Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin Pangkalan Bun merupakan unit organik di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah yang berkedudukan di kota Pangkalan Bun. Organisasi RSUD Sultan Imanuddin sebagai Rumah Sakit Kelas B berdasarkan SK Kepala Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimanan Tengah Nomor : 570/01/PK/XII/BPMDP/2015 Tanggal 30 Desember Tahun 2015. Kedudukan RSUD Sultan Imanudin Pangkalan Bun diatur dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Kotawaringin Barat No. 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun ditunjuk sebagai Pusat Rujukan Regional II berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah No.188.44/339/2009. Pada tanggal 17 Desember 2012 melalui Keputusan Bupati Kotawaringin Barat Nomor RS/U.12.12.1910.I.1 RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah dengan harapan mutu pelayanan kesehatan dapat lebih ditingkatkan. RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun sebagai Badan Layanan Umum Daerah mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin Pangkalan Bun sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat No. 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin Pangkalan Bun mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah dan tugas pembantuan di bidang pelayanan kesehatan yang paripurna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan perorangan yang dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan. Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin Pangkalan Bun mempunyai fungsi : 1. Penyelenggaraan pelayanan medik; 2. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medik; 3. Penyelenggaraan pelayanan penunjang non medik; 4. Penyelenggaraan pelayanan asuhan keperawatan; 5. Penyelenggaraan pelayanan rujukan; 6. Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan; 7. Penyelenggaraan pembinaan SDM; 8. Pengelolaan satuan pengawas intern; 9. Pengelolaan komite medik, komite keperawatan, kelompok staf medik dan komite lain sesuai kebutuhan dan perkembangan rumah sakit; 10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati. Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin Pangkalan Bun adalah unsur pelaksana Lembaga Tekhnis Daerah sebagai pendukung Pemerintah Daerah Kabupaten, yang dipimpin oleh seorang kepala dengan sebutan Direktur yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, membawahi 1 (satu) Kepala Bagian Tata Usaha, 3 (tiga) Kepala Bidang, 3 (tiga) Kepala Sub Bagian , 6 (enam) Kepala Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional: Komite Medik, Staf Medik Fungsional, Komite Keperawatan, dan Satuan Pemeriksaan Internal (SPI). Secara rinci sebagai berikut : a. Direktur b. Bagian Tata Usaha, terdiri atas : 1) Sub Bagian Umum, Kepegawaian dan Perlengkapan; 2) Sub Bagian Keuangan; dan 3) Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian Program c. Bidang Sarana dan Prasarana, terdiri atas : 1) Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana; dan 2) Seksi Logistik dan Perbekalan d. Bidang Pelayanan Medik, terdiri atas : 1) Seksi Pelayanan Rawat Jalan; dan 2) Seksi Pelayanan Rawat Inap e. Bidang Penunjang Pelayanan, terdiri atas : 1) Seksi Penunjang Pelayanan Medik; dan 2) Seksi Penunjang Pelayanan Non Medik Kelompok Jabatan Fungsional : Komite Medik, Staf Medik Fungsional, Komite Keperawatan, dan Satuan Pemeriksaan Internal (SPI).
2. Area Organisasi Yang Bermasalah
Pada Bidang Penunjang di bagian Seksi Penunjang Pelayanan Medik melalui tupoksi adalah membuat program kerja bidang penunjang pelayanan medik, menyelenggarakan kegiatan pelayanan pada Instalasi Radiologi, Instalasi laboratorium, Instalasi Bank darah, Instalasi farmasi dan gas medis serta Instalasi Gizi di mana setiap instalasi mempunyai standar pelayanan minimun yang di atur oleh Permenkes No.129/Menkes/Sk/II/2008 sebagai bagian yang di nilai dalam laporan Pencapaian Kinerja Rumah Sakit. 3. Area Organisasi Yang Menjadi Area Perubahan Pada Instalasi Gizi sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien menurut Permenkes No.129/Menkes/Sk/II/2008 adalah kurang atau sama dengan 20%. Apabila lebih dari 20% menunjukkan bahwa pasien tidak menerima asupan gizi rumah sakit dengan baik, dan hal ini berpotensi meningkatkan resiko klinis dan memperlambat penyembuhan. Berdasarkan hasil LKjIP RS Sultan Imanudin Pangkalan Bun tahun 2017, sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien adalah 20%. Meskipun data ini sudah memenuhi standar minimum, angka ini sebenarnya adalah angka rerata. Berdasarkan hasil audit gizi di beberapa ruang rawat masih ada kasus yang angkanya mencapai 50%. Hasil audit mengindikasikan bahwa sebagian besar pasien yang tidak menghabiskan makanannya karena mereka tidak terpapar informasi tentang manfaat diet yang diberikan untuk proses penyembuhannya. Dalam perspektif pelayanan rumah sakit, hal ini mengindikasikan pelayanan belum maksimal dan dari perspektif bisnis hal ini merupakan salah satu bentuk inefisiensi. Oleh sebab itu perlu dikembangkan inovasi untuk meningkatkan cakupan dan kualitas layanan gizi secara merata sehingga prosentasi pasien yang tidak menghabiskan makanannya menjadi berkurang. Proyek perubahan ini merupakan cara atau pendekatan baru dalam melaksanakan pekerjaan sehingga pencapaian standar pelayanan minimum menjadi meningkat dan kami bersepakat mengambil Judul “ OPTIMALISASI ASUPAN NUTRISI PASIEN MELALUI TIM EDUKASI PRAMUSAJI RSUD SULTAN IMANUDDIN KOTAWARINGIN BARAT ”
Pangkalan Bun, 26 Juli 2018
Peserta Diklat, Mentor,
GUSTI .M. SYARIYANSYAH,S.Kep SARIFAH NORMALAWATI,SKM
Penata Tk. I / III.d Pembina Tk. I / IV.b NIP. 19730925 199303 1002 NIP. 19650125 1986063 2 012