Anda di halaman 1dari 16

sejarah pembentukan bpupki

Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (disingkat "BPUPKI")

Kekalahan Jepang dalam perang Pasifik semakin jelas, Perdana Menteri Jepang, Jenderal
Kuniaki Koiso, pada tanggal 7 September 1944 mengumumkan bahwa Indonesia akan
dimerdekakan kelak, sesudah tercapai kemenangan akhir dalam perang Asia Timur Raya.
Dengan cara itu, Jepang berharap tentara Sekutu akan disambut oleh rakyat Indonesia sebagai
penyerbu negara mereka, sehingga pada tanggal 1 Maret 1945 pimpinan pemerintah pendudukan
militer Jepang di Jawa, Jenderal Kumakichi Harada, mengumumkan dibentuknya suatu badan
khusus yang bertugas menyelididki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, yang
dinamakan "Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia" (BPUPKI)
atau dalam bahasa Jepang: Dokuritsu Junbi Cosakai. Pembentukan BPUPKI juga untuk
menyelidiki, mempelajari dan memepersiapakan hal-hal penting lainnya yang terkait dengan
masalah tata pemerintahan guna mendirikan suatu negara Indonesia merdeka.

BPUPKI resmi dibentuk pada tanggal 29 April 1945, bertepatan dengan ulang tahun kaisar
Jepang, Kaisar Hirohito. Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat,
dari golongan nasionalis tua, ditunjuk menjadi ketua BPUPKI dengan didampingi oleh dua orang
ketua muda (wakil ketua), yaitu Raden Pandji Soeroso dan Ichibangase Yosio (orang Jepang).
Selain menjadi ketua muda, Raden Pandji Soeroso juga diangkat sebagai kepala kantor tata usaha
BPUPKI (semacam sekretariat) dibantu Masuda Toyohiko dan Mr. Abdoel Gafar Pringgodigdo.
BPUPKI sendiri beranggotakan 67 orang, yang terdiri dari: 60 orang anggota aktif adalah tokoh
utama pergerakan nasional Indonesia dari semua daerah dan aliran, serta 7 orang anggota
istimewa adalah perwakilan pemerintah pendudukan militer Jepang, tetapi wakil dari bangsa
Jepang ini tidak mempunyai hak suara (keanggotaan mereka adalah pasif, yang artinya mereka
hanya hadir dalam sidang BPUPKI sebagai pengamat saja).

keanggotaan bpupki adalah sebagai berikut:

 K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat (ketua)


 R.P. Soeroso (Wakil Ketua)
 Ichibangse Yoshio (Wakil Ketua), orang jepang
 Ir. Soekarno
 Drs. Moh. Hatta
 Mr. Muhammad Yamin
 Prof. Dr. Mr. Soepomo
 KH. Wachid Hasyim
 Abdoel Kahar Muzakir
 Mr. A.A. Maramis
 Abikoesno Tjokrosoejo
 H. Agoes Salim
 Mr. Achmad Soebardjo
 Prof. Dr. P.A.A. Hoesein Djajadiningrat
 Ki Bagoes Hadikusumo
 A.R. Baswedan
 Soekiman
 Abdoel Kaffar
 R.A.A. Poerbonegoro Soemitro Kolopaking
 K.H. Ahmad Sanusi
 K.H. Abdul Salim
 Liem Koen Hian
 Tang Eng Hoa
 Oey Tiang Tjoe
 Oey Tjong Hauw
 Yap Tjwan Bing.

Tugas BPUPKI lainnya berdasarkan sidang adalah sebagai berikut:

- Bertugas membahas mengenai Dasar Negara

- Setelah sidang pertama, BPUPKI membentuk reses selama satu bulan

- Bertugas membentuk Panitia Kecil atau Panitia Delapan yang bertugas menampung saran-saran
dan konsepsi dari para anggota

- Bertugas membantu panitia sembilan bersama panitia kecil

- Panitia sembilan menghasilkan Pagam Jakarta

Sidang BPUPKI
Sidang Pertama

Sidang pertama BPUPKI diadakan di sebuah gedung yakni gedung Chuo Sang In di Jalan
Pejambon 6 Jakarta yang sekarang dikenal dengan gedung Pancasila. Rapat pertama dibuka pada
tanggal 28 Mei 1945 dan dimulai pada keesokan harinya yakni pada tanggal 29 Mei 1945 yang
bertemakan Dasar Negara. Lalu pada sidang pertama ini ada 3 orang yang memberikan pendapat
mengenai Dasar Negara,  Mereka yaitu Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr. Mr. Soepomo dan Ir.
Soekarno.
Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin mengemukakan lima asas dari dasar
Negara, yaitu sebagai berikut :

 Peri Kebangsaan
 Peri Kemanusiaan
 Peri Ketuhanan
 Peri Kerakyatan
 Kesejahteraan Rakyat

Dua hari kemudian, Prof. Dr.Mr. Soepomo pada tanggal 31 Mei 1945 mengajukan Dasar Negara
Indonesia yaitu sebagai berikut:

 Persatuan
 Mufakat dan Demokrasi
 Keadilan Sosial
 Kekeluargaan
 Musyawarah

Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno pun mengajukan lima asas Negara yang sekarang kita
kenal dengan nama Pancasila.

 Kebangsaan Indonesia
 Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan
 Mufakat atau Demokrasi
 Kesejahteraan Sosial
 Ketuhanan Yang Maha Esa

Sidang Kedua BPUPKI


Pada rapat kedua dari BPUPKI berlangsung pada tanggal 10-17 Juli 1945 dengan topic bahasan
yakni bentuk Negara, wilayah Negara, kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar,
ekonomi dan keuangan, pembelaan Negara, pendidikan serta pengajaran.

Pada rapat kedua ini dibentuk panitia yang berjumlah 19 orang yang membahas rancangan
undang-undang dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno sendiri sobat. Tak lupa pula dibentuk
Panitia Pembelaan Tanah Air yang diketuai oleh Abikoesno Tjokrosoejoso dan Panitia Ekonomi
dan Keuangan yang diketuai oleh Drs. Moch. Hatta.
Berdasarkan hasil pemungutan suara, wilayah Indonesia Merdeka sudah ditentukan. Wilayah
tersbut mencakup wilayah Hindia Belanda dulu, ditambah dengan Malaya, Borneo Utara, Papua,
Timor-Portugis serta pulau-pulau disekitarnya.

Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia Perancang UUD membentuk lagi panitia kecil yang beranggota
7 orang, yaitu:

1. Prf. Dr. Mr. Soepomo


2. Mr. Wongsonegoro
3. Mr. Achmad Soebardjo
4. Mr. A.A. Maramis
5. Mr. R.P. Singgih
6. H. Agus Salim
7. Dr. Soekiman

Persidangan Kedua BPUPKI pada tanggal 14 Juli 1945, dalam rangka menerima laporan Panitia
Perancang UUD , Ir. Soekarno melaporkan tiga hasil, yaitu sebagai berikut :

 Pernyataan Indonesia Merdeka


 Pembukaan UUD
 Batang Tubuh dari UUD

ada tiga anggota BPUPKI yang menyampaikan pendapat tentang dasar negara, yaitu : Mr. Prof. Moh.
Yamin, S.H, Prof. Mr. Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.

Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Prof. Moh. Yamin S.H menyampaikan pendapatnya tentang dasar negara.
Yaitu :

1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat

Pada tanggal 30 Mei 1945, Prof. Mr. Dr. Soepomo mengajukan rancangan dasar negara, yang terdiri
dari :

1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Mufakat dan Demokrasi
4. Musyawarah
5. Keadilan Sosial

Ir. Soekarno mengajukan rancangan dasar negara yang disebut Pancasila pada tanggal 1 Juni 1945,
yaitu :

1. Kebangsaan Indonesia
2. Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa

apa peran anggota bpupki dalam perumusan dasar Negara

      peran – peran anggota BPUPKI ini dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia , antara
lain seperti :

a.    Berperan aktif serta berpikir kritis dalam mempelajari dan menyelidiki hal hal penting yang
berhubungan dengan berbagai hal yang menyangkut pembentukan Negara Indonesia.

b.    Aktif saling menuangkan ide gagasan dan pendapat membahas mengenai Dasar Negara.

c.    Para anggota berperan dalam menyampaikan aspirasi – aspirasinya di dalam kelompok –


kelompok kecil yang telah dibuat.

d.    Berperan dalam pengorbanan pikiran, pengorbanan tenaga, dan pengorbanan waktu hingga
akhirnya tercetusnya Jakarta Charter atau Piagam Jakarta dimana nantinya piagam ini merupakan
cikal bakal terlahirnya UUD 1945 dan Pancasila.
Perumusan pancasila sebagai dasar Negara

NO Aspek informasi Uraian


Pendiri Negara pengusul Mr. Prof. Moh. Yamin, S.H,
rumusan dasar Negara Prof. Mr. Dr. Soepomo,
Ir. Soekarno.

Anggota panitia kecil 1. Prf. Dr. Mr. Soepomo


2. Mr. Wongsonegoro
3. Mr. Achmad
Soebardjo
4. Mr. A.A. Maramis
5. Mr. R.P. Singgih
6. H. Agus Salim
7. Dr. Soekiman

Anggota panitia Sembilan "Panitia Sembilan" ini adalah


sebagai berikut:

1. Ir. Soekarno
(ketua)
2. Drs. Mohammad
Hatta (wakil
ketua)
3. Mr. Raden
Achmad
Soebardjo
Djojoadisoerjo
(anggota)
4. Mr. Prof.
Mohammad
Yamin, S.H.
(anggota)
5. Kiai Haji Abdul
Wahid Hasjim
(anggota)
6. Abdoel Kahar
Moezakir
(anggota)
7. Raden Abikusno
Tjokrosoejoso
(anggota)
8. Haji Agus Salim
(anggota)
9. Mr. Alexander
Andries Maramis
(anggota)

Panitia Sembilan Panitia Sembilan adalah


kelompok yang dibentuk pada
tanggal 1 Juni 1945, diambil
dari suatu Panitia Kecil ketika
sidang pertama BPUPKI.
Panitia Sembilan dibentuk
setelah Ir. Soekarno
memberikan rumusan
Pancasila. Adapun anggotanya
adalah sebagai berikut:

1. Ir. Soekarno (ketua)


2. Drs. Mohammad Hatta
(wakil ketua)
3. Mr. Alexander Andries
Maramis (anggota)
4. Abikoesno Tjokrosoejoso
(anggota)
5. Abdoel Kahar Moezakir
(anggota)
6. H. Agus Salim (anggota)
7. Mr. Achmad Soebardjo
(anggota)
8. Kiai Haji Abdul Wahid
Hasjim (anggota)
9. Mr. Mohammad Yamin
(anggota)

Latar belakang perubahan Setelah melakukan kompromi


rumusan dasar Negara sila antara 4 orang dari kaum
pertama naskah piagam jakarta kebangsaan (nasionalisme)
dan 4 orang dari pihak Islam,
tanggal 22 Juni 1945 Panitia
Sembilan menghasilkan
rumusan dasar negara yang
dikenal dengan Piagam
Jakarta (Jakarta Charter) yang
berisi:
Bahwa sesungguhnya
kemerdekaan itu ialah hak
segala bangsa, dan oleh sebab
itu maka penjajahan di atas
dunia harus dihapuskan,
karena tidak sesuai dengan
peri kemanusiaan dan peri
keadilan.

Dan perjuangan pergerakan


Indonesia telah sampailah
kepada saat yang berbahagia
dengan selamat sentosa
mengantarkan Rakyat
Indonesia ke depan pintu
gerbang Negara Indonesia,
yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat Rahmat Allah


Yang Mahakuasa, dan dengan
didorongkan oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka
rakyat Indonesia dengan ini
menyatakan kemerdekaannya.

Kemudian daripada itu untuk


membentuk suatu pemerintah
Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah-
darah Indonesia, dan untuk
memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial,
maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu
dalam Hukum Dasar Negara
Indonesia, yang terbentuk
dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia, yang
berkedaulatan Rakyat dengan
berdasar kepada: "Ke-
Tuhanan, dengan kewajiban
menjalankan syari'at Islam
bagi pemeluk-pemeluknya,
menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia dan
kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat-kebijaksanaan
dalam permusyawaratan
perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia".

Jakarta, 22-6-2605[1]

Perbedaan antara BPUPKI dan PPKI

NO Pernyataan BPUPKI PPKI


1 Waktu pembentukan 1 Maret 1945 7 Agustus 1945.
2 Jumlah Anggota 69 orang, yaitu 62 21 orang. Kemudian
orang anggota aktif anggota ini ditambah
dan 7 orang anggota lagi 6 orang.
pasif.

3 susunan Organisasi Ketua BPUPKI adalah


Radjiman
Wedyodiningrat, dari
golongan nasionalis
tua, dengan
didampingi oleh dua
orang ketua muda
(wakil ketua), yaitu
Raden Pandji Soeroso
dan Ichibangase
Yosio (orang
Jepang ). Pandji
Soeroso juga diangkat
sebagai kepala kantor
tata usaha BPUPKI
(semacam sekretariat)
dibantu Masuda
Toyohiko dan Mr.
Abdoel Gafar
Pringgodigdo.

4 Tugas
5 Waktu Persidangan BPUPKI bersifang PPKI bersidang
beberapa kali. Sidang beberapa kali pula.
BPUPKI yang Sidang pertama pada
pertama pada tanggal 8 Agustus 1945.
29 Mei- 1 Juni 1945 Sidang kedua pada
membahas bentuk tanggal 19 Agustus
negara dan dasar 1945. Sidang ketiga
negara Indonesia. pada 22 Agustus
1945.

6 Hasil Sidang Sidang BPUPKI yang Sementara sidang


kedua pada tanggal 10 PPKI pertama
Juli -14 Juli 1945 membahas tugas,
membahas wilayah syarat dan memilih
dan kewarganegaraan presiden dan
Indonesia serta wakilnya, sidang
tentang udang- kedua membentuk
undangdan sistem kabinet dan
ekonomi negara. pemerintahan
provinsi, dan sidang
ketiga membentuk
Komite Nasional
Indonesia Pusat
(KNIP) sebagai
legislatur sementara.
RUMUSAN SILA-SILA PANCASILA DALAM PIAGAM JAKARTA DAN PEMBUKAAN
UUD 1945

RUMUSAN SILA-SILA PANCASILA RUMUSAN PANCASILA DALAM


DALAM PIAGAM JAKARTA PEMBUKAAN UUD 1945

Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Ketuhanan Yang Maha Esa.


syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
Kemanusiaan yang adil dan beradap Kemanusiaan yang adil dan beradap
Persatuan Indonesia Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyarawatan kebijaksanaan dalam permusyarawatan
perwakilan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Hal yang diteladi dari para tokoh pendiri Negara republic Indonesia

no Nama pendiri Negara republic Nilai semangat


Indonesia
Ir. Sukarno Jiwa dan semangat merdeka

Nasionalisme dan patriotisme

idealisme kejuangan yang


tinggi

Mohammad Hatta Nasionalisme yang tinggi

Rela berkorban

Taat Beribadah

Jujur

Muhammad Yamin Nasionalisme yang tinggi


ikhlas

Pantang menyerah

Soepomo Cinta tanah air

Patriotisme

Mengutamakan kepentingan
bangsa

K.H. Wahid Hasjim: Nasionalisme

Bijaksana

Patriotik

Pertanyaan
Apa saja penyebab terjadinya
kemacetan di jalan raya ?
bagaimana cara kita sebagai
pengguna jalan lalu lintas tidak
terjebak kemacetan ?
Kenapa para pengguna sepeda
motor selalu jadi korban
kecelakaan ?
Apakah penggunaan bus dapat
mengurangi kemacetan di jalan
raya ?

perilaku yang sesuai dengan norma kesusilaan

berkata jujur kepada orang tua dan pada semua orang

-meminta maaf jika berbuat kesalahan


-berpakaian yang sopan
-tidak mengambil hak orang lain
-menghormati orang yang lebih tua

 Membantu orang lain yang membutuhkan


 Tidak mengganggu kenyamanan orang lain
 Mengembalikan hutang atau pinjaman dari orang lain
 Tidak mencuri barang milik orang lain

Pertanyaan kepada teman tentang jujur dalam ulangan :


Dari 10 siswa yang saya tanyai ada 8 orang yang tidak pernah mencontek sewaktu ujian.
Pertanyaan kepada teman tentang tidak berbohong:
Dari 10 siswa yang saya tanyai ada 4 orang yang tidak pernah berbohong kepada orang tua.

Pertanyaan kepada teman tentang tidak iri dan dengki:

Dari 10 siswa yang saya tanyai semua siswa tidak pernah iri dan dengki kepada sesama siswa di
ruangan kelas.

Alasan saya adalah karena sipat jujur harus di lakukan sehari-hari hingga kita tidak akan
melakukan berbohong kepada siapapun.
Alasan saya adalah karena sipat tidak iri karena sifat iri membuat kita semakin tidak nyaman
dalam segala hal, jadi dari itu janganlah kita memiliki sifat iri kepada siapapun.

Alasan saya adalah karena sipat tidak sombong adalah karena sifat sombong adalah sifat yang
dibenci orang banyak, sehingga kalau kita bersifat sombong maka orang-orang akan menjauhi
kita.

sajikan hasil pengamatan kalian dalam pameran kelas

kelas ini sangat baik,bangku yang tersusun rapih serta kelas yang bersih dan disertai hiasan yang
menarik membuat murid lebih semangat mengikuti kegiatan pembelajaran dan hal ini harus terus di
tingkatkan agar lebih baik lagi terimakasih.

Tatar cara melaksanakan Norma hasil wawancara dengan tokoh masyarakat :  

 Berpamitan kepada orangtua dengan mencium tanganya.


 Bertutur dengan lemah lembut kepada orangtua.
 Mengucapkan salam ketika bertemu dengan orang lain.
 Tidak memotong pembicaraan orang lain.
 Memanggil nama orang lain dengan sebutan yang baik.
 Mengucapkan terimakasih atas pertolongan yang didapatkan.
 Mengenakan pakaian yang sopan.
 Tidak berkata kasar terhadap orang lain.
 Tidak mengumpat, menghina, maupun mencaci orang lain walaupun lewat media sosial.
 Tidak meludah sembarang tempat.
 Tidak kentut di sembarang tempat.
 Menghindari perbuatan menguping pembicaraan orang lain.
 Berkendara di jalanan dengan tidak ugal-ugalan.

Adapula sanksi bagi pelanggar norma kesopanan, yaitu :  

 Dikucilkan/diasingi.
 Tidak disenangi oleh masyarakat.
 Mendapat cemoohan oleh masyarakat.

pelaksanaan norma agama di sekolah dan masyarakat

pelaksanaan norma agama yang ada di lingkungan sekolah adalah :

menghormati teman yang berbeda keyakinan


Menyapa Teman Dengan Salam
- Mengucapkan Salam Jika Masuk Kelas
- Tidak Mencuri Barang Teman
- Menjauhi Larangan Agama

pelaksanaan norma agama yang ada di lingkungan masyarakat adalah :

- Selalu Membalas Salam


- Berbuat baik
Saling Tolong Menolong
- Menjalankan Ibadah

- Menjauhi Larangan Agama

Carilah norma kesusilaan, norma kesopanan termasuk kebiasaan


danadat istiadat yang sesuai dengan norma agama. Misalkan tata
caraapabila bertamu ke rumah orang, menerima telepon, adat
upacarakematian, dan sebagainya

Norma agama
Norma agama berasal dari Tuhan, pelanggarannya disebut dosa . Norma Agama adalah peraturan
hidup yang harus diterima manusia sebagai perintah-perintah, laranganlarangan dan ajaran-ajaran
yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat
hukuman dari Tuhan Yang Maha Esa berupa “siksa” kelak di akhirat.
Contoh norma agama ini diantaranya ialah:
a) Melakukan sembahyang kepada Tuhan
b) tidak berbohong,
c) tidak boleh mencuri,
d) patuh terhadap kedua orang tua
e) tidak boleh membunuh, dan lain sebagainya.
2) Norma kesusilaan
Norma Kesusilaan adalah peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari manusia.
Pelanggaran norma kesusilaan ialah pelanggaran perasaan yang berakibat penyesalan. Norma
kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat diterima oleh seluruh umat manusia. Pelanggaran
terhadap norma ini berakibat sanksi pengucilan secara fisik (dipenjara, diusir) ataupun batin
(dijauhi).
Contoh norma ini diantaranya ialah :
a) Tidak boleh mencuri milik orang lain.
b) Harus berkata jujur.
c) Berbuat baik terhadap sesama manusia.
d) Dilarang membunuh sesama manusia.
3) Norma kesopanan
Norma Kesopanan adalah norma yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk
mengatur pergaulan sehingga masing-masing anggota masyarakat saling hormat menghormati.
Akibat dari pelanggaran terhadap norma ini ialah dicela sesamanya, karena sumber norma ini
adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri.

Norma kesopanan
Norma Kesopanan adalah norma yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk mengatur
pergaulan sehingga masing-masing anggota masyarakat saling hormat menghormati. Akibat dari
pelanggaran terhadap norma ini ialah dicela sesamanya, karena sumber norma ini adalah keyakinan
masyarakat yang bersangkutan itu sendiri.
Hakikat norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan, atau kebiasaan yang berlaku dalam
masyarakat. Norma kesopanan sering disebut sopan santun, tata krama atau adat istiadat.
Norma kesopanan tidak berlaku bagi seluruh masyarakat dunia, melainkan bersifat khusus dan setempat
(regional) dan hanya berlaku bagi segolongan masyarakat tertentu saja. Apa yang dianggap sopan bagi
segolongan masyarakat, mungkin bagi masyarakat lain tidak demikian.
Contoh norma ini diantaranya ialah :
a) Berilah tempat terlebih dahulu kepada wanita di dalam kereta api, bus dan lain-lain, terutama wanita
yang tua, hamil atau membawa bayi”.
b) Jangan makan sambil berbicara.
c) Tidak meludah di lantai atau di sembarang tempat.
d) Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua.
e) Memberi atau menerima sesuatu dengan tangan kanan.
f) Tidak kencing di sembarang tempat.

B. KEBIASAAN
Kebiasaan merupakan norma yang keberadaannya dalam masyarakat diterima sebagai aturan yang
mengikat walaupun tidak ditetapkan oleh pemerintah. Kebiasaan adalah tingkah laku dalam masyarakat
yang dilakukan berulangulangmengenai sesuatu hal yang sama, yang dianggap sebagai aturan hidup .
1. C. ADAT ISTIADAT
Kebiasaan dalam masyarakat sering disamakan dengan adat istiadat. Adat istiadat adalah kebiasaan-
kebiasaan sosial yang sejak lama ada dalam masyarakat dengan maksudmengatur tata tertib. Ada pula
yang menganggap adat istiadat sebagai peraturan sopan santun yang turun temurun Pada umumnya
adat istiadat merupakan tradisi. Adat bersumber pada sesuatu yang suci (sakral) dan berhubungan
dengan tradisi rakyat yang telah turun temurun, sedangkan kebiasaan tidak merupakan tradisi rakyat.

Buatlah laporan singkat hasil dari pengamatan pelaksanaan norma


dalam lingkungan sekolah
selalu menaati peraturan tata tertib di sekolah,menghormati guru guru,berangkat tepat waktu,tidak
menyontek saat ujian

Buatlah laporan singkat hasil dari pengamatan pelaksanaan norma


dalam lingkungan masyarakat sekitar

a. Menaati peraturan yang berlaku yang di masyarakat

b. Menjaga nama baik lingkungan

c. Melaporkan kepada pihak yang berwajib jika ada orang yang melanggar hukum, seperti
mencuri, mengambil hak orang lain, dan lain lain

d. Taat membayar pajak

e. Mentaati peraturan lalu lintas

Anda mungkin juga menyukai