PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia
seluruhnya merupakan hakekat dari pembangunan Nasional yang tercantum dalam
UUD 1945. Dari berbagai sasaran pembangunan nasional : pembangunan dibidang
kesehatan yang senantiasa mendapatkan perhatian yang serius sebagai aspek yang
sangat penting dalam upaya peningkatan sumber daya manusia sebagai cermin dari
kualitas hidup masyarakat.
Upaya perkembangan kesehatan awalnya hanya difokuskan pada penyembuhan
saja kemudian berangsur-angsur berkembang mencakup upaya peningkatan kesehatan
(promotif), upaya pencegahan (preventif), upaya pengobatan (kuratif), upaya
pemulihan (rehabilitative). Dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang
kesehatan telah membawa perubahan pada pelayanan kesehatan sebagai mana
tercantum dalam kemenkes 1363/MENKES/SK/2001 PASAL 1, Fisioterapi adalah
bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk
mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang
daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak,
peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi.
kesehatan pada umumnya, yaitu upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
1. Upaya Promotif
Penyuluhan, informasi dan edukasi tentang hidup sehat dan aktivitas yang tepat
2. Upaya Preventif
3. Upaya Kuratif
4. Upaya Rehabilitatif
C. Batasan Operasional
1. Pelayanan Rehabilitasi Medik
Adalah pelayanan kesehatan terhadap gangguan fisik dan fungsi yang
diakibatkan oleh keadaan / kondisi sakit, penyakit atau cedera melalui paduan
intervensi medik, keterapian fisik dan atau rehabilitatif untuk mencapai
kemampuan fungsi yang optimal.
Gangguan fungsi berdasarkan international Classification Of Impairment
Disability And Handicap (ICDH), diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Imparment (hendaya)
Adalah keadaan kehilangan atau ketidaknormalan dari kondisi psikologis,
fisiologis, struktur anatomi atau fungsi.
b. Disability (disabilitas)
Adalah segala restriksi atau kekurangan kemampuan untuk melakukan
aktifitas dalam limgkup wajar bagi manusia yang diakibatkan impairmen.
c. Handicap (kecacatan)
2. Difabel
Adalah sebutan bagi seseorang yang mempunyai keterbatasan fungsional.
STANDAR KETENAGAAN
2. SMF Rehabilitasi Medik adalah kelompok Dokter SpRM yang bekerja sesuai
standar profesi Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dalam jabatan fungsional.
3. Perawat Rehabilitasi Medik adalah Perawat minimal lulusan D3 keperawatan
dengan pelatihan asuhan Rehabilitasi Medik
5. Tenaga keteknisian medis adalah tenaga keteknisian lulusan STM / SMA dengan
Pelatihan Ortotis Prostetis.
6. Tenaga lain yang terkait (antara lain Psikolog, miniml D3 untuk Pekerja Sosial
Medik, S1 Pendidik Luar Biasa).
B. Distribusi Ketenagaan
Pelayanan di Instalasi Rehabilitasi Medik sebagai berikut :
1. Layanan Rehabilitasi Medik Spesialistik : 1 dr.Spesialis
2. Layanan Fisioterapis : 2 orang terapis
3. Layanan Okupasi Terapis : 1 orang
4. Layanan Terapis Wicara : 1 orang
5. Layanan Psikologi :-
6. Layanan Sosial Medik :-
7. Layanan keperawatan rehabilitasi :-
8. Layanan Ortotik Prostetik dengan bengkel :-
lengkap
9. Layanan konseling persiapan vokasional :-
A. Denah Ruang
1. Ruang Dokter / SMF
Ukuran : 2,7 x 2,7 Meter
Fasilitas :
a. Bed pemeriksaan 1 buah
b. Meja 1 buah
c. Kursi 1 buah
d. Wastapel 1 buah
e. Kipas angin 1 buah
2. Ruang Ka. Instalasi Rehabilitasi Medik
Ukuran : 2,7 x 4,2 Meter
Fasilitas :
a. Meja 1 buah
b. Kursi 3 buah
c. Kursi tamu 1 set
d. AC 1
3. Ruang Okupasi Terapi
Ukuran : 3,5 x 5 Meter
Fasilitas :
a. Lemari arsip 1 unit
b. Meja tulis 1 unit
c. Kursi 2 unit
d. Matras 2 unit
e. Kursi terapi 2 unit
f. Seluncuran dan tangga 1 unit
g. Feeding ustensile
h. Puzlle laki-laki
i. Puzzle perempuan
j. puzle geometri
k. hula hop
A. Standar Fasilitas
1. Sistem Penyediaan Listrik
Sistem penyediaan listrik menggunakan saluran kabel langsung jenis NYY atau
NYFGBY (kabel tanah empat inti) dari panel induk utama rumah sakit ke panel
gedung Rehabilitasi Medik.
Catu daya listrik yang tersedia
2. Pelayanan Rehabilitasi Medis membuka pelayanan 6 hari kerja dari Senin s.d
Sabtu kecuali hari Libur Nasional dan Cuti Bersama yang ditetapkan oleh
pemerintah.
4. Pada hari dan jam kerja Rehabilitasi Medik Melayani semua pasien baik dari
Rawat Inap, Rawat Jalan / Poliklinik, ICU, ICCU maupun Rujukan dari luar.
5. Poliklinik Rehabilitasi Medis yang terdiri dari Dokter Spesialis RM, Fisioterapi,
Okupasi Terapi, Terapi Wicara, Psikolog, Sosial Medik, Menerima pasien dengan
Rujukan dari poli Spesialis maupun dari fasilitas Kesehatan tingkat satu.
8. Bagian pasien Rawat Inap, pembebanan biaya pemeriksaan dan tindakan Rehab
Medis dilaksanakan oleh petugas Administrasi melalui system komputer Rumah
Sakit.
Persiapan pelayanan di instalasi rehabilitasi medik dimulai dari pukul 07.00 WIB
s.d pukul 08.00 WIB. Beberapa hal yang dipersiapkan antara lain :
C. Pelaksanaan Pelayanan
1. Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik
a. Melakukan assesment secara umum pada pasien baru dan assesment ulang
pada pasien lama.
b. Mengisi dan melengkapi status rekam medis.
c. Dokter spesialis rehabilitasi medik melakukan assesment sesuai standar
operasional prosedur pemeriksaan rehabilitasi medik spesialistik.
d. Dokter menulis semua hasil pemeriksaan assesment.
e. Dokter menegakkan diagnosis dari hasil assesment.
f. Dokter menulis rencana tindakan selanjutnya. Contoh : fisioterapi, okupasi
terapi, terapi wicara, psikolog, sosial medik, dll.
g. Dokter menuliskan resep untuk program medika mentosa.
2. Fisioterapi
a. Membaca status rekam medik pasien.
b. Melakukan assesment ulang pada pasien .
c. Menentukan rencana program tindakan / latihan.
3. Terapi Wicara
a. Membaca status rekam medik pasien .
b. Melakukan assesment ulang pada pasien.
c. Menganalisa masalah dan gangguan pasien.
d. Menentukan rencana program tindakan / latihan.
e. Melaksanakan program latihan dan edukasi.
f. Melakukan evaluasi dan re-evaluasi.
g. Menulis laporan d status pasien.
4. Okupasi Terapi
a. Membaca status rekam medik pasien .
b. Melakukan assesment ulang pada pasien.
c. Menganalisa masalah dan gangguan pasien.
d. Menentukan rencana program tindakan / latihan.
e. Melaksanakan program latihan dan edukasi.
f. Melakukan evaluasi dan re-evaluasi.
g. Menulis laporan d status pasien.
5. Psikolog
a. Membaca status rekam medik pasien .
b. Melakukan assesment ulang pada pasien.
c. Menganalisa masalah dan gangguan pasien.
d. Menentukan rencana program tindakan / latihan.
e. Melaksanakan program latihan dan edukasi.
f. Melakukan evaluasi dan re-evaluasi.
6. Sosial medik
a. Membaca status pasien dari Dokter Rehab Medik.
b. Melakukan assesment ulang pada pasien.
c. Menggali sistem sumber yang ada di pasien dan keluarga.
d. Membantu memecahkan masalah sosial medik pasien.
e. Menghubungi pihak dinas sosial untuk membantu memecahkan masalah sosial
medik pasien.
f. Membuat surat rekomendasi ke dinas sosial.
g. Membuat berita acara pemulangan pasien jika pasien tidak ada keluarganya.
7. Administrasi
a. Menerima kartu pasien dari rekam medis.
b. Memilah status pasien untuk kebagian unit masing-masing.
c. Melakukan dan membuat rincian biaya.
d. Mencatat dibuku laporan harian.
e. Melakukan pengentryan data ke komputer.
f. Melakukan rekapan seluruh kunjungan pasien.
g. Melakukan rekapan seluruh tindakan.
h. Melakukan rekapan keuangan.
D. Pencatatan pelayanan
1. Pengkajian awal terhadap kondisi pasien
Assesment merupakan proses pengumpulan data baik data pribadi maupun
data pemeriksaan pasien yang kemudian menjadi dasar dari penyusunan program
terapi dan tujuan terapi yang disesuaikan dengan kondisi pasien serta lingkungan
sekitar pasien. Assesment dapat membantu semua profesi dalam team work rehab
medik mengidentifikasi permasalahan yang ada. Kemudian hasil dari identifikasi
ini akan menjadi dasar untuk menentukan rencana dan program, mengevaluasi
perkembangan penderita dan dengan assesment pula akan diketahui metode yang
LOGISTIK
B. Instrumen Fisioterapi
1. Instalasi listrik : 10.500 watt
2. Instalasi air
3. Tempat ruangan atau gedung
a. Ruang periksa
b. Ruang tindakan
c. Ruang latihan / gymnasium
4. Peralatan Fisioterapi
a. Diathermy
b. Traksi
c. Ultra sound
d. Elektro terapi
e. Bed periksa
5. Gymnasium
a. Paraler bar
b. Matras
c. Alat-alat exercise
A. Pengertian
Sasaran keselamatan pasien adalah mendorong peningkatan spesifik dalam
keselamatan pasien. Sasaran ini menyoroti area yang bermasalah dalam pelayanan
kesehatan dan menguraikan tentang solusi atas konsensus yang berbasis bukti dan
keahlian tentang permasalahan keselamatan. Dengan pengakuan bahwa desain /
rancangan sistem yang baik menyatu dalam pemberian asuhan yang aman dan
bermutu tinggi yang bertujuan sasaran umumnya difokuskan pada solusi secara
sistem.
B. Tujuan
1. Untuk mendapatkan pelayanan atau pengobatan yang sesuai efektif dan episien.
2. Mengurangi atau mengeliminasi pengelolaan kesalahan pemakaian obat.
3. Mengurangi kesalahan pemakaian alat atau instrument.
4. Mengurangi resiko pasien jatuh.
5. Mengurangi resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.
KESELAMATAN KERJA
A. Kecelakaan Kerja
Lingkungan kerja rumah sakit merupakan faktor yang sangat penting dalam
menjamin kesehatan dan keselamatan kerja karyawan, pengunjung maupun pasien.
Bahaya yang berhubungan dengan lingkungan kerja rumah sakit harus dikenal dan
dikoreksi, oleh sebab itu dalam pencegahan dan pengendaliannya perlu menggunakan
pendekatan teknis lapangan sesuai dengan kondisi yang berhubungan dengan faktor
fisik, kimia dan biologi.
Di samping itu pengendalian lingkungan merupakan metode teknis untuk
menurunkan tingkat faktor bahaya lingkungan sampai batas yang mmasih dapat
ditolerir manusia dan lingkungan atau Nilai Ambang Batas (NAB). Penilaian terhadap
lingkungan sangat diperlukan untuk mengetahui secara kuantitatif tingkat bahaya dari
lingkungan yang timbul dengan cara melakukan inspeksi, memeriksa dan pengecekan
efektifitas alat/mesin dalam mengurangi faktor bahaya lingkungan.
Petugas Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit dan Keselamatan
Kesehatan Lingkungan Kerja perlu melakukan engineering surveillance system yang
ada dilingkungan rumah sakit yaitu :
1. Sistem Kelistrikan
Supply energi PLN, panel tegangan menengah, trafo, panel distribusi, instalasi
stop kontak, generator, UPS dan grounding.
2. Sistem Air Conditioning
Chiller, air handling unit, fan coil, ducting, diffuser/grille, filter, sistem sirkulasi
udara.
3. Sistem Distribusi Air Bersih
Suplai dari PAM / sumur, reservoir, water treatment, pompa pressure tank,
distribusi, outlaate, sanitair.
4. Sistem Pembuangan Air Kotor
Saluran pipa pembuangan, bak pengumpul, trap, STP atau IPAL.
5. Sistem Deteksi Kebakaran
Heat and smoke detector, alarm, announciator
C D
A P
Standar
Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan menggunakan diagram sebab akibat atau
diagram tulang ikan (fish- bone). Diagram tulang ikan adalah alat untuk menggambarkan
penyebab-penyebab suatu masalah secara rinci. Diagram tersebut memfasilitasi proses
identifikasi masalah sebagai langkah awal untuk menentukan fokus perbaikan,
mengembangkan ide pengumpulan data, mengenali penyebab terjadinya masalah dan
menganalisa masalah tersebut. Diagram tulang ikan diperlihatkan pada hambar 2.
Problem
Time
1. Masalah yang akan dianalisa diletakkan di sebelah kanan (kepala tulang ikan).
2. Komponen struktur dan proses masalah diletakkan pada sirip ikan (manusia,
mesin/peralatan, metode, material, lingkungan).
3. Kemudian dilakukan diskusi untuk menganalisa penyebab masalah pada setiap
komponen struktur dan proses tersebut.
Pengendalian kualitas berdasarkan siklus P-D-A-C hanya dapat berfungsi jika sistem
informasi berjalan dengan baik dan siklus tersebut dapat dijabarkan dalam enam langkah
seperti diperlihatkan dalam gambar 2.
Follow-up
Corrective
Action
Imprivement
(2)menetapkan
metode untuk
mencapai
tujuan
(3)Menyelengg
arakan
pendidikan dan
latihan
(5)
Memeriksa (4)
Akibat pelaksana melaksana
Kan pekerjaan
Do
Check
Keenam langkah P-D-C-A yang terdapat dalam gambar 4 diatas dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Definisi operasional :
Kecepatan menjawab konsul dihitung dari saat penerimaan konsul sampai saat
pelaksanaan pemeriksaan RM, dihitung dalam satuan jam.