Modul III
Hukum Beer-Lambert
Dian Permana
1211703011
Fisika
Sains dan Tekhnologi
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung, Indonesia
2013
email:permana.dian2012@gmail.com
Abstact
Beer’s law states light absorbance is directly proportional to the con-
centration and thickness of the material / medium, to prove the theory
berlamber then conducted experiments using two variations of the plas-
tic and the sugar solution (C12 H22 O11 ) one practical purposes this is
done Observing relationship transmittance and absorbance of the ab-
sorber thickness, plastic absorption values obtained using the red filter
linearity dengna 4379.73 99.6 % and the sugar solution is absorpsivitas
ie 190172399.6 with determination coefficients obtained are 78 % is still
a didpat mistake one of them is on the weighing of sugar because the
concentration is very influential
key word : Beer Lambert law, concentration, absorpsivitas, color
filters
Abstact
Hukum Beer menyatakan absorbansi cahaya berbanding lurus de-
ngan dengan konsentrasi dan ketebalan bahan/medium, untuk mem-
buktikan teori beer lamber maka dilakukan eksperimen dengan meng-
gunakan 2 variasi yaitu plastik dan larutan gula (C12 H22 O11 ) salah satu
tujuan dilakukan praktikum ini yaitu Mengamati hubungan transmitan-
si dan absorbansi terhadap ketebalan penyerap, didapat nilai koefisien
absorsi plastik dengan menggunakan filter merah yaitu 4379.73 deng-
na kelinieran 99,6% dan dengan larutan gula yaitu absorpsivitas yaitu
190172399.6 dengan koefisien determinasi yang didapat yaitu 78 % ma-
sih adanya kesalah didpat salah satunya yaitu pada penimbangan berat
gula karena Konsentrasi sangat berpengaruh
Kata kunci : Hukum Beer lambert, konsentrasi, absorpsivitas, filter
warna
1
Daftar Isi
1 Pendahuluan 4
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.2 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
2 Tinjauan Pustaka 5
3 Metode Eksperimen 7
3.1 Waktu Dan Tempat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
3.2 Alat dan Bahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
3.3 Prosedur percobaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
3.4 Prosedur percobaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
5 Penutup 20
5.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20
Daftar Gambar
1 prinsip penyerapan cahaya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2 set-up peralatan untuk variasi konsentrasi larutan . . . . . . . . 8
3 set-up peralatan untuk variasi plastik . . . . . . . . . . . . . . . 8
4 Diagram Alir dengan Variasi Plastik . . . . . . . . . . . . . . . 9
5 Diagram Alir dengan Variasi Larutan Gula . . . . . . . . . . . . 9
6 grafik T terhadap Ketebalan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
7 grafik A terhadap Ketebalan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
8 grafik ln p, /p0 terhadap Ketebalan . . . . . . . . . . . . . . . . 12
9 grafik T terhadap Ketebalan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
10 grafik A terhadap Ketebalan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
11 grafik ln p, /p0 terhadap Ketebalan . . . . . . . . . . . . . . . . 14
12 grafik T terhadap Ketebalan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
13 grafik A terhadap Ketebalan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
14 grafik lnp, /p0 terhadap Ketebalan . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
15 grafik T terhadap c(m) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18
16 grafik A terhadap c(m) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18
2
Daftar Tabel
1 Tabel Perhitungan Dengan Variasi ketebalan (Merah) . . . . . . 10
2 Tabel Perhitungan Dengan Variasi ketebalan (Hijau) . . . . . . 12
3 Tabel Perhitungan Dengan Variasi ketebalan (Biru) . . . . . . . 14
4 Tabel Perhitungan Dengan Variasi Larutan Air Gula . . . . . . 17
3
BAB I
1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Beer dan lambert menemukan hukum yang menerangkan interaksi bahan kimia
dengan gelombang cahaya (elektromagnetik), yang disimpulkan dalam hukum
Beer- Lambert menyebabkan berkembangnya analisis kimia dengan menggu-
nakan alat instrumentasi yakni spektrofotometer. Pengujian kimia sebelum
ditemukan spektrofotometer hanya mengandalkan gravimetri dan titrimetri
yang membutuhkan waktu lama dapat diganti pengujian yang lebih cepat
dan akurat dengan spektrofotometer. Hukum Beer-Lambert menjadi revo-
lusi analitical chemistry. Hukum Lambert menyatakan proporsi berkas cahaya
datang yang diserap oleh suatu bahan/medium tidak bergantung pada inten-
sitas berkas cahaya yang datang. Hukum Beer menyatakan absorbansi cahaya
berbanding lurus dengan dengan konsentrasi dan ketebalan bahan/medium.
Dalam praktikum yang dilakukan akan menggunakan dua variasi data yaitu
dengan filter plastik berwana dan larutan (C12 H22 O11 ) aplikasi dari hukum
beer lambert salah satunya yaitu bisa menentukan kadar zat, aplikasi hukum
beer lamber banyak digunakan dalam Kimia, dan Fisika Material. maka da-
ri itu perlunya diadakan eksperimen untuk mempelajari bagaimana hukum
berlambert bekerja dengan baik agar memahami lebih baik.
1.2 Tujuan
Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan mampu:
4
BAB II
2 Tinjauan Pustaka
Jika cahaya yang melintas melewati medium maka cahaya akan menembus
medium tersebut dan jika daya awalnya P0 maka setelah melewati medium
maka dayanya menjadi p,
p0 − p, = ∆p (1)
Besarnya daya cahaya yang hilang sebanding dengan P0 , ketebalan medium
dan sebuah konstanta kesebandingan yang disebut absorpsivitas (α).
5
p,
= −αx (5)
p0
dan
p,
ln( ) = e−αx (6)
p0
Jika medium penyerap berupa larutan, konsentrasi larutan c (dalam gr
atau mol per liter) harus dilibatkan juga, sehingga persamaan (6) menjadi:
p, = p0 e−αxc (7)
persamaan (7) merupakan hukum eksponensial penyerapan, biasa juga di-
sebut hukum Beer-lambert. Untuk penggunaan praktis, lebih mudah menggu-
nakan logaritma berbasis 10 dari pada berbasis eksponensial.
Transmitansi (T) didefinisikan sebagai rasio daya radian yang ditransmisik-
an melewati sample terhadap daya cahaya dating, yang diukur pada panjang
gelombang yang sama.
p,
T = (8)
p0
Absorbansi (A) didefinisikan sebagai logaritma berbasis 10 dari kebalikan
transmitansi.
1
A = log10( ) (9)
T
Absorpsivitas (α) seperti pada persamaan (7), muncul dalam hukum eks-
ponensial sebagai logaritma alami,
p,
ln( ) = −αxc (10)
p0
sedangkan absorbansi (A) berbasis pada logaritma umum,
p0
A = log10( ) (11)
p,
untuk mengkonfersi dari salah satu menjadi yang lainnya, gunakan identita-
si ln(x) = 2.3026log10(x) = 0.4343ln(x).Set persamaan yang sering digunakan
adalah:
A = log10( pp0, )
A = 0.434axc
T = 10−A = 1
10A
A
α = 2.3026 xc
6
BAB III
3 Metode Eksperimen
3.1 Waktu Dan Tempat
Hari/tanggal : Sabtu, 16 april 2013
Waktu : 15.0017.00 WIB
Tempat : Laboratorium Eksperimen 1 Fisika, Sains dan Teknologi UIN
Sunan Gunung Djati Bandung
d . micrometer 1 buah
e . neraca 1 buah
h . Air
i . catu daya
i . Alat Tulis
7
Gambar 2: set-up peralatan untuk variasi konsentrasi larutan
8
Diagram Alir
9
BAB IV
4 Data dan Analisis
Dalam praktikum Hukum Beer Lambeert ini menggunakan 2 variasi pertama
yaitu dengan menggunakan plastik berwarna dan yang kedua yaitu dengan
menggunakan larutan air gula.
Dengan menggunakan plastik yaitu menggunakan 3 variasi warna plastik
yaitu merah, biru dan hijau dengan menambahkan banyaknya plastik hingga
10 lembar, sebelum menggunakan plastik sebagai penghalang dengan meng-
gunakan lux meter hitung daya p0 sebagai data awal dan didapat data untuk
W
P0 pada variasi plastik yaitu 188.2 m 2 . dari situ dengan menggunakan mik-
Dari serangkaian data yang didapat proses pengambilan data yang pasti
dilakukan yaitu pada pengukuran secara langsung yaitu P0 ,P, dan ketebalan
dari data tersebut diolah sehingga mendapatkan Transmitansi (T), Absorbansi
(A) dan In(P0 /P , ) didapat data seperti diatas. Dari data yang didapat kita
plot pada grafik yaitu T terhadap ketebalan, A terhadap Ketebalan dan In T
terhadap ketebalan.
10
Gambar 6: grafik T terhadap Ketebalan
grafik kedua yaitu pada A terhadap ketebalan dapat dilihat bahwa nilai
eror yang didapat kemiringannya yaitu 47365.26233 dan standar Erornya yaitu
9073.04947
11
Gambar 8: grafik ln p, /p0 terhadap Ketebalan
Dan pada grafik ketiga yaitu In T terhadap Ketebalan dapat dilihat digrafik
bahwa nilai standar eror 80.92348 dan nilai kemiringannya yaitu sebesar -
4379.72983
untuk menghitung absorpsivitas (α)
p,
ln( ) = −αxc
p0
slope = −α
α = −slope = −(−4379.72983)
= 4379.73
Filter hijau
12
dari situ plot kembali T terhadap ketebalan
dan didapat data grafik untuk kemiringannya yaitu sebesar -975.21442 dan
standar erornya yaitu 171.97085, seperti pada grafik berikut
grafik kedua yaitu plot gambar A terhadap ketebalan didapat nilai standar
Erornya yaitu 6013.33729 dan kemiringannya yaitu sebesar 39452.40939
13
Gambar 11: grafik ln p, /p0 terhadap Ketebalan
Dan Grafik filter hijau dengan bagian ketiga yaitu Ln p, /p0 terhadap ke-
tebalan nilai kemiiringannya yaitu -4353.97165 dan standar Errornya yaitu
62.34178
p,
ln() = −αxc
p0
slope = −α
α = −slope = −(−4353.97165)
= 4353.97
Filter Biru
dapat dilihat pada data yang didapat P , yang didapat pada lapis ketu-
14
juh konstan sampai pada lapis ke 10 ini karena begitu gelap warna dari biru
sehingga sinar laser yang diarahkan menjadi kecil.
pada filter biru plot antara T terhadap Ketebalan didapat nilai kemiringan
yaitu sebesar -63.70774 dan nilai standar erornya yaitu sebesar 24.32748
grafik filter biru pada bagian dua yaitu A terhadap ketebalan, didapat
nilai Kemiringannya yaitu sebesar 3.90704 dan standar errornya yaitu sebe-
sar 614705.54912 grafik tersebut tidak linear karena memiliki nilai error yang
besar.
15
Gambar 14: grafik lnp, /p0 terhadap Ketebalan
Dan Grafik ketiga yaitu lnp, /p0 terhadap ketebalan didapat nilai kemiri-
ngannya yaitu -11248.35438 dan standar Error yaitu 1242.58187
untuk menghitung absorpsivitas (α)
p,
ln( ) = −αxc
p0
slope = −α
α = −slope = −(−11248.35438)
= 11248.35
pada percobaan pertama ini pada intinya ingin membuktikan apakah ada-
nya perbedaan jika warna yang digunakan berbeda karena seperti halnya dike-
tahui pada dasarnya perbedaan warna menjadikan panjang gelombang caha-
ya laser berbeda dan pada praktikum yang dilakukan sangat terbukti bahwa
warna yang digunakan berbeda ini ditandai dengan banyaknya lembar plastik
yang sama yaitu dari satu lembar sampai dengan 10 lembar data yang dida-
pat berbeda padahal daya (p0 ) yang digunakan sama tetapi daya (P , ) berbeda
sehingga nilai yang didapatpun berbeda dan perlu diketahui dari data yang
berbeda nilai eror dan kemiringanpun berbeda sehingga plot gambar yang di-
dapat berbeda antara satu warna dan yang lainnya. dan telah dikutip bahwa
absorsipitas merupakan karakteristik material dan fungsi panjang gelombang
pada praktikum ini dapat terbukti bahwa panjang gelombang mempengaru-
hi dan dari situ absorsivitas berbeda antara warna yang satu dengan yang
lainnya.
pada percobaan dengan variasi ketebalan penyerap dengan berbagai warna
di dapat kelinieran antara absorbensi (A) dan konsentrasi larutan (C) plas-
tik filter merah sebesar 99,6%, plastik kuning sebesar 99,6%,dan plastik biru
sebesar 99.8 % hal ini sesuai dengan hukum Beer-Lambert yang menyatakan
16
bahwa absorbansi cahaya berbanding lurus dengan dengan ketebalan bahan
atau medium.
17
Dari data yang didapat dibuat plot gambar yaitu antara Transmitansi ter-
hadap konsentrasi larutan
didapat nilai gradien yaitu sebesar : -1.08688 dan standar errornya yaitu
0.23956 nilai minus ada karena grafik turun dan nilai eror yang didapat sangat
kecil mendekati nol.
18
A = 0.434.α.x.c
slope = 0.434.α.x
92.43937
α =
0.434.x
92.43937
=
(0.434)(1.12 × 10−3 )
= 190172399.6
19
BAB V
5 Penutup
5.1 Kesimpulan
Hukum Beer menyatakan absorbansi cahaya berbanding lurus dengan dengan
konsentrasi dan ketebalan bahan/medium. setelah melakukan eksperimen ma-
ka didapat kelinieran dari plot data sangat baik yaitu berada diatas 70 %
yaitu untuk plastik filter merah didapat sebesar 99,6%, plastik kuning sebe-
sar 99,6%,dan plastik biru sebesar 99.8 % Dengan Nilai absorpsivitas yaitu
filter biru 11248.35, filter merah 4379.73 dan filter hijau 11248.35 dan untuk
dengan menggunakan larutan (C12 H22 O11 ) didapat nilai absorpsivitas yaitu
190172399.6 dengan koefisien determinasi yang didapat yaitu 78 %
Pustaka
[1] P. Tippler, Paul. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik jilid I. Jakarta:
Erlangga.
20