Anda di halaman 1dari 12

RANCANG DESAIN SISTEM SUMBER ENERGI KAPAL

MENUJU ZERO EMISSION 2030

Hydraulic sail mast with telescopic skeg stabillezer

NAMA : DANIEL FRANSISCO SILALAHI

NIM : 2018320008

FAKULTAS : TEKNOLOGI KELAUTAN

JURUSAN : TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

UNIVERSITAS DARMA PERSADA

I. PENDAHULUAN
Abstract

Wind energy technology is based on the ability


jugv to capture the energy contained in air motion. Wind power quantifies the rate of this kinetic energy
extraction. Wind power is also the rate of kinetic energy flow carried by the moving air. Because the
motion is both the source of the energy and the means of its transport, the efficiency of wind power
extraction is a balance of slowing down the wind while maintaining a sufficient flow. This chapter
quantifies these fundamental concepts and discusses the nature of wind.

Abstrak

Teknologi energi angin didasarkan pada kemampuan untuk menangkap energi yang terkandung dalam
gerakan udara. Tenaga angin menghitung laju ekstraksi energi kinetik ini. Tenaga angin juga merupakan
laju aliran energi kinetik yang dibawa oleh udara yang bergerak. Karena gerakan adalah sumber energi
dan alat transportasi, efisiensi ekstraksi tenaga angin adalah keseimbangan memperlambat angin sambil
mempertahankan aliran yang cukup. Bab ini mengukur konsep-konsep dasar ini dan membahas sifat
angin.

Pendahuluan

Angin adalah udara atmosferik yang bergerak. Itu ada di mana-mana dan salah satu elemen fisik dasar
lingkungan kita. Tergantung pada kecepatan udara yang bergerak, angin mungkin terasa ringan dan
eterial, diam dan tidak terlihat oleh mata telanjang. Atau, itu bisa menjadi kekuatan yang kuat dan
destruktif, keras dan terlihat sebagai hasil dari puing-puing berat yang dibawanya. Kecepatan gerakan
udara menentukan kekuatan angin dan secara langsung berkaitan dengan jumlah energi dalam angin,
yaitu - energi kinetiknya. Sumber energi ini, bagaimanapun, adalah radiasi matahari. Radiasi
elektromagnetik dari matahari secara tidak merata memanaskan permukaan bumi, lebih kuat di daerah
tropis dan lebih lemah di garis lintang tinggi. Juga, sebagai akibat dari penyerapan berbeda sinar
matahari oleh tanah, batu, air dan tumbuh-tumbuhan, udara di berbagai daerah menghangat dengan
kecepatan yang berbeda. Pemanasan yang tidak merata ini diubah melalui proses konvektif menjadi
gerakan udara, yang disesuaikan dengan rotasi bumi. Proses konvektif adalah gangguan keseimbangan
hidrostatik di mana massa udara yang stagnan dipindahkan dan bergerak sebagai reaksi terhadap
kekuatan yang disebabkan oleh perubahan kepadatan udara dan daya apung karena perbedaan suhu.
Udara didorong dari daerah tekanan tinggi ke rendah, menyeimbangkan gaya gesek dan inersia karena
rotasi bumi.

II. LANDASA TEORI


2.1 DASAR-DASAR TEORI TENAGA ANGIN
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya
perbedaan tekanan udara disekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke
bertekanan udara rendah. Pemanasan oleh matahari, maka udara memuai. Tekanan udara yang telah
memuai massa jenisnya menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun.
Udara disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah. Udara menyusut menjadi lebih berat
dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas
dan turunnya udara dingin ini dikarenakan konveksi

Tenaga angin menunjuk kepada pengumpulan energi yang berguna dari angin. Pada tahun 2005,
kapasitas energi generator tenaga angin adalah 58.982 MW, hasil tersebut kurang dari 1% pengguna
listrik dunia. Meskipun masih berupa sumber energi listrik minor dikebanyakan Negara, Penghasil
tenaga angin lebih dari empat kali lipat antara 1999 dan 2005. Kebanyakan tenaga angin modern
dihasilkan dalam bentuk listrik dengan mengubah rotasi dari pisau turbin menjadi arus listrik dengan
menggunakan generator listrik. Pada kincir angin energi angin digunakan untuk memutar peralatan
mekanik untuk melakukan kerja fisik, seperti menggiling atau memompa air. Tenaga angin banyak
jumlahnya, tidak habis-habis, tersebar luas dan bersih.
2.2 JENIS-JENIS ANGIN NIS

1. Angin tetap
Jenis angin yang pertama adalah angin tetap. Angin tetap yaitu adalah angin yang mempunyai
arah berhembus yang tetap sepanjang tahunnya. Angin tetap ini ini dibagi menjadi dua macam, yakni
angin pasat dan juga angin antipasat. Angin pasat merupakan angin yang bertiup dari daerah subtropik
menuju ke equator atau khatulistiwa. Sedangkan angin antipasat merupakan angin yang bertiup dari
daerah equator menuju ke daerah subtropik.

2. Angin Muson atau Angin Musim


Angin Muson atau Angin Munsoon atau Angin Moonsun adalag angin yang berhembus secara
periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan periode lainnya mempunyai pola yang
berlawanan yang berganti ganti arah secara berlawanan pada stiap setengah tahunnya. Setengah tahun
pertama biasanya akan bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya akan bertiup
angin laut yang bersifat basah. Terjadinya angin muson ini dapat dijelaskan secara ilmiah.

3. Angin Darat
Angin darat merupakan angin yang bertiup dari daratan ke lautan. Angin ini biasanya bertiup
pada malam hari yakni pada pukul 20.00 hingga pukul 16.00. angin ini seringkali dimanfaatkan oleh
nelayan- nelayan tradisional untuk berangkat melalut.

4. Angin Laut
Jika adan angin darat, pastilah ada yang namanya angin laut. Angin laut ini merupakan angin
yang bertiup dari lauta menuju ke daratan. Angin ini umumnya bertiup pada siang hari, yakni mulai
pukul 09.00 hingga pukul 16.00. angin ini biasnya dimanfaatkan nelayan tradisional untuk menuju
pulang sehabis melaut.

5. Angin Lembah
Angin lembah merupakan angin yang bertiup dari lembah menuju ke puncak gunung. Angin ini
biasanya terjadi pada siang hari.

6. Angin Gunung
Angin gunung merupakan kebalikan dari angin lembah, yakni merupakan angin yang bertiup dari
puncak gunung ke lembah dan biasanya terjadi pada malam hari.

7. Angin Fohn atau Angin Jatuh


Angin Fohn atau angin jatuh merupakan sebuah angin yang terjadi sesuai dengan jenis jenis
hujan seperti hujan orogafis. Angin ini bertiup di suatu wilayah tertentu dengan temperatur serta
kelengasan yang berbeda pula. Angin ini terjadi karena adanya gerakan massa udara yang naik ke
pegunungan yang tingginya lebih dari 200 meter, naik pada satu sisi kemudian turun lagi di sisi yang
lainnya. Angin Fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan juga kering yang dikarenakan uap
air tersebut sudah dibuang pada saat hujan orogafis.
2.3 SIFAT-SIFAT ANGIN

Udara mempunyai banyak sekali kandungan atau komposisi yang terdiri dari
berbagai macam gas dan dengan ukuran yang berbeda- beda. Adapun berbagai
kandungan gas yang dimiliki oleh udara ini antara lain adalah sebagai berikut:

Komponen Persentase Volume (%)


Nitrogen (N2) 78, 08
Oksigen (O2) 20, 95
Argon (Ar) 0, 934
Karbondioksida (CO2) 0, 0314
Neon (Ne) 0, 00182
Helium (He) 0, 000524
Metana (CH4) 0, 0002
Kripton (Kr) 0, 000114

Kita sudah mengetahui ada berbagai jenis benda yang ada di dunia ini. Pada umumnya
benda yang ada di Bumi ini ada tiga jenis, yakni benda padat, cair dan gas. Setiap jenis
benda tersebut mempunyai bentuk dan juga sifat yang berbeda- beda. Udara termasuk
ke dalam salah satu jenis benda tersebut, yakni benda gas. Oleh karena itulah udara
mempunyai beberapa sifat yang khas dimiliki oleh udara. Lalu, apa saja sifat- sifat yang
dimiliki oleh udara? Berikut ini merupakan sifat-sifat udara, yakni:

A. Berbentuk gas

Sudah seringkali dikatakan sebelumnya bahwasannya udara merupakan salah satu


benda yang berbentuk gas. Selain itu udara yang ada di permukaan Bumi ini terdiri atas
berbagai macam gas. Hal ini mempunyai arti bahwasannya udara adalah benda yang
berbentuk gas. Benda- benda gas, khususnya udara ini tidak dapat kita lihat, tidak
dapat kita cium baunya namun dapat kita rasakan. Salah satu bukti kita bisa
merasakannya adalah ketika kita bisa menghirup udara dan juga ketika udara bergerak
maka kita akan bisa merasakan melalui pori- pori kulit kita.

B. Memiliki massa atau berat

Salah satu sifat yang dimiliki oleh udara adalah bahwa udara memiliki massa atau
berat. Kita semua mengetahui bahwasannya semua jenis benda mempunyai massa.
Meskipun udara merupakan benda yang tidak berwujud (tidak dapat kita lihat) dan juga
tidak dapat dicium, namun udara memiliki massa atau berat.

Udara memiliki massa atau berat yang dapat diukur dengan suatu alat tertentu. Sebagai
contoh yang dapat kita lihat adalah kita bisa membandingkan tabung gas kosong
dengan tabung gas yang berisi. Jika kita mengangkat keduanya maka kita bisa
merasakan bahwa tabung gas yang berisi akan terasa lebih berat dan memiliki massa
dibandingkan dengan tabung yang kosong.

C. Menempati ruang

Sifat dari udara yang selanjutnya adalah bahwa udara menempati ruang. Udara
merupakan benda yang sangat ajaib karena di berbagai sudut ruangan selalu ada
udara. Selain itu di celah terkecil pun dapat ditempati oleh udara. Sebagai bukti yang
dapat kita rasakan adalah kita bisa bernafas dimanapun kita berada, bahkan ketika
berada di tempat yang tertutup dan tanpa ventilasi sekalipun.

D. Mempunyai tekanan

Sifat yang dimiliki udara selanjutnya adalah bahwa udara memiliki tekanan. Tekanan
yang dimiliki udara ini berbeda- beda antara satu tempat dengan tempat yang lain.
Salah satu hal penting dari tempat yang sangat bisa mempengaruhi tekanan adalah
ketinggian (baca: jenis hutan berdasarkan ketinggiannya) tempat tersebut. Udara yang
panas akan mempunyai tekanan udara yang lebih rendah daripada udara yang dingin.
Selain itu udara yang bergerak memiliki tekanan yang lebih rendah daripada udara
yang diam. Hal- hal tersebut yang membedakan antara udara yang bertekanan tinggi
dan juga udara yang bertekanan rendah. Untuk mengukur tekanan udara sendiri kita
bisa mengukurnya dengan suatu alat tertentu.

E. Akan memuai apabila dipanaskan

Ura merupakan sebuah benda yang tidak dapat kita lihat bentuknya, karena memang
udara tidak berbentuk. Namun hal tersebut bukan berarti bahwa udara tidak bisa
mengalami perubahan. Salah satu sifat yang dimiliki udara adalah akan memuai apabila
udara tersebut dipanaskan. Jika penasaran dan ingin membuktikannya, kita bisa
melakukan percobaan sendiri secara sederhana.

F. Akan menyusut apabila didinginkan

Diatas sudah dijelaskan mengenai perubahan yang bisa terjadi pada udara. Jika
sebelumnya sudah dikatakan bahwasannya udara dapat memuai apabila dipanaskan,
maka hal yang sebaliknya juga akan berlaku, yakni udara akan mengalami penyusutan
apabila didinginkan. Apabila kita penasaran dengan sifat udara yang demikian maka
kita juga bisa melakukan percobaan sendiri secara sederhana tentunya.

G. Berhembus dari tempat yang bertekanan tinggi menuju ke tempat yang


bertekanan rendah

Udara merupakan benda gas. Benda- benda gas termasuk udara ini memiliki sifat
sangat fleksibel, bahkan tingkat kefleksibelan yang dimilikinya jauh melebihi benda-
benda cair. Udara, dimana- mana selalu ada, bahkan d permukaan Bumi diliputi
dengan lapisan- lapisan udara. Udara dapat dengan bebas bergerak tanpa bisa kita
lihat, tanpa bisa kita cium namun terkadang dapat kita rasakan.
H. Ada dimana saja

Bumi dan permukaannya dihuni oleh berbagai macam makhluk hidup, tidak hanya
manusia, namun juga binatang dan tumbuh- tumbuhan. Semua makhluk hidup yang
ada di kerak Bumi selalu membutuhkan udara untuk dapat tumbuh dan bertahan hidup.
Dan apabila kita amati maka dimanapun tempat di Bumi ini maka akan selalu ada
udara.

Hal ini dibuktikan bahwa ada banyak sekali makhluk hidup yang dapat bertahan hidup
di sudut- sudut Bumi, bahkan ditempat yang sangat terpencil ataupun tertutup
sekalipun. Hal ini membuktikan bahwa udara selalu ada di mana- mana. Bukti seperti ini
juga dapat kita buktikan sendiri. kita masih tetap bisa bernafas apabila sedang berada
di tempat yang tertutup sekalipun, misalnya di lift. Hal ini karena udara selalu ada
dimana- mana.

I. Tidak dapat dilihat, namun dapat dirasakan

Ada tiga macam benda yang ada di Bumi, yakni padat, cair dan juga gas. Benda padat
dan benda cair mempunyai sifat dapat kita lihat dan dapat kita rasakan. Namun hal ini
tidak berlaku pada benda gas. Benda gas memiliki sifat yang lain yakni tidak dapat
dilihat oleh manusia. Meski tidak dapat kita lihat namun udara dapat kita rasakan.
Udara dapat kita rasakan salah satunya adalah ketika udara bergerak.

Udara bergerak berupa angin, angin (baca: proses terjadinya angin) yang berhembus
akan dapat kita rasakan ketika angin (baca: jenis angin) ini menerpa pori- pori kulit.
Perubahan suhu akan kita rasakan, terkadang kita akan merasakan dingin namun
terkadang kita akan merasakan segar. Hal ini darat kita rasakan, bahwa terkadang
kekuatan dari udara yang bergerak ini akan dapat mengangkat helai- helai rambut yang
kita miliki. Itulah contoh yang sangat tepat untuk membuktikan bahwasannya udara ada
dan dapat kita rasakan. Contoh yang lain adalah kita bisa bernafas karena adanya
udara yang ada di sekitar kita.

J. Bentuk, volume dan massa jenisnya selalu berubah- ubah

Sifat yang dimiliki oleh udara adalah sangat fleksibel. Ada beberapa hal yang dimiliki
oleh udara, diantaranya adalah bentuk, volume dan juga massa jenisnya. Sebelumnya
dikatakan bahwasannya udara tidak dapat kita lihat, namun udara ini mempunyai
bentuk. Bentuk dari udara adalah berubah- ubah sesuai dengan tempat atau wadahnya.
Selain bentuk, volume dan juga massa jenis yang dimiliki oleh udara juga selalu
berbeda- beda tergantung tempat atau keberadaan dari udara itu sendiri.
2.4 PENGUKURAN KECEPATAN ANGIN DAN
ANEMOMETR

Melakukan pengukuran kecepatan angin secara langsung merupakan cara yang paling
akurat untuk mengetahui kecepatan angin pada suatu tempat. Anemometer adalah alat
pengukuran kecepatan angin, dengan tipe paling banyak digunakan adalah jenis tiga
mangkuk yang berputar dalam sumbu vertical, walau demikian pada saat ini
penggunaan amenometer statik yang memanfaatkan gelombang ultrasonik juga sudah
mulai berkembang. Selain menggunakan anemometer data angin juga bisa didapatkan
dengan menggunakan turbin tes skala kecil, metode ini kemudian dikategorikan
kedalam pengukuran dengan metode tidak langsung.

Anemometer juga biasa digunakan untuk mengoptimalkan energi listrik yang dihasilkan
pada pembangkit listrik tenaga angin, misalnya seperti yang telah dilakukan pada
referensi, perhatikan diagram pada gambar 1.

Gambar 1. Aplikasi anemometer sebagai referensi kontrol turbin angina


Kecepatan angin yang terukur kemudian dibandingkan dengan tip speed ratio (TSR),
besar galat kemudian digunakan dalam proses kontrol. Pada dasarnya pengukuran
kecepatan angin secara langsung relatif mahal, penggunaan anemometer pada sistem
PLTB akan menambah biaya komponen serta biaya perawatan turbin angin, selain itu
anemometer dapat menurunkan kehandalan sistem karena adalnya interferensi
aerodinamis, efek bayangan (shadow effect), serta turbulensi akibat
angin downstream turbin angina.
2.5 RUMUS-RUMUS DASAR TENAGA ANGIN
Metode 1
Menghitung Beban Angin dengan Rumus Generik

1 Definisikan rumus generik. Rumus generik beban angin adalah F = A x P x


Cd, F adalah gaya atau beban angin, A adalah area yang diproyeksikan pada
objek, P adalah tekanan angin, dan Cd adalah koefisien hambatan.[2] Persamaan ini
bermanfaat untuk menaksir beban angin pada objek tertentu, tetapi tidak memenuhi
persyaratan kode bangunan untuk perencanaan konstruksi baru.

2 Temukan area yang diproyeksikan, A. Area yang diproyeksikan adalah area


permukaan dua dimensi yang terkena terpaan angin.[3] Untuk mendapatkan analisis
lengkap, ulangi perhitungan untuk tiap muka bangunan. Sebagai contoh, jika suatu
bangunan memiliki muka barat berupa area 20 m2, gunakan nilai A untuk menghitung
beban angin pada muka barat bangunan.

 Rumus untuk menghitung area tergantung bentuk muka bangunan. Untuk tembok yang
datar, gunakan rumus Area = panjang x tinggi Taksir area kolom muka dengan Area =
diameter x tinggi.
 Untuk perhitungan dengan satuan SI, ukur A dalam meter persegi (m2).
 Untuk perhitungan dengan satuan imperial, ukur A dalam kaki persegi (ft2).
2.
3 Hitung tekanan angin. Rumus sederhana untuk menghitung P dalam satuan
imperial (pon per kaki persegi) adalah pada rumus ini V adalah kecepatan angin dalam
satuan mil per jam (mph).[4] Untuk menghitung tekanan dalam satuan SI (Newton per

meter persegi), gunakan , dan ukur V dalam satuan meter per detik.[5]
 Rumus ini berdasarkan kode American Society of Civil Engineers. Koefisien 0,00256
adalah hasil perhitungan yang didasarkan pada nilai umum untuk densitas udara dan
percepatan gravitasi.[6]
 Para insinyur menggunakan rumus yang lebih akurat untuk memperhitungkan faktor
semacam daerah sekitar dan jenis konstruksi. Anda bisa mencari satu rumus pada
kode ASCE 7-05, atau gunakan rumus UBC di bawah ini.
 Jika Anda tidak yakin tentang kecepatan angin, cari puncak kecepatan angin di daerah
Anda dengan menggunakan standar Electronic Industries Association (EIA) standard.
Sebagai contoh, sebagian besar Amerika Serikat berada di Zona A dengan kecepatan
angin 139,4 kpj, tetapi daerah pesisir mungkin terhitung sebagai Zona B (161 kpj) atau
Zona C (180 kpj).

4 Tentukan koefisien gesek objek. Gesekan adalah gaya udara terhadap


bangunan, yang dipengaruhi oleh bentuk bangunan, dan sejumlah faktor lainnya.
Biasanya para insinyur mengukur gesekan dengan eksperimen, tetapi ada perkiraan
kasar tentang koefisien gesek secara umum untuk bentuk bangunan yang diukur.
Sebagai contoh:[7]
 Koefisien gesekan standar untuk tabung silinder panjang adalah 1,2, sedangkan silinder
pendek sebesar 0,8. Koefisien ini berlaku untuk tabung antena yang ada di berbagai
bangunan.
 Koefisien standar untuk bidang datar seperti muka bangunan adalah 2,0 untuk bidang
datar panjang, atau 1,4 untuk bidang datar yang lebih pendek.
 Koefisien gesek tidak memiliki satuan.

5 Hitung beban angin. Dengan menggunakan nilai-nilai yang ditetapkan di atas,


sekarang Anda bisa menghitung beban angin dengan rumus F = A x P x Cd.

6 Sebagai contoh, Anda akan menentukan beban angin pada antena setinggi
0,9 meter dengan diameter 1,27 cm dan kecepatan angin 31,3 m/detik.

*. Mulailah dengan menaksir area yang terproyeksi. Dalam hal ini,

*. Hitung tekanan angin: .


*. Koefisien gesekan untuk silinder pendek adalah 0,8.

*. Dengan memasukkan nilai-nilai yang diketahui ke dalam rumus:


Beban angin antena adalah 5,6 kg.
Metode 2
Menghitung Beban Angin dengan Rumus Electronic Industries
Associationa

Anda mungkin juga menyukai