Anda di halaman 1dari 9

Thailand

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Kerajaan Thailand

 ราชอาณาจักรไทย (Thai)
 Ratcha-anachak Thai

Bendera

Lambang

Semboyan: ชาติ ศาสนา พระมหากษัตริย ์


Chat, Satsana, Phra Maha Kasat
(Thai: "Bangsa, Agama, Raja")

Lagu kebangsaan: Phleng Chat Thai


(bahasa Thai: เพลงชาติไทย)

MENU
0:00

Lagu kerajaan: Sansoen Phra Barami


(bahasa Thai: สรรเสริญพระบารมี)

MENU
0:00
Lokasi Thailand (hijau tua) di ASEAN (abu-abu)

Ibu kota Bangkok


(dan kota 13°45′N 100°29′E
terbesar)

Bahasa resmi Thai[1]

Bahasa yang  Melayu


dituturkan  Isan
 Kam Mueang
 Pak Tai

Kelompok etnik  Thai


(2009;[6]2011[3]:95– ∟ 34.1% Thai Tengah
99
) ∟ 24.9% Khon Isan[2]
∟ 9.9% Khon Muang
∟ 7.5% Thai Selatan
 14% Suku Tionghoa Thai
 12%
Lainnya (termasukKaren, Malay, Mon, Khmer,Suk
u Gunung)[3]:95–99[4][5]

Agama  94.50% Buddhisme


 4.29% Islam
 1.17% Kristen
 0.03% Hinduisme
 0.01% Tak beragama[7]

Demonim Thai
Siamese (kuno)

Pemerintahan Kesatuan parlementermonarki


konstitusional di bawah kuasa junta militer
• Monarki Maha Vajiralongkorn
• Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha

Legislatif Majelis Legislatif Nasional (bertindak


sebagai Ratthasapha)
ร ัฐสภา
- Majelis Tinggi Senat
- Majelis Rendah Dewan Perwakilan Rakyat

Pembentukan
• Kerajaan Sukhothai 1238–1448
• Kerajaan 1351–1767
Ayutthaya
• Kerajaan Thonburi 1768–1782
• Kerajaan 6 April 1782
Rattanakosin
• Monarki 24 Juni 1932
konstitusional
• Konstitusi saat ini 6 April 2017

Area
- Total 513,120 km2(198,117 sq mi) (50)
- Perairan (%) 0.4 (2,230 km2)

Population
- Perkiraan 2016 68.863.514[8] (20)
- Sensus 64,785,909[9]
Penduduk 2010
- Kepadatan 132,1/km2 (342,1/sq mi) (88)

PDB (KKB) 2018


- Total $1.323 triliun[10]
- Per kapita $19,126[10]

PDB (nominal) 2018


- Total $490 miliar[11]
- Per kapita $7,084[11]

Gini (2015) 36[12]


sedang

IPM (2017) ▲ 0.755[13]


tinggi · 83

Mata uang Baht (฿)


(THB)
Zona waktu ICT
(UTC+7)

Lajur kemudi kiri

Kode telepon +66

Kode ISO 3166 TH

Ranah Internet  .th


 .ไทย

Kerajaan Thai (nama resmi bahasa Thai: ราชอาณาจักรไทย Ratcha Anachak Thai; atau Prathēt Thai),
yang lebih sering disebut Thailand dalam bahasa Inggris, atau dalam bahasa aslinya Mueang
Thai (dibaca: "meng-thai", sama dengan versi Inggrisnya, berarti "Negeri Thai"), adalah sebuah
negara di Asia Tenggara yang berbatasan dengan Laos dan Kamboja di timur, Malaysia dan Teluk
Siam di selatan, dan Myanmar dan Laut Andaman di barat. Kerajaan Thai dahulu dikenal
sebagai Siam sampai tanggal 11 Mei 1949. Kata "Thai" (ไทย) berarti "kebebasan" dalam bahasa
Thai, tetapi juga dapat merujuk kepada suku Thai, sehingga menyebabkan nama Siam masih
digunakan di kalangan warga negara Thai terutama kaum minoritas Tionghoa dan Amerika.

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Artikel atau bagian artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber
tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel
ini dengan menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat
dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Artikel utama: Sejarah Kerajaan Thai
Asal mula Kerajaan Thai secara tradisional dikaitkan dengan sebuah kerajaan yang berumur
pendek, Kerajaan Sukhothai yang didirikan pada tahun 1238. Kerajaan ini kemudian
diteruskan Kerajaan Ayutthaya yang didirikan pada pertengahan abad ke-14 dan berukuran lebih
besar dibandingkan Sukhothai. Kebudayaan Kerajaan Thai dipengaruhi dengan kuat
oleh Tiongkok dan India. Hubungan dengan beberapa negara besar Eropa dimulai pada abad ke-
16 namun meskipun mengalami tekanan yang kuat, Kerajaan Thai tetap bertahan sebagai satu-
satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh negara Eropa[14], (namun pernah
diduduki oleh tentara Jepang sebagai Teritori Imperial. Oleh karena mendapat pengaruh dan
tekanan bangsa Barat yang mengakibatkan berbagai perubahan pada abad ke-19 maka diberikan
banyak kelonggaran bagi pedagang-pedagang Britania di Thailand.
Sebuah revolusi tak berdarah pada tahun 1932 menyebabkan dimulainya monarki konstitusional.
Sebelumnya dikenal dengan nama Siam, negara ini mengganti nama internasionalnya menjadi
"Thailand" pada tahun 1939 dan untuk seterusnya, setelah pernah sekali mengganti kembali ke
nama lamanya pasca-Perang Dunia II. Pada perang tersebut, Kerajaan Thai bersekutu
dengan Jepang; tetapi saat Perang Dunia II berakhir, Kerajaan Thai menjadi sekutu Amerika
Serikat. Beberapa kudeta terjadi dalam tahun-tahun setelah berakhirnya perang, tetapi Kerajaan
Thai mulai bergerak ke arah demokrasi sejak tahun 1980-an.
Kalender Kerajaan Thai didasarkan pada Tahun Buddha, yang lebih cepat 543 tahun
dibandingkan kalender Barat. Tahun 2000 Masehi sama dengan tahun 2543 dalam kalender
Kerajaan Thai.
Pada tanggal 26 Desember 2004, pesisir barat Kerajaan Thai diterjang tsunami setinggi 10 meter
setelah terjadinya gempa bumi Samudra Hindia 2004, menewaskan 5.000 orang di Kerajaan Thai,
dan setengahnya merupakan wisatawan.
Pada awal 2005 terjadi sebuah tragedi di Kerajaan Thai Selatan yang mempunyai populasi dengan
mayoritas Muslim. Sekitar 70 orang terbunuh akibat kekerasan yang dilakukan oleh rezim
Shinawatra. Banyak negara yang mengecam keras tragedi ini. Namun dalam pemilihan kepala
pemerintahan, Thaksin Shinawatra kembali memerintah negara ini untuk empat tahun berikutnya.

Geografi[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Geografi Thailand
Kerajaan Thai merupakan tempat terletaknya beberapa wilayah geografis yang berbeda. Di sebelah
utara, keadaannya bergunung-gunung, dan titik tertingginya berada di Doi Inthanon (2.576 m).
Sebelah timur laut terdiri dari Hamparan Khorat, yang dibatasi di timur oleh sungai Mekong. Wilayah
tengah negara didominasi lembah sungai Chao Phraya yang hampir seluruhnya datar, dan mengalir
ke Teluk Thailand. Di sebelah selatan terdapat Tanah Genting Kra yang melebar ke Semenanjung
Melayu.
Cuaca setempat adalah tropis dan bercirikan monsun. Ada monsun hujan, hangat dan berawan dari
sebelah barat daya antara pertengahan Mei dan September, serta monsun yang kering dan sejuk
dari sebelah timur laut dari November hingga pertengahan Maret. Tanah genting di sebelah selatan
selalu panas dan lembap. Kota-kota besar selain ibu kota Bangkok termasuk Nakhon
Ratchasima, Nakhon Sawan, Chiang Mai, dan Songkhla.
Kerajaan Thai berbatasan dengan Laos dan Myanmar di sebelah utara, dengan Malaysia dan Teluk
Siam di selatan, dengan Myanmar dan Laut Timur di barat dan dengan Laos dan Kamboja di timur.
Koordinat geografisnya adalah 5°-21° LU dan 97°-106° BT
Lihat juga: Pulau-pulau Thailand.

Politik[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: politik di Thailand

Balai Takhta Ananta Samakhom, gedung parlemen lama Kerajaan Thai, di Bangkok.
Raja Thailand mempunyai sedikit kekuasaan langsung di bawah konstitusi sekaligus merupakan
pelindung Buddhisme Kerajaan Thai dan lambang jati diri dan persatuan bangsa. Raja yang
memerintah saat ini sangat dihormati oleh rakyatnya dan dianggap sebagai pemimpin dari segi
moral, suatu hal yang telah dimanfaatkan pada beberapa kesempatan untuk menyelesaikan krisis
politik. kepala pemerintahan adalah Perdana Menteri, yang dilantik oleh raja dari anggota-
anggota parlemen dan biasanya adalah pemimpin partai mayoritas.
Parlemen Kerajaan Thai yang menggunakan sistem dua kamar, yaitu Majelis
Nasional atau Rathasapha - รัฐสภา, yang terdiri dari Dewan Perwakilan (Sapha Phuthaen Ratsadon -
สภาผูแ
้ ทนราษฎร) yang beranggotakan 480 orang dan Senat (Wuthisapha - วุฒสิ ภา) yang
beranggotakan 150 orang. Anggota Dewan Perwakilan menjalani masa bakti selama empat tahun,
sementara para senator menjalani masa bakti selama enam tahun. Badan kehakiman tertinggi
adalah Mahkamah Agung (Sandika - ศาลฎีกา), yang jaksanya dilantik oleh raja. Kerajaan Thai juga
adalah anggota aktif ASEAN.
Pembagian administratif[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Pembagian administratif Thailand dan Provinsi di Thailand
Kerajaan Thai dibagi kepada 76 provinsi (changwat), yang dikelompokkan ke dalam 5 kelompok
provinsi. Nama tiap provinsi berasal dari nama ibu kota provinsinya.
Utara Timur Laut

 Chiang Mai  Amnat Charoen


 Chiang Rai  Bueng Kan
 Kamphaeng Phet  Buriram
 Lampang  Chaiyaphum
 Lamphun  Kalasin
 Mae Hong Son  Khon Kaen
 Nakhon Sawan  Loei
 Nan  Maha Sarakham
 Phayao  Mukdahan
 Phetchabun  Nakhon Phanom
 Phichit  Nakhon Ratchasima
 Phitsanulok  Nongbua Lamphu
 Phrae  Nong Khai
 Sukhothai  Roi Et
 Tak  Sakon Nakhon
 Uthai Thani  Sisaket
 Uttaradit  Surin
 Ubon Ratchathani
Timur
 Udon Thani
 Yasothon
 Chachoengsao
 Chanthaburi Tengah
 Chonburi
 Rayong  Ang Thong
 Prachinburi  Ayutthaya
 Sa Kaeo  Bangkok
 Trat  Chainat
 Kanchanaburi
Selatan
 Lopburi
 Nakhon Nayok
 Chumphon  Nakhon Pathom
 Krabi  Nonthaburi
 Nakhon Si Thammarat  Pathumthani
 Narathiwat  Phetchaburi
 Pattani  Prachuap Khiri Khan
 Phang Nga  Ratchaburi
 Phattalung  Samut Prakan
 Phuket  Samut Sakhon
 Ranong  Samut Songkhram
 Satun  Saraburi
 Songkhla  Sing Buri
 Surat Thani  Suphanburi
 Trang
 Yala
Provinsi-provinsi tersebut kemudian dibagi lagi menjadi 795 distrik (Amphoe), 81 sub-distrik (King
Amphoe) dan 50 distrik Bangkok (khet) (jumlah hingga tahun 2000), dan dibagi-bagi lagi menjadi
7.236 komunitas (Tambon), 55.746 desa (Muban), 123 kotamadya (Tesaban), dan 729 distrik
sanitasi (Sukhaphiban) (jumlah hingga tahun 1984).

Ekonomi[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Ekonomi Thailand
Setelah menikmati rata-rata pertumbuhan tertinggi di dunia dari tahun 1985 hingga 1995 - rata-rata
9% per tahun - tekanan spekulatif yang meningkat terhadap mata uang Kerajaan Thai, Baht, pada
tahun 1997 menyebabkan terjadinya krisis yang membuka kelemahan sektor keuangan dan
memaksa pemerintah untuk mengambangkan Baht. Setelah sekian lama dipatok pada nilai 25 Baht
untuk satu dolar AS, Baht mencapai titik terendahnya pada kisaran 56 Baht pada Januari 1998 dan
ekonominya melemah sebesar 10,2% pada tahun yang sama. Krisis ini kemudian meluas ke krisis
finansial Asia.
Kerajaan Thai memasuki babak pemulihan pada tahun 1999; ekonominya menguat 4,2% dan
tumbuh 4,4% pada tahun 2000, kebanyakan merupakan hasil dari ekspor yang kuat - yang
meningkat sekitar 20% pada tahun 2000. Pertumbuhan sempat diperlambat ekonomi dunia yang
melunak pada tahun 2001, tetapi kembali menguat pada tahun-tahun berikut berkat pertumbuhan
yang kuat di Tiongkok dan beberapa program stimulan dalam negeri serta Kebijakan Dua Jalur yang
ditempuh pemerintah Thaksin Shinawatra. Pertumbuhan pada tahun 2003 diperkirakan mencapai
6,3%, dan diperkirakan pada 8% dan 10% pada tahun 2004 dan 2005.
Sektor pariwisata menyumbang banyak kepada ekonomi Kerajaan Thai, dan industri ini memperoleh
keuntungan tambahan dari melemahnya Baht dan stabilitas Kerajaan Thai. Kedatangan wisatawan
pada tahun 2002 (10,9 juta) mencerminkan kenaikan sebesar 7,3% dari tahun sebelumnya (10,1
juta).
Pertanian[sunting | sunting sumber]
Thailand saat ini merupakan negara pengekspor terbesar produk pertanian dunia. Ekonomi Thailand
bergantung pada ekspor, dengan nilai ekspor sekitar 60% PDB, dan dari sekitar 60 % dari seluruh
angkatan kerja Thailand dipekerjakan di bidang pertanian. Komoditi pertanian yang dihasilkan
adalah beras dengan kualitas super, tapioka, karet, biji-bijian, gula, ikan dan produk perikanan
lainnya. Thailand adalah produsen sekaligus eksportir terbesar dunia untuk beras, gula, karet,
bunga potong, bibit tanaman, minyak kelapa sawit, tapioka, buah-buahan dan lain-lain produk
pertanian, termasuk makanan jadi. Hal ini terwujud berkat tingginya perhatian dan usaha yang
diberikan oleh pemerintah Thailand dalam meningkatkan pendapatan petani, dan tentunya, hal ini
juga didukung oleh model atau sistem pertanian yang baik sehingga dihasilkan kualitas pangan
yang sangat baik. Itu sebabnya, negara mengelola sektor ini secara sangat serius, bahkan didukung
riset dan rekayasa teknologi yang melibatkan para ahli dan pakar dunia. Melalui hasil riset dan
rekayasa teknologi ini Pemerintah Thailand mengambil kebijakan untuk mengembangkan satu
produk pada satu wilayah yang dikenal dengan kebijakan satu desa satu komoditas (one village one
commodity) dengan memperhatikan aspek keterkaitannya dengan sektor-sektor lain (backward and
forward linkages), skala ekonomi dan hubungannya dengan outlet (pelabuhan). Hal ini mendorong
tumbuhnya kelompok-kelompok bisnis, sehingga masing-masing wilayah memiliki kekhasan sendiri
sesuai dengan potensi wilayahnya.
Pemerintah Thailand juga memproteksi produk pertanian dengan memberikan insentif dan subsidi
kepada petani. Kebijakan ini telah mendorong masyarakat memanfaatkan lahan kosong dan tak
produktif untuk ditanami dengan tanaman yang berprospek ekspor. Sistem contract farming yang
dipakai di Thailand berbeda dari yang biasa kita kenal di Indonesia. Perusahaan melakukan kontrak
dengan petani tanpa mengharuskan petani menyerahkan jaminan. Di Indonesia, umumnya tanah
petani menjadi agunan, sehingga kalau petani gagal, tanah mereka akan disita. Kegagalan petani
akan ditanggung oleh negara. Statuta utama dalam kontrak tersebut adalah perusahaan menjamin
harga minimal dari produk yang dimintanya untuk ditaman oleh petani. Jika harga pasar diatas
harga kontrak, petani bebas untuk menjualnya ke pihak lain. Selain itu di Thailand juga
menggunakan model pertanian Hidroponik untuk meminimalisir penggunaan tanah. Karena, disana
kualitas dan kuantitas tanah kurang memadai.

Demografi[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Agama di Thailand
Agama Menurut Wilayah atau Regional di Thailand (2015)[15] dari 67,328,562 jiwa, dengan spesifik
sebagai berikut:

Region
Religio Bangko Region Region Region
% % % Timur % %
n k Pusat Utara Selatan
Laut

8,197,18 93.95 18,771,5 97.57 11,044,0 96.23 18,698,5 99.83 6,908,97 75.45
Buddha
8 % 20 % 18 % 99 % 3 %

2,227,61 24.33
Islam 364,855 4.18% 247,430 1.29% 35,561 0.31% 16,851 0.09%
3 %

Kristen 146,592 1.68% 214,444 1.11% 393,969 3.43% 13,825 0.07% 18,759 0.21%

0.002 0.001
Hindu 16,306 0.19% 5,280 0.03% 207 318 -
% %

0.003 0.005
Sikh - 0.00% - 0.00% 378 - 0.00% 491
% %

Tanpa 0.002 0.002 0.008


289 0.00% 473 1,001 0.01% 436 726
Agama % % %

Lainny 0.004
- 0.00% 294 0.00% 1,808 0.16% - 0.00% 359
a %
Agama di Thailand (2015)[16]
Religion Percent
Buddha   94.50%
Islam   4.29%
Kristen   1.17%
Hindu   0.03%
Tanpa Agama/Lainnya 0.01%

Populasi Kerajaan Thai didominasi etnis Thai dan etnis Lao, yang berjumlah 3/4 dari seluruh
penduduk. Selain itu juga terdapat komunitas besar etnis Tionghoa yang secara sejarah memegang
peranan yang besar dalam bidang ekonomi. Etnis lainnya termasuk etnis Melayu di
selatan, Mon, Khmer dan berbagai suku orang bukit.
Sekitar 94.63% penduduk Kerajaan Thai adalah pemeluk agama Buddha aliran Theravada, tetapi
ada minoritas kecil pemeluk agama Islam, Kristen dan Hindu. Bahasa Thai merupakan bahasa
nasional Kerajaan Thai, yang ditulis menggunakan aksaranya sendiri, tetapi ada banyak juga
bahasa daerah lainnya. Bahasa Inggris juga diajarkan secara luas di sekolah.

Budaya[sunting | sunting sumber]


Muay Thai, sejenis seni bela diri kickboxing ala Kerajaan Thai, adalah olahraga nasional di Kerajaan
Thai dan merupakan seni beladiri setempat. Popularitasnya memuncak di seluruh dunia pada
tahun 1990-an. Ada pula seni beladiri yang mirip dengan muay Thai di negara-negara lain di Asia
Tenggara.
Ucapan penyambutan yang umum di Kerajaan Thai adalah isyarat bernama wai, yang gerakannya
mirip dengan gerakan sembahyang. Hal-hal yang tabu dilakukan di antaranya menyentuh kepala
seseorang dan menunjuk dengan kaki, karena kepala dan kaki masing-masing merupakan bagian
tubuh yang paling atas dan bawah.
Masakan Kerajaan Thai mencampurkan empat macam rasa yang dasar: manis, pedas, asam dan
asin.
Olahraga[sunting | sunting sumber]
Ajang olahraga bergengsi di Asia tenggara Southeast Asian Games 2007 diadakan di Nakhon
Ratchasima, Kerajaan Thai dari 6 Desember sampai 15 Desember2007. Ini merupakan keenam
kalinya, Kerajaan Thai menjadi tuan rumah Southeast Asian Games. Dan pada Southeast Asian
Games 2009 Kerajaan Thai memimpin klasemen di posisi pertama[17].

Anda mungkin juga menyukai