KELAS : X MIPA 3
MAPEL : BIOLOGI
No ALAT FUNGSI
1 Rak Tabung Reaksi Rak Tabung Reaksi
Fungsi : untuk meletakkan tabung reaksi, jika
dalam percobaan menggunakan bamyak tabung
reaksi guna keselamatan dan keamanan kerja.
3 Erlenmeyer Erlenmeyer
Fungsi : Tempat membuat larutan. Dalam membuat
larutan erlenmeyer yang selalu digunakan.
5. Labu destilasi
Labu destilasi
Fungsi : Untuk destilasi larutan. Pada bagian atas
terdapat karet penutup dengan sebuah lubang
sebagai tempat termometer.
6. Buret Buret
Fungsi : Digunakan untuk titrasi, tapi pada
keadaan tertentu dapat pula digunakan untuk
mengukur volume suatu larutan.
7 Corong Corong
fungsi : Corong digunakan untuk memasukan atau
memindah larutan dari satu tempat ke tempat lain
dan digunakan pula untuk proses penyaringan
setelah diberi kertas saing pada bagian atas.
8. Kondensor Kondensor
Fungsi : Untuk destilasi larutan. Lubang lubang
bawah tempat air masuk, lubang atas tempat air
keluar.
12. Pipet volume atau pipet gondok atau volumetrik Pipet volume atau pipet gondok atau volumetrik
Fungsi : Digunakan untuk mengambil larutan
dengan volume tertentu sesuai dengan label yang
tertera pada bagian pada bagian yang
menggembung.
17. Desikator/Eksikator
Desikator/Eksikator Fungsi : Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus
bebas air dan mengeringkan zat-zat dalam
laboratorium. Dikenal dua jenis desikator yaitu
desikator biasa dan desikator vakum.
1. Amonia (NH3)
Ciri khas dari amonia adalah baunya yang sangat menyengat, mudah larut dalam air dan
bersifat korosif pada tembaga dan timah. Zat amonia kerap digunakan sebagai obat-obatan,
campuran pupuk urea, detergen dan lain sebagainya.
Meskipun memiliki berbagai manfaat baik dalam bidang industri dan rumah tangga,
namun amonia terbilang cukup berbahaya. Larutan pekat amonia dalam air akan
menyebabkan iritasi apabila terkena kulit dan mata. Kontak dengan gas amonia berkonsetrasi
tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru bahkan kematian.
Amonia dalam bentuk cair harus disimpan dalam temperatur sangat rendah karena titik
didihnya yang hanya berkisar -33 °C.
Asam sulfat pekat atau yang biasa disebut dengan oleum, akan merusak paru-paru jika
terhirup. Hal ini dikarenakan oleum menghasilkan gas SO2 yang sangat reaktif jika terhirup.
Sebagai bentuk perlindungan pertama, segera cari udara segar jika terhirup. Segera siram area
kulit yang terpapar asam sulfat dengan air mengalir selama 10-15 menit. Jika asam
sulfat terkena mata, lekas basuh mata dengan air hangat selama sekitar 20 menit. Untuk
penangan lebih jauh, segera pergi ke dokter.
Oleh karena itu, alat perlindungan seperti sarung tangan PVC, jas lab atau pakai pelindung
lainnya wajib dikenakan saat Anda berinteraksi dengan bahan kimia yang satu ini.
4. Formalin
Merupakan bentuk cair dari senyawa atau bahan kimia formaldehida. Jika dalam bentuk
padatan dikenal dengan istilah trioxane atau paraformaldehida.
Formalin terbilang cukup berbahaya. Kadar formalin di udara yang melebihi ambang batas
0,1 mg/kg dapat menyebabkan iritasi pada kepala, membran mukosa, rasa pusing,
tenggorokan terbakar, gerah dan mengeluarkan air mata.
Jika terkena formaldehida dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kematian. Selain itu,
dapat meningkatkan keasaman darah, ganguan pernafasan, hipotermia dan koma.
Saat terjadi keracunan, jangan melakukan rangsangan agar korban muntah karena dapat
menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran pencernaan. Segara berikan arang aktif atau
norit untuk ‘mencuci dan membilas’ lambung.
Bahan kimia yang dikenal sebagai soda api ini mempunyai beberapa kegunaan seperti
pembersih peralatan, dapat melarutkan logam, sebagai reagent trans-esterifikasi dan
esterifikasi pada pembuatan sabun dan minyak tanah, serta berbagai kegunaan lainnya.