Anda di halaman 1dari 6

Nama Anggota : Nur Amelia Rahmi (078) Dosen : - Ardian Khairiah M, Si

Latifah Azzahra (104) - Junaidi Achmad M, Si


Andi Alwi Absar (106) Asisten : - Aprilia Firdausya
Aulia Dinyati Lussy (108) - Fuji Anandi
Kel / Kelas : 1C2 / 4C - Fatima Salsabila Zahra

HORMON TUMBUHAN

I. TUJUAN
- Mempelajari pengaruh hormon terhadap pembentukan akar
- Mengamati pengaruh hormon terhadap pertumbuhan tunas lateral

II. METODOLOGI
2.1 Alat dan bahan
Timbangan analitik, gelas ukur, beaker glass, batang pengaduk, botol selai,
cawan petri, Lanolin, NAA, objek tumbuhan, giberelin, ABA, toples plastik,
gunting, alumunium foil, tube plastik dan air.

2.2 Cara kerja


Pengaruh pemberian auksin
1. Disiapkan 3 buah pohon yang sedang mengalami masa pertumbuhan
tandai pohon 1 sebagi kontrol, pohon 2 diberi perlakuan Lanolin dan
pohon ke 3 diberi perlakuan Lanolin + NAA
2. Potong bagian batang atas dari pohon 2 dan 3
3. Oleskan Lanolin pada pohon 2 di bagian ujung batang yang sudah di
potong sebelum nya
4. Oleskan Lanolin + NAA pada pohon 3 di bagian ujung batang yang sudah
di potong sebelum nya
5. Biarkan perlakukan selama 7 hari
6. Setelah 7 hari dilakukan pengamatan pada pertumbuhan ketiga pohon
tersebut

Pengaruh pemberian giberelin


1. Disiapkan 4 buah tanaman dengan 2 kondisi yang berbeda. Kondisi
pertama adalah 2 buah tanaman yang mempunyai kemampuan
memproduksi gibberellic acid yang sedikit. Kondisi kedua adalah 2 buah
tanaman yang mempunyai kemampuan penuh untuk memproduksi
gibberellic acid.
2. 1 tanaman dari setiap kondisi ditandai sebagai kontrol. Lalu tanaman yang
lain diberi semprotan gibberellic acid.
3. Saat menyemprotkan larutan gibberellic acid pada tanaman pastikan tidak
berada didekat tanaman kontrol.
4. Biarkan perlakuan selama 7 hari.
5. Setelah 7 hari dilakukan pengamatan pada pertumbuhan keempat tanaman
tersebut.

Pengaruh pemberian ABA water loose


1. Siapkan daun lengkap dengan petiolenya.
2. Masukkan bagian petiole daun kedalam tube plastik yang sudah
dimasukkan air didalamnya sampai batas yang sudah ditandai oleh spidol.
3. Kemudian bungkus dengan rapat bagian atas tube plastik dengan
menggunakan alumunium foil.
4. Lakukan hal yang sama untuk 2 buah daun lainnya. Lalu setiap tube
plastik diberi label.
5. Tube pertama diberi label dengan sebagai kontrol. Tube kedua diberi label
ABA yang dimana diberi perlakuan absisic acid. Jauhkan tube kedua
dengan tube kontrol. Tube ketiga diberi label “humidity” yang kemudian
tube ini dimasukkan ke humidity chamber.
6. Biarkan perlakuan selama 7 hari.
7. Setelah 7 hari dilakukan pengamatan pada skala air apakah
berkurang/tidak disetiap tube.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Pengaruh pemberian auksin

Perlakuan Sebelum Sesudah


Control - -
Lanolin + ++
Lanolin + NAA + +++

Tabel 2. Pengaruh pemberian giberelin

Percobaan Sebelum Sesudah


K. mutan - -
G. mutan - +
K. murni - -
G. murni + +++

Tabel 3. Pengaruh pemberian ABA Water Loose

Perlakuan Sebelum Sesudah


Control + +++
ABA - -
Humidity + ++
Keterangan : (-) = Tidak terjadi perubahan
(+) = Terjadi sedikit perubahan
(++) = Terjadi cukup perubahan
(+++) = Terjadi banyak perubahan

