Anda di halaman 1dari 30

REM (BRAKE)

Rem merupakan peralatan yang memiliki


tahanan gesek artifisial yang diterapkan pada bagian
mesin yang bergerak, menahan, atau menghentikan
gerak mesin. Dalam proses pembentukan fungsi ini,
rem menyerap setiap energi kinetik dari bagian yang
bergerak atau energi potensial yang terbangun dari
objek-objek terbatas seperti kerek jalan, elevator,
dan lainnya. Energi diserap oleh rem yang dilepaskan
dalam bentuk panas.
Rancangan kapasitas dari rem bergantung atas
faktor-faktor:
1. unit tekanan antar permukaan pengereman;
2. koefisien gesek antar permukaan pengereman;
3. kecepatan keliling dari tromol rem;
4. daerah proyeksi dari permukaan gesek; dan
5. kemampuan rem untuk membebaskan panas setara
dengan energi yang diserap.
Perbedaan fungsional utama antara kopling dan
rem adalah kopling digunakan untuk menjaga bagian
penggerak dan bagian yang digerakkan
berputar/bergerak bersama-sama, sementara rem
digunakan untuk menghentikan suatu bagian yang
bergerak atau mengontrol kecepatannya.
Bahan Bidang Gesek (Kampas) Rem

Bahan bidang gesek rem memiliki karakteristik:


1. koefisen gesek yang tinggi dengan minimum
macet;
2. tingkat keausan rendah;
3. ketahanan panas yang tinggi;
4. kapasitas pembebasan panas yang tinggi;
5. koefisien pengembangan panas yang rendah;
6. kekuatan mekanis yang memadai; dan
7. tidak dIpengaruhi oleh minyak atau oli.
Tipe-tipe Rem
Rem berdasarkan pemindahan daya/energi, dikelompokkan:
1. Rem hidrolik : rem pompa atau hidrodinamik dan agitator
fluida;
2. Rem elektrik: rem generator dan rem listrik Eddy; dan
3. Rem mekanik.
Rem mekanik berdasarkan arah gaya, dikelompokkan:
a. Rem Radial:
• Gaya bekerja pada tromol rem dalam arah radial.
• Terbagi dalam rem eksternal dan rem internal.
• Rem berdasar bentuk elemen gesek, dibedakan:
rem sepatu/tromol dan rem ban/sabuk.
• Digunakan pada kereta api dan trem.
b. Rem Aksial
• Gaya bekerja pada tromol rem dalam arah aksial.
• Terbagi dalam rem cakram dan rem konis/kerucut.
• Berdasar bentuk elemen gesek dibedakan:
rem sepatu dan rem ban/sabuk.
• Analisis rem ini sama dengan clutch.
REM DENGAN PENGEMBANG LUAR (External Brakes)

Rem Blok Tunggal (Single block brake)

Rem Sepatu (Pivoted Block or Shoe Brake)


Rem Sepatu Ganda (Double Block or Shoe Brake)

Rem Sabuk Sederhana (Simple Band Brake)


Rem Sabuk Diferensial (Differential Band Brake)

Rem Sabuk dan Blok (Band and Block Brake


Rem Pengembang Dalam (Internal Expanding Brake)
REM TROMOL
REM DENGAN PENGEMBANG DALAM (Internal Expanding Bra
Sebuah rem pengembang dalam terdiri atas dua sepatu S1 dan S2
sebagaimana gambar berikut. Permukaan luar sepatu dilapisi beberapa behan
gesek (biasanya Ferodo) untuk meningkatkan koefisien gesek dan mencegah
keausan pada logam. Setiap sepatu dipasang pada salah satu ujung tumpuan mati
O1 dan O2 yang dibuat berhubungan dengan nok pada ujung lain.
Jika nok berputar, sepatu terdorong keluar melawan peleg drum/tromol.
Gesekan antara sepatu dan tromol menghasilkan momen puntir pengereman dan
mengurangi kecepatan tromol . Secara normal, sepatu tertahan pada posisi mati
oleh pegas. Tromol dilengkapi dengan mekanisme dalam untuk menjaga dari debu
dan minyak.
Kita perhatikan gaya-gaya yang bekerja pada setiap pengereman, saat
tromol berputar berlawanan arah jarum jam.

Ambil,
r = radius dalam tromol roda,
b = lebar bidang rem,
p1 = kekuatan maksimum dari tekanan
normal,
pN = tekanan normal,
F1 = gaya yang bekerja thd nok pada
sepatu
leading, dan
Perhatikan elemen kecil dari bidang rem AC yang membentuk
sudut δθ pada pusat lingkaran. OA membuat sudut θ dengan OO1.
Dianggap bahwa distribusi tekanan pada sepatu mendekati seragam,
sehingga keausan bidang gesek lebih besar pada sisi bebas.
Oleh karena sepatu berputar terhadap O₁, maka aus rata-
rata dari bidang sepatu di A akan proporsional terhadap perpindahan
radial dari titik tersebut. Aus rata-rata dari bidang sepatu rem
bervariasi, yang secara langsung tegaklurus terhadap jarak dari O₁ ke
OA, yaitu O₁B.
Secara geometri gambar, diperoleh:

Tegangan normal di A:

Reaksi/gaya normal di A:

Gaya gesek pada elemen di A:


Momen Puntir pada elemen di A:

Momen Puntir total pada kampas rem:

Momen lentur pada elemen di A:


Momen lentur total karena gaya normal:

Momen gesek pada elemen di A:


Momen gesek total karena gaya normal;

If MF > MN, then the brake becomes self locking.


Contoh Soal:

Gambar berikut memperlihatkan susunan dua sepatu rem yang bekerja


pada permukaan dalam dari tromol rem silindrik. Gaya rem F1 dan F2
diterapkan sebagaimna gambar dan setiap dudukan sepatu pada
tumpuan O1 dan O2. Lebar bidang rem adalah 35 mm. Intensitas
tekanan pada titik A adalah 0,4 sin θ N/mm² , dengan θ diukur
sebagaimana gambar dari dudukan lain. Koefisien gesek 0,4. Tentukan
momen dan besarnya gaya F1 dan F2?

Penyelesaian:
Diketahui: b = =350,4
mmsin
; μθ= 0.4 ; r = 150 mm ; l = 200 mm ; θ1 = 25° ;
θ2 = 125° N/mm2
Intensitas tekanan maksimumnya:

= p₁ sin θ
0,4 sin θ = p₁ sin θ
p₁ = 0.4 N/mm²
Momen puntir untuk satu sepatu:
TB = μ . p₁ . b . r² (cos θ1 – cos θ2)
= 0.4 × 0.4 × 35 (150)² (cos 25° – cos
125°)
= total
∴ Momen puntir 126 untuk
000 (0.9063
dua + 0.5736) = 186 470 N-
mm
sepatu:

Gaya-gaya F₁ dan F₂ :
Momen total dari gaya normal pada tumpuan 0₁:

Momen total dari gaya gesek pada tumpuan 0₁:


Untuk sepatu leading, ambil momen pada tumpuan O₁:

Untuk sepatu trailing, ambil momen pada tumpuan O₂:


Soal:
1. Gambar berikut memperlihatkan susunan dua sepatu rem yang
bekerja pad permukaan dalam dari tromol rem silindrik. Gaya rem F1
dan F2 diterapkan sebagaimna gambar dan setiap dudukan sepatu pada
tumpuan O1 dan O2. Lebar bidang rem adalah 25 mm. Intensitas
tekanan pada titik A adalah 0,5 sin θ N/mm² , dengan θ diukur
sebagaimana gambar dari dudukan lain. Koefisien gesek 0,3. Tentukan
momen puntir dan besarnya gaya F1 dan F2?
2. Gambar berikut memperlihatkan susunan dua sepatu rem yang
bekerja pada permukaan dalam dari tromol rem silindrik. Gaya rem F1
sebesar 728 N dan F2 sebesar 1824 N bekerja pada tromol sebagaimana
gambar dan setiap dudukan sepatu berada pada tumpuan O1 dan O2.
Momen puntir yang terjadi sebesar 175000 N/mm². Intensitas tekanan
pada titik A adalah 0,5 sin θ N/mm² , dengan θ diukur sebagaimana
gambar dari dudukan lain. Tentukan lebar bidang kampas rem dan
koefisien geseknya?
REM CAKRAM (Disk Brakes)
• Tidak ada perbedaan mendasar antara kopling dan
rem cakram. Jika rem drum digunakan sebagai rem
kendaraan, sedikit perubahan kecil dalam koefisien
gesek akan menyebabkan perubahan besar pada gaya
pedal yang dibutuhkan untuk pengereman.
• Pengurangan sebesar 30% koefisien gesek yang
terjadi pada suatu perubahan temperatur atau
berminyak dapat menghasilkan 50% gaya pada pedal
yang diperlukan untuk memperoleh torsi pengereman
yang sama, yang dapat diperoleh pada perubahan
awal.
• Rem cakram tidak memiliki daya pembangkitan
sendiri, dan rentan terhadap perubahan dalam
koefisien gesek.
• Jenis lain rem cakram adalah rem kaliper
mengambang (the floating caliper brake)
sebagaimana gambar .
Caliper didukung sebuah piston mengambang yang
didorong oleh tekanan hidrolik. The action is much like
that of a screw clamp, with the piston replacing the
function of the screw. The floating action also
compensates for wear and ensures a fairly constant
pressure over the area of the friction pads. The seal and
boot of Fig. 16–18 are designed to obtain clearance by
backing off from the piston when the piston is released.
Caliper brakes (named for the nature of the actuating
linkage) and disk brakes (named for the shape of the
unlined surface) press friction material against the
face(s) of a rotating disk. Depicted in Fig. 16–19 is the
geometry of an annular-pad brake contact area. The
governing axial wear equation is Eq. (12–27), p. 643,
Figure 16–19 Geometry of
contact area of an annular-pad
segment of a caliper brake

The coordinate .r locates the line of


action of force F that intersects the
Figure 16–18 An automotive
disk brake. (Courtesy
y axis. Of interest also is the
DaimlerChrysler effective radius re, which is the
Corporation.) radius of an equivalent shoe of
infinitesimal radial thickness.
Jika p adalah tekanan kontak lokal, gaya aktual F dan torsi
gesek T :

Radius ekivalen re dapat ditemukan dari f . F . re = T ,


atau

Koordinat lokasi r terhadap gaya aktivasi ditemukan dengan


mengambil momen terhadap sumbu x :
Keausan Seragam (Uniform Wear)
It is clear from Eq. (12–27) that for the axial wear to be the
same everywhere, the product PV must be a constant. From
Eq. (a), Sec. 16–5, the pressure p can be expressed in terms of
the largest allowable pressure pa (which occurs at the inner
radius ri ) as

Equation (16–29) becomes

Equation (16–30) becomes

Equation (16–31) becomes


Equation (16–32) becomes

Uniform Pressure
In this situation, approximated by a new brake, p = pa .
Equation (16–29) becomes

Equation (16–30) becomes

Equation (16–31) becomes


Equation (16–32) becomes

EXAMPLE 16–3 Two annular pads, ri = 3.875 in, ro = 5.50 in,


subtend an angle of 108◦, have a coefficient of friction of
0.37, and are actuated by a pair of hydraulic cylinders 1.5 in
in diameter. The torque requirement is 13 000 lbf · in. For
uniform wear (a) Find the largest normal pressure pa . (b)
Estimate the actuating force F.
(c) Find the equivalent radius re and force location .r . (d)
Estimate the required hydraulic pressure.
Solution (a) From Eq. (16–34), with T = 13 000/2 = 6500 lbf ·
in for each pad,
Answer
(b) From Eq. (16–33),
Answer

(c) From Eq. (16–35),


Answer

From Eq. (16–36),


Answer

(d) Each cylinder supplies the actuating force, 3748 lbf.


Answer
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai