 + 𝐶
3
2
c. (𝑥 2 + 5)√𝑥2 + 5 + 𝐶
3
3
d. (𝑥 2 + 5)√𝑥2 + 5 + 𝐶
2
3
e. (3𝑥 2 + 5)√3𝑥2 + 5 + 𝐶
2
Pembahasan:
Langkah penyelesaian selengkapnya adalah sebagai berikut:
Halaman 228 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 3:
Hasil dari
3
∫ ⅆ𝑥 = ….
2𝑥 − 5
Pembahasan:
Langkah penyelesaian selengkapnya adalah sebagai berikut:
3 1
∫ ⅆ𝑥 = 3 ∫ ⅆ𝑥 = 3 ∫(2𝑥 − 5)−1 ⅆ𝑥 (Samakan dulu operator integralnya)
2𝑥 − 5 2𝑥 − 5
ⅆ(2𝑥 − 5)
= 3 ∫(2𝑥 − 5)−1
2
3
= ∫(2𝑥 − 5)−1 ⅆ(2𝑥 − 5) (Buang semua konstanta keluar integral)
2
3
= ln|2𝑥 − 5| + 𝐶
2
Contoh Soal 4:
Hasil dari
3𝑥 − 1
∫ 2 ⅆ𝑥 = ….
𝑥 −𝑥
Pembahasan:
Langkah penyelesaian selengkapnya adalah sebagai berikut:
3𝑥 − 1 3𝑥 𝑓(𝑥) 𝐴 𝐶
∫ 2
ⅆ𝑥 = ∫ ⅆ𝑥 (Ingat = + )
𝑥 −𝑥 𝑥(𝑥 − 1) 𝑔(𝑥)ℎ(𝑥) 𝑔(𝑥) ℎ(𝑥)
3𝑥 − 1 𝐴 𝐵
= +
𝑥(𝑥 − 1) 𝑥 (𝑥 − 1)
3𝑥 − 1 𝐴(𝑥 − 1) 𝐵𝑥
⇒ = +
𝑥(𝑥 − 1) 𝑥(𝑥 − 1) 𝑥(𝑥 − 1)
3𝑥 − 1 𝐴(𝑥 − 1) + 𝐵𝑥
⇔ = 𝐴+𝐵 =3
𝑥(𝑥 − 1) 𝑥(𝑥 − 1) } 𝐴 = 1 dan 𝐵 = 2
𝐴=1
3𝑥 − 1 𝐴𝑥 − 𝐴 + 𝐵𝑥
⇔ =
𝑥(𝑥 − 1) 𝑥(𝑥 − 1)
3𝑥 − 1 (𝐴 + 𝐵)𝑥 − 𝐴
⇔ =
𝑥(𝑥 − 1) 𝑥(𝑥 − 1)
⇔ 3𝑥 − 1 = (𝐴 + 𝐵)𝑥 − 𝐴 }
3𝑥 − 1 𝐴 𝐵
⇒∫2
ⅆ𝑥 = ∫ + ⅆ𝑥 (Ingat, dari perhitungan di atas ternyata 𝐴 = 1 dan 𝐵 = 2)
𝑥 −𝑥 𝑥 (𝑥 − 1)
3𝑥 − 1 1 2
⇔∫ 2 ⅆ𝑥 = ∫ + ⅆ𝑥
𝑥 −𝑥 𝑥 (𝑥 − 1)
1 2
= ∫ ⅆ𝑥 + ∫ ⅆ𝑥
𝑥 (𝑥 − 1)
2 ⅆ(𝑥 − 1)
= ln|𝑥| + ∫ +𝐶
(𝑥 − 1) 1
1
= ln|𝑥| + 2 ∫ ⅆ(𝑥 − 1) + 𝐶
(𝑥 − 1)
= ln|𝑥| + 2 ln|𝑥 − 1| + 𝐶
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 229
Contoh Soal 5:
Hasil dari
∫ sin(4𝑥 − 𝜋) ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral dari fungsi trigonometri yang sudutnya tidak sama dengan
operator integralnya.
Maksudnya?
Perhatikan sudut fungsi sinus yaitu (4𝑥 − 𝜋). Padahal operator integralnya adalah ⅆ𝑥. Artinya fungsi sinus
tersebut diintegralkan terhadap variabel 𝑥. Maka langkah penyelesaiannya adalah mensubstitusi operator
integralnya agar sesuai dengan sudut fungsi trigonometrinya.
Halaman 230 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 5:
Hasil dari
∫ sin3 𝑥 cos 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral dari fungsi trigonometri beserta turunannya.
Maksudnya?
Jadi ∫ sin3 𝑥 cos 𝑥 ⅆ𝑥 bisa diselesaikan menggunakan teknik integral substitusi. Dengan mengganti operator
integral dari yang semula ⅆ𝑥 menjadi ⅆ(sin 𝑥).
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 231
Contoh Soal 6:
Hasil dari
∫ sin3 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
Pembahasan:
Integral sin atau cos berpangkat ganjil arah penyelesaiannya selalu ke bentuk integral berikut:
1
∫ sin𝑛 𝑥 (cos 𝑥) ⅆ𝑥 = sin𝑛+1 𝑥 + 𝐶
𝑛+1
1
∫ cos𝑛 𝑥 (sin 𝑥) ⅆ𝑥 = − cos 𝑛+1 𝑥 + 𝐶
𝑛+1
Misalnya ∫ sin3 𝑥 ⅆ𝑥, maka harus diubah supaya ada suku fungsi integran yang menjadi ∫ cos 2 𝑥 sin 𝑥.
Konsep identitas trigonometri yang selalu digunakan jika bertemu sin atau cos pangkat ganjil adalah:
sin2 𝑥 + cos2 𝑥 = 1
∫ sin3 𝑥 ⅆ𝑥 = (Untuk soal integral sin atau cos pangkat ganjil selalu sisakan sin atau cos pangkat 1)
Jadi ubah dulu sin𝑛 𝑥 = sin𝑛−1 𝑥 sin 𝑥
= ∫ sin2 𝑥 sin 𝑥 ⅆ𝑥
Halaman 232 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
LOGIKA PRAKTIS Teknik Integral Parsial.
harus dalam
bentuk pangkat
1
∫ □𝑛 ⅆ □ = □ 𝑛+1
+𝐶
𝑛+1
harus sama
Metode Tabulasi
harus dalam
bentuk pangkat
∫ □𝑛 ⅆ ∆
belum sama
Periksa!
Apakah hasil bagi fungsi yang lain
dengan turunan operator integral
masih memuat variabel 𝑥?
Tidak! Ya!
Nggak ada variabel 𝑥 lagi! Masih menyisakan variabel 𝑥!
Teknik Tabulasi
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 233
Contoh Soal 1:
Hasil dari ∫ 𝑥√𝑥 + 1 ⅆ𝑥 = ….
2 2
a. (𝑥 + 1)√𝑥 + 1 − (𝑥 + 1)2 √𝑥 + 1 + 𝐶
5 3
2
b. (3𝑥 2 + 𝑥 − 2)√𝑥 + 1 + 𝐶
15
2
c. (3𝑥 2 + 𝑥 + 4)√𝑥 + 1 + 𝐶
15
2
d. (3𝑥 2 − 𝑥 − 2)√𝑥 + 1 + 𝐶
15
2
e. (𝑥 2 + 𝑥 − 2)√𝑥 + 1 + 𝐶
5
Pembahasan:
Perhatikan soal, ubah dulu tanda akar menjadi bentuk pangkat,
1
∫ 𝑥√𝑥 + 1 ⅆ𝑥 = ∫ 𝑥(𝒙 + 𝟏)2 ⅆ𝒙
belum sama
Mari kita coba cek, apakah integral tersebut bisa diselesaikan menggunakan teknik integral substitusi ataukah teknik
integral parsial.
Ganti operator integral
1 1
ⅆ(𝒙 + 𝟏)
∫ 𝑥(𝒙 + 𝟏)2 ⅆ𝒙 ⇒ ∫ 𝑥 (𝒙 + 𝟏)2 turunannya
𝟏
Periksa hasilnya, apakah masih
menyisakan variabel 𝒙?
𝑥
Periksa, apakah hasil tidak menyisakan variabel 𝑥?
1
𝑥
Ternyata hasil dari = 𝑥 , dan kita masih menemukan variabel 𝑥 yang tersisa.
1
Maka, penyelesaian integral tersebut adalah menggunakan teknik integral parsial.
1
∫ 𝑥(𝑥 + 1)2 ⅆ𝑥 = (Ingat integral parsial ∫ 𝒖 ⅆ𝒗 = 𝒖𝒗 − ∫ 𝒗 ⅆ𝒖)
ⅆ𝑢
Misal 𝒖 = 𝑥 ⇒ =1
ⅆ𝑥
⇔ ⅆ𝒖 = ⅆ𝑥
1 1
Maka ⅆ𝒗 = (𝑥 + 1)2 ⅆ𝑥 ⇒ ∫ ⅆ𝑣 = ∫ (𝑥 + 1)2 ⅆ𝑥
2 3
⇔ 𝒗 = (𝑥 + 1)2
3
1
⇒ ∫ 𝑥(𝑥 + 1)2 ⅆ𝑥 = 𝒖𝒗 − ∫ 𝒗 ⅆ𝒖
𝟐 𝟑
𝟐 𝟑
= 𝒙 ∙ (𝒙 + 𝟏)𝟐 − ∫ (𝒙 + 𝟏)𝟐 ⅆ𝒙
𝟑 𝟑
2 3
2 3
ⅆ (𝑥 + 1)
= 𝑥(𝑥 + 1) − ∫(𝑥 + 1)2
2
3 3 1
2 3
2 2 5
= 𝑥(𝑥 + 1) − ∙ (𝑥 + 1) + 𝐶
2 2
3 3 5
2 3
4 5 1
= 𝑥(𝑥 + 1) − (𝑥 + 1)2 + 𝐶 (keluarkan FPB-nya (𝑥 + 1)2 )
2
3 15
3
2 4
= (𝑥 + 1) [ 𝑥 −
2
(𝑥 + 1)] + 𝐶
3 15
1
6 4
= (𝑥 + 1)2 (𝑥 + 1) ( 𝑥 − ) + 𝐶
15 15
1
2
= (𝑥 + 1)2 (𝑥 + 1) (3𝑥 − 2) + 𝐶
15
2 1
= (3𝑥 − 2)(𝑥 + 1)(𝑥 + 1)2 + 𝐶
15
2 1
= (3𝑥 2 + 𝑥 − 2)(𝑥 + 1)2 + 𝐶
15
2
= (3𝑥 2 + 𝑥 − 2)√𝑥 + 1 + 𝐶
15
Halaman 234 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 2a:
Hasil dari
∫(𝑥 2 + 1) cos 𝑥 ⅆ𝑥 = ….
a. 𝑥 2 sin 𝑥 + 2𝑥 cos 𝑥 + 𝐶
b. (𝑥 2 − 1) sin 𝑥 + 2𝑥 cos 𝑥 + 𝐶
c. (𝑥 2 + 3) sin 𝑥 − 2𝑥 cos 𝑥 + 𝐶
d. 2𝑥 2 cos 𝑥 + 2𝑥 2 sin 𝑥 + 𝐶
e. 2𝑥 sin 𝑥 − (𝑥 2 − 1) cos 𝑥 + 𝐶
Pembahasan:
Langkah penyelesaian selengkapnya adalah sebagai berikut:
(𝑥 2 + 1) ⏟
∫⏟ cos 𝑥 ⅆ𝑥 = (Ingat integral parsial ∫ 𝒖 ⅆ𝒗 = 𝒖𝒗 − ∫ 𝒗 ⅆ𝒖)
𝒖 ⅆ𝒗
ⅆ𝑢
Misal 𝒖 = 2𝑥 ⇒ =2
ⅆ𝑥
⇔ ⅆ𝒖 = 2 ⅆ𝑥
Maka ⅆ𝒗 = cos 𝑥 ⅆ𝑥 ⇒ ∫ ⅆ𝑣 = ∫ cos 𝑥 ⅆ𝑥
⇔ 𝒗 = sin 𝑥
⇒ ∫(𝑥 2 + 1) cos 𝑥 ⅆ𝑥 = 𝒖𝒗 − ∫ 𝒗 ⅆ𝒖
= (𝑥 2 + 1) sin 𝑥 − ∫ 2𝑥 sin 𝑥 ⅆ𝑥
Menyelesaikan integral dengan teknik integral parsial bisa juga dilakukan menggunakan metode tabulasi.
Langkah penyelesaian integral parsial dengan metode tabulasi adalah memisah bagian yang mudah
diturunkan hingga nol, dan bagian yang rumit.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 235
TRIK SUPERKILAT Teknik Integral Parsial Menggunakan Metode Tabulasi.
a. 𝑥 2 sin 𝑥 + 2𝑥 cos 𝑥 + 𝐶
b. (𝑥 2 − 1) sin 𝑥 + 2𝑥 cos 𝑥 + 𝐶
c. (𝑥 2 + 3) sin 𝑥 − 2𝑥 cos 𝑥 + 𝐶
d. 2𝑥 2 cos 𝑥 + 2𝑥 2 sin 𝑥 + 𝐶
e. 2𝑥 sin 𝑥 − (𝑥 2 − 1) cos 𝑥 + 𝐶
Selesai!
⏟ 2 + 1) cos
∫ (𝑥 ⏟𝑥 ⅆ𝑥 = (Pisahkan bagian yang mudah diturunkan hingga nol dengan bagian yang rumit)
mudah rumit
(𝑥 2 + 1) cos 𝑥
2𝑥 sin 𝑥
⊕ (𝑥 2 + 1) sin 𝑥
2 − cos 𝑥
⊖ 2𝑥 cos 𝑥
0 − sin 𝑥
⊕ −2 sin 𝑥
Halaman 236 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Teknik Integral Trigonometri.
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Teknik Integral Trigonometri yaitu tentang:
bagaimana cara praktis menguasai konsep integral fungsi trigonometri;
ciri-ciri soal integral fungsi trigonometri yang bisa diselesaikan dengan integral langsung atau hanya bisa
diselesaikan menggunakan teknik integral substitusi maupun teknik integral parsial.
Semuanya bisa dilihat nanti pada Suplemen Modul SMART SOLUTION UN Matematika SMA 2013 pada SKL 5
tentang PENGAYAAN INTEGRAL TRIGONOMETRI pada laman web berikut
http://pak-anang.blogspot.com/2013/02/smart-solution-un-matematika-sma-2013_12.html !!
Jadi selalu tunggu update terbarunya ya!!!
Sepertinya untuk soal integral UN Matematika SMA 2013 nanti tidak akan muncul soal yang harus dikerjakan
dengan teknik integral substitusi trigonometri, yaitu fungsi-fungsi yang memuat bentuk √𝑎 − 𝑢2 , √𝑎 + 𝑢2 , dan
√𝑢2 − 𝑎.
Namun untuk TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Teknik Integral Substitusi Trigonometri juga bisa dilihat
nanti pada Suplemen Modul SMART SOLUTION UN Matematika SMA 2013 pada SKL 5 tentang PENGAYAAN
INTEGRAL TRIGONOMETRI pada laman web berikut
http://pak-anang.blogspot.com/2013/02/smart-solution-un-matematika-sma-2013_12.html !!
Jadi selalu tunggu update terbarunya ya!!!
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 237
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Cara Cepat Menyelesaikan Integral Tertentu.
Contoh Soal 1:
Hasil dari
4
∫ (6𝑥 2 − 8𝑥 + 3) ⅆ𝑥 = ….
2
a. 96
b. 108
c. 112
d. 116
e. 128
Pembahasan:
Langkah penyelesaian selengkapnya adalah sebagai berikut:
4 4
1 2
∫ (6𝑥 2 3
− 𝑥 + 3) ⅆ𝑥 = [2𝑥 − 𝑥 + 3𝑥]
2 2 2
1 1
= (2(4)3 − (4)2 + 3(4)) − (2(2)3 − (2)2 + 3(2))
2 2
1 1
= (2 ∙ 64 − ∙ 16 + 12) − (2 ∙ 8 − ∙ 4 + 6)
2 2
= (128 − 8 + 12) − (16 − 2 + 6)
= (132) − (20)
= 112
1 1
Maka, 𝐹(𝑏) − 𝐹(𝑎) = (2(4)3 − (4)2 + 3(4)) − (2(2)3 − (2)2 + 3(2))
2 2
1 1
= 2(4)3 − 2 (4)2 + 3(4) − 2(2)3 + 2 (2)2 − 3(2)
1 1
= 2(4)3 − 2(2)3 − (4)2 + (2)2 + 3(4) − 3(2)
2 2
1
(43 − 23 ) − ⏟
= 2⏟ (42 − 22 ) + 3 ⏟
(4 − 2)
2
selisihnya 𝑥 3 selisihnya 𝑥 2 selisihnya 𝑥
4 4
1 2
∫ (6𝑥 2 3
− 𝑥 + 3) ⅆ𝑥 = [2𝑥 − 𝑥 + 3𝑥]
2 2 2
1
= 2(43 − 23 ) − (42 − 22 ) + 3(4 − 2)
2
1
= 2(64 − 8) − (16 − 4) + 3(2)
2
1
= 2(56) − (12) + 3(2)
2
= 112 − 6 + 6
= 112
Catatan: TRIK SUPERKILAT Integral tertentu ini hanya berlaku apabila fungsi integrannya adalah fungsi aljabar.
Halaman 238 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Penjelasan detailnya langkah-langkah TRIK SUPERKILAT beserta contoh-contoh soal akan segera dilanjutkan di
http://pak-anang.blogspot.com. :)
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 239
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:
3x 1
1. Hasil dari 3x 2
2x 7 7
dx ....
3𝑥 − 1 ⅆ(3𝑥 2 − 2𝑥 + 7)
1 ∫ ⅆ𝑥 = ∫(3𝑥 − 1)(3𝑥 2
− 2𝑥 + 7)−7
A. C (3𝑥 2 − 2𝑥 + 7)7 (6𝑥 − 2)
3 3x 2 2 x 7
6
1 2 −7 2
= ∫(3𝑥 − 2𝑥 + 7) ⅆ(3𝑥 − 2𝑥 + 7)
1 2
B. C 1 1
4 3x 2 2 x 7 6 = ∙ (− ) (3𝑥 2 − 2𝑥 + 7)−6 + C
2 6
−1
1 = +C
C. C 12(3𝑥 − 2𝑥 + 7)6
2
6 3x 2 2 x 7 6
1
D. C
12 3x 2 2 x 7 6
1
E. C
12 3x 2 2 x 7 7
4 x 34 x 9
3. Hasil dari 2
6 x 9 dx ....
A.
1
10
10
4x 2 6x 9 C ∫(4𝑥 + 3)(4𝑥 2 + 6𝑥 − 9)9 ⅆ𝑥 = ∫(4𝑥 + 3)(4𝑥 2 + 6𝑥 − 9)9
ⅆ(4𝑥 2 + 6𝑥 − 9)
8𝑥 + 6
1 9
B.
1
2 x 320 C = ∫(4𝑥2 + 6𝑥 − 9) ⅆ(4𝑥2 + 6𝑥 − 9)
2
15 1 1 10
= ∙ ∙ (4𝑥2 + 6𝑥 − 9) + C
2 10
C.
1
2 x 320 C =
1 10
(4𝑥2 + 6𝑥 − 9) + C
20 20
D.
1
20
10
4x 2 6x 9 C
E.
1
30
10
4x 2 6x 9 C
2x 2
4. Hasil dari dx ....
7
2 x 3
5
5
2𝑥 2 2𝑥 2 ⅆ(2𝑥 3 − 5)
∫7 ⅆ𝑥 = ∫ 7
A.
37
2 x 3
5 C 3
√(2𝑥 3 − 5)5 √(2𝑥 3 − 5)5 (6𝑥 )
2
7 1 5
= ∫(2𝑥 3 − 5)−7 ⅆ(2𝑥 3 − 5)
B.
66
3
2 x 3
5 7
C 3
1 7 2
= ∙ (2𝑥 3 − 5)7 + C
3 2
C.
67
7
2 x 3
5 6
C 77
= √(2𝑥 3 − 5)2 + C
6
D.
77
6
2 x 3
5 2
C
E.
72
6
2 x 3
5 7
C
Halaman 240 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
4 x
2
5. Nilai dari 2
x 5 dx ....
1
2 2
33 4 1
A. ∫ (4𝑥 2 − 𝑥 + 5) ⅆ𝑥 = [ 𝑥 3 − 𝑥 2 + 5𝑥]
1 3 2 1
6 4 1 4 1
44 = ( (2)3 − (2)2 + 5(2)) − ( (1)3 − (1)2 + 5(1))
B. 3 2 3 2
6 32 4 1
= ( − 2 + 10) − ( − + 5)
55 3 3 2
C. 56 35
6 = −
3 6
65 112 − 35
D. =
6 6
77
77 =
E. 6
6
x
4
6. Nilai dari 2
2 x 2 dx ....
4 4
1
2 3 2
1 3 2
1 3 2
1
A. 12 ∫ (𝑥 − 2𝑥 + 2) ⅆ𝑥 = [3 𝑥 − 𝑥 + 2𝑥]1 = (3 (4) − (4) + 2(4)) − (3 (1) − (1) + 2(1))
1
B. 14 64 1
= ( − 16 + 8) − ( − 1 + 2)
C. 16 3 3
D. 18 64 1
= −8− −1
E. 20 3 3
= 12
3x
2
7. Nilai dari 2
3x 7 dx ....
2 2
0 3 3 3
A. 6 ∫ (3𝑥2 − 3𝑥 + 7) ⅆ𝑥 = [𝑥3 − 𝑥2 + 7𝑥] = ((2)3 − (2)2 + 7(2)) − ((0)3 − (0)2 + 7(0))
0 2 0 2 2
B. 10 = (8 − 6 + 14) − (0)
C. 13 = 16
D. 16
E. 22
2 x
3
3 2
2
8. Nilai dari 2
4 x 3 dx .... ∫ (2𝑥2 + 4𝑥 − 3) ⅆ𝑥 = [ 𝑥3 + 2𝑥2 + 3𝑥]
1 3 0
1
2 3 2
1 = ( (3) + 2(3)2 + 3(3)) − ( (1)3 + 2(1)2 + 3(1))
A. 27 3 3
3 18 2
= ( + 18 + 9) − ( + 2 + 3)
1 3 3
B. 27 18 2
2 = ( + 27) − ( + 5)
3 3
1 18 2
C. 37 = 27 − 5 + −
3 3 3
16
1 = 22 +
D. 37 3
2 1
= 22 + 5
3
1 1
E. 51 = 27
2 3
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 241
1
π
2
9. Nilai dari 2 sin 2 x 3 cos x dx ....
𝜋
0 1
2 𝜋
A. −5 ∫ (2 sin 2𝑥 − 3 cos 𝑥) ⅆ𝑥 = [− cos 2𝑥 − 3 sin 𝑥]20
0
B. −1 1
C. 0 = (− cos 𝜋 − 3 sin 𝜋) − (− cos 0 − 3 sin 0)
2
D. 1 = (1 − 3) − (−1 − 0)
E. 2 = −2 + 1
= −1
1
π
2
10. Nilai dari 3 sin 2 x cos x dx ....
0 1 1
𝜋 𝜋
2 3 2
A. −2 ∫ (3 sin 2𝑥 − cos 𝑥) ⅆ𝑥 = [− cos 2𝑥 − sin 𝑥]
0 2 0
B. −1 3 1 3
C. 0 = (− cos 𝜋 − sin 𝜋) − (− cos 0 − sin 0)
2 2 2
D. 1 3 3
E. 2 = (− − 1) − (− − 0)
2 2
=2
π
2
11. Nilai dari sin(2 x ) dx ....
𝜋 𝜋
0
2 1 2 TRIK SUPERKILAT:
𝜋 𝜋
A. −2 ∫ sin(2𝑥 − 𝜋) ⅆ𝑥 = [− cos(2𝑥 − 𝜋)]
2 2 2
B. −1 0 0 ∫ sin(2𝑥 − 𝜋) ⅆ𝑥 = ∫ − sin(2𝑥) ⅆ𝑥
1 1 0 0
C. 0 = (− cos 0) − (− cos(−𝜋)) 𝜋
2 2 1 2
D. 2 1 1 = [ cos(2𝑥)]
= (− ) − ( ) 2 0
E. 4 2 2 =1
=1
1
π
3
12. Nilai dari (sin 2 x 3 cos x) dx ....
0 1 1
𝜋 𝜋
3 1 3
3 ∫ (sin 2𝑥 + 3 cos 𝑥) ⅆ𝑥 = [− cos 2𝑥 + 3 sin 𝑥]
A. 2 3 0 2 0
4 1 1
3 = (− cos 240° + 3 sin 60°) − (− cos 0° + 3 sin 0°)
B. 3 3 2 2
4 1 1 3 1
= (− (− ) + √3) − (− + 0)
1 2 2 2 2
C. 1 2 3 1 3 1
4 = + √3 +
4 2 2
D.
2
4
1 2 3 3 3
= + √3
4 2
3
E.
3
4
1 2 3 = (1 + 2√2)
4
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Halaman 242 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
5. 4. Menghitung luas daerah dan volume benda putar dengan menggunakan integral.
Aplikasi Integral
𝑏 𝑏
𝐿 = ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 𝐿 = − ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
𝑎 𝑎 Diputar Mengelilingi Sumbu Y
𝑦
𝑦 𝑥 = 𝑓(𝑦) 𝑦
𝑥 = 𝑓(𝑦) 𝑥 = 𝑓(𝑦)
𝑑
𝑦=𝑑
𝑦=𝑑 𝑦=𝑑 2
𝑉 = 𝜋 ∫(𝑓(𝑦)) 𝑑𝑦
𝑦=𝑐
𝑦=𝑐 𝑦=𝑐
𝑥 𝑥 𝑐
𝑥
𝑑 𝑑
𝐿 = ∫ 𝑓(𝑦) 𝑑𝑦 𝐿 = − ∫ 𝑓(𝑦) 𝑑𝑦
𝑐 𝑐
Volume Benda Antara Dua Kurva
𝑦
𝑦1 = 𝑓(𝑥)
𝑦
𝑦 = 𝑓(𝑥) 𝑦2 = 𝑔(𝑥)
𝑥
𝑥
𝑥=𝑐
𝑥=𝑏
𝑥=𝑎
𝑏 𝑐 𝑥=𝑎 𝑥=𝑏
𝐿 = − ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 + ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 𝑏
𝑎 𝑏 2 2
𝑉 = 𝜋 ∫ [(𝑓(𝑥)) − (𝑔(𝑥)) ] 𝑑𝑥
𝑎
𝑦 𝑥2 = 𝑔(𝑦)
Luas Daerah Dibatasi Dua Kurva 𝑥1 = 𝑓(𝑦)
𝑦
𝑦 𝑦1 = 𝑓(𝑥) 𝑥2 = 𝑔(𝑦) 𝑥1 = 𝑓(𝑦) 𝑦=𝑑
𝑦=𝑑
𝑦2 = 𝑔(𝑥)
𝑦=𝑐 𝑦=𝑐
𝑥 𝑥 𝑥
𝑥=𝑎 𝑥=𝑏
𝑏 𝑑 𝑑
2 2
𝐿 = ∫[𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)] 𝑑𝑥 𝐿 = ∫[𝑓(𝑦) − 𝑔(𝑦)] 𝑑𝑦 𝑉 = 𝜋 ∫ [(𝑓(𝑥)) − (𝑔(𝑥)) ] 𝑑𝑥
𝑎 𝑐 𝑐
Halaman 270 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Aplikasi Integral (Luas Daerah)
Luas Daerah
Tinggi Tinggi
X X
Lebar Lebar
2 1
𝐿= × Lebar × Tinggi 𝐿= × Lebar × Tinggi
3 6
1 1
𝐿𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = 𝑎𝑏 𝐿𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = 𝑎𝑏
3 6
Y Y
(𝑎 , 𝑏) (𝑎 , 𝑏)
𝑏 𝑏
𝐷√𝐷
𝐿=
6𝑎2
𝑎 X 𝑎 X
𝐷 = 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 adalah nilai diskriminan
persamaan kuadrat: 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0.
2 1
Persamaan kuadrat tersebut diperoleh 𝐿𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 = 𝑎𝑏 𝐿𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 = 𝑎𝑏
dari persekutuan kedua kurva. 3 2
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 271
Contoh Soal 1a:
Luas daerah yang dibatasi parabola 𝑦 = 8 − 𝑥 2 dan garis 𝑦 = 2𝑥 adalah ....
a. 36 satuan luas
1
b. 41 satuan luas
3
2
c. 41 satuan luas
3
d. 46 satuan luas
2
e. 46 3 satuan luas
Pembahasan:
Sketsa grafik dari soal adalah sebagai berikut:
Y
𝑦1 = 2𝑥
Titik potong parabola dengan garis adalah:
𝑦1 = 𝑦2
⇒ 2𝑥 = 8 − 𝑥 2
⇔ 2𝑥 − (8 − 𝑥 2 ) = 0
X ⇔ 2𝑥 − 8 + 𝑥 2 = 0
⇔ 𝑥 2 + 2𝑥 − 8 = 0
⇔ (𝑥 + 4)(𝑥 − 2) = 0
𝑦2 = 8 − 𝑥 2 ⇔ 𝑥 + 4 = 0 atau 𝑥 − 2 = 0
⇔ 𝑥 = −4 atau 𝑥 = 2
Jadi rumus integral untuk mencari luas daerah adalah sebagai berikut:
2
𝐿 = ∫ [𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)] 𝑑𝑥
−4
Nah, sekarang kita menentukan 𝑓(𝑥) dan 𝑔(𝑥). Pada interval batas integrasi −4 ≤ 𝑥 ≤ 2, berlaku 𝑓(𝑥) ≥ 𝑔(𝑥).
Maka dengan melihat sketsa grafik, jelas terlihat bahwa:
𝑓(𝑥) = 8 − 𝑥 2 dan 𝑔(𝑥) = 2𝑥
Sehingga rumus integral untuk mencari luas daerah adalah sebagai berikut:
2
𝐿 = ∫ [(8 − 𝑥 2 ) − (2𝑥)] 𝑑𝑥
−4
Halaman 272 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 1b:
Luas daerah yang dibatasi parabola 𝑦 = 8 − 𝑥 2 dan garis 𝑦 = 2𝑥 adalah ....
a. 36 satuan luas
1
b. 41 satuan luas
3
2
c. 41 satuan luas
3
d. 46 satuan luas
2
e. 46 3 satuan luas
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 273
Contoh Soal 2a:
Luas daerah yang dibatasi kurva 𝑦 = 𝑥 2 , 𝑦 = 𝑥 + 2 , sumbu Y di kuadran I adalah ....
2
a. satuan luas
3
4
b. 3
satuan luas
6
c. 3
satuan luas
8
d. 3
satuan luas
10
e. 3
satuan luas
Pembahasan:
Sketsa grafik dari soal adalah sebagai berikut:
Jadi rumus integral untuk mencari luas daerah adalah sebagai berikut:
2
𝐿 = ∫ [𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)] 𝑑𝑥
0
Nah, sekarang kita menentukan 𝑓(𝑥) dan 𝑔(𝑥). Pada interval batas integrasi 0 ≤ 𝑥 ≤ 2, berlaku 𝑓(𝑥) ≥ 𝑔(𝑥).
Maka dengan melihat sketsa grafik, jelas terlihat bahwa:
𝑓(𝑥) = 𝑥 + 2 dan 𝑔(𝑥) = 𝑥 2
Sehingga rumus integral untuk mencari luas daerah adalah sebagai berikut:
2
𝐿 = ∫ [(𝑥 + 2) − (𝑥 2 )] 𝑑𝑥
0
Halaman 274 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 2b:
Luas daerah yang dibatasi kurva 𝑦 = 𝑥 2 , 𝑦 = 𝑥 + 2 , sumbu Y di kuadran I adalah ....
2
a. satuan luas
3
4
b. 3
satuan luas
6
c. 3
satuan luas
8
d. 3
satuan luas
10
e. 3
satuan luas
Jadi, kita bisa menggunakan TRIK SUPERKILAT untuk menyelesaikan soal tersebut, dengan langkah berikut:
Y Y Y
= −
4 4 4
2 2 2
2 X 2 X 2 X
2
{Luas daerah arsir} = {3 luas segiempat, alas 2 dan tinggi 4} – {luas segitiga, alas 2 dan tinggi 4 − 2 = 2}
2
𝐿𝑎𝑟𝑠𝑖𝑟 = 𝐿□ − 𝐿∆
3
2 1
= (2)(4) − (2)(2)
3 2
16
= −2
3
16 − 6
=
3
10
= satuan luas
3
Penjelasan detailnya langkah-langkah TRIK SUPERKILAT beserta contoh-contoh soal akan segera dilanjutkan di
http://pak-anang.blogspot.com. :)
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 275
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Aplikasi Integral (Volume Benda Putar)
Dibatasi Kurva
dan Garis Sumbu
𝐷 2 √𝐷
𝐿= 𝜋
30𝑎3
Halaman 276 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 1a:
Volume benda putar yang dibatasi oleh kurva 𝑦 = 𝑥 2 − 2𝑥 dan sumbu Y diputar mengelilingi sumbu X adalah ....
8
a. 𝜋 satuan volume
15
12
b. 15
𝜋 satuan volume
16
c. 15
𝜋 satuan volume
20
d. 15
𝜋 satuan volume
24
e. 15
𝜋 satuan volume
Pembahasan:
Sketsa grafik dari soal adalah sebagai berikut:
Jadi rumus integral untuk mencari volume benda putar adalah sebagai berikut:
2
𝐿 = 𝜋 ∫ [𝑓(𝑥)]2 𝑑𝑥
0
Sehingga rumus integral untuk mencari volume benda putar adalah sebagai berikut:
2
𝐿 = 𝜋 ∫ [(𝑥 2 − 2𝑥)]2 𝑑𝑥
0
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 277
Contoh Soal 1b:
Volume benda putar yang dibatasi oleh kurva 𝑦 = 𝑥 2 − 2𝑥 dan sumbu Y diputar mengelilingi sumbu X adalah ....
8
a. 𝜋 satuan volume
15
12
b. 15
𝜋 satuan volume
16
c. 15
𝜋 satuan volume
20
d. 15
𝜋 satuan volume
24
e. 15
𝜋 satuan volume
Sehingga volume benda putar bisa dihitung menggunakan rumus cepat berikut:
𝐷 2 √𝐷 (4)2 √4 16 × 2 16
𝐿= 3
𝜋 = 3
𝜋= 𝜋= 𝜋 satuan volume.
30𝑎 30(1) 15 30 15
Penjelasan detailnya langkah-langkah TRIK SUPERKILAT beserta contoh-contoh soal akan segera dilanjutkan di
http://pak-anang.blogspot.com. :)
Halaman 278 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 279
4. Volume benda putar yang terjadi bila daerah yang dibatasi oleh kurva y x 2 dan y 4 x 3 diputar 360°
Volume benda putar
mengelilingi sumbu X adalah .... 𝑏 3
Y 𝑉 = 𝜋 ∫ 𝑦12 − 𝑦22 𝑑𝑥 = 𝜋 ∫ (4𝑥 − 3)2 − (𝑥 2 )2 𝑑𝑥
11 2
A. 13 π satuan volume 𝑦 = 𝑥 𝑎 1
3
15 = 𝜋 ∫ (4𝑥 − 3)2 − (𝑥 2 )2 𝑑𝑥
1
4 3
B. 13 π satuan volume = 𝜋 ∫ (−𝑥 4 + 16𝑥 2 − 24𝑥 + 9) 𝑑𝑥
15 𝒚 1
3
= 𝒙 𝟐 1 16
11 = [− 𝑥 5 + 𝑥 3 − 12𝑥 2 + 9𝑥]
C. 12 π satuan volume − 𝟒𝒙 + 𝟑 5 3 1
15 1 5
16 3 2
= (− (3) + (3) − 12(3) + 9(3))
7 5 3
D. 12 π satuan volume 1 16
15 − (− (1)5 + (1)3 − 12(1)2 + 9(1))
5 3
4 1 3 X 243
E. 12 π satuan volume = (−
5
+ 144 − 108 + 27)
15 1 16
− (− + − 12 + 9)
5 3
216 32
𝑦 = 4𝑥 − 3 = ( )−( )
15 15
184 4
= = 12 satuan volume
15 5
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Halaman 280 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
SKL 6. Mengolah, menyajikan dan menafsirkan data, serta mampu memahami kaidah pencacahan, permutasi,
kombinasi, peluang kejadian dan mampu menerapkannya dalam pemecahan masalah.
6. 1. Menghitung ukuran pemusatan atau ukuran letak dari data dalam bentuk tabel, diagram, atau grafik.
Membaca Data
Banyak Siswa
Banyak Siswa
2008 500 600 600
2011 750 0 0
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012
2012 650 Tahun Tahun
Banyak Siswa
8 7 8
45 – 49 7 6
6 6
50 – 54 13 3
4 4
55 – 59 11 2 2
60 – 64 6 0 0
42
47
52
57
62
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
Batas Batas
−0,5 Bawah Atas +0,5
60 64
1
Tepi (60+64) Tepi
2
Bawah Atas
59,5 64,5
Nilai Tengah Kelas
62
(64,5 − 59,5)
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 281
Histogram dan Poligon Frekuensi
Histogram
14 13 14 13 14 13
12 11 12 11 12 11
10 10 10
Banyak Siswa
Banyak Siswa
Banyak Siswa
8 7 8 7 8 7
6 6 6
6 6 6
4 3 4 3 4 3
2 2 2
0 0 0
45-49
57
40-44
50-54
55-59
60-64
42
47
52
62
Berat (kg) Berat (kg) Berat (kg)
Poligon Frekuensi
Poligon Frekuensi
“Titik tengah histogram
dihubungkan dengan garis”
14
12
10
Banyak Siswa
8
6
4
2
0
42
47
52
57
62
Berat (kg)
Halaman 282 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Distribusi Kumulatif dan Ogive
Distribusi Kumulatif
Ogive
45 45
40 40
Frekuensi Kunulatif
Frekuensi Kunulatif
35 35
30 30
25 25
20 20
15 15
10 10
5 5
0 0
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 283
Ukuran Pemusatan
Data Tunggal
Rata-rata dari 2, 5, 6, 3, 5, 4, 7, 8 Nilai tengah dari data Frekuensi dari setiap data:
adalah: 6, 9, 3, 9, 4 adalah:
Data 3 4 5 6 7 8
Rata-rata adalah jumlah nilai Terdapat 5 buah data (𝑛 = 5), Frekuensi 2 1 3 1 1 2
dibagi dengan banyaknya data. artinya jumlah data ganjil.
Atau dengan mengurutkan data:
Hitung jumlah dari semua data Jangan lupa, data harus diurutkan 3, 3, 4, 5, 5, 5, 6, 7, 8, 8
lalu bagi dengan banyaknya data. terlebih dahulu dari kecil ke besar.
Karena data 5 muncul 3 kali,
∑𝑥𝑖 3, 4, 6, 9, 9 maka nilai modus = 5
𝑥̅ =
𝑛
2+5+6+3+5+4+7+8 𝑀𝑒 = 𝑥5+1
= 2
8 = 𝑥6 Modus dari data berikut
40
= 2 7, 6, 8, 5, 9, 8, 6, 8, 6, 4 adalah:
8 = 𝑥3
=5
=6 Frekuensi dari setiap data:
Data 4 5 6 7 8 9
∑𝑑𝑖 Frekuensi 1 1 3 1 3 1
𝑥̅ = 𝑥̅𝑠 + 𝑥𝑛 + 𝑥𝑛
𝑛 𝑀𝑒 = 2 2
+1
, untuk 𝑛 genap
dimana, 𝑑𝑖 = (𝑥𝑖 − 𝑥̅𝑠 ) 2 Atau dengan mengurutkan data:
𝑥̅𝑠 = rataan sementara 4, 5, 6, 6, 6, 7, 8, 8, 8, 9
Nilai tengah dari data
Rata-rata dari 2, 5, 6, 3, 5, 4, 7, 8 7, 2, 9, 8, 5, 4 adalah: Perhatikan, karena data 6 dan 8
adalah: sama-sama muncul 3 kali,
Terdapat 6 buah data (𝑛 = 6), maka modus = 6 dan 8
Misal kita memilih nilai rata-rata artinya jumlah data genap.
sementara adalah 𝑥̅𝑠 = 5,
maka 𝑑𝑖 = 𝑥𝑖 − 5. Jangan lupa, data harus diurutkan Modus dari data berikut
Artinya semua data dikurangi 5. terlebih dahulu dari kecil ke besar. 7, 6, 4, 6, 5, 8, 8, 5, 4, 7 adalah:
Halaman 284 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Ukuran Pemusatan
Data Berkelompok
∑𝑓𝑖 𝑥𝑖 1 𝑎
𝑥̅ = 𝑛 − 𝑓𝑘 𝑀𝑜 = 𝑇𝑏 + ( )∙𝑝
∑𝑓𝑖 𝑀𝑒 = 𝑇𝑏 + (2 )∙𝑝 𝑎+𝑏
𝑓𝑀𝑒
Data 𝒇𝒊 𝑥𝑖 𝒇𝒊 𝒙𝒊 Data 𝒇𝒊
40 – 44 3 42 126 𝒇𝒌 40 – 44 3
Data 𝒇𝒊 Data ≤ 45 – 49 7 𝒂 = 𝟏𝟑 − 𝟕 = 𝟔
45 – 49 7 47 329
50 – 54 13 52 676 40 – 44 3 ≤ 44,5 3 50 – 54 13
55 – 59 11 57 627 45 – 49 7 ≤ 𝟒𝟗, 𝟓 10 55 – 59 11 𝒃 = 𝟏𝟑 − 𝟏𝟏 = 𝟐
60 – 64 6 62 372 23 60 – 64 6
50 – 54 13 ≤ 54,5
Jumlah 40 2130 55 – 59 11 ≤ 59,5 34
Modus terletak pada
60 – 64 6 ≤ 64,5 40 kelas interval yang memuat data
∑𝒇𝒊 𝒙𝒊 𝟐𝟏𝟑𝟎 Jumlah 40 dengan jumlah frekuensi terbesar.
𝑥̅ = =
∑𝒇𝒊 𝟒𝟎
10 Jumlah data sebanyak 𝒏 = 𝟒𝟎, Data dengan jumlah frekuensi
= 53 terbesar yaitu sebanyak 13 data
40 𝟏
sehingga diperoleh 𝟐 𝒏 = 𝟐𝟎.
= 53,25 terletak pada kelas interval ke-3.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 285
Ukuran Letak
Data Berkelompok
𝑖 𝑖 𝑖
𝑛 − 𝑓𝑘 𝑛 − 𝑓𝑘 𝑛 − 𝑓𝑘
𝑄𝑖 = 𝑇𝑏 + ( 4 )∙𝑝 𝐷𝑖 = 𝑇𝑏 + ( 10 )∙𝑝 𝑃𝑖 = 𝑇𝑏 + ( 100 )∙𝑝
𝑓𝑄 𝑓𝐷 𝑓𝑃
𝑖 𝑖 𝑖
𝒇𝒌 𝒇𝒌 𝒇𝒌
Data 𝒇𝒊 Data ≤ Data 𝒇𝒊 Data ≤ Data 𝒇𝒊 Data ≤
40 – 44 3 ≤ 44,5 3 40 – 44 3 ≤ 44,5 3 40 – 44 3 ≤ 44,5 3
45 – 49 7 ≤ 49,5 10 45 – 49 7 ≤ 49,5 10 45 – 49 7 ≤ 49,5 10
50 – 54 13 ≤ 𝟓𝟒, 𝟓 23 50 – 54 13 ≤ 𝟓𝟒, 𝟓 23 50 – 54 13 ≤ 𝟓𝟒, 𝟓 23
55 – 59 11 ≤ 59,5 34 55 – 59 11 ≤ 59,5 34 55 – 59 11 ≤ 59,5 34
60 – 64 6 ≤ 64,5 40 60 – 64 6 ≤ 64,5 40 60 – 64 6 ≤ 64,5 40
Jumlah 40 Jumlah 40 Jumlah 40
Misal ditanyakan nilai 𝑄3 = ? Misal ditanyakan nilai 𝐷7 = ? Misal ditanyakan nilai 𝑃75 = ?
Jumlah data sebanyak 𝒏 = 𝟒𝟎, Jumlah data sebanyak 𝒏 = 𝟒𝟎, Jumlah data sebanyak 𝒏 = 𝟒𝟎,
𝟑 𝟕 𝟕𝟓
sehingga diperoleh 𝟒 𝒏 = 𝟑𝟎. sehingga diperoleh 𝟏𝟎 𝒏 = 𝟐𝟖. sehingga diperoleh 𝟏𝟎𝟎 𝒏 = 𝟑𝟎.
Jadi, letak kelas 𝑄3 yaitu Jadi, letak kelas 𝐷7 yaitu Jadi, letak kelas 𝑃75 yaitu
pada kelas interval 55 – 59, pada kelas interval 55 – 59, pada kelas interval 55 – 59,
dengan panjang interval 5, dengan panjang interval 5, dengan panjang interval 5,
serta memiliki frekuensi 11 serta memiliki frekuensi 11 serta memiliki frekuensi 11
dan nilai tepi bawahnya 54,5. dan nilai tepi bawahnya 54,5. dan nilai tepi bawahnya 54,5.
𝟑 𝟕 𝟕𝟓
𝒏 − 𝒇𝒌 𝒏 − 𝒇𝒌 𝒏 − 𝒇𝒌
𝑄3 = 𝑇𝑏 + (𝟒 )∙𝒑 𝐷7 = 𝑇𝑏 + ( 𝟏𝟎 )∙𝒑 𝑃75 = 𝑇𝑏 + ( 𝟏𝟎𝟎 )∙𝒑
𝒇𝑸 𝒇𝑫 𝒇𝑷𝟕𝟓
𝟑 𝟕
𝟑𝟎 − 𝟐𝟑 𝟐𝟖 − 𝟐𝟑 𝟑𝟎 − 𝟐𝟑
= 𝟓𝟒, 𝟓 + ( )∙𝟓 = 𝟓𝟒, 𝟓 + ( )∙𝟓 = 𝟓𝟒, 𝟓 + ( )∙𝟓
𝟏𝟏 𝟏𝟏 𝟏𝟏
35 25 35
= 54,5 + = 54,5 + = 54,5 +
11 11 11
= 54,5 + 3,18 = 54,5 + 2,27 = 54,5 + 3,18
= 57,68 = 56,77 = 57,68
Halaman 286 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Statistika (Mean data berkelompok)
Cara cepat dan memahami ukuran pemusatan data adalah memahami terlebih dahulu konsep dasar dari mean.
Mean atau nilai rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan semua nilai lalu dibagi dengan banyaknya data.
Data 𝒇𝒊 𝑥𝑖 𝒇𝒊 𝒙𝒊 𝒇𝒊 𝑥𝑖 𝒅𝒊 𝒇𝒊 𝒅𝒊 𝒇𝒊 𝑥𝑖 𝒖𝒊 𝒇𝒊 𝒖𝒊
40 – 44 3 42 126 3 42 −10 −30 3 42 −2 −6
45 – 49 7 47 329 7 47 −5 −35 7 47 −1 −7
50 – 54 13 52 676 13 52 0 0 13 52 0 0
55 – 59 11 57 627 11 57 5 55 11 57 1 11
60 – 64 6 62 372 6 62 10 60 6 62 2 12
Jumlah 40 2130 40 Jumlah 50 40 Jumlah 10
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 287
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Statistika (Modus data berkelompok)
Untuk data berbentuk tabel, letak modus adalah kelas interval data dengan frekuensi terbanyak,
Atau untuk data berbentuk histogram, letak modus adalah kelas interval dengan batang yang paling tinggi.
Tabel Distribusi
Histogram
Frekuensi
Berat 14 13
Banyak Siswa 11
(kg) 12
10
40 – 44 3
Banyak Siswa
8 7
45 – 49 7 6
6
50 – 54 13 3
4
55 – 59 11 2
60 – 64 6 0
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
Berat (kg)
Nah, konsep modus adalah perpotongan dari dua garis berikut pada histogram:
Tabel Distribusi
Histogram
Frekuensi
Berat 14 13
Banyak Siswa 11
(kg) 12
10
40 – 44 3
Banyak Siswa
8 7
45 – 49 7 6
6
50 – 54 13 3
4
55 – 59 11 2
60 – 64 6 0
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
Halaman 288 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Statistika (Median data berkelompok)
Median adalah nilai tengah dari data terurut, maka otomatis kita harus mengurutkan data terlebih dahulu.
Pada data berkelompok, untuk mengurutkan data dapat dilakukan dengan membuat tabel distribusi frekuensi
kumulatif kurang dari. Dan secara grafik juga bisa ditentukan dengan menggambar kurva ogive positif.
Perhatikan tabel distribusi frekuensi, frekuensi kumulatif kurang dari, dan ogive positif di bawah ini:
Frekuensi Kunulatif
35
40 – 44 3 ≤ 44,5 3 3 30
25
45 – 49 7 ≤ 49,5 3+7 10
20
50 – 54 13 ≤ 𝟓𝟒, 𝟓 3+7+13 23 15
55 – 59 11 ≤ 59,5 3+7+13+11 34 10
5
60 – 64 6 ≤ 64,5 3+7+13+11+13 40 0
Letak
Median Berat (kg)
1
Misalkan terdapat data sebanyak 𝑛 buah, maka letak median adalah pada data ke - 2 𝑛.
1
Karena banyakya data adalah 40 buah, maka 𝑛 = 40, sehingga data ke – 2 𝑛 adalah terletak pada urutan ke-20.
35
𝟏
40 – 44 3 ≤ 44,5 3 3 30 𝑛
𝟐
25
45 – 49 7 ≤ 49,5 3+7 10
20
50 – 54 13 ≤ 54,5 3+7+13 23 15
55 – 59 11 ≤ 59,5 3+7+13+11 34 10 𝟏
𝑛
5 𝟐
60 – 64 6 ≤ 64,5 3+7+13+11+13 40 0
Letak
Median Berat (kg)
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 289
Kesimpulan akhir TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Modus dan Median Data Berkelompok
Setelah kita mempelajari konsep dasar dari cara menentukan nilai modus dan median untuk data berkelompok
pada halaman sebelumnya, kini saatnya kita merangkum TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS dalam
memperkuat konsep dasar Modus dan Median untuk data berkelompok tersebut ke dalam sebuah rangkaian
konsep TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS yang mudah dimengerti yang disusun dalam tabel di bawah
ini:
Modus Median
Ukuran Pemusatan, khususnya nilai Modus dan Median untuk data berkelompok,
keduanya sebenarnya memiliki konsep awal yang sama.
TRIK
“Tepi bawah ditambah sebagian dari panjang interval”
SUPERKILAT
Modus Median
Untuk Modus, nilai perbandingan Untuk Median, nilai perbandingan
tersebut adalah selisih frekuensi kelas tersebut adalah selisih antara letak
1
modus dengan kelas sebelum modus median ( 𝑛) dengan frekuensi
2
dibagi jumlah dari selisih frekuensi kelas kumulatif sebelum kelas median dibagi
modus dengan kelas sebelum dan dengan frekuensi kelas median itu
sesudah modus. sendiri.
Perbedaan
𝟏
𝒂 𝒏 − 𝒇𝒌
( ) ( 𝟐 )
𝒂+𝒃 𝒇𝑴𝒆
*) **)
TRIK atas letak median − 𝒇𝒌
( ) ( )
SUPERKILAT atas + bawah 𝒇𝑴𝒆
*) Catatan: Biasanya tabel distribusi frekuensi disusun dari data terkecil ke terbesar.
Jadi 𝒂 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas di atasnya.
Jadi 𝒃 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas di bawahnya.
1
**) Catatan: Letak median adalah setengah dari banyak data ( 𝑛).
2
Halaman 290 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Ukuran Letak Data Berkelompok (Median, Kuartil, Desil dan Persentil)
Ukuran Letak dari data berkelompok memiliki konsep yang sama persis dengan median data berkelompok.
Ya!!!! Karena median adalah ukuran letak yang membagi data terurut menjadi dua bagian sama besar..
Median adalah ukuran letak yang membagi data menjadi 2 bagian yang sama besar.
Nah, Kuartil adalah ukuran letak yang membagi data menjadi 4 bagian yang sama besar.
Sementara, Desil adalah ukuran letak yang membagi data menjadi 10 bagian yang sama besar.
Nah, Persentil adalah ukuran letak yang membagi data menjadi 100 bagian yang sama besar.
Ukuran Letak untuk data berkelompok tersebut dapat disusun ke dalam sebuah konsep TRIK SUPERKILAT dan
LOGIKA PRAKTIS yang mudah dimengerti yang disusun dalam tabel di bawah ini:
Persamaan 𝐋𝐞𝐭𝐚𝐤
− 𝒇𝒌 𝐋𝐞𝐭𝐚𝐤
− 𝒇𝒌
𝐌𝐞𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐔𝐋
𝑀𝑒 = 𝑇𝑏 + ( )𝑝 𝑈𝐿 = 𝑇𝑏 + ( )𝑝
𝒇Median 𝒇UL
TRIK
“(Median 2), (Kuartil 4), (Desil 10), (Persentil 100)”
SUPERKILAT
Notasi 𝑀𝑒 𝑄𝑖 𝐷𝑖 𝑃𝑖
Membagi 𝑛 data
terurut menjadi
𝑘 bagian yang
𝑘=1 𝑘=4 𝑘 = 10 𝑘 = 100
sama besar
𝒊
𝒏 − 𝒇𝒌
Rumus Dasar 𝑼𝑳𝒊 = 𝑻𝒃 + ( 𝒌 )𝒑
𝒇𝑼𝑳 𝒊
𝟏 𝒊 𝒊 𝒊
𝒏 − 𝒇𝒌 𝒏 − 𝒇𝒌 𝒏 − 𝒇𝒌 𝒏 − 𝒇𝒌
Perbedaan ( 𝟐 ) ( 𝟒 ) ( 𝟏𝟎 ) ( 𝟏𝟎𝟎 )
𝒇𝑴𝒆 𝒇𝑸𝒊 𝒇𝑫𝒊 𝒇𝑷𝒊
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 291
Tipe Soal yang Sering Muncul
Menentukan ukuran pemusatan dan ukuran letak dari data berbentuk tabel.
Contoh Soal:
Perhatikan tabel di bawah ini:
Frekuensi
Data
(𝒇𝒊 )
45 – 49 7
50 – 54 15
55 – 59 18
60 – 64 11
65 – 69 9
Jumlah 60
Penyelesaian:
Untuk mencari nilai mean atau nilai rata-rata, maka kita harus menentukan:
- Nilai tengah (𝑥𝑖 = {47, 52, 57, 62, 67})
- Panjang kelas interval (𝑝 = 5)
- Nilai rata-rata sementara / rata-rata dugaan (𝑥̅𝑠 = 57)
TRIK SUPERKILAT: menentukan 𝑥̅𝑠 , dipilih kelas interval yang berada di tengah-tengah.
Mudah bukan?!
Halaman 292 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Mencari nilai modus:
Frekuensi
Data
(𝒇𝒊 )
45 – 49 7
50 – 54 15 𝒂 = 𝟏𝟖 − 𝟏𝟓 = 𝟑
55 – 59 18
60 – 64 11 𝒃 = 𝟏𝟖 − 𝟏𝟏 = 𝟕
65 – 69 9
Jumlah 60
Mudah bukan?!
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 293
Mencari nilai median:
Frekuensi
Data 𝒇𝒌
(𝒇𝒊 )
45 – 49 7 7
50 – 54 15 22
55 – 59 18 40
60 – 64 11 51
65 – 69 9 60
Jumlah 60
Mudah bukan?!
Halaman 294 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Mencari nilai Kuartil ke-tiga (𝑸𝟑 ):
Frekuensi
Data 𝒇𝒌
(𝒇𝒊 )
45 – 49 7 7
50 – 54 15 22
55 – 59 18 40
60 – 64 11 51
65 – 69 9 60
Jumlah 60
Mudah bukan?!
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 295
Mencari nilai Desil ke-empat (𝑫𝟒 ):
Frekuensi
Data 𝒇𝒌
(𝒇𝒊 )
45 – 49 7 7
50 – 54 15 22
55 – 59 18 40
60 – 64 11 51
65 – 69 9 60
Jumlah 60
Mudah bukan?!
Halaman 296 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Mencari nilai Persentil ke-26 (𝑷𝟐𝟔 ):
Frekuensi
Data 𝒇𝒌
(𝒇𝒊 )
45 – 49 7 7
50 – 54 15 22
55 – 59 18 40
60 – 64 11 51
65 – 69 9 60
Jumlah 60
Mudah bukan?!
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 297
Menentukan ukuran pemusatan dan ukuran letak dari data berbentuk diagram (Histogram)
Untuk menyelesaikan soal dengan bentuk data diagram atau histogram, maka kita harus mengenali dulu label
pada sumbu X histogram tersebut. Secara umum ada 3 jenis histogram berdasarkan label pada sumbu X:
14 13 14 13 14 13
12 11 12 11 12 11
10 10 10
Banyak Siswa
Banyak Siswa
Banyak Siswa
8 7 8 7 8 7
6 6 6
6 6 6
4 3 4 3 4 3
2 2 2
0 0 0
45-49
57
40-44
50-54
55-59
60-64
42
47
52
62
Berat (kg) Berat (kg) Berat (kg)
Contoh Soal:
Perhatikan gambar berikut:
f
10
9
7
6
5
Nilai
134,5 139,5 144,5 149,5 154,5 159,5 164,5
Penyelesaian:
Ubah dulu histogram menjadi data tabel distribusi frekuensi.
f
10 Nilai 𝒇 𝒇𝒌
9
135 – 139 3 3
7 140 – 144 5 8
6 145 – 149 7 15
5 150 – 154 10 25
3
155 – 159 9 34
160 – 164 6 40
Jumlah 40
Nilai
134,5 139,5 144,5 149,5 154,5 159,5 164,5
Mudah bukan?!
Halaman 298 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menentukan ukuran pemusatan dan ukuran letak dari data berbentuk diagram (Poligon)
Untuk menyelesaikan soal dengan bentuk data poligon frekuensi, maka kita harus mengenali dulu label pada
sumbu X. Secara umum label pada sumbu X pada poligon frekuensi adalah nilai tengah dari histogram.
Poligon Frekuensi
“Titik tengah histogram
dihubungkan dengan garis”
14
12
10
Banyak Siswa
8
6
4
2
0
42
47
52
57
62
Berat (kg)
Contoh Soal:
Berikut ini poligon frekuensi dari data berat badan siswa kelas XII A.
Frekuensi
9
6
5
4
3
32 37 42 47 52 57
Berat badan (kg)
Modus berat badan siswa …. kg
Penyelesaian:
Ubah dulu poligon frekuensi menjadi data tabel distribusi frekuensi.
32+37
Frekuensi Tepi antara 32 dan 37 adalah nilai tengah antara 32 dan 37 = = 34,5
2
9
Nilai 𝒇
30 – 34 3
6 35 – 39 9
5 40 – 44 6
4 45 – 49 5
3
50 – 54 4
55 – 59 3
32 37 42 47 52 57
Berat badan (kg)
Mudah bukan?!
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 299
Menentukan ukuran pemusatan dan ukuran letak dari data berbentuk grafik (Ogive).
Untuk menyelesaikan soal dengan bentuk data ogive, maka kita harus mengenali dulu label pada sumbu X dan Y.
Secara umum label pada sumbu X pada ogive adalah nilai tepi bawah atau atas dari kelas interval.
Secara umum label pada sumbu X pada ogive adalah nilai frekuensi kumulatif.
45 45
40 40
Frekuensi Kunulatif
Frekuensi Kunulatif
35 35
30 30
25 25
20 20
15 15
10 10
5 5
0 0
Contoh Soal:
Data nilai ulangan Matematika siswa kelas XIIB disajikan dalam bentuk ogive positif sebagai berikut:
𝒇𝒌 ≤
40
35
20
10
4
Nilai
0,5 20,5 40,5 60,5 80,5 100,5
Penyelesaian:
Ubah dulu ogive menjadi data tabel distribusi frekuensi.
