Anda di halaman 1dari 9

KANKER PAYUDARA

1. Definisi Kanker Payudara


Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak
terkendali yang terjadi pada jaringan payudara. Kanker payudara pada umumnya
menyerang pada kaum wanita, tetapi tidak menutup kemungkinan juga dapat menyerang
kaum laki-laki, walaupun kemungkinan menyerang sangat kecil sekali yaitu 1:100.

2. Klasifikasi Kanker Payudara


Kanker payudara berdasarkan sifat serangannya terbagi menjadi dua,yaitu:
a) Kanker Payudara Invasif
Pada kanker payudara invasif, sel kanker merusak saluran serta dinding kelenjar susu,
menyerang lemak dan jaringan konektif disekitarnya. Kanker dapat bersifat invasif /
menyerang tanpa selalu menyebar (metastatic) ke simpul limfe atau organ lain dalam
tubuh.
b) Kanker Payudara Non-Invasif
Sel kanker terkunci pada saluran susu dan tidak menyerang lemak serta jaringan
konektif disekitarnya. DCIS/Ductal Carcinoma In Situ merupakan bentuk kanker
payudara non-invasif yang paling umum terjadi sedangkan LICS/Lobular Carcinoma
In Situ lebih jarang terjadi justru lebih diwaspadai karena merupakan tanda
meningkatnya risiko kanker payudara.

3. Penyebab dan Faktor Resiko Kanker Payudara


Menurut Sitorus (2006), Kasdu (2005), Mulyani (2013) hingga saat ini, penyebab kanker
payudara belum diketahui secara pasti salah satunya genetik (keturunan) dan faktor yang
belum pasti tidak ada faktor lain mendukung seperti terlalu banyak mengonsumsi
makanan yang berelmak, obata-obatan yang mengandung hormon estrogen dan zat
karsinogen (zat warna sintesis dan bahan kimia).
a) Faktor Usia
Semakin tua usia seorang wanita, maka akan risiko untuk menderita kanker payudara
akan semakin tinggi. Pada usia 50-69 tahun adalah kategori usia paling beresiko
terkena kanker payudara, terutamabagi mereka yang mengalami menopause
terlambat.’
b) Faktor Genetik
Ada dua jenis gen BRCA 1 dan BRCA 2 yang sangat mungkin menjadi faktor resiko
pencetus knaker payudara. Bila ibu, saudara wanita mengidap kanker payudara maka
ada kemungkinan untuk memilki risiko terkena kanker payudara dua kali lipat
dibandingkan wanita lain yang tidak mempunyai riwayat keluarga yang terkena kanker
payudara.
c) Penggunaan hormon estrogen
Penggunaan hormon estrogen (misalnya pada pengunaan terapi estrogen
replacemenet), penggunaan terapi estrogen replacement mempunyai peningkatan
risiko yang signifikan untuk mengidap penyakit kanker payuadara.
d) Gaya hidup yang tidak sehat
Jarang berolahraga atau kurang gerak, pola makan yang tidak sehat dan tidak teratur,
merokok serta mengkonsumsi alkohol akan meningkatkan resiko kanker payudara.
e) Perokok pasif
Merupakan orang yang tidak merokok tetapi orang yang tidak sengaja menghisap asap
rokok yang dikeluarkan olehorang perokok sering kali didengar perokok pasif terkena
risiko dari bahaya asap rokok dibanding perokok aktif. Menurut ahli dari California
Enviromental Protection Agency Perokok asif memiki hubungan erat dengan resiko
terserang penyakit kanekr payuadara, oleh karena itu jangan menjadi perokok aktif,
hindarilah orang-orang yang merokok di sekitar anda agar anda tidak menjadi perokok
pasif.
f) Penggunaan kosmetik
Bahan-bahan kosmetik yang bersifat seperti hormon estrogen beresiko menyebabkan
peningkatan risiko mengalami penyakit kanker payudara, sehingga berhati-hatilah
dalam penggunaan alat kosmetik untuk kesehatan diri kita.
g) Penggunaan Pil KB
Penggunaan pil KB pada waktu yang lama dapat meningkatkan wanita terkena risiko
kanker payudara karena sel-sel yang sensitif terhadap rangsangan hormonal mungkin
mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas dan risiko ini akan
menurun secara otomatis bila penggunaan pil KB berhenti.
Menurut American Cancer Society (2006), faktor risiko kanker payudara dibagi menjadi
dua bagian, yaitu :
A. Faktor risiko kanker payudara yang tidak dapat diubah, antara lain :
a) Jenis kelamin, dimana wanita memiliki potensi lebih besar terkena kanker
payudara
b) Usia, dimana angka kejadian kanker payudara meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Angka kejadian meningkat pada wanita berusia di atas 30
tahun. Akan tetapi angka rata-rata kejadian kanker payudara terjadi pada wanita
dengan usia 60 tahun.
c) Faktor genetik, faktor genetik didorong oleh kecenderungan familial yang kuat.
Sekitar 5-10% dari kanker payudara terjadi akibat adanya kelainan genetik yang
diturunkan oleh anggota keluarga.
d) Riwayat kanker keluarga, kanker payudara ditemukan pada wanita yang memiliki
keluarga dengan sejarah penderita kanker payudara. Biasanya generasi pertama ibu
atau saudara perempuan.
e) Riwayat kanker individu, wanita yang pernah terkena atau menderita kanker
payudara sebelumnya pada salah satu payudaranya, memiliki risiko terkena kanker
pada payudara yang lain.
f) Ras, wanita kulit hitam pada umumnya memiliki insidensi kanker payudara yang
lebih rendah dibandingkan dengan wanita kulitputih.
g) Memiliki siklus menstruasi yang panjang (permulaan menstruasi cepat tetapi
menopause lambat terjadi).
h) Wanita yang pernah mendapatkan terapi radiasi pada organ dada termasuk
payudara sebelum usia 30 tahun atau secara intensif mendapatkan terapi
radiasi.Misalnya pada penderita tubercolusis atau kanker lain, diketahui bisa
meningkatkan resiko terkena kanker payudara.
i) Pengobatan DES (Diethylstilbestrol), wanita hamil yang mendapatkan DES
sebagai obat penguat kehamilan, ternyata memiliki risiko terkena kanker payudara.
B. Faktor risiko kanker payudara dan pola hidup yang dapat diubah, antara lain:
a) Wanita yang tidak pernah mengalami kehamilan sehingga tidak memiliki anak
dan melahirkan di atas usia 30 tahun memiliki potensi lebih besar terkena kanker
payudara.
b) Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan misalnya pil kontrasepsi dan obat-obatan
yang menurunkan tekanan darah bisa memperbesar risiko terkena kanker
payudara.
c) Wanita dengan masa menyusui yang singkat bisa meningkatkan risiko terkena
kanker payudara.
d) Wanita yang mengkonsumsi alkohol memiliki risiko lebih besar terkena kanker
payudara daripada wanita yang tidak mengkonsumsialkohol.
e) Wanita yang mengkonsumsi makanan lemak tinggi lebih sering menderita kanker
payudara dibandingkan dengan wanita yang mengkonsumsi makanan lemak
rendah.
f) Wanita yang memiliki berat badan lebih (obesitas) memiliki risiko terkena kanker
payudara.

4. Tanda dan Gejala Kanker Payudara


Tanda paling umum dari kanker payudara adalah adanya sebuah benjolan atau massa
baru. Massa baru tersebut tidak menimbulkan rasa nyeri, keras, dan mempunyai sisi-
sisi yang tidak teratur yang kemungkinan besar itu adalah kanker. Kanker payudara
bisa berbentuk bulat, lembut dan lunak (Pamungkas, 2011). Tanda dan gejala kanker
payudara adalah sebagai berikut :
1) Ada benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit.
2) Membengkak pada semua atau bagian payudara (meski tidak ada benjolan jauh
yang terasa).
3) Bentuk puting berubah (retraksi nipple atau terasa sakit terus-menerus) atau
puting mengeluarkan cairan atau darah (nipple discharge).
4) Adanya benjolan-benjolan kecil di dalam atau kulit payudara (nodul satelit).
5) Ada luka puting di payudara yang sulit sembuh.
6) Payudara terasa panas, memerah dan bengkak.
7) Terasa sakit atau nyeri (bisa juga bukan karena sakit kanker payudara).
8) Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada awal-
awalnya tidak terasa sakit.
9) Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu payudara.
10) Adanya benjolan di aksila dengan atau tanpa masa di payudara.
11) Berwarna kemerahan, bersisik, atau menebal pada kulit putting atau payudara.

5. Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara deteksi dini. Menurut Aryandono (1999),
ada tiga metode deteksi dini kanker payudara, yaitu :
1) Pemeriksaan Diri Sendiri (SADARI)
SADARI adalah suatu upaya pemeriksaan payudara yang dilakukan sendiri oleh
seorang wanita dalam rangka deteksi dini kanker payudara melalui pedoman dan
petunjuk untuk SADARI. Pemeriksaan payudara dilakukan sendiri dengan
petunjuk atau pedoman SADARI, tiap bulan setelah menstruasi dan biasanya
mulai usia 20 tahun. Pemeriksaan dilakukan dengan berdiri di muka cermin,
melihat kelainan atau perbedaan antara dua payudara, baik kelainan kulit, putting
maupun kontur. Setelah itu dilakukan perabaan payudara dari tepi ke tengah, juga
pemeriksaan daerah ketiak. Perabaan juga dilakukan pada posisi tidur.
Pemeriksaan dilakukan setiap bulan, dan apabila ada kelainan segera
memeriksakan diri ke dokter.
2) Pemeriksaan pada tenaga medis yang berpengalaman
Pemeriksaan kepada tenaga medis yang berpengalaman, misalnya dokter, bidan
atau perawat yang terlatih, biasanya dilakukan setahun sekali setelah usia 30
tahun. Dokter akan mengadakan pemeriksaan lanjutan apabila dijumpai kelainan.
Kendala umum adalah wanita enggan memeriksakan diri ke dokter karena
beranggapan tentu akan dilakukan operasi, dan ini dapat menyebabkan
keterlambatan diagnosis apabila memang terdapat kelainan yang berbahaya.
3) Mammografi Skrining
Mammografi skrining biasanya pada wanita tanpa keluhan dan dilakukan setelah
usia 50 tahun. Pemeriksaan dapat diulang tiap tahun. Kendala umum bahwa
pemeriksaan ini tidak murah dan tidak setiap rumah sakit mempunyainya. Juga
diperlukan alat yang baik dan ahli radiologi yang terlatih sehingga hasilnya tidak
menyesatkan.
SADARI

1. Pengertian SADARI
SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk mengetahui
ada tidaknya kanker payudara pada wanita. Pemeriksaan ini dilakukan dengan
menggunakan cermin dan dilakukan oleh wanita yang berumur 20 tahun ke atas.
Indikasi utama SADARI adalah untuk mendeteksi terjadinya kanker payudara dengan
mengamati payudara dari depan, sisi kiri dan sisi kanan, apakah ada benjolah,
perubahan warna kulit, puttting berisik dan pengeluaran cairan atau nanah dan darah
(Olfah dkk, 2013). American Cancer Society merekomendasikan agar sejak usia 20
tahun, kaum wanita memeriksakan payudaranya setiap tiga tahun sekali sampai usia
40 tahun. Sesudahnya pemeriksaan dapat dilakukan sekali dalam setahun. Meskipun
sebelum umur 20 tahun benjolan pada payudara bisa dijumpai, tetapi potensi
keganasannya sangat kecil (Setiati, 2009).
Pemeriksaan payuadara sendiri (SADARI) adalah pengembangan kepedulian
seorang wanita terhadap kondisi payudaranya sendiri. Tindakan ini dilengkapi dengan
langkah-langkah khusus untuk mendeteksi secara awal penyakit kanker payudara.
Kegiatan ini sangat sederhana dan dapat dilakukan oleh semua wanita tanpa perlu
merasa malu kepada pemeriksa, tidak membutuhkan biaya, dan bagi wanita yang
sibuk hanya perlu menyediakan waktuna selama kurang lebih lima menit. Tidak
diperlukan waktu khusus, cukup dilakukan saat mandi atau pada saat sedang
berbaring. SADARI sebaiknya mulai dilakukan saat seorang wanita telah mengalami
menstruasi. Tingkat sensitivitasnya (kemampuannya untuk mendeteksi kanker
payudara) dalah sekitar 20-30% (Nisman, 2011).
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) untuk mendeteksi kanker payudara
adalah cara termudah dan termurah mengetahui adanya benjolan yang kemungkinan
besar berkembang menjadi kanker ganas. SADARI atau periksa payudara sendiri
dengan rutin merabanya merupakan langkah penting untuk deteksi dini kanker
payudara. Kebiasaan karena mudah, murah, cepat, dan efektif untuk semakin
“mengenal” dan menyadari jika terdapat suatu hal yang tidak normal pada payudara.
Sebaiknya jangan tunggu ada benjolan di payudara karena jika hal itu sudah terjadi,
maka kemungkinan menderita kanker payudara stadium 1 lebih besar. Pemeriksaan
melalui ultrasonografi dan mamografi harus dilakukan secara berkala. Untuk wanita
yang berusia 50 tahun ke atas, disarankan setiap tahun. Sementara yang berumur di
bawah itu, bisa tiga tahun sekali. Meski begitu, jika ada benjolan, yang terdeteksi
kanker payudara dari lima wanita yang merasa ada benjolan paling hanya satu (Olfah
dkk, 2013).

2. Siapa Yang Perlu Melakukan SADARI?


Menurut Nisman 2011, wanita yang dianjurkan melakukan SADARI atau Breast Self
Examination (BSE) untuk mengurangi memicu kejadian kanker payudara waktu
pelaksanaan SADARI sebagai berikut:
1) Wanita usia subur : 7-8 hari setelah menstruasi
2) Wanita pascamenopause : pada waktu tertentu setiap bulan
3) Setiap wanita berusia diatas 20 tahun perlu melakukan pemeriksan payudara
sendiri (SADARI)setiap bulan.
4) Wanita yang berisiko tinggi sebelum mencapai 50 tahun perlu melakukan
mamografi setiap tahun, pemeriksaan payudara oleh dokter setiap 2 tahun.
5) Wanita yang berusia antara 20-40 tahun :
a. Mamogram awal atau dasar antara usia 35 sampai 40 tahun.
b. Melakukan pengujian payudara pada dokter setiap 3 tahun.
6) Wanita yang berusia antara 40-49 tahun melakukan pemeriksaan payudara pada
dokter dan mamografi setiap 1-2 tahun.
7) Wanita yang berusia diatas 50 tahun melakukan pemeriksaan payudara pada
dokter dan mamografi setiap tahun.
3. Tujuan SADARI
Menurut Nisman (2011) tujuan SADARI sangat perlu dilakukan dengan bertujuan
mengurangi kejadian kanker payudara sebagai berikut.
1) SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara, bukan untuk mencegah
kanker payudara. Dengan adanya deteksi dini maka kanker payudara dapat
terdeteksi pada stadium awal sehingga pengobatan dini akan memperpanjang
harapan hidup penderita kanker payudara.
2) Menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang ditemukan pada
stadium awal akan memberikan harapan hidup lebih lama
4. Cara Memeriksa Payudara Sendiri (SADARI)
Waktu yang tepat untuk periksa payudara sendiri adalah satu minggu setelah selesai
haid. Jika siklus haid telah berhenti, maka sebaiknya dilakukan periksa payudara
sendiri pada waktu yang sama setiap bulannya dan waktu yang dibutuhkan untuk
melakukannya tidak lebih dari 5 menit. Terbukti 95% wanita yang terdiagnosis pada
tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah
terdiagnosis sehingga banyak dokter yang merekomendasikan agar para wanita
menjalani SADARI (periksa payuadara sendiri) pada saat menstruasi, pada hari ke 7
sampai dengan hari ke 10 setelah hari pertama haid di rumah secara rutin dan
menyarankan dilakukannya pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan
pada payudara. Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada usia 20 tahun
kurang atau lebih.

5. Apa Yang Kita Lakukan Bila Menemukan Benjolan


Menurut Nisman (2011) dan Mulyani (2013) SADARI baru dilakukan oleh sebgian
kecil kaum wanita. Diperkirakan hanya 25% sampai 30% wanita yang melakukan
pemeriksaan payudara sendiri dengan baik dan teratur setiap bulannya. Umumnya
langkah ini dihindari karena menimbulkan bayangan menakutkan. Pertama sadarilah
bahwa upaya SADARI yang kita lakukan adalah untuk melakukan deteksi dini-
sangat awal-sehingga kita punya harapan besar bahwa masalah yang kita temui adalah
masalah yang ringan, bisa diobati, dan penyembuhannya dapat dilakukan dengan
baik. Yang kedua adalah berusahalah untuk tenang jika menemukan benjolan. Jangan
berusaha memijat-mijat benjolan tersebut karena pemijatan tidak akan membuat
benjolan menegcil, sebaliknya justru dapat membuat masalah menjadi lebih berat jika
benjolan ini merupakan masalah atau penyakit. Yang ketiga adalah segera
konsultasikan dengan dokter yang tepat untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
a) Mammografi
Mammografi merupakan proses pemeriksaan payudara manusia menggunakan
sinar-X dosis rendah (umumnya berkisar 0,7 mSv). Melalui pemeriksaan
Mammografi, angka kematian karena kanker payudara dapat diturunkan sampai
30%. Metode mammografi, sinar X yang dipancarkan sangat kecil, sehingga
metode ini relatif mudah. Mammografi merupakan suatu tes yang aman yang
bertujuan untuk melihat adanya masalah pada payudara wanita.
b) Biopsi
Suatu tes untuk mengambil sejumlah kecil jaringan dari benjolan dan daerah
sekitar benjolan. Jaringan tersebut dikirim ke laboratorium untuk dilakukan tes,
dicari adanya perubahan-perubahan yang menunjukkan adanya kanker. Benjolan
atau perubahan yang ditemukan pada payudara dapat bersifat jinak (bukan kanker)
atau ganas (kanker) dan jika kanker payudara dapat lebih dini maka wanita
kemungkinan bertahan dari penyakit ini lebih baik serta banyak terapi untuk
kanker payudara.
c) Mammogram diagnostik
Mammogram diagnostik dilakukan ketika seorang wanita memiliki gejala-gejala
kanker payudara atau terdapat benjolan di payudara dan mammogram ini
memakan waktu lebih lama karena gambar yang diambil juga lebih banyak.
d) Mammogram digital
Mammogram digital untuk mengambil gambaran elektronik payudara dan
menyimpannya langsung di komputer. Penelitian terbaru tidak menunjukkan
bahwa gambaran digital lebih baik dalam menemukan kanker dibandingkan film
Sinar X.

Anda mungkin juga menyukai