Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

SMF NEONATOLOGI

Ibu Penderita Tuberkulosis Paru

1. No.ICD-10 A15
2. Pengertian Kejadian tuberkulosis (TB) kongenital jarang terjadi. Ibu
(Definisi) hamil dengan infeksi TB pada paru saja tidak akan
menularkannya ke janin sampai bayi lahir. Mekanisme
infeksi intrauterin dapat melalui beberapa cara yaitu
penyebaran secara hematogen melalui vena umbilikalis
atau aspirasi cairan amnion yang terinfeksi (TB
kongenital), transmisi melalui proses persalinan (TB
natal), dan TB pascanatal terjadi akibat penularan secara
droplet. Ada 5 faktor yang menyebabkan peningkatan TB
pada anak dan dewasa muda yaitu epidemi HIV (human
immunodeficiency virus), terjadinya imigrasi dari daerah
yang risiko tinggi terjadi TB ke daerah yang risiko
rendah, peningkatan transmisi terutama pada fasilitas
kesehatan, terjadi multidrug-resistant TB, dan penurunan
pelayanan kesehatan pada penderita TB.

3. Anamnesa Anamnesis
Definisi TB kongenital adalah TB yang terjadi pada bayi
berusia 1-84 hari

TB kongenital baru akan menimbulkan gejala pada usia


2-3 minggu
- Demam
- Gagal tumbuh
- Letargi
- Iritabel
- Toleransi minum buruk
- Distensi abdomen

4. Pemeriksaan Fisik - Pembesaran kelenjar


- Berat badan menurun
- Hepatosplenomegali
- Distres respirasi
- Ear discharge
- Apnea
- Ikterus
- Berat badan lahir rendah, prematur
- Tanda-tanda pada sistem saraf pusat

1
5. Pemeriksaan Pemeriksaan laboratorium
Penunjang - Kebanyakan kasusnya bersifat asimtomatik atau
dengan gejala minimal
- Pada setiap bayi yang dicurigai menderita TB
kongenital atau terinfeksi tuberkulosis perinatal,
dianjurkan dilakukan uji tuberkulin PPD
meskipun hasilnya bisa negatif kecuali kalau
infeksi sudah berlangsung selama 4-6 bulan.
- Pemeriksaan plasenta (PA, mikrobiologis-BTA
dan biakan TB
- Bila selama evaluasi klinis terdapat
limfadenopati, lesi kulit atau ear discharge,
lakukan pemeriksaan mikrobiologis dan atau PA.
- Bila perjalanan klinis terdapat hepatomegali,
lakukan pemeriksaan USG abdomen, jika ada
lesi di hati lakukan biopsi hati.
- Bila bayi terbukti menderita TB kongenital,
lakukan penanganan sebagai TB kongenital (lihat
penanganan TB kongenital)
- Foto dada, menunjukan adanya adenopati atau
infiltrat atau berupa bentuk milier.
- Pemeriksaan BTA (basil tahan asam) pada cairan
lambung.
- Lumbal pungsi bila indikasi ke arah TB milier
atau meningitis TB.

6. Diagnosa Banding -

7. Kriteria Diagnosa

8. Manajemen - Bila ibu menderita tuberkulosis paru aktif dan


mendapat pengobatan kurang dari 2 bulan
sebelum melahirkan, atau didiagnosis menderita
TB setelah melahirkan:
 Jangan diberi vaksin BCG segera setelah
lahir
 Beri profilaksis isoniazid (INH) 5 mg/kg
sekali sehari peroral
 Pada usia 8 minggu lakukan evaluasi

2
kembali, catat berat badan dan lakukan tes
Mantoux dan pemeriksaan radiologi bila
memungkinkan:
1. bila ditemukan kecurigaan TB aktif, mulai
berikan pengobatan anti-TB lengkap
(sesuaikan dengan program pengobatan
TB pada bayi dan anak)
2. bila keadaan bayi baik dan hasil tes
negatif, lanjutkan terapi pencegahan
dengan INH selama 6 bulan.
- Kortikosteroid diberikan apabila terdapat
meningitis TB.
- Apabila terjadi resisten multiobat (MDR=
multidrug resistant) berikan 4 macam obat
selama 12-18 bulan.
- Tunda pemberian vaksin BCG sampai 2 minggu
setelah pengobatan selesai. Bila vaksin BCG
sudah diberikan, ulang pemberiannya 2 minggu
setelah pengobatan INH selesai.
- Yakinkan ibu bahwa ASI tetap boleh diberikan,
dan sarankan ibu untuk menggunakan --masker.
- Lakukan tindak lanjut terhadap bayinya tiap 2
minggu untuk menilai kenaikan berat bayi.

9. Prognosa Ad Vitam : dubia ad bonam


Ad Functionam : dubia ad bonam

10. Edukasi Penjelasan pengertian, faktor risiko, tanda dan


gejala

11. Kepustakaan

Anda mungkin juga menyukai