Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATERNITAS

BAYI BARU LAHIR DENGAN MASALAH HIPOTERMIA


Dosen Pengampu: Ns. Hj. Marlinda, M.Kep., Sp.Kep., Mat.

Disusun Oleh:
Kelompok 6
1. AC. Aldo Setiawan (142012018001)
2. Delima Romadona (142012018008)
3. Elsa Yulicka Pratiwi (142012018012)
4. Jarot Niko Saputro (142012018022)
5. Nur Afifah (142012018028)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG (UMPRI)


FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
T.A 2019
1. Pengertian Hipotermia
Hipotermia merupakan sebuah kondisi ketika bayi yang baru lahir mengalami
penurunan suhu hingga dibawah 35ºC. Suhu tubuh normal manusia adalah sekitar 37
ºC. Hipotermia akan menyebabkan suhu tubuh bayi kehilangan panas tubuh dengan
cepat, dibandingkan pada bayi yang lahir sehat dan normal. Saat suhu tubuh menurun
dengan cepat maka bisa menyebabkan syaraf dan berbagai organ tubuh bayi tidak
normal atau bahkan gagal fungsi. Dampak yang paling sering terjadi adalah gagal
jantung, sistem pernafasan dan kemudian bisa memicu kematian.

2. Gejala Hipotermia Pada BBL


 Kulit bayi jika disentuh menjadi sangat dingin. Hal ini terjadi karena tubuh
bayi kehilangan suhu panas dan menjadi sangat dingin.
 Bayi terlihat sangat lesu atau bahkan tidak menangis saat baru lahir. Bayi
yang sehat selalu menangis atau menjerit sehingga terlihat sangat sehat. Bayi
hipotermia sangat tenang dan terlihat lebih lesu.
 Tubuh bayi bisa menggigil karena kehilangan panas tubuh dengan cepat.
 Wajah dan kulit bayi terlihat sangat pucat atau bahkan tidak seperti bayi yang
sehat.
 Bayi bisa kehilangan kesadaran jika terkena hipotermia yang berat
 Bayi terlihat sangat lemah dan semua bagian tubuh bayi akan terasa dingin
saat dipegang.
 Detak jantung atau nadi bayi bisa menurun dengan cepat.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Hipotermi


 Lingkungan
 Berat badan lahir
 Usia kehamilan
 Hipoglikemia
4. Manfaat IMD
Menurut Yesie (2010) manfaat IMD untuk bayi dan ibu adalah:
1) Untuk Bayi
a. Menurunkan angka kematian bayi karena hipotermia
b. Menghangatkan bayi melalui dada ibu dengan suhu yang tepat
c. Bayi mendapatkan kolostrum yang kaya akan antibodi, penting untuk
pertumbuhan usus dan ketahanan terhadap infeksi
d. Bayi dapat menjilat kulit ibu dan menelan bekteri yanng aman. Bakteri ini lalu
berkoloni di usus bayi dan menyaingu bakteri patogen
e. Menyebabkan kadar glukosa darah bayi menjadi lebih baik pada beberapa jam
setelah kelahiran.
f. Pengeluaran mekonium lebih dini sehingga terjadi penurunan intensitas ikterus
(kuning) pada bayi baru lahir.

2) Untuk Ibu
a. Ibu dan bayi menjadi lebih tenang
b. Jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi lebih baik sebab bayi siaga dalam 1-2
jam pertama
c. Sentuhan, jilatan, usapan pada puting susu ibu akan merangsang pengeluaran
hormon oksitosin
d. Membantu menghentikan kontraksi rahim, mengurangi resiko perdarahan, dan
mempercepat pelepasan plasenta

Beberapa manfaat lain IMD menurut Nurheti (2010) adalah sebagai berikut:
a. Ketika bayi diletakkan di dada ibunya, ia berada tepat diatas rahim ibu. Hal itu
membantu menekan plasenta dan mengecilkan rahim ibu. Dengan begitu,
perdarahan ibu akan berhenti karena ada kontraksi rahim. IMD berlangsung
minimal 1 jam dengan posisi bayi melekat di dada ibunya. Kalau belum mendekat
ke puting susu ibunya maka tambahkan satu setengah jam lagi. Kata kuncinya
adalah “segera”.
b. Rasa kasih sayang meningkat karena adanya kontak langsung keduanya (kulit
dengan kulit).
c. Ambang nyerinya akan meningkat sehingga tidak gampang sakit waktu IMD.
d. Bayi yang dapat menyusu dini dapat dengan mudah menyusu kemudian hari,
sehingga kegagalan menyusui akan jauh berkurang. Selain mendapatkan
kolostrum yang bermanfaat untuk bayi, pemberian ASI eksklusif akan
menurunkan kematian (Sujiyatini,dkk,2010).
e. Pengisapan bayi pada payudara merangsang pelepasan hormon oksitosin sehingga
membantu involusi uterus dan membantu mengendalikan terjadinya perdarahan.
(Sujiyatini,dkk,2010).
f. Dapat memotivasi dan memulai ASI eksklusif, dengan peristiwa IMD yang
berjalan 1 jam dapat berpengaruh pada masa depan si bayi.

5. Langkah IMD dalam Asuhan Bayi Baru Lahir


Menurut Jenny (2013) langkah-langkah IMD yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:
Langkah 1: lahirkan, lakukan penilaian pada bayi, keringkan
1) Catat waktu kelahiran bayi
2) Letakkan bayi di perut bawah ibu
3) Kaji bayi apakah diperlukan resusitasi atau tidak (2 detik).
4) Bila tidak perlu resusitasi, keringkan tubuh bayi mulai dari wajah, kepala, dan
bagian tubuh lainnya dengan halus tanpa membersihkan verniks. Setelah kering,
selimuti bayi dengan kain kering untuk menunggu 2 menit sebelum tali pusat
diklem.
5) Hindari mengeringkan tangan bayi.
6) Lendir cukup dilap dengan kain bersih. Penghisapan lendir di dalam mulut atau
hidung bayi dapat merusak selaput lendir dan meningkatkan resiko infeksi
pernafasan.
7) Periksa kembali uterus untuk memastikan hamil tunggal. Kemudian suntikkan
oksitosin 10 IU secara IM pada ibu, dan jaga bayi tetap hangat.
Langkah II : lakukan kontak kult dengan kulit selama paling sedikit 1 jam
1) Setelah tali pusat di potong dan diikat, letakkan bayi dengan posisi tengkurap di
dada ibu, luruskan bahu bayi sehingga menempel di dada ibu, tetapi lebih rendah
dari puting.
2) Kemudian, selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
bayi.
3) Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam,
mintalah ibu untuk memeluk dan membelainya. Bila perlu, letakkan bantal
dibawah kepala ibu untuk mempermudah kontak visual antara ibu dan bayi.
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam waktu 30-60 menit.
4) Hindari membasuh atau menyeka payudara ibu sebelum bayi menyusu.

Langkah III : biarkan bayi mencari dan menemukan putting ibu dan mulai menyusu.
1) Biarkan bayi mencari dan menemukan puting dan mulai menyusu.
2) Anjurkan ibu dan orang lainnya untuk tidak menginterupsi supaya bayi menyusu.
Misalnya, memindahkan bayi dari satu payudara ke payudara lainnya. Menyusu
pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit, bayi cukup menyusu di satu
payudara
3) Menunda semua asuhan BBL lahir normal lainnya hingga bayi selesai menyusu.
Tunda memandikan bayi 6-24 jam setelah bayi lahir untuk mencegah hipotermi.
4) Usahakan tetap menempatkan ibu dan bayi akan berhenti menelan dan
melepaskan putting. Bayi dan ibu akan merasa mengantuk. Bayi kemudian
diselimuti dengan kain bersih, lalu lakukan penimbangan dan pengukuran bayi,
mengoleskan salep antibiotic pada mata bayi, dan memberikan suntikan vitamin
K.

6. Proses IMD
Menurut Sujiyatini,dkk (2009) proses IMD sebagai berikut:
1. Setelah bayi lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan
vernix (kulit putih). Vernix (kulit putih) menyamankan dan menghangatkan kulit
bayi.
2. Bayi kemudian di tengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat
pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan
topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti.
3. Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari sendiri
puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada dasarnya, bayi
memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya.
4. Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, ibu perlu didukung dan
dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang
berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh
bayi.
5. Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit si ibu sampai
proses menyusu pertama selesai.
6. Setelah selesai meyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap,
diberi vitamin K dan tetes mata.
7. Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat gabung. Rawat-gabung memungkinkan
ibu menyusui bayinya kapan saja sibayi menginginkannya, karena kegiatan
menyusu tidak boleh dijadwal. Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan
batin antara ibu dengan bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa
dekat dengan ibu, dan selain itu dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan
menyusui.
DAFTAR PUSTAKA

IDAI. 2008. Bedah ASI. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI

Nuli Nuryanti Zulala, Mei Neni Sitaresmi, Sulistyaningsih. Asuhan bidan dan
perawat yang tepat mengurangi risiko kejadian hipotermi pada bayi baru lahir.
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Aisyiyah. Vol 14, No. 1, Juni 2018, pp.49-58 .

Sujiyatini, dkk, 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Nuha Medika. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai