Tugas LK Siswa PDF
Tugas LK Siswa PDF
1
5. Susunan Organisasi 1. Dr. Kanjeng Raden Tumenggung 1. Ir. Soekarno (Ketua)
(K.R.T.) Radjiman 2. Drs. Moh. Hatta (Wakil Ketua)
Wedyodiningrat (Ketua) 3. Prof. Mr. Dr.
2. Raden Pandji Soeroso (Wakil) Soepomo (anggota)
3. Ichibangase Yosio (Wakil) 4. KRT Radjiman
4. Ir. Soekarno (anggota) Wedyodiningrat (anggota)
5. Drs. Moh. Hatta (anggota) 5. R. P. Soeroso (anggota)
6. Prof. Mr. Dr. 6. Soetardjo
Soepomo (anggota) Kartohadikoesoemo (anggota)
7. Mr. Muhammad Yamin (anggota) 7. Kiai Abdoel Wachid
8. Ki Hajar Dewantara (anggota) Hasjim (anggota)
9. Haji Abdul Wahid Hasyim 8. Ki Bagus Hadikusumo (anggota)
(anggota) 9. Otto Iskandardinata (anggota)
10.Mr. Raden Ahmad Subarjo 10. Abdoel Kadir (anggota)
(anggota) 11. Pangeran
11.Ny. Mr. Raden Ayu Maria Soerjohamidjojo (anggota)
Ulfah Santoso (anggota) 12. Pangeran Poerbojo (anggota)
12.Ny. Raden Nganten Siti Sukaptinah 13. Dr. Mohammad Amir (anggota)
Sunaryo Mangunpuspito 14. Mr. Abdul Maghfar (anggota)
(anggota) 15. Teuku Mohammad Hasan
13.Liem Koen Hian (anggota) 16. Dr. GSSJ Ratulangi (anggota)
14. Oey Tiang Tjoe (anggota) 17. Andi Pangerang (anggota)
15. Oey Tjong Hauw (anggota) 18. A.A. Hamidhan (anggota)
16. Tan Eng Hoa (anggota) 19. I Goesti Ketoet
17. dll Poedja (anggota)
20. Mr. Johannes
Latuharhary (anggota)
21. Drs. Yap Tjwan Bing (anggota)
22. Achmad Soebardjo (Penasihat)
23. Sajoeti Melik (anggota)
24. Ki Hadjar Dewantara (anggota)
25. R.A.A. Wiranatakoesoema
(anggota)
26. Kasman Singodimedjo
(anggota)
27. Iwa Koesoemasoemantri
(anggota)
2
1. Persatuan
2. Kekeluargaan Sidang PPKI II tanggal 19 Agustus
3. Keseimbangan lahir dan batin 1945 :
4. Musyawarah · Menetapkan wilayah Indonesia
5. Keadilan sosial menjadi 8 provinsi dan
menunjuk gubernurnya
1 Juni 1945, Sukarno : · Menetapkan 12 departemen
1. Kebangsaan Indonesia beserta menteri-menterinya
2. Internasionalisme/Peri · Mengusulkan dibentuknya
Kemanusiaan tentara kebangsaan
3. Mufakat/Demokrasi · Pembentukan komite nasional di
4. Kesejahteraan Sosial setiap provinsinya
5. Ketuhanan yang Maha Esa
Sidang PPKI III tanggal 22 Agustus
Sidang ke 2 BPUPKI - 10 Juli – 17 Juli 1945 :
1945 · Dibentuknya Komite Nasional.
Menyusun rancangan Undang- · Dibentuknya Partai Nasional
undang Dasar 1945. Indonesia.
a. Pernyataan Indonesia Merdeka. · Dibentuknya tentara
b. Pembukaan Undang-Undang kebangsaan.
Dasar (Preambul).
c. Undang-Undang Dasar (Batang
Tubuh) :
1). 16 Bab
2). 37 Pasal, terbagi 5 bagian
antara lain:
✓ Bentuk dan Kedaulatan
Negara = pasal 1
✓ Lembaga Tertinggi Negara
= pasal 2, 3
✓ Lembaga Tinggi Negara =
pasal 4-15, 16, 18, 19-22
✓ Unsur-Unsur
Kesejahteraan Negara =
pasal 23, 29, 31-37
✓ Unsur-Unsur
Pemerintahan Negara =
pasal 17, 24, 25, 26-28, 30
3). 4 pasal Aturan Peralihan
4). 2 Ayat Aturan Tambahan
Tabel 1.3 Rumusan Sila-Sila Pancasila dalam Piagam Jakarta dan Pembukaan UUD 1945
Rumusan Pancasila dalam Naskah Piagam Rumusan Pancasila dalam Pembukaan UUD Negara
Jakarta Republik Indonesia Tahun 1945
Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan Ketuhanan Yang Maha Esa
syari’at Islam bagi pemelukpemeluknya.
