KEBIJAKAN
1. Komite PPIRS harus dilibatkan dalam perencanaan untuk
rekonstruksi / renovasi bangunan rumah sakit
2. Pengajuan ijin infection control untuk renovasi / rekonstruksi
harus melengkapi data tentang :
a. Lokasi konstruksi
b. Koordinator proyek
c. Kontraktor yang melakukan
d. Nama Supervisor dan no. Telp. supervisor
PROSEDUR e. Kapan rencana memulai pekerjaan
f. Perkiraan lama pengerjaan
g. Nama pemohon
h. Uraian pekerjaan yang akan dilakukan
3. Pengajuan ijin infection control untuk renovasi / konstruksi
diajukan ke komite PPIRS selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
sebelum perkiraan dimulai pekerjaan
4. Renovasi yang di lakukan menimbulkan getaran / suara /
kebisingan maka renovasi harus di lakukan pada siang hari
5. Renovasi yang di lakukan menimbulkan debu / asap maka area
tersebut tidak boleh di lewati untuk transportasi pasien, petugas dan
pengunjung rumah sakit, kemudian area tersebut harus di tutup agar
penyebaran debu tidak meluas ke segala arah
6. Renovasi yang di lakukan di ruang operasi maka ruang operasi
tidak boleh di gunakan
7. Bila renovasi di lakukan di ruang perawatan maka ruang
perawatan harus di kosongkan / pasien di pindahkan ke ruang
perawatan lain
8. PPIRS memberikan masukan design yang berhubungan dengan
infeksi mulai awal pembangunan, proses, dan sampai selesai
9. 7. Sebelum pelaksanaan pembangunan dan renovasi bangunan,
Komite PPIRS, K3RS dan Unit Sanitasi Lingkungan memberikan
edukasi kepada pihak perencana dan pelaksana proyek.
10. Sebelum pelaksanaan pembangunan/renovasi dan pembongkaran
bangunan, pihak pelaksana proyek harus menutup area kerja dan
memasang informasi bahwa area tersebut sedang ada
pembangunan/renovasi dan pembongkaran bangunan sesuai standar
K3RS dan PPI
11. Selama proses pembangunan pelaksana proyek wajib mengenakan
APD sesuai K3.
12. Selama dalam proses pembangunan, Tim pengawas proyek
(Bagian Tehnik, Komite PPIRS, K3RS dan Unit Sanitasi
Lingkungan) melakukan monitoring terhadap pelaksanaan
pekerjaan sesuai surat kesepakatan bersama