Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

Disusun Oleh:

1. Mardiayana 1221600109
2. Devita Ayu P. M. 1221600181
3. Dewi Krisnawati 1221600164
4. Yunita Oktaviana 1221600195
5. Karmila 1221600206

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
2019

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Permintaan akan informasi akuntansi manajemen yang lebih akurat dan

relevan telah mengarah pada perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas.

Manajemen berdasarkan aktivitas adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan

terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas,

dengan tujuan meningkatkan lai untuk pelanggan (customer value) dan laba

sebagai hasilnya. Manajemen berdasarkan aktivitas menekankan pada biaya

berdasarkan aktivitas/Activity Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses.

Biaya berdasarkan aktivitas meningkatkan keakuratan mengalokasikan biaya

dengan pertama-tama menelusuri biaya berbagai aktivitas, dan kemudian sampai

pada produk atau pelanggan yang menggunakan berbagai aktivitas tersebut.


Analisis nilai proses di lain pihak, menekankan pada analisis aktivitas,

yaitu mencoba untuk menetapkan mengapa melakukan aktivitas yang diperlukan

secara lebih efisien, dan untuk menghapus aktivitas yang tidak memberikan nilai

bagi pelanggan. Manajemen berdasarkan aktivitas memiliki tujuan untuk

meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan mengelola aktivitas.


Nilai bagi pelanggan adalah fokus utama karena perusahaan dapat

menciptakan keunggulan kompetitif dengan menciptakan nilai bagi pelanggan

yang lebih baik dengan biaya yang sama atau lebih rendah dari pesaing atau

menciptakan nilai yang sama dengan biaya lebih rendah dari pesaing Nilai bagi

pelanggan adalah selisih antara apa yang pelanggan terima (realisasi untuk

pelanggan) dengan apa yang pelanggan serahkan (hal yang dikorbankan

pelanggan). Apa yang diterima, disebut sebagai produk total (total product).

Produk total seluruh manfaat baik wujud (tangible) maupun tidak berwujud

1
(intangible) yang pelanggan terima dari produk yang dibeli Pengorbanan

pelanggan meliputi biaya meliputi biaya pembelian produk waktu dan usaha

yang dikeluarkan untuk mendapatkan dan mempelajari cara menggunakan

produk, dan biaya-biaya paska pembelian, yang didefinisikan sebagai biaya

penggunaan pemeliharaan, dan menjual kembali produk tersebut. Meningkatkan

nilai bagi pelanggan berarti meningkatkan realisasi untuk pelanggan,

menurunkan pengorbanan pelanggan, atau keduanya

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, penulis dapat mengangkat

permasalahan dalam makalah ini yaitu :


1. Apa yang dimaksud dengan activity based manajemen ?
2. Bagaimana tujuan dan manfaat activity based management ?
3. Bagaimana model dimensi dan penerapan activity based manajemen ?
4. Bagaimana faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan

activity based management dalam suatu organisasi ?


5. Bagaimana langkah-langkah value analysis dalam menghasilkan

informasi?

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI

Penelitian yang dilakukan oleh Panggiarti (2010) dengan judul “Penerapan

Activity Based Costing Pada Sektor Usaha Mikro”. Tujuan dari penelitian adalah

untuk menerapkan metode activity based costing pada sektor usaha mikro. Hasil

dari penelitian menunjukkan bahwa pada usaha mikro yang diteliti menghasilkan

dua jenis produk yang berbeda. Setelah dilakukan perhitungan biaya dari kedua

jenis produk dengan activity based costing dapat dihasilkan perhitungan biaya

yang lebih akurat dari perhitungan yang sebelumnya dengan menggunakan sistem

tradisional. Hasil perhitungan yang lebih akurat ini dapat mendatangkan nilai

tambah bagi usaha karena pada perhitungan biaya yang diperoleh dapat digunakan

sebagai informasi dalam pengambilan keputusan untuk melakukan penghilangan

dari biaya yang tidak bernilai tambah.

Penelitian yang dilakukan oleh Sumarsid (2011) dengan judul “Pendekatan

Metode Activity Based Costing Pada Perencanaan Harga Pokok Produksi Untuk

Memperoleh Keunggulan Bersaing”. Tujuan dari penelitian adalah untuk

menentukan harga pokok produksi yang dapat menghasilkan harga jual yang

sesuai dengan tidak mengurangi kualitas dari produk sehingga dapat dijadikan

keunggulan bersaing bagi perusahaan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa

setelah dilakukan perhitungan dengan metode activity based costing terdapat tiga

jenis produk yang memiliki selisih besaran biaya produksi yang lebih efisien

dibandingkan dengan perhitungan yang telah dilakukan oleh perusahaan, dimana

hal ini akan dapat digunakan sebagai informasi untuk perusahaan dalam

3
menurunkan harga jual dari produk tersebut sebagai alat untuk menghadapi para

pesaing di pasar.

Penelitian yang dilakukan oleh Dicky dan Martusa (2011) dengan judul

“Penerapan Activity Based Costing Dalam Perhitungan Profitabilitas Pabrik”.

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan profitabilitas produk

antara perhitungan biaya yang dilakukan oleh perusahaan dengan perhitungan

biaya menggunakan activity based costing. Hasil dari penelitian menunjukkan

bahwa dengan metode activity based costing didapat hasil perhitungan biaya yang

menunjukkan terdapat kelebihan penilaian biaya produksi untuk setiap produk

yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga dapat dikatakan perhitungan biaya

produksi yang dilakukan oleh perusahaan tidak akurat dan dapat mempengaruhi

profit untuk setiap produk yang dihasilkan.

2.2 PENELITIAN TERDAHULU

BAB III
PEMBAHASAN

4
3.1 Definisi Activity Based Management

Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup

perusahaan. Setiap aktivitas harus memperoleh manfaat yang lebih besar daripada

pengorbanannya, karena setiap aktivitas adalah biaya Manajemen berdasarkan

aktivitas adalah perencanaan, pengorganisasian pelaksanaan dan pengendalian

aktivitas untuk mencapai sasaran kerja dan tujuan organisasi melalui proses

perbaikan terus menerus. Perbaikan itu meliputi bidang alat kerja, metode kerja,

tenaga kerja, sasaran kerja, tingkat harga, kualitas produk, dan kualitas pelanggan.

Semua aktivitas adalah biaya karena aktivitas adalah pengorbanan sumber-

sumber daya yang dapat diukur dengan satuan uang atau aktivitas adalah

pengorbanan nput untuk memperoleh output dan keuntungan. Manajemen harus

berusaha meningkatkan aktivitas yang bernilai tambah dan mengurangi aktivitas

yang tidak bemilai tambah secara sistematis Aktivitas bernilai tambah seperti riset

pasar, merancang dan mengembangkan produk, membuat dan menjual produk,

serta pelayanan purna jual produk. Sedangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah

seperti pemeriksaan pekerjaan, pengerjaan ulang, memindahkan bahan baku dan

barang setengah jadi, penjadwalan, waktu tunggu, dan penyimpanan Aktivitas ini

harus dikurangi kalau mungkin dihapuskan.

Activity-Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh

sistem dan terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai

aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan dan laba sebagai

hasilnya (Hansen dan Mowen, 2006; 11). Menurut Mulyadi (2007; 731), Activity-

Based Management (ABM) adalah pendekatan manajemen yang memusatkan

5
pengelolaan pada aktivitas dengan tujuan untuk melakukan improvement

berkelanjutan terhadap value yang dihasilkan bagi customer, dan laba yang

dihasilkan dari penyedia value tersebut. Sedangkan menurut Blocher (2007; 239),

Activity Based Management (ABM) analisis aktivitas yang digunakan untuk

memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan dan meningkatkan keuntungan

perusahaan.

Berdasarkan definisi-definisi diatas, ABM mempunyai dua frasa penting,

yaitu manajemen berbasis aktivitas berfokus pada pengelolaan aktivitas untuk

meningkatkan nilai yang diterima oleh konsumen, dan pemusatan pengelolaan

pada aktivitas untuk menghasilkan laba dari penyedia nilai tersebut.

3.2 Tujuan dan Manfaat Activity Based Management

ABM merupakan pusat dari sistem manajemen biaya oleh karena itu untuk

mengelola organisasi atau perusahaan dengan baik. harus menekankan pada ABM.

