Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

KESELAMATAN DAN KESEHATANN KERJA (K3)

Disusun Oleh:

Ellsa Yulicka Pratiwi


(142012018012)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG (UMPRI)

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

T.A 2019
LAPORAN PENDAHULUAN
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3)

1. Definisi
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta
cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi
distribusi baik barang maupun jasa
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan yang terjadi
pada waktu bekerja pada perusahaan. Tak terduga, oleh karena dibelakang peristiwa itu
tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Perawat yang
bekerja di perusahaan selain mempunyai pengetahuan dasar keperawatan, ia juga
mempunyai aspek-aspek khusus dalam tugas mereka. Karena itu dikembangkan spesialisasi
perawatan yang disebut dengan perawatan kesehatan kerja (occupational health nursing).

2. Tujuan Keselamatan Kerja


Tujuannya adalah sebagai berikut:
1) Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup ,meningkatan produksi dan produktivitas nasional.
2) Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
3) Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman & efisien

3. Kerugian-Kerugian yang disebabkan Kecelakaan Akibat Kerja


Kecelakaan menyebabkan lima jenis kerugian, antara lain:
1) Kerusakan: Kerusakan karena kecelakaan kerja antara lain bagian mesin, pesawat
alat kerja, bahan, proses, tempat, dan lingkungan kerja.
2) Kekacauan Organisasi: Dari kerusakan kecelakaan itu, terjadilah kekacauan dai
dalam organisasi dalam proses produksi.
3) Keluhan dan Kesedihan: Orang yang tertimpa kecelakaan itu akan mengeluh dan
menderita, sedangkan kelurga dan kawan-kawan sekerja akan bersedih.
4) Kelainan dan Cacat: Selain akan mengakibatkan kesedihan hati, kecelakaan juga
akan mengakibatkan luka-luka, kelainan tubuh bahkan cacat.
5) Kematian: Kecelakaan juga akan sangat mungkin merenggut nyawa orang dan
berakibat kematian.
Pentingnya Kesehatan dan Keselamatan saat Bekerja

KESEHATAN | Jumat, 20 Juli 2018 - 13:49 WIB

Selain dituntut mampu memberikan pelayanan dan pengobatan yang bermutu, rumah sakit
juga dituntut harus melaksanakan dan mengembangkan program K3 di rumah sakit (K3RS)
seperti yang tercantum dalam peraturan standar pelayanan rumah sakit dan terdapat dalam
instrumen akreditasi rumah sakit. Aspek kesehatan dan keselamatan berkaitan dengan
tenaga kerja, pekerjaan dan lingkungan kerja, yang meliputi segala upaya untuk mencegah
dan menanggulangi segala sakit dan penyakit akibat kerja.

Untuk menciptakan sistem keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit harus
melibatkan unsur manajemen, karyawan, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi
dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja, ujar
Penanggung Jawab K3 Lingkungan Rumah Sakit Awal Bros Panam Budi Setiawan
kepada Riau Pos, Rabu (18/7).

Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga
dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada
akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.

Penyakit akibat kerja (PAK) dan kecelakaan kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan dan
non kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik.Jika kita pelajari angka kecelakaan
dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan)
menunjukkan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering
terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang
kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak
menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.

Untuk pemeriksaan petugas medis dilakukan sebelum bekerja untuk memastikan apakah
mereka sehat atau tidak. Dua tahun sekali juga dilakukan pemeriksaan (MCU) khusus bagi
karyawan yang sudah bekerja minimal 1 tahun. Selain itu juga diberikan vaksin HBS.
Khusus petugas di office dilakukan dua kali sehari yakni saat pagi dan sore, jelas Budi.

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, dinyatakan


bahwa bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya
dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional.

Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-
bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit, yaitu kecelakaan
(peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-
sumber cedera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi,
gangguan psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas
mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan di RS, para pasien maupun para
pengunjung yang ada di lingkungan rumah sakit.

Untuk mencapai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) maka pekerja harus dilindungi dari
kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja. Upaya yang dapat dilakukan untuk
meminimalisasir kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja adalah dengan merancang
suatu sistem kerja (job/task) (alat kerja, elemen kerja, prosedur kerja, lingkungan kerja,
bahkan organisasi kerja dan sebagai berikut) yang disesuaikan (fit) dengan kondisi manusia
(man) seperti perilaku, kemampuan, keterbatasan, kapasitas, dan karakteristik manusia.
Posisi kerja terdiri dari posisi duduk, dan posisi berdiri.
Keuntungan dari posisi kerja duduk yang ergonomis antara lain
mengurangi kelelahan pada kaki, mengurangi risiko sakit pada tulang belakang, sebutnya.

Bekerja secara terus menerus di depan komputer terdapat sejumlah faktor resiko yang dapat
menyebabkan gangguan pada sisteim otot rangka karena mengerjakan pekerjaan secara
berulang-ulang (repetitif), postur tubuh yang tidak normal, kurang istirahat.

Gangguan ini diawali dengan gejala pegal-pegal dan kemudian rasa nyeri ringan, setelah
terakumulasi dalam waktu yang lama rasa nyeri akan terasa dalam waktu yang lama.
Adapun cara kita, agar terhindar dari penyakit yang timbul oleh ergonomik yang salah
sewaktu bekerja di komputer adalah sebagai berikut:

 Usahakan pekerjaan terlihat dengan kepala dan badan tegak, kepala agak ke depan.

 Usahakan benda yang akan anda jangkau berada maksimal 15 cm di atas landasan kerja.

 Jika memungkinkan menyediakan meja yang dapat diatur turun dan naik.

 Pandangan mata Agar tidak mengganggu mata dan silau, harus memiliki layar anti silau
(filter screen) atau memakai kacamata berwarna.

 Posisi kepala dan leher harus tegak dengan wajah menghadap langsung ke layar
monitor. Leher tidak boleh membungkuk, karena dapat menyebabkan sakit pada leher

 Posisi punggung tegak, tidak miring ke samping, tidak membungkuk, dan tidak terlalu
menyender ke belakang. Untuk itu diperlukan tempat duduk yang baik dan nyaman.

 Posisi pundak yang tidak terlalu terangkat dan terlalu ke bawah. Bila otot-ototnya masih
tegang, berarti posisinya belum benar.
 Posisi lengan yang baik adalah ketika mengetik dan menggunakan mouse dengan
nyaman. Masing-masing orang mempunyai posisi nyamannya tersendiri. Posisi lengan
yang baik berada disamping badan, dan siku membentuk sudut lebih besar 90 derajat.

 Posisi kaki harus diletakkan di lantai atau sandaran kaki, dan seluruh tapak kaki
menyentuh lantai dan siku membentuk sudut tidak kurang dari 90 derajat.7.

 Istirahat beristirahat dan meregangkan badan agar tidak kaku selama 10 menit/ dapat
melakukan gerakan streaching secara bersama-sama. Gerakan ini juga sangat
bermanfaat untuk membangkitkan semangat dalam bekerja.

 Untuk Penggunaan Keyboard. Penggunaan jari-jari pada keyboard tidak boleh


dalam waktu yang lama, agar menghindari nyeri otot.

 Dan lakukanlah stetching, diwaktu-waktu badan sudah terasa lelah dan kaku. Waktu
yang dianjurkan adalah pada pukul 10.00 WIB dan 15.00 WIB untuk meningkatkan
semangat dalam bekerja.***

Anda mungkin juga menyukai