Anda di halaman 1dari 9

SUKSESI

Aulia Dinyati Lussy*, dan Alfiyanti Sholihah, Alfianur Azmi


Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

*Corresponding author: aulia.dinyati@gmail.com

Abstrak
Suksesi merupakan hasil dari tumbuhan itu sendiri, dalam arti bahwa tumbuhan yang berbeda dalam
daerah itu pada waktu tertentu mengubah lingkungannya, yang terdiri dari tanah, tumbuhan dan iklim
makro yang berda diatasnya, sedemikian rupa sehingga membuat cocok untuk jenis yang lain dari pada
bagi tumbuhan itu sendiri. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui proses suksesi yang terjadi di
Semanggi 2 pada lahan warga. Lokasi pengamatan suksesi ini berada di sebuah lahan warga di daerah
Semanggi 2 dengan menggunakan metode membuat plot 2x3 meter dan plot tersebut diberi perlakuan
dengan dibakar yang diibaratkan dengan kebakaran hutan yang lalu diamati selama 4 minggu. Hasil
pengamatan didapat pada minggu pertama terjadi pertumbuhan tumbuhan baru sebanyak 14 jenis spesies
dengan jumlah individu sebanyak 120. Hingga minggu keempat pertambahan tumbuhan terus meningkat
yaitu sebanyak 16 jenis spesies ditemukan dengan jumlah individu sebanyak 267. Dari hasil pengamatan
diketahui bahwa jenis suksesi pada lokasi pengamatan merupakan suksesi sekunder karena pada lokasi
setelah dibakar ditemukan adanya individu-individu baru yang tumbuh pada perlakuan tersebut.

Kata kunci: Dibakar, Suksesi, Tumbuhan.

PENDAHULUAN
Kebakaran hutan merupakah hutan paska kebakaran pada hutan
salah satu gangguan yang makin sering sekunder yang di teliti menunjukkan
terjadi sehingga membuat hutan keragaman jenis dari masing-masing
menjadi rusak. Dampak negatif yang tingkat pertumbuhan yang menunjukkan
ditimbulkan oleh kebakaran hutan pola yang tidak teratur (Saharjo, 2011).
cukup besar mencakup kerusakan
ekologis, menurunnya keanekaragaman Menurut Sutomo (2009), suksesi
hayati, merosotnya nilai ekonomi hutan ekologi adalah suatu proses perubahan
dan produktivitas tanah, perubahan komponen-komponen spesies suatu
iklim mikro maupun global, dan komunitas selama selang waktu
asapnya yang mengganggu kesehatan tertentu. Menyusul adanya sebuah
masyarakat, serta sarana transpportasi gangguan, suatu ekosistem biasanya
baik darat, perairan, maupun udara. akan berkembang dari mulai tingkat
Gangguan asap dari kebakaran hutan organisasi sederhana (misalnya
tropis akhir-akhir ini bahkan telah beberapa spesies dominan) hingga ke
melintasi/melampaui batas Negara komunitas yang lebih kompleks
(Syaufina 2008). (banyak spesies yang interdependen)
selama beberapa generasi.
Secara alamiah hutan hutan
yang mendapat gangguan akan kembali Suksesi dapat dibedakan
menjadi hutan sekunder setelah melalui menjadi dua tipe, yaitu suksesi primer
tahap-tahap suksesi. Keragaman jenis dan suksesi sekunder. Suksesi primer
cenderung memuncak pada tingkat adalah perkembangan tumbuhan secara
permulaan dan pertengahan dari tingkat gradual pada suatu daerah yang sama
suksesi akan menurun kembali pada sekali belum ada vegetasi hingga
tingkat klimaks. Dengan demikian bila mencapai keseimbangan atau klimaks.
membandingkan keadaan suksesi alami Suksesi ini dikenal dengan suksesi
autogenik karena muncul pada kondisi
1
dengan faktor-faktor lingkungan yang masa pergantian, pionir-pionir akhir
dominan mempengaruhi pertumbuhan akan mati satu per satu setelah sekitar
individu dalam komunitas tumbuh- 100 tahun dan berangsur-angsur akan
tumbuhan tersebut. Proses suksesi digantikan oleh beberapa jenis-jenis
primer ini membutuhkan waktu yang tumbuhan yang tahan terhadap naungan
lama sampai ratusan tahun. Suksesi yang telah tumbuh dibawah tajuk
sekunder adalah suksesi yang muncul pionir-pionir akhir.
pada daerah yang sebelumnya ada
vegetasi, baik sebagian maupun hampir Menurut Muhartini (2003),
seluruhnya telah rusak. Suksesi ini faktor-faktor yang mempengaruhi laju
dikenal dengan istilah alogenik suksesi atau yang menjadi penyebab
(allogenik sucsesion) karena berbagai terjadinya suksesi antara lain adalah
faktor secara terpisah mempengaruhi faktor iklim, faktor topografi, dan faktor
tiap individu tumbuhan dan habitatnya biotik.
sehingga turut mempengaruhi
Pengamatan ini bertujuan agar
perubahan dalam perkembangan
mahasiswa dan mahasiswi mampu
komunitas vegetasi tersebut secara
melakukan simulasi lapangan suksesi
keseluruhan (misalnya kebakaran,
sekunder, mengetahui proses suksesi
perladangan, larva gunung berapi, atau
sekunder dalam komunitas atau
serangan hama dan penyakit secara
ekosistem terestrial, mengetahui faktor
periodik) (Wanggai, 2009). kimia fisik dan keanekaragaman spesies
Menurut Michael (2005), dari proses sebelum dan sesudah suksesi
terdapat 4 tahap dalam proses suksesi, sekunder dalam komunitas atau
yaitu fase permulaan, fase awal/muda, ekosistem terestrial.
fase dewasa, dan fase klimaks. Fase
METODE
permulaan merupakan setelah
penggundulan hutan atau pembersihan Pengamatan suksesi dilakukan
lahan, yang menyebabkan di ekosistem selama 4 minggu sejak tanggal 5 April
tersebut dengan sendirinya hampir tidak 2019 hingga tanggal 1 Mei 2019 yang
ada biomasa yang tersisa yang mampu berlokasi di Semanggi 2 yang memiliki
beregenerasi namun, terdapat vegetasi cukup banyak. Alat dan bahan
tumbuhan-tumbuhan yang dapat yang digunakan pada praktikum ini
tumbuh dengan cepat yaitu tumbuhan adalah tali rafia untuk plot sebesar 2x3
herba dan semak-semak muncul dengan meter terdiri atas, patok, meteran,
cepat dan menempati tanah yang cangkul, minyak tanah, korek api, daun
gundul. Fase awal ialah dalam kurun dan ranting kering, serta alat pengukur
waktu tertentu misalkan kurang dari faktor kimia fisik seperti soil moisture
satu tahun, tumbuhan herba dan semak- meter dan soil instrument tester. Plot
semak akan digantikan posisinya oleh semi permanen ukuran 2x3 meter dibagi
jenis-jenis pohon pionir awal. Pada fase menjadi 6 plot yang masing-masing plot
dewasa setelah pohon-pohon pionir berukuran 1x1 meter dan diukur faktor
awal mencapai tinggi maksimumnya kimia & fisiknya serta keanekaragaman
dalam proses pertumbuhannya, spesies tumbuhan. Plot kemudian
tumbuhan pionir akan mati satu per satu dibakar kemudian diamati setiap
dan secara berangsur-angsur digantikan minggunya selama empat minggu.
oleh pionir-pionir akhir, pionir-pionir Praktikum kali ini data yang didapat
akhir inilah yang akan membentuk disajikan dalam bentuk grafik dan tabel.
lapisan-lapisan yaitu lapisan pohon Analisis data yang digunakan untuk
yang homogen. Lalu pada fase klimaks, menghitung indeks Keanekaragaman
pionir-pionir akhir akan mengalami
2
jenis dengan menggunakan Indeks HASIL DAN PEMBAHASAN
Shannon-Wiener (H’). Grafik skala
waktu dengan keanekaragaman spesies Pengamatan ini dilakukan di
sebelum dan sesudah suksesi sekunder Semanggi 2 pada lahan warga setempat
dibuat. dan dihasilkan data grafik jumlah jenis
tumbuhan tiap minggunya, sebagai
berikut:

Jumlah Jenis Tumbuhan Setiap Minggu


45
40
35
30
25
20
Jumlah jenis
15
10
5
0
Sebelum minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
dibakar

Grafik 1. Data Jumlah Jenis Tumbuhan Tiap Minggu


Dari data pada grafik diatas satwa yang dapat membantu proses
diketahui bahwa keanekaragaman jenis penyebaran biji.
tumbuhan sebelum dibakar sangat
banyak dan setelah diberi gangguan Proses terbentuknya suksesi
yaitu dengan dibakar dimulai dengan munculnya berbagai
keanekaragamannya berkurang tetapi spesies yang timbul menggantikan
masih tetap ada. Ini menandakan bahwa spesies lain, sehingga spesies yang
jenis suksesi pada lokasi pengamatan muncul di awal proses perubahan akan
merupakan suksesi sekunder yang berkurang peranannya pada tahap-tahap
apabila diberi gangguan tetapi masih berikutnya. Keanekaragaman spesies
ada cikal bakal kehidupan dan terus meningkat, sehingga pada titik
memerlukan rentang waktu yang relatif klimaks akan tercipta lebih banyak
sebentar untuk tumbuh dan relung untuk dimanfaatkan (Frick,
berkembang. Fakta ini juga sesuai 2007).
dengan pernyataan Gunawan (2015)
Dalam pengamatan ini tentu saja
bahwa, Suksesi sekunder adalah
ada faktor yang mempengaruhi
serangkaian perubahan komunitaa yang
berhasilnya proses suksesi. Menurut
terjadi pada areal yang sebelumnya
Tim Pembina Ekologi Tumbuhan
bervegetasi tetapi mengalami gangguan
(2016), faktor yang menyebabkan
atau kerusakan, misalnya setelah
terjadinya suksesi antara lain adalah
penebangan, land clearing, atau
iklim, kekuaran geologik (topografi),
kebakaran. Suksesi sekunder memang
dan biotik. Iklim dalam hal ini
prosesnya relatif lebih cepat daripada
mempengaruhi terjadinya suksesi.
suksesi primer, karena maaih memiliki
Dimana tumbuhan tidak akan dapat
sumber reintroduksi dan komunitas
tumbuh dengan adanya variasi iklim.

3
Dimana fluktuasi iklim kadang-kadang tersebut dapat terjadi karena erosi dan
membawa akibat rusaknya vegetasi baik pengendapan. Yang terakhir yaitu faktor
sebagian maupun seluruhnya. Dimana biotik, faktor biotik ini meliputi
akhirnya pada suatu tempat yang baru pengaruh jasad kehidupan baik hewan
(kosong) dapat berkembang menjadi maupun tumbuhan.
lebih baik dan dapat mengubah kondisi
iklim. Selanjutnya yang kedua yaitu Faktor lain yang mempengaruhi
topografi, dimana dalam hal ini terjadinya suksesi adalah faktor fisik-
berhubungan dengan perubahan kondisi kimia lingkungan yang dapat dilihat
tanah. Dimana perubahan kondisi tanah pada tabel berikut:
Tabel 1. Faktor Fisik-Kimia Lingkungan

Suhu pH Kelembaban Tekanan Kelembapan Suhu Kecepatan


Tanah Tanah Udara Udara Udara Angin
33ºC 7 1.8 998.7 bar 81.2 RH 27.8ºC 0.6 m/s
Dari hasil tabel diatas dapat beriklim kering, maka proses tersebut
diketahui bahwa pada lokasi tersebut akan terhenti (klimaks) pada tahap
memiliki nilai-nilai faktor fisik yang komunitas rumput: jika berlangsung di
mendukung tanaman untuk tumbuh daerah beriklim dingin dan basah, maka
dengan subur sehingga terjadilah proses suksesi akan terhenti pada
suksesi sekunder pada lokasi tersebut. komunitas hutan conifer, serta jika
Faktor fisik-kimia pada lingkungan berlangsung di daerah iklim hangat dan
tersebut juga memengaruhi kenaikan basah, maka kegiatan yang sama akan
dan penurunan keanekaragaman jenis terhenti pada hutan hujan tropis.
tumbuhan di daerah tersebut.
KESIMPULAN
Menurut Scindele, W. (1989),
Berdasarkan hasil pengamatan
proses suksesi sangat terkait dengan terkait suksesi di Semanggi 2 pada
faktor lingkungan, seperti letak miring, lahan warga, menunjukkan bahwa jenis
iklim, dan tanah. Lingkungan sangat suksesi tersebut termasuk suksesi
menentukan pembentukan struktur sekunder karena masih terdapat cikal
komunitas klimaks. Misalnya, jika bakal tumbuhan walaupun sudah di beri
proses suksesi berlangsung didaerah gangguan berupa dibakar.

DAFTAR PUSTAKA
4
Frick, Heinz. 2001. Hutan dan Kehutanan. Kanisius: Yogyakarta
Gunawan, H. 2015. Suksesi Sekunder Hutan Terganggu Bekas Perambahan ditaman
Nasional Gunung Ciremai, Jawa Barat. Jurnal Pros SEM NAS MASY BIODIV
INDON. Volume 1, Nomor 7, Oktober 2015. Halaman 1591-1599. Michael,
Purba. 2005. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium.
UI Press: Jakarta.
Muhartini, Sri. 2003. Rencana program kegiatan pembelajaran semester dasar dasar
ekologi. Universitas gadjah mada: Yogyakarta.
Schindele, W. 1989. Investigation of the steps needen to rehabilitate the area of East
Kalimantan seriously affected by fire.
Sutomo. 2009. Kondisi Vegetasi Dan Panduan Inisiasi Restorasi Ekosistem Hutan Di
Bekas Areal Kebakaran Bukit Pohen Cagar Alam Batukahu Bali (Suatu Kajian
Pustaka). Jurnal Biologi XIII (2) : 45 – 50.
Syaufina, L. Satyawan, D. Wahyudi, S. Setyorini, Y. Basuki, I. 2008. Kebakaran Hutan
dan Lahan Di Indonesia. Ed Ke-1. Bayumedia Publishing. ISBN. 978-602-
8299-02-2.
Tim Pembina Ekologi Tumbuhan. 2016. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan.
Universitas Jember: Jember.
Wanggai, Frans. 2009. Manajemen Hutan. Gramedia Widiasarana Indonesia: Jakarta.

LAMPIRAN

5
Tabel 1. Nilai Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Minggu ke-1.

Minggu ∑ - Pi (ln
Jenis Tumbuhan Pi Ln Pi
ke- Individu Pi)
-
Pilea nummularifolia 54 0,45 0,35932846
0,79851
-
Capsicum annuum 2 0,016667 0,06823908
4,09434
-
Emilia sanchifulia 1 0,008333 0,03989576
4,78749
-
Tussilago farfara 1 0,008333 0,03989576
4,78749
-
Ficus septicum 2 0,016667 0,06823908
4,09434
-
Bindes bippinata 3 0,025 0,09222199
3,68888
-
Centella asiatica 1 0,008333 0,03989576
4,78749
1 -
Crassocephalum crepidioides 1 0,008333 0,03989576
4,78749
-
Hedera helix 1 0,008333 0,03989576
4,78749
-
Amaranthus sp. 1 0,008333 0,03989576
4,78749
-
Portulaca oleracea L. 35 0,291667 0,35937524
1,23214
-
Prunella vulgaris 1 0,008333 0,03989576
4,78749
-
Mazus pumilus 2 0,016667 0,06823908
4,09434
Pilea microphylla 11 0,091667 -2,3896 0,21904634
Vitis vinivera 4 0,033333 -3,4012 0,11337325
Jumlah Individu 120
Indeks Keanekaragaman (H') 1,627332859

Tabel 2. Nilai Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Minggu ke-2.

6
Minggu
Jenis Tumbuhan ∑ Individu Pi Ln Pi - Pi (ln Pi)
ke-
-
Samolus valerandi 2
0,010471 4,55913 0,047739542
-
Stellara media 1
0,005236 5,25227 0,027498814
-
Pilea nummularifolia 66
0,34555 1,06262 0,367187609
-
Rivina humilis 1
0,005236 5,25227 0,027498814
-
Capsicum annuum 3
0,015707 4,15366 0,065240751
-
Emilia sanchifulia 1 0,005236 5,25227 0,027498814
-
Tussilago farfara 2 0,010471 4,55913 0,047739542
-
Ficus septicum 5 0,026178 3,64284 0,095362186
-
Bindes bippinata 8 0,041885 3,17283 0,132893482
-
2 Centella asiatica 1 0,005236 5,25227 0,027498814
-
Crassocephalum crepidioides 4 0,020942 3,86598 0,080962912
-
Hedera helix 2 0,010471 4,55913 0,047739542
-
Portulaca oleracea L. 48 0,251309 1,38107 0,347075791
-
Prunella vulgaris 2 0,010471 4,55913 0,047739542
-
Glechoma hederaceae 11 0,057592 2,85438 0,164388271
-
Pilea microphylla 21
0,109948 2,20775 0,24273702
-
Ageratum conyzoides 6 0,031414 3,46051 0,108707245
-
Plantago major L. 2 0,010471 4,55913 0,047739542
-
Vitis vinifera 5 0,026178 3,64284 0,095362186
Jumlah Individu 191
Indeks Keanekaragaman (H') 2,048610417

Tabel 3. Nilai Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Minggu ke-3.

7
∑ - Pi ln
Minggu ke- Jenis Tumbuhan Pi ln Pi
Individu pi
-
Samolus valerandi 2
0,008197 4,80402 0,039377
-
Stellara media 1
0,004098 5,49717 0,022529
-
Pilea nummularifolia 75
0,307377 1,17968 0,362607
-
Rivina humilis 2
0,008197 4,80402 0,039377
-
Capsicum annuum 6
0,02459 3,70541 0,091117
-
Emilia sanchifulia 1
0,004098 5,49717 0,022529
-
Tussilago farfara 2
0,008197 4,80402 0,039377
-
Ficus septicum 10
0,040984 3,19458 0,130926
-
Bindes bippinata 8
0,032787 3,41773 0,112057
-
Centella asiatica 1
0,004098 5,49717 0,022529
3
-
Crassocephalum crepidioides 5
0,020492 3,88773 0,079667
-
Hedera helix 2
0,008197 4,80402 0,039377
-
Portulaca oleracea L. 57
0,233607 1,45412 0,339691
-
Prunella vulgaris 3
0,012295 4,39856 0,054081
-
Glechoma hederaceae 19
0,077869 2,55273 0,198778
-
Pilea microphylla 27
0,110656 2,20133 0,24359
-
Ageratum conyzoides 8
0,032787 3,41773 0,112057
-
Plantago major L. 2
0,008197 4,80402 0,039377
-
Polyscias scutellansa 1
0,004098 5,49717 0,022529
-
Vitis vinifera 12
0,04918 3,01226 0,148144
Jumlah Individu 244
H' 2,159716106

Tabel 4. Nilai Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Minggu ke-4.

8
∑ - Pi ln
Minggu ke- Jenis Tumbuhan Pi ln Pi
Individu pi
-
Samolus valerandi 3
0,010345 4,57127 0,047289
-
Stellara media 3
0,010345 4,57127 0,047289
-
Pilea nummularifolia 93
0,32069 1,13728 0,364714
-
Rivina humilis 2
0,006897 4,97673 0,034322
-
Capsicum annuum 6
0,02069 3,87812 0,080237
-
Emilia sanchifulia 1
0,003448 5,66988 0,019551
-
Tussilago farfara 2
0,006897 4,97673 0,034322
Ficus septicum 10 0,034483 -3,3673 0,116114
-
Bindes bippinata 8
0,027586 3,59044 0,099047
-
Centella asiatica 1
0,003448 5,66988 0,019551
-
4 Crassocephalum crepidioides 5
0,017241 4,06044 0,070008
-
Hedera helix 2
0,006897 4,97673 0,034322
Amaranthus sp. 0 0 0 0
-
Portulaca oleracea L. 67
0,231034 1,46519 0,338509
-
Prunella vulgaris 5
0,017241 4,06044 0,070008
-
Glechoma hederaceae 28
0,096552 2,33768 0,225707
-
Pilea microphylla 19
0,065517 2,72544 0,178563
-
Ageratum conyzoides 12
0,041379 3,18497 0,131792
-
Arachis pintoi 2
0,006897 4,97673 0,034322
-
Veronica serpyllifolia 8
0,027586 3,59044 0,099047
-
Vitis vinifera 13
0,044828 3,10493 0,139187
Jumlah Individu 290
H' 2,183901097

Anda mungkin juga menyukai