𝒇𝒌 ≤
40
35
Nilai Cara mencari 𝒇 𝒇 𝒇𝒌
1 – 20 4−0=4 4 4
21 – 40 10 − 4 = 6 6 10
41 – 60 20 − 10 = 10 10 20
20
61 – 80 35 − 20 = 15 15 35
81 – 100 40 − 35 = 5 5 40
10
Jumlah 40
4
Nilai
0,5 20,5 40,5 60,5 80,5 100,5
Mudah bukan?!
Halaman 300 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Penjelasan detailnya langkah-langkah TRIK SUPERKILAT beserta contoh-contoh soal akan segera dilanjutkan di
http://pak-anang.blogspot.com. :)
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 301
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Halaman 302 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
6. 2. Menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menggunakan kaidah pencacahan, permutasi atau kombinasi.
Kaidah Pencacahan
Aturan Perkalian
𝑚 𝑛 𝑚×𝑛
Faktorial
“Perkalian Bilangan Urut”
𝑛! = 𝑛 × (𝑛 − 1) × (𝑛 − 2) × … × 3 × 2 × 1
Catatan: 1! = 1 dan 0! = 1
Permutasi Kombinasi
“Perhatikan Urutan” “Urutan Tidak Diperhatikan”
𝑛! 𝑛!
𝑛 𝑃𝑟 = 𝑛 𝐶𝑟 =
(𝑛 − 𝑟)! 𝑟! (𝑛 − 𝑟)!
Catatan: 𝑟 ≤ 𝑛 Catatan: 𝑟 ≤ 𝑛
𝑛! 𝑛 𝑃𝑟
𝑛 𝑃(𝑘,ℓ,𝑚) = 𝑛 𝐶𝑟 =
𝑘! ℓ! 𝑚! 𝑟!
Permutasi Siklis
“Posisi Melingkar”
𝑃𝑠𝑖𝑘𝑙𝑖𝑠 = (𝑛 − 1)!
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 303
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Menyusun Rumus Permutasi.
Cara paling mudah untuk menyusun rumus permutasi adalah menggunakan definisi aslinya.
Di sekolah mungkin adik-adik diberikan rumus permutasi seperti dituliskan pada halaman sebelumnya, yaitu:
𝑛!
𝑛 𝑃𝑟 =
(𝑛 − 𝑟)!
𝑛 𝑃𝑟 = 𝑛 × (𝑛 − 1) × (𝑛 − 2) × … × (𝑛 − 𝑟 + 1)
Rumus tersebut adalah pengembangan dari aturan perkalian dalam menyusun banyak 𝑟 unsur berbeda yang
bisa dibuat dari 𝑛 unsur.
Sehingga dari aturan perkalian diperoleh banyaknya cara menyusun 3 unsur berbeda dari 5 unsur adalah:
5 × 4 × 3 = 60 cara.
Dari sini jelas bahwa rumus permutasi 3 unsur berbeda dari 5 unsur adalah:
5 × 4 × 3 = “perkalian mundur dimulai dari bilangan 5 sebanyak 3 faktor”
Di suatu kelas terdapat 12 siswa. Banyak cara memilih ketua, wakil ketua, dan sekretaris dari 12 siswa
dalam suatu kelas tersebut adalah sebanyak …. cara.
Karena kita menyusun 3 siswa dari keseluruhan 12 siswa dengan memperhatikan urutan, maka digunakan
konsep permutasi 12 𝑃3.
Mudah bukan?!
Halaman 304 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Menyusun Rumus Kombinasi.
Cara paling mudah untuk menyusun rumus kombinasi adalah menggunakan definisi aslinya.
Di sekolah mungkin adik-adik diberikan rumus kombinasi seperti dituliskan pada halaman sebelumnya, yaitu:
𝑛!
𝑛 𝐶𝑟 =
𝑟! (𝑛 − 𝑟)!
𝑛 𝐶𝑟
𝑛 𝐶𝑟 =
𝑟!
Di suatu kelas terdapat 12 siswa. Banyak cara memilih 3 siswa dari 12 siswa dalam suatu kelas tersebut
adalah sebanyak …. cara.
Karena kita menyusun 3 siswa dari keseluruhan 12 siswa dengan tanpa memperhatikan urutan, maka
digunakan konsep kombinasi 12 𝐶3 .
Mudah bukan?!
𝒏 𝑪𝒓 = 𝒏 𝑪(𝒏−𝒓)
Jadi,
10 × 9 × 8 perkalian mundur 3 angka terakhir dari 10
10 𝐶7 = 10 𝐶3 = ( )
1×2×3 perkalian maju 3 angka terdepan
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 305
Tipe Soal yang Sering Muncul
Menentukan kaidah pencacahan menggunakan aturan perkalian.
Contoh Soal 1:
Dari angka-angka: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 akan disusun suatu bilangan yang terdiri dari 3 angka yang boleh
berulang. Banyak bilangan yang dapat disusun adalah ….
Penyelesaian:
Karena bilangan yang akan disusun terdiri dari 3 angka, maka terdapat aturan sebagai berikut:
Angka ratusan : dapat dipilih sebanyak 7 cara, yaitu diisi dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7.
Angka puluhan : dapat dipilih sebanyak 7 cara, yaitu diisi dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7.
Angka satuan : dapat dipilih sebanyak 7 cara, yaitu diisi dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7.
7 7 7
Jadi banyaknya bilangan yang terdiri atas 3 angka boleh berulang adalah: 7 × 7 × 7 = 343 buah.
Contoh Soal 2:
Dari angka-angka: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 akan disusun suatu bilangan yang terdiri dari 3 angka yang boleh
berulang. Banyak bilangan yang dapat disusun adalah ….
Penyelesaian:
Karena bilangan yang akan disusun terdiri dari 3 angka, maka terdapat aturan sebagai berikut:
Angka ratusan : dapat dipilih sebanyak 6 cara, yaitu diisi dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, karena tidak
mungkin ada angka ratusan 0. Biasanya bilangan 012 hanya ditulis 12 gitu aja.
Angka puluhan : dapat dipilih sebanyak 7 cara, yaitu diisi dengan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6.
Angka satuan : dapat dipilih sebanyak 7 cara, yaitu diisi dengan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6.
6 7 7
Jadi banyaknya bilangan yang terdiri atas 3 angka boleh berulang adalah: 6 × 7 × 7 = 294 buah.
Halaman 306 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 3:
Dari angka-angka: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 akan disusun suatu bilangan genap yang terdiri dari 3 angka yang boleh
berulang. Banyak bilangan yang dapat disusun adalah ….
Penyelesaian:
Karena bilangan yang akan disusun terdiri dari 3 angka, maka terdapat aturan sebagai berikut:
Angka satuan : karena ada syarat bilangan harus genap maka angka satuan hanya dapat dipilih
sebanyak 4 cara saja, yaitu diisi dengan angka 0, 2, 4, 6.
Angka puluhan : dapat dipilih 7 angka, yaitu angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6.
Angka ratusan : dapat dipilih sebanyak 6 cara, yaitu diisi dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, karena tidak
mungkin ada angka ratusan 0. Biasanya bilangan 012 hanya ditulis 12 gitu aja.
6 7 4
Jadi banyaknya bilangan terdiri atas 3 angka boleh berulang lebih dari 320 adalah: 6 × 7 × 4 = 168 buah.
Contoh Soal 4:
Dari angka-angka: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 akan disusun suatu bilangan ganjil yang terdiri dari 3 angka yang boleh
berulang. Banyak bilangan yang dapat disusun adalah ….
Penyelesaian:
Karena bilangan yang akan disusun terdiri dari 3 angka, maka terdapat aturan sebagai berikut:
Angka satuan : karena ada syarat bilangan harus ganjil maka angka satuan hanya dapat dipilih
sebanyak 3 cara saja, yaitu diisi dengan angka 1, 3, 5.
Angka puluhan : dapat dipilih 7 angka, yaitu angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6.
Angka ratusan : dapat dipilih sebanyak 6 cara, yaitu diisi dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, karena tidak
mungkin ada angka ratusan 0. Biasanya bilangan 012 hanya ditulis 12 gitu aja.
6 7 3
Jadi banyaknya bilangan terdiri atas 3 angka boleh berulang lebih dari 320 adalah: 6 × 7 × 3 = 126 buah.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 307
Contoh Soal 5:
Dari angka-angka: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 akan disusun suatu bilangan yang terdiri dari 3 angka yang boleh
berulang. Banyak bilangan yang dapat disusun lebih dari 300 adalah ….
Penyelesaian:
Karena bilangan yang akan disusun terdiri dari 3 angka lebih dari 300, maka terdapat aturan sebagai
berikut:
Angka ratusan : karena ada syarat harus lebih dari 300 maka angka ratusan hanya dapat dipilih
sebanyak 4 cara, yaitu diisi dengan angka 3, 4, 5, 6.
Angka puluhan : dapat dipilih sebanyak 7 cara, yaitu dapat diisi dengan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6.
Angka satuan : dapat dipilih sebanyak 7 cara, yaitu dapat diisi dengan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6.
4 7 7
Jadi banyaknya bilangan terdiri atas 3 angka boleh berulang lebih dari 300 adalah: 4 × 7 × 7 = 196 buah.
Contoh Soal 6:
Dari angka-angka: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 akan disusun suatu bilangan yang terdiri dari 3 angka yang boleh
berulang. Banyak bilangan yang dapat disusun lebih dari 320 adalah ….
Penyelesaian:
Bilangan lebih dari 320, artinya kita harus memecah menjadi dua bagian, yaitu:
- Bilangan ratusan dengan angka ratusan 3, yang bilangan puluhannya harus lebih dari 20.
- Bilangan ratusan dengan angka ratusan selain 3.
Untuk bilangan ratusan dengan angka ratusan 3, yang bilangan puluhannya harus lebih dari 20. maka
terdapat aturan sebagai berikut:
Angka ratusan : angka ratusan hanya dapat dipilih sebanyak 1 cara saja, yaitu diisi angka 3 saja.
Angka puluhan : dapat dipilih sebanyak 5 cara saja, yaitu dapat diisi dengan angka 2, 3, 4, 5, 6.
Angka satuan : dapat dipilih sebanyak 7 cara, yaitu dapat diisi dengan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6.
1 5 7
Untuk bilangan ratusan dengan angka ratusan selain 3, maka terdapat aturan sebagai berikut:
Angka ratusan : dapat dipilih sebanyak 3 cara saja, yaitu diisi dengan angka 4, 5, dan 6 saja.
Angka puluhan : dapat dipilih sebanyak 7 cara, yaitu dapat diisi dengan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6.
Angka satuan : dapat dipilih sebanyak 7 cara, yaitu dapat diisi dengan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6.
3 7 7
Jadi banyaknya bilangan terdiri atas 3 angka boleh berulang lebih dari 320 adalah:
(1 × 5 × 7) + (3 × 7 × 7) = 35 + 147 = 182 buah.
Halaman 308 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 7:
Dari angka-angka: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 akan disusun suatu bilangan yang terdiri dari 3 angka dengan tidak
angka yang boleh berulang. Banyak bilangan yang dapat disusun adalah ….
Penyelesaian:
Karena bilangan yang akan disusun terdiri dari 3 angka, maka terdapat aturan sebagai berikut:
Angka ratusan : dapat dipilih sebanyak 7 cara, yaitu diisi dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7.
Misal kita pilih angka 1 sebagai angka ratusan.
Angka puluhan : angka puluhan hanya dapat diisi dengan angka selain angka 1 yang sudah digunakan
sebagai angka ratusan.
Jadi angka puluhan hanya dapat dipilih sebanyak 6 cara, yaitu diisi dengan angka 2,
3, 4, 5, 6, 7.
Misal kita pilih angka 2 sebagai angka puluhan.
Angka satuan : angka satuan hanya dapat diisi dengan angka selain angka 1 yang sudah digunakan
sebagai angka ratusan, dan angka 2 yang digunakan sebagai angka puluhan.
Jadi angka satuan hanya dapat dipilih sebanyak 5 cara, yaitu diisi dengan angka 3, 4,
5, 6, 7 saja.
7 6 5
Jadi banyaknya bilangan yang terdiri atas 3 angka tidak boleh berulang adalah: 7 × 6 × 5 = 210 buah.
Contoh Soal 8:
Dari angka-angka: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 akan disusun suatu bilangan yang terdiri dari 3 angka dengan tidak
angka yang boleh berulang. Banyak bilangan yang dapat disusun adalah ….
Penyelesaian:
Karena bilangan yang akan disusun terdiri dari 3 angka, maka terdapat aturan sebagai berikut:
Angka ratusan : dapat dipilih sebanyak 6 cara, yaitu diisi dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, karena tidak
mungkin ada angka ratusan 0. Biasanya bilangan 012 hanya ditulis 12 gitu aja.
Misal kita pilih angka 1 sebagai angka ratusan
Angka puluhan : angka puluhan hanya dapat diisi dengan angka selain angka 1 yang sudah digunakan
sebagai angka ratusan.
Jadi angka puluhan hanya dapat dipilih sebanyak 6 cara, yaitu diisi dengan angka 0,
2, 3, 4, 5, 6.
Misal kita pilih angka 2 sebagai angka puluhan.
Angka satuan : angka satuan hanya dapat diisi dengan angka selain angka 1 yang sudah digunakan
sebagai angka ratusan, dan angka 2 yang digunakan sebagai angka puluhan.
Jadi angka satuan hanya dapat dipilih sebanyak 5 cara, yaitu diisi dengan angka 0, 3,
4, 5, 6 saja.
6 6 5
Jadi banyaknya bilangan yang terdiri atas 3 angka tidak boleh berulang adalah: 6 × 6 × 5 = 180 buah.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 309
Contoh Soal 9:
Dari angka-angka: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 akan disusun suatu bilangan genap yang terdiri dari 3 angka dengan
tidak angka yang boleh berulang. Banyak bilangan yang dapat disusun adalah ….
Penyelesaian:
Bilangan genap dan tersedia angka 0 (nol), artinya kita harus memecah menjadi dua bagian, yaitu:
- Bilangan genap dengan angka 0 (nol) berada di posisi angka satuan.
- Bilangan genap dengan angka genap selain 0 (nol) berada di posisi angka satuan.
Untuk bilangan genap dengan angka 0 (nol) berada di posisi angka satuan, maka terdapat aturan sebagai
berikut:
Angka satuan : karena angka satuan sudah pasti 0 (nol) maka angka satuan hanya dapat dipilih
sebanyak 1 cara saja, yaitu diisi dengan angka 0 saja.
Angka puluhan : dapat dipilih 6 angka, yaitu angka 1, 2, 3, 4, 5, 6.
Misal kita pilih angka 1 sebagai angka puluhan.
Angka ratusan : angka ratusan hanya dapat diisi dengan angka selain angka 0 yang sudah digunakan
sebagai angka satuan, dan angka 1 yang digunakan sebagai angka puluhan.
Jadi angka satuan hanya dapat dipilih sebanyak 5 cara, yaitu diisi dengan angka 2, 3,
4, 5, 6 saja.
1 6 5
Untuk bilangan genap dengan angka genap selain 0 (nol) berada di posisi angka satuan, maka terdapat
aturan sebagai berikut:
Angka satuan : karena angka satuan sudah pasti angka bukan 0 (nol) maka angka satuan hanya
dapat dipilih sebanyak 3 cara saja, yaitu diisi dengan angka 2, 4, 6 saja.
Misal kita pilih angka 2 sebagai angka satuan.
Angka ratusan : angka ratusan hanya dapat diisi dengan angka selain angka 2 yang sudah digunakan
sebagai angka satuan, dan jangan lupa angka 0 tidak boleh berada di angka ratusan.
sehingga untuk angka ratusan dapat dipilih sebanyak 5 cara, yaitu angka 1, 3, 4, 5, 6.
Misal kita pilih angka 1 sebagai angka ratusan.
Angka puluhan : angka puluhan hanya dapat diisi dengan angka selain angka 2 yang sudah digunakan
sebagai angka satuan, dan angka 1 yang digunakan sebagai angka ratusan.
Jadi angka puluhan hanya dapat dipilih sebanyak 5 cara, yaitu diisi dengan angka 0,
3, 4, 5, 6 saja.
3 5 5
Jadi banyaknya bilangan genap terdiri atas 3 angka tidak boleh berulang adalah:
(1 × 6 × 5) + (3 × 5 × 5) = 30 + 75 = 105 buah.
Halaman 310 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 10:
Dari angka-angka: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 akan disusun suatu bilangan ganjil yang terdiri dari 3 angka dengan tidak
angka yang boleh berulang. Banyak bilangan yang dapat disusun adalah ….
Penyelesaian:
Karena bilangan yang akan disusun terdiri dari 3 angka, maka terdapat aturan sebagai berikut:
Angka satuan : karena ada syarat bilangan harus ganjil maka angka satuan hanya dapat dipilih
sebanyak 3 cara saja, yaitu diisi dengan angka 1, 3, 5.
Misal kita pilih angka 1 sebagai angka satuan.
Angka ratusan : angka ratusan hanya dapat diisi dengan angka selain angka 1 yang sudah digunakan
sebagai angka satuan, dan jangan lupa angka 0 tidak boleh berada di angka ratusan.
sehingga untuk angka ratusan dapat dipilih sebanyak 5 cara, yaitu angka 2, 3, 4, 5, 6.
Misal kita pilih angka 2 sebagai angka ratusan.
Angka puluhan : angka puluhan hanya dapat diisi dengan angka selain angka 1 yang sudah digunakan
sebagai angka satuan, dan angka 2 yang digunakan sebagai angka ratusan.
Jadi angka puluhan hanya dapat dipilih sebanyak 5 cara, yaitu diisi dengan angka 0,
3, 4, 5, 6 saja.
3 5 5
Jadi banyaknya bilangan ganjil terdiri atas 3 angka tidak boleh berulang adalah: 3 × 5 × 5 = 75 buah.
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 311
Menentukan kaidah pencacahan menggunakan permutasi.
Contoh Soal 1:
Berapa banyak cara menempatkan 7 orang duduk dalam satu baris dalam urutan yang berbeda?
Penyelesaian:
Banyak urutan adalah bisa ditentukan menggunakan permutasi karena urutan posisi duduk diperhatikan.
Sehingga 𝐴𝐵 ≠ 𝐵𝐴.
Maka banyaknya posisi duduk adalah sebanyak 7 orang diambil sekaligus semuanya.
Tujuh orang disusun secara permutasi sebanyak 7 orang.
7! 7! 7!
7 𝑃7 = = = = 7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 5040
(7 − 7)! 0! 1
Contoh Soal 2:
Dari keseluruhan 7 orang ada berapa banyak cara menempatkan orang duduk dalam satu baris yang terdiri
dari 4 kursi dalam urutan yang berbeda?
Penyelesaian:
Banyak urutan adalah bisa ditentukan menggunakan permutasi karena urutan posisi duduk diperhatikan.
Sehingga 𝐴𝐵 ≠ 𝐵𝐴.
Maka banyaknya posisi duduk adalah mengambil 4 orang dari total 7 orang secara permutasi.
Tujuh orang disusun secara permutasi sebanyak 4 orang.
7! 7! 7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1
7 𝑃4 = = = = 7 × 6 × 5 × 4 = 840
(7 − 4)! 3! 3×2×1
Contoh Soal 3:
Ada 12 orang calon pengurus OSIS, akan dipilih 3 orang untuk menduduki posisi ketua, wakil ketua, dan
sekretaris. Ada berapa banyak cara menyusun pengurus OSIS tersebut?
Penyelesaian:
Banyak urutan adalah bisa ditentukan menggunakan permutasi karena urutan posisi jabatan pengurus
diperhatikan.
Sehingga 𝐴𝐵 ≠ 𝐵𝐴.
Maka banyaknya posisi duduk adalah mengambil 3 orang dari keseluruhan 12 orang secara permutasi.
Dua belas orang disusun secara permutasi sebanyak 3 orang.
12! 12! 12 × 11 × 10 × 9 × 8 × 7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1
12 𝑃3 = = = = 12 × 11 × 10 = 1320
(12 − 3)! 9! 9×8×7×6×5×4×3×2×1
Halaman 312 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menentukan kaidah pencacahan menggunakan permutasi dengan ada unsur yang sama.
Contoh Soal 1:
Berapa banyak cara menyusun kata berlainan dari kata MATEMATIKA?
Penyelesaian:
Elemen penyusun kata MATEMATIKA adalah M, A, T, E, M, A, T, I, K, A.
Maka banyaknya elemen adalah: 𝑛 = 10
Contoh Soal 2:
Dalam suatu rak buku terdapat 5 buku Biologi, dan 4 buku Matematika serta 1 buah buku Fisika. Buku-
buku tersebut akan disusun dengan ditumpuk dari bawah ke atas. Ada berapa banyak cara berbeda dalam
menyusun buku tersebut?
Penyelesaian:
Elemen penyusun ada 5 buku Biologi, 4 buku Matematika, serta 1 buah buku Fisika.
Maka banyaknya elemen adalah: 𝑛 = 10
Jadi banyaknya susunan berbeda dari buku yang bisa disusun adalah:
10! 10 × 9 × 8 × 7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1
10 𝑃(5,4) = = = 1.260 cara
5! 4! 5×4×3×2×1×4×3×2×1
Contoh Soal 3:
Ada 3 bendera merah, 1 bendera biru, dan 1 bendera hijau. Bendera-bendera tersebut akan digantung
secara vertikal, maka ada berapa banyak cara menyusun bendera tersebut secara berbeda?
Penyelesaian:
Elemen penyusun ada 3 bendera merah, 1 bendera biru, dan 1 bendera hijau.
Maka banyaknya elemen adalah: 𝑛 = 5
Jadi banyaknya susunan berbeda dari bendera yang bisa disusun adalah:
5! 5 × 4 × 3 × 2 × 1
5 𝑃(3) = = = 20 cara
3! 3×2×1
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 313
Menentukan kaidah pencacahan menggunakan permutasi siklis.
Contoh Soal 1:
Tentukan ada berapa banyak cara mengatur posisi duduk 5 orang mengelilingi meja berbentuk lingkaran!
Penyelesaian:
Mengatur 7 orang duduk secara melingkar, 𝑛 = 5.
Berarti kita gunakan permutasi siklis.
𝑃𝑠𝑖𝑘𝑙𝑖𝑠 = (5 − 1)! = 4! = 4 × 3 × 2 × 1 = 24 cara
Contoh Soal 2:
Berapa cara 10 orang dapat duduk mengelilingi meja bundar apabila ada 2 orang yang harus duduk secara
berdekatan?
Penyelesaian:
Karena ada 2 orang harus duduk berdekatan, berarti 2 orang ini kita anggap menjadi satu kesatuan.
Sementara banyak cara menyusun 2 orang yang duduk saling berdekatan sebanyak 2!.
Nah, karena 2 orang dianggap menjadi satu, maka dari total 10 orang kini tinggal 9 orang yang akan diatur
duduk secara melingkar.
Mengatur 9 orang duduk secara melingkar, 𝑛 = 9.
Berarti kita gunakan permutasi siklis.
𝑃𝑠𝑖𝑘𝑙𝑖𝑠 = (9 − 1)! = 8!
Jadi banyaknya cara menyusun 10 orang duduk melingkar apabila ada 2 orang yang harus duduk bersebelahan:
𝑃 = 𝑃𝑠𝑖𝑘𝑙𝑖𝑠 × 2! = 8! 2! = 8 × 7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1 × 2 × 1 = 80.640 cara
Contoh Soal 3:
Ada 4 orang siswa kelas X, 3 orang siswa kelas XI, dan 2 orang siswa kelas XII akan berunding duduk
mengelilingi meja bundar. Berapa banyak cara duduk apabila siswa satu kelas harus duduk bersebelahan.
Penyelesaian:
Nah, yang ditanyakan oleh soal adalah banyak cara menyusun 3 kelompok kelas yang akan diatur duduk secara
melingkar.
Berarti kita gunakan permutasi siklis.
𝑃𝑠𝑖𝑘𝑙𝑖𝑠 = (3 − 1)! = 2!
Sementara banyaknya cara menyusun posisi duduk siswa kelas X adalah sebanyak 4 𝑃4 = 4!.
Sementara banyaknya cara menyusun posisi duduk siswa kelas XI adalah sebanyak 3 𝑃3 = 3!.
Sementara banyaknya cara menyusun posisi duduk siswa kelas XII adalah sebanyak 2 𝑃2 = 2!.
Jadi banyaknya cara menyusun siswa duduk melingkar apabila ada siswa satu kelas harus duduk bersebelahan:
𝑃 = 𝑃𝑠𝑖𝑘𝑙𝑖𝑠 × 4! × 3! × 2! = 2! × 4! × 3! × 2! = 576 cara
Halaman 314 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menentukan kaidah pencacahan menggunakan kombinasi.
Contoh Soal 1:
Dari keseluruhan 7 orang ada berapa banyak cara memilih 4 orang untuk dijadikan pengurus RT?
Penyelesaian:
Banyak urutan adalah bisa ditentukan menggunakan kombinasi karena urutan posisi duduk tidak
diperhatikan.
Sehingga 𝐴𝐵 = 𝐵𝐴.
Maka banyaknya cara memilih adalah memilih 4 orang dari total 7 orang secara kombinasi
Tujuh orang dipilih secara kombinasi sebanyak 4 orang.
7! 7! 7×6×5×4×3×2×1 7×6×5
7 𝐶4 = = = = = 35
(7 − 4)! 4! 3! 4! 3 × 2 × 1 × 4 × 3 × 2 × 1 3 × 2 × 1
7 kombinasi 4, bisa diartikan perkalian 4 angka terakhir dari 7 dibagi perkalian 4 angka awal.
7×6×5×4
7 𝐶4 = = 35
4×3×2×1
Contoh Soal 2:
Ada 12 orang siswa yang telah mendaftar, akan dipilih 3 orang untuk menjadi pengurus OSIS. Ada berapa
banyak cara menyusun pengurus OSIS tersebut?
Penyelesaian:
Banyak urutan adalah bisa ditentukan menggunakan kombinasi karena urutan posisi jabatan pengurus
tidak diperhatikan.
Sehingga 𝐴𝐵 = 𝐵𝐴.
Maka banyaknya posisi duduk adalah mengambil 3 orang dari keseluruhan 12 orang secara permutasi.
Dua belas orang disusun secara permutasi sebanyak 3 orang.
12! 12! 12 × 11 × 10 × 9 × 8 × 7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1
12 𝐶3 = = =
(12 − 3)! 3! 9! 3! 9×8×7×6×5×4×3×2×1×3×2×1
12 × 11 × 10
=
3×2×1
= 220
Penjelasan detailnya langkah-langkah TRIK SUPERKILAT beserta contoh-contoh soal akan segera dilanjutkan di
http://pak-anang.blogspot.com. :)
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 315
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:
1. Bilangan terdiri dari 4 angka disusun dari angka-angka 1, 2, 3, 5, 6, dan 7. Banyak susunan bilangan
dengan angka-angka yang berlainan (angka-angkanya tidak boleh berulang) adalah ....
A. 20 Permutasi 4 angka dari 6 angka:
B. 40 6! 6! 6 ∙ 5 ∙ 4 ∙ 3 ∙ 2 ∙ 1
6𝑃4 = = = = 6 ∙ 5 ∙ 4 ∙ 3 = 360
C. 80 (6 − 4)! 2! 2∙1
D. 120
E. 360
Bisa juga dikerjakan dengan menggunakan aturan perkalian,
banyaknya bilangan berbeda yang bisa dibentuk adalah:
𝑛 = 6 × 5 × 4 × 3 = 360 bilangan
2. Banyak susunan kata yang dpat dibentuk dari kata ”WIYATA” adalah ....
A. 360 kata Permutasi 6 unsur dari dengan ada 2 unsur yang sama, yakni huruf A:
B. 180 kata 6! 6 ∙ 5 ∙ 4 ∙ 3 ∙ 2 ∙ 1
C. 90 kata = = 360 kata
2! 2∙1
D. 60 kata
E. 30 kata
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Halaman 316 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
6. 3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang suatu kejadian.
Peluang Kejadian
𝑛(𝑆) 𝑛(𝐴)
Peluang Kejadian
“banyak kejadian dibagi banyak ruang sampel”
𝑛(𝐴)
𝑃(𝐴) =
𝑛(𝑆)
0 ≤ 𝑃(𝐴) ≤ 1
↓ ↓
mustahil pasti
𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐴)𝐶 = 1
𝑃(𝐴)𝐶 = 1 − 𝑃(𝐴)𝐶
Frekuensi Harapan
“banyak kejadian dalam 𝒏 kali percobaan”
𝑓ℎ (𝐴) = 𝑛 × 𝑃(𝐴)
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 317
Peluang
Kejadian Majemuk
Halaman 318 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
KONSEP DASAR Menyusun Ruang Sampel.
Pada soal UN Matematika SMA beberapa tahun terakhir, materi peluang yang sering ditanyakan adalah
menentukan peluang kejadian pada:
- pelemparan dua buah dadu,
- pelemparan beberapa mata uang koin,
- pengambilan beberapa bola yang diletakkan dalam sebuah kotak dengan atau tanpa pengembalian,
- pengambilan beberapa kartu pada kartu bridge atau kartu remi.
Cara menyusun ruang sampel ada berbagai macam cara, diantaranya adalah:
- diagram pohon
- tabel
- mendaftar anggota
Contoh:
Menyusun ruang sampel untuk percobaan pelemparan dua dadu.
Menggunakan tabel.
Dadu 2
1 2 3 4 5 6
Dadu 1
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
1 (1,1)
2 (1,2)
1 3 (1,3)
4 (1,4)
5 (1,5)
6 (1,6)
1 (2,1)
2 (2,2)
2 3 (2,3)
4 (2,4)
5 (2,5)
6 (2,6)
1 (3,1)
2 (3,2)
3 3 (3,3)
4 (3,4)
5 (3,5)
6 (3,6)
Awal
1 (4,1)
2 (4,2)
4 3 (4,3)
4 (4,4)
5 (4,5)
6 (4,6)
1 (5,1)
2 (5,2)
5 3 (5,3)
4 (5,4)
5 (5,5)
6 (5,6)
1 (6,1)
2 (6,2)
6 3 (6,3)
4 (6,4)
5 (6,5)
6 (6,6)
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 319
Menyusun ruang sampel untuk pelemparan dua mata uang koin.
Menggunakan tabel.
Koin 2
A G
Koin 1
A (A,A) (A,G)
G (G,A) (G,G)
A (A,A)
G (A,G)
Awal
A (G,A)
G (G,G)
Menyusun ruang sampel untuk satu set kartu bridge atau kartu remi.
Dalam satu set kartu bridge atau kartu remi terdapat 52 kartu (tanpa kartu joker).
Halaman 320 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Menemukan Kejadian Tertentu pada Ruang Sampel Pelemparan Beberapa Koin.
Contoh Soal:
Dalam pelemparan dua koin tentukan peluang paling banyak muncul satu angka!
Penyelesaian:
Nah, kejadian paling sedikit muncul satu angka bisa diartikan sebagai berikut:
- muncul 1 angka, 1 gambar.
- muncul 2 angka (dua-duanya angka).
Pada perluasan soal ini untuk pelemparan 3 koin akan menghasilkan ruang sampel sebagai berikut:
Banyak kejadian muncul 0 angka = 1 kejadian
Banyak kejadian muncul 1 angka = 3 kejadian
Banyak kejadian muncul 2 angka = 3 kejadian
Banyak kejadian muncul 3 angka = 1 kejadian
1 1
1 2 1
1 3 3 1
1 4 6 4 1
Nah,ternyata TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS untuk menyusun banyak kejadian tertentu pada
pelemparan beberapa koin adalah menggunakan bilangan segitiga pascal atau di SMA dikenal sebagai konsep
binomial newton, yang tentunya sudah kita kuasai.
Ruang sampel pada pelemparan 3 koin secara praktis bisa dinyatakan dalam penjabaran bentuk aljabar berikut:
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 321
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Jumlah Dua Mata Dadu pada Ruang Sampel Pelemparan Dua Dadu.
Contoh Soal:
Pada pelemparan dua dadu secara bersama-sama, tentukan peluang munculnya dua dadu berjumlah 9!
Penyelesaian:
𝑛(𝑆) = 36
Nah, sekarang coba perhatikan dengan jeli tabel dari ruang sampel pelemparan dua dadu berikut:
Dadu 2
1 2 3 4 5 6
Dadu 1
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
Jumlah Dua
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Mata Dadu
1+1 1+2 1+3 1+4 1+5 1+6 2+6 3+6 4+6 5+6 6+6
2+1 2+1 2+1 2+4 2+5 3+5 4+5 5+5 6+5
Kejadian
yang 3+1 3+1 3+3 3+4 4+4 5+4 6+4
mungkin 4+1 4+2 4+3 5+3 6+3
terjadi
5+1 5+2 6+2
6+1
Banyaknya
1 2 3 4 5 6 5 4 3 2 1
Kejadian
Jadi kesimpulan TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS adalah sebagai berikut:
Jumlah terkecil dua mata dadu adalah 2 dan jumlah terbesar adalah 12.
Halaman 322 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Pengambilan Beberapa Kelereng di dalam Sebuah Kotak.
Penjelasan detailnya langkah-langkah TRIK SUPERKILAT beserta contoh-contoh soal akan segera dilanjutkan di
http://pak-anang.blogspot.com. :)
Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 323
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:
1. Dua buah dadu dilempar undi bersama-sama satu kali. Peluang muncul mata dadu berjumlah 5 atau 7
adalah ....
1
A.
9 1 2 3 4 5 6 S = kejadian melempar dua mata dadu
1 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 n(S) = 36
1 2 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6
B. 3 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 A = kejadian muncul mata dadu 5
6 4 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 n(A) = 4
5 5 5,1 5,2 5,3 5,4 5,5 5,6
C. 6 6,1 6,2 6,3 6,4 6,5 6,6 B = kejadian muncul mata dadu 7
18
n(B) = 6
2
D. Peluang muncul mata dadu berjumlah 5 atau 7:
3 𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵)
5 𝑛(𝐴) 𝑛(𝐵)
E. = +
9 𝑛(𝑆) 𝑛(𝑆)
4 6
= +
36 36
10
=
36
5
=
18
𝐓𝐑𝐈𝐊 𝐒𝐔𝐏𝐄𝐑𝐊𝐈𝐋𝐀𝐓:
Menghafal banyak kejadian jumlah angka pada pelemparan dua mata dadu:
Jumlah angka pada dua dadu 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Banyaknya kejadian 1 2 3 4 5 6 5 4 3 2 1
2. Dalam kotak terdapat 3 kelereng merah dan 4 kelereng putih, kemudian diambil 3 kelereng sekaligus
secara acak. Peluang terambil paling sedikit 2 kelereng putih adalah ....
3 S = kejadian mengambil 3 kelereng sekaligus dari 7 kelereng
A. 7! 7∙6∙5
35 n(S) = 7 C3 = = = 35
4 (7 − 3)! 3! 3 ∙ 2 ∙ 1
B.
35 A = kejadian terambil 2 kelereng putih dari pengambilan 3 kelereng sekaligus
4! 3! 4∙3 3
7 n(A) = 4 C2 ∙ 3 C1 = ∙ = ∙ = 18
C. (4 − 2)! 2! (3 − 1)! 1! 2 ∙ 1 1
35
12 B = kejadian terambil 34!kelereng putih 3!
dari pengambilan 3 kelereng sekaligus
D.
35 n(B) = 4 C3 ∙ 3 C0 = (4 − 3)! 3! ∙ (3 − 0)! 0! = 4 ∙ 1 = 4
22 Peluang terambil paling sedikit 2 kelereng putih dari pengambilan 3 kelereng sekaligus:
E.
35 𝑛(𝐴) 𝑛(𝐵) 18 4 22
𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) = + = + =
𝑛(𝑆) 𝑛(𝑆) 35 35 35
Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.
Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.
Pak Anang.
Halaman 324 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)