Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS

KEPERAWATAN ANAK

DosenPengampu : Ns.Yusnita, S.Kep., M.Kes

Disusun Oleh

Kelompok 4:

1. Aziz Muhammad Yusuf (1420120180)


2. Elsa Yulicka Pratiwi (1420120180)
3. Maya Safira (1420120180)
4. Miftahulkhomsah (142012018023)
5. Srianida Puji Lestari (1420120180)

FAKULTAS KESEHATAN

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

TAHUN 2020

Pathway
Bakteri, virus, jamur, Protozoa
(mikroorganisme)
1

1
Influenza
Ispa Masuk melalui luka
terbuka
Virus melaui udara
Tersihap melalui
udara
Masuk kepembuluh
Kontriksi otot polos darah
Meningkat
Menempel pada
jalan nafas
Menempel pada di Masuk keserebral
jalan nafas melalui pembuluh
Menetap/ berkembangbiak darah
sitoplasma makrofag
Masuk ke
pembuluh darah
Reaksi lokal pada
meningitis

Meningitis

Konsentrasi oksigen Membentuk serangan Mikroorganisme


dalam daran menurun tuberkolosius mengsekresi toksin
pnemouni kecil

Hipoksia, kekurangan Toksemia


oksigen Kompleks primer

Bronchitis Peningkatan
Suplai darah ke suhu
jantung kurang
Batuk
Hipertermi
Penurunan cardia
Sesak nafas
output

Ketidakefektifan
bersihkan jalan nafas

2
Tenakan darah Demam Kerusakan adrenal
menurun

Kejang Kolasps
Lemas pembuluh
darah

Intoleransi aktivitas Perforasi


Hiperfusi

Keringat berlebihan

Penurunan oksigen

Resiko defisif Penurunan oksigen


dalam darah
volume cairan

Resiko
ketidakefektifan
jaringan otak

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
3
1. Identifikasi pasien
Pada pengkajian identitas yang perlu ditekankan adalah umur, karena
Meningitis paling sering menyerang anak-anak dengan usia < 15 tahun
2. Keluhan utama
Alasan paling menonjol pada pasien Meningitis ketika dating ke RS adalah
penurunan kesadaran, kejang dan anak lemah
3. Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan ada-ada keluhan panas mendadak yang disertai menggil dan saat
demam kesadaran komposmentis . turunnya panas terjadi antara hari ke-3 s/d ke-7
dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan batuk, pilek, nyeri telan,
mual muntah, anoreksia, diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri oto dan persendian,
nyeri ulu hati dan pendarahan pada kulit, gusi dll
4. Riwayat penyakit dahulu/yang pernah dialami
Penyakit apapun yang pernah diderita, pada Meningitis anak baru mengalami
serangan ulangan Meningitis dengan tipe virus dan bakteri yang berbeda
5. Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan
timbulnya komplikasi dapat dihindarkan
6. Riwayat gizi
Status gizi anak yang terkena Meningitis dapat bvervariasi karena semua anak
dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko bila terdapat factor
predisposisinya. Anak yang menderita Meningitis sering mengalami keluhan mual
muntah, dan nafsu makan .Bila kondisi ini berlanjut dan tidak disertai dengan
pemenuhan nutrisi yang cukup maka akn mengalami
7. Kondisi lingkungan
Menigitis sering diderita oleh orang-orang yang tinggal didaerah padat
penduduk & lingkungan yang kurang bersih hingga menyebabkan munculnya virus
dan bakteri

8. Pola kebiasaan
a. Nutrisi & Metabolisme : Nafsu makan menurun
b. Eliminasi : Pada Meningitis grade III- IV dapat terjadi hematuna
c. Istirahat Tidur : Anak dapat mengalami kurang tidur akibat nyeri oto/

4
persendian
d. Kebersihan : b/d upaya keluarga untuk menjadi kebersihan
lingkungan, terutama sarang nyamuk
e. Perilaku : b/d tanggapan/ respon keluarga bila ada anggota
keluarga
yang sakit atau bagaimana untuk menjadi kesehatan.
9. Pemeriksaan Fisik
Berdasarkan Grade Meningitis keadaan fisik anak adalah sebagai berikut :
a. Grade I : Kesadaran komposmentis, kead umum lemah, adanya
perdarahan spontan TD & N lemah
b. Grade II : Kesadaran komposmentis, keadaan umum lemah, nadi
lemah,
kecil & tidak teratur serta TD menurun
c. Grade III : Kesadaran apatis, somnolen, lemah, N lemah, kecil dan
tidak bisa teratur serta TD menurun
d. Grade IV : Kesadaran koma, N tidak teraba, TD tidak dapat diukur, rr
tidak teratur, aknal dingin, berkeringat & kulit tampak
biru.
10. Kepala & Leher
Muka tampak kemerahan karena demam, konjungtiva anemis & epitaksis pada ge
II, III & IV Mukosa mulut kering, eksmosis & nyeri telan.
11. Dada
Bentuk simetris, kadang terdapat sesak napas. Pada px poto thorax terdapat cairan
yang tertimbun pada panu kanan (efusi pleura). Ronkhi biasanya terdapat pada gr III
& IV.
12. Abdomen
Biasanya mengalami nyeri tekan, hepatomegali & asitas.

13. Sistem Integumen


Adanya ptekia pada kulit, turgor mnurun , muncul keringat dingin & lembab, kuku
sianomis, CRT >3 dtik.
14. Ekstermitas

5
Akral dingin, nyeri otot & persendian.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertemi b/d peningkatan set point
2. Intoleransi Aktivitas b/d Kelemahan otot umum sekunder
3. Ketidakefektifan jalan nafas b/d kejang
4. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b/d edema serebral / penyumbatan
5. Resiko defisit volume cairan b/d syok hispovolemik

Amin Huda Nurarif, Panduan Penyusunan Asuhan Keperawatan Profesional,


2013 jilid 2 : hal 616, 691, 623, 641, 627

6
C. Rencana Perawatan
N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Ttd
o Keperawatan
1 Hipertermi b/d Setelah tindakan 1. Ukur suhu - Menentukan
peningkatan set keperawatan selama setiap jam intervensi
point 1 x 24 jam, lanjutan bila
diharapkan suhu terjadi
tubuh kembali 2. Ajarkan perubahan
normal. orang tua - Membantu
KH : untuk pengeluaran
-
T : 36,5 – 37,5 ̊ memberikan panas melalui
-
Kulit tidak kompres konduksi
kemerahan hangat
-
Tidak terjadi 3. Dorong - Mengganti
kejang masukan cairan tubuh
cairan 1,5 – yang hilang
2 liter - Mendeteksi
dalam 24 kekurangan
jam volume cairan
4. Monitor - Baju &selimut
balance tebal dapat
cairan menghambat
proses
5. Instruksikan pengeluran
pada padas dari tubuh
keluarga melalui
untuk tidak konduksi
memakaika - Menurunkan
n baju panas dengan
&selimut aksi sentralnya
tebal pada di hipotalamus
klien.

6. Kolaborasi
pemberian
antipiretik
sesuai dosis.
2 Intoleransi Setelah dilakukan 1. Kaji - Mempengaruhi
Aktivitas b/d tindakan keperawatan kemampuan pilihan
Kelemahan otot selama 1 x 24 jam, pasien intervensi
umum sekunder diharapkan dapat melakukan - Memberikan
mempertahankan aktivitas informasi dan
aktivitas , dengan KH 2. Awasi TTV perkembangan
: sesudah tingkat aktivitas
- Melaporkan aktivitas anak
penigkatan catat respon - Meningkatkan
toleransi aktivitas terhadap istirahat untuk
- Menunjukan tingkat menurunkan
penurunan tanda aktivitas kebutuhan
7
N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Ttd
o Keperawatan
fisiologis 3. Berikan oksigen
intoleransi misal lingkungan - Membantu bila
nadi dan yang tenang perlu, harga diri
pernafasan normal dan pola ditingkatkan
- Menunjukan bermain bila pasien
perilaku hidup yang melakukan
sehat nyaman dan sendiri
aman
4. Berikan - Nutrisi yang
bantuan tepat
dalam memperlancar
aktivitas sirkulasi darah
pasien bila ke jaringan
pasien tidak
memungkin
kan untuk
melakukan
5. Kolaborasi
pemberian
nutrisi
pasien

3. Ketidakefektifa Setelah dilakukan 1. Kaji - Kecepatan


n jalan nafas b/d tindakan keperawatan frekuensi biasanya
kejang selama 1 x 24 jam kedalaman meningkat dan
fungsi pernafasan pernnafasan terjadi
adekuat, dengan KH : dan peningkatan
- Mendemostrasika ekspansi kerja nafas
n batuk efektif dada - Bunyi nafas
dan suara nafas 2. Auskultasi menurun atau
yang bersih bunyi nafas tidak ada jalan
- Menunjukan jalan dan catat nafas
nafas yang paten adanya
(klien tidak bunyi nafas
merasa adventisius - Dapat
tercekik,irama seperti meningkatkan
nafas, frekuensi krekels dan pola nafas
pernafasan dalam mengi - Memaksimalkan
rentang noramal ) 3. Anjurkan bernafas dengan
- Mampu pasien meningkatkan
mengidentifikasi melakukan masukan
dan mencegah nafas dalam oksigenasi .
faktor yang dapat . - Mengidentifikas
menhambat jalan 4. Kolaborasi i defisiensi &
nafas pemberian kebutuhan
tambahan pengobatan atau
oksigen . respon terhadap
terapi
8
N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Ttd
o Keperawatan

5. Kolaborasi
pemeriksaa
n darah
lengkap
4. Resiko Setelah dilakukan 1. Monitoring -Memberikan info
ketidakefektifan tindakan keperawatan vital, kaji tentang derajat
perfusi jaringan selama 1 x 24 jam, pengisian atau
otak b/d edema diharapkan klien kapiler,war keadekuatan
serebral atau tidak mengalami na kulit atau perfusi jaringan-
penyumbatan pendarahan, dengan membra jaringan
KH : mukosa membantu
menentukan
- Berkomunikasi intervensi
dengan jelas
Sesuia dengan 2. Catak -Vasokontriksi
kemampuan keluhan rasa penurunan
- Tekanan sistol dingin, sirkulasi perifer
dan diastol dalam pertahankan kenyamanan
rentang yang suhu klian atau
diharapkan lingkungan kebutuhan rasa
dan tubuh hangat .
hangat -Perubahan
sesuai menunjukan
indikasi. penurunan
3. Kaji kulit sirkulasi atau
untuk rasa hipoksia
dingi, pucat,
sianosis, -Dehidrasi tidak
keterlambat hanya
an menyebabkan
pengisian hipovolemia,
kapiler . tetapi juga
4. Pertahankan meningkatkan
intake oklusi kapiler
cairan . dan penurunan
perfusi ginjal
-Mengidentifikasi
defisiensi dan
kebutuhan
5. Kolaborasi pengobatan atau
pemeriksaa respon terhadap
n darah nyeri
lengkap

9
N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Ttd
o Keperawatan
5 Resiko defisit Setelah dilakukan 1. Pantau - Membantu
volume cairan tindakan keperawatan tanda vital mengidentifikas
b/d syok selama 1 x 24 jam, setiap 3 jam i fluktuasi
hipovolemik diharapkan tidak cairan
terjadi volume cairan intralaskuler.
dengan KH : 2. Pantau - Penurunan
- Input & output balance haluaran urin
seimbang cairan dan balance
- Vital sign dalam cairandapat
batas N mengindikasika
- Tidak ada tanda n dehidrasi
pnesyok 3. Instrument - Memenuhi
Akral hangat pada kebutuhan
keluarga cairan tubuh
untuk peroral
meningkatk
an asupan
cairan 1,5- - Menunjukkan
2,1 / 24 jam kehilangan
4. Observasi cairan berlebih
turgor kulit, - Mencegah
membrane terjadinya syok
mukosa. hipovolemik
5. Kolaborasi
pemberian
cairan IV

10
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E.M.2000.Rencana asuhan keperawatan. Edisi 3 EGC : Jakarta

Nursalam . 2005. Asuhan keperawatan bayi & anak. Jakarta : Salemba medika

Amin Huda Nurarif , 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda .
Edisi 2 Jakarta: Media action

Drs. Syaifuddin, B. Ac, 2010. Anatomi Fisiologi. EGC:Jakarta

Soetjiningsih (1995) Tumbuh Kembang Anak, Jakarta : EGC

Media Aesculapius,2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke3 jilid ke2: Jakarta

A. Mansjoer, dkk, Kapita Selekta, Kedokteran. Jakarta:Media Aesculapius,2002. Edisi Ke2

Soegeng Soegijanto, Ilmu Penyakit Anak .Jakarta: Salemba Medika, 2002

Lynda Juall Carpenito, Buku Saku Diagnosa Keperawatan .Jakarta: ECG,2000

Sujono Riyadi Sukarmin.2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Yogyakarta, Edisi Pertama

Sabri, M. Alisuf. 1993. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya.
Suriadi,dkk.2006.Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit. Jakarta: Sagung Seto

11

Anda mungkin juga menyukai