Kemanusiaan yang adil dan beradab Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
kebijaksanaan dalam permusyawaratan dalam permusyawaratan perwakilan
perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
3
Tabel 1.4 Hal yang Diteladani dari Para Tokoh Pendiri Negara
No Nama pendiri negara Nilai Semangat
1. Ir. Soekarno a. Jiwa dan semangat merdeka
b. Nasionalisme dan patriotisme
c. Idealisme kejuangan yang tinggi
2. Mohammad Hatta 1. Sederhana dan baik hati
“Pada tahun 1950-an, Bally adalah sebuah merek sepatu yang
bermutu tinggi dan tidak murah. Bung Hatta, Wakil Presiden
pertama RI, berminat pada sepatu itu. Ia kemudian
menyimpan guntingan iklan yang memuat alamat penjualnya,
lalu berusaha menabung agar bisa membeli sepatu idaman
tersebut. Namun, uang tabungan tampaknya tidak pernah
mencukupi karena selalu terambil untuk keperluan rumah
tangga atau untuk membantu kerabat dan handai taulan yang
datang untuk meminta pertolongan.Hingga akhir hayatnya,
sepatu Bally idaman Bung Hatta tidak pernah terbeli karena
tabungannya tak pernah mencukupi. Yang sangat
mengharukan dari cerita ini, guntingan iklan sepatu Bally itu
hingga Bung Hatta wafat masih tersimpan dan menjadi saksi
keinginan sederhana dari seorang Hatta. Padahal, jika ingin
memanfaatkan posisinya waktu itu, sangatlah mudah bagi
beliau untuk memperoleh sepatu Bally. Misalnya, dengan
meminta tolong para duta besar atau pengusaha yang menjadi
kenalan Bung Hatta. Namun, di sinilah letak keistimewaan
Bung Hatta. Ia tidak mau meminta sesuatu untuk kepentingan
sendiri dari orang lain.Bung Hatta memilih jalan sukar dan
lama, yang ternyata gagal karena ia lebih mendahulukan orang
lain daripada kepentingannya sendiri.”
2. Jujur dan Rendah hati
Ketika Bung Hatta ingin menunaikan ibadah haji di tanah suci,
beliau berangkat dengan menggunakan biaya sendiri. Padahal
waktu itu Bung Karno telah menawari untuk berangkat
menggunakan pesawat terbang yang biayanya ditanggung
negara. Tapi, Bung Hatta menolaknya dan lebih memilih untuk
naik haji menggunakana biaya sendiri sebagai rakyat biasa.
Hebat bukan?
3. Mendahulukan kepentingan Negara
Ibu Rahmi, istri Bung Hatta menabung sedikit demi sedikit
untuk membeli mesin jahit. Ketika tabungannya sudah cukup,
Ibu Rahmi pun berencana untuk membeli mesin jahit
impiannya. Tapi, kemudian Ibu Rahmi sedih karena tidak jadi
membeli mesin jahit tersebut. Kenapa? Sewaktu Ibu Rahmi
akan membeli mesin jahit ternyata ada berita bahwa ada
penurunan nilai mata uang dari 100 rupiah menjadi 1 rupiah.
Meskipun Bung Hatta tahu hal itu, beliau tidak mau
menceritakan kepada Ibu Rahmi karena hal tersebut
merupakan suatu rahasia negara.
4. Toleran
Sebelum sidang PPKI dimulai, Mohammad Hatta mengajak Ki
Bagus Hadikusumo, K.H Wahid Hasyim, Mr. Kasman
Singodimedjo, dan Mr. Teuku Mohammad Hasan mengadakan
suatu rapat pendahuluan. Supaya tidak terpecah sebagai
bangsa, tokoh pendiri bangsa
yang bermusyawarah telah bermufakat untuk menghilangkan
bagian kalimat “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan
syari’at Islam bagi pemelukpemeluknya” dan
menggantikannya dengan rumusan ”Ketuhanan Yang Maha
Esa”
Sumber :
1. Buku Paket hal. 11
4
2. http://socialonesmansaboy.blogspot.co.id/2016/04/peran-
tokoh-nasional-mhatta-dalam.html
3. Muhammad Yamin a. saling menghormati dan menghargai sesama
b. sikap cinta tanah air
c. sikap patriotisme
d. sikap disiplin dan tegas
e. sikap saling mencintai sesama
f. sikap adil terhadap sesama
4. Soepomo a. Sifat tegas
b. sifat berjiwa nasiomalisme
c. sifat ciinta tanha air
d. sifat adil
e. sifat bijaksana
f. sifat patriotisme
5. KH. Wahid Hasyim a. Religius
(ayah Gus Dur) b. Toleransi
Sebelum sidang PPKI dimulai, Mohammad Hatta mengajak Ki
Bagus Hadikusumo, K.H Wahid Hasyim, Mr. Kasman
Singodimedjo, dan Mr. Teuku Mohammad Hasan mengadakan
suatu rapat pendahuluan. Supaya tidak terpecah sebagai
bangsa, tokoh pendiri bangsa
yang bermusyawarah telah bermufakat untuk menghilangkan
bagian kalimat “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan
syari’at Islam bagi pemelukpemeluknya” dan menggantikannya
dengan rumusan ”Ketuhanan Yang Maha Esa”
Sumber : Buku Paket hal. 11
c. Madiri
d. Demokratis
e. Semangat Kebangsaan
f. Cinta Tanah Air
g. Bersahabat/Komunikatif
h. Gemar Membaca
i. bukanlah sosok yang gila jabatan
Sewaktu terjadi perombakan kabinet dan namanya tidak
tercantum lagi dalam daftar nama anggota kabinet baru,
beberapa orang tampak kecewa, terutama kaum Nahdliyyin.
Mereka beramai-ramai mendatangi kediaman kyai yang selalu
tampil perlente itu dan menumpahkan kekecewaannya.
"Tak usah kecewa. Saya toh masih bisa duduk di rumah. Saya
mempunyai banyak kursi dan bangku panjang. Tinggal pilih
saja," jawab sang kyai sekenanya. Yang hadir pun tertawa.
Seperti itulah Wahid Hasyim, yang dekat dengan rakyat dan
kaum jelata. Bahkan, untuk urusan makanpun, ayah Gus Dur ini
tidak pernah neko-neko.
Sumber : http://blogtakut.blogspot.co.id/
5