KEPERAWATAN ANAK
Disusun Oleh
Kelompok 4:
FAKULTAS KESEHATAN
TAHUN 2020
Pathway
Bakteri, virus, jamur, Protozoa
(mikroorganisme)
1
1
Influenza
Ispa Masuk melalui luka
terbuka
Virus melaui udara
Tersihap melalui
udara
Masuk kepembuluh
Kontriksi otot polos darah
Meningkat
Menempel pada
jalan nafas
Menempel pada di Masuk keserebral
jalan nafas melalui pembuluh
Menetap/ berkembangbiak darah
sitoplasma makrofag
Masuk ke
pembuluh darah
Reaksi lokal pada
meningitis
Meningitis
Bronchitis Peningkatan
Suplai darah ke suhu
jantung kurang
Batuk
Hipertermi
Penurunan cardia
Sesak nafas
output
Ketidakefektifan
bersihkan jalan nafas
2
Tenakan darah Demam Kerusakan adrenal
menurun
Kejang Kolasps
Lemas pembuluh
darah
Keringat berlebihan
Penurunan oksigen
Resiko
ketidakefektifan
jaringan otak
8. Pola kebiasaan
a. Nutrisi & Metabolisme : Nafsu makan menurun
b. Eliminasi : Pada Meningitis grade III- IV dapat terjadi hematuna
c. Istirahat Tidur : Anak dapat mengalami kurang tidur akibat nyeri oto/
4
persendian
d. Kebersihan : b/d upaya keluarga untuk menjadi kebersihan
lingkungan, terutama sarang nyamuk
e. Perilaku : b/d tanggapan/ respon keluarga bila ada anggota
keluarga
yang sakit atau bagaimana untuk menjadi kesehatan.
9. Pemeriksaan Fisik
Berdasarkan Grade Meningitis keadaan fisik anak adalah sebagai berikut :
a. Grade I : Kesadaran komposmentis, kead umum lemah, adanya
perdarahan spontan TD & N lemah
b. Grade II : Kesadaran komposmentis, keadaan umum lemah, nadi
lemah,
kecil & tidak teratur serta TD menurun
c. Grade III : Kesadaran apatis, somnolen, lemah, N lemah, kecil dan
tidak bisa teratur serta TD menurun
d. Grade IV : Kesadaran koma, N tidak teraba, TD tidak dapat diukur, rr
tidak teratur, aknal dingin, berkeringat & kulit tampak
biru.
10. Kepala & Leher
Muka tampak kemerahan karena demam, konjungtiva anemis & epitaksis pada ge
II, III & IV Mukosa mulut kering, eksmosis & nyeri telan.
11. Dada
Bentuk simetris, kadang terdapat sesak napas. Pada px poto thorax terdapat cairan
yang tertimbun pada panu kanan (efusi pleura). Ronkhi biasanya terdapat pada gr III
& IV.
12. Abdomen
Biasanya mengalami nyeri tekan, hepatomegali & asitas.
5
Akral dingin, nyeri otot & persendian.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertemi b/d peningkatan set point
2. Intoleransi Aktivitas b/d Kelemahan otot umum sekunder
3. Ketidakefektifan jalan nafas b/d kejang
4. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b/d edema serebral / penyumbatan
5. Resiko defisit volume cairan b/d syok hispovolemik
6
C. Rencana Perawatan
N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Ttd
o Keperawatan
1 Hipertermi b/d Setelah tindakan 1. Ukur suhu - Menentukan
peningkatan set keperawatan selama setiap jam intervensi
point 1 x 24 jam, lanjutan bila
diharapkan suhu terjadi
tubuh kembali 2. Ajarkan perubahan
normal. orang tua - Membantu
KH : untuk pengeluaran
-
T : 36,5 – 37,5 ̊ memberikan panas melalui
-
Kulit tidak kompres konduksi
kemerahan hangat
-
Tidak terjadi 3. Dorong - Mengganti
kejang masukan cairan tubuh
cairan 1,5 – yang hilang
2 liter - Mendeteksi
dalam 24 kekurangan
jam volume cairan
4. Monitor - Baju &selimut
balance tebal dapat
cairan menghambat
proses
5. Instruksikan pengeluran
pada padas dari tubuh
keluarga melalui
untuk tidak konduksi
memakaika - Menurunkan
n baju panas dengan
&selimut aksi sentralnya
tebal pada di hipotalamus
klien.
6. Kolaborasi
pemberian
antipiretik
sesuai dosis.
2 Intoleransi Setelah dilakukan 1. Kaji - Mempengaruhi
Aktivitas b/d tindakan keperawatan kemampuan pilihan
Kelemahan otot selama 1 x 24 jam, pasien intervensi
umum sekunder diharapkan dapat melakukan - Memberikan
mempertahankan aktivitas informasi dan
aktivitas , dengan KH 2. Awasi TTV perkembangan
: sesudah tingkat aktivitas
- Melaporkan aktivitas anak
penigkatan catat respon - Meningkatkan
toleransi aktivitas terhadap istirahat untuk
- Menunjukan tingkat menurunkan
penurunan tanda aktivitas kebutuhan
7
N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Ttd
o Keperawatan
fisiologis 3. Berikan oksigen
intoleransi misal lingkungan - Membantu bila
nadi dan yang tenang perlu, harga diri
pernafasan normal dan pola ditingkatkan
- Menunjukan bermain bila pasien
perilaku hidup yang melakukan
sehat nyaman dan sendiri
aman
4. Berikan - Nutrisi yang
bantuan tepat
dalam memperlancar
aktivitas sirkulasi darah
pasien bila ke jaringan
pasien tidak
memungkin
kan untuk
melakukan
5. Kolaborasi
pemberian
nutrisi
pasien
5. Kolaborasi
pemeriksaa
n darah
lengkap
4. Resiko Setelah dilakukan 1. Monitoring -Memberikan info
ketidakefektifan tindakan keperawatan vital, kaji tentang derajat
perfusi jaringan selama 1 x 24 jam, pengisian atau
otak b/d edema diharapkan klien kapiler,war keadekuatan
serebral atau tidak mengalami na kulit atau perfusi jaringan-
penyumbatan pendarahan, dengan membra jaringan
KH : mukosa membantu
menentukan
- Berkomunikasi intervensi
dengan jelas
Sesuia dengan 2. Catak -Vasokontriksi
kemampuan keluhan rasa penurunan
- Tekanan sistol dingin, sirkulasi perifer
dan diastol dalam pertahankan kenyamanan
rentang yang suhu klian atau
diharapkan lingkungan kebutuhan rasa
dan tubuh hangat .
hangat -Perubahan
sesuai menunjukan
indikasi. penurunan
3. Kaji kulit sirkulasi atau
untuk rasa hipoksia
dingi, pucat,
sianosis, -Dehidrasi tidak
keterlambat hanya
an menyebabkan
pengisian hipovolemia,
kapiler . tetapi juga
4. Pertahankan meningkatkan
intake oklusi kapiler
cairan . dan penurunan
perfusi ginjal
-Mengidentifikasi
defisiensi dan
kebutuhan
5. Kolaborasi pengobatan atau
pemeriksaa respon terhadap
n darah nyeri
lengkap
9
N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Ttd
o Keperawatan
5 Resiko defisit Setelah dilakukan 1. Pantau - Membantu
volume cairan tindakan keperawatan tanda vital mengidentifikas
b/d syok selama 1 x 24 jam, setiap 3 jam i fluktuasi
hipovolemik diharapkan tidak cairan
terjadi volume cairan intralaskuler.
dengan KH : 2. Pantau - Penurunan
- Input & output balance haluaran urin
seimbang cairan dan balance
- Vital sign dalam cairandapat
batas N mengindikasika
- Tidak ada tanda n dehidrasi
pnesyok 3. Instrument - Memenuhi
Akral hangat pada kebutuhan
keluarga cairan tubuh
untuk peroral
meningkatk
an asupan
cairan 1,5- - Menunjukkan
2,1 / 24 jam kehilangan
4. Observasi cairan berlebih
turgor kulit, - Mencegah
membrane terjadinya syok
mukosa. hipovolemik
5. Kolaborasi
pemberian
cairan IV
10
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam . 2005. Asuhan keperawatan bayi & anak. Jakarta : Salemba medika
Amin Huda Nurarif , 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda .
Edisi 2 Jakarta: Media action
Media Aesculapius,2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke3 jilid ke2: Jakarta
Sujono Riyadi Sukarmin.2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Yogyakarta, Edisi Pertama
Sabri, M. Alisuf. 1993. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya.
Suriadi,dkk.2006.Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit. Jakarta: Sagung Seto
11