ABM bertujuan untuk meningkatkan nilai produk atau jasa yang diterima oleh

para konsumen, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk mencapai laba dengan

menyediakan nilai tambah bagi konsumennya. Manfaat yang diperoleh dengan

menggunakan ABM adalah manajemen dapat menentukan wilayah untuk

melakukan perbaikan operasi mengurangi biaya, atau meninggkatkan nilai bagi

pelanggan. Dengan mengidentifikasi sumber daya yang dipakai konsumen,

produk, dan aktivitas, ABM memperbaiki fokus manajemen atas faktor-faktor

kunci perusahaan dan meningkatkan keunggulan kompetitif (Blocher, 2007: 239).

Manfaat ABM menurut Supriyono (1999:356) adalah:

6
a. Mengukur kinerja keuangan dan pengoperasian (nonkeuangan) organisasi

dan aktivitas-aktivitasnya.

b. Menentukan biaya-biaya dan profitabilitas yang benar untuk setiap tipe

produk dan jasa.

c. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas dan mengendalikannya.

d. Mengelompokkan aktivitas-aktivitas bemilai tambah dan tidak bernilai

tambah.

e. Mengefisienkan aktivitas bernilai tambah dan mengeliminasi aktivitas-

aktivitas tidak bernilai tambah

f. Menjamin bahwa pembuatan keputusan, perencanaan dan pengendalian

didasarkan pada isu-isu bisnis yang keluar dan tidak semata berdasar

informasi keuangan

g. Menilai penciptaan rangkaian nilai tambah (value-added chain) untuk

memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.

3.3 Model Dimensi dan Penerapan Activity Based Manajemen

Model Dimensi Activity Based Management

a. Activity based management menekank an pada biaya berdasarkan aktivitas

atau Activity-Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses. Jadi,

Activity-Based Management memiliki dua dimensi, yaitu dimensi biaya

dan dimensi proses (Hansen dan Mowen, 2006; 487).

1. Dimensi Biaya

Dimensi biaya adalah dimensi ABM yang memberikan informasi

biaya mengenai sumber, aktivitas, produk, dan pelanggan. Dimensi biaya

7
ini bertujuan untuk memperbaiki keakuratan pembebanan biaya.

Sebagaimana sumber biaya ditelusuri pada aktivitas dan kemudian biaya

dibebankan pada produk dan pelanggan. Dimensi biaya atau dimensi

Activity Based Costing (ABC) didasarkan pada ABC generasi kedua yang

merupakan perkembangan lebih lanjut dari ABC generasi pertama. ABC

generasi pertama adalah sistem penentuan biaya produk yang terdiri atas

dua tahap yaitu melacak biaya pada berbagai aktivitas dan membebankan

biaya pada produk

ABC semula diaku sebagai untuk metode menyempurnakan

ketelitian biaya produk, namun ABC generasi kedua merupakan sistem

pengukuran kinerja yang bersifat komprehensif yang digunakan sebagai

sumber informasi utama Activity-Based Management (ABM). ABC

generasi kedua adalah metodologi untuk mengukur dan menyediakan

informasi mengenai biaya sumber-sumber, aktivitas-aktivitas, dan

pembebanan biaya pada objek-objek biaya. Asumsi yang mendasari adalah

objek-objek biaya menciptakan perlunya aktivitas-aktivitas dan aktivitas-

aktivitas menciptakan perlunya sumber-sumber. ABC juga merupakan

sistem yang bermanfaat untuk mengorganisasi dan mengkomunikasikan

informasi

2. Dimensi Proses

Dimensi proses atau analisis nilai proses adalah dimensi ABM

yang memberikan informasi tentang aktivitas apa yang seberapa baik

dikerjakan, dikerjakan dan mengapa dikerjakannya. Tujuan dimensi proses

adalah pengurangan biaya. Dimensi inilah yang memberikan kemampuan

8
untuk mengukur perbaikan berkelanjutan. Dimensi proses adalah dimensi

model ABM yang berisi informasi kinerja mengenai pekerjaan yang

dilaksanakan dalam organisasi sehingga mencakup analisis penyebab

biaya, analisis aktivitas-aktivitas dan evaluasi kinerja dengan

menggunakan informasi dari ABC Dimensi proses menyediakan informasi

mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam suatu aktivitas dan hubungan

antara pekerjaan tersebut dengan aktivitas lainnya. Proses adalah

serangkaian aktivitas yang terkait untuk melaksanakan tujuan tertentu.

3.4 Penerapan Activity Based Manajemen

Activity based Management lebih komprehensive dibandingakan ABC.

ABM dapat dipandang sebagai suatu sistem yang memliki 2 tujuan utama, yaitu

a. Meningkatkan kualitas pengambilan keputuan dengan menyajikan

informasi biaya yang lebih akurat.

b. Melakukan pengurangan biaya dengan mendorong dilakukannya program-

program pengurangan biaya.

Tujuan penting dari ABM adalah untuk mengidentifikasi dan

menghilangkan aktivitas dan biaya tak bernilai tambah. Aktivitas yang tidak

benilai tambah adalah operasi yang tidak perlu dan tidak penting, perlu tapi tidak

efisien dan tidak dapat dikembangkan. Biaya yang tidak bernilai tambah adalah

hasil dari beberapa aktivitas, biaya dari beberapa aktivitas yang bisa dihilangkan

tanpa mengurangi kualitas produk, daya guna, dan nilai yang dirasakan. Berikut

adalah ma langkah yang menyediakan strategi untuk menghilangkan biaya tak

bernilai tambah pada perusahaan manufaktur dan jasa, yaitu:

9
a. Mengidentifikasi aktivitas, langkah pertama adalah analisis aktivitas, yang

mengidentifikasi semua aktivitas penting organisasi

b. Mengidentifikasi aktivitas tak bemilai tambah, tiga kriteria untuk

menentukan aktivitas yang bernilai tambah adalah:

1) Apakah aktivitas tersebut perlu?

2) Apakah aktivitas tersebut efisien ?

3) Apakah aktivitas tersebut kadang bernilai tambah, kadang tidak?

c. Memahami rantai aktivitas, akar masalah, dan pemicunya dalam

mengidentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah, sangat penting

untuk memahami jalan dimana aktivitas terhubung bersama

d. Menetapkan ukuran kinerja, dengan pengukuran kenerja secara terus-

menerus dan membandingkan kinerja dengan tolak ukur perhatian

manajemen mungkin terarah pada aktivitas yang tidak perlu dan tidak

efisien

e. Melaporkan biaya yang tidak bernilai tambah, biaya tak bernilai tambah

harus disoroti pada laporan pusat biaya. Dengan mengedintifikasi

akktivitas tak bernilai tambah, dan melaporkan keras untuk biayanya,

manajemen dapat bekerja mengembangkan proses dan menghilangkan

biaya tak bernilai tambah.

3.5 Faktor-faktor yang Mendukung Keberhasilan Penerapan ABM

Dalam Suatu Organisasi

Usaha perbaikan secara terus-menerus dengan cara penerapan system

manajemen biaya yang baru ke dalam suatu organisasi tidak secara otomatis bisa

10
diterima oleh organisasi tersebut. Karyawan dari organisasi tersebut umumnya

cenderung untuk menolak perubahan yang terjadi, karena perubahan dapat

merupakan ancaman untuk berbagai alasan. Faktor-faktor yang mendukung

keberhasilan penerapan activity based management dalam suatu organisasi adalah

sebagai berikut

3.5.1 Budaya Organisasi

Budaya organisasi mencerminkan kerangka berpikir dari karyawan

termasuk perilaku, nlai, keyakinan yang dianut oleh karyawan. Budaya organisasi

menunjukkan keterlibatan, kerja sama serta partisipasi yang tinggi dari seluruh

karyawan. Budaya organisasi sangatlah mendukung keberhasilan dari penerapan

ABM di suatu organisasi

3.5.2 Top management support and commitment

Penerapan suatu system manajemen biaya yang baru seperti ABM dan

ABC membutuhkan waktu dan sumber daya, oleh karena itu dukungan dan peran

serta top manajer sangatlah diperlukan untuk keberhasilan penerapannya

3.5.3 Change process

Perubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu proses yang sudah

dirancang untuk menghasilkan perubahan tersebut. Perbaikan dari proses yang

sudah ada sangat mendukung keberhasi lan penerapannya. Elemen-elemen dari

proses diantaranya adalah daftar dari aktivitas, sekumpulan tujuan, dan tindakan

lanjutan

3.5.4 Continuing education

Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pelatihan

serta meningkatkan keahlian mereka terhadap lingkungan kerja yang cepat

11
sangatlah penting. Keberhasilan penerapan dar program manajemen biaya yang

baru membutuhkan keahlian, peran serta dan kerja sama dari karyawan suatu

organisasi.

3.6 Langkah-langkah Value Analysis Dalam Menghasilkan Informasi

Process Value Analysis merupakan suatu analisa yang menghasilkan

informasi tentang mengapa dan bagaimana suatu aktivitas atau pekerjaan

dilakukan. Analisa ini menekankan pada upaya untuk memaksimumkan sistem

penilaian kinerja secara keseluruhan dari pada performance individu. Process

Value Analysis dilakukan dengan 3 langkah di bawah ini:

3.6.1 Driver analysis

Untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan biaya suatu Aktivitas.

Setiap aktivitas pasti membutuhkan input dan menghasilkan output. Input

aktivitas menupakan sumber-sumber ekonomi yang dibutuhkan dalam

melaksanakan suatu aktivitas, sedangkan output aktivitas merupakan produk yang

dihasilkan dari suatu aktivitas Output yang dihasilkan oleh suatu akitivitas perlu

diukur dalam satuan kuantitatif tertentu yang disebut dengan Activity Output

Measure

Apabila permintaan akan suatu aktivitas berubah akan menyebabkan

perubahan jumlah biaya aktivitas, akan tetapi satuan ukuran output aktivitas tidak

selalu berhubungan langsung dengan penyebab timbulnya biaya suatu aktivitas.

Oleh karena itu perlu dilakukan suatu analisa yang disebut dengan analisa driver.

Analisa Driver bertujuan untuk menunjukan penyebab munculnya biaya aktivitas

3.6.2 Activity analysis

12
Untuk menentukan aktivitas apa yang dilakukan, jumlah pekerja yang

telibat, waktu dan sumber ekonomi yang digunakan serta rekomendasi bagi

manajemen tentang aktivitas tersebut. Analisa aktivitas akan diuraikan di bawah

ini. Analisa aktivitas merupakan inti dari process value analysis. Analisa aktivitas

merupakan suatu proses identifikasi, penjabaran serta evaluasi aktivitas-aktivitas

yang dilakukan oleh suatu organisasi. Analisa aktivitas diharapkan mampu

menjawab 4 pertanyaan berikut ini:

a. Aktivitas-aktivitas apa saja yang dilaksanakan?

b. Berapa jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan setiap

aktivitas?

c. Berapa jumlah waktu dan sumber-sumber ekonomi lainnya yang c.

dibutuhkan oleh setiap aktivitas?

d. Bagaimana manfaat aktivitas bagi organisasi secara keseluruhan organisasi

termasuk rekomendasi untuk tetap mempertahankan nilai tambah setiap

aktivitas bagi organisasi.

Dari 4 hal tersebut di atas, hasil akhir dari suatu analisa aktivitas adalah

penentuan nilai tambah setiap aktivitas bagi organisasi. Oleh karena itu dalam

analisa aktivitas, aktivitas dapat dibedakan menjadi 2 jenis aktivitas yaitu:

a. Aktivitas bernilai tambah (value-added activities)

Merupakan aktivitas yang diperlukan untuk tetap dapat

mempertahankan kegiatan operasional perusahaan. Dapat pula dikatakan

bahwa aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas yang diperlukan dan sudah

dilaksanakan dengan efisien. Biaya untuk melaksanakan aktivitas bernilai

tambah disebut dengan biaya aktivitas benilai tambah. Biaya in merupakan

13
biaya yang seharusnya terjadi dalam melaksanakan sutau aktivitas. Aktivitas

yang dapat dikategorikan sebagai aktivitas bemilai tambah meliputi:

1) Required Activities, merupakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan

untuk memenuhi peraturan atau perundangan yang berlaku.

2) Discretionary activities, merupakan aktivitas yang dilakukan untuk

memenuhi 3 kriteria berikut yaitu aktivitas menyebabkan adanya

perubahan sifat atau bentuk, perubahan sifat atau bentuk tidak

dapat dilakukan oleh aktivitas sebelumnya dan aktivitas yang

memungkinkan aktivitas lain untuk dilaksanakan.

b. Aktivitas tidak bernilai tambah (non value-added activities)

Merupakan aktivitas yang tidak diperlukan atau diperlukan tetapi

dilaksanakan dengan tidak efisien. Biaya untuk melaksanakan aktivitas ini

disebut dengan biaya aktivitas tidak bernilai tambah. Biaya inilah yang harus

dieliminasi karena menimbulkan adanya pemborosan, contohnya:

1) Scheduling, merupakan aktivitas penjadwalan proses produksi

untuk setiap jenis produk.

2) Moving, merupakan aktivitas pemindahan bahan, barang dalam

proses dan barang jadi dari satu departemen. ke departemen lain.

3) Waiting, merupakan aktivitas menunggu tersedianya bahan baku,

menunggu datangnya BDP yang dikirimkan dari bagian atau

departemen lain.

4) Inspeksi, merupakan aktivitas pemeriksaan barang untuk

meyakinkan bahwa barang telah memenuhi spesifikasi atau

kualitas yang diharapkan

14
5) Storing, merupakan aktivitas penyimpanan bahan, Barang Dalam

Proses produk selesai sebagai persediaan di gudang menunggu

waktu pemakaian atau pengiriman.

Hasil akhir yang ingin dicapai dalam analisa aktivitas adalah

penurunan biaya (cost reduction) yang ditimbulkan karena adanya continues

improvement. Dalam ngkungan yang kompetiif perusahaan harus mampu

mengirimkan produk yang diinginkan konsumen dalam waktu yang tepat

serta harga yang rendah. Hal ini mendorong perusahaan harus selalau

melakukan perbaikan yang terus menerus dalam melaksanakan aktivitasnya.

Analisa aktivitas dapat menurunkan biaya malalui dengan 4 cara berikut ini

a. Activity elimination, memfokuskan pada aktivitas tidak bernilai a

tambah dengan mengidentifikasikan kemudian mengeliminasi

aktivitas tersebut

b. Activity selection, pemilihan serangkaian aktivitas yang berbeda

disebabkan kerena srtategi yang saling bersaing Strategi berbeda

membutuhkan aktivitas berbeda. Dipilih aktivitas yang biayanya

rendah untuk hasil yang sama.

c. Activity reduction, pengurangan waktu dan konsumsi sumber

ekonom yang diperlukan suatu aktivitas. Pendekatan ini terutama

ditujukan untuk peningkatan efisiensi dan peningkatan aktivitas tidak

bernilai tambah dapat dihilangkan.

d. Activity sharing, peningkatan efisiensi aktivitas dengan

memanfaatkan skala ekonomi, khususnya dengan meningkatkan

jumlah kuantitas cost driver tanpa meningkatkan biaya aktivitasnya.

15
3.7 Activity Performace Measurement

Yaitu pengukuran performance dalam pelaksanaan suatu aktivitas dengan

menggunakan alat ukur finansial maupun non finansial. Alat ukur yang digunakan

harus mampu mengetahui bagaimana suatu aktivitas dilaksanakan dan hasil yang

dicapai. Alat ukur ini juga diharapkan mampu menunjukan perbaikan yang secara

terus menerus dilakukan perusahaan. Penilaian dipusatkan pada 3 hal yaitu waktu,

kualitas serta efisiensi

a) Waktu

1) Reliability: Jumlah pengiriman yang tepat waktu atau jumlah

pengiriman

2) Responsiveness:cycle time (waktu untuk melaksanakan 1

aktivitas), velocity (jumlah output aktivitas yang dihasilkan dalam

satuan waktu tertentu).

3) Manufacturing cycle efficiency: waktu pemrosesan (waktu proses

+ waktu perpindahan + waktu inspeksi + waktu tunggu).

b) Kualitas

Jumlah produk cacat, jumlah produk cacat/total produksi % kegagalan

eksternal, jumlah sisa bahan atau jumlah bahan yang digunakan. Untuk

aktivitas pembelian ukuran kualitas dapat dinilai dengan Jumlah kesalahan

atau jumlah total permintaan pembelian, jumlah kesalahan setiap order

pembelian

c) Efisiensi

1) Efisiensi operasi: Output/bahan, output/JKL, output/ jam mesin

16
2) Efisiensi mesin : % kapasitas mesin yang terpakai

3) Persediaan Perputaran persediaan, jumlah persediaan, lamanya

persediaan.

17
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

1. Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh

sistem dan terintegrasi yang memfokuskan perhatian manajemen pada

berbagai aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan dan

laba sebagai hasilnya (Hansen dan Mowen, 2006: 1. Menurut Mulyadi

(2007; 731) Activity-Based Management (ABM) adalah pendekatan

manajemen yang memusatkan pengelolaan pada aktivitas dengan tujuan

untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap value yang

dihasikan bagi customer, dan laba yang dihasilkan dari penyedia value

tersebut. Sedangkan menurut Blocher (2007; 239), Activity-Based

Management (ABM) analisis aktivitas yang digunakan untuk memperbaiki

nilai produk atau jasa bagi pelanggan dan meningkatkan keuntungan

perusahaan Berdasarkan definisi-definisi diatas, ABM mempunyai dua

frasa penting, yaitu manajemen berbasis aktivitas berfokus pada

pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan nilai yang diterima oleh

konsumen, dan pemusatan pengelolaan pada aktivitas untuk menghasilkan

laba dari penyedia nilai tersebut.

2. ABM bertujuan untuk meningkatkan nilai produk atau jasa yang diterima

oleh para konsumen, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk mencapai

laba dengan menyediakan nilai tambah bagi konsumennya. Manfaat yang

diperoleh dengan menggunakan ABM adalah manajemen dapat

menentukan wilayah untuk melakukan perbaikan operasi, mengurangi

18
biaya, atau meninggkatkan nilai bagi pelanggan. Dengan mengidentifikasi

sumber daya yang dipakai konsumen, produk, dan aktivitas, ABM

memperbaiki fokus manajemen atas faktor-faktor kunci perusahaan dan

meningkatkan keunggulan kompetitif (Blocher, 2007; 239)

3. Activity based management menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas

atau Activity-Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses Jadi, activity

based management memiliki dua dimensi, yaitu dimensi biaya dan dimensi

proses. Dimensi biaya adalah dimensi ABM yang memberikan informasi

biaya mengenai sumber, aktivitas, produk, dan pelanggan. Dimensi biaya

in bertujuan untuk memperbaiki keakuratan pembebanan biaya. Dimensi

proses atau analisis nilai proses adalah dimensi ABM yang memberikan

informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan, mengapa dikerjakan dan

seberapa baik dikerjakannya. Tujuan dimensi proses adalah pengurangan

biaya.

4. Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan activity based

management dalam suatu organisasi adalah budaya organisasi top

management support and commitment, Change process dan Continuing

education

5. Process Value Analysis dilakukan dengan 3 langkah di bawah ini


a. Driver analysis, untuk menentukan faktor-faktor yang

menyebabkan biaya suatu Aktivitas. Setiap aktivitas pasti

membutuhkan input dan menghasilkan output. Input aktivitas

merupakan sumber-sumber ekonomi yang dibutuhkan dalam

melaksanakan suatu aktivitas, sedangkan output aktivitas

merupakan produk yang dihasilkan dari suatu aktivitas. Output

19
yang dihasilkan oleh suatu akitivitas perlu diukur dalam satuan

kuantitatif tertentu yang disebut dengan activity output measure .


b. Activity analysis, untuk menentukan aktivitas apa yang dilakukan,

jumlah pekerja yang telibat, waktu dan sumber ekonomi yang

digunakan serta rekomendasi bagi manajemen tentang aktivitas

tersebut Activity Perfomace Measurement, yaitu pengukuran.


c. performance dalam pelaksanaan suatu aktivitas dengan

menggunakan alat ukur finansial maupun non finansial. Alat ukur

yang digunakan harus mampu mengetahui bagaimana suatu

aktivitas dilaksanakan dan hasil yang dicapai. Alat ukur ini juga

diharapkan mampu menunjukan perbaikan yang secara terus

menerus dilakukan perusahaan.

20

Anda mungkin juga menyukai