Anda di halaman 1dari 18

• Koligatif berasal dari kata colligare yang berarti mengumpul

bersama.
• Beberapa sifat penting larutan bergantung pada banyaknya
partikel zat pelarut dalam larutan dan tidak bergantung
pada jenis partikel zat terlarut. Sifat-sifat ini disebut sifat
koligatif sebab sifat-sifat tersebut memiliki sumber yang
sama.
• Hukum Raoult merupakan sifat dasar bagi empat sifat
koligatif, sebab sifat-sifat itu bergantung pada efek kolektif
jumlah partikel terlarut, bukannya pada sifat partikel yang
terlibat.
1.
Penurunan
Tekanan Uap

SIFAT- 2.
4. Tekanan
Osmosis SIFAT Peningkatan
KOLIGATIF Titik Didih

3.
Penurunan
Titik Beku
1. PENURUNAN TEKANAN UAP (P)
Mengapa tekanan uap larutan lebih rendah daripada
tekanan uap pelarut murninya? Salah satu penyebab proses fisis
dan proses kimia ialah meningkatnya ketidakteraturan. Semakin
tidak teratur, semakin besar kecenderungan berlangsungnya suatu
proses. Penguapan meningkatkan ketidakteraturan suatu sistem,
sebab molekul dalam fasa uap kurang teratur dibandingkan molekul
dalam fasa cairan. Karena larutan lebih tidak teratur daripada
pelarut murni, maka selisih ketidakteraturan antara larutan dan uap
lebih kecil dibandingkan antara pelarut murni dan uap. Dengan
demikian molekul pelarut lebih kecil kecenderungannya untuk
meningkatkan larutan dibandingkan meninggalkan pelarut murni
untuk jadi uap, dan tekanan uap larutan lebih kecil dibandingkan
tekanan uap pelarut.

Rumus: Dimana,
P1 = X1 P1 ° P1 = Tekanan Uap (atm)
X1 = Fraksi Mol (mol)
P1 ° = Tekanan Uap Murni (atm)
CONTOH SOAL
Pada suhu 25°C tekanan uap benzena murni adalah
P1 ° = 0,1252 atm. Andaikan 6,40 gr naftalena C10 H8
(massa molar 128,17 gr/mol), dilarutkan dalam 78,0 gr
benzena (massa molar 78,0 gr/mol), hitunglah tekanan
uap benzena diatas larutan, dengan asumsi perilaku
ideal.
PENYELESAIAN
• Jumlah bahan kimia pelarut (benzena), n1 ialah 1,00 mol didapat dari
78,0 𝑔𝑟
= 1 mol
78,0 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙

• Jumlah bahan kimia zat terlarut (naftalena), n2 ialah 0,499 mol. Didapat
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 6,40 𝑔𝑟
dari 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟 = 128,17 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 = 0,0499 mol

• Cari fraksi mol.


𝑛1 1,00 𝑚𝑜𝑙
X1 = 𝑛1+𝑛2 = 1,00+0,0499𝑚𝑜𝑙 = 0,9525 mol

• Cari tekanan uapnya.


P1 = X1 P1 °= 0,9525 x 0,1252 atm = 0,119 atm
• Dapat kita lihat bahwa tekanan uap larutan yang dihasilkan lebih kecil
dibandingkan tekanan uap pelarut murninya yaitu sebesar 0,119 atm.
2. PENINGKATAN TITIK DIDIH (TB)
Titik didih normal cairan murni atau larutan ialah
suhu pada saat tekanan uap mencapai 1 atm. Karena
zat terlarut menurunkan tekanan uap, maka suhu
larutan harus dinaikkan agar ia mendidih. Artinya, titik
didih larutan lebih tinggi daripada titik didih pelarut
murni. Gejala ini, yang disebut sebagai peningkatan titik
didih merupakan alternatif untuk menentukan massa
molar

Rumus: Dimana,
Tb = Kb.m Tb = Kenaikan suhu titik didih (°C)
Tb = Tb° + Tb Kb = Konstanta peningkatan titik didih
(KKg/mol) / (°C/m)
m = molalitas larutan (m)
CONTOH SOAL
Larutan (III) klorida (LaCl3 ) adalah garam yang terdisosiasi sempurna
menjadi ion-ionnya dalam larutan berair encer,
LaCl3 (s) La3+ (aq) + 3Cl− (aq)
Menghasilkan 4 mol ion per mol LaCl3 . Andaikan 0,2453 gr LaCl3 dilarutkan
dalam 10,00 gr H2 0, berapa titik didih larutan pada tekanan atmosfer, jika
saat ini berperilaku sebagai larutan ideal?
PENYELESAIAN
• Massa molar LaCl3 adalah 245,3 gr/mol
0,2453 𝑔𝑟
• Mol LaCl3 = 245,3 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 = 1 x 10−3 mol
4 1𝑥10−3 𝑚𝑜𝑙 𝑖𝑜𝑛
• Molalitas total => m = = 0,400 mol/kg
0,0100 𝑘𝑔 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

• Cari peningkatan titik didih


Tb = Kb.m = 0,512 K kg/mol x 0,400 mol/kg = o,205 K
Tb = Tb° + Tb = 100°+0,205° = 100,205 °C
• Titik didih nyata sedikit lebih rendah daripada ini, sebab larutan ini non
ideal
3. PENURUNAN TITIK BEKU (TF)
Gejala penurunan titik beku menyebabkan kenyataan
bahwa air laut, yang mengandung garam terlarut,
memiliki titik beku yang sedikit lebih rendah daripada air
segar. Pengukuran titik beku, seperti halnya peningkatan
titik didih, dapat digunakan untuk menentukan massa
molar zat yang tidak diketahui. Jika suatu zat
berdisosiasi dalam larutan, maka molalitas total semua
spesies yang ada (ionik atau netral) harus digunakan
dalam perhitungan.

Rumus: Dimana,
Tf = Kf.m • Tf = Penurunan suhu titik beku (°C)
Tf = Tf - Tf • Kf = Konstanta penurunan tiitik beku
(K Kg/mol) atau (°C/m)
• m = molalitas larutan (m)
CONTOH SOAL

Sebanyak 6 gr Urea dilarutkan ke dalam 200 gr


air pada tekanan 1 atm. Jika tetapan titik beku
air (Kf air) = 1,86 °C/molal dan Mr Urea = 60,
hitunglah titik beku larutan.
PENYELESAIAN
𝐺𝑟 6 𝑔𝑟
nUrea = = = 1 mol
𝑀𝑟 60 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙

P = 200 gram
Kf = 1,86 ℃/molal

1000 1000
Tf = Kf.(n x ) => 1,86 (0,1 x ) = 0,93 ℃
𝑝 200

Tf larutan = T°f x Tf = 0℃ − 0,93℃ = -0,93℃


4. TEKANAN OSMOSIS (𝜋)
Peristiwa bergeraknya partikel (molekul atau
ion) dari suatu lautan yang lebih encer atau elarut
murni ke larutan yang lebih pekat melalui dinding
semipermeabel disebut dengan osmosis.
Dua larutan berbeda yang mempunyai tekanan
osmosis sama disebut dengan isotonis, sedangkan
jika salah satu larutan mempunyai tekanan osmosis
lebih tinggi dari yang lain disebut hipertonis.
Hipertonis menyatakan keadaan dimana suatu larutan
mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari larutan
yang lain

Rumus: Dimana,
𝜋 = M.R.T 𝜋 = tekanan osmosis (atm)
M = konsentrasi molar
R = tetapan gas ideal (0,082 L atm/K mol)
T = suhu mutlak (K)
CONTOH SOAL

Hitunglah tekanan osmosis larutan 3,6 gr


glukosa yang terlarut didalam 500 mL
larutan pada suhu 27℃ (Mr glukosa =
180)
PENYELESAIAN
3,6 𝑔𝑟
• n Glukosa = =0,02 mol
180 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
• T = 27 + 273 K = 300 K
0,02 𝑚𝑜𝑙
• 𝜋 = M.R.T = x 0,082 L atm/K mol x 300 K =
0,5
0,984 atm
SIFAT KOLIGATIF PADA LARUTAN ELEKTROLIT
Dalam konsentrasi yang sama, larutan elektrolit
mengandung jumlah partikel yang lebih banyak daripada
larutan non elektrolit. Hal ini disebabkan di dalam
larutan elektrolit, zat terlarut akan terionisasi. Menurut
Van’t Hoff, besarnya nilai sifat koligatif larutan elektrolit
akan lebih besar daripada nilai sifat koligatif larutan non
elektrolit.

Dimana,
Rumus :
• i = faktor Van’t Hoff
i = 1+(n-1)∝
• n = jumlah ion yang dihasilkan dari setiap satu
satuan rumus kimia senyawa terlarut
• ∝ = derajat ionisasi (untuk larutan elektrolit kuat
umumnya dianggap = 1
CONTOH SOAL

Hitunglah titik didih dan titik beku larutan H2 SO4


0,2 m, jika diketahui sebanyak 90% H2 SO4
terurai dalam larutan Kf air = 1,86 ℃/molal dan
Kb air = 0,52 ℃/molal
PENYELESAIAN
2−
• 𝐻2 𝑆𝑂4 → 2H + + SO4 , n =3
i = 1+(n-1)∝
i = 1+(3-1) 0,9
i = 1+1,8
i = 2,8
• Tb = Kb.m.i
Tb = 0,52 x 0,2 x 2,8
Tb = 0,29°C
Tb = 100 + 0,29 = 100,29°C
• Tf = Kf.m.i
Tf = 1,86 x 0,2 x 2,8
Tf = 1, 042°C
Tf = 0 – 1,042 = -1,042℃

Anda mungkin juga menyukai