Anda di halaman 1dari 45

PROGRAM PENGEMBANGAN

PALANG MERAH REMAJA MADYA

UNIT
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI PANEKAN

TAHUN PELAJARAN 2015/2016


Pedoman PMR

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Palang Merah Indonesia berkomitmen untuk menyebarluaskan dan mendorong
aplikasi secara konsisten Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah
dan Bulan Sabit Merah Internasional, melaksanakan kesiapsiagaan di
dalam penanggulangan bencana yang berbasis masyarakat, memberikan
bantuan dalam bidang kesehatan yang berbasis masyarakat, berperan
aktif dalam penanggulangan bahaya HIV/AIDS dan penyalahgunaan
NAPZA, serta menggerakkan generasi muda dan masyarakat dalam
tugas-tugas kemanusiaan.

Amanat ini menjadi bagian tugas anggota remaja PMI, yang tercakup dalam Tri
Bhakti PMR:

1. Berbakti pada masyarakat


2. Mempertinggi ketrampilan serta memelihara kebersihan dan kesehatan
3. Mempererat persahabatan nasional dan internasional

Untuk dapat melaksanakan Tri Bhakti PMR yang berkualitas, maka diperlukan
anggota remaja PMI yang berkarakter kepalangmerahan yaitu mengetahui,
memahami, dan berperilaku sesuai prinsip dasar gerakan Palang Merah dan Bulan
Sabit Merah. Selain itu mereka juga berperan sebagai ”peer educator” atau
pelatih sebaya, yaitu yang dapat berbagi pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap kepada teman sebayanya, sehingga terjadi peningkatan
ketrampilan hidup atau ”life skill” untuk mendorong terjadinya
perubahan perilaku positif pada remaja. Hal ini telah tercemin dalam
kebijakan PMI dan Federasi bahwa:
1. Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun
kegiatan kepalangmerahan
2. PMR berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan
3. PMR calon pemimpin Palang Merah masa depan
4. PMR adalah kader relawan
Oleh karenanya anggota remaja PMI, yang terhimpun dalam PMR, perlu
dibina. Dalam pembinaan PMR, tentu saja diperlukan persamaan persepsi dan
komitmen oleh semua unsur yaitu pengurus, pegawai, pembina PMR,
pelatih PMI, serta pihak terkait dalam pembinaan remaja atau anggota
PMR. Untuk itu diperlukan suatu Pedoman Pembinaan PMR, yang
menggambarkan proses pembinaan anggota PMR dan semua unsur yang terlibat
didalamnya, serta peran dan tanggung jawab masing-masing pihak.

B. TUJUAN
Buku ini bertujuan sebagai pedoman pengurus dan pegawai PMI disemua tingkatan
yang menangani PMR, pembina PMR, pelatih PMI, serta instansi terkait, untuk
melaksanakan pembinaan PMR

Bab 1 - Pendahuluan
1
Pedoman PMR

C. DASAR
1. AD/ART PMI hasil Munas PMI XVIII tahun 2005
2. Kebijakan IFRC tentang Remaja
3. Kebijakan PMI tentang PMR
4. Undang-undang Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
5. Perjanjian kerja sama PMI dengan Diknas RI tanggal 24 Mei 1995 No. 118/U/95
dan No. 0090-KEP/PP/V/95 tentang pembinaan dan pengembangan
Kepalangmerahan di sekolah
6. Perjanjian kerja sama PMI dengan Depag RI tanggal 26 September 1995 No.
459 tahun 1995 dan No. 0185-KEP/PP/IX/95 tentang pembinaan dan
pengembangan Kepalangmerahan di Madrasah

D. PENGERTIAN
1. Pedoman PMR
Adalah pedoman bagi pengurus dan pegawai PMI disemua tingkatan yang
menangani PMR, pembina PMR, pelatih PMI, serta instansi terkait. Pembinaan
PMR mencakup: perekrutan, pelatihan, pengembangan individu,
pengembangan organisasi, Tri Bakti PMR, pelaporan, monitoring, dan evaluasi

2. PMR
a. Anggota PMI terdiri dari anggota remaja, biasa, luar biasa, dan kehormatan
(AD Bab VI, Pasal 11)
b. Yang dapat diterima sebagai anggota remaja adalah mereka yang berusia
10 – 17 tahun atau mereka yang seusia sekolah lanjutan tingkat atas dan
belum menikah (ART Bab VI, Pasal 11, Ayat (1))
c. Hak dan kewajiban anggota remaja dilaksanakan melalui wadah Palang
Merah Remaja, disingkat PMR (ART Bab VI, Pasal 13, Ayat (1))
d. Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan Palang Merah Remaja
ditetapkan oleh Pengurus Pusat (ART Bab VI, Pasal 13, Ayat (2))
e. Anggota Remaja mendaftarkan diri kepada unit Palang Merah Remaja di
wilayah domisili yang bersangkutan (ART Bab VI, Pasal 15)
f. PMR adalah wadah pembinaan anggota remaja PMI
g. PMR berada di sekolah atau luar sekolah, dan disebut kelompok PMR. Tiap
kelompok PMR terdiri dari minimal 10 orang.
h. Tingkatan dalam PMR: Mula, Madya, Wira
i. Kelompok PMR terdiri dari:
1) Kelompok PMR berbasis sekolah, disebut kelompok PMR sekolah
2) Kelompok PMR berbasis masyarakat, disebut kelompok PMR luar
sekolah
j. Penjenjangan anggota PMR terdiri dari:
1) Anggota Remaja PMI berusia 10 – 12 tahun/setingkat SD/MI/sederajat
dapat bergabung sebagai anggota PMR Mula
2) Anggota Remaja PMI berusia 12 – 15 tahun/setingkat
SMP/MTS/sederajat dapat bergabung sebagai anggota PMR Madya
3) Anggota Remaja PMI berusia 15 – 17 tahun/setingkat
SMU/SMK/MA/sederajat dapat bergabung sebagai anggota PMR Wira

Bab 1 - Pendahuluan
2
Pedoman PMR

3. Penanggung jawab PMR


a. Penanggung jawab Kelompok PMR Sekolah adalah Kepala Sekolah, yang
mengatur, memonitor, dan mengevaluasi tugas Pembina PMR, dan Pelatih
PMI di kelompok PMR tersebut
b. Penanggung jawab kelompok PMR Luar Sekolah adalah seseorang yang
ditunjuk oleh PMI Cabang/Ranting, yang mengatur, memonitor, dan
mengevaluasi tugas Pembina PMR, dan Pelatih PMI di kelompok PMR
tersebut
c. Penanggung Jawab PMR, secara fungsional adalah anggota Tenaga
Sukarela (TSR) PMI Cabang

4. Pembina PMR
a. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, atau guru yang ditunjuk oleh
sekolah untuk melakukan pembinaan kelompok dan anggota PMR di
sekolah ybs
b. Seseorang yang ditunjuk oleh PMI Cabang/Ranting untuk melakukan
pembinaan kelompok dan anggota PMR luar sekolah
c. Pembina PMR secara fungsional adalah anggota Tenaga Sukarela (TSR)
PMI Cabang

5. Pelatih PMI
Pelatih adalah individu (Pengurus/staff/relawan) yang memenuhi kualifikasi
pelatih sesuai dengan Pedoman Pelatih PMI. Lihat pedoman pelatih dan
pelatihan

6. Instansi terkait
Pihak-pihak baik pemerintah, swasta, ataupun organisasi non pemerintah yang
secara aktif mendukung pembinaan dan pengembangan PMR, a.l. departemen
pendidikan, departemen agama, departemen kesehatan, departemen sosial,
komite sekolah, UNICEF, UNFPA

7. Pembinaan PMR
a. Upaya yang dilakukan untuk mengembangkan PMR, mencakup: perekrutan,
pelatihan, pengembangan individu, pengembangan organisasi, Tri Bhakti
PMR, pelaporan, monitoring, dan evaluasi
b. Pembinaan PMR diarahkan pada pengembangan karakter kepalangmerahan
c. Pengembangan karakter kepalangmerahan yaitu mengarahkan anggota
PMR agar mengetahui, memahami, dan berperilaku sesuai prinsip dasar
gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
d. Pembinaan berbasis pengembangan karakter dilaksanakan dengan
pendekatan Ketrampilan Hidup, yaitu proses pembinaan interaktif yang
bertujuan memaksimalkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap (PKS)
anggota PMR sehingga terjadi perubahan positif. Kemudian anggota PMR
juga dapat berperan sebagai ”peer educator” atau pelatih sebaya, yaitu
yang dapat berbagi PKS kepada teman sebaya sehingga mendorong
terjadinya perubahan perilaku positif pada remaja. Dengan demikian
anggota PMR tidak hanya sebagai obyek, tetapi juga subyek yang terlibat
aktif dalam siklus pembinaan PMR.

Bab 1 - Pendahuluan
3
Pedoman PMR

8. Orientasi
a. Orientasi kepalangmerahan adalah proses pengenalan Gerakan Palang
Merah/Bulan Sabit Merah dan PMI
b. Orientasi kepalangmerahan diperuntukkan bagi setiap anggota PMI,
termasuk anggota PMR dan Pembina PMR

Bab 1 - Pendahuluan
4
Pedoman PMR

BAB II
KEANGGOTAAN PMR

A. PENGERTIAN

Anggota PMR adalah anggota remaja berusia 10 – 17 tahun dan atau


belum menikah, yang mendaftarkan diri dan terdaftar dalam kelompok
PMR
B. SYARAT MENJADI ANGGOTA PMR
1. Warga Negara Indonesia atau Warga Negara Asing yang sedang berdomisili di
wilayah Indonesia
2. Berusia 10 tahun sampai dengan 17 tahun dan atau belum menikah atau seusia
siswa SD/MI s/d SMU/MA atau yang sederajat
3. Mendapatkan persetujuan orang tua/wali
4. Bersedia mengikuti orientasi, pelatihan, dan pelaksanaan kegiatan
kepalangmerahan
5. Mengisi formulir pendaftaran dan mengembalikannya kepada Pembina PMR
dikelompok PMR masing-masing, untuk selanjutnya disampaikan kepada
Pengurus Cabang Palang Merah Indonesia setempat.

C. PENGESAHAN ANGGOTA
Lihat Pelantikan Anggota PMR, Hal.

D. ANGGOTA PMR
1. PMR Mula : 10 – 12 tahun/setingkat SD/MI/sederajat
2. PMR Madya : 12 – 15 tahun/setingkat SMP/MTS/sederajat
3. PMR Wira : 15 – 17 tahun/setingkat SMA/SMK/MA/sederajat

E. HAK DAN KEWAJIBAN


1. Hak dan Kewajiban Anggota PMR
a. Hak Anggota PMR
1) Mendapatkan pembinaan dan pengembangan oleh PMI
2) Menyampaikan pendapat dalam forum/pertemuan resmi PMI
3) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan PMR
4) Mendapatkan Kartu Tanda Anggota (KTA)

b. Kewajiban Anggota PMR


1. Menjalankan dan membantu menyebarluaskan prinsip-prinsip dasar
gerakan Palang Merah dan kegiatan PMI
2. Mematuhi AD/ART
3. Melaksanakan Tri Bhakti PMR
4. Menjaga nama baik PMI
5. Membayar uang iuran keaggotaan

Bab 2 – Keanggotan PMR


5
Pedoman PMR

2. Hak dan Kewajiban Pembina PMR


a. Hak Pembina PMR
1. Mendapatkan pembinaan dan pengembangan kapasitas oleh PMI
Cabang
2. Mengikuti musyawarah cabang dalam mengambil keputusan, dengan
mekanisme: mengirimkan 1 orang Pembina PMR yang diputuskan
melalui rapat forum komunikasi Pembina PMR
3. Mendapatkan pengakuan dan penghargaan atas partisipasi dan prestasi
4. Mendapatkan atribut sesuai dengan ketentuan PMI

b. Kewajiban Pembina PMR


1. Mematuhi AD/ART PMI
2. Mematuhi ketentuan dalam TSR PMI
3. Mengikuti orientasi kepalangmerahan dan pelatihan, minimal ditingkat
PMI Cabang
4. Menjaga nama baik PMI
5. Melaksanakan sosialisasi kepalangmerahan
6. Berperan aktif dalam pembinaan dan pengembangan PMR

F. PERPINDAHAN ANGGOTA PMR


Berhubung karena sesuatu hal, seorang anggota PMR pindah ketempat lain. Bagi
mereka yang pindah maka diharapkan:
1. Membawa surat rekomendasi dari Pengurus PMI Cabang tempat semula
mereka bergabung
2. Melaporkan/mendaftarkan kembali melalui kelompok PMR ditempat tinggalnya
yang baru

G. BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
1. Keanggotaan PMR dinyatakan berakhir jika yang bersangkutan:
a. Berakhir masa keanggotaan
b. Mohon berhenti
c. Diberhentikan
d. Meninggal dunia
2. Anggota PMR dapat diberhentikan oleh Pengurus PMI Cabang, apabila yang
bersangkutan mencemarkan nama baik PMI dan atau dijatuhi hukuman pidana
yang telah berkekuatan hukum tetap.
3. Mekanisme penghentian anggota PMR ditetapkan oleh kelompok PMR yang
bersangkutan, yang dikoordinasikan dengan PMI Cabang

Bab 2 – Keanggotaan PMR 6


Pedoman PMR

BAB III
ORGANISASI PMR

A. SEKOLAH
1. Tim Pembina Pengembangan Kepalangmerahan
a. Sesuai perjanjian kerja sama PMI – Depdikbud RI tanggal 24 Mei 1995
No. 0118/U/1995 dan No. 0090/KEP/PP/95, dibentuk Tim Pembina
Pengembangan Kepalangmerahan di kalangan siswa, warga belajar, dan
mahasiswa, disingkat TP PMI
b. PMI dibentuk di tingkat Pusat, Propinsi, Kota/Kabupaten
c. TP PMI disetiap tingkatan terdiri dari unsur PMI, Departemen Pendidikan
Nasional, Departemen Kesehatan, dan Departemen Agama
d. TP PMI Pusat bertugas:
1) Menyiapkan program pembinaan dan pengembangan
kepalangmerahan ditingkat siswa, warga belajar, dan mahasiswa
secara nasional
2) Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pembinaan kepada TP PMI
Propinsi
3) Menerima laporan dari TP PMI Propinsi
e. TP PMI Propinsi bertugas:
1) Menyiapkan program pembinaan dan pengembangan
kepalangmerahan di kalangan siswa, warga belajar, dan mahasiswa di
tingkat propinsi, secara terinci dan mengacu pada program nasional
2) Menyiapkan dan melaksanakan pembinaan TP PMI Kota/Kabupaten
3) Menerima laporan dari hasil TP PMI Kota/Kabupaten
f. TP PMI Kota/Kabupaten bertugas:
1) Menyiapkan program pembinaan dan pengembangan
kepalangmerahan di kalangan siswa, warga belajar, dan mahasiswa di
tingkat Kota/Kabupaten, secara rinci dan mengacu pada program
Nasional dan Propinsi
2) Menyampaikan laporan dan hasil kerja kepada TP PMI Propinsi,
dengan tembusan kepada PMI Pusat
2. Organisasi PMR di sekolah
a. Pembinaan PMR dilaksanakan oleh TP PMI
b. Di lingkungan PMI Pusat/Daerah/Cabang, pembinaan PMR dilaksanakan
oleh Bidang SDM/PMR/Diklat
c. PMR di sekolah disebut kelompok PMR, yang beranggotakan minimal 10
orang
d. Kegiatan PMR di sekolah merupakan bagian dari kegiatan ekstra kurikuler,
dibawah pembinaan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
e. Struktur organisasi PMR disekolah
Kelompok PMR disekolah secara struktural mempunyai struktur sendiri
sebagai kelompok PMR, dan dalam kegiatannya secara fungsional
termasuk seksi Kesegaran Jasmani dan Daya Kreasi OSIS

Bab 3 – Organisasi PMR 7


Pedoman PMR

f. Susunan Pengurus PMR di sekolah:


1) Pelindung adalah TP PMI Kota/Kabupaten
2) Penanggung jawab adalah Kepala Sekolah
3) Pembina PMR
4) Pelatih PMI
5) Pengurus harian PMR terdiri dari siswa-siswi yang telah menjadi
anggota PMR dengan masa bakti minimal 1 tahun, terdiri dari:
a) Seorang ketua
b) Seorang wakil ketua
c) Seorang sekretaris
d) Seorang bendahara
e) Unit-unit:
(1) Bakti Masyarakat
(2) Ketrampilan, kebersihan, dan kesehatan
(3) Persahabatan
(4) Umum

B. LUAR SEKOLAH
1. Nama kelompok PMR disesuaikan dengan nama desa/kecamatan/instansi
tempat kelompok PMR tersebut dibentuk, atau sebutan lain yang dapat
meningkatkan pembinaan PMR
2. Anggotanya terdiri dari anggota remaja PMI yang berbasis masyarakat
3. Penanggung jawab adalah Kepala Desa/Kecamatan/Instansi/organisasi
4. Struktur organisasi PMR luar sekolah, terlampir

C. PERAN MASING-MASING PIHAK


1. PMI Pusat yang membidangi pembinaan dan pengembangan PMR
a. Mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan PMR (perekrutan, pelatihan,
pengembangan individu, pengembangan organisasi, Tri Bhakti PMR,
pelaporan, monitoring, dan evaluasi)
b. Mengeluarkan buku panduan pembinaan, kurikulum standard pelatihan
anggota dan Pembina PMR, dan modul
c. Memfasilitasi PMI Daerah melaksanakan kebijakan, buku panduan,
kurikulum, dan modul
d. Memfasilitasi/menyelenggarakan pelatihan, pengembangan kegiatan, dan
pengembangan kapasitas individu untuk tingkat nasional maupun
internasional
e. Menyelenggarakan kegiatan nasional, misal Jumbara Nasional
f. Melakukan monitoring dan evaluasi pada setiap tahap pembinaan PMR
g. Berkoordinasi dengan pihak terkait ditingkat Pusat (TP PMI, Diknas,
Depkes, Depag, organisasi non pemerintah) untuk pengembangan
pembinaan PMR
h. Menyediakan informasi terkait dengan pengembangan pembinaan PMR,
dan meneruskan informasi tersebut kepada PMI Daerah
2. PMI Daerah yang membidangi pembinaan dan pengembangan PMR
a. Menerapkan kebijakan tentang pembinaan PMR
b. Memfasilitasi PMI Cabang dalam melaksanakan kebijakan, buku panduan,
kurikulum, dan modul

Bab 3 – Organisasi PMR 8


Pedoman PMR

c. Memfasilitasi/menyelenggarakan pelatihan, pengembangan kegiatan, dan


pengembangan kapasitas untuk tingkat daerah
d. Menyelenggarakan kegiatan tingkat PMI Daerah, misal: Jumbara Daerah
e. Melakukan monitoring dan evaluasi pada setiap tahap pembinaan PMR
f. Berkoordinasi dengan pihak terkait ditingkat Propinsi (TP PMI, Diknas,
Depkes, Depag, organisasi non pemerintah) untuk pengembangan
pembinaan PMR
g. Menyediakan informasi terkait dengan pengembangan pembinaan PMR,
dan meneruskan informasi tersebut kepada PMI Cabang
h. Memfasilitasi PMI Cabang dalam menerapkan informasi-informasi tentang
pembinaan PMR

3. PMI Cabang yang membidangi pembinaan dan pengembangan PMR


a. Menerapkan kebijakan tentang pembinaan PMR
b. Memfasilitasi kelompok PMR melaksanakan kebijakan, buku panduan,
kurikulum, dan modul
c. Memfasilitasi pelatihan, pengembangan kegiatan, dan pengembangan
kapasitas untuk tingkat cabang dan kelompok PMR
d. Menyelenggarakan kegiatan tingkat PMI Cabang, misal: orientasi Pembina
PMR, pelatihan gabungan anggota PMR, Jumbara Cabang
e. Menugaskan pelatih PMI untuk melatih kelompok PMR
f. Melibatkan Pembina PMR dalam proses pengambilan keputusan,
khususnya terkait pembinaan PMR, baik dalam forum rapat, musyawarah
kerja tahunan, maupun musyawarah tahunan
g. Melakukan monitoring dan evaluasi pada setiap tahap pembinaan PMR
h. Berkoordinasi dengan pihak terkait ditingkat Kota/Kabupaten (TP PMI,
Diknas, Depkes, Depag, organisasi non pemerintah) untuk pengembangan
pembinaan PMR
i. Menyediakan informasi terkait dengan pengembangan pembinaan PMR
dan meneruskan informasi tersebut kepada kelompok PMR
j. Memfasilitasi Kelompok PMR dalam menerapkan informasi-informasi
tentang pembinaan PMR

4. Penanggung jawab PMR


a. Bertanggung jawab terhadap pembinaan dan pengembangan PMR
b. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dikelompok PMR
c. Bersama dengan PMI Cabang mengatur, memonitor, dan mengevaluasi
tugas Pembina PMR, dan Pelatih PMI di kelompok PMR tersebut
d. Melakukan monitoring dan evaluasi pada setiap tahap pembinaan PMR
e. Berkoordinasi dengan pihak terkait ditingkat Kota/Kabupaten /Kecamatan

5. Pembina PMR
a. Melaksanakan pembinaan PMR dikelompok PMR masing-masing
b. Mengembangkan kegiatan kepalangmerahan, a.l. melakukan sosialisasi
dan advokasi ke sekolah/lembaga, memfasilitasi pembentukan kelompok
PMR baru, meningkatkan jaringan komunikasi dan koordinasi antar
Pembina PMR maupun sekolah/lembaga
c. Membantu PMI Cabang memfasilitasi pembentukan kelompok PMR baru
d. Memfasilitasi komunikasi dan koordinasi antara kelompok PMR dan PMI
Cabang

Bab 3 – Organisasi PMR 9


Pedoman PMR

e. Memberikan masukan kepada PMI dan Pelatih PMI terkait pelaksanaan


standarisasi pelatihan PMR, kualitas pelatih, perkembangan metode dan
media pelatihan
f. Melakukan monitoring dan evaluasi pada setiap tahap pembinaan PMR

6. Instansi terkait
a. Mendukung upaya pembinaan PMR, sesuai 7 Prinsip Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah Internasional
b. Memfasilitasi penyediaan kebutuhan kegiatan operasional PMR

D. SUMBER DANA
PMI Daerah, PMI Cabang, Sekolah/lembaga Kelompok PMR, dan instansi lain
yang tidak mengikat Sumber dana pembinaan dan pengembangan PMR dapat
berasal dari PMI Pusat,

Bab 3 – Organisasi PMR 10


Pedoman PMR madya MATSANEPA

BAB IV
PEMBINAAN PMR

A. PEREKRUTAN

4. TRI BAKTI PMR 1. Perekrutan


dan Struktur

Monitoring
Dan
Evaluasi

3. Pengembangan
Kapasitas 2. Pelatihan

1. Tujuan
Meningkatkan kuantitas kelompok dan anggota PMR secara berkesinambungan
2. Sasaran Perekrutan
PMR Mula : 10 – 12 tahun/setingkat SD/MI/sederajat
PMR Madya : 12 – 15 tahun/setingkat SMP/MTS/sederajat
PMR Wira : 15 – 17 tahun/setingkat SMA/SMK/MA/sederajat
3. Pelaksana Perekrutan
Kegiatan perekrutan di laksanakan oleh kelompok PMR (sekolah maupun luar
sekolah) dan PMI Cabang, yang selanjutnya dilaporkan kepada Dinas
Pendidikan/Departemen Agama Kota/Kabupaten dan PMI Cabang
4. Pembentukan Kelompok dan Perekrutan Anggota PMR

Bab 4 – Pembinaan PMR


11
Pedoman PMR madya MATSANEPA

Pembentukan Kelompok dan Perekrutan


Anggota PMR
Sosialisasi - Publikasi
dan advokasi

Pengajuan Permohonan
Proses Administrasi
Pembentukan

Pemenuhan Orientasi
Persyaratan dan perangkat Kepalangmerahan
Pembentukan Perangkat Organisasi

Peresmian
Kegiatan dan Pelatihan Rutin Pembentukan
Kelompok PMR
Sosialisasi – Publikasi Kegiatan
PMR

Pendaftaran Anggota PMR


Proses Administrasi
(Proses Perekrutan)

Pengajuan Permohonan
Orientasi
Pelaksanaan Orientasi
Calon Anggota PMR
Anggota Baru

Pemenuhan Penetapan Nomor


Persyaratan Keanggotaan Anggota dan Pelantikan

Pendataan

Sekolah Kegiatan & Pelatihan


Rutin
Cabang
Cabang + Sekolah
Cabang + Sekolah + Kelompok PMR

Bab 4 – Pembinaan PMR


12
Pedoman PMR madya MATSANEPA

a. Pembentukan Kelompok PMR


1) PMI Cabang melakukan sosialisasi dan publikasi kepada Dinas
Pendidikan, Departemen Agama, Sekolah/kelompok luar sekolah untuk
membentuk kelompok PMR.
2) Pihak sekolah mengajukan surat permohonan pembentukan kelompok
PMR disekolah
3) Penanggung jawab kelompok mengajukan surat permohonan
pembentukan kelompok PMR diluar sekolah
4) PMI Cabang mengesahkan kelompok PMR setelah seluruh persyaratan
pembentukan PMR terpenuhi:
a) mempunyai jumlah calon anggota minimal 10 orang
b) mengisi formulir pendaftaran pembentukan kelompok PMR
5) PMI Cabang memberikan nomor induk kelompok PMR berdasarkan
nomor kode daerah dan cabang, yang ditetapkan oleh PMI Pusat:
Nomor kode daerah, nomor kode cabang, jenjang Mula/Madya/Wira,
dan nomor urut pendaftaran
6) PMI Cabang, Dinas Pendidikan, dan Departemen Agama secara aktif
melakukan pembinaan dan pengembangan PMR disekolah maupun luar
sekolah
b. Sosialisasi dan Publikasi kegiatan PMR
1) Tujuan kegiatan Sosialisasi dan Publikasi
1) Memperkenalkan kegiatan PMR sebagai wadah pembinaan
kepalangmerahan bagi generasi muda
2) Menyosialisasikan peranan PMR dalam mendukung kegiatan
kepalangmerahan
3) Menarik minat generasi muda untuk bergabung dalam kegiatan PMR
4) Memotifasi anggota PMR untuk tetap bergabung dalam kegiatan
kepalangmerahan
2) Waktu Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi dan Publikasi
Kegiatan Sosialisasi dan Publikasi dilaksanakan minimal 1 tahun sekali
sebelum dilaksanakan perekrutan.
3) Media dan Metode Sosialisasi dan Publikasi
Media:
a) Majalah Dinding
b) Foto/Dokumentasi kegiatan PMR
c) Leaflet
d) Poster
e) Buletin
f) Merchandise
Metode:
a) Presentasi, audiensi
b) Demonstrasi/Peragaan kegiatan PMR
c) Pemasangan Promosi Majalah dinding
d) Pameran foto kegiatan PMR
e) Pembagian Merchandise
f) Penyebaran leaflet
g) Pemasangan poster

Bab 4 – Pembinaan PMR


13
Pedoman PMR madya MATSANEPA

4) Sasaran:
a) Siswa
b) Orang Tua murid
c) Sekolah/luar sekolah (panti asuhan, Kejar paket) dan management
d) Masyarakat
e) Instansi terkait
i. Dinas Pendidikan
ii. Department Agama dan Dinas Pendidikan Agama
iii. Dinas Kesehatan
iv. Pemerintah Daerah (desa,kecamatan, Kabupaten, Propinsi)
v. Swasta dan organisasi non pemerintahan

5) Strategi:
a) Media presentasi dan dialog melalui forum pertemuan siswa baru
atau orang tua siswa
b) Memanfaatkan masa penirimaan siswabaru sebagai tempat
memperkenalkan dan mempromosikan kegiatan PMR dan
kepalangmerahan

5. Pendaftaran Anggota PMR


a. PMI Cabang bekerjasama dengan Pihak sekolah atau pimpinan luar sekolah
dan anggota PMR melakukan penyebaran formulir pendaftaran kepada
remaja, tanpa membedakan ras, jenis kelamin, agama
b. Calon Anggota PMR melakukan pengisian dan pengumpulan kembali
formulir pendaftaran dan syarat-syarat pendaftaran lainnya
c. Syarat pendaftaran calon anggota baru PMR
1) Memenuhi syarat keaggotaan
2) Mengisi formulir pendaftaran calon anggota PMR
3) Mengumpukan Foto 3 x 4 dan 2 x 3 masing-masing 2 lembar, untuk
formulir pendaftaran, Buku Induk Kelompok PMR, Buku system data
based PMI Cabang, Piagam Orientasi, dan KTA
4) Bersedia dan mengikuti orientasi
d. Calon anggota PMR mengikuti orientasi kepalangmerahan
6. Orientasi kepalangmerahan
a. Metode
Metode orientasi ditetapkan dalam Kurikulum Standard Pelatihan untuk
anggota dan pembina PMR
b. Pelaksana
Pelaksana orientasi adalah PMI Cabang dengan menugaskan Pelatih Bidang
Kepalangmerahan sebagai fasilator
c. Waktu Pelaksanaan
1) Kelompok PMR mendaftarkan calon anggotanya kepada PMI Cabang
2) PMI Cabang melaksanakan orientasi sesuai dengan permintaan
kelompok PMR
d. Kurikulum, media, dan metode
Sesuai dengan Standard Pelatihan untuk anggota dan Pembina PMR

Bab 4 – Pembinaan PMR


14
Pedoman PMR madya MATSANEPA

7. Pelantikan Anggota dan Penetapan Nomor anggota


a. Syarat Pelantikan
Seorang calon anggota PMR dinyatakan berhak untuk mengikuti pelantikan
dan dinyatakan secara resmi sebagai angota PMR setelah mengikuti
orientasi sesuai dengan kurikulum standard Pelatihan untuk anggota dan
Pembina PMR.
b. Pelaksana Pelantikan
Pelantikan anggota baru PMR dilaksanakan oleh PMI Cabang bekerjasama
dengan pihak Sekolah/Luar sekolah
c. Penetapan Nomor Anggota
1) Nomor anggota diberikan oleh PMI Cabang
2) Penomoran anggota: Nomor kode daerah, nomor kode cabang, jenjang
Mula/Madya/Wira, dan nomor urut pendaftaran anggota PMR

8. Pendataan

a. PMI Cabang melakukan pendataan anggota baru dalam sebuah system data
base PMR
b. System data base anggota PMR sama dengan penomoran anggota

B. PELATIHAN

4. TRI BAKTI PMR 1. Perekrutan


dan Struktur

Monitoring
Dan
Evaluasi

3. Pengembangan
Kapasitas 2. Pelatihan

1. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap anggota PMR sehingga
dapat melaksanakan kegiatan sesuai Tri Bakti PMR
2. Sasaran
a. Anggota PMR
b. Pembina PMR
c. Pelatih PMI

Bab 4 – Pembinaan PMR


15
Pedoman PMR madya MATSANEPA

3. Jenis Pelatihan
a. Untuk Anggota PMR
1) Orientasi Kepalangmerahan
Orientasi untuk calon anggota PMR
Orientasi ini dilaksanakan oleh Cabang dan diikuti oleh calon anggota
sebagai syarat wajib seorang calon anggota PMR sebelum dilantik
secara resmi sebagai seorang anggota PMR
Materi Orientasi dititikberatkan pada materi kepalangmerahan dan
pengenalan kegiatan-kegiatan PMR.
2) Pelatihan Rutin
a) Pelatihan yang dilaksanakan secara rutin oleh kelompok PMR,
minimal 1 x dalam 1 minggu, sesuai dengan program
b) Diikuti oleh anggota PMR setelah dilantik menjadi anggota PMR
c) Dilaksanakan dengan mengacu pada kurikulum yang ditetapkan PMI
Pusat, dengan materi:

NO MATERI MULA MADYA WIRA

1. Kepalangmerahan 9 14 15

2. Pertolongan Pertama 10 15 22

3. Perawatan Keluarga 12 16 18

4. Kesehatan remaja 8 8 8

5. Kesiapsiagaan bencana 7 10 15

6. Kepemimpinan kepalangmerahan 12 19 35
7. UKTD: Doras 0 0 4

TOTAL 58 82 117

d) Metode dan media pelatihan sesuai dengan Standard Pelatihan PMI


e) Pelatih adalah Pelatih PMI yang ditugaskan oleh PMI Cabang, sesuai
dengan kompetensinya

b. Untuk Pembina PMR


1) Orientasi Pembina PMR berdasarkan kurikulum yang ditetapkan PMI
Pusat
2) Calon Pembina PMR wajib mengikuti orientasi sebelum menjadi Pembina
PMR
3) Orientasi Pembina PMR dilaksanakan oleh PMI Cabang
c. Untuk Pelatih PMI
1) Pelatihan untuk Pelatih PMI terdiri dari Pelatihan Teknis
Kepalangmerahan dan Pelatihan Pelatih sesuai standard yang ditetapkan
PMI Pusat
2) Pelatih yang telah mengikuti pelatihan dan dinyatakan lulus berhak
menjadi pelatih

Bab 4 – Pembinaan PMR


16
Pedoman PMR madya MATSANEPA

C. PENGEMBANGAN KAPASITAS

4. TRI BAKTI PMR 1. Perekrutan


dan Struktur

Monitoring
Dan
Evaluasi

3. Pengembangan
2. Pelatihan
Kapasitas

1. Pengembangan Kapasitas Pribadi


a. Tujuan:
Meningkatkan kualitas anggota PMR, Pembina PMR, Pelatih PMI, pegawai
dan pengurus PMI yang membidangi PMR

b. Sasaran:
a. Anggota PMR
b. Pembina PMR
c. Pelatih PMI
d. Pegawai PMI yang membidangi PMR
e. Pengurus PMI yang membidangi PMR

c. Cara mengembangkan kapasitas:


1) Anggota PMR
a) Pelatihan untuk anggota PMR
b) Mengikutsertakan dalam kegiatan kepalangmerahan sesuai Tri
Bhakti PMR, baik ditingkat Kelompok PMR, PMI Cabang, Daerah,
Pusat, atau Internasional (misal: pertukaran PMR, lomba, Jumbara
tingkat Cabang, Daerah, atau Pusat). Jumbara disetiap tingkatan
dilaksanakan minimal 1 x setiap periode kepengurusan. Untuk Tri
Bhakti PMR, lihat bagian E. Tri Bhakti PMR
c) Mendapatkan akses menerapkan hasil pelatihan
d) Mendapatkan penghargaan dari sekolah, PMI, atau lembaga lainnya
2) Pembina PMR
1) Orientasi pembinaan PMR
2) Mengikutsertakan dalam kegiatan kepalangmerahan ditingkat PMI
Cabang, Daerah, Pusat, atau Internasional (misal: pelatihan,
lokakarya)

Bab 4 – Pembinaan PMR


17
Pedoman PMR madya MATSANEPA

3) Diberi kesempatan mengikuti pelatihan teknis PMI dan Pelatihan


Pelatih (untuk menjadi Pelatih PMI)
4) Mendapatkan akses menerapkan hasil pelatihan dan lokakarya
5) Mendapatkan penghargaan dari sekolah, PMI, atau lembaga lainnya
3) Pelatih PMI
1) Pelatihan teknis PMI, Pelatihan Pelatih, dan Pelatihan penyegaran
2) Pelatihan lain yang mendukung tugas sebagai pelatih (misal:
pelatihan kepemimpinan)
3) Mengikutsertakan dalam kegiatan kepalangmerahan ditingkat PMI
Cabang, Daerah, Pusat, atau Internasional (misal: pelatihan,
lokakarya)
4) Mendapatkan akses menerapkan hasil pelatihan dan lokakarya
5) Mendapatkan penghargaan dari sekolah, PMI, atau lembaga lainnya
4) Pegawai yang membidangi pembinaan dan pengembangan PMR
1) Pelatihan pembinaan PMR
2) Pelatihan lain yang mendukung tugas sebagai pegawai yang
membidangi PMR (Misal: pelatihan monitoring – evaluasi, Proses
Perencanaan Proyek, Kepemimpinan)
3) Diberi kesempatan mengikuti pelatihan teknis PMI dan Pelatihan
Pelatih (untuk menjadi Pelatih PMI)
4) Mengikutsertakan dalam kegiatan kepalangmerahan ditingkat PMI
Cabang, Daerah, Pusat, atau Internasional (misal: pelatihan,
lokakarya)
5) Mendapatkan penghargaan dari PMI atau lembaga lainnya
5) Pengurus yang membidangi pembinaan dan pengembangan PMR
1) Berperan aktif dalam kegiatan kepalangmerahan ditingkat PMI
Cabang, Daerah, Pusat, atau Internasional (misal: lokakarya)
2) Mendapatkan penghargaan dari PMI atau lembaga lainnya

2. Pengembangan Kapasitas Organisasi


a. Tujuan:
Meningkatkan kualitas kegiatan dan organisasi PMR
b. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh masing-masing pihak:
1) Sekolah:
1. Berperan aktif dalam kegiatan PMI tingkat Cabang, Daerah, Pusat,
Internasional
2. Memasukkan kegiatan pembinaan PMR kedalam program tahunan
sekolah/luar sekolah
3. Sosialisasi dan publikasi
2) PMI Cabang:
1) Advokasi, sosialisasi, kerja sama dengan sekolah dan diknas/depag
tingkat Kota/kabupaten, organisasi non pemerintah
2) Menyelenggarakan kegiatan ditingkat Cabang, antara lain: jumbara,
pelatihan, bakti masyarakat, kunjungan persahabatan, kelompok
PMR berprestasi
3) Memfasilitasi pembentukan forum komunikasi Pembina PMR
4) Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan pembinaan dan
pengembangan PMR di sekolah/luar sekolah

Bab 4 – Pembinaan PMR


18
Pedoman PMR madya MATSANEPA

3) PMI Daerah:
1) Advokasi, sosialisasi, kerja sama dengan diknas/depag tingkat
propinsi, organisasi non pemerintah
2) Menyelenggarakan kegiatan tingkat PMI Daerah, antara lain:
jumbara, pelatihan, bakti masyarakat, kunjungan persahabatan
3) Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan pembinaan dan
pengembangan kegiatan di tingkat Cabang

4) PMI Pusat
1) Advokasi, sosialisasi, kerja sama dengan diknas/depag tingkat Pusat,
organisasi non pemerintah
2) Menyelenggarakan kegiatan tingkat Nasional antara lain: jumbara,
pelatihan, bakti masyarakat, kunjungan persahabatan, kelompok
PMR berprestasi
3) Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan pembinaan dan
pengembangan kegiatan di tingkat Daerah

D. TRI BHAKTI PMR

4. TRI BAKTI PMR 1. Perekrutan


dan Struktur

Monitoring
Dan
Evaluasi

3. Pengembangan
Kapasitas 2. Pelatihan

1. Tri Bhakti PMR terdiri dari:


a. Berbakti pada masyarakat
b. Mempertinggi ketrampilan serta memelihara kebersihan dan kesehatan
c. Mempererat persahabatan nasional dan internasional

Bab 4 – Pembinaan PMR


19
Pedoman PMR madya MATSANEPA

2. Jenis kegiatan dalam Tri Bakti PMR a.l.:


a. PMR Mula

Mempertinggi
Mempererat
Berbakti pada ketrampilan dan
persahabatan nasional
masyarakat memeliharan kebersihan
dan internasional
dan kesehatan
1) Dapat menyanyikan 1) Tahu cara gosok gigi, 3) Menjalin
lagu Mars PMI dan mencuci tangan dan persahabatan
Bakti Remaja kaki dengan anggota
2) Dapat membuat 2) Dapat melakukan PMR dari sekolah
bagan struktur Pertolongan Pertama lain:
organisasi PMR untuk diri sendiri  Saling berkunjung
3) Tahu alamat PMI 3) Tahu makanan 4 untuk latihan
Cabang sehat 5 sempurna bersama
4) Tahu susunan 4) Dapat melakukan  Saling berkirim surat
pengurus PMI perawatan keluarga atau album
Cabang pada anggota persahabatan
5) Tahu kegiatan dan keluarga  Berkirim hasil
tanda pengenal 5) Tahu cara kerajinan daerah,
PMR menyimpan obat- informasi pariwisata
6) Tahu tempat obatan ringan
puskesmas, rumah 6) Dapat melakukan 3 M
sakit, bidan, dan (Menutup, Menguras,
dokter Mengubur)
dilingkungannya 7) Dapat melakukan
7) Tahu cara kesiapsiagaan
menghubungi bencana untuk
tenaga kesehatan dirinya sendiri
dilingkungannya 8) Melaksanakan
8) Menengok teman kegiatan pelayanan
yang sakit kesehatan di sekolah
9) Membantu orang
tua menyelesaikan
pekerjaan rumah
10) Tahu alamat rumah
sendiri
11) Tahu cara menjaga
kebersihan
lingkungan
12) Pernah ikut gotong
royong
membersihkan
tempat ibadah,
sekolah, rumah
sakit, puskesmas

Bab 4 – Pembinaan PMR


20
Pedoman PMR madya MATSANEPA

b. PMR Madya

Mempertinggi
Mempererat
Berbakti pada ketrampilan dan
persahabatan nasional
masyarakat memeliharan kebersihan
dan internasional
dan kesehatan
1) Dapat menyanyikan 1) Dapat menjaga 1) Menjalin
lagu Mars PMI dan kebersihan dan persahabatan
Bakti Remaja kesehatan diri dan dengan anggota
2) Dapat membuat keluarga, serta PMR dari PMI
bagan struktur kerindangan Cabang, atau
organisasi PMR lingkungan organisasi remaja
3) Tahu alamat PMI 2) Mengenal oabt- lain:
Cabang dan PMI obatan ringan dan  Saling berkunjung
Daerahnya manfaatnya untuk latihan
4) Tahu susunan 3) Dapat melakukan bersama
pengurus PMI pertolongan pertama  Saling berkirim surat
Cabang kepada teman atau album
5) Tahu kegiatan dan sebayanya persahabatan
tanda pengenal 4) Dapat melakukan  Berkirim hasil
PMR perawatan keluarga kerajinan daerah,
6) Tahu tempat di rumah informasi pariwisata
puskesmas, rumah 5) Mengikuti kegiatan
sakit, bidan, dan kesehatan remaja
dokter 6) Dapat melakukan
dilingkungannya kesiapsiagaan
7) Tahu cara bencana untuk diri
menghubungi sendiri dan keluarga
tenaga kesehatan 7) Melaksanakan
dilingkungannya kegiatan pelayanan
8) Menengok teman kesehatan di sekolah
yang sakit
9) Membantu orang
tua menyelesaikan
pekerjaan rumah
10) Tahu alamat rumah
sendiri
11) Tahu cara menjaga
kebersihan
lingkungan
12) Pernah ikut gotong
royong ,
membersihkan
tempat ibadah,
sekolah, rumah
sakit, puskesmas
dan lingkungan
tempat tinggalnya
13) Melaksanakan
kunjungan sosial,
a.l. ke rumah sakit,
panti jompo, panti

Bab 4 – Pembinaan PMR


21
Pedoman PMR madya MATSANEPA

asuhan
14) Pernah
menyumbang
tenaga/materi
kepada korban
bencana
15) Melaksanakan
kegiatan bakti
masyarakat, misal
sosialisasi
pencegahan
penyakit/bencana
dilingkungan
sekolah dan
keluarga
16) Melaksanakan
lomba lingkungan
sekolah sehat

c. PMR Wira

Mempertinggi
Mempererat
Berbakti pada ketrampilan dan
persahabatan nasional
masyarakat memeliharan kebersihan
dan internasional
dan kesehatan
1) Dapat menyanyikan 1) Menjadi Pelatih 1) Menjalin
lagu Mars PMI dan Remaja Sebaya persahabatan
Bakti Remaja 2) Dapat menjaga dengan anggota
2) Dapat membuat kebersihan, PMR dari PMI
bagan struktur kesehatan diri dan Daerah, PM/BSM,
organisasi PMR keluarga, serta atau organisasi
3) Tahu alamat PMI kerindangan remaja lain:
Cabang, PMI lingkungan  Saling berkunjung
Daerah serta 3) Mengenal oabt- untuk latihan
Markas Pusat PMI obatan ringan dan bersama
4) Tahu susunan manfaatnya  Saling berkirim surat
pengurus PMI 4) Dapat melakukan atau album
Cabang dan PMI pertolongan pertama persahabatan
Daerah serta PMI kepada keluarga, dan  Berkirim hasil
Pusat teman sebayanya kerajinan daerah,
5) Tahu kegiatan dan 5) Dapat melakukan informasi pariwisata
tanda pengenal perawatan keluarga
PMR di rumah
6) Tahu tempat 6) Mengikuti kegiatan
puskesmas, rumah kesehatan remaja
sakit, bidan, dan 7) Dapat melakukan
dokter kegiatan
dilingkungannya kesiapsiagaan
7) Tahu cara bencana untuk diri
menghubungi sendiri, keluarga, dan
tenaga kesehatan masyarakat

Bab 4 – Pembinaan PMR


22
Pedoman PMR madya MATSANEPA

dilingkungannya 8) Melaksanakan
8) Menengok teman kegiatan pelayanan
yang sakit kesehatan di sekolah
9) Membantu orang
tua menyelesaikan
pekerjaan rumah
10) Tahu alamat rumah
sendiri
11) Tahu cara menjaga
kebersihan
lingkungan
12) Pernah ikut gotong
royong ,
membersihkan
tempat ibadah,
sekolah, rumah
sakit, puskesmas
dan lingkungan
tempat tinggalnya
13) Pernah
menyumbang
tenaga/materi
kepada korban
bencana
14) Melaksanakan
kegiatan bakti
masyarakat, misal
sosialisasi
pencegahan
penyakit/bencana
dilingkungan
sekolah dan
keluarga
15) Melaksanakan
lomba lingkungan
sekolah sehat
16) Melaksanakan
kunjungan sosial
17) Membantu tugas-
tugas UTDC dalam
kegiatan sosialisasi
dan motivasi donor
darah siswa
18) Menjadi donor
darah siswa
19) Membantu kegiatan
posyandu
diwilayahnya
20) Melaksanakan
kegiatan bakti
masyarakat, misal
sosialisasi

Bab 4 – Pembinaan PMR


23
Pedoman PMR madya MATSANEPA

pencegahan
penyakit/bencana
dilingkungan
sekolah, keluarga,
dan masyarakat

3. Pelaksana Tri Bhakti PMR:


Anggota PMR, yang difasilitasi oleh Pembina PMR, Pelatih PMI, dan PMI
disemua tingkatan (Cabang, Daerah, Pusat)

4. Pelaksanaan Tri Bhakti PMR:


a. Kegiatan Tri Bhakti PMR dilakukan sesuai program kelompok PMR, yang
terintegrasi dengan bidang Pelayanan Sosial dan Kesehatan, serta
Manajemen Bencana
b. Kegiatan Tri Bhakti PMR dapat diselenggarakan oleh kelompok PMR, PMI
Cabang, PMI Daerah, maupun PMI Pusat.
c. Pelaksanaan Tri Bhakti PMR ditingkat Pusat, harus melibatkan PMI Daerah
dan Cabang
d. Anggota PMR yang telah mengikuti Tri Bhakti PMR, diberikan lencana
Kelompok PMR yang telah melaksanakan program Tri Bhakti PMR, diberikan
tanda penghargaan

Bab 4 – Pembinaan PMR


24
Pedoman PMR

BAB V
MONITORING, EVALUASI,
PENDATAAN DAN PELAPORAN

A. MONITORING DAN EVALUASI

4. TRI BAKTI PMR 1. Perekrutan


dan Struktur

Monitoring
Dan
Evaluasi

4. Pengembangan
Kapasitas 2. Pelatihan

Monitoring dan evaluasi diharapkan dapat meningkatkan efektifitas pembinaan


PMR, melalui sebuah kerangka hubungan yang jelas antara hal yang telah
dilaksanakan, yang sedang dilaksanakan dan masukan-masukan yang ada serta
harapan kedepan.

Monitoring dan evaluasi dapat membantu mengkaitkan antara apa yang telah
dilakukan dengan apa yang diharapkan di dimasa yang akan datang.
Tanpa dilakukannya monitoring dan evaluasi, kita tidak bisa mengatakan bahwa
pembinaan yang kita laksanakan telah berjalan lancar sebagaimana mestinya, telah
mengalami perkembangan, berhasil, efektif dan efisien atau dapat ditingkatkan di
masa yang akan datang.

Tujuan kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pembinaan PMR secara umum adalah
pengukuran dan penilaian kinerja pembinaan, sehingga dapat mencapai hasil yang
diharapkan baik secara kualitas dan kuantitas dengan efektif. Pada dasarnya fokus
dari monitoring dan evaluasi adalah masukan dan proses pelaksanaan sekaligus
kontribusi faktor-faktor terkait terhadap hasil pembinaan secara kualitas dan
kuantitas, kerjasama, proses pengambilan keputusan dan kebijakan, advokasi dan
koordinasi.

Bab 5 – Monitoring, Evaluasi, Pendataan dan Pelaporan


25
Pedoman PMR

1. Monitoring
a. Pengertian
1) Monitoring adalah penilaian yang terus menerus terhadap fungsi
kegiatan-kegiatan program di dalam hal jadwal pelaksanaan dan
penggunaan input/masukan oleh kelompok sasaran berkaitan dengan
harapan-harapan yang telah direncanakan.
2) Monitoring merupakan kegiatan program yang terintegrasi, bagian
penting dari praktek manajemen yang baik dan karena itu merupakan
bagian yang integral dari manajemen sehari-hari (Casely & Kumar 1987)
3) Monitoring dapat didefinisikan sebagai suatu proses mengukur,
mencatat, mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan
informasi untuk membantu pengambilan keputusan manajemen
program/proyek (Calyton & Petry 1983)
4) Monitoring adalah mekanisme yang sudah menyatu untuk memeriksa
bahwa semua “berjalan untuk direncanakan” dan memberi kesempatan
agar penyesuaian dapat dilakukan secara metodologis (Oxfam 1995)
5) Monitoring adalah penilaian yang sistematis dan terus menerus
terhadap kemajuan suatu pekerjaan (SCF 1995)
b. Monitoring yang baik
1) Monitoring yang baik dilakukan secara berkelanjutan, melibatkan
instansi terkait, dan fokus pada perkembangan pencapaian tujuan.
2) Monitoring pada pembinaan PMR sebaiknya bukan hanya sekedar
melihat bagaimana pelaksanaan pembinaan, namun juga perkembangan
pembinaan, program pembinaan dan kerjasama. Dalam hal ini
monitoring memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengambilan
keputusan dan kebijakan, pembelajaran dan sebagai bahan evaluasi
3) Monitoring yang baik juga tergantung pada kualitas perencanaan
pembinaan.
4) Monitoring yang baik menuntut kunjungan secara berkala didukung
dengan analisis perkembangan dan laporan
c. Waktu Monitoring
Monitoring dapat dilakukan kapan saja baik secara formal maupun informal
yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Monitoring
merupakan kegiatan yang terintegrasi dalam keseluruhan tahapan
manajemen pembinaan. Minimal monitoring dilakukan pada saat proses
penyusunan rencana, pelaksanaan pembinaan dan proses penyusunan
laporan.
d. Pelaksana
Pelaksana monitoring adalah
1) Penanggung jawab PMR, Pembina PMR, pelatih PMI
2) Staf PMI yang membidangi pada semua tingkatan (Cabang, Daerah dan
Pusat)
3) Pengurus PMI pada semua tingkatan (Cabang, Daerah dan Pusat)
4) Instansi/pihak terkait lainnya
Monitoring pembinaan PMR dapat dilakukan secara individu maupun
berkelompok. Dalam hal ini tiap individu memiliki kewajiban untuk
memastikan tiap komponen-komponen diatas menjalankan monitoring
pembinaan PMR.

Bab 5 – Monitoring, Evaluasi, Pendataan dan Pelaporan


26
Pedoman PMR

e. Bagaimana melakukan Monitoring


1) Pastikan bahwa pelaksana monitoring pembinaan PMR telah membaca,
mengerti dan memahami rencana strategi dan rencana kerja tahunan
dan atau 5 tahunan pembinaan PMR baik tingkat pusat, daerah maupun
cabang.
2) Pastikan bahwa pelaksana monitoring pembinaan PMR telah membaca,
mengerti dan memahami panduan pembinaan PMR
3) Susunlah kerangka acuan pelaksanaan monitoring, tetapkan hasil yang
diharapkan, rumuskan system dan metode monitoring yang sesuai
beserta perlengkapannya, pelaksana dan jadwal pelaksanaan dan
strategi monitoring berkala.
4) Lakukan kunjungan berkala sebagaimana direncanakan
5) Lakukan pencatatan terhadap perkembangan, kendala dan pencapaian
target bandingkan dengan rencana pembinaan PMR dan kerangka
waktu yang telah ditentukan
6) Jika ditemukan kendala dan atau penyimpangan lakukan penggalian dan
pencarian data sebagai penunjang, lakukan tindakan pemecahan
masalah dan kendala, pastikan pembinaan kembali ke jalur pembinaan
sebagaimana telah ditentukan
7) Penyusunan laporan monitoring
8) Informasikan kepada pihak manajemen dan pengambil kebijakan untuk
tindak lanjut.
f. Alat dan Metode Monitoring
1) Alat Monitoring
a) Kerangka Acuan / Rencana kerja
b) Laporan perkembangan kegiatan (laporan situasi)
c) Laporan kegiatan, semester, tahunan dan atau 5 tahunan
d) Dokumetasi kegiatan
e) Data based keanggotaan
2) Metode Monitoring
a) Penyampaian laporan - dokumentasi dan koordinasi rutin
b) Kunjungan lapangan berkala
c) Pengamatan kerja sehari-hari melalui Kunjungan mendadak (spot
chek)
d) Assesment eksternal
e) Wawancara
f) Diskusi kelompok
g) Survey pengumpulan data dan perbandingan kondisi sebelum dan
sesuadah intervensi
h) Pengamatan Kinerja

Bab 5 – Monitoring, Evaluasi, Pendataan dan Pelaporan


27
Pedoman PMR

2. Evaluasi
a. Pengertian
1) Evaluasi adalah penilaian berkala terhadap relevansi, penampilan,
efisiensi dan dampak dari program/proyek didalam konteks tujuan yang
sudah ditetapkan. Evaluasi biasanya menggunakan perbandingan yang
membutuhkan informasi dari luar program/proyek – tentang waktu,
daerah atau populasi (Casely & Kumar 1987)
2) Evaluasi adalah penilaian pada waktu tertentu terhadap dampak dari
sebuah pekerjaan dan sejauh mana tujuan yang sudah ditetapkan telah
dicapai (SCF 1995)
b. Waktu
Evaluasi dapat dilakukan kapan saja baik secara formal maupun informal
yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Sebagaimana
monitoring, evaluasi merupakan kegiatan yang terintegrasi dalam
keseluruhan tahapan manajemen pembinaan. dilakukan pada saat proses
penyusunan rencana, pelaksanaan pembinaan dan pasca Pembinaan.
c. Pelaksana
1) Kelompok PMR (Anggota, Pembina dan Sekolah)
2) Pembina PMR
3) PMI Cabang
4) PMI Daerah
5) PMI PUsat
d. Alat dan Methode Evaluasi
e. Bagaimana Melakukan Evaluasi
f. Persiapan Evaluasi
Untuk melaksanakan evaluasi yang terstruktur dan terdokumentasi
diperlukan pengalokasian waktu dan pemikiran untuk persiapan. Hal ini
dikarenakan tujuannya bukan semata-mata untuk evaluasi jalannya
pembinaan melainkan lebih pada prioritas hasil pembinaan.
1) Pastikan bahwa pelaksana evaluasi pembinaan PMR telah membaca,
mengerti dan memahami rencana strategi dan rencana kerja tahunan
dan atau 5 tahunan pembinaan PMR baik tingkat pusat, daerah maupun
cabang.
2) Pastikan bahwa pelaksana evaluasi pembinaan PMR telah membaca,
mengerti dan memahami panduan pembinaan PMR
3) Tentukan sasaran evaluasi. Pada dasarnya sasaran evaluasi pembinaan
PMR adalah sebagai berikut:
a) Pencapaian Tujuan
Apakah Tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan jika tidak, apakah
ada perkembangan-perubahan dari kondisi awal, sekaligus dilakukan
analisa mengapa tidak tercapai dan alternatif solusi pencapaian lebih
baik.
b) Faktor-faktor penunjang dan penghambat
Faktor-faktor penunjang dan penghambat apa saja yang dihadapi
selama pembinaan yang berpengaruh dalam pencapaian tujuan,
sebagai bahan analisa pemecahan hambatan dan penguatan faktor
penunjang.
c) Kontribusi PMI dan pihak terkait dalam pencapaian tujuan
d) Strategi kerjasama dan dukungan dengan pihak terkait

Bab 5 – Monitoring, Evaluasi, Pendataan dan Pelaporan


28
Pedoman PMR

4) Susunlah kerangka acuan pelaksanaan evaluasi, tetapkan tujuan/hasil


yang diharapkan, rumuskan system dan metode evaluasi yang sesuai
beserta perlengkapannya, dan strategi monitoring
5) Pengorganisasian Dokumen yang dibutuhkan
6) Pembentukan Pelaksana Evaluasi
5) Pelaksanaan Evaluasi

1) Pelibatan pihak terkait


2) Pengumpulan dan analisa data
Kunjungan untuk melihat hasil pembinaan kualitatif dan kuantitatif
3) Umpan Balik dan pemecahan masalah
4) Penyusunan Laporan Evaluasi
5) Tindak Lanjut

3. Sasaran dan aspek Monitoring – Evaluasi


a. Sasaran Monitoring – Evaluasi
1) Pelaksanaan Pembinaan
2) Dampak/pengaruh/manfaat kegiatan dan pembinaan
3) Perkembangan pencapaian tujuan kegiatan dan Pembinaan PMR
4) Kontribusi faktor-faktor terkait terhadap pencapaian tujuan Pembinaan
PMR
5) Kontribusi PMI dalam usaha pencapaian tujuan kegiatan dan pembinaan
PMR
6) Strategi kerjasama dengan pihak terkait
b. Aspek Monitoring – Evaluasi
1) Rencana Kegiatan awal
2) Apakah tujuan kegiatan dan pembinaan PMR secara kuantitas dan
kualitas yang diharapkan telah tercapai
3) Apakah Indicator keberhasilan yang ditetapkan tercapai
4) Apakah kegiatan dan pembinaan PMR yang dilakukan telah memberi
manfaat
5) Apakah muncul perubahan terhadap pengembangan karakter
6) Strategi kerjasama dan dukungan dengan pihak terkait
7) Apakah ada hal-hal lain baik berupa hambatan atau kondisi yang
mengakibatkan harus dirubahnya rencana kegiatan dan atau pembinaan
PMR
8) Rencana anggaran, apakah penetapan rencana anggaran sudah tepat
dan pengeluaran sesuai dengan perencanaan
c. Alur monitoring – evaluasi

Kelompok PMI
PMR Cabang

PMI
Daerah

PMI
Pusat

Bab 5 – Monitoring, Evaluasi, Pendataan dan Pelaporan


29
Pedoman PMR

B. PENDATAAN
1. Tujuan:
a. mengetahui jumlah anggota PMR
b. mengetahui identitas anggota PMR
2. Proses  sedang dikembangkan oleh tim IT PMI Pusat, terintegrasi dengan
bidang lain

C. PELAPORAN
1 Tujuan dan manfaat laporan
a. Bentuk Pertanggungjawaban tertulis secara naratif dan keuangan
b. Informasi atas kualitas pelaksanaan kegiatan
c. Bahan informasi Monitoring evaluasi terkait kinerja manajemen, operasional
serta proses informasi dan koordinasi pihak-pihak terkait
d. Bahan perbaikan kualitas kegiatan dan kinerja
e. Bahan pengambilan keputusan
2 Jenis Laporan
a. Laporan Perkembangan
1) Kwartal (per 3 bulan)
2) Laporan Semester
3) Laporan Tahunan
b. Laporan kegiatan
3 Bentuk laporan
a. Naratif
b. Finansial
4 Pelaksana
a. PMI Pusat
b. PMI Daerah
c. PMI Cabang
d. Kelompok PMR

5 Isi laporan
a. Pendahuluan
b. Tujuan umum dan khusus
c. Proses pelaksanaan kegiatan/program/proyek (sebelum – selama),
termasuk hambatan yang dihadapi
d. Hasil yang diharapkan
e. Rekomendasi tindak lanjut (setelah kegiatan/program/proyek)
f. Pelaksana
g. Anggaran
6 Waktu
a. Laporan Perkembangan:
1) Laporan Kuartal: pertiga bulan
2) Laporan Semester: per enam bulan
3) Laporan tahunan: pertahun
b. Laporan Kegiatan : dengan tujuan untuk memudahkan proses tindak lanjut
hendaknya laporan kegiatan disampaikan maksimal 1 bulan setelah tanggal
pelaksanaan kegiatan

Bab 5 – Monitoring, Evaluasi, Pendataan dan Pelaporan


30
Pedoman PMR

7 Alur Pelaporan

Kelompok PMI
PMR Cabang

PMI
Daerah

PMI
Pusat

Bab 5 – Monitoring, Evaluasi, Pendataan dan Pelaporan


31
Pedoman PMR

BAB VI
ATRIBUT PMR

A. SERAGAM
Terdiri dari 2 macam seragam:
1. Seragam Harian
a) Pakaian seragam sekolah, yang diberi kelengkapan atribut
b) Digunakan oleh anggota PMR Kelompok Sekolah
2. Seragam Lapangan
a) Pakaian seragam lapangan berupa kaos berlambang PMI dan bertuliskan
”Palang Merah Remaja” di bagian punggung
b) Pakaian yang digunakan oleh anggota PMR kelompok Sekolah dan Luar
Sekolah

B. LENCANA
1. Bertujuan memberikan penghargaan dan pengakuan atas peran serta anggota
PMR dalam kegiatan Tri Bakti PMR
2. x diberikan kepada seorang anggota PMR yang telah melaksanakan Tri Bakti
PMR minimal 1 tahun
3. Dipakai pada dada sebelah kiri/diatas saku kiri baju pakaian seragam PMR
4. Anggota PMR yang berhak menerima lencana diusulkan oleh kelompok PMR,
dan ditetapkan oleh PMI Cabang

C. BADGE
1. Dibuat dari kain dengan disablon atau dibordir. Warna dasar sesuai pada warna
jejang PMR: Mula berwarna hijau, Madya berwarna biru, Wira berwarna kuning
2. Dipakai sebagai tanda pengenal PMR dilengan kiri pada pakaian seragam PMR.
Dapat juga dikenakan pada jas untuk acara-acara tertentu

D. TANDA LOKASI
Dipakai sebagai tanda pengenal wilayah kota/kabupaten dan kelompok PMR yang
bersangkutan, dijahit pada lengan kanan atas pakaian seragam PMR

E. TANDA JENJANG
1. Disebut kalung leher (slayer), dibuat dari kain dengan warna dasar sesuai pada
warna jejang PMR: Mula berwarna hijau, Madya berwarna biru, Wira berwarna
kuning
2. Dipakai sebagai tanda pengenal jenjang Mula, Madya, Wira. Dikalungkan
dileher dan diikat dengan ring

F. TOPI
1. Dibuat dari kain katun berwarna biru untuk seluruh jenjang anggota PMR
2. Dipakai sebagai tanda pengenal PMR dan juga sebagai tutup kepala pada saat
berada diluar ruangan misal: upacara, latihan, dan kegiatan lainnya.

Bab 6 – Atribut PMR


32
Pedoman PMR

G. TANDA KECAKAPAN
1. Tujuan memberikan penghargaan dan pengakuan atas kemampuan dan
pengabdian anggota PMR dalam melaksanakan kegiatan kepalangmerahan.
2. Bentuk:
a) h diberikan kepada anggota PMR yang telah mengikuti dan lulus pelatihan
Pertolongan Pertama, Perawatan Keluarga, dan Pengetahuan Dasar
Bencana
b) i diberikan kepada anggota PMR yang telah mengikuti dan lulus pelatihan
Kepemimpinan dan Kepalangmerahan
c) j diberikan kepada anggota PMR yang telah mengikuti dan lulus pelatihan
Kesehatan Remaja
d) k diberikan kepada anggota PMR yang telah mengikuti dan lulus materi
Usaha Kesehatan Tranfusi Darah: Donor darah siswa
3. Dipakai pada dada sebelah kiri/diatas saku kiri baju pakaian seragam PMR
4. Anggota PMR yang berhak menerima lencana diusulkan oleh kelompok PMR,
dan ditetapkan oleh PMI Cabang

H. SERTIFIKAT PENGHARGAAN

Kelompok PMR Sekolah dan Luar Sekolah yang telah melakukan pembinaan dan
pengembangan kegiatan Tri Bakti PMR minimal 1 tahun, diberi sertifikat
penghargaan oleh PMI

Bab 6 – Atribut PMR


33
Pedoman PMR

BAB VIII
PENUTUP

Buku ini merupakan pedoman bagi pengurus, pegawai PMI, pelatih PMI, dan Pembina
PMR dalam mengembangkan pembinaan PMR disekolah maupun luar sekolah.

Titik berat pembentukan PMR di sekolah dan luar sekolah adalah pembentukan
karakter generasi muda dan kaderisasi dilingkungan PMI.

Keberhasilan pembentukan dan pengembangan PMR disekolah dan luar sekolah


mempunyai nilai strategis dalam pengembangan organisasi PMI dimasa yang akan
datang.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada
kita. Amin

Bab 7 – Penutup
34
LAMPIRAN
Pedoman PMR

KOP SURAT SEKOLAH/LEMBAGA

Kota, tanggal, bulan, tahun

Nomor :
Perihal : Pembentukan Kelompok PMR

Kepada
Yth Pengurus Palang Merah Indonesia
PMI Cabang ………………….
Jl. …………………………………

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini


Nama :
Jabatan :

Dengan ini mengajukan permohonan pendaftaran Kelompok PMR:


Nama sekolah/lembaga :
Alamat :
Penanggung jawab PMR :
Pembina PMR :

Demikian permohonan kami, atas perhatian Ibu/Bapak, kami ucapkan terima kasih.

Kepala Sekolah/Ketua Lembaga,

---------------------------------------

Tembusan:
1. Kepala Dinas Pendidikan
2. Kepala Kantor Departemen Agama

Lampiran – Pembentukan Kelompok PMR


Pedoman PMR

FORMULIR PENDAFTARAN
PEMBENTUKAN KELOMPOK PMR

1. NAMA SEKOLAH/LEMBAGA :

2. NOMOR KELOMPOK PMR : II. 02. 03. Wira. No registrasi kelompok PMR

3. ALAMAT SEKOLAH/LEMBAGA :

4. PENANGGUNG JAWAB PMR :

5. PEMBINA PMR :

6. JUMLAH CALON ANGGOTA PMR :

7. JUMLAH SISWA :

Pengurus PMI Cabang Kepala Sekolah/lembaga

--------------------------- ------------------------------

Keterangan:
II : kode regional (Jawa)
02 : kode PMI Daearah (DKI)
03 : Kode PMI Cabang (Jakarta Barat)
Wira : Kode jenjang PMR

Lampiran – Pembentukan Kelompok PMR


Pedoman PMR

PALANG MERAH REMAJA


KELOMPOK ………………………..

FORMULIR PENDAFTARAN ANGGOTA PMR

A. IDENTITAS CALON ANGGOTA


1. Nama Lengkap :…………………………………………………………
2. Tempat/Tanggal Lahir :…………………………………………………………
3. Jenis Kelamin :………………………………………………………...
4. Agama :…………………………………………………………
5. Alamat Lengkap :…………………………………………………………
……………………………No Telpon……………
Email:..................................................
6. Alamat kelompok PMR :...........................................................
............................. No Telpon..............
7. Tinggi Badan :…………………………………………………………
8. Berat Badan :…………………………………………………………
9. Golongan Darah :…………………………………………………………

B. IDENTITAS ORANG TUA/WALI


I. a. Nama Ayah :…………………………………………………………
b. Pekerjaan :…………………………………………………………
c. Alamat :…………………………………………………………
……………………………No Telpon…………….

II. a. Nama Ibu :…………………………………………………………


b. Pekerjaan :…………………………………………………………
c. Alamat :…………………………………………………………
……………………………No Telpon……………….
C. 1. No Telp / HP yang Dapat Dihubungi:……………………….…………..
2. Status Hubungan dengan yang dihubungi:……………………………

D. ORGANISASI YANG PERNAH DI IKUTI


1. ………………………………………………………Tahun…………………………………..
2. ………………………………………………………Tahun…………………………………..
3. ………………………………………………………Tahun…………………………………..

E. KETRAMPILAN YANG DIMILIKI


1. ……………………………………………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………………………………………
3. ……………………………………………………………………………………………………
4. ……………………………………………………………………………………………………

Lampiran – Pembentukan Kelompok PMR


Pedoman PMR

F. PERNYATAAN

1. Dengan ini menjaukan permohonan untuk menjadi anggota PMR pada


Kelompok ……………..
2. Bersedia bersedia melaksanakan ketentuan yang berlaku.

…………………………………..….

Menyetujui
Orang Tua/Wali Calon Anggota

-------------------- --------------------

Lampiran – Pembentukan Kelompok PMR


Pedoman PMR

PMI CABANG…………………….
JLN………………………………………..

Formulir Pendaftaran Anggota PMR


Nama Lengkap :..........................................................
Tempat/tgl Lahir :...........................................................
Jenis Kelamin : L/P
Golongan Darah :A B AB O
Alamat Lengkap :..........................................................
No Telfon R :....................................
S :....................................
Hp :....................................
Email :....................................
Sekolah/Madrasah/Klp :..........................................................

Mengetahui, Siswa ybs


Orang tua siswa

....................... .................
Kepala sekolah/Pembina PMR

...........................................

Lampiran – Form Pendaftaran


Pedoman PMR

STRUKTUR ORGANISASI PMR LUAR SEKOLAH

PENANGGUNG JAWAB

KETUA LEMBAGA/INSTANSI

PEMBINA PMR

KETUA PMR

WKL. KETUA PMR

SEKRETARIS BENDAHARA

Unit Kesehatan Unit Persahabatan Unit Bakti Masyarakat Unit Umum

Lampiran – Struktur Organisasi PMR


Pedoman PMR

STRUKTUR ORGANISASI PMR DI SEKOLAH

PENANGGUNG JAWAB

KEPALA
SEKOLAH/MADRASAH

PEMBINA PMR

KETUA PMR

WKL. KETUA PMR

SEKRETARIS BENDAHARA

Unit Kesehatan Unit Persahabatan Unit Bakti Masyarakat Unit Umum

Lampiran – Struktur Organisasi PMR


Pedoman PMR
STRUKTUR ORGANISASI PMR (Disekolah)

STRUKTUR ORGANISASI TIM PEMBINA


PENGEMBANGAN KEPALANG MERAHAN DI KALANGAN
SISWA, WARGA BELAJAR, DAN MAHASISWA
(TP – PMI)
DAN
PELAKSANAAN DI SEKOLAH

Dibentuk oleh :
- Mendiknas, Menag dan ketua umum PMI
PALANG MERAH INDONESIA DEPARTEMEN PENDIDIKAN
TP – PMI PUSAT
PUSAT Terdiri nama unsur : NASIONAL
- DIKNAS
- PMI PUSAT
- MENAG

Dibentuk oleh :
- DikNas Propinsi
- Kantor Wilayah Dept Agama Propinsi
PALANG MERAH INDONESIA TP – PMI - PMI Daerah DINAS PENDIKNAS
DAERAH PRPINSI / DATI I Terdiri nama unsur : PROPINSI
- Kepala DikNas Propinsi
- Kepala Kantor Wilayah Dept Agama
- Ketua PMI Daerah

Dibentuk Oleh :
- Kantor Dinas Pendidikan Dasar Kota/ Kabupaten
- Kantor Dinas Pendidikan Agama
- PMI Cabang
PALANG MERAH INDONESIA TP – PMI PUSAT KANTOR WILATYAH DIKNAS
CABANG KABUPATEN/KODYA DATI II Terdiri nama unsur : KABUPATEN / KODYA
- Kepala Kantor Dinas Dikdas Kota/ Kabupaten
- Kepala Dinas Pendidikan Agama
- Ketua PMI Cabang

KEPALA SEKOLAH

ANGGOTA PEMBINA
PEMBINA PMR
OSIS

PERWAKILAN KELAS

KETUA PMR KETUA OSIS

WAKIL KETUA PMR WAKIL KETUA OSIS I

WAKIL KETUA OSIS II

SEKRETARIS
BENDAHARA
SEKRETARIS SEKRETARIS BENDAHARA

SEKRETARIS I WAKIL BENDAHARA


UNIT BAKTI MASYARAKAT SEKRETARIS II

UNIT KESEHATAN
SEKSI KETAQWAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

UNIT PERSAHABATAN SEKSI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

SEKSI PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA


UNIT UMUM

SEKSI KEPRIBADIAN DAN BUDI PEKERTI LUHUR

SEKSI BERORGANISASII, PENDIDIKAN POLITIK DAN


KEPEMIMPINAN

SEKSI KETERAMPILAN DAN KEWIRASWASTAAN

KEGIATAN PMR SEKSI KESEGARAN JASMANI DAN DAYA KREASI

SEKSI PERSEPSI, APRESIASI

Garis Komando : Garis Koordinasi

Dati I : Pemerintahan tingkat propinsi


Dati II : Pemerintahan Tk Daerah Propinsi

Lampiran – Struktur Organisasi Tim Pembina


Pedoman PMR

STRUKTUR ORGANISASI PMR DISEKOLAH

KEPALA SEKOLAH

ANGGOTA PEMBINA
PEMBINA PMR
OSIS

PERWAKILAN KELAS

KETUA PMR KETUA OSIS

WAKIL KETUA PMR WAKIL KETUA OSIS I

WAKIL KETUA OSIS II

SEKRETARIS
BENDAHARA
SEKRETARIS
SEKRETARIS BENDAHARA

SEKRETARIS I WAKIL BENDAHARA

UNIT BAKTI MASYARAKAT SEKRETARIS II

UNIT KESEHATAN
SEKSI KETAQWAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

UNIT PERSAHABATAN SEKSI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

SEKSI PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA


UNIT UMUM

SEKSI KEPRIBADIAN DAN BUDI PEKERTI LUHUR

SEKSI BERORGANISASII, PENDIDIKAN POLITIK DAN


KEPEMIMPINAN

SEKSI KETERAMPILAN DAN KEWIRASWASTAAN

KEGIATAN PMR SEKSI KESEGARAN JASMANI DAN DAYA KREASI

SEKSI PERSEPSI, APRESIASI

Garis Komando : Garis Koordinasi

Lampiran – Struktur Organisasi PMR di Sekolah

Anda mungkin juga menyukai