LBM 1
STEP1
a. FLATUS: pengeluaran gas karena bakteri atau udara
yang tertelan yang dikeluarkan lewat anus
b. Metalic Sound: suara seperti denting metal terdengar
pada saat auskultasi.
Step 2
1. How the anatomy,fisiology of intestinum tenue?
2. Why the vomitte has a greenish color ?
3. Why in the anamnesis there’s decreasing urine,the
patient has not passed stole flatus since two days ago?
4. Why the mass appears when the patient is in the
standing possions coughing and straining?
5. Why we can found mass on the right inguinal regio?
6. Why the feses like goat stole?
7. What is the relation between his job and the
symptomps?
8. Why the patient stomached, bloating, ?
9. What are etiology and risk factor the case of scenario?
10. What the relation the age, history cronic cough
with the symptoms?
11. How the mechanism defacation and flatus?
12. What is the diagnosis and DD the scenario?
13. What are the interpretation of physical
examination?
14. What are the and additional examination for the
case?
15. What are the treatment of the case?
16. What are the complication of the case?
Step 3
1. How the anatomy,fisiology of intestinum tenue?
3 bowl
-duodenum 25cm
Pars superior vl 1
Pars descenden ductus pacreaticus
Pars horizontal vl III
Bagian jejunum : VL 1/II , u/ bedakan dengan duodenum
memiliki kelenjar burner u/ pengeluaran kelenjar
pacreas.
Fisiology :
Punya fungsi untuk mengabsorbsi nutrisi , saat cymus di
duodenum ada ductus pancreaticus yang mayor untuk
merangsang garam empedu dengan hormon
calisitokinin lipase u/ cerna lemak , dan enzim lain
jejunum mengalami penyerapan krn banyak vili vili ,
banyak rigi rigi untuk perluas penyerapan diileum
terjadi penyerapan (plak payeri) di nodus limpaticus
untuk pertahanan .
Fak. Resiko
Usia terjadi kelemahan otot
Gen biasa pada hernia indirect
Activitas fisik kerja berat
Pekerjaan
Step 7
Penyebab hernia inguinalis hingga saat ini masih belum dapat dimengerti dengan sempurna.
Namun yang menjadi prinsip terjadinya hernia inguinalis adalah peninggian tekanan di dalam
rongga perut dan kelemahan otot dinding perut (karena usia). Hal-hal yang dapat
menyebabkan terjadinya hernia adalah :
Batuk
Kegemukan
Mengedan
Kehamilan
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomaly konginental atau karena sebab yang
di dapat. Hernia dapat di jumpai pada setiap usia. Lebih banyak pada laki-laki dari
pada perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk
hernia. Pada hernia anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh
kantong dan isi hernia. Selain itu juga diperlukan faktor yang dapat mendorong isi
hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu.
Pada orang yang sehat, ada tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernis
inguinalis, yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur m. Obilikus
internus abdominalis yang menutup anulus inguinalis internus ketikaberkontraksi, dan
adanya fasia transversa yang kuat yang menutupi trigonumhasseibach yang umumnya
hampir tidak berotot. Gangguan mekanisme ini dapat menyebabkan terjadilah hernia.
Faktor secara konginental adalah adanya proseus vaginalis yang terbuka, dan secara
yang di dapat adalah peningkatan tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot
dinding perut karena usia. Tekanan intra abdomen yang meninggi secara kronik,
seperti batuk kronik, hipertrofi prostat, konstipasi dan ansietas disertai hernia
inguinalis. Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus
internus turut kendur. Pada keadaan itu tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis
berjalan lebih vertikal. Sebaliknya, bila otot dinding perut berkontraksi kanalis
inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis. Kelemahan otot dinding
perut antara lain terjadi akibat kerusakan n. Ilioinguinalis dan iliofemoralis setelah
apendiktomi ( Sjamsuhidayat, 2004).
