Anda di halaman 1dari 31

PELUANG

A. Kaidah Pencacahan, Permutasi dan Kombinasi


1. Kaidah Pencacahan
a. Aturan Perkalian
Jika kejadian pertama dapat terjadi dalam ‘m’ cara dan kejadian kedua dalam ‘n’ cara,
kedua kejadian tersebut terjadi bersama-sama dalam (m x n) cara.

Contoh :
Dari angka-angka 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 akan disusun bilangan yang terdiri atas 3 angka
dengan angka yang berbeda. Banyak bilangan lebih dari 300 yang dapat disusun
adalah……
Jawab :
Angka : 0, 1, 2, 3, 4, 5  ada 6 angka

I II III

a. Kolom I dapat diisi oleh angka yang lebih dari 3, yaitu 4 dan ……
b. Kolom II dapat diisi oleh angka yang belum di pakai dari kolom I, yaitu jika di kolom
I meletakkan angka ……., maka pada kolom II angka tersebut tidak boleh digunakan
lagi. Sehingga memiliki sisa angka
………………………………………………......................
c. Kolom III dapat diisi oleh angka yang digunakan dari kolom I dan kolom II, yaitu
jika di kolam I meletakkan angka…….dan di kolom III meletakkan angka…….,
maka angka-angka tersebut tidak boleh digunakan pada kolom III, sehingga memiliki
sisa angka untuk kolom III
adalah………………...........................................................................................

Sehingga,
Banyak bilangan yang dapat disusun adalah ……..x 5 x…….. = ……… cara

b. Notasi Faktorial

𝒏! = 𝒏 × (𝒏 − 𝟏) × (𝒏 − 𝟐) × … … × 𝟑 × 𝟐 × 𝟏
Contoh :

1. 5! = 5 × … … .× … … .× 2 × 1 = 120
2. 7! = ⋯

2. Permutasi
a. Permutasi dari sekumpulan unsur-unsur yang berbeda adalah cara penyusunan unsur-
unsur tersebut dengan memperhatikan urutannya.
b. Banyak permutasi ‘r’ unsur yang diambil dari ‘n’ unsur yang tersedia :

𝒏!
nPr=
(𝒏−𝒓)!

Contoh :
𝑛! 5! 5! 5×4×…..×…..×……
1. 5P2= = (5−2)! = ….! = = 20
(𝑛−𝑟)! ……×…….

2. 8P4 = ……..

c. Banyak permutasi ‘n’ unsur yang diambil dari ‘n’ unsur yang tersedia :

nP n = n!

Contoh :
Disediakan angka 4, 5, dan 6. Ada berapa bilangan dapat dibuat yang terdiri dari tiga
angka dan tidak boleh ada angka berulang.

Jawab :
n = 4, 5, 6 3 angka

nPn= 𝑛!
3P3 = 3! = 3 × … . .× 1 = ⋯ .. cara

d. Permutasi dari ‘n’ unsur yang tersedia jika terdapat ‘k’ unsur yang sama, ‘l’ unsur yang
sama, dan ‘m’ unsur yang sama adalah :
𝑛!
𝑃=
𝑘! × 𝑙! × 𝑚!
Contoh :
Ada berapa kata dapat dibuat dari huruf-huruf pembentuk kata “MALAM” adalah…

Jawab :
MALAM = 5 huruf
M=2 A = …... L=1

Jadi,
𝑛! 5! 5 × …× 3 × …× …
𝑃= = = = 30 𝑘𝑎𝑡𝑎
𝑚! × 𝑎! 2! × 2! 2 × …× …× 1

e. Banyak permutasi siklis dari ‘n’ unsur berbeda :

𝑃𝑠𝑖𝑘𝑙𝑖𝑠 = (𝑛 − 1)!

Contoh :
Ada berapa cara anak dapat duduk di sebelah meja bundar ?

Jawab :
n=5
𝑃𝑠𝑖𝑘𝑙𝑖𝑠 = (𝑛 − 1)! = (… . . −1)! = ⋯ … . ! = ⋯ × 3 × … × 1 = ⋯ … 𝑐𝑎𝑟𝑎

3. Kombinsi
Kombinasi adalah susunan objek-objek yang memperhatikan urutan.

𝑛!
nCr=
𝑟!(𝑛−𝑟)!

Contoh :
Ada berapa tim sepak takraw dapat dibuat dari 10 pemain ?

Jawab :
n = 10 r = 3 (1 team 3 orang pemain)

𝑛!
nCr=
𝑟!(𝑛−𝑟)!
𝑛! 10! …..!
10C3= = …!(……−3)! = 3!×…..!
𝑟!(𝑛−𝑟)!
10 × … . .× 8 × 7 × … . .× … . .× 4 × … . .× 2 × 1 … . .× 9 × … .
= =
3 × … × 1 × 7 × … .× … . .× 4 × 3 × … .× … . 3 × … .× 1
….……
= = ⋯ … ..
……….

LATIHAN

1. Tim kesebelasan SMA Pertiwi mempunyai seragam kesebelasan yang terdiri dari 3 kaos berwarna
merah, hijau, dan putih. Serta 2 celana berwarna putih dan kuning. Tentukan berapa banyak cara
kesebelasan SMA Pertiwi memakai seragam kesebelasannya?
a. Dengan tabel
Celana
Putih (P) Kuning (K)
Kaos
Merah (M) (M,P) ………
Hijau (H) ……… ………
Putih (P) ……… (P,K)

Jadi ada …….. cara pemasangan kaos dan celana

b. Dengan diagram pohon


Kaos Celana

Putih  (M,P)
Merah
………..  (M,K)

Putih  ……
……...
……….  (H,K)

………..  ……
Putih
………..  ……

c. Dengan cara perkalian


Banyak kaos = …….
Banyak Celana = ……..
Maka, banyak pasangan kaos dan celana yang dapat dipakai adalah…… x .…. = ….. Cara
2. Dari huruf-huruf E, T, I, K, dan A akan dibentuk susunan huruf sehingga dalam susuna itu tidak
terdapat huuf yang sama. Berapa banyak cara untuk menyusun huruf-huruf itu, jika :
a. Huruf pertama dimulai dengan huruf vocal
Jawab :
Isian masing-masing kotak dengan banyak cara memilih huruf. Gunakan aturan perkalian
untuk menentukan banyak cara menyusun huruf-huruf tersebut.

X X X X =
Huruf I Huruf II Huruf III Huruf IV Huruf V

Huruf pertama dapat dipilih dengan … cara, yaitu huruf.............................................................


Huruf kedua dapat dipilih dengan … cara. Misal, huruf pertama dipilih huruf A, maka huruf
kedua yang dapat dipilih adalah ...................................................................................................
Huruf ketiga dapat dipilih dengan … cara
Huruf keempat dapat dipilih dengan … cara
Huruf kelima dapat dipilih dengan … cara
Jadi, banyak cara menyusun huruf-huruf E, T, I, K, dan A dengan huruf pertama dimulai dengan
huruf vokal = … x … x … x … x … = … cara

b. Huruf pertama dimulai dengan huruf mati

X X X X =

Huruf I Huruf II Huruf III Huruf IV Huruf V

Huruf pertama dapat dipilih dengan … cara, yaitu huruf ...........................................................


Huruf kedua dapat dipilih dengan … cara. Misal, huruf pertama dipilih huruf T, maka huruf
kedua yang dapat dipilih adalah ...................................................................................................
Huruf ketiga dapat dipilih dengan … cara
Huruf keempat dapat dipilih dengan … cara
Huruf kelima dapat dipilih dengan … cara
Jadi, banyak cara menyusun huruf-huruf E, T, I, K, dan A dengan huruf pertama dimulai dengan
huruf mati = … x … x … x … x … = … cara

3. Diberikan angka-angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Tentukan banyak cara menyusun bilangan tiga angka
jika:
a. Bilangan tersebut lebih dari 200 dan kurang dari 500 (angkanya boleh sama)?
Angka ratusan dapat dipilih dengan … cara
Angka puluhan dapat dipilih dengan … cara
Angka satuan dapat dipilih dengan … cara
Jadi banyak cara menyusun bilangan ratusan yang lebih dari 200 dan kurang dari 500 ada
= ..… x ..… x ..… = ….. cara.
b. Bernilai genap dengan angka-angka yang berbeda?
Angka satuan dapat dipilih dengan … cara
Angka puluhan dapat dipilih dengan … cara
Angka ratusan dapat dipilih dengan … cara
Jadi banyak cara menyusun bilangan tiga angka yang bernilai genap dengan angka-angka yang
berbeda ada ….. x ….. x ..… = ..… cara.

4. Hitunglah hasilnya
1. 4 ! = 4 x … x … x … = …
6! …………………………………………………………………..
2. 3 !2!
=
………………………………………………………………….

5. Disediakan angka-angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Ada berapa bilangan yang dapat dibuat dari 2 angka
dan tidak boleh ada angka yang sama.
Jawab :
n = 6, r = …….

𝑛!
nPr =
(𝑛−𝑟)!

6! …… ……….
…P2 = = =
(….−2)! 4! ……….

6. Berapa banyak susunan huruf yang dapat dibentuk dari huruf-huruf :


a. M, A, K, A, S, S, A, R
b. M, A, T, E, M, A, T, I, K, A
Jawab:
……! …………………………………………… ………………….
a. P = = = =⋯
……!……! …………………………………………… ………………….

……! …………………………………………………..…………………… ………………….


b. P= = = =⋯
……!……!……! ………………………………………………………………..……… ………………….

7. Tujuh orang duduk mengelilingi meja bundar. Berapa banyaknya susunan duduk yang berbeda dari
tujuh orang tersebut?
n=…
P = (n – 1)! = (… - 1)! = …! = ………………………….
8. Suatu rapat dihadiri oleh ketua, sekretaris dan tiga orang anggota. Mereka duduk mengelilingi meja
bundar. Jika ketua dan sekretaris selalu duduk berdampingan, berapa banyak permutasi yang dapat
dibentuk?
Jawab:
Ketua dan sekretaris selalu berdampingan dianggap satu unsur jadi banyak unsur sekarang adalah
n = .....…
Ketua dan sekretaris selalu berdampingan dapat disusun dengan …P… cara

Jadi, permutasi ynag dapat dibentuk adalah

P = (n - 1)! 2P2 = (… - 1)! ……. = ………………..

9. Sebelum rapat dimulai, 10 orang pesertanya saling berjabat tangan. Berapa kalikah jabat tangan
yang terjadi?
Jawab:
Satu jabat tangan terjadi antara … orang. A menjabat tangan B sama saja dengan B menjabat tangan
A. Karena urutan tidak diperhatikan, maka permasalahan ini sama artinya dengan kombinasi …
orang dari … orang.
…! ……! …………………………………
…C… = = = = ……………………
…..! (… …−⋯… ) ! ……!…… ! …………………………………

10. Suatu tim bulu tangkis beranggotakan 8 pemain putra dan 6 pemain putri. Berapa banyak pasangan
ganda yang dapat dibentuk untuk:
a. Ganda putra? b. Ganda putri? c. Ganda campuran?
Jawab:
a. Ganda putra berarti memilih … orang dari … orang pemain putra
…! …! …………………………………
…C… = = = = … … … … … … … ..
…! ( …−⋯ ) ! … !… ! …………………………………

b. Ganda putri berarti memilih … orang dari … orang pemain putri


…! …! …………………………………
…C… = = = = … … … … … … … ..
…! ( …−⋯ ) ! … !… ! …………………………………

c. Ganda campuran berarti memilih … orang dari … orang pemain putra dan … orang dari …
orang pemain putri.
…! …!
…C… x …C… = ×
…! ( …−⋯ ) ! …! ( …−⋯ ) !
…! …! …………………………… …………...……………..…
= x = 𝑥 =…x…=…
…! ….! … !… ! ……………..…………….. ……………….…..………..
B. Peluang Kejadian
a. Ruang Sampel, Titik Sampel dan Peluang
Ruang sampel : himpunan semua kejadian yang mungkin dari suatu percobaan dituliskan
dengan huruf .............................................
Titik sampel : anggota ......................................
Peluang
…………….
P(A) = ……………

n(A) : banyak anggota .....................


n(S) : banyak anggota .....................

Contoh :
1. Pada suatu percobaan, dua buah dadu dilemparkan secara bersamaan.
a. Tentukan ruang sampel dan banyak titik sampel
Ruang sampel pada percobaan ini dapat dituliskan dalam tabel berikut. Lengkapilah
Dadu Kedua
1 2 3 4 5 6
1 (1, 1)
2 (2, 3)
Dadu Pertama 3
4 (4, 5)
5
6 (6, 4)

Banyak titik sampel : n(S) = …


b. Tulislah kejadian-kejadian berikut dengan notasi himpunan dan tentukan banyak
anggotanya
A = kejadian muncul kedua mata dadu angka yang sama

A = {(1, 1) , (2, 2) ,…………………………………………….} n(A) = …

B = kejadian muncul jumlah mata dadu sama dengan 10

B = {……………………………………………………………} n(B) = …

c. Tentukan P(A) dan P(B)


𝑛(𝐴) … …. …
P(A) = = P(B) = =
𝑛(𝑆) … 𝑛(𝑆) …
b. Frekuensi Harapan dan Komplemen Suatu Kejadian
Jika sekeping uang logam dilempar satu kali, maka peluang munculnya sisi gambar adalah ½.
Jika percobaan tersebut dilakukan 50 kali maka banyak munculnya sisi gambar yang diharapkan
adalah 25 kali. angka 25 tersebut menyatakan frekuensi harapan kejadian munculnya sisi angka.

25 = ½ x 50

Simpulkanlah:

Misalkan sebuah percobaan dilakukan n kali dan P(A) adalah peluang kejadian A, maka
frekuensi harapan kejadian A adalah:
Fh = frekuensi harapan kejadian A
Fh = ….. x ……
n = banyak percobaan
P(A) = peluang kejadian A

Peluang komplemen suatu kejadian:


Pada percobaan melempar sebuah dadu sebanyak satu kali.
A = kejadian muncul mata dadu 1, maka A = { 1 }
A’ = kejadian muncul mata dadu bukan angka 1, maka A’ = {2,..........................}
n(A) = 1, n(A’) = ........., dan n(S) = ..........., sehingga diperoleh hubungan
n(A) + n(A’) = n(S)
Masing-masing ruas dibagi n(S)
𝑛(𝐴) 𝑛(𝐴′) 𝑛(𝑆)
+ =
𝑛(𝑆) 𝑛(𝑆) 𝑛(𝑆)
P(A) + P(A’) = .........
Simpulkan:
A’ adalah komplemen kejadian A. Peluang komplemen kejadian A’ ditulis P(A’)
P(A’) = ... – ...

Contoh :
1. Dua buah dadu dilempar bersamaaan sebanyak 72 kali. Berapa frekuensi harapan
munculnya jumlah kedua mata dadu sama dengan 5?
Jawab:
A adalah kejadian munculnya jumlah kedua mata dadu sama dengan 5
A = {… … … … … … … … … … … … … … … } n(A) = … n(S) = …
𝑛(𝐴) …
𝑃(𝐴) = = Fh = n x P(A) = … x … = …
𝑛(𝑆) …

Jadi, frekuensi harapan munculnya jumlah kedua mata dadu sama dengan 5 adalah…
2. Peluang keseblasan Indonesia memnangkan pertandingan melawan Malaysia adalah 0,75.
Berapa peluang kesebelasan Indonesia kalah?
Jawab:
P (A) = … P(A’) = 1 – P(A) = ……………

c. Peluang Gabungan Dua Kejadian yang Tidak Saling Lepas dan Saling Lepas
Peluang gabungan dua kejadian A atau B ditulis P(A∪B)
1. Peluang Gabungan Dua Kejadian yang Tidak Saling Lepas
S
B Kejadian tidak saling lepas jika ada
A
irisan dari kedua himpunan

P(A∪B) = ........ + P(B) - ..................

2. Peluang Gabungan Dua Kejadian yang Saling Lepas


S
Kejadian saling lepas jika tidak ada
A B
irisan dari kedua himpunan

P(A∪B) = ....... + .........

Contoh :

1. Dari satu set kartu bridge diambil sebuah kartu. Berapa peluang terambil kartu hati atau
kartu As?
Jawab:
… …
A = kejadian terambil kartu hati n(A) = ... P(A) = =
52 …
… …
B = kejadian terambil kartu As n(B) = ... P(B) = =
52 …

n(A∩B) = ... n(S) = 52 P(A ∩ B) =

… … … …
P(A∪B) = P(A) + P(B) - P(A ∩ B) = + − =
… … … …

2. Dua buah dadu dilempar bersama-sama. Berapa peluang muncul jumlah kedua dadu sama
dengan 6 atau 9?
Jawab:
A = kejadian muncul jumlah kedua dadu sama dengan 6
= {(1, 5), (2, 4), (.........), (.........), (.........)}
B = kejadian muncul jumlah kedua dadu sama dengan 9
= {...........................................................}
A∩B = {... } maka A dan B dua kejadian yang saling lepas
n(A) = ... n(B) = ... n(S) = ...
… …
P(A) = P(B) =
… …
… … … …
P(A∪B) = P(A) + P(B) = + = =
… … … …

3. Dalam sebuah kantong berisi 7 kelereng merah, 5 kelereng hijau, dan 4 kelereng biru.
Diambil sebuah kelereng secara acak. Berapa peluang terambil kelereng merah atau hijau?
Jawab:

A = kejadian terambil kelereng merah n(A) = 7


B = kejadian terambil kelereng hijau n(B) = ...
C = kejadian terambil kelereng biru n(C) = ... n(S) = ...
… …
P(A) = P(B) =
… …
… … … …
P(A∪B) = P(A) + P(B) = + = =
… … … …

d. Peluang Dua Kejadian Saling Bebas dan Bersyarat


1. Peluang Kejadian Saling Bebas
Kejadian A dan B disebut dua kejadian yang saling bebas jika kejadian A tidak terpengaruh
oleh kejadian B atau sebaliknya kejadian B tidak terpengaruh oleh kejadian A.

Jika kejadian A dan B saling bebas, maka berlaku

P(A ∩ B) = P(A) x P(B)

Jika P(A ∩ B) ≠ P(A) x P(B) maka kejadian A dan B tidak saling bebas.

INGAT!

peluang A atau B → P(A ∪ B)

peluang A dan B → P(A ∩ B)

2. Peluang Kejadian Bersyarat


1) Peluang kejadian A dengan syarat kejadian B terjadi lebih dulu ditentukan dengan aturan:
𝑃(𝐴 ∩ 𝐵)
𝑃(𝐴|𝐵) = , 𝑃(𝐵) ≠ 0
𝑃(𝐵)
2) Peluang kejadian B dengan syarat kejadian A terjadi lebih dulu ditentukan dengan aturan:
𝑃(𝐴 ∩ 𝐵)
𝑃(𝐵|𝐴) = , 𝑃(𝐴) ≠ 0
𝑃(𝐴)
Comtoh :
1. Peluang Ani lulus ujian adalah 0,8. Peluang Budi lulus ujian adalah 0,75. Berapakah
peluang Ani dan Budi lulus ujian?
Jawab :
Kelulusan Ani tidak mempengaruhi kelulusan Budi, begitu pula sebaliknya, maka A =
kejadian Ani lulus dan B = kejadian Budi lulus adalah kejadian yang ………………….
P(A) = … P(B) = …
P(A ∩ B) = P(A) x P(B) = … x … = …

Jadi, peluang Ani dan Budi lulus ujian adalah …

2. Satu keping uang logam dan satu buah dadu dilempar bersamaan. Berapa peluang muncul
gambar pada uang logam dan mata dadu 1 pada dadu?
Jawab:
A = kejadian muncul gambar pada uang logam
B = kejadian muncul mata dadu 1 pada dadu

Kejadian A tidak mempengaruhi terjadinya kejadian B, begitu pula sebaliknya, maka A dan
B kejadian yang ………………………………
… …
P(A) = P(B) =
… …

… … …
P(A ∩ B) = P(A) x P(B) = … x … = …

3. Dua buah dadu dilempar bersamaan sebanyak satu kali.


A = kejadian muncul angka 4 pada dadu pertama
B = kejadian muncul jumlah kedua dadu sama dengan 9
Selidiki apakah A dan B kejadian saling bebas?
Jawab:
….
A = {………………………………………...} n(A) = … P(A) =
….
….
B = {………………………………………...} n(B) = … P(B) =
….
….
A ∩ B = {…………………..} n(A ∩ B) = … P(A ∩ B) =
….

n(S) = …
P(A ∩ B) = P(A) x P(B)

Jadi, kejadian A dan B ………………………………….

Soal

1. Tiga buah uang logam dilempar bersamaan.


a. Tentukan ruang sampel dan banyak titik sampel
A AAA
A …
A …
G


A …
G …


S = {AAA, …………………………………………………………..………………}
n(S) = …
b. Tuliskan dengan notasi himpunan kejadian berikut dan tentukan P(E)
E = kejadian muncul satu gambar dan dua angka
E = {…………………………………….} n(E) = …
…… …
P(E) = …… = …

2. Sebuah kotak berisi 10 bola yang terdiri dari 6 bola putih dan 4 bola merah. Dari kotak tersebut
akan diambil 3 bola sekaligus.
a) Tentukan banyak hasil yang mungkin
…! …………………… …
n(S) = 10C… = = =
….! …! …………………… …
b) A = kejadian terambil 2 bola putih dan 1 bola merah. Tentukan P(A)
…! …! …………………… …………………… …
n(A) = 6C… x 4C… = 𝑥 = x =
….! …! ….! …! …………………… …………………… …
𝑛(𝐴) …
P(A) = =
𝑛(𝑆) …

3. Pada percobaan melempar dua buah dadu. Berapa peluang muncul mata dadu jumlahnya tidak sama
dengan 12?
Jawab:
A : kejadian muncul jumlah sama dengan 12
A’ : kejadian muncul jumlah tidak sama dengan 12
𝑛(𝐴) …
P(A) = = P(A’) = …
𝑛(𝑆) …

4. Dua keping uang logam dilempar bersama-sama sebanyak satu kali. Tentukan
a. Peluang kejadian munculnya paling sedikit satu gambar
b. Peluang kejadian munculnya tidak ada gambar
Jawab:
a. Misal A adalah kejadian munculnya paling sedikit satu gambar
A = {… … … … … … … … } n(A) = …
S = {… … … … … … … … } n(S) = …
𝑛(𝐴) …
𝑃(𝐴) = =
𝑛(𝑆) …
b. Karena A adalah kejadian munculnya paling sedikit satu gambar, maka A’ adalah kejadian
munculnya tidak ada gambar

P(A’) = 1 – P(A) = 1 - ..... = .....

5. Sebuah kotak berisi 10 bola yang terdiri dari 4 bola merah dan 6 bola putih. Dilakukan percobaan
dengan pengambilan 2 bola sekaligus dari kotak. Tentukan
a. Peluang kejadian terambil bola putih semua
b. Peluang kejadian terambil keduanya bukan bola putih
Jawab:
…! …! …………………………………
n(S) = …C… = = = ………………………………… = … … … … … … … …
…! ( …−⋯ ) ! … !… !

a. A adalah kejadian terambil bola putih semua


…! …! …………………………………
n(A) = …C… = = = ………………………………… = … … … … … … … …
…! ( …−⋯ ) ! … !… !
𝑛(𝐴) …
𝑃(𝐴) = =
𝑛(𝑆) …
b. A’ adalah kejadian terambil keduanya bukan bola putih.
P(A’) = 1 – P(A) = 1 - … = …

6. Dari 100 orang siswa, 30 orang suka belajar komputer, 30 orang suka bahasa Inggris dan 20 orang
suka keduanya. Jika seorang siswa dipilih secara acak, tentukan peluang siswa tersebut suka belajar
komputer atau bahasa Inggris?
Jawab:
A = siswa suka belajar komputer
B = siswa suka belajar bahasa Inggris
A∩B = siswa suka belajar keduanya
n(A) = ... n(B) = ... n(A∩B) = ... n(S) = ...
… … …
P(A) = … P(B) = … P(A ∩ B) = …
… … … … …
P(A∪B) = P(A) + P(B) - P(A ∩ B) = + − = =
… … … … …

7. Sebuah kantong berisi 12 bola kuning, 4 bola hijau dan 8 bola biru. Diambil secara acak sebuah
bola dari kantong tersebut. Tentukan peluang terambil 1 bola kuning atau 1 bola hijau!
Jawab:

A = kejadian terambil bola kuning n(A) = ... P(A) =


B = kejadian terambil bola hijau n(B) = ... P(B) =

C = kejadian terambil bola biru n(C) = ...
n(S) = ...
… … … …
P(A∪B) = P(A) + P(B) = + = =
… … … …

8. Dua buah dadu dilempar secara bersamaan sebanyak satu kali. Hitunglah peluang kejadian
munculnya jumlah kedua dadu sama dengan 4 atau 7!

Jawab:

A = kejadian muncul jumlah kedua dadu sama dengan 4 n(A) = ...


= {...................................................................}
B = kejadian muncul jumlah kedua dadu sama dengan 7 n(B) = ...
= {...................................................................}
A∩B = { } maka A dan B dua kejadian saling lepas n(S) = ...
… …
P(A) = …
P(B) = …
… … … …
P(A∪B) = P(A) + P(B) = … + … = …
= …

5
9. Peluang kota A kebanjiran adalah P(A) =
7
4
Peluang kota B kebanjiran adalah P(B) =
9
7
Peluang kota C kebanjiran adalah P(C) =
10

Tentukan peluang dari:

a. Kota A dan B kebanjiran


b. Kota A dan C kebanjiran
c. kota B dan C kebanjiran

Jawab:

a. Peluang kota A dan B kebanjiran


…. …. ….
P(A ∩ B) = P(A) x P(B) = x =
…. …. ….
b. Peluang kota A dan B kebanjiran
…. …. ….
P(A ∩ C) = P(A) x P(C) = x =
…. …. ….
c. Peluang kota B dan C kebanjiran
…. …. ….
P(B ∩ C) = P(B) x P(C) = x =
…. …. ….

10. Sebuah dadu dilempar satu kali. Hitunglah peluang kejadian munculnya mata dadu angka genap
dengan syarat kejadian munculnya mata dadu angka prima terjadi lebih dulu.
Jawab:
A = kejadian munculnya mata dadu angka genap = {………...........} n(A) = …

B = kejadian munculnya mata dadu angka prima = {……………….} n(B) = …

𝐴 ∩ 𝐵 = {……….} n(𝐴 ∩ 𝐵) = … n(S) = …

…. …. ….
P(A) = P(B) = P(𝐴 ∩ 𝐵) =
…. …. ….
𝑃(𝐴∩𝐵) …….. ……….
𝑃(𝐴|𝐵) = = =
𝑃(𝐵) …….. ……….

11. Dalam suatu kotak terdapat 3 bola merah dan 4 bola putih. Diambil 2 bola sekaligus. Berapa peluang
terambil bukan kedua-duanya bola putih?

…! …! …………………………………………………….
n(S) = 7C2 = = = =⋯
…! (… − … ) ! …!…! ……………………………………………………

A = kejadian terambil bola putih keduanya


…! …! …………………………………………………….
n(A) = 4C2 = = = =⋯
…! (… − … ) ! …!…! ……………………………………………………

𝑛(𝐴) …. ….
𝑃(𝐴) = = =
𝑛(𝑆) …. ….

A’ = kejadian terambil bukan kedua-duanya bola putih.


…. ….
P(A’) = 1 – P(A) = 1 - =
…. ….

12. Dua buah dadu dilempar bersamaan sebanyak satu kali. Hitunglah peluang kejadian munculnya
angka 3 pada dadu pertama dan angka genap pada dadu kedua?
A = kejadian munculnya angka 3 pada dadu pertama

= {……………………………………………..} n (A) =

B = kejadian munculnya angka genap pada dadu kedua
={……………………………………………………………………………………} n (B) =

…. 1 …. 1
P(A) = = P(B) = =
…. 6 …. …
…. …. ….
P(A ∩ B) = P(A) x P(B) = 𝑥 =
…. …. ….
Cara lain:
A ∩ B = {(3, 2), (………), (……….)} n(A ∩ B) = …
𝑛(𝐴∩𝐵) …. ….
P(A ∩ B) = = =
𝑛(𝑆) …. ….

13. Dari 60 siswa, terdiri dari 30 orang suka belajar matematika, 25 suka belajar fisika, dan 10 orang
suka keduanya. Jika dipilih satu siswa secara acak, berapa peluang siswa yang tidak suka belajar
matematika maupun fisika?
….
A = siswa suka belajar matematika n(A) = … P(A) =
….
….
B = siswa suka belajar fisika n(B) = … P(B) = ….
….
A ∩ B = siswa suka belajar matematika dan fisika n(A ∩ B) = … P(A ∩ B) = ….

n(S) = 60
…. …. …. …. ….
P(A∪B) = P(A) + P(B) - P(A ∩ B) = …. + …. − …. = ….
= …. S
…. …. A B
P(A∪B)’ = 1 - P(A∪B) = 1- =
…. ….
… 10 ..
Cara lain: Gambarlah Diagram Venn
𝑛(𝐴∪𝐵)′ …. …. …
P(A∪B)’ = = =
𝑛(𝑆) …. ….

14. Dari 50 siswa, 25 orang gemar membaca, 23 orang gemar melukis, dan 7 orang tidak gemar
keduanya. Jika dipilih satu siswa secara acak, tentukan peluang terpilih siswa yang gemar membaca
dan melukis?
A = siswa yang gemar membaca S
A B
B = siswa yang gemar melukis
25 - x x 23 - x
Misalkan n(A ∩ B ) = x

(25 - x) + x + (23 – x) + 7 = 50 7

… – x = 50
x=…

n(A ∩ B ) = …
𝑛(𝐴∩𝐵) …. ….
P(A ∩ B) = 𝑛(𝑆)
= ….
= ….
Lembar kerja siswa 1
Topik :
Rumus-Rumus Turunan Fungsi Aljabar
1. Jika f(x) = c dengan c suatu konstanta, maka f ’(x) = …
2. Jika f(x) = x, maka f ‘(x) = …
3. Jika f(x) = ax , maka f ‘(x) = …
4. Jika f(x) = axn , maka f ’(x) = …
5. Jika f(x) = a. u(x) , maka f ‘(x) = …
6. Jika f(x) = u(x) ± v(x) , maka f ‘(x) = …

Lengkapilah
1. f(x) = 10 , maka f ‘(x) = …
2. f(x) = -2x , maka f ‘(x) = …
3. f(x) = 5x3 , maka f ‘(x) = …
4. f(x) = x8 – 6x2 + 5 , maka f ‘(x) = …
5. f(x) = -6(x2 – 4x + 2) , maka f ‘(x) = …
1 3 4 1
6. f(x) = 5 𝑥 5 − 4
𝑥 + 2 𝑥 2 − 5𝑥 + 3 , maka f ‘(x) = …
1 1 1
7. f(x) = 2 𝑥√𝑥 = 2 x . x ….. = 2 x …… , maka f ‘(x) = …
1
8. f(x) = 𝑥 3 = x …. , maka f ‘(x) = …
12 12
9. f(x) = 5𝑥 6 = 5
x …. , maka f ‘(x) = …
5 5 5
10. f(x) = - 3 =- =- = -5 x….. , maka f ‘(x) = …
𝑥 2 √𝑥 𝑥 2 𝑥 …… 𝑥 …….
Lembar Kerja Siswa 2

Topik :
Turunan Hasil Kali dan Hasil Bagi

Diketahui u dan v adalah fungsi dalam x yang masing-masing memiliki turunan u’ dan v’
1) Jika f(x) = u . v , maka f ‘(x) = ……………………………………………………………………
𝑢
2) Jika f(x) = 𝑣 maka f ‘(x) = ………………………………………………………………………...

Hitunglah turunan dari:


1. f(x) = (2x – 1)(x + 5)
Jawab:
Misalkan: u = 2x – 1 , maka u’ = … v = x + 5 , maka v’ = …
f ‘(x) = u’ . v + u . v’ = (…………...)(…………...) + (…………...)(…………...)
= …………...+…………... = …………...

2. f(x) = (x3 - x2)(2x – x2)


Jawab:
Misalkan: u = ………… , maka u’ = … v = ……….. , maka v’ = …
f ‘(x) = u’ . v + u . v’
= (…………...)(…………...) + (…………...)(…………...)
= ………………..…+……………..…… = ………..………………..

2𝑥+5
3. f(x) =
2−𝑥
Jawab:
Misalkan: u = ………… , maka u’ = … v = ……….. , maka v’ = …
𝑢′ .𝑣 − 𝑢.𝑣′ (…………...)(…………...)− (…………...)(…………...) ..…………… − …………………..
f ‘(x) = = =
𝑣2 (2−𝑥)2 (2−𝑥)2
……………………….
= (2−𝑥)2

𝑥2+ 4
4. f(x) =
2𝑥−1
Jawab:
Misalkan: u = ………… , maka u’ = ………….. v = ……….. , maka v’ = …………….

𝑢′ .𝑣 − 𝑢.𝑣′ (…………...)(…………...)− (…………...)(…………...) ..…………… − …………………..


f ‘(x) = = =
𝑣2 (…………..)2 (………….)2

……………….
= (………… )2
3𝑥 2 + 𝑥+5
5. f(x) =
𝑥 2 + 𝑥−1
Jawab:
Misalkan: u = ………… , maka u’ = … v = ……….. , maka v’ = …
𝑢′ .𝑣 − 𝑢.𝑣 ′ (……..…………..)(………………….)− (…….…………… )(…………….….)
f ‘(x) = =
𝑣2 (………….…..)2
..…………………… − ……….…………….. ……………………..
= (……………….)2
= (……………… )2
Lembar Kerja Siswa 3

Topik:
ATURAN RANTAI
Jika f(x) = {u(x)}n dengan u(x) adalah fungsi dari x yang mempunyai turunan u’(x) dan n bilangan
real, maka
f ‘(x) = …………………….
Jika f(x) = a{u(x)} dengan u(x) adalah fungsi dari x yang mempunyai turunan u’(x) dan n bilangan
n

real, maka
f ‘(x) = …………………….

Lengkapilah
1) f(x) = (2x + 3)3
Misalkan: u(x) = 2x + 3, maka u’(x) = …
f ‘(x) = n. {u(x)}n – 1 . u’(x) = 3(……….)2 . (….) = ……………………………………..
2) f(x) = (x2 – 4x + 1)6
Misalkan: u(x) = ……………….. , maka u’(x) = …
f ‘(x) = n. {u(x)}n – 1 . u’(x) = … (……………….)5 . (……….)
= (…………)(…………………)5
2
3) f(x) = (3𝑥−5)4

Ubah dulu f(x) = 2 (3x - 5)….


Misalkan: u(x) = ……….. , maka u’(x) = …
f ‘(x) = an. {u(x)}n – 1 . u’(x) = 2. … (……….)… . (…..)
= (.……)(……………)….
4) f(x) = √(4𝑥 2 + 1)3
Ubah dulu f(x) = (4x2 + 1)….
Misalkan: u(x) = ……….. , maka u’(x) = …
f ‘(x) = n. {u(x)}n – 1 . u’(x) = … (……….)… . (…..)
= (.……)(……………)….
Lembar Kerja Siswa 4

Topik :
Persamaan Garis Singgung Kurva

Y
f(x)

(a, b)
X

Diketahui kurva y = f(x). Titik (a, b) terletak pada kurva di mana b = f(a)
Langkah-langkah menentukan Persamaan Garis Singgung Kurva
di Titik (a, b)
a) Tentukan gradient garis singgung di titik (a, b)
m = y’ = f ‘(a)
b) Persamaan Garis Singgung di titik (a, b)
y – b = m (x - a)

Beberapa Konsep Tambahan:


1. Dua Garis Sejajar
m1 = m2
2. Dua Garis Tegak Lurus
m1 . m2 = - 1
Lengkapilah
a. Tentukan gradient dan Persamaan Garis Singgungnya
1) Diketahui f(x) = 4x2 – 16 di Q(-2, 0)
Jawab:
f ‘(x) = ……..
m = f ‘(-2) = ……….
PGS : y – b = m(x – a)
y - … = … (x - …)
y = …x + ….

4
2) Diketahui f(x) = 𝑥 2 di R (1, 4)

Jawab:
f ‘(x) = ……..
m = f ‘(…)
= ……….
PGS : y – b = m(x – a)
y - … = … (x - …)
y = ……………..

3) Diketahui f(x) = 2x2 + 1 di P (-1, 3)


Jawab:
f ‘(x) = ……..
m = f ‘(…) = ……….
PGS : y – b = m(x – a)
y - … = … (x - …)
y = ……………..
b. Gradien garis singgung titik A pada kurva f(x) = 3x2 adalah ½ . Tentukan koordinat titik A
Jawab:
f ‘(x) = ….
m = f ‘(a)
½ = …….
a = ….
Substitusi a = … ke f(x) = 3x2
f(a) = 3. (….)2 = …….
Jadi, titik A (… , …)

c. Tentukan PGS fungsi f(x) = 2 + x – x2 yang


1. sejajar dengan garis y = -x + 3
Jawab:

y = -x + 3 memiliki gradient m1 = …

Karena sejajar maka m2= ……..

m2 = f ‘(a)

… = ………..

a = …..

Substitusi a =… ke f(x) = 2 + x – x2 sehingga f(a) = ………………….

Diperoleh titik singgung kurva adalah (a, b) = (… , …)

PGS: y – b = m(x – a)
y - … = … (x - …)
y = ……………..

2. tegak lurus garis 3x – y = - 10


Jawab:
3x – y = - 10 diubah menjadi y = …………… memiliki gradient m1 = …
Karena tegak lurus maka m1.m2= - 1 sehingga m2 = 1 / m1 = …………
m2 = f ‘(a)
… = ………..
a = …..
Substitusi a =… ke f(x) = 2 + x – x2 sehingga f(a) = ……………………………
Diperoleh titik singgung kurva adalah (a, b) = (… , …)
PGS: y – b = m(x – a)
y - … = … (x - …)
y = ……………..
−4
d. Diketahui f(x) = 𝑥
di titik yang berabsis 2. Tentukan PGS
Jawab:
Absis = 2 artinya x = …
y = f(…) = … Jadi, titik singgungnya (… , …)
f ’(x) = …….
m = f ‘(2) = …….

PGS: y – b = m(x – a)

y - … = … (x - …)

y = ……………..

6
e. Diketahui f(x) = 𝑥 di titik yang berordinat 3. Tentukan PGS

Jawab:
Ordinat = 3 artinya y = …
y = f(x)
6
…=𝑥

…x=6
x=… Jadi, titik singgungnya (… , …)

f ‘(x) = ……….
m = f ‘(…) = …………

PGS: y – b = m(x – a)

y - … = … (x - …)
y = ……………..
Lembar Kerja Siswa 5

Topik :
Fungsi Naik dan Fungsi Turun
Titik Stasioner dan Jenis Ekstrem

A. Fungsi Naik dan Fungsi Turun


Y Y
f(x)
f(x2) f(x1) f(x)

f(x1) f(x2)
X X
x1 x2 x1 x2

Fungsi f(x) dikatakan fungsi naik dalam interval I, jika untuk setiap x1 dan x2 dalam I dan x1 < x2
berlaku f(x1) … f(x2)
Fungsi f(x) dikatakan fungsi turun dalam interval I, jika untuk setiap x1 dan x2 dalam I dan x1 < x2
berlaku f(x1) … f(x2)

Menentukan Interval Fungsi Naik dan Fungsi Turun


Misalkan f(x) dalam interval I diferensiabel pada setiap x dalam I.
1. Jika f ‘(x) > 0 untuk setiap x ∈ I, maka fungsi f(x) ........... pada I.
2. Jika f ‘(x) < 0 untuk setiap x ∈ I, maka fungsi f(x) ........... pada I.

B. Titik Stasioner
Jika fungsi y = f(x) diferensiabel di x = a dengan f ‘(a) = 0 maka f(a) adalah nilai stasioner dari
fungsi f(x) di x = a
(a, f(a)) dengan f ’(a) = 0 disebut ………..

C. Jenis – Jenis Ekstrem


Y Y

f(a)

f(a)
X X
a a

Y Y

f(a) f(a)
X X
a a
Lengkapilah

Tentukan titik stasioner, interval fungsi naik, interval fungsi turun, dan jenis ekstrem

1. f(x) = 7 + 6x – x2
Jawab:
Titik stasioner: f ‘(x) = 0
………… = 0
x=…
Substitusi x = … ke f(x) = 7 + 6x – x2 sehingga f(…) = ………………………… = …….
Jadi, titik stasionernya (… , …)

Gambar garis bilangan

Uji sembarang nilai x, misalnya x = … substitusi ke f ‘(x) = …………..


sehingga f ‘(…) = ………….. = ….. (bertanda …………..)
Beri tanda ………. di daerah yang ada nilai x = …
Dari garis bilangan di atas, diperoleh
Fungsi f(x) naik pada interval: ……………..
Fungsi f(x) turun pada interval: ………………..

Jenis ekstrem: titik (… , …) adalah titik balik ……………

2. f(x) = x3 – 3x2 – 9x + 5
Jawab:
Titik stasioner: f ‘(x) = 0
……………………… = 0
(……….)(………..) = 0 (difaktorkan)
x=… x=…
Substitusi x ke f(x) = x3 – 3x2 – 9x + 5 sehingga
x = … maka f(…) = ………………………… = …….
x = … maka f(…) = ………………………… = …….
Jadi, titik stasionernya (… , …) dan (… , …)

Gambar garis bilangan

Uji sembarang nilai x, misalnya x = … substitusi ke f ‘(x) = …………..


sehingga f ‘(…) = ……………………... = …………. (bertanda …………..)
Beri tanda ………. di daerah yang ada nilai x = …
Dari garis bilangan di atas, diperoleh
Fungsi f(x) naik pada interval: …………………………..
Fungsi f(x) turun pada interval: …………………………….

Jenis ekstrem: titik (… , …) adalah titik balik …………… dan titik (… , …) adalah titik balik
……………

Anda mungkin juga menyukai