HORMON TUMBUHAN
I. TUJUAN
- Mempelajari pengaruh hormon terhadap pembentukan akar
- Mengamati pengaruh hormon terhadap pertumbuhan tunas lateral
II. METODOLOGI
2.1 Alat dan bahan
Timbangan analitik, gelas ukur, beaker glass, batang pengaduk, botol selai,
cawan petri, Lanolin, NAA, objek tumbuhan, giberelin, ABA, toples plastik,
gunting, alumunium foil, tube plastik dan air.
Giberelin adalah zat pengatur tumbuh yang berperan merangsang perpanjangan ruas.
Respon terhadap giberelin meliputi peningkatan pembelahan sel dan pembesaran sel.
Pemberian giberelin dibawah tajuk tumbuhan dapat meningkatkan laju fotosintesis. Daun
tumbuhan berkembang secara signifikan karena hormon ini memacu pertumbuhan daun,
terjadi peningkatan pembelahan sel dan pertumbuhan sel yang mengarah pada perkembangan
daun. Selain itu juga memacu pemanjangan batang tumbuhan. Giberelin sering juga disebut
dengan GA (gibberelic acid) atau asam giberelat. Giberelin memiliki kemiripan sifat dengan
sitokinin. Giberelin dapat ditemukan pada hampir semua siklus hidup tanaman (Wicaksono,
2016).
Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat dilihat bahwa terjadinya perubahan perbedaan pada
pohon yang diberi ABA water loose setelah pengamatan selama 7 hari, pada pohon kontrol
mengalami perubahan yang sangat meningkat . Sedangkan pohon dengan perlakuan 2 yang
diberikan ABA pada bagian ujung batang dipotongnya didapatkan hasil yang tidak berubah.
ABA memiliki fungsi yaitu mendukung, abscicion, dan senescence/penuaan, yaitu
mengahambat kemampuan tumbuh dari suatu tanaman yang diikuti oleh kepekaan terhadap
lingkungan dan perluasan area daun tanaman (Alves and Setter, 2000). Pohon dengan
perlakuan 2 didapatkan hasil perubahan yang cukup dikarenakan humadity berfungsi dalam
menjaga lingkungan suhu agar tetap stabil. Menurut putri (2006) suhu udara yang seimbang
dapat berpengaruh pada pertumbuhan, perkembangan dan hasil tanaman dengan cara
menunjang pertumbuhan serta masa hidup suatu tanaman.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Alves, A.A., and T.L. Setter. (2000). Response of cassava to water deficit: Leaf area growth
and abscisic acid. Crop Sci., 40, 131-137.
Hardiyanti, Ning Tityas, et al. 2014. Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian Hormon
Giberelin Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Buah Tomat. Jurnal Berkala Ilmiah
Pertanian. Vol. 10. No. 10.
Wicaksono, F.Y. et al. 2016. Pengaruh Pemberian Giberelin dan Sitokinin Pada Konsentrasi
Yang Berbeda Terhadao Pertumbuhan dan Hasil Gandum (Triticum aestivum L) di
Dataran Medium Jatinagor. Jurnal Kultivasi. Vol. 15. No. 1
LAMPIRAN
Pertanyaan