Biasanya tidak ditemukan sebab yang pasti, meskipun kadang sering di hubungkan
dengan angkat berat. Hernia inguinalis lateralis dapat terjadi karena anomaly
congenital atau sebab yang didapat, hernia inguinalis lateralis dapat di jumpai pada
semua usia, lebih banyak pada pria dari pada wanita. Berbagai faktor penyebab
berperan pada pembentukan pintu masuk pada annulus internus yang cukup lebar
sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. Disamping itu diperlukan pula
faktor yang dapat mendorong isi hernia untuk melewati pintu yang cukup lebar
tersebut. Faktor yang dipandang berperan kausal adalah, adanya prosesus vaginalis
yang terbuka, peninggian tekanan dalam rongga perut dan kelemahan otot dinding
perut karena usia (karnadihardja, 2005)
Proses turunnya testis mengikuti prosesus vaginalis, pada neonatus kurang lebih 90%
prosesus vaginalis tetap terbuka, sedangkan pada bayi umur satu tahun sekitar 30%
prosesus vaginalis belum tertutup. Tapi kejadian hernia inguinalis lateralis pada anak
usia ini hanya beberapa persen. Umumnya disimpulkan bahwa adanya prosesus
vaginalis yang patent bukan merupakan penyebab tunggal terjadinya hernia inguinalis
lateralis, tetapi diperlukan faktor lain, seperti anulus inguinalis yang cukup besar
(karnadihardja, 2005)
Sebagian besar tipe hernia inguinalis adalah hernia inguinalis lateralis, dan laki-laki
lebih sering terkena dari pada perempuan (9:1), hernia dapat terjadi pada waktu lahir
dan dapat terlihat pada usia berapa pun. Insidensi pada bayi populasi umum 1% dan
pada bayi-bayi prematur dapat mendekati 5 %, hernia inguinal dilaporkan kurang
lebih 30% kasus terjadi pada bayi laki-laki dengan berat badan 1000 gr atau kurang.
Pada orang yang sehat, ada tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia
inguinalis, yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur muskulus
oblikus internus abdominis yang menutup anulus inguinalis internus ketika
berkontraksi dan adanya fasia transversa yang kuat yang menutupi Universitas
Sumatera Utara
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hernia inguinalis lateralis,
antara lain: kelemahan aponeurosis dan fasia tranversalis, prosesus vaginalis yang
terbuka (baik kongenital maupun didapat), tekanan intra abdomen yang meninggi
secara kronik, hipertrofi prostat, konstipasi, dan asites, kelemahan otot dinding perut
karena usia, defisiensi otot, dan hancurnya jaringan penyambung oleh karena
merokok, penuaan atau penyakit sistemik. (Jong, 2004 dan Schwartz, 2000).
Hernia Inguinalis :
2. Hernia inguinal
ILEUS
Definisi
Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi usus
akut yang segera memerlukan pertolongan dokter. Di Indonesia ileus obstruksi paling
sering disebabkan oleh hernia inkarserata, sedangkan ileus paralitik sering
disebabkan oleh peritonitis. Keduanya membutuhkan tindakan operatif.
2. Ileus Obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan
oleh sumbatan mekanik.
Ada duatipeobstruksiyaitu :
Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus
obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat karsinoma
yang melingkari.
Misalnya intusepsi, tumor polipoid dan neoplasma stenosis, obstruksi batu empedu,
striktura, perlengketan, hernia dan abses
Obstruksi yang
terjadikarenasuplaisarafototnommengalamiparalisisdanperistaltikususterhentisehing
gatidakmampumendorongisisepanjangusus.
1. Ileus Mekanik
1.2 Stadium
2. Ileus Neurogenik
Adinamik : Ileus Paralitik
Dinamik : Ileus Spastik
3. Ileus Vaskuler : Intestinal ischemia
(Sjamsuhidajat, R.; Dahlan, Murnizat; Jusi, Djang. Gawat Abdomen. Dalam Buku
Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Editor: Sjamsuhidajat, R. dan De Jong, Wim. Jakarta: EGC,
2003. Hal: 181-192.)
Etiologi
penyebab obctruksi…
Intrinsik
Neoplasia
Penyakit Crohn
Striktur, misalnya pascaoperasi
Ekstrinsik
Tumor, misal tumor pankreas
Hernia inkarserata
Perlekatan usus sekunder akibat operasi
Volvulus
Pseudoobstruksi
Ileus paralitik
Gangguan motilitas
Penyakit Hirshprung
Sumber : At a glance medicine, medicine patrick Davey 2005
Ileus sederhana:
Tidak disertai dengan terjepitnya pembuluh darah.
Ileus strangulasi:
Disertai dengan terjepitnya pembuluh darah sehingga terjadi iskemia dan
berakhir dengan nekrosis atau gangren yang ditandai dengan gejala umum berat
yang disebabkan oleh toksin dari jaringan gangren.
Penyebab ileus :
Gejala :
Gejala :
Kadang2 tampak benjolan disaerah perut atau bila dinding perut diraba teras
a benjolan.
Bila caecum masuk kedlam colon asenden maka daerah kanan baeah perut
teraba kosong.
Feses mula2 masih berisi ampas makanan , namun beberapa saat kemudian
yang keluar dari ans hanya lendir dan bercampur darah
Usus yang masuk akan meyumbat poros usus bagian distal sehingga aliran
dara kedlam usu yang terjepit terhenti dan menimbulkan perasaan sakit yang
hebat.
3. volulus
5. atresia
adalah tidak terbentuknya suatu organ. Seperti atresia ani berarti tidak mempunyai
anus
6. band
Band adalah suatu pita jaringan ikat yang disebabkan oleh karena infeksi.
Patofisiologi
Ileus obstruktif merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya
daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan
penyempitan/penyumbatan lumen usus. Hal tersebutmenyebabkanpasase lumen
ususterganggu. Akan terjadipengumpulanisi lumen usus yang berupa gas dancairan,
padabagian proximal tempatpenyumbatan, yang menyebabkanpelebarandindingusus
(distensi).
Sumbatanususdandistensiususmenyebabkanrangsanganterjadinyahipersekresikelenjarp
encernaan. Dengandemikianakumulasicairandan gas makinbertambah yang
menyebabkandistensiusustidakhanyapadatempatsumbatantetapijugadapatmengenaisel
uruhpanjangusussebelah proximal sumbatan. Sumbataninimenyebabkangerakanusus
yang meningkat (hiperperistaltik) sebagaiusahaalamiah. Sebaliknyajugaterjadigerakan
anti peristaltik. Hal inimenyebabkanterjadiserangankolik abdomen danmuntah-muntah.
Mana, Niko M; Kartadinata, H. 1983. Obstruksi Ileus di CerminDuniaKedokteran.
Jakarta : EGC.
Patofisiologi
Antara obstruksi paralitik dan mekanik pada dasarnya sama, tapi ada sedikit
perbedaan mengenai penghambatan peristaltiknya ;
Pengaruh atas kehilangan cairan ini adalah penciutan ruang ekstraseluler yang
mengakibatkan syok-hipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan perfusi
jaringan dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang terus menerus
mengakibatkan lingkaran setan penurunan absorbsi cairan dan peningkatan sekresi
cairan kedalam usus.
Efek lokal peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan
permeabilitas oleh karena nekrosis, disertai absorbsi toksin-toksin bakteri kedalam
rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik.
Obstruksi usus Akumulasi gas dan cairan intralumen Kehilangan H2Odan elektrolit
Syok hipovolemik
Tek. Intralumen meningkat dipertahankan
Pelepasan bakteri dari usus yang nekrotik ke dalam peritoneum dan sirkulasi
gejalah klinis
sistemik
Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi artinya, disertai
dengan pengeluaran banyak cairan dan elektrolit, baik di dalam lumen usus bagian
oral dari obstruksi maupun oleh muntah.
Gejala umum berupa syok ,oliguri, dan gangguan elektrolit. Selanjutny, ditemukan
meteorisme dan kelebihan cairan di usu, hiperperistaltik, berkala berupa kolik yang
disertai mual dan muntah. Kolik tersebut terlihat pada inspeksi perut
HERNIA
Pengertian Hernia
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut
menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut.
Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia (karnadihardja, 2005)
Hernia (Latin) merupakan penonjolan bagian organ atau jaringan melalui lobang
abnormal. (Dorland,1998). Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga
melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen,
isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskolo-aponeurotik
dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia. (Jong, 2004).
Hernia iguinalis lateralis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk melalui
sebuah lubang pada dinding perut ke dalam kanalis inguinalis. Kanalis inguinalis adalah
saluran berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat Universitas Sumatera Utara
turunnya testis (buah zakar) dari perut ke dalam skrotum (kantung zakar) sesaat
sebelum bayi dilahirkan
KLASIFIKASI HERNIA
Hernia inguinalis indirek, disebut juga hernia inguinalis lateralis, karena keluar dari
rongga peritoneum melalui annulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh
epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis, dan jika cukup
panjang, menonjol keluar dari annulus inguinalis ekternus. Apabial hernia inguinalis lateralis
berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum, ini disebut hernia skrotalis. Kantong hernia
berada dalam muskulus kremaster terlatak anteromedial terhadap vas deferen dan struktur
lain dalam funikulus spermatikus. Pada anak hernia inguinalis lateralis disebabkan oleh
kelainan bawaan berupa tidak menutupnya prosesus vaginalis peritoneum sebagai akibat
proses penurunan testis ke skrotum (karnadihardja, 2005)
Hernia inguinalis indirek (lateralis) merupakan bentuk hernia yang paling sering
ditemukan dan diduga mempunyai penyebab kongenital. (Snell, 2006).
Hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang
terletak di sebelah lateral vasa epigastric inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar
dari rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus. (Mansjoer, 2000).
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan,
terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik
peritonium ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut
prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini sudah
mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun
dalam beberapa hal, sering kali kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri turun lebih
dahulu maka kanalis kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal kanalis yang terbuka
ini akan menutup pada usia 2 bulan. (Mansjoer, 2000).
Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi), akan timbul hernia
inguinalis kongenital. Pada orang tua, kanalis tersebut telah menutup namun karena lokus
minoris resistensie maka pada keadaan yang menyebabkan peninggian tekanan intra
abdominal meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis
lateralis akuisita. (Mansjoer, 2000). .
( gambar 1)
Penampilan khas seorang bayi dengan hernia inguinalis lateralis kanan. Kantung buah
zakar kanan diperbesar dan berisi loop gamblang dan cairan usus.
Hernia inguinalis direk, disebut juga hernia inguinalis medialis, menonjol langsung
kedepan melalui segitiga Hesselbach, daerah yang dibatasi ligamentum inguinal
dibagian inferior, pembuluh epigastrika inferior dibagian lateral dan tepi otot rektus
dibagian medial. Dasar segitiga hasselbach dibentuk oleh fasia transversal yang
diperkuat oleh serat aponeurisis m.tranversus abdominis yang kadang-kadang tidak
sempurna sehingga daerah ini potensial untuk menjafi Universitas Sumatera
13. What are the interpretation of physical
examination?
Penegakan diagnosis
1. Subyektif -Anamnesis
Gejala Utama: 13
a. Nyeri-Kolik
b. Muntah
d. Konstipasi
Adanya benjolan di perut, inguinal, dan femoral yang tidak dapat kembali
menandakan adanya hernia inkarserata. Invaginasi dapat didahului oleh riwayat
buang air besar berupa lendir dan darah. Pada ileus paralitik e.c. peritonitis dapat
diketahui riwayat nyeri perut kanan bawah yang menetap. Riwayat operasi
sebelumnya dapat menjurus pada adanya adhesi usus. 2 Onset keluhan yang
berlangsung cepat dapat dicurigai sebagai ileus letak tinggi dan onset yang lambat
dapat menjurus kepada ileus letak rendah.
Takikardia
Pireksia (demam)
Reboundtenderness
Nyeri lokal
b. Obstruksi
Inspeksi : Perut distensi, dapat ditemukan kontur dan steifung. Benjolan pada regio
inguinal, femoral dan skrotum menunjukkan suatu hernia inkarserata. Pada
Intussusepsi dapat terlihat massa abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat
dicurigai bila ada bekas luka operasi sebelumnya.
Perkusi : Hipertimpani
Rectal Toucher
Radiologi
Foto Polos:
Pelebaran udara usus halus atau usus besar dengan gambaran anak tangga dan air-
fluidlevel. Penggunaan kontras dikontraindikasikan adanya perforasi-peritonitis.
Barium enema diindikasikan untuk invaginasi, dan endoskopi disarankan pada
kecurigaan volvulus.
c. Paralitik
1. Subyektif -Anamnesis
Gejala Utama: 13
g. Nyeri-Kolik
h. Muntah
j. Konstipasi
Adanya benjolan di perut, inguinal, dan femoral yang tidak dapat kembali
menandakan adanya hernia inkarserata. Invaginasi dapat didahului oleh riwayat
buang air besar berupa lendir dan darah. Pada ileus paralitik e.c. peritonitis dapat
diketahui riwayat nyeri perut kanan bawah yang menetap. Riwayat operasi
sebelumnya dapat menjurus pada adanya adhesi usus. 2 Onset keluhan yang
berlangsung cepat dapat dicurigai sebagai ileus letak tinggi dan onset yang lambat
dapat menjurus kepada ileus letak rendah.
d. Strangulasi
Takikardia
Pireksia (demam)
Reboundtenderness
Nyeri lokal
e. Obstruksi
Inspeksi : Perut distensi, dapat ditemukan kontur dan steifung. Benjolan pada regio
inguinal, femoral dan skrotum menunjukkan suatu hernia inkarserata. Pada
Intussusepsi dapat terlihat massa abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat
dicurigai bila ada bekas luka operasi sebelumnya.
Perkusi : Hipertimpani
Rectal Toucher
Radiologi
Foto Polos:
Pelebaran udara usus halus atau usus besar dengan gambaran anak tangga dan air-
fluidlevel. Penggunaan kontras dikontraindikasikan adanya perforasi-peritonitis.
Barium enema diindikasikan untuk invaginasi, dan endoskopi disarankan pada
kecurigaan volvulus.
f. Paralitik
1. Konservatif
Intravenousfluidsandelectrolyte
2. Farmakologis
3. Operatif
Ileus paralitik tidak dilakukan intervensi bedah kecuali disertai dengan peritonitis.
Obstruksi usus dengan prioritas tinggi adalah strangulasi, volvulus, dan jenis
obstruksi kolon.
Operasi diawali dengan laparotomi kemudian disusul dengan teknik bedah yang
disesuaikan dengan hasil explorasi melalui laparotomi.
Konservatif
Operatif
1. Kasus hernia indirek harus diisolasi, dipisahkan dari peritoneum, dan diligasi. Pada bayi dan
anak-anak yang mempunyai anatomi inguinal normal, repair hanya terbatas pada ligasi tinggi,
memisahkan sakus, danmengecilkan cincin keukuran yang semestinya. Pada kebanyakan
padaorang dewasa, dasar inguinal juga harus direkontruksi cincin inguinal juga dikecilkan.
Pada wanita cincin inguinal dapat ditutup total untuk mencegah rekurenasi dari tempat yang
sama.
2. Hernia rekuren yang terjadi dalam beberapa bulan atau setahun biasanya menunjukkan adanya
repair yang tidk adekuat. Sedangkan rekuren yang terjadi setelah dua atau lebih cenderung
disebabkan oleh timbulnya kelemahan yang progresif pada fasia rekurensi terulang setelah
repair berhati-hati yang dilakukan oleh seorang ahli menunjukkan adanya defek dalam sintesis
kolagen.
Tindakan pada hernia adalah herniorafi. Pada bedah elektif, kanalis dibuka, isi hernia
dimasukkan kantong diikat, dan dilakukan Basini plasty. Atau teknik yang lain untuk memperkuat
dinding belakang kanalis inguinalis. Pada bedah darurat, prinsipnya hampir sama dengan bedah
elektif. Cincin hernia langsung dicari dan dipotong. Usus halus dilihat vital atau tidak. Bila vital
dikembalikan kerongga perut, bila tidak vital dilakukan reseksi dan anastomosis end to end.
Untuk fasilitas dan keahlian terbatas, setelah cincin hernia dipotong dan usus dinyatakan vital
langsung di tutup kulit dan dirujuk ke rumah sakit ( Sjamsulhidayat,2004).
Tatalaksana
Penatalaksanaan hernia dibagi menjadi 2, konservatif dan operatif. Pengobatan konservatif
terbatas pada tindakan pengembalian posisi (dengan cara mendorong masuk tonjolan yang
ada secara manual) dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi
hernia yang telah direposisi. Pengurangan hernia secara non-operatif dapat segera dilakukan
dengan berbaring, posisi pinggang ditinggikan, lalu diberikan analgetik (penghilang rasa
sakit) dan sedatif (penenang) yang cukup untuk memberikan relaksasi otot. Perbaikan hernia
terjadi jika benjolan berkurang dan tidak terdapat tanda-tanda klinis strangulasi.
Penggunaan bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah direposisi dan
tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup. Hal ini biasanya dpilih
jika kita menolak dilakukan perbaikan secara operasi atau terdapat kontraindikasi terhadap
operasi. Cara ini tidak dianjurkan karena menimbulkan komplikasi, antara lain merusak kulit
dan tonus otot dinding perut di daerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam.
Pada anak-anak cara ini dapat menimbulkan atrofi (pengecilan) testis karena tekanan pada tali
sperma yang mengandung pembuluh darah testis. Penggunaan penyangga tidak
menyembuhkan hernia. Operasi merupakan penatalaksanaan rasional hernia inguinalis,
terutama jenis yang strangulasi. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan.
Banyak pasien hernia inguinal yang memiliki gejala minimal. Menurut sebuah penelitian
pada pasien ini observasi dapat menjadi pilihan yang baik, karena pasien dengan gejala
minimal jarang menyebabkan komplikasi akut. Penundaan operasi hingga gejala memberat
dinyatakan aman.
Jika kita ingin berhasil dalam menangani hernia, ada dua hal yang perlu diperhatikan.
Pertama adalah penanganan semua faktor risiko yang telah disebutkan diatas, dan kedua
adalah celah yang ada diperbaiki secara maksimal. Namun, walaupun telah dilakukan operasi,
hernia dapat timbul kembali (rekuren). Hernia yang berulang dalam hitungan bulan atau
tahun biasanya menandakan perbaikan yang tidak sempurna, seperti kegagalan dalam
menutup celah pada dinding perut. Rekurensi dalam 2 tahun lebih biasanya terjadi akibat
perlemahan dinding perut kita sendiri. Sedangkan rekurensi berulang setelah perbaikan yang
benar dan dilakukan oleh dokter bedah berpengalaman biasanya terjadi akibat kelainan pada
pembentukan kolagen pada tubuh kita sendiri.
komplikasi
Komplikasi hernia inguinalis lateralis bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi
hernia. Isi hernia dapat tertahan dalam kantong hernia inguinalis lateralis, pada
hernia ireponibel: ini dapat terjadi kalau isi hernia terlalu besar, misalnya terdiri atas
omentum, organ ekstraperitoneal atau merupakan hernia akreta. Di sini tidak timbul
gejala klinis kecuali benjolan. Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia
sehingga terjadi hernia strangulata/ inkarserasi yang menimbulkan gejala obstruksi
usus yang sederhana. Bila cincin hernia sempit, kurang elastis, atau lebih kaku seperti
pada hernia hernia femoralis dan hernia obturatoria, lebih sering terjadi jepitan
parsial. (Jong, 2004 ; Girl dan Mantu, 1992).
Jepitan cincin hernia inguinalis lateralis akan menyebabkan gangguan perfusi
jaringan isi hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem
organ atau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantong hernia.
Timbulnya udem menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin Universitas
Sumatera Utara
bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia
menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudant berupa cairan
serosanguinus. Kalau isi hernia terdiri usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya
dapat menimbulkan abses lokal, fistel, atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan
rongga perut. (Wim de Jong, 2004). Akibat penyumbatan usus terjadi aliran balik
berupa muntah-muntah sampai dehidrasi dan shock dengan berbagai macam akibat
lain. (Girl dan Mantu, 1992).
Hernia inkarserata inai dapat terjadi apabila isi kantong hernia tidak dapat kembali
lagi ke rongga abdomen. Organ yang terinkarserasi biasanya usus, yang ditandai
dengan gejala obstruksi usus, yang disertai muntah, perut kembung, konstipasi, dan
terlihat adanya batas udara-air pada saat foto polos abdomen. Setiap anak dengan
gejala obstruksi usus yang tidak jelas sebabnya harus dicurigai hernia inkarseta. Pada
anak wanita organ yang sering terinkarserasi adalah ovarium. Apabila aliran darah ke
dalam organ berkurang, terjadilah hernia strangulasi, yang menjadi indikasi pasti
untuk operasi (shochat, 2000)
Komplikasi
Strangulasi menjadi penyebab dari kebanyakan kasus kematian akibat ileus
obstruktif. Isi lumen usus merupakan campuran bakteri yang mematikan, hasil-hasil
produksi bakteri, jaringan nekrotik dan darah. Usus yang mengalami perforasi
mungkin mengalami perforasi dan menggeluarkan materi tersebut ke dalam rongga
peritoneum yang menyebabkan peritonis. Tetapi meskipun usus tidak mengalami
perforasi, bakteri dapat melintasi usus yang permeable tersebut dan masuk ke dalam
sirkulasi tubuh melalui cairan getah bening dan mengakibatkan syok septic.
Universitas Sumatera Utara
Komplikasi lain yang dapat timbul antara lain syok hipovolemia, abses, pneumonia
aspirasi dari proses muntah dan dapat menyebabkan kematian.