A. DEFINISI
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir
dan ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit.
Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum
juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit DM
dengan neuropati perifer. Ulkus kaki Diabetes (UKD) merupakan komplikasi
yang berkaitan dengan morbiditas akibat Diabetes Melitus. Ulkus kaki
Diabetes merupakan komplikasi serius akibat Diabetes, (Andyagreeni, 2010).
Ulkus Diabetik merupakan komplikasi kronik dari Diabetes Melllitus
sebagai sebab utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan penderita Diabetes.
Kadar LDL yang tinggi memainkan peranan penting untukterjadinya Ulkus
Uiabetik untuk terjadinya Ulkus Diabetik melalui pembentukan plak
atherosklerosis pada dinding pembuluh darah, (Zaidah 2015).
Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi yang umum bagi pasien
dengan diabetes melitus. Penyembuhan luka yang lambat dan meningkatnya
kerentanan terhadap infeksi cenderung terjadi, ganggren dapat berkembang dan
terdapat resiko tinggi perlu dilakukannya amputasi tungkai bawah hal ini di
akibatkan oleh gangguan neurologis (neuropati) dan vaskuler pada tungkai
(Morison, 2012).
B. ANATOMI FISIOLOGI
1. Anatomi Pankreas
Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira-kira
15 cm, lebar 5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata-
rata 60-90 gram. Terbentang pada vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang
lambung.
Pankreas juga merupakan kelenjar endokrin terbesar yang terdapat di
dalam tubuh baik hewan maupun manusia. Bagian depan ( kepala ) kelenjar
pankreas terletak pada lekukan yang dibentuk oleh duodenum dan
bagian pilorus dari lambung. Bagian badan yang merupakan bagian utama
dari organ ini merentang ke arah limpadengan bagian ekornya menyentuh atau
terletak pada alat ini Dari segi perkembangan embriologis, kelenjar
pankreas terbentuk dari epitel yang berasal dari lapisan epitel yang
membentuk usus (Irianto, 2012).
Fungsi pankreas ada 2 yaitu :
a. Fungsi eksorin yitu membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan
elektrolit.
b. Fungsi endokrin yaitu sekelompok kecil atau pulau langerhans, yang
bersama-sama membentuk organ endokrin yang mensekresikan insulin.
Pulau langerhans manusia mengandung tiga jenis sel utama,yaitu :
1) Sel-sel A (alpha), jumlahnya sekitar 20-40%;
memproduksi glukagon yang manjadi faktor hiperglikemik, suatu
hormon yang mempunyai “ anti insulin like activity “.
2) Sel-sel B ( betha ), jumlahnya sekitar 60-80 % , membuat insulin.
3) Sel-sel D (delta), jumlahnya sekitar 5-15%, membuat somatostatin
yang menghambat pelepasan insulin dan glukagon . (Irianto, 2012).
Anatomi Pankreas
2. Fisiologi
disimpan sebagai glikogen. Pada saat ini kadar glukosa di vena porta lebih
tinggi daripada vena hepatica, setelah absorsi selesai gliogen hepar dipecah
lagi menjadi glukosa, sehingga kadar glukosa di vena hepatica lebih tinggi
dari vena porta. Jadi hepar berperan sebagai glukostat. Pada keadaan normal
beberapa hari, tetapi bila fungsi hepar terganggu akan mudah terjadi
akan lebih aktif. Jumlah glukosa yang diambil dan dilepaskan oleh hati dan
C. ETIOLOGI
1. Faktor resiko terjadinya DM (Mahdiana, 2010)
a. Ras.
b. Usia > 45 tahun.
c. Obesitas, diperkirakan sebanyak 90% pasien dengan DM tipe 2
memiliki berat badan lebih atau mengalami obesitas
d. Riwayat keluarga dengan DM.
e. Aktifasi fisik yang kurang.
f. Gangguan toleransi glukosa.
g. Riwayat DM gestasional atau melahirkan bayi dengan berat badan
lahir > 4 kg
2. Penyebab dari ulkus diabetikum
Faktor Endogen
a. Neuropati:
Terjadi kerusakan saraf sensorik yang dimanifestasikan dengan
penurunan sensori nyeri, panas, tak terasa, sehingga mudah terjadi
trauma dan otonom/simpatis yang dimanifestasikan dengan
peningkatan aliran darah, produksi keringat tidak ada dan hilangnya
tonus vaskuler
b. Angiopati
Dapat disebabkan oleh faktor genetic, metabolic dan faktor resiko lain.
c. Iskemia
Adalah arterosklerosis (pengapuran dan penyempitan pembuluh darah)
pada pembuluh darah besar tungkai (makroangiopati) menyebabkan
penurunan aliran darah ke tungkai, bila terdapat thrombus akan
memperberat timbulnya gangrene yang luas.
Manifestasi kaki diabetes iskemia:
a. Kaki dingin
b. Nyeri nocturnal
c. Tidak terabanya denyut nadi
d. Adanya pemucatan ekstrimitas inferior
e. Kulit mengkilap
f. Hilangnya rambut dari jari kaki
g. Penebalan kuku
h. Gangrene kecil atau luas.
Faktor eksogen
a. Trauma
b. Infeksi
Faktor utama yang berperan pada timbulnya ulkus Diabetikum
adalah angipati, neuropati dan infeksi.adanya neuropati perifer akan
menyebabkan hilang atau menurunnya sensai nyeri pada kaki,
sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa yang mengakibatkan
terjadinya ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan
mengakibatkan terjadinya atrofi pada otot kaki sehingga merubah
titik tumpu yang menyebabkan ulsestrasi pada kaki klien. Apabila
sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka
penderita akan merasa sakit pada tungkainya sesudah ia berjalan pada
jarak tertentu. Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan
terjadinya penurunan asupan nutrisi, oksigen serta antibiotika
sehingga menyebabkan terjadinya luka yang sukar sembuh, infeksi
sering merupakan komplikasi yang menyertai Ulkus Diabetikum
akibat berkurangnya aliran darah atau neuropati, sehingga faktor
angipati dan infeksi berpengaruh terhadap penyembuhan Ulkus
Diabetikum.(Askandar 2010).
D. MANIFESTASI KLINIK
1. Gejala yang sering diderita oleh seorang penderita diabetes adalah
sebagai berikut (Hananta, 2011)
a. Polidipsia atau banyak minum, penderita diabetes akan sering merasa
haus berhubungan dengan adanya dehidrasi akibat ginjal
mengeluarkan glukosa dalam jumlah yang berlebihan sehingga
menimbulkan rasa haus dan mulut terasa kering sebagai mekanisme
kompensasi pasien akan banyak minum.
b. Poliuria atau banyak buang air kecil, frekuensi buang air kecil akan
meningkat dari sebelumnya dan membuat para penderita diabetes
menjadi tidak nyaman. Hal ini terjadi karena hiperglikemia
menyebabkan diuresis osmotik sehingga ginjal akan terus
mengeluarkan urine dalam jumlah yang lebih banyak.
c. Poliphagia atau banyak makan. Nafsu makan pasien meningkat seiring
dengan kondisi sel dalam tubuh yang kekurangan pasokan energi
d. Glukosuria, peningkatan kadar glukosa darah yang melebihi ambang
batas ginjal yaitu 180 mg/dL dapat menyebabkan tekanan osmotik
sehingga glukosa ikut keluar melalui urine
e. Penurunan berat badan secara drastis, kebanyakan dari penderita
diabetes akan mengalami penurunan berat badan dan sering kali tidak
disadari. Hal ini disebabkan adanya pemecahan asam amino
(proteolysis) dalam otot sehingga cadangan makanan protein dalam
otot berkurang yang mengakibatkan penurunan berat badan.
2. Gejala Ulkus Diabetikum
Ulkus Diabetikum akibat mikriangiopatik disebut juga ulkus panas
walaupun nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh
peradangan dan biasanya teraba pulsasi arteri dibagian distal . Proses
mikroangipati menyebabkan sumbatan pembuluh darah, sedangkan secara
akut emboli memberikan gejala klinis 5 P yaitu :
a. Pain (nyeri)
b. Paleness (kepucatan)
c. Paresthesia (kesemutan)
d. Pulselessness (denyut nadi hilang)
e. Paralysis (lumpuh).
E. PATOFISIOLOGI
DM terjadi ketika kadar gula dalam dara melebihi kadar normal.
Untuk memahami proses terjadinya DM, kita perlu memahami proses normal
pengaturan kadar gula darah dalam tubuh. Oleh karena itu, kita perlu
memahami proses pencernaan makanan (terutama karbohidrat) yang masuk
melalui mulut hingga kemudian diubah menjadi glukosa (zat gula) dan
digunakan oleh jaringan tubuh (Khasanah, 2012)
Karbohidrat yang masuk kedalam saluran pencernaan akan dicerna
menjadi monosakarida (salah satunya adalah glukosa) atau gula sederhana.
Glukosa tersebut akan diserap dalam usus halus, setelah diserap dan masuk
kedalam aliran darah, kadar glukosa dalam darah akan meningkat untuk
sementara waktu. Glukosa dalam darah akan dibawa kejaringan tubuh yang
memerlukannya untuk diubah menjadi energi dan sebagian lagi dibawa ke
hati untuk disimpan. Dengan demikian, kadar glukosa dalam darah akan
menurun dalam beberapa jam. Ketika kadar glukosa dalam darah turun
melewati batas minimal, maka simpanan glukosa dalam hati akan dilepaskan
kedalam darah untuk mempertahankan kadarnya dalam darah (Khasanah,
2012)
Pengaturan jumlah glukosa dalam darah bergantung pada peran
hormon yang menurunkan dan hormon yang meningkatkan kadarnya dalam
darah. Insulin merupakan hormon yang bertugas untuk menurunkan kadar
glukosa dalam darah. Proses ini terjadi dengan cara mempermudah glukosa
masuk kedalam jaringan tubuh. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya,
insulin bisa diibaratkan sebagai anak kunci untuk membuka pintu masuk bagi
glukosa ke dalam jaringan tubuh. Untuk bisa memasukkan glukosa kedalam
jaringan, insulin akan berikatan dengan reseptor yang bisa diibaratkan
sebagai lubang kunci. Ketika glukosa dalam darah mulai menurun, hormon
glukagon akan meningkatkan kadar glukosa darah, caranya dengan
merangsang hati untuk melepas simpangan glukosa kedalam darah
(Khasanah, 2012)
Para penderita DM, proses pengaturan glukosa darah akan terganggu,
karena jumlah reseptor ini kurang dari keadaan normalnya. Meskipun
produksi insulin banyak, tetapi karena reseptornya kurang, maka glukosa
yang masuk jaringan juga akan sedikit. Akibatnya, jaringan akan kekurangan
glukosa sementara kadar gula didalam darah melonjak tajam. Kadar glukosa
dalam darah melebihi kadar normal atau disebut hiperglikemia. Kondisi ini
juga turut dipicu oleh kadar lemak tubuh yang tinggi. Kadar lemak yang
tinggi, baik lemak dalam darah maupun jaringan lemak tubuh, sering
dijumpai pula pada orang yang menderita obesitas atau kegemukan. Bahkan,
sekitar 80% pasien diabetes tipe 2 diperkirakan mengalami obesitas
(Khasanah, 2012)
Patofisiologi Gangren Kaki Diabetik
Ada dua teori utama mengenai terjadinya komplikasi kronik DM akibat
hiperglikemia, yaitu teori sorbitol dan teori glikosilasi.
1. Teori Sorbitol
Hiperglikemia akan menyebabkan penumpukan kadar glukosa pada sel
dan jaringan tertentu dan dapat mentransport glukosa tanpa insulin.
Glukosa yang berlebihan ini tidak akan termetabolisasi habis secara
normal melalui glikolisis, tetapi sebagian dengan perantaraan enzim
aldose reduktase akan diubah menjadi sorbitol. Sorbitol akan tertumpuk
dalam sel / jaringan tersebut dan menyebabkan kerusakan dan perubahan
fungsi.
2. Teori Glikosilasi
Akibat hiperglikemia akan menyebabkan terjadinya glikosilasi pada
semua protein, terutama yang mengandung senyawa lisin. Terjadinya
proses glikosilasi pada protein membran basal dapat menjelaskan semua
komplikasi baik makro maupun mikro vaskular. Terjadinya Kaki Diabetik
(KD) sendiri disebabkan oleh faktor–faktor disebutkan dalam etiologi.
Faktor utama yang berperan timbulnya KD adalah angiopati, neuropati
dan infeksi. Neuropati merupakan faktor penting untuk terjadinya KD.
Adanya neuropati perifer akan menyebabkan terjadinya gangguan sensorik
maupun motorik. Gangguan sensorik akan menyebabkan hilang atau
menurunnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami trauma
tanpa terasa yang mengakibatkan terjadinya ulkus pada kaki gangguan
motorik juga akan mengakibatkan terjadinya atrofi otot kaki, sehingga
merubah titik tumpu yang menyebabkan ulserasi pada kaki pasien.
Angiopati akan menyebabkan terganggunya aliran darah ke kaki. Apabila
sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka
penderita akan merasa sakit tungkainya sesudah ia berjalan pada jarak
tertentu. Manifestasi gangguan pembuluh darah yang lain dapat berupa :
ujung kaki terasa dingin, nyeri kaki di malam hari, denyut arteri hilang,
kaki menjadi pucat bila dinaikkan. Adanya angiopati tersebut akan
menyebabkan terjadinya penurunan asupan nutrisi, oksigen ( zat asam )
serta antibiotika sehingga menyebabkan luka sulit sembuh ( Levin,1993).
Infeksi sering merupakan komplikasi yang menyertai KD akibat
berkurangnya aliran darah atau neuropati, sehingga faktor angiopati dan
infeksi berpengaruh terhdap penyembuhan atau pengobatan dari KD.
G.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl
dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.
2. Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan
dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna
pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ )
3. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai
dengan jenis kuman.
Diagnosis diabetes mellitus umumnya ditegakkan dengan adanya gejala khas
diabetes mellitus berupa poliuria, polidipsi, poliphagia, lemas dan berat badan
menurun. Jika keluhan dan gejala khas ditemukan dan pemeriksaan glukosa
darah sewaktu yang lebih 216 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnose
H. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan yang
telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien seperti perawatan luka pasien,
perawatan utuk mengurangi rasa nyeri, menganjurkan pasien latihan gerak,
latihan berjalan serta personal hygiene pasien dijaga agar tidak muncul
komplikasi lain Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah
dilakukan validasi, disamping itu juga dibutuhkan ketrampilan interpersonal,
intelektual, teknikal yang dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi
yang tepat dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan psikologis.
Setelah selesai implementasi, dilakukan dokumentasi yang meliputi intervensi
yang sudah dilakukan dan bagaimana respon pasien. Kemudian dilakukan
perawtan kaki yang bersifat preventif mencakup tindakan ganti balut minimal
satu hari sekali untuk mencegah invasi kuman lebih lanjut, serta membuang
pus dari luka.
2. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan Medis pada pasien dengan ulkus diabetikum meliputi:
Obat hiperglikemik oral (OHO).
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 4 golongan
a. Pemicu sekresi insulin.
b. Penambah sensitivitas terhadap insulin.
c. Penghambat gluconeogenesis
d. Penghambat glukosidase alfa.
Insulin diperlukan pada keadaan :
a. Penurunan berat badan yang cepat.
b. Hiperglikemia berat yang disertai ketoasidosis.
c. Ketoasidosis diabetik.
d. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
3. Terapi Kombinasi
Pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah, untuk
kemudian dinaikkan secara bertahap sesuai dengan respon kadar glukosa
darah,
4. Antibiotik
Antibiotic sangat diperlukan bagi penderita ulkus diabetikum untuk mencegah
kerusakan jaringan lebih parah dengan mengurangi resiko amputasi.
5. Analgesic
Mengurasi rasa sakit yang di timbulkan dari ulkus diabetikum.
6. Amputasi
Amputasi dilakukan bila luka sudah menyebar menjadi jaringan nekrosis pada
area kaki.
Prognosis
Sekitar 60% pasien DM yang mendapat terapi insulin dan memonitoring
kadar glukosanya dapat bertahan hidup seperti orang normal. Sisanya dapat
mengalami kebutaan, gagal ginjal kronik dan kemungkinan untuk meninggal
lebih cepat.
BAB II
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas Klien
Nama, umur, pendidikan, pekerjaan, suku, agama, status perkawinan, alamat.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan utama gatal-gatal pada kulit
yang disertai bisul/lalu tidak sembuh-sembuh, kesemutan/rasa berat, mata
kabur, kelemahan tubuh. Disamping itu klien juga mengeluh poli urea,
polidipsi, anorexia, mual dan muntah, BB menurun, diare kadang-kadang
disertai nyeri perut, kramotot, gangguan tidur/istirahat, haus-haus, pusing-
pusing/sakit kepala, kesulitan orgasme pada wanita dan masalah impoten
pada pria.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat hipertensi/infark miocard akut dan diabetes gestasional
Riwayat ISK berulang
Penggunaan obat-obat seperti steroid, dimetik (tiazid), dilantin dan
penoborbital.
Riwayat mengkonsumsi glukosa/karbohidrat berlebihan
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya riwayat anggota keluarga yang menderita DM.
5. Hal yang perlu dikaji pada klien degan diabetes mellitus :
a. Aktivitas dan istirahat :
Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan
tidur, tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan koma.
b. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada
ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola
mata cekung.
c. Eliminasi
Poliuri,nocturi, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat.
d. Nutrisi
Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek, mual/muntah.
e. Neurosensori
Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot,
disorientasi, letargi, koma dan bingung.
f. Keamanan
Kulit rusak, lesi/ulkus, menurunnya kekuatan umum
g. Seksualitas
Adanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan
terjadi impoten pada pria.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d agen injuri fisik
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan tubuh mengabsorbsi zat-zat gizi berhubungan
dengan faktor biologis.
3. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik:
perubahan sirkulasi, imobilitas dan penurunan sensabilitas (neuropati)
4. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan tidak nyaman nyeri,
intoleransi aktifitas, penurunan kekuatan otot
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal (Familiar) dengan
sumber informasi.
6. Deficit self care b/d kelemahan, penyakitnya
7. PK: Hipo / Hiperglikemi
8. PK : Infeksi
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Hananta, P.Y., Freltag, Harry. (2011). Deteksi Dini & Pencegahan Penyebab Mati
Muda. Jakarta: MedPress.
Mahdiana, Ratna. (2010). Mencegah Penyakit Kronis Sejak Dini. Yogyakarta: Tora
Book.
Smeltzer, S.C & Bare, B.G. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth. Volume 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC