Anda di halaman 1dari 23

PROGRAM KERJA INSTALASI FARMASI 2019

I. PENDAHULUAN
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat.
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab
kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh
kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit. Oleh karena itu penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian di rumah sakit harus menjamin ketersediaan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai yang aman, bermutu, bermanfaat dan terjangkau.

II. LATAR BELAKANG


Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari sitem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan Sediaan Farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang bermutu
dan terjangkau bagi semua lapisan masyrakat termasuk pelayanan farmasi klinik.
Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengidentifikasi,
mencegah, dan menyelesaikan masalah terkait obat. Tuntutan pasien dan masyarakat akan
peningkatan mutu pelayanan kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari
paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi paradigma baru
yang berorientasi pada pasien (patient oriented).
Apoteker khususnya yang bekerja di rumah sakit dituntut untuk merealisasikan
perluasan paradigma pelayanan kefarmasian dari orientasi produk menjadi orientasi
pasien.Untuk itu kompetensi Apoteker perlu ditingkatkan secara terus menerus agar
perubahan paradigma tersebut dapat diimplementasikan. Apoteker harus dapat memenuhi
hak pasien agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan termasuk tuntutan hukum. Hal
ini merupakan tantangan bagi Apoteker untuk maju meningkatkan kompetensinya sehinnga
dapat memberikan pelayanan kefarmasian secara komprehensif dan simultan baik yang
bersifat manajerial maupun farmasi klinik. Strategi optimalisasi harus ditegakkan dengan
cara memanfaatkan Sistem Informasi Rumah Sakit secara maksimal pada fungsi
manajemen kefarmasian, sehingga diharapkan akan terjadi efisiensi tenga dan waktu.
Efisiensi yang diperoleh kemudian dimanfaatkan untuk melaksanakan fungsi pelayanan
farmasi klinik secar intensif.
1
Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai di rumah sakit yang menjamin seluruh rangkaian kegiatan
perbekalan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai dengan
ketentuan yang berlaku serta memastikan kualitas, manfaat, dan keamanannya.
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai merupakan
suatu siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan,
pengendalian dan administrasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan kefarmasia
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai harus
dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir dan menggunakan proses yang efektif untuk
menjamin kendali nutu dan kendali biaya. Dalam ketentuan pasal 15 ayat (3) Undang-
Undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa pengelolaan alat
kesehatan, sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai di rumah sakit harus dilakukan
oleh Instalasi Farmasi sistem satu pintu.
Sistem satu pintu adalah satu kebijakan kefarmasian termasuk pembuatan
formularium, pengadaan dan pendistribusian sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai yang bertujuan untuk mengutamakan kepentingan pasien melalui
instalasi farmasi rumah sakit.. dengan demikian semua sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai yang beredar di rumah sakit merupakan tanggung jawab instalasi
farmasi rumah sakit, sehingga tidak ada pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai di rumah sakit yang dilaksanakan selain oleh instalasi farmasi
rumah sakit.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014
Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit bahwa Pelayanan Kefarmasian meliputi
pengelolaan sediaan farmsai, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan
farmasi klinik.
Kebutuhan tenaga kefarmasian untuk Rumah Sakit kelas D menurut PerMenkes no
56 tahun 2014 adalah sebagi berikut :
a) 1 (satu) orang apoteker sebagai Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit
b) 4 (empat) orang apoteker yang bertugas di rawat jalan yang dibantu oleh paling sedikit
8 (delapan) orang tenaga teknis kefarmasian
c) 4 (empat) orang apoteker yang bertugas di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit
8 (delapan) orang tenaga teknis kefarmasian
d) 1 (satu) orang apoteker di Instalasi Gawat Darurat yang dibantu oleh paling sedikit 2
(dua) orang tenaga teknis kefarmasian
e) 1 (satu) orang apoteker di ruang ICU yang dibantu oleh paling sedikit 2 (dua) orang
tenaga teknis kefarmasian

2
f) 1 (orang) apoteker sebagai koordinator penerimaan dan distribusi yang dapat
merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalandan
dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan dengan beban
kerja pelayanan kefarmasian di rumah sakit
g) 1 (orang) apoteker sebagai koordinator produksi yang dapat merangkap melakukan
pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis
kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian
di rumah sakit
Instalasi farmasi merupakan salah satu revenue center utama mengingat lebih dari
90% pelayanan kesehatan di rumah sakit menggunakan sediaan farmasi, alkes dan BMHP
dan 50% dari seluruh pemasukan rumah sakit berasal dari pengelolaan sediaan
farmasi,alkes dan BMHP. Disamping luasnya peran instalasi farmasi dalam kelancaran
pelayanan kesehatan dan juga merupakan instalasi yang memberikan sumber pemasukan
terbesar di rumah sakit, sudah dapat diprediksi bahwa pendapatan di rumah sakit akan
mengalami penurunan jika masalah pengelolaan sediaan farmasi,alkes dan BMHP tidak
dikelola secara cermat serta penuh tanggung jawab.
Berdasarkan hasil analisa data dari bulan Juni – September 2019 (terlampir ), maka
diharapkan pendapatan di bagian instalasi farmasi untuk tipe jaminan:
a) Jaminan pribadi adalah sebesar 10%
b) Jaminan perusahaan adalah sebesar 20%
c) Untuk jaminan BPJS , yang diharapakan adalah kenaikan jumlah pasien yaitu 5000
pasien/bulan sementara jumlah pasien untuk tahun 2019 adalah /bulan yang
dihitung selama 3 bulan jadi diharapkan ada kenaikan pasien BPJS sebesar 90%, dan
untuk pendapatan di farmasi khusus obat-obatan pasien BPJS, RS tidak mengambil
keuntungan, mengingat bahwa pembayaran obat-obatan pasien BPJS sudah termasuk
kedalam kodingan pasien.
d) Untuk jaminan external adalah biasanya untuk pasien-pasien yang membeli sendiri,
dan biasanya yang paling banyak adalah pasien-pasien BPJS yang obatnya di luar e-
catalog seperti vitamin dan food supplement, sehingga dalam hal ini tidak ditambahkan
kenaikan pendapatan dari external.
e) Untuk mutasi adalah sediaan farmasi,alkes dan BMHP yang dikirim ke unit-unit
pelayanan baik rajal maupun ranap dimana penjualannya masuk ke unit-unit sementara
pembeliannya masuk ke cost nya Farmasi
Pendapatan farmasi bulan juni – agustus 2019, rata-rata adalah sebesar Rp.
/ bulan

3
Untuk peningkatan pendapatan diharapkan adalah peningkatan dari pasien
pribadi dan jaminan perusahaan/assuransi sebesar 30% dan diharapkan terjadi
efisiensi untuk pemakain obat-obatan untuk pasien-pasien BPJS.
Untuk pembelian sediaan farmasi, alkes dan BMHP tahun 2019 rata-rata/ bulan
adalah
Rp , dan akan mengalami kenaikan karena kenaikan pasien BPJS,
pribadi dan assuransi/ perusahaan. Untuk pembeliaan sediaan farmasi, alkes dan
BMHP diperkirakan terjadi kenaikan sebesar 2 x lipat.

III. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
1. Terciptanya sistem dan prosedur pelayanan Instalasi Farmasi yang dapat
dijalankan dan dapat digunakan sebagai alat evaluasi dalam meningkatkan mutu
pelayanan Instalasi Farmasi yang berfokus kepada pasien.
2. Tercapainya peningkatan pendapatan dimana Instalasi farmasi merupakan salah
satu pusat Revenue Center di rumah sakit.
B. TUJUAN KHUSUS
1. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit dan menjamin seluruh rangkaian
kegiatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta memastikan
kualitas, manfaat, dan keamanannya
2. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa
maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun
fasilitas yang tersedia
3. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur
kefarmasian dan etik profesi
4. Melaksanakan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) mengenai obat
5. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku
6. Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi
pelayanan

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan pokok instalasi farmasi Rumah Sakit Kasih Herlina, yakni :

1) Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit

2) Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal

4
3) Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat
sesuai ketentuan yang berlaku

4) Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di


rumah sakit

5) Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku

6) Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian

7) Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit

8) Mengkaji instruksi pengobatan /resep pasien

9) Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alet kesehatan

10) Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan

11) Memberi informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga

12) Membuat laporan

V. CARA PELAKSANAKAN KEGIATAN

1) Menyusun program kerja dan jadwal kegiatan instalasi farmasi

2) Melaksanakan program kerja da jadwal kegiatan instalasi farmasi

3) Monitoring dan mengevaluasi kegiatan penyelenggaraan instalasi farmasi

4) Memantau program kerja melalui pertemuan rutin sehingga dapat mengetahui tingkat
keberhasilan program yang direncanakan

5) Melaporkan hasil kegiatan instalsi farmasi kepada direktur

6) Membuat evaluasi program kerja instalasi farmasi

VI. SASARAN

Seluruh apoteker dan tenaga teknis kefarmasian di instalasi farmasi Rumah Sakit
Kasih Herlina.

5
VII. JADWAL KEGIATAN DAN BUDGRET

6
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Pelaksanaan Ha
No Program Kegiatan Sasaran Target J F M A M J J A S O N D PIC Biaya
sil
I. 1. Penambah Menamba Terpenuhinya 3 Ka.
SDM an h tenaga jumlah tenaga Inst.

Apoteker Apoteker Apoteker di RS Far,


SDM
sesuai dengan
ketentuan
klasifikasi dan
perizinan RS
yang
ditetapkan
oleh Menteri
yaitu 13 orang

2.Penambah Menamba -Terpenuhinya 5 Ka.In


an Tenaga h tenaga jumlah TTK di st.
Teknis teknis RS sesuai Far ,
Kefarmasian kefarmasi dengan SDM
an . ketentuan
klasifikasi dan
perizinan RS
yang

7
ditetapkan
oleh Menteri
-Kriteria
lulusan D3
farmasi atau
S1 Farmasi

3.Pengemba .
ngan Staf Menentuk
Farmasi dan an dan
program mengirim
pendidikan staf untuk
pelatihan Tercapainya 3 Ka,In 15.000.000
: peningkatan st
a.Mengiku pengetahuan
ti dan
pelatihan ketrampilan
cara Tenaga Teknis
melakuka Kefarmasian
n
Distribusi
obat yang
baik
sesuai
dengan

8
peraturan

b.Mengiku Tercapainya 2 Ka.In 10.000.000


ti peningkatan st
pelatihan pengetahuan
Farmasi dan
Klinik ketrampilan
Apoteker
dalam
pelayanan
kefarmasian
c.Mengiku Tercapainya 2 Ka.In 10.000.000
ti peningkatan st
Pelatihan pengetahuan
Managem dan
ent ketrampilan
Farmasi Apoteker
RS dalam
management
farmasi RS

d.Mengiku Tercapainya 4 Ka.in 20.000.000


ti pengetahuan st,
workshop mengenai SDM
pelayanan standard

9
kefarmasi PKPO untuk
an dan menunjang
pengguna Akreditasi RS
an obat
(PKPO)

e..Mengik Tercapainya Apt 2 Ka.In 20.000.000


uti peningkatan st
pelatihan pengetahuan TTK 2
Teknik dan
Aseptik ketrampilan
Apoteker dan
TTK dalam
pelayanan
kefarmasian

f..Membua Tercapainya 2.000.000


t pelatihan peningkatan
In House pengetahuan
Training dan
ketrampilan
Apoteker dan
TTK dalam
pelayanan

10
kefarmasian

g. Terpenuhinya 1 Ka.In 80.000.000


Mengikuti kebutuhan st
Pendidika Apoteker
n Farmasi klinik
berkelanju di RS
tan S1
Apoteker
ke S2
Farmasi
klinik

II. 1.Penggantia Mengganti Tergantinya 5 30.000.000


PER n dan atau komp yg lama
ALA penambahan menamba dengan yang
TAN komputer h baru sesuai
& computer dengan
FASI sesuai perkembangan
LITA kebutuhan .
S
2.Penambah -membeli Tercapainya 100% Ka.in 75.000.000
an program program peningkatan st , IT
interaksi obat interaksi pelayanan
obat kefarmasian
dalam

11
pemantauan
terapi obat

3.Penyediaa Membeli Untuk 3 Ka.In 80.000.000


n Printer printer menunjang st,
pencetak pencetak terlaksananya Mana
etiket dan etiket dan program E- geme
resep resep prescribing nt RS
untuk
farmasi
rawat
jalan,
rawat inap
dan
farmasi
IGD

4.Penambah Mepersiap - 100% Ka.in


an ruang kan Terlaksananya st,
Aseptic ruangan kegiatan Mana
Dispensing aseptic dispensing geme
dispensing sediaan steril nt RS
sesuai yang meliputi
dengan pencampuran
persyarata obat suntik

12
n yaitu
pencampuran
obat steril
sesuai
kebutuhan
pasien yang
menjamin
kompatibilitas
dan stabilitas
obat maupun
wadah sesuai
dengan dosis
yang
ditetapakan
dan penyiapan
nutrisi
parentral

5.. -terpenuhinya
Penggantiaa standard 100% 20.000.000
n lemari obat akreditasi
di farmasi Mengganti Terpenuhinya Ka.In
IGD yang lemari penyimpanan st far,
anti rayap penyimpa yang dapat Mana

13
nan obat menjamin geme
yang di kualitas dan nt RS
makan keamanan
rayap sediaan
farmasi, alkes
dan BMHP

III. 1.Pemenuha Menjamin -Terpenuhinya 100% Ka


MUT n dan ketersedia kriteria tepat Inst
U penjaminan an jenis,tepat
mutu sediaan sediaan jumlah,tepat
farmasi farmasi, waktu dan
,alkes dan alkes dan efisien .
bmhp bmhp -Terpenuhinya
yang ketersediaan
bermutu,b sediaan
ermanfaat, farmasi, alkes
aman dan dan bmhp
terjangkau sesuai
kebutuhan RS

2.Pencapaia - -Tercapainya 80% Ka.In

14
n waktu melakuka standard st
tunggu n waktu tunggu
pengambilan pencatata resep pasien
obat n waktu rawat jalan
tunggu
resep -standard nya:
mulai dari NR=30 menit
selesainya R = 60 menit
resep
dihargai
sampai
resep
selesai
dikerjakan

3.Penurunan - -Tercapainya Ka.in


angka melakuka sasaran st
kesalahan n keselamatan
penyerahan pencatata pasien di
perbekalan n dan rumah sakit
farmasi melaporka
n jika
terjadi
kesalahan
penyeraha

15
n
perbekala
n farmasi
yi salah
nama obat
dan
dosis,sala
h pasien
4.Pengendali - -supaya tidak 90% Ka.In
an melakuka terjadi st
penggunaan n evaluasi kelebihan dan
sediaan persediaa kekurangan/ke
farmasi, n yg kosongan,
alkes dan jarang kerusakan,kad
bmhp digunakan aluarsa dan
(slow kehilangan
moving) sediaan
farmasi, alkes
- dan bmhp
melakuka
n evaluasi
persediaa
n yang
tidak di
gunakan

16
dalam
waktu 3
bulan
berturut-
turut
(death
stock)

-
melakuka
n stok
opname
setiap
bulannya

4.Pelayanan Melakuka Untuk 100 % Ka.In


dan n mencegah st
pengkajian pengkajia terjadinya
resep n resep kesalahan
sesuai dalam
persyarata pemberian
n obat kepada
administra pasien
si,
5.Pemusnah farmasetik Terpenuhinya 1.000.000

17
an sediaan dan klinis proses Ka.In
farmasi, pemusnahan st.Far
alkes dan sesuai dan
BMHP -membuat ketentuan IPRS
daftar yang berlaku
sediaan
farmasi,
alkes dan
BMHP yg
akn
dimusnah
kan
-
menyiapk
an berita
acara
pemusnah
an
-
mengkordi
nasikan
jadwal,
metode
dan

18
tempat
pemusnah
an
-
mengunda
ng
petugas
sudin dan
balai
besar
POM
sebagai
saksi
-
melakuka
n
pemusnah
an
disesuaika
n dengan
jenis dan
bentuk
sediaan
serta

19
peraturan
yg berlaku

IV. 1.Penyempur - Tertingkatnya 100% Ka.In


MAN naan Sistem melakuka efisiensi fungsi st, IT
AGE IT rumah n inovasi- managerial
MEN sakit inovasi dan agar data
baru untuk klinik pasien
menunjan mudah
g diperoleh
pelayanan untuk
kefarmasi monitoring
an dan terapi
sistem pengobatan
informasi dan fungsi
farmasi klinik lainnya
harus
terintegras
i dengan
SIM RS
MAN
AGE
MEN
RES
IKO

20
V. 1.Pengecata Melakuka Terciptanya Rana IPRS
FISI n ruangan n ruangan yang p ,
K pengecata aman dan rajal,
n ruangan bersih IGD
setahun dan
sekali gudan
g

2.Renovasi Melakuka Tercapainya Guda IPRS


Ruangan n ruiang ng
perbaikan penyimpanan obat,
ruang yang farma
penyimpa menjamin si
nan obat kualitas dan rajal,r
keamanan anap
sediaan dan
farmasi, alkes IGD
dan bmhp
sesuai dengan
persyaratan
kefarmasian

3.Pembuatan Membuat Terbangunnya


ruang ruang ruangan
pencampura pencampu pencampuran

21
n obat steril ran obat sediaan steril
steril sesuai
sesuai standard
standard akreditasi
akreditasi

22
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi program ini dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali dengan melihat
pencapaian kegiatan yang dilaksanakan bulan sebelumnya. Untuk menunjang kegiatan
tersebut perlu dilakukan pelaporan kepada Kepala Bidang Penunjang Medik untuk
disampaikan kepada Direktur Pelayanan dan Penunjang Medik.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN dan EVALUASI KEGIATAN

Pelaporan atas pelaksanaan kegiatan program disampaikan sebagai berikut yaitu


berupa :

1) Laporan Triwulan
Sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil kerja Instalasi
Farmasi yang dilaporkan kepada Kepala Bidang Penunjang Medik untuk disampaikan
kepada Direktur Pelayanan dan Penunjang Medik.
2) Laporan Tahunan
Sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil kerja Instalasi
Farmasi yang dilaporkan kepada Kepala Bidang Penunjang Medik untuk disampaikan
kepada Direktur Pelayanan dan Penunjang Medik setiap tahunnya.

Sorong,

Mengetahui :

( ) ( )
Ka Bid Penunjang Ka. Instalasi Farmasi

23

Anda mungkin juga menyukai