Anda di halaman 1dari 20

LOGO

IMPLEMENTASI STANDAR ETIKA PUBLIK


DALAM PENINGKATAN PELANANAN PRIMA
(Diklat Kepemimpinan Tk.IV Angkatan XXXVII
Provinsi Jawa Tengah Th.2015)

Ir. Yatno Isworo, MP.


Widyaiswara Madya
Semarang, 15 April 2015

NAMA
: Ir. YATNO ISWORO, MP.
T.TGL. LAHIR : Blitar, 10 Oktober 1964
NIP
: 19641010 199903 1 002
PENDIDIKAN : - S-1 : Ekn & Stud Pemb UT-UPBJJ Mlg
- S-1 : BP-FP UNISMA Malang
- S-2 : PIT Unibraw Malang
ALAMAT
: Griya Klipang Permai N8/10 SMG, Telp.024-76741810
HP.08156504646, HP. 08112797707 email: yoiswo@yahoo.com,
yateno64@gmail.com, facebook: Yatno Isworo, PIN-BB:75E9A6BD
PEKERJAAN YANG PERNAH DITEKUNI:
- Dosen Tetap Yayasan UNISMA 1989-1999
- Ka BAAK FP-Unisma 1990 1996
- Pembantu Dekan Bidang Akademis FP-Unisma 1997-1998
- Staf Program & Bid Pim BanDiklat Jateng 1999-2005
- Sekretaris Kelp Jab Fungs WI Bandiklat Jtg 2006-2008
- Widyaiswara Muda (III/c) Bandiklat Jateng 2006-2007
- Widyaiswara Muda (III/d) Bandiklat Jateng 2008-2009
- Widyaiswara Madya(IV/a) Bandiklat Jateng 2010-2011
- Widyaiswara Madya(IV/b) Bandiklat Jateng 2012
- Sekretaris Ikatan Widyaiswara (IWI) Jateng 2007-2013
SEP 2014

SEP 15-04-2015

TAHAPAN PROSES PEMBELAJARAN DIKLATPIM


IV
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

1.Kecerdasan Emosi (6)


1.Seminar
1.Coaching
2.Pengenalan Potensi
Laboratorium
(12)
Diri (6)
Kepemimpinan (4)
2.Counselling
3.Berpikir Kreatif dan
2.Evaluasi (1)
Pilar-Pilar Kebangsaan (6)
(12)
Inovatif
(6)
Integritas (6)
4. Koordinasi dan
Standar Etika Publik (6)
Kolaborasi (3)
SANKRI (3)
5. Membangun Tim
2 hari
Efektif;(6)
Pembelakalan Isu Aktual
6. Benchmarking ke Best
5 Sesi ( 15JP)
Substansi Lembaga (3)
Practice (12)
Diagnostic Reading (6)
60 hari
7. Merancang Proyek
Penjelasan Proyek Perubahan (1) Perubahan (6)
12 Sesi ( 36 JP)
8.Pembekalan
1.Coaching
Implementasi Proyek
(6)
Perubahan (2)
51 Sesi
( 153 JP)
2.Counsellin
9. Seminar
Presentasi
g (6)
Proyek Perubahan (4)
(4)
5 hari

Pemimpin
Perubahan

18 hari

6 Sesi ( 18 JP)

12 hari
31 Sesi ( 97 JP)

4
SELEKSI
PESERT

ymsoekatno88@gmail.com

Melaksanakan proyek
perubahan mencatat,
mengevaluasi, membuat
laporan disertai bukti fisik asli
Mengumpulkan data, memilih
prioritas alternatif proyek
perubahan, yg didukung oleh
atasan
langsung
SEP 15-04-2015

Self mastery terkait dengan


tata nilai

Values (Tata Nilai) mengacu kepada prinsip-prinsip


tuntunan dan perilaku yang melekat di dalam cara
organisasi dan para tenaga kerjanya berperilaku
seperti yang diharapkan.
Values mendukung dan menuntun pengambilan
keputusan dalam melaksanakan misinya untuk
mencapai visi organisasi.
Contoh Values adalah seperti menunjukkan
integritas dan etika dalam seluruh interaksi,
melampaui ekspektasi stakeholders, menghargai
tenaga kerja dan keberagaman, memproteksi
lingkungan, dan bertekad untuk mencapai
keunggulan kinerja organisasi
SEP 15-04-2015

Dignosa
Organisasi

Penguasaan
Diri
Peserta
Diklat

Proyek
Perubahan
Inovasi

Pemimpin
Perubahan

Tim Effektif

SEP 15-04-2015

Self mastery menjadi landasan semua area


perubahan

PIM I
ESELON I

ESELON II

PIM III
PROGRAM: ESELON III

PIM IV
KEGIATAN: ESELON IV

PIM II
ESELON II

SEP 15-04-2015

N
A
N
A
R
U

Ensiklopedi Indonesia, etika disebut sebagai


Ilmu tentang kesusilaan yang menentukan
bagaimana patutnya manusia hidup dalam
masyarakat, apa yang baik dan apa yang buruk.
Sedangkan secara etimologis, etika berasal dari
kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti
kebiasaan atau watak. Dari definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa masalah Etika selalu
berhubungan dengan kebiasaan atau watak
manusia (sebagai individu atau dalam kedudukan
tertentu), baik kebiasaan atau watak yang baik
maupun kebiasaan atau watak buruk.

Secara konkrit, prinsip-prinsip moral


dan nilai tersebut biasanya
diwujudkan dalam bentuk kode etik,
yaitu suatu aturan, sistem atau
standar yang memuat prinsip-prinsip
mengelola moralitas dan tingkah laku
yang diterima dalam suatu
lingkungan masyarakat sehingga
diperlukan STANDAR ETIKA PUBLIK
(LAN, 2005)

Nilai etika harus dituangkan ke dalam berbagai


aturan atau standar perilaku agar dapat menjadi
kerangka perilaku yang dipedomani seluruh
pegawai. Nilai etika bukan sekadar bermanfaat
untuk membentuk (memotivasi dan mendorong)
perilaku pegawai sehari-hari, namun juga
membimbing mereka ketika melakukan proses
pengambilan keputusan. Sehingga jika nilai
etika dapat ditegakkan secara konsisten dan
konsekuen maka fondasi good governance di
dalam organisasi akan semakin berdiri kokoh.

MENGAPA NILAI ETIKA PERLU ?


Agar perilaku dan birokrasi aparatur
penyelenggara negara selalu berorientasi kepada
kepentingan bangsa negara dan masyarakat;
Agar sistem organisasi penyelenggara negara
selalu berorientasi terhadap capaian kinerja;
Agar fungsi manajemen di dalam organisasi
penyelenggara negara dapat menciptakan
kepemimpinan yang visioner dan akuntabel;
Agar perilaku aparatur penyelenggara negara
selalu mematuhi standar kualifikasi, kompetensi,
profesional dan budaya;

PENTINGNYA ETIKA DALAM


ORGANISASI
Untuk menyelaraskan dengan sistem moral, norma
dan aturan yang berlaku di tengah masyarakat;
Untuk menyelaraskan dengan nilai, norma dan
aturan kepemerintahan;
Untuk membangun dan mewujudkan good
governance;
Untuk memfokuskan penyelenggaraan sistem
pemerintahan negara agar dapat mencapai tujuan
negara;
Untuk menjaga kedekatan dengan sistem, struktur,
kultur dan perilaku birokrasi kelembagaan
pemerintah;

CONTOH

1.PANCA PRASETYA KORPRI


Setia dan taat kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Pemerintah Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945;
Menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan negara serta
memegang teguh rahasia jabatan dan rahasia negara;
Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat di
atas kepentingan pribadi dan golongan;
Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesetiakawanan KORPRI;
Menegakkan kejujuran, keadilan dan disiplin serta
meningkatkan kesejahteraan dan profesionalisme;

2. SUMPAH JABATAN
Dilarang menerima hadiah atau sesuatu pemberian
berupa apa saja dari siapa saja yang diketahui atau
patut dapat diduga bahwa pemberian itu bersangkutan
atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau
pekerjaan PNS yang bersangkutan.
3. KODE ETIK PNS
Dilarang menerima segala pemberian dalam bentuk apa
saja, baik langsung maupun tidak langsung dari
masyarakat (investor), sesama pegawai, atau pihak lain
yang menyebabkan Pegawai yang menerima, patut
diduga memiliki kewajiban yang berkaitan dengan
jabatan atau pekerjaan.

4. LAIN-LAIN
Etika dalam proses kebijakan publik,
etika dalam pelayanan publik, etika
dalam penataan dan pengaturan
kelembagaan pemerintah, etika
dalam pembinaan dan
pemberdayaan masyarakat, etika
dalam kemitraan antar-pemerintahan
dengan swasta dan dengan
masyarakat, dan lain sebagainya.

PROSES IMPLEMENTASI ETIKA


Secara alamiah terbentuk dari dalam (internal)
diri manusia karena pemahaman dan keyakinan
terhadap suatu nilai-nilai tertentu (khususnya
agama / religi).
Diciptakan oleh aturan-aturan eksternal yang
disepakati secara kolektif, misalnya sumpah
jabatan, disiplin, dan sebagainya. Sumpah jabatan
dan peraturan disiplin PNS, pada gilirannya akan
membentuk etika birokrasi. Sedangkan kasus
Singapura menunjukkan bahwa etika berdisiplin
(antri, membuang sampah) dibentuk oleh denda
yang sangat besar bagi pelanggarnya.

PELAYANAN PUBLIK BELUM


MEMUASKAN

Sri Woerjaningsih, www.jurnas.com, 2014


pola layanan yang kurang ramah, akses
layanan lemah, komunikasi publik minim, serta
kurang fleksibel dalam memberikan layanan.
"Munculnya berbagai masalah dalam
pelayanan lembaga publik terhadap masyarakat,
mencerminkan ketidakpuasan masyarakat
terhadap pelayanan publik pemerintah.
pelayanan yang diberikan mahal, kaku,
berbelit-belit, suka menuntut imbalan, kurang
ramah dan arogan.

PILAR PENGUATAN YANBLIK


Etika dalam berorganisasi dan memberikan layanan
dengan integritas, sikap respek, tanggung jawab,
keadilan, pemeliharaan dan kepatuhan terhadap
hukum
Etika korporasi penanaman nilai integritas karyawan,
penghormatan terhadap hak-hak karyawan, rasa
bertanggung jawab diantara karyawan, pemeliharaan
karyawan, dan menanamkan nilai-nilai kepatuhan
Daya saing yang meliputi agresivitas, globalitas,
orientasi proses, diferensiasi, dan kekohesifan sosial.
Perlunya Komitmen afektif, komitmen berkelanjutan
dan komitmen normatif.

ETIKA JABATAN PEJABAT


PUBLIK
1. Etika dalam pelayanan publik: tanggung jawab
untuk mematuhi dan mengimplementasikan
peraturan, melayani kepentingan publik dan
mengambil tanggung jawab individu
2. Etika publik berupa integritas publik.
3. Etika politik memiliki tiga dimensi, yaitu tujuan
politik, masalah pilihan sarana, dan aksi politik.
Salah satu dimensi yang paling relevan adalah
dimensi ketiga, yaitu aksi politik. Dalam dimensi
ketiga, pelaku memegang peran sebagai yang
menentukan rasionalitas politik yang terdiri atas
rasionalitas tindakan dan keutamaan (kualitas moral
pelaku).

FAKTOR PENTING PENEGAKAN


INTEGRITAS DAN NILAI ETIKA
(SIMPULAN)
1. Leadership yang kuat, pemimpin yang berpengaruh
kuat pada tercapainya integritas dan nilai etika,
baik melalui upaya yang diciptakannya maupun
teladan yang dijalankannya.
2. Dukungan seluruh pegawai, pemimpin yang kuat
tidak ada artinya bila tidak didukung segenap
anggota instansi pemerintah untuk secara sadar
bersama-sama mendukung tegaknya integritas dan
nilai etika.
3. Konsistensi pelaksanaan penegakan, konsistensi
dalam penerapan dan penegakan sangat diperlukan
sehingga tidak ada persepsi standar ganda oleh
individu anggota instansi pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai