I. PENDAHULUAN
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat.
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab
kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh
kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit. Oleh karena itu penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian di rumah sakit harus menjamin ketersediaan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai yang aman, bermutu, bermanfaat dan terjangkau.
2
f) 1 (orang) apoteker sebagai koordinator penerimaan dan distribusi yang dapat
merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalandan
dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan dengan beban
kerja pelayanan kefarmasian di rumah sakit
g) 1 (orang) apoteker sebagai koordinator produksi yang dapat merangkap melakukan
pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis
kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian
di rumah sakit
Instalasi farmasi merupakan salah satu revenue center utama mengingat lebih dari
90% pelayanan kesehatan di rumah sakit menggunakan sediaan farmasi, alkes dan BMHP
dan 50% dari seluruh pemasukan rumah sakit berasal dari pengelolaan sediaan
farmasi,alkes dan BMHP. Disamping luasnya peran instalasi farmasi dalam kelancaran
pelayanan kesehatan dan juga merupakan instalasi yang memberikan sumber pemasukan
terbesar di rumah sakit, sudah dapat diprediksi bahwa pendapatan di rumah sakit akan
mengalami penurunan jika masalah pengelolaan sediaan farmasi,alkes dan BMHP tidak
dikelola secara cermat serta penuh tanggung jawab.
Berdasarkan hasil analisa data dari bulan Juni – September 2019 (terlampir ), maka
diharapkan pendapatan di bagian instalasi farmasi untuk tipe jaminan:
a) Jaminan pribadi adalah sebesar 10%
b) Jaminan perusahaan adalah sebesar 20%
c) Untuk jaminan BPJS , yang diharapakan adalah kenaikan jumlah pasien yaitu 5000
pasien/bulan sementara jumlah pasien untuk tahun 2019 adalah /bulan yang
dihitung selama 3 bulan jadi diharapkan ada kenaikan pasien BPJS sebesar 90%, dan
untuk pendapatan di farmasi khusus obat-obatan pasien BPJS, RS tidak mengambil
keuntungan, mengingat bahwa pembayaran obat-obatan pasien BPJS sudah termasuk
kedalam kodingan pasien.
d) Untuk jaminan external adalah biasanya untuk pasien-pasien yang membeli sendiri,
dan biasanya yang paling banyak adalah pasien-pasien BPJS yang obatnya di luar e-
catalog seperti vitamin dan food supplement, sehingga dalam hal ini tidak ditambahkan
kenaikan pendapatan dari external.
e) Untuk mutasi adalah sediaan farmasi,alkes dan BMHP yang dikirim ke unit-unit
pelayanan baik rajal maupun ranap dimana penjualannya masuk ke unit-unit sementara
pembeliannya masuk ke cost nya Farmasi
Pendapatan farmasi bulan juni – agustus 2019, rata-rata adalah sebesar Rp.
/ bulan
3
Untuk peningkatan pendapatan diharapkan adalah peningkatan dari pasien
pribadi dan jaminan perusahaan/assuransi sebesar 30% dan diharapkan terjadi
efisiensi untuk pemakain obat-obatan untuk pasien-pasien BPJS.
Untuk pembelian sediaan farmasi, alkes dan BMHP tahun 2019 rata-rata/ bulan
adalah
Rp , dan akan mengalami kenaikan karena kenaikan pasien BPJS,
pribadi dan assuransi/ perusahaan. Untuk pembeliaan sediaan farmasi, alkes dan
BMHP diperkirakan terjadi kenaikan sebesar 2 x lipat.
III. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
1. Terciptanya sistem dan prosedur pelayanan Instalasi Farmasi yang dapat
dijalankan dan dapat digunakan sebagai alat evaluasi dalam meningkatkan mutu
pelayanan Instalasi Farmasi yang berfokus kepada pasien.
2. Tercapainya peningkatan pendapatan dimana Instalasi farmasi merupakan salah
satu pusat Revenue Center di rumah sakit.
B. TUJUAN KHUSUS
1. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit dan menjamin seluruh rangkaian
kegiatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta memastikan
kualitas, manfaat, dan keamanannya
2. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa
maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun
fasilitas yang tersedia
3. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur
kefarmasian dan etik profesi
4. Melaksanakan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) mengenai obat
5. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku
6. Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi
pelayanan
4
3) Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat
sesuai ketentuan yang berlaku
5) Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku
9) Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alet kesehatan
10) Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan
4) Memantau program kerja melalui pertemuan rutin sehingga dapat mengetahui tingkat
keberhasilan program yang direncanakan
VI. SASARAN
Seluruh apoteker dan tenaga teknis kefarmasian di instalasi farmasi Rumah Sakit
Kasih Herlina.
5
VII. JADWAL KEGIATAN DAN BUDGRET
6
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Pelaksanaan Ha
No Program Kegiatan Sasaran Target J F M A M J J A S O N D PIC Biaya
sil
I. 1. Penambah Menamba Terpenuhinya 3 Ka.
SDM an h tenaga jumlah tenaga Inst.
7
ditetapkan
oleh Menteri
-Kriteria
lulusan D3
farmasi atau
S1 Farmasi
3.Pengemba .
ngan Staf Menentuk
Farmasi dan an dan
program mengirim
pendidikan staf untuk
pelatihan Tercapainya 3 Ka,In 15.000.000
: peningkatan st
a.Mengiku pengetahuan
ti dan
pelatihan ketrampilan
cara Tenaga Teknis
melakuka Kefarmasian
n
Distribusi
obat yang
baik
sesuai
dengan
8
peraturan
9
kefarmasi PKPO untuk
an dan menunjang
pengguna Akreditasi RS
an obat
(PKPO)
10
kefarmasian
11
pemantauan
terapi obat
12
n yaitu
pencampuran
obat steril
sesuai
kebutuhan
pasien yang
menjamin
kompatibilitas
dan stabilitas
obat maupun
wadah sesuai
dengan dosis
yang
ditetapakan
dan penyiapan
nutrisi
parentral
5.. -terpenuhinya
Penggantiaa standard 100% 20.000.000
n lemari obat akreditasi
di farmasi Mengganti Terpenuhinya Ka.In
IGD yang lemari penyimpanan st far,
anti rayap penyimpa yang dapat Mana
13
nan obat menjamin geme
yang di kualitas dan nt RS
makan keamanan
rayap sediaan
farmasi, alkes
dan BMHP
14
n waktu melakuka standard st
tunggu n waktu tunggu
pengambilan pencatata resep pasien
obat n waktu rawat jalan
tunggu
resep -standard nya:
mulai dari NR=30 menit
selesainya R = 60 menit
resep
dihargai
sampai
resep
selesai
dikerjakan
15
n
perbekala
n farmasi
yi salah
nama obat
dan
dosis,sala
h pasien
4.Pengendali - -supaya tidak 90% Ka.In
an melakuka terjadi st
penggunaan n evaluasi kelebihan dan
sediaan persediaa kekurangan/ke
farmasi, n yg kosongan,
alkes dan jarang kerusakan,kad
bmhp digunakan aluarsa dan
(slow kehilangan
moving) sediaan
farmasi, alkes
- dan bmhp
melakuka
n evaluasi
persediaa
n yang
tidak di
gunakan
16
dalam
waktu 3
bulan
berturut-
turut
(death
stock)
-
melakuka
n stok
opname
setiap
bulannya
17
an sediaan dan klinis proses Ka.In
farmasi, pemusnahan st.Far
alkes dan sesuai dan
BMHP -membuat ketentuan IPRS
daftar yang berlaku
sediaan
farmasi,
alkes dan
BMHP yg
akn
dimusnah
kan
-
menyiapk
an berita
acara
pemusnah
an
-
mengkordi
nasikan
jadwal,
metode
dan
18
tempat
pemusnah
an
-
mengunda
ng
petugas
sudin dan
balai
besar
POM
sebagai
saksi
-
melakuka
n
pemusnah
an
disesuaika
n dengan
jenis dan
bentuk
sediaan
serta
19
peraturan
yg berlaku
20
V. 1.Pengecata Melakuka Terciptanya Rana IPRS
FISI n ruangan n ruangan yang p ,
K pengecata aman dan rajal,
n ruangan bersih IGD
setahun dan
sekali gudan
g
21
n obat steril ran obat sediaan steril
steril sesuai
sesuai standard
standard akreditasi
akreditasi
22
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi program ini dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali dengan melihat
pencapaian kegiatan yang dilaksanakan bulan sebelumnya. Untuk menunjang kegiatan
tersebut perlu dilakukan pelaporan kepada Kepala Bidang Penunjang Medik untuk
disampaikan kepada Direktur Pelayanan dan Penunjang Medik.
1) Laporan Triwulan
Sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil kerja Instalasi
Farmasi yang dilaporkan kepada Kepala Bidang Penunjang Medik untuk disampaikan
kepada Direktur Pelayanan dan Penunjang Medik.
2) Laporan Tahunan
Sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil kerja Instalasi
Farmasi yang dilaporkan kepada Kepala Bidang Penunjang Medik untuk disampaikan
kepada Direktur Pelayanan dan Penunjang Medik setiap tahunnya.
Sorong,
Mengetahui :
( ) ( )
Ka Bid Penunjang Ka. Instalasi Farmasi
23