Anda di halaman 1dari 2

GAUSS-JORDAN

MATRIKS INVERSI
DAN GAUSS-SEIDEL
Dalam bab ini, kami menerangkan dua metode tambahan untuk penyelesaian persamaan linear simultan. Metode
pertama, Gauss-Jordan, sangat menyerupai eliminasi Gauss. Motivasi pokok kami untuk memperkenalkan
metode ini kepada anda adalah karena teknik Gauss-Jordan memberikan suatu metode numerik yang sederhana
dan menyenangkan untuk perhitungan matriks inversi. Inversi memiliki sejumlah aplikasi yang berharga dalam
praktik teknik. la juga memberikan suatu cara untuk mengevaluasikan kondisi sistem.
Metode kedua, Gauss- Seidel, mempunyai perbedaan yang mendasar dari eliminasi Gauss, dan metode
Gauss-Jordan dalam hal ini adalah suatu metode iteratif aproksimasi. Artinya, ia melakukan tebakan-tebakan
awal dan kemudian berulangkali mendapatkan taksiran solusi yang diperhalus. Metode Gauss-Seidel terutama
sangat cocok bagi persamaan-persamaan dalam jumlah besar. Dalam hal ini, metode eliminasi dapat mengalami
kesalahan-kesalahan pembulatan. Karena, kesalahan dari metode Gauss-Seidel dikontrol oleh banyaknya iterasi,
kesalahan pembulatan bukanlah suatu hal yang terkait dengan metode ini. Tetapi terdapat keadaan-keadaan di
mana teknik Gauss-Seidel tidak akan konvergen pada jawaban yang tepat. Keadaan ini dan kompromi lainnya
antara metode eliminasi dengan iteratif akan dibahas pada halaman-balaman berikutnya. METODE GAUSS-
JORDAN
Metode Gauss-Jordan adalah suatu variasi dari eliminasi Gauss. Peran utama adalah bilamana sebuah yang tidak
diketahui dieliminasikan dalam metode Gauss-Jordan, ia dieliminasikan dari persamaan lainnya ketimbang hanya
dari persamaan berikutnya. Jadi, langkah eliminasi dihasilkan dalam sebuah matriks kesatuan ketimbang sebuah
matriks triangular (Gambar 8.1). Konsekuensinya, tidak perlu melakukan substitusi ke belakang untuk
mendapatkan solusi. Metode tersebut digambarkan secara baik oleh sebuah contoh.

GAMBAR 8.1 Penjelasan grafik metode Gauss-Jordan. Bandingkan dengan Gambar 7,3 untuk melihat letak
perbedaan di antara teknik ini dengan eliminasi Gauss. Tanda asterisk menyatakan bahwa elemen-elemen dari
ruas sebelah kanan vektor telah dimodifikasi beberapa kali.
CONTOH 8. 1
Metode Gauss-Jordan
Pernyataan Masalah : Gunakan teknik Gauss-Jordan untuk menyelesaikan sistem yang serupa seperti pada
Contoh 7.5 :
Solusi : Pertama, nyatakan kembali koefisien-koefisien dan ruas sebelah kanan sebagai sebuah matriks yang
diperluas :
Lain normalisasikan baris pertama dengan membaginya dengan elemen pivot, 3, menjadi :
Suku xl dapat dieliminasikan dari baris kedua dengan mengurangkan 0,1 kali baris pertama dari baris kedua.
Dengan cara serupa, mengurangkan 0,3 kali baris pertama dari baris ketiga akan mengeliminasikan suku x1 dari
baris ketiga :
Berikutnya, normalisasikan baris kedua dengan membaginya dengan :
Reduksi suku x2 dari persamaan pertama dan ketiga :
Baris ketiga kemudian dinormalisasikan dengan membaginya dengan 10,0120 :
Akhirnya, suku x3 dapat direduksi dari persaaan pertama dan kedua, memberikan :
Jadi, seperti dijelaskan dalam Gambar 8.1, matriks koefisien telah ditransformasikan menjadi matriks kesatuan,
dan solusi diperoleh pada vektor di ruas kanan. Perhatikanlah bahwa substitusi ke belakang tidak diperlukan
untuk memperoleh solusi.
Semua materi dalam Bab 7 tentang jebakan dan perbaikan dalam eliminasi Gauss juga diterapkan terhadap
metode Gauss-Jordan. Misalnya, suatu strategi pivoting yang serupa dapat dipakai untuk mencegah pembagian
dengan nol dan mereduksi (mengurangi) kesalahan pembulatan.
Walaupun teknik Gauss-Jordan dan eliminasi Gauss kelihatannya hampir identik, yang pertama memerlukan
kira-kira 50% pengoperasian lebih banyak. Karenanya, eliminasi Gauss adalah metode sederhana yang disukai
guna memperoleh solusi yang eksak dari persamaan linear simultan. Salah satu alasan utama kami
memperkenalkan Gauss-Jordan adalah bahwa ia memberikan cara yang gamblang untuk memperoleh matriks
inversi, seperti dijelaskan dalam Pasal 8.2.
Algoritma Komputer untuk Metode Gauss-Jordan
Suatu diagram alir untuk metode Gauss-Jordan tanpa pivoting parsial terlibat pada Gambar 8.2. Sebuah skema
pivoting, serupa dengan skema yang ditunjukkan pada Gambar 7.10, dapat disertakan dalam algoritma ini.

GAMBAR 8.2 Diagram alir untuk metode Gauss-Jordan, tanpa pivoting parsial

MATRIKS INVERSI
Dalam pengantar tentang pengoperasian matriks (Pasal III.2.2), kami telah memperkenalkan catatan bahwa jika
sebuah matriks [A] adalah bujur sangkar, terdapat matriks lainnya [A]-1 yang disebut matriks inversi dari [A],
untuk [Persamaan (111.3)] :
 A  A  1   A  1  A    I
Kami telah menunjukkan juga bagaimana inversi dapat digunakan untuk menyelesaikan sekumpulan persamaan
simultan, seperti pada [Persamaan (111.6)] :
 X    A  1  C
Suatu aplikasi dari inversi terjadi bila diperlukan untuk menyelesaikan beberapa sistem persamaan dalam bentuk :
 A  X    C
hanya dibedakan oleh vektor di ruas kanan [C]. Ketimbang menyelesaikan setiap sistem secara individu, suatu
pendekatan alternatif akan menentukan inversi, dari matriks koefisien. Lalu, Persamaan (8.1) dapat digunakan
untuk mendapatkan setiap solusi secara mudah dengan mengalikan (A)-1 dengan vektor [C] di ruas kanan
tertentu. Karena perkalian matriks lebih cepat daripada inversi, kita hanya melakukan langkah yang memakan
tempo sekali, lalu diperoleh solusi tambahan dalam sebuah bentuk yang efisien. Seperti telah diperluas juga dalam
Pasal 8.2.1, elemen-elemen inversi sangat berguna sekali.

GAMBAR 8.3 Penjelasan grafik dari metode Gauss-Jordan, dengan matriks inversi.
Satu cara yang gamblang untuk menghitung inversi ialah dengan menggunakan metode Gauss-Jordan. Untuk
melakukan ini, matriks koefisien diperluas dengan sebuah matriks kesatuan (Gambar 8.3). Kemudian metode
Gauss-Jordan diterapkan agar mengurangi matriks koefisien menjadi sebuah matriks kesatuan. Jika ini telah
selesai, ruas kanan matriks yang diperluas akan mengandung inversi. Teknik tersebut diilustrasikan dalam contoh
berikut ini.

Anda mungkin juga menyukai