Tanaman yang sedang mengalami pertumbuhan maka akan mengalami pembelahan


sel-sel yang terus menerus pada jaringan meristem apikal yang menyebabkan pertumbuhan
dari pohon tersebut akan memanjang. Pemotongan pada bagian ujung batang seperti yang di
lakukan pada pengamatan tersebut yaitu bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan
pada pohon tersebut. Pemotongan pada ujung batang pohon merupakan suatu upaya yang
dilakukan untuk menghilangkan pembelahan pada meristem apikal sehingga pertumbuhan
pohon akan menyemak karena adanya pembelahan yang lebih pada meristem lateral. Hasil
yang di dapatkan setelah pegamatan selama 7 hari, pada pohon kontrol mengalami
pertumbuhan yang tidak terlalu signifikan pada bagian apikal atau pun lateral. Pohon dengan
perlakuan 2 didapatkan hasil, pertumbuhan tinggi dari tanaman tindak mengalami
pertumbuhan banyak, tetapi bada bagian meristem lateralnya mengakami perubahan yang
cukup banyak karena pada bagian meristem apikal tidak mengalami pembelahan lag yang di
sebabkan oleh pemberian Lanolin melainkan terjadi pembelahan pada bagian meristem
lateralnya. Sedangkan untuk pohon perlakuan 3 yang diberikan Lanolin + NAA pada bagian
ujung batang yang dipotongnya, di dapatkan hasil pertumbuhan yang banyak perubahan.
Pertambahan panjang secara lateral di sebabkan oleh pemberian hormon auksin yang
membantu proses pertumbuhan, sedangkan pengaruh dari pemberian Lanoli dapat
menghambat dalam pertumbuhan pohon secara apikal. Auksin terlihat mampu meningkatkan
pertumbuhan tanaman. Parameter yang dapat dilihat ialah cepatnya pertumbuhan
pertumbuhan organ-organ tanaman seperti tinggi batang, panjang akar, lebar dan jumlah
daun. Auksin pada konsentrasi tertentu terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan pada
tanaman. Tanggapan setiap tanaman pada berbagai konsentrasi yang auksin berbeda beda
(Sari.dkk, 2018).

Giberelin adalah zat pengatur tumbuh yang berperan merangsang perpanjangan ruas.
Respon terhadap giberelin meliputi peningkatan pembelahan sel dan pembesaran sel.
Pemberian giberelin dibawah tajuk tumbuhan dapat meningkatkan laju fotosintesis. Daun
tumbuhan berkembang secara signifikan karena hormon ini memacu pertumbuhan daun,
terjadi peningkatan pembelahan sel dan pertumbuhan sel yang mengarah pada perkembangan
daun. Selain itu juga memacu pemanjangan batang tumbuhan. Giberelin sering juga disebut
dengan GA (gibberelic acid) atau asam giberelat. Giberelin memiliki kemiripan sifat dengan
sitokinin. Giberelin dapat ditemukan pada hampir semua siklus hidup tanaman (Wicaksono,
2016).

Gibberelin atau asam giberelat secara khusus berfokus terutama terhadap


pemanjangan batang. Pada pengamatan kali ini dapat dilihat bahwa terdapat dua jenis
percobaan pohon yaitu jenis pohon mutan dan pohon normal dengan kontrol percobaan di
setiap jenis percobaan pohon. Berdasarkan tabel 2. hasil yang di dapatkan setelah pegamatan
selama 7 hari, pada pohon kontrol mutan mengalami pertumbuhan pertumbuhan yang tidak
terlalu signifikan selama 7 hari pada bagian batang pohon, ini dikarenakan tidak adanya
hormon giberelin yang diberikan terhadap pohon sehingga batang pohon tidak tumbuh
panjang dan tetap pendek, sedangkan pohon mutan yang diberkan giberelin selama 7 hari
terjadi sedikit pertumbuhan pada batang pohon, ini terjadi karena pengaruh adanya pemberian
hormon giberelin yang diberikan terhadap pohon sehingga batang pohon terlihat tumbuh
memanjang. Kemudian, pada pohon kontrol murni mengalami pertumbuhan yang tidak
terlalu signifikan selama 7 hari pada bagian batang pohon, ini dikarenakan tidak adanya
hormon giberelin yang diberikan terhadap pohon sehingga batang pohon tidak tumbuh
panjang dan tetap pendek, sedangkan pada pohon murni yang diberkan giberelin selama 7
hari terjadi pertumbuhan yang sangat signifikan pada batang pohon, hal ini terjadi karena
pengaruh adanya pemberian hormon giberelin yang diberikan terhadap pohon sehingga
batang pohon terlihat tumbuh sangat panjang. Giberelin merupakan hormon pertumbuhan
yang pada tanaman mempunyai beberapa pengaruh pertumbuhan, antara lain giberelin.
Hormon tanaman yang sering terlibat dalam proses fisiologi dan pengaturan pertumbuhan
antara lain pertumbuhan dan perkembangan pemanjangan batang, terlibat dalam pembungaan
dan terlibat pada proses perkecambahan biji. (Hardiyanti, 2014)

Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat dilihat bahwa terjadinya perubahan perbedaan pada
pohon yang diberi ABA water loose setelah pengamatan selama 7 hari, pada pohon kontrol
mengalami perubahan yang sangat meningkat . Sedangkan pohon dengan perlakuan 2 yang
diberikan ABA pada bagian ujung batang dipotongnya didapatkan hasil yang tidak berubah.
ABA memiliki fungsi yaitu mendukung, abscicion, dan senescence/penuaan, yaitu
mengahambat kemampuan tumbuh dari suatu tanaman yang diikuti oleh kepekaan terhadap
lingkungan dan perluasan area daun tanaman (Alves and Setter, 2000). Pohon dengan
perlakuan 2 didapatkan hasil perubahan yang cukup dikarenakan humadity berfungsi dalam
menjaga lingkungan suhu agar tetap stabil. Menurut putri (2006) suhu udara yang seimbang
dapat berpengaruh pada pertumbuhan, perkembangan dan hasil tanaman dengan cara
menunjang pertumbuhan serta masa hidup suatu tanaman.

KESIMPULAN

Hormon tumbuhan merupakan senyawa organik yang dihasilkan suatu tumbuhan


yang mempunyai pengaruh spesifik pada bagian tertentu secara biokimia, fisiologi, dan
morfologi. Dikenal 5 kelompok hormon tumbuhan yaitu auksin, giberelin, sitokinin, asam
absisat, dan etilen.

DAFTAR PUSTAKA

Alves, A.A., and T.L. Setter. (2000). Response of cassava to water deficit: Leaf area growth
and abscisic acid. Crop Sci., 40, 131-137.

Hardiyanti, Ning Tityas, et al. 2014. Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian Hormon
Giberelin Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Buah Tomat. Jurnal Berkala Ilmiah
Pertanian. Vol. 10. No. 10.

Putri, D. M. S. (2006). Pengaruh Jenis Media Tanam terhadap Pertumbuhan Begonia


Imperialis dan Begonia ‘Bethelehem Star’. Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya
Eka Karya Bali. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) : Bali. 7: 168- 170.
Sari, ragil puspita. Melsandi. Nancy Fransiska dan Ahmad Fauzi. (2018). Hormon auksin
dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan cabai rawit (Capsicum frutensen) dan cabai
keriting (Capsicum annum). Seminar Nasional IV. Hal. 155-162

Wicaksono, F.Y. et al. 2016. Pengaruh Pemberian Giberelin dan Sitokinin Pada Konsentrasi
Yang Berbeda Terhadao Pertumbuhan dan Hasil Gandum (Triticum aestivum L) di
Dataran Medium Jatinagor. Jurnal Kultivasi. Vol. 15. No. 1

LAMPIRAN

Gambar 1. Perlakuan Pemberian Auksin

Gambar 2.1. Perlakuan pemberian giberelin Gambar 2.2. Perlakuan pemberian


kondisi pertama giberelin kondisi kedua
Gambar 3. Perlakuan ABA water loose

Pertanyaan

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi auksin?


Jawab: Konsentrasi, tingkat perkembangan sel yang menerima auksin, dan umur sel.
2. Sebutkan hormon hormon pertumbuhan pada tanaman!
Jawab: Auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat, dan etilen.
3. Jelaskan kerja dari auksin yang mampu mempengaruhi pertumbuhan fisiologis di dalam
sel!
Jawab: Cara kerja hormon auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga
memacu protein tertentu yang ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa
ion H+ ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan
beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel
tumbuhan kemudian memanang akibat air yang masuk secara osmosis.
4. Sebutkan pengaruh auksin terhadap pertumbuhan tumbuhan!
Jawab:
- Merangsang perpanjangan sel-sel batang dan menghambat perpanjangan sel-sel akar.
- Merangsang pembelahan sel
- Merangsang pertumbuhan akar samping (lateral) dan akar serabut
- Adanya penurunan daun
- Menunda penuaan buah
- Dapat memperbesar ukuran buah, pertumbuahan buah bisa lebih cepat
- Perantara dalam respon tropistic lentur dalam menanggapi gravitasi dan cahaya.
5. Bagaimana mengatasi dominasi tunas apikal yang diterapkan dalam bisnis tanaman
holtikultura?
Jawab: Pengaruh pemangkasan pucuk adalah pertumbuhan tunas lateral/ pertumbuhan
tanaman ke samping. Dilakukan pada tanaman hortikultura dengan tujuan agar tanaman
tumbuh ke samping atau menyemak sehingga memudahkan dalam pemanenan,
pemeliharaan dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai