2. Nama kimia
Vitamin C (asam askorbat) berdasarkan nomenklatur internasional IUPAC
(International Union of Pure and Applied Chemistry) vitamin C mempunyai
nama sistemik 2-oxo-L-threo-hexono-1,4- lactone-2,3-enediol or (R)-3,4-
dihydroxy-5-((S)-1,2-dihydroxyethyl) furan-2(5H)-one.
Struktur kimia vit C :
Vitamin C merupakan hablur atau serbuk; putih atau kuning. Oleh pengaruh
cahaya lambat laun menjadi berwarna gelap. Dalam kering, stabil diudara,
dalam larutan cepat teroksidasi. Melebur pada suhu lebih kurang 190° C.
Bila terpapar udara, warnanya berlahan-lahan menjadi lebih gelap. Dalam
keadaan kering, stabil diudara, tetapi dalam larutan akan teroksidasi dengan
cepat lebih gelap. Kelarutan vitamin C (asam askorbat) mudah larut dalam
air, agak sukar larut dengan etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam eter
dan dalam benzen. Penyimpanan tidak boleh dikeringkan dalam wadah
tertutup rapat, tidak tembus cahaya.
4. Efek farmakologi
Vitamin C atau asam askorbat sebagai antioksidan yang membatasi
kerusakan oksidatif pada tubuh, dan berperan dalam metabolisme asam
amino. Dalam bentuk sediaan gel untuk sleep mask digunakan sebagai :
Pencegahan penuaan dini
Pencerah wajah
Nutrisi untuk kulit wajah
6. Absorpsi
Vitamin C akan dengan mudah diserap oleh saluran cerna, dan kadarnya
akan segera meningkat dalam plasma setelah diserap. Vitamin C akan lebih
tinggi ditemukan kadarnya dalam trombosit dan leukosit jika dibandingkan
dengan kadar dalam plasma maupun eritrosit (bila melihat kemampuan
saturasinya dalam sel).
7. Distribusi
Vitamin C didistribusikan secara luas ke seluruh bagian tubuh melalui
peredaran darah, dengan kadar tertinggi dapat ditemukan dalam kelenjar
dan kadar terendah dapat ditemukan dalam otot maupun jaringan lemak
8. Metabolisme
Vitamin C mengalami metabolisme utama di hati dan sebagian di ginjal.
Metabolisme utamanya terjadi dengan penghilangan dua buah elektron yang
dimiliki senyawa ini. Senyawa radikal bebas antara yang terbentuk dari
metabolisme vitamin C adalah dalam bentuk asam dehidroaskorbat yang
masih bersifat reversibel. Kemudian akan menjadi asam 2,3-diketogulonat
yang bersifat ireversibel dan secara fisiologis inaktif. Senyawa ini kemudian
akan membelah menjadi beberapa metabolit.
9. Eliminasi
Vitamin C maupun metabolit yang dibentuknya akan diekskresikan melalui
urine dalam bentuk utuh atau dalam bentuk garam sulfatnya ketika kadarnya
melewati ambang rangsang ginjal dalam darah yaitu sekitar 1,4 mg/100mL.
Beberapa obat-obatan diketahui dapat meningkatkan proses pengeluaran
vitamin C ketika berinteraksi dalam penggunaan yang bersamaan, yaitu
pada penggunaan tetrasiklin, salisilat atau fenobarbital.