Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PENYAKIT KRONIS


(TUBERCULOSIS PARU)

Disusun oleh :
Kelompok 7 / A1-2017
Alfia Nuriil Firdaus 131711133024
Neli Widia Astuti 131711133081
Rahmi Yunita 131711133086
Yumna Muhamad Apta 131711133102
Erni Purwaningsih 131711133142
Asna’ul Lailiyah 131711133157

Dosen Pembimbing:
Dr. Retno Indarwati, S.Kep., Ns. M.Kep.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat meyelesaikan makalah tentang “Asuhan
Keperawatan Keluarga dengan Penyakit Kronis (Tuberculosis Paru)” ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Dr. Retno Indarwati S
Kep., Ns. M. Kep. selaku Dosen mata kuliah Keluarga yang telah memberika tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Asuhan Keperawatan Keluarga. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah
ini di waktu yang akan datang.

Surabaya, 30 Maret 2020

Penulis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Keluarga
2.1.1 Pengertian keluarga
Menurut Departemen Kesehatan (1998), keluarga adalah unit Terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dalam
satu atap serta saling bergantung.
Menurut Friedman (1998) keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung
karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan
emosional , serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
2.1.2 Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998):
1. Fungsi afektif
Berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar kekuatan
keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota
keluarga mengembangkan gambaran diri yang posititf, peran dijalankan dengan baik,
dan penuh rasa kasih saying.
2. Fungsi sosialisasi
Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu menghasilkan interaksi
sosial, dan individu tersebut melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial.
Keluarga merupakan tempat individu melaksanakan sosialisasi dengan anggota
keluarga dan belajar disiplin, norma budaya, dan perilaku melalui interaksi dalam
keluarga, sehingga individu mampu berperan di dalam masyarakat.
3. Fungsi reproduksi
Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makanan, pakaian, perumahan,
dan lain-lain.
5. Fungsi perawatan keluarga
Keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan, dan asuhan
kesehatan/keperawatan. Kemampuan keluarga melakukan asuhan keperawatan /
pemeliharaan kesehatan memengaruhi status kesehatan keluarga dan individu.
2.1.3 Tugas kesehatan keluarga menurut Friedman (1998):
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga
2. Membuat keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat
3. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
4. Modifikasi lingkungan, menciptakan dan mempertahankan lingkungan rumah yang
sehat.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan dengan tepat.

2.2 Konsep penyakit Kronis


2.2.1 Pengertian penyakit kronis
Penyakit kronis merupakan jenis penyakit degeneratif yg berkembang / bertahan
dalam jangka waktu yg sangat lama > 6 bulan . orang yang menderita penyakit kronis
cenderung memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dan cenderung mengembangkan
perasaan hopelessness dan helplessness.
2.2.2 Fase penyakit kronis
Menurut Smeltzer & Bare (2010), ada Sembilan fase dalam penyakit kronis:
1. Fase pra trajectory adalah risiko terhadap penyakit kronis karena faktor-faktor
genetik atau perilaku yg meningkatkan ketahanan seseorang terhadap penyakit kronis.
2. Fase trajectory adalah adanya gejala yang berkaitan dengan penyakit kronis. Fase ini
sering tidak jelas karena sedang dievaluasi dan sering dilakukan pemeriksaan
diagnostik.
3. Fase stabil adalah tahap yang terjadi ketika gejala - gejala dan perjalanan penyakit
terkontrol. Aktivitas kehidupan sehari-hari tertangani dalam keterbatasan penyakit.
4. Fase tidak stabil adalah periode ketidakmampuan untuk menjaga gejala tetap
terkontrol atau reaktivasi penyakit. Terdapat gangguan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.
5. Fase akut adalah fase yang ditandai dengan gejala - gejala yang berat dan tidak dapat
pulih atau komplikasi yang membutuhkan perawatan di rumah sakit untuk
penanganannya.
6. Fase krisis adalah fase yang ditandai dengan situasi kritis atau mengancam yang
membutuhkan pengobatan atau perawatan kedaruratan.
7. Fase pulih adalah keadaan pulih kembali pada cara hidup yang diterima dalam
batasan yang dibebani oleh penyakit kronis.
8. Fase penurunan adalah kejadian yang terjadi ketika perjalanan penyakit berkembang
disertai dengan peningkatan ketidakmampuan dan kesulitan mengatasi gejala-gejala.
9. Fase kematian adalah tahap terakhir yang ditandai dengan penurunan bertahap atau
cepat fungsi tubuh dan penghentian hubungan individual.

2.2.3 Kategori penyakit kronis


Menurut Christensen et al (2006) ada beberapa kategori penyakit kronis, yaitu:
1. Lived with illnesses. Pada kategori ini individu diharuskan beradaptasi dan
mempelajari kondisi penyakitnya selama hidup dan biasanya tidak mengalami
kehidupan yang mengancam. Penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah
diabetes, asma, arthritis dan epilepsi.
2. Mortal illnesses. Pada kategori ini secara jelas kehidupan individu terancam dan
individu yang menderita penyakit ini hanya bisa merasakan gejala-gejala penyakit
dan ancaman kematian. Penyakit dalam kategori ini adalah kanker dan penyakit
kardiovaskuler.
3. At risk illnesses. Kategori penyakit ini sangat berbeda dari dua kategori sebelumnya.
Pada kategori ini tidak ditekankan pada penyakitnya, tetapi pada resiko penyakitnya
penekanan pada risiko penyakitnya. Penyakit dalam kategori ini adalah hipertensi
dan penyakit yang berhubungan dengan hereditas

Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: ECG.

Anda mungkin juga menyukai