Anda di halaman 1dari 94

SINONIM

Abrasi = Pengikisan Defleksi = Penyimpangan Fitnah = Rekaan


Absah = Sah Dehidrasi = Kehilangan cairan tubuh Flegmatis = Bertemperamen lamban
Absolut = Mutlak Dekade = Dasa warsa Flora = Tanaman
Absurd = Janggal Dekadensi = Kemerosotan moral Forum = Lembaga
Acum = Rujukan Delusi = Ilusi Frekuwensi = Sinyal
Ad interim = Sementara Demagog = Tiran Friksi = Bentrokan
Adjektiva = Kata sifat Demisioner = Habis masa jabatan Frustasi = Putus Harapan
Afeksi = Kasih sayang Deportasi = Pembuangan ke luar Fundamental = Mendasar
Agresi = Serangan negeri Fungi = Jamur
Agunan = JaminanAhli = Pakar sinonim Fusi = Gabugan
Akselerasi = Percepatan Derivasi = Afiksasi Futuristis = Menuju masa depan
Akurat = Seksama Deskripsi = Pelukisan Galat = Keliru
Almanak = Penanggalan Diagnosis = Penaksiran Gemar = Getol
Ambiguitas = Bermakna ganda Dialog = Obrolan Generik = Umum
Andal = Tangguh Dikotomi = Dibagi dua Genjah = Cepat berbuah
Anemia = Kurang darah Dinamis = Bergerak maju Genre = Aliran
Anggaran = Aturan Disharmoni = Tidak selaras Geothermal = Panas bumi
Anjung = Panggung Diskriminasi = Subordinat Getir = Pahit
Antagonis = Berlawanan Disorientasi = Salah tujuan Global = Dunia
Anulir = Abolisi Disparitas = Perbedaan Glosarium = Kamus ringkas
Api = Barah Dispensasi = Pengecualian Gongseng = Sangrai
Aplikasi = Pelaksanaan Ditenggak = Ditelan bulat-bulat Grasi = Pengampunan hukuman
Arogan = Sombong Divestasi = Pelepasan dari presiden
Artis = Seniman Dominasi = Penguasaan Green belt = Jalur hijau
Asa = Harapan Donasi = Bantuan sinonim
Asterik = Tanda bintang Dosis = Takaran Harmonis = Serasi
Asumsi = Anggapan Dursila = Jahat Harta benda = Mal
sinonim Ebi = Udang kering Hayati = Hidup
Bahari = Laut Ebonit = Kayu hitam Hedonisme = Hura-hura
Bahtera = Perahu sinonim Hegemoni = Intervensi
Bala = Bencana Ekonomis = Hemat Hepotenusa = Sisi miring
Bandela = Peti kemas Eksibisi = Perunjukan Herbi = Berhubungan dengan
Barbar = Tidak beradab Ekskavasi = Penggalian tumbuh-tumbuhan
Berdikari = Mandiri Eksklusif = Tertentu Heroisme = Jiwa kepahlawanan
Bergaul = Berteman Ekspansi = Perluasan Heterogen = Tidak sejenis
Berongsang = Marah-marah Eksploitasi = Pendayagunaan Higienis = Bersih
Berpretensi = Prasangka Ekspresi = Aktualisasi diri Hiperbola = Berlebihan
Bhineka = Berbeda-beda Ekstensi = Perluasan Holistik = Keseluruhan
Bicu = Dongkrak Ekuilibrium = Keseimbangan Homogen = Sejenis
Biologi = Hayati Elaborasi = Penjelasan terperinci Huma = Lahan
Bisa = Dapat Embargo = Larangan Humanisme = Kemanusiaan
Boga = Makanan kenikmatan Embarkasi = Keberangkatan
Bonafide = Dapat dipercaya Empati = Ikut merasakan Identitas = Bukti diri
Bromocorah = Residivis Empiris = Realitas Imbas = Efek
Bubut = Cabut Endemi = Wabah Imbasan = Isapan
Bukti diri = Identitas Epilog = Penutup Implikasi = Akibat
Bungalow = Pesanggrahan Ereksi = Birahi Implisit = Tersirat
Bura = Sembur Estetika = Keindahan Impulsif = Spontan
Burkak = Cadar Estimasi = Perkiraan Indolen = Lesu
Etos = Pandangan hidup Infiltrasi = Penyusupan
Centeng = Body guard Evakuasi = Pengungsian Inheren = Melekat
Citra = Gambaran Evaluasi = Penilaian Injeksi = Suntik
Copyright = Hak cipta Evokasi = Penggugah rasa Inovasi = Penemuan
Dampak = Akibat Fauna = Hewan Insentif = Bonus
Darma = Pengabdian Fenomena = Kenyataan Insinuasi = Sindiran
Daur = Siklus Fertile = Subur Interaksi = Hubungan
Deduksi = Konklusi File = Arsip Interpelasi = Hak bertanya
Intuisi = Bisikan Hati
Invasi = Pencaplokan Kredibilitas = Dapat dipercaya Paradoksal = Kontras
Investigasi = Pemeriksaan Krusial = Penting Paras = Wajah
44 Kompilasi Soal-soal Aseli CPNS Kudeta = Perebutan kekuasaan Paripurna = Sempurna
Ironi = Bertentangan dengan Kudus = Suci Partikelir = Swasta
harapan Kuliner = Masakan Paseban = Penghadapan
Iterasi = Perulangan Kulminasi = Klimaks Pedagogi = Pengajaran
Pedoman = Panduan
Jajak = Telaah Kuno = Antik Pembatasan = Restriksi
Jargon = Slogan Laba = Keuntungan Pemugaran = Perbaikan
Jeda = Jarak Landskap = Pertamanan Pencerahan = Kesadaran
Jemawa = Angkuh Latif = Indah Perdeo = Gratis
Jumantara = Awang-awang Legal = Sah Perforasi = Perlubangan
Liga = Perserikatan Perlop = Cuti
Kaldera = Kawah Loka = Tempat Pingsan = Kelenger
Kampiun = Juara Majemuk = Beragam Pioner = Perintis
Kapital = Modal Makar = Muslihat Plagiator = Penjiplak
Kapling = Tanah yang sudah Makelar = Pialang Planning = Rencana
dipetak-petak Mal = Harta benda Poly = Banyak
Karakteristik = Ciri Mala = Bencana Preman = Partikelir
Karat = Zat oksidasi Manunggal = Bersatu Premi = Iuran pertanggungan
Karnivora = Hewan pemakan daging Mayapada = Dunia asuransi
Kawat = Dawai Mediator = Perantara Preposisi = Kata depan
Kecenderungan = Kesamaan Mekar = Mengembang Prestise = Martabat
Kedap = Rapat Mengecoh = Mengakali Pretensi = Pura-pura
Kekeh = Gelak tawa Militan = Agresif Primer = Utama
Kelenger = Pingsan Misteri = Rahasia Prominen = Kondang
Keletah = Genit Mistifikasi = Sakralisasi Promotor = Penganjur
Kendala = Hambatan Mistik = Gaib Prosedur = Mekanisme
Khayalan = Imajinas Mitra = Kawan Proteksi = Perlindungan
Kisi-kisi = Terali Mixer = Aduk-aduk Protesis = Buatan
Klarifikasi = Penjelasan Mobilitas = Gerak Rabat = Potongan harga
Klimaks = Titik puncak Model = Contoh Rahib = Pendeta
Kolaborasi = Kerja sama Monoton = Terus-menerus Ralat = Pembetulan
Kolong = Rongga di bawah rumah Motilitas = Gerak Rambang = Acak
Komedi = Lawak Mudun = Beradab Rancu = Kacau
Kompatriot = Rekan senegara Mutakhir = Terkini Random = Secara acak
Kompendium = Ringkasan Mutakhir = Terkini Rapel = Pembayaran sekaligus
Komplotan = Persekutuan Aristo Cha ndra & Team 5 Rapuh = Ringkih
Konduite = Perilaku Mutilasi = Pemotongan Ratifikasi = Pengesahan
Kondusif = Aman Nabati = Botani Referensi = Surat keterangan
Konfiden = Yakin Naratif = Terinci Relasi = Rekanan
Konfrontasi = Pertikaian Nir = Tidak Rendezvous = Pertemuan
Konkaf = Cekung Nisbi = Relatif Residu = Sisa
Konklusi = Kesimpulan Niscaya = Pasti Restriksi = Pembatasan
Konkret = Nyata Norma = kebiasaan Ringkih = Rapuh
Konkurensi = Sengketa Nuansa = Perbedaan makna Risi = Khawatir
Konsensus = Mufakat Omnivora = Hewan pemakan daging Romansa = Kisah cinta
Konservasi = Perlindungan dan tumbuh-tumbuhan Rona = Warna
Konspirasi = Persekongkolan Opas = Pesuruh Sahih = Benar
Konstan = Kontinu Oral = Berkaitan dengan mulut Sandang = Pakaian
Kontemporer = Pada masa ini Orisinil = Asli Sanksi = Hukuman
Kontiniu = Bersambung Ortodok = Konservatif Sapta = Bilangan
Kontradiksi = Pertentangan Otodidak = Belajar sendiri Sasana = Gelanggang
Konveks = Cembung Oval = Bulat telur Selebaran = Risalah
Konvoi = Pergerakan Pangkas = Potong Semboyan = Slogan
Korelasi = Hubungan Paparan = Gambaran Serebrum = Otak besar
Koreografi = Ilmu tari Paradigma = Kerangka berpikir Seremoni = Perayaan
Kreasi = Ciptaan Paradoks = Lawan asas
Kredibel = Andal
Serikat = Perkumpulan Supervisi = Pengawasan Telatah = Gerak-gerik
Sine qua non = Harus ada Sutradara = Pengarah adegan Tendensi = Kecenderungan
Sinkron = Sesuai Swatantra = Otonomi Tentatif = Belum pasti
Sintesis = Buatan Syahdan = Konon Termin = Tahap
Somasi = Gugatan Ta’aruf = Perkenalan Timpang = Tak seimbang
Sosialisasi = Pengenalan Tabiat = Watak Tiran = Diktator
Spesifik = Khusus Talenta = Bakat Trail = Kisi-kisi
Sporadis = Jarang Tandang = Lawatan Transedental = Kesinambungan
Stagnasi = Kemacetan Tanggal = Lepas Trobadur = Penyanyi lagu cinta
Standar = Baku Tangkal = Cegah Vandalisme = Destruksi
Statis = Tidak aktif Tanur = Perapian Ventilasi = Jendela
Stigma = Cacat Taraf = Tingkat Verifikasi = Pembuktian
Strata = Tingkatan Target = Sasaran Versus = Lawan
Strategi = Taktik Wahana = Sarana
Sumbang = Tidak sinkron Warta = Berita
ANTONIM
Abadi X Fana antonim Ekspresi X Impresi Kolektif X Individual
Abdi X Majikan Ekspresif X Pasif Kompatibel X Kaku
Abolisi X Pemberatan Eksternal X Internal Konduktor X Penghambat
Absen X Hadir Ekstrinsik X Internal Konklusi X Uraian
Abstrak X Konkrit Elastis X Kaku Konklusif X Elusif
Absurd X Rasional Elektik X Tak pilih-pilih Konrol X Acuh
Aktual X Basi Elusif X Canggih Konservasi X Ekploitasi
Afirmatif X Negatif Elusif X Mudah dimengerti Konstan X Berubah-ubah
Akrab X Tak kenal Empati X Tidak peduli Konsumen X Penghasil
Akurat X Meleset Epigon X Maestro Kontan X Hutang
Akut X Ringan Esoteris X Terbuka Kontiniu X Terputus
Alam fana X Alam baka Evaporasi X Kondensasi Kontra X Setuju
Amatir X Ahli Evolusi X Revolusi Kontradiksi X Konvergensi
Anomali X Normal Fakta X Fiksi Konveks X Cekung/konkaf
Antagonis X Protagonis Feminim X Maskulin Kredit X Pemasukan
Antagonis X Searah Fiksi X Nonfiksi Krisis X Stabil
Antipati X Simpati Fiktif X Fakta Krusial X Sepele
Antitesis X Tesis Fisik X Mental Kualitas X Kuantitas
Apatis X Aktif Frontal X Gradual Kurus X Tambun
Apex X Zenit Gagal X Berhasil Labil X Stabil
Arbitrer X Esensial Gamang X Berani Lambat X Cepat
Artika X Antartika Gara-gara X Akibat Lancar X Macet
Asketisme X Hedonisme Gasal X Genap Lancung X Asli
Asli X Duplikat Harmoni X Sumbang Langit X Bumi
Asli X Palsu Hayati X Baka Las X Bubut
Autentik X Palsu Hayati X Mati Liberal X Pembatasan
Beraneka X Semacam antonim Hemat X Boros Liberalisme X Fundamentalisme
Berbeda X Sesuai Higienis X Kotor 88 Kompilasi Soal-soal Aseli CPNS
Berhasil X Gagal Hiperbola X Apa adanya Longgar X Sempit
Berongga X Rapat Holistik X Monistik Makar X Jujur
Berpihak X Netral Idealisme X Kompromi Makar X Setia
Berselang-seling X Monoton Illegal X Sah Mandiri X Bergantung
Bersimbah X Kering Imigrasi X Emigrasi Mandiri X Dependen
Berubah X Konstan Impresi X Ekspresi Marah X Senang
Bhineka X Tunggal Individual X Kolektif Maya X Nyata
Bonafid X Marjinal Induksi X Reduksi Merana X Senang
Bongsor X Kerdil Inferior X Superior Merdeka X Vasal
Boros X Hemat Inflasi X Deflasi Metafisika X Nyata
Botani X Nabati Insomnia X Nyenyak Metodis X Amburadul
Brilian X Dungu Internal X Eksternal Minor X Mayor
Cacat X Normal antonim Introyeksi X Proyeksi Mistis X Realis
Canggih X Ketinggalan zaman Jahat X Baik Mitos X Fakta
Cepat X Lambat Jawab X Tanya Mobilitas X Keajegan
Deduksi X Induksi antonim Jinak X Buas Modern X Kuno
Defertilisasi X Pemupukan Jumbo X Kecil Modernisasi X Tradisional
Degenerasi X Kemajuan Kakek X Cucu Monogami X Poligami
Delusi X Nyata Kaleidoskop X Seragam Monoton X Berubah-ubah
Dependen X Independen Kandang X Tandang Moral X Amoral
Depresi X Resesi Kapabel X Bodoh Mufakat X Tidak setuju
Destruktif X Konstruktif Kapitalisme X Sosialisme antonim Nadir X Kosong
Dialog X Monolog Kebal X Mempan Negasi X Konfirmasi
Diferensiasi X Ekuivalensi Kecil X Besar Nekat X Takut
Aristo Cha ndra & Team 7 Kedaluwarsa X Baru Netral X Berpihak
Dinamis X Statis Kekal X Fana Nirwana X Dunia
Diskursus X Dogma Kekang X Bebas Nisbi X Mutlak
Distansi X Densiti Kendala X Pendukung Nomadik X Menetap
Dualisme X Padu Kohesi X Adhesi Ofensif X Bertahan
Dungu X Brilian
Eklektik X Gradul antonim
Oponen X Eksponen Senang X Merana
Orator X Pendengar Senior X Junior
Orisinil X Plagiat Separasi X Penyatuan
Otokratis X Demokratis Aristo Cha ndra & Team 9
Otoriter X Demokrasi Sesuai X Berbeda
Out put X Input Setem X Sumbang
Padan X Bukan bandingan Siau X Mendidih
Padanan X Pertidaksamaan Simpati X Antipati
Pakar X Awam Sinergi X Dualistik
Pancarona X Seragam Sinkron X Sumbang
Pandai X Bodoh Sipil X Militer
Panjang lebar X Ringkas Skeptis X Yakin
Pasca X Pra Soliter X Individual
Pejal X Berongga Sporadis X Jarang
Pejuang X Pengkhianat Stabil X Labil
Pembangun X Destruktif Statis X Dinamis
Pemberani X Penakut Subur X Tandus
Penambahan X Eliminasi Sumbang X Tepat
Penting X Remeh Takzim X Lancang
Percaya diri X Rendah diri Tambun X Kurus
Perintis X Pewaris Tawa X Tangis
Perkasa X Lemah Terapung X Tenggelam
Pertahanan X Serangan Teratur X Kacau
Planning X Tak terencana Terjamin X Tak tentu
Plural X Tunggal Terkatung X Terbenam
Plus X Minus Terputus X Kontinu
Polemik X Rukun Tetiron X Asli
Poliandri X Monogami Tidak berdaya X Sinergi
Positif X Negatif Tidak Peduli X Empati
Positif X Ragu-ragu Tinggi X Rendah
Preambul X Penutup Transedensi X Imanesi
Prefiks X Akhiran Tunggal X Heterogen
Pro X Kontra Universal X Parsial
Professional X Amatir Vademikum X Kamus besar
Progresif X Regresif Valuable X Tidak berharga
Prolog X Epilog Vassal X Merdeka
Prominen X Biasa Vektor X Skalar
Proporsional X Norak Vertikal X Horisontal
Proposisi X Reaksi Virulen X Baik
Raksasa X Kerdil Vokal X Pendiam
Ramai X Sepi Wreda X Muda
Ramalan X Pasti
Rasional X Irrasional
Rasionalisme X Empirisme
Regresif X Progresif
Remeh X Penting
Remisi X Penambahan
hukuman
Revolusi X Evolusi
Ritel X Grosir
Rivalitas X Persesuaian
Rutin X Jarang
Salaf X Mutakhir
Sampling X Random
Sederhana X Canggih
Sekarang X Kemarin
Sekuler X Keagamaan
Sekulerisme X Spiritualisme
Materi pancasila
Sejarah pancasila

Sesuai fakta sejarah, Pancasila tidak terlahir dengan seketika pada tahun 1945, tetapi membutuhkan proses penemuan
yang lama, dengan dilandasi oleh perjuangan bangsa dan berasal dari gagasan dan kepribadian bangsa Indonesia sendiri.
Proses konseptualisasi yang panjang ini ditandai dengan berdirinya organisasi pergerakan kebangkitan nasional, partai
politik, dan sumpah pemuda.

Dalam usaha merumuskan dasar negara(Pancasila), muncul usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam sidang
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia antara lain:

 Muhammad Yamin, pada pada tanggal 29 Mei 1945 berpidato mengemukakan usulannya tentang lima dasar sebagai
berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Dia
berpendapat bahwa ke-5 sila yang diutarakan tersebut berasal dari sejarah, agama, peradaban, dan hidup
ketatanegaraan yang tumbuh dan berkembang sejak lama di Indonesia. Mohammad Hatta dalam memoarnya
meragukan pidato Yamin tersebut.
 Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 mengemukakan PancaSila sebagai dasar negara dalam pidato spontannya yang
selanjutnya dikenal dengan judul "Lahirnya Pancasila". Ir. Sukarno merumuskan dasar negara: Kebangsaan
Indonesia, Internasionalisme,-atau peri-kemanusiaan, Mufakat atau demokrasi, Kesejahteraan sosial, KeTuhanan
yang maha esa
Dari banyak usulan-usulan yang mengemuka, Ir. Soekarno berhasil mensintesiskan dasar falsafah dari banyak
gagasan dan pendapat yang disebut Pancasila pada 1 Juni 1945. Rumusan dasar Negara ini kemudian didadar
kembali oleh panitia yang dibentuk BPUPKI(Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan
dimasukkan ke Piagam Jakarta. Selanjutnya pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila secara sah menjadi dasar
Negara yang mengikat.

Sebelum disahkan, terdapat bagian yang di ubah” Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya" diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Rumusan butir-butir Pancasila yang pernah digagas, baik yang disampaikan dalam pidato Ir. Soekarno ataupun rumusan
Panitia Sembilan yang termuat dalam Piagam Jakarta adalah sejarah dalam proses penyusunan dasar negara. Rumusan
tersebut semuanya otentik sampai akhirnya disepakati rumusan sebagaimana terdapat pada alinea keempat Pembukaan
Undang- Undang Dasar 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945.

Berdasarkan sejarah, ada tiga rumusan dasar negara yang dinamakan Pancasila, yaitu rumusan konsep Ir. Soekarno yang
dibacakan pada pidato tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI, rumusan oleh Panitia Sembilan dalam Piagam Jakarta
tanggal 22 Juni 1945, dan rumusan pada Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 yang disahkan oleh PPKI tanggal 18
Agustus 1945.

Dengan demikian, rangkaian dokumen sejarah yang bermula dari 1 Juni 1945, 22 Juni 1945, hingga teks final 18
Agustus 1945 itu, dapat dimaknai sebagai satu kesatuan dalam proses kelahiran falsafah negara Pancasila.
Arti Lambang Pancasila

Burung Garuda merupakan lambang negara Indonesia sejak negara ini berdiri. Akan tetapi tidak semua orang tahu
tentang arti dan makna garuda pancasila sebagai lambang negara. Sebagai bangsa Indonesia paling tidak kita tahu dan
mengerti arti lambang negara kita sediri sebagai sikap penghargaan terhadap perjuangan para pendiri bangsa dan kelak
dapat menceritakan kepada anak cucu kita sebagai generasi penerus bangsa.

 Burung Garuda Pancasila dalam cerita kuno tentang para dewa adalah kendaraan Dewa Vishnu yang besar dan kuat.
 Warna Burung Garuda adalah kuning emas yang menggambarkan sifat agung dan jaya.
 Garuda adalah seekor burung gagah dengan paruh, sayap, ekor, dan cakar yang menggambarkan kekuatan dan
tenaga pembangunan
 Jumlah bulu burung garuda pancasila memiliki melambangkan hari kemerdekaan Indonesia , 17 Agustus 1945
o Bulu masing-masing sayah berjumlah 17 helai
o Bulu Ekor berjumlah 8 helai
o Bulu Leher berjumlah 45 helai
 gambar pancasila
Di bagian dada burung garuda terdapat perisai yang dalam kebudayaan serta peradaban bangsa Indonesia merupakan
senjata untuk berjuang, bertahan, dan berlindung untuk meraih tujuan. Perisai Garuda bergambar lima simbol yang
memiliki arti masing-masing:

 Bintang, sila ke-1 Pancasila, melambangkan Ketuhanan yang Maha Esa


 Rantai Baja, sila ke-2, melambangkan Kemanusiaan yang adil dan beradab
 Pohon beringin, sila ke-3, melambangkan Persatuan Indonesia
 Kepala banteng, sila ke-4, melambangkan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan
permusyawaratan perwakilan
 Padi dan kapas, sila ke-5, melambangkan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Garis hitam tebal di tengah perisai melambangkan garis katulistiwa yang melukiskan lokasi Indonesia berada di garis
katulistiwa

Warna dasar perisai adalah merah putih seperti warna bendera Indonesia
Filsafat Pancasila
Sebagai suatu paham filosofis, pemahaman terhadap Pancasila pada hakekatnya dapat dikembalikan
kepada dua pengertian pokok, yaitu pengertian Pancasila sebagai pandangan hidup dan sebagai Dasar
Negara.

Secara etimologis kata ”filsafat“ berasal dari bahasa Yunani “philosophia” yang berarti “cinta kearifan” kata philosophia
tersebut berasal dari kata“philos” (pilia, cinta) & “sophia” (kearifan). Berdasarkan pengertian bahasa tersebut filsafat
berarti juga cinta kearifan. Kata kearifan bisa juga bermakna “wisdom” atau kebijaksanaan sehingga filsafat dapat juga
bermakna cinta kebijaksanaan. Berdasarkan makna kata tersebut maka mempelajari filsafat berarti merupakan upaya
manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup yang nantinya bisa menjadi konsep kebijakan hidup yang bermanfaat bagi
peradaban manusia. Seorang ahli pikir disebut filosof, kata ini mula-mula dipakai oleh Herakleitos. Pengetahuan
bijaksana memberikan kebenaran, orang, yang mencintai pengetahuan bijaksana, karena itu yang mencarinya adalah
oreang yang mencintai kebenaran. Tentang mencintai kebenaran adalah karakteristik dari setiap filosof dari dahulu
sampai sekarang. Di dalam mencari kebijaksanaan itu, filosof mempergunakan cara dengan berpikir sedalam-dalamnya
(merenung). Hasil filsafat (berpikir sedalam-dalamnya) disebut filsafat atau falsafah. Filsafat sebagai hasil berpikir
sedalam-dalamnya diharapkan merupakan suatu yang paling bijaksana atau setidak-tidaknya mendekati kesempurnaan.

Pengertian Pancasila

Pancasila merupakan ideologi dasar bagi negara Indonesia yang berasal dari ajaran budha dalam kitab tripitaka dua kata:
panca yang berarti lima dan syila yang berarti dasar. Jadi secara leksikal Pancasia bermakna lima aturan tingkah laku
yang penting.

Tentang sumber pengetahuan Pancasila, sebagaimana diketahui bahwa Pancasila digali dari nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia sendiri serta dirumuskan secara bersama-sama oleh “The Founding Fathers” kita. Jadi bangsa Indonesia
merupakan Kausa Materialis-nya Pancasila.

Filsafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Pancasila disebut juga sebagai way of life, weltanschaung, pegangan hidup, petunjuk hidup, dan sebagainya. Dalam hal
ini Pancasila adalah sebagai petunjuk arah kegiatan di segala bidang kehidupan, sehingga seluruh tingkah laku dan
perbuatan manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari sila-sila Pancasila yang merupakan satu
kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Sebagai pandangan hidup yang merupakan
penjelmaan falsafah hidup bangsa, Pancasila dalam pelaksanaannya sehari-hari tidak boleh bertentangan dengan norma-
norma agama, norma-norma kesusilaan, normanorma sopan santun, serta norma-norma hukum yang berlaku.
Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Sebagai dasar negara, Pancasila harus dapat dipertanggung jawabkan secara yuridis konstitusional (menurut hukum
ketatanegaraan), oleh karena itu setiap orang tidak boleh atau tidak bebas memberikan pengertian/penafsiran manurut
pendapatnya sendiri. Pancasila dalam pengertian ini sering disebut pula sebagai dasar falsafah negara (philosofische
grondslag) atau ideologi negara (staatsidee).
Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945 adalah di kandung maksud untuk
dijadikan dasar bagi negara Indonesia merdeka. Adapun dasar itu haruslah berupa suatu filsafat yang menyimpulkan
kehidupan dan cita-cita bangsa dan negara Indonesa yang merdeka. Di atas dasar itulah akan didirikan gedung Republik
Indonesia sebagai perwujudan kemerdekaan politik yang menuju kepada kemerdekaan ekonomi, sosial dan budaya.

Sidang BPUPKI telah menerima secara bulat Pancasila itu sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Dalam keputusan
sidang PPKI kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila tercantum secara resmi dalam Pembukaan UUD RI,
Undang-Undang Dasar yang menjadi sumber ketatanegaraan harus mengandung unsur-unsur pokok yang kuat yang
menjadi landasan hidup bagi seluruh bangsa dan negara, agar peraturan dasar itu tahan uji sepanjang masa.

Peraturan selanjutnya yang disusun untuk mengatasi dan menyalurkan persoalan-persoalan yang timbul sehubungan
dengan penyelenggaraan dan perkembangan negara harus didasarkan atas dan berpedoman pada UUD. Peraturan-
peraturan yang bersumber pada UUD itu disebut peraturan-peraturan organik yang menjadi pelaksanaan dari UUD.

Oleh karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan menjiwai seluruh isi peraturan dasar tersebut yang
berfungsi sebagai dasar negara sebagaimana jelas tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tersebut, maka
semua peraturan perundang-undangan Republik Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan Pemerintah
sebagai pengganti Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan peraturan-peraturan pelaksanaan
lainnya) yang dikeluarkan oleh negara dan pemerintah Republik Indonesia haruslah pula sejiwa dan sejalan dengan
Pancasila (dijiwai oleh dasar negara Pancasila). Isi dan tujuan dari peraturan perundang-undangan Republik Indonesia
tidak boleh menyimpang dari jiwa Pancasila. Bahkan dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa
Pancasila itu adalah sumber dari segala sumber hukum (sumber huum formal, undang-undang, kebiasaan, traktaat,
jurisprudensi, hakim, ilmu pengetahuan hukum).

Dasar negara kita berakar pada sifat-sifat dan cita-cita hidup bangsa Indonesia, Pancasila adalah penjelmaan dari
kepribadian bangsa Indonesia, yang hidup di tanah air kita sejak dahulu hingga sekarang.

Pancasila Sebagai Jiwa Dan Kepribadian Bangsa Indonesia

Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksudkan dengan kepribadian Indonesia ialah : Keseluruhan ciri-ciri khas
bangsa Indonesia, yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa
Indonesia adalah pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.

Garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang ditentukan oleh kehidupan budi bangsa Indonesia dan
dipengaruhi oleh tempat, lingkungan dan suasana waktu sepanjang masa. Walaupun bangsa Indonesia sejak dahulu kala
bergaul dengan berbagai peradaban kebudayaan bangsa lain (Hindu, Tiongkok, Portugis, Spanyol, Belanda dan lain-lain)
namun kepribadian bangsa Indonesia tetap hidup dan berkembang. Mungkin di sana-sini, misalnya di daerah-daerah
tertentu atau masyarakat kota kepribadian itu dapat dipengaruhi oleh unsur-unsur asing, namun pada dasarnya bangsa
Indonesia tetap hidup dalam kepribadiannya sendiri. Bangsa Indonesia secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-bangsa
lain. Apabila kita memperhatikan tiap sila dari Pancasila, maka akan tampak dengan jelas bahwa tiap sila Pancasila itu
adalah pencerminan dari bangsa kita.
Demikianlah, maka Pancasila yang kita gali dari bumi Indonsia sendiri merupakan :

a. Dasar negara kita, Republik Indonesia, yang merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di negara
kita.

b. Pandangan hidup bangsa Indonesia yang dapat mempersatukan kita serta memberi petunjuk dalam masyarakat kita
yang beraneka ragam sifatnya.

c. Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, karena Pancasila memberikan corak yang khas kepada bangsa Indonesia
dan tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia, serta merupakan ciri khas yang dapat membedakan bangsa
Indonesia dari bangsa yang lain. Terdapat kemungkinan bahwa tiap-tiap sila secara terlepas dari yang lain bersifat
universal, yang juga dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini, akan tetapi kelima sila yang merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan itulah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.

d. Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia, yakni suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material
dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat,
bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis
serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

e. Perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui oleh wakil-wakil rakyat Indonesia menjelang dan sesudah
Proklamasi Kemerdekaan yang kita junjung tinggi, bukan sekedar karena ia ditemukan kembali dari kandungan
kepribadian dan cita-cita bangsa Indonesia yang terpendam sejak berabad-abad yang lalu, melainkan karena
Pancasila itu telah mampu membuktikan kebenarannya setelah diuji oleh sejarah perjuangan bangsa.

Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana kita memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila dalam segala
segi kehidupan. Tanpa ini maka Pancasila hanya akan merupakan rangkaian kata-kata indah yang tertulis dalam
Pembukaan UUD 1945, yang merupakan perumusan yang beku dan mati, serta tidak mempunyai arti bagi kehidupan
bangsa kita.

Apabila Pancasila tidak menyentuh kehidupan nyata, tidak kita rasakan wujudnya dalam kehidupan sehari-hari, maka
lambat laun kehidupannya akan kabur dan kesetiaan kita kepada Pancasila akan luntur. Mungkin Pancasila akan hanya
tertinggal dalam buku-buku sejarah Indonesia. Apabila ini terjadi maka segala dosa dan noda akan melekat pada kita
yang hidup di masa kini, pada generasi yang telah begitu banyak berkorban untuk menegakkan dan membela Pancasila.

Akhirnya perlu juga ditegaskan, bahwa apabila dibicarakan mengenai Pancasila, maka yang kita maksud adalah
Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawratan / perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


Rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 itulah yang kita gunakan, sebab rumusan yang demikian
itulah yang ditetapkan oleh wakil-wakil bangsa Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Seperti yang telah ditunjukkan oleh Ketetapan MPR No. XI/MPR/1978, Pancasila itu merupakan satu kesatuan yang
bulat dan utuh dari kelima silanya. Dikatakan sebagai kesatuan yang bulat dan utuh, karena masing-masing sila dari
Pancasila itu tidak dapat dipahami dan diberi arti secara sendiri-sendiri, terpisah dari keseluruhan sila-sila lainnya.
Memahami atau memberi arti setiap sila-sila secara terpisah dari sila-sila lainnya akan mendatangkan pengertian yang
keliru tentang Pancasila.

Ideologi Pancasila

Secara etimologis (asal Kata), istilah Ideologi berasal dari kata “idea” yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar,
cita-cita, pemikiran, dan kata “logos” yang berarti ilmu. Kata “oida” berasal dari bahasa Yunani yang berarti
mengetahui, melihat, bentuk. Pengertian ideologi secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan-gagasan, ide-
ide, keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis yang menyangkut dan mengatur
tingkah laku sekelompok manusia tertentu dalam berbagai bidang kehidupan.

Idologi menurut Gunawan Setiardjo (menurut terminologi/artinya): Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau
aqidah 'aqliyyah (akidah yang sampai melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam
kehidupan.Pada dasarnya ideologi terbagi dua bagian, yaitu Ideologi Tertutup dan Ideologi Terbuka. Ideologi Tertutup
merupakan suatu pemikiran tertutup. Sedangkan Ideologi Terbuka merupakan suatu sistem pemikiran terbuka. Ideologi
Terbuka memiliki ciri khas yaitu nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari
harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat sendiri. Ideologi terbuka diciptakan oleh Negara melainkan digali
dan ditemukan dalam masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, Ideologi terbuka merupakan milik semua masyarakat
dalam menemukan ‘dirinya’ dan ‘kepribadiannya’ dalam Ideologi tersebut.

Pancasila sebagai suatu Ideologi tidak bersifat tertutup dan kaku, tetapi bersifat reformatif, dinamis dan terbuka. Hal ini
dimaksudkan bahwa Ideologi pancasila besifat aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan
perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta dinamika perkembangan aspirasi
masyarakat.Keluwesan dan fleksibelitas serta keterbukaan yang dimiliki oleh ideologi Pancasila menjadikan Pancasila
tidak ketinggalan zaman dalam tatanan sosial, namun sifatnya yang terbuka bukan berarti nilai-nilai dasar Pancasila
dapat dirubah /diganti dengan nilai dasar yang lain. Sebab jika nialai dasar tersebut dirubah berarti meniadakan Pancasila
bahkan membubarkan Negara RI. Yang dimaksud dengan ideologi Pancasila yang bersifat terbuka adalah nilai-nilai
dasar dari Pancasila dapat dikembangkan sesuai dengan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman.

Sebagai suatu ideologi yang bersifat terbuka maka secara struktural Pancasila memiliki tiga dimensi sebagai berikut:

 Dimensi idealis. bahwa nilai-nilai dasar ideologis tersebut mengandung idealisme, bukan angan-angan yang
memberi hambatan tentang masa depan yang lebih baik melalui perwujudan atau pengalamannya dalam praktek
kehidupan bersama mereka sehari-hari dengan berbagai dimensinya
 Dimensi Fleksibilitas. Bahwa ideologi tersebut memiliki keluwesan yang memungkinkan Merangsang
pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan tentang dirinya,tanpa menghilangkan hakikat (jati diri) yang
terkandung dalam nilai dasar.
 Dimensi realitas. adalah suatu Ideologi harus mampu mencerminkan realitas yang hidup & berkembang dalam
masyarakat. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi secara reel berakar dan hidup dalam
masyarakat/bangsanya, terutama karena nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman
sejarahnya. Oleh karena itu, selain memiliki dimensi nilai-nilai ideal dan normative, pancasila juga harus mampu
dijabarkan dalam kehidupan bermasyarakat secara nyata, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
penyelenggaraan Negara.

Berdasarkan dimensi yang dimiliki oleh pancasila sebagai Ideologi terbuka, maka sifat Ideologi pancasila tidak bersifat
“utopis”, yaitu hanya merupakan sistem ide-ide belaka yang jauh dari kehidupan sehari-hari secara nyata. Pancasila juga
bukan merupakan Ideologi “pragmatis” yang hanya menekankan segi praktisi belaka tanpa adanya aspek idealisme.
Ideologi Pancasila yang bersifat terbuka hakikatnya nilai-nilai dasar yang bersifat unviversal dan tetap. Adapun
penjabaran dan realisasinya senantiasa dieksplisitkan secara dinamis-reformatif yang senantiasa mampu melakukan
perubahan sesuai dengan dinamika aspirasi masyarakat.

Sejarah Pancasila
Lahirnya pancasila dilatar belakangi oleh sejarah masuknya agama besar di nusantara ( islam, hindu, budha ) menjadi
landasan hidup beragama dan bermasyarakat. Selain itu juga didasari atas pergerakan Indonesia yang dimulai sejak masa
hindu budha yakni pada masa kerajaan majapahit. Perumusan pancasila sendiri dimulai saat jepang menjanjikan
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 29 april 1945, karena hal itu dengan berdirinya sebuah negara maka harus memiliki
landasan atau dasar bagi negara itu sendiri maka dirumuskanlah Pancasila.
Isi dari pancasila itu sendiri tertuang dalam isi pidato Mr. Muh Yamin pada tanggal 29 mei 1945 yakni : pri kebangsaan,
pri kemanusiaan, pri ketuhanan, pri kerakyatan dan pri kesejahteraan. Proklamasi juga memiliki hubungan yang erat
dengan lahirnya pancasila karena proklamasi merupakan titik kuliminasi dari perjuangan bangsa Indonesia dalam
memperoleh kemerdekaanselain itu proklamassi juga dianggap sebagai konsekuensi bangsa Indonesia yang telah
merdeka dan menyamakan kedudukannya dengan bangsa lain selain itu juga merupakan konsekuensi keluar yakni
menyebarkan pemberitaan tentang kedaulatan atau kemerdekaan terhadap bangsa lain.

Pancasila sebagai sistem nilai


Sistem secara sederhana yang dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling berkaitan satu dengan yang lain.
Sedangkan nilai yaitu salah satu cara atau tolak ukur dalam suatu objek yang bersifat abstrak. Jadi dapat ditarik
kesimpulan bahwa sistem nilai adalah konsep atau gagasan yang menyeluruh mengenai apa yang hidup dalam pikiran
seseorang atau sebagian besar anggota masyarakat.

Pancasila juga dapat bersifat objektif dan subjektif. bersifat objektif artinya nilai – nilai tersebut dapat dipakai dan diakui
oleh negara – negara lain, tentunya tidak dengan nama pancasila. Sedangkan bersifat subjektif artinya bahwa nilai – nilai
pancasila itu terletak pada pembawa dan pendukung nilai pancasila itu sendiri yaitu masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai pancasila itu sendiri merupakan ideologi bagi bangsa Indonesia menjadi
landasan , dasar, serta motivasi atas segala perbuatan baik dalam kehidupan sehari – hari dan dalam kehidupan
kenegaraan.

Makna sila – sila pancasila

1. Arti dan makna sila ketuhanan yang maha Esa


Dalam konteks bernegara pancasila mengatur kebebasan masyarakat Indonesia untuk memluk agama sesuai dengan
keyakinannya. Dengan sila ketuhanan yang Maha Esa itu maka bangsa Indonesia mempunyai satu asas yang
dipegang teguh yaitu bebas untuk memeluk agama dan beribadah menurut agama masing – masing.

2. Arti dan makna sila kemanusiaan yang adil dan beradab


Dengan adanya sila ini dengan sendirinya jika dalam kelompok terdapat ras, tidak boleh berbuat eksklusif atau
menyendiri satu sama lain. Hal ini berarti bahwa setiap mannusia mempunyai derajat yang sama dihadapan hukum
3. Arti dan makna sila persatuan indonesia
Makna dalam sila ini adalah nasionalisme, nasionalisme dalam hal ini adalah perasaan satu sebagai suatu bangsa,
satu dengan seluruh bangsa yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu hal – hal yang sifatnya tidak sejalan dengan
persatuan dan kesatuan harus diusahakan agar tidak terwujud sebagai suatu prinsip dalam masyarakat indonesia.

4. Arti dan makna sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwaakilan.
Permusyawaratan diusahakan agar dapat menghasilkan keputusan – keputusan yang diambil secara bulat.

5. Arti dan makna sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Keadilan berarti adanya persamaaan dan salin menghargai karya orang lain. Kemkmuran yang merata bagi seluruh
rakyat dalam arti dinamis dan meningkat. Dinamis dalam arti diupayakan lebih tinggi dan lebih baik.

 IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT


 Memahami implementasi pancasila dalam kehidupan masyarakat sangat penting dilakukan agar setiap
warga negara berfikir dan bertindak berdasarkan etika yang bersumber dari pancasila. Pancasila
sebagai pandangan hidup mempunyai arti setiap warga negara menggunakan pancasila sebagai
pandangan hidup dalam rangka mencapai daya saing bangsa, kesejahteraan, dan keadilan, baik lahir
maupun batin.
 a. Implementsi sila pertama ( Ketuhanan Yang Maha Esa )
 Setiap warga negara diharapkan mempunyai keyakinan akan Tuhan yang menciptakan manusia, dunia
dan isinya. Keyakinan akan Tuhan tersebut diwujudkan dengan memeluk agama serta kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
 Terdapat beberapa pedoman yang dapat dilakukan oleh warga negara, seperti percaya dan takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agam dan kepercayaan masing-masing.1[18]
 b. Implementasi Sila Kedua (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab)
 Sila kedua pancasila mengandung makna wargna negara Indonesia mengakui adanya manusia yang
bermartabat, memperlalukan sesama manusia secara adil dan beradab. Jadi, sila kedua ini menghendaki
warga negara untuk menghormati keduduakan setiap manusia. Salah satu contoh implementasi sila
kedua adalah mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.2[19]
 c. Implementasi Sila Ketiga ( Persatuan Indonesia )
 Sila persatuan Indonesia merujuk pada persatuan yang utuh, tidak terpecah belah dan bersatunya
bermacam-macam perbedaan yang berada di wilayah Indonesia. Salah satu butir implementasi sila
ketiga yaitu, menempatkan persatuan, kestuan, kepentingan serta keselamatan bangsa dann negara
diatas kepentingan pribadi atau golongan. 3[20]
 d. Implementasi Sila Keempat ( Kerakyatan Yang di Pimpin Oleh Hikmah Kebijaksaan dalam
Permusyawaran Perwakilan )
 Sila keempat mempunyai makna bahwa kekuasaan ada di tangan rakyat, dan melaksanakan
kekuasaannya rakyat menjalankan sistem perwakilan dan keputusan-keputusan yang diambil dilakukan
dengan jalan musyawarah. Salah satu butir implementasi sila keempat adalah mengutamakan
kepentingan negara dan mayarakat.4[21]
 e. Implementasi Sila Kelima ( Keadilan Sosial Bagi Seluruh Indonesia)
 Sila kelima mempunyai makna bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan perlakuan yang adil
dalam segala bidang. Sehingga tercipta masyarakat yang adil dan makmur. Salah satu butir
implementasi sila kelima bersikap adil dan menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. 5[22]

Nasionalisme : nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara
dengazn mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.

Amandemen UUD’45
Undang – undang di indonesia telah mengalami beberapa kali amandemen (perubahan – perubahan ). Sejak mei 1998
bangsa indonesia bertekad mereformasi berbagai bidang kehidupan kenegaraan dengan catatn :
• Amandemen tidak merubah negara kesatuan republik Indonesia
• Amandemen tidak merubah pembukaan UUD’ 45
• Amandemen tetap mempertahankan sistem presidensial

Sejak tahun 1999 sampai tahun 2002 majelis permusyawaratan rakyat RI telah empat kali menetapkan perubahan pasal –
pasal yang di ubah dan ada pula pasal – pasal yang ditambah.
I. Perubahan pertama terhadap pasal UUD’45 ditetapkan pada tanggal 19 oktober 1999.
II. Perubahan Kedua ini dilakukan pada sidang MPR, tepatnya pada tanggal 18 agstus 2000.
III. Perubahan ketiga ditetapkan oleh MPR pada tanggal 9 november 2001.
IV. Perubahan keempat dilakukan pada sidang tahunan MPR bulan agustus 2002.

Bentuk negara : contohnya : kesatuan dan serikat

Inti perbedaan : peraturan negara kesatuan punya satu peraturan sedangkan serikat di tiap daerah punya aturan sendiri

Bentuk pemerintahan : Monarki dan Republik

Inti perbedaan : monarki kepala negara dipilih atas dasar keturunan sedangkan republik kepala negara dipih oleh rakyat
Sistem pemerintahan : presidensil dan Parlementer

Inti perbedaan : sistem presidensil : presiden itu sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan serta kabinet (mentri)
bertanggung jawab kepada presiden presiden tidak bertanggung jawab pada parlemen sedangkan sistem parlementer
presiden hanya sebagai kepala negara sedangkan kepala pemerintahan dipimpin oleh perdana mentri, Kabinet (perdana
mentri dan mentri) bertanggung jawab pada parlemen.

Pelaksanaan UUD’45 pada masa awal kemerdekaan ( 18 agustus 1945 – 27 desmber 1949 )
Dengan ditetapkannya pancasila dan UUD ’45 oleh PPKI mmerupakan modal berharga untuk mendapatkan
pemerintahan RI yang bisa berjalan dengan baik. Namun sebelum cita – cita itu terwujud bangsa Indonesia harus
dihadapkan pada masalah baru yaitu kehadiran tentara sekutu dan nica ke wilayah Indonesia. Hal itu membuat
pemerintah dan rakyat Indonesia memusatkan perhatian dan upaya mempertahankan negara kesatuan RI dan sistem
pemerintahan berdasarkan UUD’45 belum dapat dilaksanakan.

Pada awal berdirinya negara ini banyak lembaga tinggi negara belum terbentuk. Hal ini kemudian diantisipasi dengan
aturan peralihan pasal 4. Untuk memperkuat kedudukan komite nasional Indonesia pusat, maka pada tanggal 16 oktober
1945 dikeluarkannya maklumat wakil presiden nomor X yang isinyaa KNIP sebagai pembantu presiden menjadi badan
yang diberi tugas legislatif dan ikut menetapkan GBHN.

Pada tanggal 3 november 1945 diumumkan lagi maklumat wakil presiden tentang pembentukan partai – partai politik.
Selanjutnya atas usul KNIP keluarlah maklumat pada tanggal 14 november 1945 yang isinya merubah kabinet
presidensial menjadi kabinet parlementer. Maka seejak tanggal 14 november 1945 itu kekuasaan eksekutif dipegangkan
oleh perdana mentri dan mentri – mentri yang bertanggung jawab kepada KNIP bukan kepada presiden. Di lain pihak
perundingan dengan belanda dan sekutu memenangkan Indonesia sebagai sebuah negara merdeka dan pengakuan
kedaulatan Indonesia oleh belanda pada tanggal 27 desember 1945 dengan syarat :
a. Negara RI dipecah – pecah menjadi negara – negara bagian (RIS)
b. UUD’45 diganti menjadi UUD KRIS
Maka sejak saat itu Indonesia menjadi negara serikat dengan UUD yang ditentukan oleh sekkutu dengan paham liberalisme.

Masa UUDS 1945 ( 17 AGUSTUS 1950 – 5 JULI 1959 )


Sejak diberlakukannya UUDS 1945 maka Indonesia menjadi negara federal. Tetapi semangat dan perjuangan bangsa
Indonesia untuk mempersatukan republik Indonesia kembali menjadikan negara RI utuh kembali. Pada tanggal 17
agustus 1950 negara RIS sudah sepenuhnya menjadi negara RI dengan UUDS 1950 dan sistem pemerintahan bersifat
perlementer.

Bentuk pemerintahan dan bentuk negara Indonesia menurut pasal 1 UUDS RI 1950 menyatakan :
1. RI yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk kesatuan.
2. Kedaulatan RI adalah di tangan dan dilakukan oleh pemerintah bersama – sama DPR.

Sistem pemerintahan nyang dianut oleh UUDS 1950 adalah parlementer dengan menggunakan kabinet parlementer yang
dipimpin oleh seorang perdana mentri. Pada saat mulai berlakunya UUDS 1950 badan legislatif yang ada adalah DPR
ssementara yang terdiri dari gabungan DPR RIS ditambah dengan anggota dan ketua BPKNIP ditambah dengan anggota
atas penunjukan presoden.
Pada sistim parlementer fungsi presiden sebagai kepala pemerintahan digantikan oleh perdana mentri sehingga presiden
hanya sebagai kepala negara atau simbol negara. Presiden sebagai kepala negara memilik tugas – tugas sebagai berikut :
A. Mewakili negara di acara – acara negara
B. Mengangkat duta dan konsult
C. Menerima tamu negara
D. Menyatakan perang

Sedangkan dalam sistim presidensial presiden memiliki fungsi sebagai kepala pemerintahan yaitu bertugas menjalankan
semua sistim pemerintahan dalam satu negara.
Pada perkembangannya dengan adanya UUDS 1950 ini menyebabkan munculnya banyak masalah dalam pemerintahan
negara sehingga presiden soekarno memutuskan untuk kembali mengguanakan uud 1945 sebagai dasar negara Indonesia
dan setelah itu pada tanggal 5 juli 1959 presiden soekarno mengeluarkan dekrit presiden yang berisi:
a. Pembubaran konstituante
b. Berlakunya kembali UUD’45 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950
c. Pembentukan MPR sementara dan DPA sementara.
Dengan adanya dekrit inilah yang menjadi sumber hukum dan penyelenggaraaan pemerintahan.
Pelaksaan UUD 1945 Pada Masa Orde Lama dan Orde Baru

Orde Lama (5 Juli 1959 – 11 Maret 1966)


Masa orde lama di mulai sejak adanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan mulai berlakunya kembali Undang – Undang
Dasar 1945 bagi bangsa dan Negara Republik Indonesia. Dengan demikian, Dekrit Presiden 5 juli 1959 itu merupakan
sumber hukum dan ketatanegaraan yang sangat penting di Negara Republik Indonesia.
Pada masa orde lama, seharusnya segala sistem pemerintahan dan pelaksanaannya sesuai yang di atur dalam UUD 1945.
Akan tetapi, dalam kenyataannya terdapat berbagai penyimpangan.Seperti pengangkatan presiden soekarno sebagai
presiden seumur hidup yang jelas – jelas bertentangan dengan UUD 1945.

masa orde baru ( 11 maret 1966 – 21 mei 1998 )


orde baru merupakan tatanan seluruh kehidupan rakyat, bangsa dan negara yang diletakkan kembali pada kemurnian
pelaksanaan pancasila dan UUD’45. Tekat orde baru ialah melaksanakan pancasila dan UUD’45 dengan murni dan
konsekuen. Namun pada masa ini juga terjadi banyak penyimpangan yang dilakukan oleh pemerintahan Orde Baru.
Kebijakan – kebijakan yang diambil pemerintah juga cenderung untuk kepentingan golongan. Selain itu juga terjadi
banyak teror fisik maupun psikologis.
Dalam pelaksanaan Orde Baru berusaha melaksanakan demokrasi dengan sebaik – baiknya anatara lain dengan
menyelenggarakan pemilihan umum guna mewujudkan adanya MPR.
Pembukaan UUD 1945 ( arti dan makna )
Arti dan Makna Alinea – alinea pembukaan UUD 1945
• Alinea pertama
Pada alinea pertama terdapat dua asas pikiran yaitu perikemanusiaan dan perikeadilan.
• Alinea kedua
bangsa Indonesia dari dalam terpaksa berjuang untuk merealisir hak kodrat dan hak morilnya ke merdekaan atas
kedauatan sendiri, berhasil membentuk negara indonesia yang dicita – citakan dan mempunyai sifat – sifat tertentu.
• Alenia ketiga
Bangsa indonesia menyatakan kemerdekaan indonesia itu atas kekuatan bangsa indonesia sendiri , didukung oleh seluruh
rakyat.
• Alenia keempat
Berisi pokok kaidah negara yang fundamental yaitu : fungsi dan tujuan negara , keharusan adanya undang – undang
dasar, adanya asas politik negara yaitu republik yang berkedaulatan dan adanya asas kerohanian negara.
Tujuan pembukaan UUD 1945
1. Mempertanggungjawabkan
2. Menetapkan cita – cita bangsa
3. Proklamasi kemerdekaan menjadi permulaan dan dasar hidup kebangsaan.
4. Sebagai ketentuan pedoman dan pegangan.

Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan UUD


Aline – alinea dalam pembukaan UUD 1945 memiliki hubungan sendiri dengan UUD. Alinea pertama sampai ketiga
memiliki hubungan dengan peristiwa yang mendahului terbentuknya negara Indoonesia, tidak mempunyai hubungan
yang organis dengan UUD.
Sedangkan alinea keempat memiliki hubungan dengan terbentuknya UUD itu sendiri selain itu juga memiliki hubungan
dengan pembentukan pemerintahan negara akan diatur di dalam UUD. Kemudian negara Indonesia berbentuk republik
yang berkedaulatan rakyat. Dan sebagai ditetapkannya dasar pancasila.
Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan proklamasi 17 agustus 1945
letak dan sifat hubungan antara pembukaan dengan proklamasi
1. Proklamasi dan pembukaan adalah satu kesatuan.
2. Ditetapkannya pembukaan pada 18 agustus 1945 bersama – sama dengan ditetapkannya UUD
3. Pembukaan pada hakikatnya merupakan pernyataan kemerdekaan yang lebih rinci.

Pancasila sebagai paradigma pembangunan bangsa

Pancasila sebagai paradigma artinya nilai – nilai dasar pancasila secara normativ menjadi dasar, keranga acuan, dan tolak
ukur segenap aspek pembangunan nasional yang dijalankan di Indonsia.

1. Sebagai paradigma pembangunan pendidikan.

Pendidikan pada dasarnya adalah pemanusiaan, dan ini memuat hominiasi dan humanisasi. Salah satu agenda penting
dalam upaya mengatasi krisis dalam kehidupan berbangsa kita adalah melalui pendidikan .

2. Sebagai paradigma pembangunan ideologi.


Ideologi merupakan prinsiip dunamika, karena merupakan pedoman yang berbentuk cita – cita

3. Sebagai paradigma pembangunan politik.


Dengan kelima prinsipnya pancasila menjadi dasar yang cukup integratif bagi kelompok – kelompok politik yang cukup
heterogen dalam sejarah Indonesia modern.

4. Sebagai paradigma pembangunan ekonomi


Dalam penyusunan sistem ekonomi nasional yang tangguh untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur,
pancasila lah yang menjadi landasan filosfisnya.

5. Sebagai paradigma pengembangan sosial


Karena indonesia memiliki keberagaman budaya maka untuk mempersatukannya tetap menggunakan pancasila sebagai
landasannya.

6. Sebagai paradigma pembangun ketahanan nasional

7. Kaitan pancasila dengan ketahanan nasional adalah kaitan antara ide yang mengakui pluralitas yang membutuhkan
kebersamaan.

8. Sebagai paradigma pembangun hukum


Hukum di indonesia bersumber pada pancasila

9. Sebagai paradigma pembangun beragama


Untuk mewujudkan kesatuan dan menghargai pluralitas dalam masyarakat.

10. Sebagai paradigma perkembangan iptek


Ilmu teknologi yang berkembang harus dapat dipertanggung jawabkan tentang hak dan kewajiban dalam
mengembangkan iptek diatur dalam pancasila.

Pengertian pancasila sebagai dasar dan ideolog negara


Pancasila sebagai Dasar Negara
artinya Pancasila merupakan sumber hukum dasar nasional, merupakan dasar untuk penyelenggaraan negara dalam
menata serta mengarahkan jalannya pemerintahan untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Sebagaimana
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4 “….. dengan berdasar kepada Ketuhanan YME …..”
Pancasila sebagai ideologi negara
artinya Pancasila menyediakan seperangkat gagasan, prinsip, doktrin, ide tentang cita-cita bangsa yang mau dicapai
dan cara mencapinya

Pengertian Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh


Artinya sila-sila yang terkandung dalam Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh, tidak dapat dipisah-
pisahkan. Sila pertama Pancasila mendasari dan menjiwai sila kedua, ketiga, keempat dan kelima Pancasila. Sila kedua
Pancasila dijiwai oleh sila pertama dan bersama-sama menjiwai sila lainnya dalam Pancasila. Dan seterusnya.
Pancasila juga diharapkan mampu menyatukan keanekaragaman, kemajemukan SARA (suku bangsa, agama, ras, antar
golongan) yang ada di Indonesia

Pengertian Bhinneka Tunggal Ika


Secara etimologi atau asal-usul bahasa, kata-kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno yang
bila dipisahkan menjadi Bhinneka = beragam atau beraneka, Tunggal = satu, dan Ika = itu. Artinya, secara
harfiah, jika diartikan menjadi beraneka satu itu. Maknanya, bisa dikatakan bahwa beraneka ragam tetapi
masih satu jua. Semoboyan ini diambil dari kitab atau kakawin Sutasoma karangan Empu Tantular, yang hidup
pada masa Kerajaan majapahit sekitar abad ke-14 M.

Hal ini menunjukkan persatuan dan kesatuan yang terjadi diwilayah Indonesia, dengan keberagaman penduduk
Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku, bahasa daerah, ras, agama, dan kepercayaan, lantas tidak
membuat Indonesia menjadi terpecah-belah. Melalui semboyan ini, Indonesia bisa dipersatukan dan semua
keberagaman tersebut menjadi satu bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sejarah Bhinneka Tunggal Ika


Semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah kutipan yang diambil dari Kitab Sutasoma karangan Empu
Tantular yang ditulis atau dikarang pada tahun ke-14 Masehi atau lebih tepatnya pada zaman Kerajaan
Majapahit yang notabene menganut kepercayaan Hindu. Empu Tantular adalah seorang penganut Budha pada
masa Majapahit, tapi itu tidak membuat hidupnya menjadi tidak aman atau tidak tentram. Sebaliknya, Empu
Tantular menjalani suatu kehidupan yang aman dan tentram di bawah kepercayaan Hindu yang dianut oleh
kerajaan. Dalam kitab tersebut, Empu Tantular menulis “Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki
rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan
hana dharma mangrwa” (Bahwa agama Buddha dan Siwa (Hindu) adalah zat yang berbeda, tetapi nilai-nilai
kebenaran Jina(Buddha) dan Siwa yaitu tunggal. Terpecah belah, tetapi satu jua, artinya tak ada dharma yang
mendua).

Bhinneka Tunggal Ika mulai menjadi bahan diskusi saat dimulainya suatu proses persiapan kemerdekaan
Indonesia. Saat itu, Ir.Soekarno bersama dengan Muhammad Yamin, dan I Gusti Bagus Sugriwa membuat
diskusi kelompok kecil di sela-sela sidang BPUPKI perihal dalam mempersiapkan kesiapan-kesiapan untuk
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Sesudah beberapa tahun kemudian, ketika para tokoh bangsa yang sudah memproklamirkan kemerdekaan
Indonesia berembuk untuk merancang lambang Negara, maka timbullah ide untuk memasukkan semoyan
Bhinneka Tunggal Ika ke dalam lambang tersebut. Maka jadilah, pada lambang burung garuda, pada kaki
burung tersebut, terdapat tulisan Bhinneka Tunggal Ika.

Secara resmi, lambang burung Garuda beserta tulisan Bhinneka Tunggal Ika tersebut dipakai pada saat Sidang
Kabinet Republik Indonesia Serikat yang dipimpin oleh wakil presiden saat itu, yaitu Mohd.Hatta pada tanggal
11 Februari 1950. Lambang ini disahkan yang berdasarkan usulan dari Sultan Hamid 2 dan Muh.Yamin.
sebenarnya, banyak sekali yang mengusulkan rancangan lambang dari tokoh-tokoh saat itu, tetapi yang terpilih
yaitu rancangan yang dibuat oleh Sultan Hamid beserta Muh.Yamin.

Sebenarnya, semboyan Bhinneka Tunggal Ika lebih bermanifestasi kepada keadaan kepercayaan atau agama
pada masa itu. Empu Tantular dalam kitabnya, menceritakan kata-kata itu untuk menggambarkan keadaan
damai yang dirasakan meskipun terdapat perbedaan kepercayaan. tapi, oleh para tokoh bangsa, semboyan ini
diberikan penafsiran baru untuk memenuhi permintaan kondisi akan zaman tersebut. Indonesia yang beraneka
ragam tetapi bersatu padu, dianggap sesuai dengan makna semboyan tersebut.

Para Founding Fathers yang kebanyakan beragama Islam pada saat itu, terlihat sangat toleran terhadap usulan
semboyan yang diusulkan oleh Muh.Yamin. watak inilah yang menjadi cerminan rakyat Indonesia yang sangat
toleran terhadap keanekaragaman yang ada. Rakyat Indonesia sudah mengenal aneka ragam suku bangsa, ras,
kepercayaan jauh sebelum agama-agama datang dan masuk ke Indonesia.

Fungsi Bhinneka Tunggal Ika


Bangsa Indonesai sudah lama hidup di dalam keaneka ragaman, tetapi hal ini tidak pernah menampilkan
perseteruan antar rakyat Indonesia. Keberagaman yang ada dipakai untuk membentuk suatu Negara yang
besar. Keberagaman yang terjadi baik itu di dalam segi kepercayaan, warna kulit, suku bangsa, agama, bahasa,
menjadikan Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang besar dan berdaulat. Sejarah mencatat
bahwasanya semua anak bangsa yang tergabung dalam berbagai macam suku turut serta memperjuangkan
kemerdekaan bangsa Indonesia dengan mengambil peran masing-masing.

Para tokoh bangsa yang bergerak dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sudah menyadari tantangan
yang harus dihadapi oleh karena kemajemukan yang ada di dalam bangsa ini. Keberagaman menjadi sebuah
realitas yang tidak bisa dihindari di dalam negeri ini. Pemikiran dan tindakan yang diperbuat tidak lain dan
tidak bukan hanya untuk menunjukkan pada dunia bahwa cita-cita bangsa akan terwujud dengan
keanekaragaman itu. Ke-bhinneka-an adalah sebuah hakikat realitas yang sudah ada dalam bangsa Indonesia,
sedangkan ke-Tunggal-Ika-an adalah sebuah cita-cita kebangsaan. Semboyan inilah yang menjadi jembatan
emas penghubung menuju pembentukan Negara berdaulat serta menunjukkan kebesarannya di mata dunia.

Konsep Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah semboyan yang dijadikan dasar Negara Indonesia. Oleh
sebab itu, Bhinneka Tunggal Ika patut dijadikan sebagai landasan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan
di dalam bangsa Indonesia. Kita sebagai generasi selanjutnya yang bisa menikmati kemerdekaan dengan
mudah, haruslah bersungguh-sungguh dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat saling
menghargai dengan masyarakat tanpa saling memikirkan percampuran suku bangsa, ras, agama, bahasa, dan
keaneka ragaman lainnya. Tanpa adanya kesadaran di dalam diri rakyat Indonesia, maka pantaslah Indonesia
akan hancur dan terpecah belah.
Prinsip Bhinneka Tunggal Ika

1. Common Denominator

Di Indonesia, berbagai macam keaneka ragaman yang ada tidaklah membuat bangsa ini menjadi pecah.
Terdapat 5 agama yang ada di Indonesia, dan hal tersebut tidak membuat agama-agama tersebut untuk saling
mencela. Maka sesuai dengan prinsip pertama dari Bhinneka Tunggal Ika, maka perbedaan-perbedaan di
dalam agama tersebut haruslah dicari common denominatornya, atau dengan kata lain kita haruslah mencari
sebuah persamaan dalam perbedaan itu, sehingga semua rakyat yang hidup di Indonesia dapat hidup di dalam
keanekaragaman dan kedamaian dengan adanya kesamaan di dalam perbedaan tersebut.

Begitu juga halnya dengan dengan aspek lain yang mempunyai perbedaan di Indonesia, seperti adat dan
kebudayaan yang terdapat di setiap daerah. Semua macam adat dan budaya itu tetap diakui konsistensinya
sebagai adat dan budaya yang sah di Indonesia, tapi segala macam perbedaan tersebut tetap bersatu di dalam
bingkai Negara kesatuan republik Indonesia.

2. Tidak Bersifat Sektarian dan Enklusif

Makna yang terkandung di dalam prinsip ini yakni semua rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara tidak dibenarkan menganggap bahwa dirinya atau kelompoknya adalah yang paling benar, paling
hebat, atau paling diakui oleh yang lain. Pandangan-pandangan sectarian dan enklusif haruslah dihilangkan
pada segenap tumpah darah Indonesia, karena ketika sifat sectarian dan enklusif sudah terbentuk, maka akan
banyak suatu konflik yang terjadi dikarenakan kecemburuan, kecurigaan, sikap yang berlebihan, dan kurang
memperhitungkan keberadaan kelompok atau pribadi lain.

Bhinneka Tunggal Ika sifatnya inklusif, dengan kata lain segala kelompok yang ada haruslah saling memupuk
rasa persaudaraan, kelompok mayoritas tidak memperlakukan sebuah kelompok minoritas ke dalam posisi
terbawah, tetapi haruslah hidup berdampingan satu sama lain. Kelompok mayoritas juga tidak harus
memaksakan kehendaknya kepada kelompok lain.

3. Tidak Bersifat Formalistis

Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat formalistis, yang hanya menunjukkan sebuah perilaku semu dan kaku.
Tetapi, Bhinneka Tunggal Ika sifatnya universal dan menyeluruh. Hal ini dliandasi oleh adanya rasa cinta
mencintai, rasa hormat menghormati, saling percaya mempercayai, dan saling rukun antar sesame. Karena
dengan cara inilah, keanekaragaman bisa disatukan dalam bingkai ke-Indonesiaan.

4. Bersifat Konvergen

Bhinneka Tunggal Ika sifatnya konvergen dan tidak divergen. Segala macam keaneka ragaman yang ada
bila terjadi masalah, bukan untuk dibesar-besarkan, tetapi haruslah dicari satu titik temu yang bisa membuat
segala macam kepentingan menjadi satu. Hal ini bisa dicapai bila terdapatnya sikap toleran, saling percaya,
rukun, non sectarian, dan inklusif.
Implementasi Bhinneka Tunggal Ika
Implementasi terhadap Bhinneka Tunggal Ika bisa tercapai bila rakyat dan seluruh komponen mematuhi
prinsip-prinsip yang sudah disebutkankan di atas. Yakni :

1. Perilaku Inklusif

Seseorang haruslah menganggap bahwa dirinya sedang berada di dalam suatu populasi yang luas, sehingga dia
tidak melihat dirinya melebihi dari yang lain. Begitu juga dengan kelompok. Kepentingan bersama lebih
diutamakan daripada sebuah keuntungan pribadi atau kelompoknya. Kepentingan bersama bisa membuat
segala komponen merasa puas dan senang. Masing-masing kelompok mempunyai peranan masing-masing di
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Mengakomodasi Sifat Prulalistik

Ditinjau dari keanekaragaman yang ada di dalam negeri ini, maka sepantasnyalah bila Indonesia adalah bangsa
dengan tinglat prulalistik terbesar di dunia. Hal inilah yang membuat bangsa kita disegani oleh bangsa lain.
Tapi, bila hal ini tidak bisa dipergunakan dengan baik, maka sangat mungkin akan terjadi disintegrasi di dalam
bangsa.

Agama, ras, suku bangsa, bahasa, adat dan budaya yang ada di Indonesia mempunyai jumlah yang tidak
sedikit. Sikap saling toleran, saling menghormati, saling mencintai, dan saling menyayangi menjadi hal mutlak
yang dibutuhkan oleh segenap rakyat Indonesia, supaya terciptanya masyarakat yang tenteram dan damai.

3. Tidak Mencari Menangnya Sendiri

Perbedaan pendapat adalah hal yang lumrah terjadi pada zaman sekarang. Apalagi ditambah dengan
diberlakukannya sistem demokrasi yang menuntut segenap rakyat bebas untuk mengungkapkan pendapatnya
masing-masing. Oleh sebab itu, untuk mencapai prinsip ke-Bhinneka-an, maka seseorang haruslah saling
menghormati antar satu pendapat dengan pendapat yang lain. Perbedaan ini tidak untuk dibesar-besarkan,
tetapi untuk dicari suatu titik temu dengan mementingkan suatu kepentingan bersama. Sifatnya konvergen
haruslah benar-benar dinyatakan di dalam hidup berbangsa dan bernegara, jauhkan sifat divergen.

4. Musyawarah untuk Mufakat

Perbedaan pendapat antar kelompok dan pribadi haruslah dicari solusi bersama dengan diberlakukannya
musyawarah. Segala macam perbedaan direntangkan untuk mencapai satu kepentingan. Prinsip common
denominator atau mencari inti kesamaan haruslah diterapkan di dalam musyawarah. Dalam musyawarah,
segala macam gagasan yang timbul akan diakomodasikan dalam kesepakatan. Sehingga kesepakatan itu yang
mencapai mufakat antar pribadi atau kelompok.

5. Dilandasi Rasa Kasih Sayang dan Rela Berkorban

Sesuai dengan pedoman sebaik-baik manusia yaitu yang bermanfaat bagi manusia lainnya, rasa rela berkorban
haruslah diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Rasa rela berkorban ini akan terbentuk dengan dilandasi
oleh rasa salin kasih mangasihi, dan sayang menyayangi. Jauhilah rasa benci karena hanya akan menimbulkan
konflik di dalam kehidupan.

Sejarah Bhinneka Tunggal Ika


Bhinneka Tunggal Ika yang ada di Indonesia bukanlah muncul dengan sendirinya, namun Bhinneka Tunggal
Ika yang ada di Indonesia ada sejarahnya. Yang menyedihkan adalah tidak semua warga Indonesia tahu
sejarah dari Bhinneka Tunggal Ika tersebut.

Berikut ini adalah sejarah Bhinneka Tunggal Ika yang harus diketahui :
 Bhinneka Tunggal Ika merupakan kata yang ditemukan pada kitab Sutasoma yang dikarang oleh Mpu Tantular.
Kitab itu dikarang oleh Mpu Tantular saat jaman kerajaan Maja Pahit di abad XIV.
 Dalam kitabnya, Mpu Tantular menulis “Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan
kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma
mangrwa”
 Arti dari tulisan itu adalah agama yang dianut oleh manusia berupa Buddha dan juga agama Dewa Siwa ( Hindu
) adalah kedua zat yang berbeda, namun di dalam kedua agama tersebut mengandung nilai-nilai kebenaran
dari Jina ( Buddha ) dan Siwa yang tunggal. Meski terpecah belah, tetapi tetap satu jua, artinya adalah dharma
yang mendua.
 Kitab yang ditulis dalam bahasa jawa kuno tersebut dilirik dari harafiahnya memiliki arti beragam atau
bhinneka, satu atau tunggal dan itu atau ika. Jika digabungkan artinya adalah beragam tetap satu itu.
 Setelah ditemukannya tulisan tersebut, Bhinneka Tunggal Ika menjadi perbincangan para tokoh pejuang di
Indonesia. Tokoh yang membincangkan Bhinneka Tunggal Ika sebelum terjadinya proklamasi adalah Bung
Karno, Muhammad Yamin, I Gusti Bagus Sugriwa. Perbincangan itu terjadi ketika sidang Badan Pnyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI ).
 Bung Hatta juga mengatakan bahwa Bhinneka Tunggal Ika adalah ciptaan dari Bung Karno. Bung Hatta
mengatakan hal tersebut setelah Indonesia merdeka.
 Beberapa tahun setelah kemerdekaan, dirancanglah lambang negara untuk negara Indonesia. Lambang negara
itu seperti yang kitab kenal saat ini yaitu bentuk burung Garuda Pancasila dimana semboyan Bhinneka Tunggal
Ika ikut dimasukkan dalam lambang negara Republik Indonesia tersebut.
 Lambang begara diresmikan dan resmi dipakai sebagai lambang negara pada sidang kabinet Republik Indonesia
Serikat. Sidang itu dipimpin oleh Muhammad Hatta. Sidang dilaksakanakn pada tanggal 11 Februari 1950.
Rancangan lambang negara yang digunakan adalah rancangan Sultan Hamid II.
 Sebelum memakai rancangan lambang negara milik Sultan Hamid 11, muncul berbagai macam lambang
negara. Namun usulan yang diterima oleh peserta sidang adalah rancangan milik Muhammad Yamin dan Sultan
Hamid II. Pada akhirnya rancangan Sultan Hamid lah yang terpilih menjadi lambang negara.
 Para tokoh pendiri bangsa Indonesia yang beragama Islam cukup memiliki toleransi untuk menerima semboyan
yang diambil dari kitab Mpu Tantular tersebut meski Mpu Tantular bukanlah tokoh yang beragama islam.
 Sikap toleran dari pendiri bangsa inilah yang menjadi watak dasar bagi setiap suku bangsa yang ada di
Indonesia, dimana setiap suku tersebut memiliki agama yang beragam, suku tersebut juga memiliki berbagai
macam tradisi da juga kepercayaan serta hak dan kewajiban warga negara. Kenakeragaman itu sudah ada jauh
sebelum agama islam masuk ke nusantara.

Sebagai warga Indonesia yang baik, kita dituntut untuk tidak hanya tahu arti dari Bhinneka Tunggal Ika saja
namun kita dituntut untuk memahami dan menjalankan maksud dari Bhinneka Tunggal Ika tersebut. Arti dari
Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi tetap satu. Frasa itu diambil dari bahasa jawa kuno dan
dijadikan sebagai semboyan negara.

Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan negara Republik
Indonesia. Semboyan itu melekat pada lambang negara lebih tepatnya burung garuda sebagai lambang negara
dan semboyan itu ada di kedua kaki dengan pita bertuliskan kata Bhinneka Tunggal Ika.

Peran Bhinneka Tunggal Ika

Dalam kehidupan di negara Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika memegang peran yang penting. Hal itu
dikarenakan semboyan itu diharapkan untuk mencegah terjadinya perpecahan dan penyebab terjadinya
penyalahgunaan kewenangan antar suku yang ada di Indonesia. Berikut ini adalah peran penting Bhinneka
Tunggal Ika yang harus kita ketahui :

1. Menjaga Kesatuan Republik Indonesia – Salah satu peran penting Bhinneka Tunggal Ika bagi kehidupan
warga Indonesia adalah menjaga kesatuan negara republik Indonesia. Hal itu ditandai dengan lambang negara
burung garauda yang mencengkeram pita dengan tulisan Bhinneka Tunggal Ika. Dari lambang tersebut kita
disadarkan bahwa Indonesia itu satu dan tidak boleh terpecah belah. (baca : manfaat UUD republik Indonesia)

2. Menciptakan Persatuan Di Indonesia – Indonesia terdiri dari berbagai macam ras suku bangsa dimana di
setiap sukunya memiliki ciri khas sendiri-sendiri dan agama sendiri. Meski berbeda Bhinneka Tunggal Ika
memiliki peran untuk menciptakan persatuan di bangsa Indonesia. Perbedaan yang ada harus tetap
menciptakan persatuan Indonesia, jangan sampai terjadi keributan antar suku bangsa Indonesia.

3. Membangun Kehidupan Nasional – Membangun kehidupan nasional Indonesia merupakan salah satu
peran dari Bhinneka Tunggal ika hal itu dikarenakan semboyan Bhinneka Tunggal Ika diharapkan mampu
mengatur kehidupan warga Indonesia yang majemuk sehingga kehidupan nasional dapat tercipta. Kehidupan
warga negara Indonesia yang beragam diharapkan mampu membentuk kehidupan nasional yang aman, damai,
tentram dan tanpa perpecahan.

4. Membangun Berbagai Aspek Di Indonesia – Bhinneka Tunggal Ika juga akan membangun berbagai
aspek di Indonesia. Aspek yang dibangun tersebut mencakup aspek politik, aspek ekonomi, aspek sosial
budaya dan juga aspek pertahanan rakyat. Maksud menggunakan Bhinneka Tunggal Ika di sini adalah ketika
warga Indonesia berkecimpung dalam aspek tersebut diharapkan mereka tetap menjaga persatuan dan kesatuan
warganya. Bisa dilihat dari segi fungsi partai politik, banyak anggota politik yang terlibat di dalam partai
politik terdiri dari berbagai macam ras dan suku bangsa.

5. Mencapai Tujuan Nasional – Indonesia negara yang didirikan bukan tanpa tujuan, Indonesia memliki
berbagai macam tujuan. Masyarakat Indonesia yang memahami dan melaksanakan arti dari Bhinneka Tunggal
Ika diharapkan secara bersama-sama mampu menciptakan tujuan nasional bangsa Indonesia.

6. Penentu Kebijaksanaan Peraturan Negara – Bhinneka Tunggal Ika yang ada di Indonesia juga menjadi
penentu kebijaksanaan peraturan negara. Misalnya saja kebijaksanaan yang dibuat itu tidak merugikan bagi
suku dan agama yang dianut oleh warga negara Indonesia. Sila pancasila sebelum menjadi seperti sekarang ini
telah mengalami berbagai macam perubahan sila. Ada satu rumusan terutama sila pertama yang hanya
melibatkan agama islam saja, sehingga hal itu akan menyinggung agama lain yang ada di Indonesia.Oleh
sebab itulah rumusan pancasila itu mengalami beberepa perubahan hingga bunyinya seperti saat ini (
Ketuhanan Yang Maha Esa ).

7. Sebagai Rambu-Rambu Peraturan – Salah satu pera Bhinneka Tunggal Ika adalah sebagai rambu-rambu
dalam membuat setiap peraturan. Mialnya saja dalam hal pendidikan, sekolah tidak boleh membuat peraturan
dengan membeda-bedakan agama siswa, suku dan ras siswanya yang dibuat oleh struktur komite sekolah.
Misalnya adalah di suatu sekolah, siswa dengan kulit hitam tidak boleh bersekolah di sekolah tersebut. Hal itu
merupakan peraturan yang melanggar arti dan makna Bhinneka Tunggal Ika. Oleh sebab itu Bhinneka Tunggal
Ika akan menjadi rambu-rambu bagi setiap peraturan yang dibuat di Indonesia.

8. Sebagai Rambu-Rambu Pergaulan – Manusia merupakan makhluk sosial dimana manusia akan
berinteraksi dengan manusia lain. Saat berinterkasi dengan orang lain, Bhinneka Tunggal Ika sebagai rambu-
rambunya. Artinya adalah manusia tidak boleh memilih-milih teman berdasarkan agama, ras maupun sukunya.
Hal itu menyimpang dari arti dan makna dari Bhinneka Tunggal Ika, sehingga ketika akan bergaul ingatlah arti
dari Bhinneka Tunggal ika.

9. Rambu-Rambu Pemerintahan – Pemerintahan baik di pusat maupun di daerah harus mengetahui rambu-
rambunya. Rambu-rambu tersebut berdasarkan dengan Bhinneka Tunggal Ika. Contohnya saja adalah
pemerintahan, jangan membuat keputusan pemerintahan berdasarkan ras, agama dan suku bangsa. Sebab jika
hal itu dilanggar akan timbul perpecahan baik di pemerintahan pusat maupun pemerintahan di daerah. (baca :
fungsi pemerintahan daerah)

10. Terwujudnya Kepentingan Nasional – Peran Bhinneka Tunggal Ika yang harus diketahui adalah
Bhinneka Tunggal Ika bisa mewujudkan terwujudnya kepentingan nasional. Kepentingan nasional itu adalah
kepentingan bangsa Indonesia itu sendiri. Jika masyarakat Indonesia sudah bisa mewujudkan kepentingan
nasional maka masyarakat tidak akan mengedepankan kepentingan pribadi, kepentingan golongan,
kepentingan suku bangsanya masing-masing, kepentingan daerahnya masing-masing. Kepentingan nasional
juga akan terwujud jika masyarakat Indonesia bersikap menghormati terhadap kepentingan orang lain, selama
kepentingannya tersebut tidak melenceng jauh dari kepentingan nasional.

11. Sebagai Penuntun Warga Indonesia – Peran Bhinneka Tunggal Ika adalah sebagai penuntun bagi warga
Indonesia untuk mewujudkan tuntutan bangsa yang bersatu secara nasional. Bangsa yang bersatu tersebut akan
berada dalam keutuhan NKRI.

12. Membentuk Pola Pikir, Sikap Dan Tindakan – Peran Bhinneka Tunggal Ika lainnnya adalah sebagai
pembentuk pola pikir, sikap dan juga tindakan yang akan dilakukan oleh warga Indonesia. Pola-pola tersebut
pengaruh dari Bhinneka Tunggal Ika. Efek dari pengaruh Bhinneka Tunggal Ika itu adalah masyarakat akan
membentuk pola pikir, sikap dan tindakan yang akan mendahulukan kepentingan nasional dibandingkan
dengan kepentingan individu maupun kepentingan kelompok. Kepentingan nasional dianggap lebih penting
dibandingkan dengan kepentingan yang lainnya.

13. Menumbuhkan Semangat Kebangsaan – Peran Bhinneka Tunggal Ika adalah sebagai penumbuh
semangat kebangsaan. Menyadari Indoneisa adalah negara multikultular warga Indonesia memiliki semangat
kebangsaan untuk tetap menjaga keberagaman tersebut. Keberagaman tersebut akan indah jika masyarakatnya
bisa memahami dan saling menghormati keberagaman tersebut. Sebaliknya jika ada pemaksaan untuk
mengikuti satu ragam saja, akan timbul perpecahan di berbagai wilayah di Indonesia. ( baca : Penyebab
masyarakat majemuk dan multikultural)

14. Membentuk Jiwa Nasionalisme – Bhinneka Tunggal Ika yang bisa menumbuhkan semangat kebangsaan
akan bisa menumbuhkan jiwa nasionalisme di hati setiap warga negara Indonesia. Jiwa yang nasionalis akan
merasa memiliki Indoensia sehingga mereka ingin menjaga keutuhan Indonesia dan keberagaman yang ada.

15. Demokratis – Peran Bhinneka Tunggal Ika adalah untuk mencapai demokratis di setiap warga negaranya.
Demokratis itu tanpa paksaan dan juga tanpa tekanan.

16. Keadilan Di Berbagai Aspek – Peran Bhinneka Tunggal Ika adalah menjaga keadilan di berbagai aspek,
contohnya saja keadilan bagi hak asasi manusia terutama hak perlindungan anak. Jika ada yang melanggar hak
asasi yang dimiliki manusia dia akan terkena sanksi hukum yang tegas. Salah satu hak asasi yang dimiliki
manusia adalah hak untuk menentukan agama dan kepercayaannya masing-masing. Jika ada warga yang
mengganggu hak asasi manusia tersebut dia akan terkena sanksi hokum yang tegas.

17. Menciptakan Kesejahteraan – Salah satu peran Bhinneka Tunggal Ika di tengah-tengah masyarakat
adalah menciptakan kesejahteraan di kalangan masyarakat. Jika masyarakat mengetahui dan memahami arti
dari Bhinneka Tunggal Ika, masyarakat tersebut tidak akan saling ganggu dengan agama, suku, ras dan
kepercayaannya orang lain. Jika saling menghormati akan terwujud masyarakat yang harmonis.

18. Memakmurkan Masyarakat – Jika setiap masyarakat tahu arti Bhineka Tunggal Ika mereka tidak akan
saling ganggu, terutama ketika melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaannya masing-masing. Selain itu
Bhinneka Tunggal Ika bisa membuat warganya menjadi makmur dikarenakan tidak ada perbedaan ras, agama
dan suku untuk mendapatkan pekerjaan dan menciptakan lapangan usaha. Jika masyarakat tidak tahu arti dan
memaknai Bhinneka Tunggal Ika mereka akan membeda-bedakan orang berdasarkan SARA ( Suku Agama
Dan Ras ) sehingga jika orang yang melamar pekerjaan tidak berasal dari suku dan agama sesuai yang
dikehendaki pemilik pekerjaan, orang itu tidak bisa mendapatkan pekerjaan. Selain itu orang yang tidak bisa
memaknai Bhinneka Tunggal Ika mereka akan cenderung membuat kerusuhan di tempat usaha milik orang
yang bukan berasal dari sukunya atau tidak sesuai dengan agamanya, hal itu akan membawa kerugian untuk
pemilik usaha sehingga tidak akan tercipta kemakmuran.

19. Identitas Bangsa – Salah satu peran Bhinneka Tunggal Ika yang penting adalah sebagai pembentuk
identitas bangsa. Bangsa Indonesia identik dengan keanekaragamannya, sehingga jika keanekaragaman
tersebut hilang Indonesia akan kehilangan identitasnya.

Konsep Dasar Dalam Bhinneka Tunggal Ika

Di dalam Bhinneka Tunggal Ika terdapat konsep yang harus dipahami oleh setiap masyarakat yang ingin
memaknai Bhinneka Tunggal Ika. Konsep Bhinneka Tunggal Ika itu kemudian dijabarkan di dalam prinsip-
prinsip Bhinneka Tunggal Ika dimana prinsip tersebut akan menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan
juga bernegara. Berikutn ini adlaha konsep Bhinneka Tunggal Ika yang harus diketahui oleh masyarakat :

1. Pluralisme

Pluralisme adalah konsep dasar dari Bhinneka Tunggal Ika. Kata ini diambil dari plural yang artinya adalah
banyak. Pluralisme merupakan faham yang akan mengakui jika ada berbagai macam entitas yang tidak
bergantung dengan faham yang lainnya. Masing-masing entitas itu bisa berdiri sendiri tanpa adanya ikatan
dengan entitas lain, sehingga tidak diperlukan pengganti untuk mengganti faham-faham tersebut. Faham ini
akan melahirkan faham yang individualis dimana faham itu akan mengakui jika masing-masing individu bisa
berdiri lepas dari individu lain. Hal itu dikarenakan setiap individu memiliki perbedaan sehingga perbedaan
individu itu harus saling dihargai dan juga dihormati.

Contoh dari konsep dasar ini adalah sebagai berikut ini:

 Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa.


 Faham pluralisme itu akan membiarkan suku bangsa tersebut bebas berdiri sendiri dan lepas dari yang lainnya.
Suku tersebut tidak memerlukan substansi, contohnya bagsa Indonesia tidak bisa mengurangi eksistensi dari
suku-suku bangsa Indonesia.

2. Pluralitas

Konsep ini merupakan konsep dimana penggambaran dari keanekaragaman adalah alam yang tercipta dengan
keanekaragamannya karena pengaruh globalisasi. Kenekaragaman yang ada di Indonesia harus diatur secara
proporsional di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jangan sampai pengaturan keanekaragaman itu
berat sebelah atau tidak seimbang.

Contoh dari faham ini adalah sebagai berikut ini:

 Indonesia beraneka ragam ditinjau dari beragam suku bangsanya.


 Indonesia beragam adat-istiadatnya berdasarkan adat yang diyakini oleh suku-suku bangsa.
 Bahasa ibu beragam misalnya saja bahasa Jawa, bahasa Sunda dan masih banyak lagi lainnya. Sedangkan
bahasa nasional hanya satu yaitu bahasa Indonesia.
 Agama yang dipeluk masyarakat Indonesia beragam.

Pengimplementasian Bhinneka Tunggal Ika

Dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara kita sebagai warna negara Indonesia perlu
melakukan sila-sila pancasila dan juga melaksanakan nilai-nilai dari Bhinneka Tunggal Ika.

KETATANEGARAAN PUSAT DAN DAERAH

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah telah ditetapkan untuk mengganti UU
32 Tahun 2004 yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan tuntutan
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Muatan UU Pemerintahan Daerah tersebut membawa banyak
perubahan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Salah satunya adalah pembagian urusan pemerintahan
daerah.

Berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2014 klasifikasi urusan pemerintahan terdiri dari 3 urusan yakni urusan
pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum. Urusan
pemerintahan absolut adalah Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.
Urusan pemerintahan konkuren adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan
Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota. Urusan pemerintahan umum adalah Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan.

Berikut menggambarkan pembagian urusan pemerintahan.


Untuk urusan konkuren atau urusan pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi
dan Daerah kabupaten/kota dibagi menjadi urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan.
Urusan Pemerintahan Wajib adalah Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh semua Daerah.
Sedangkan Urusan Pemerintahan Pilihan adalah Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh
Daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki Daerah.

Urusan Pemerintahan Wajib

Urusan pemerintah wajib yang diselenggaraan oleh pemerintah daerah terbagi menjadi Urusan Pemerintahan
yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan Pelayanan
Dasar. Berikut pembagian urusan wajib.
Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi serta Daerah
kabupaten/kota sebagaimana disebutkan diatas didasarkan pada prinsip akuntabilitas, efisiensi, dan
eksternalitas, serta kepentingan strategis nasional. Berikut kriteria-kriteria urusan pemerintahan pusat, daerah
provinsi dan daerah kabupaten/kota.

Kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat adalah:

a. Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah provinsi atau lintas negara;
b. Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah provinsi atau lintas negara;
c. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah provinsi atau lintas negara;
d. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Pemerintah
Pusat; dan/atau
e. Urusan Pemerintahan yang peranannya strategis bagi kepentingan nasional.

Kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi adalah:

a. Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah kabupaten/kota;


b. Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah kabupaten/kota;
c. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah kabupaten/kota; dan/atau
d. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah Provinsi.

Kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota adalah:

a. Urusan Pemerintahan yang lokasinya dalam Daerah kabupaten/kota;


b. Urusan Pemerintahan yang penggunanya dalam Daerah kabupaten/kota;
c. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya hanya dalam Daerah kabupaten/kota; dan/atau
d. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah
kabupaten/kota.

Urusan Pemerintahan Pilihan


Ketentuan mengenai pembagian urusan pemerintahan daerah dan pemerintah pusat dalam urusan pilihan
adalah sebagai berikut.

o Penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang kehutanan, kelautan, serta energi dan sumber daya mineral
dibagi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
o Urusan Pemerintahan bidang kehutanan yang berkaitan dengan pengelolaan taman hutan raya
kabupaten/kota menjadi kewenangan daerah kabupaten/kota.
o Urusan pemerintahan bidang energi dan sumber daya mineral yang berkaitan dengan pengelolaan minyak dan
gas bumi menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.
o Urusan Pemerintahan bidang energi dan sumber daya mineral yang berkaitan dengan pemanfaatan langsung
panas bumi dalam daerah kabupaten/kota menjadi kewenangan daerah kabupaten/kota.

Reformasi di bidang politik dan administrasi pemerintahan kembali digelar dengan disahkannya Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah untuk mengganti UU 32 Tahun 2004 yang tidak
sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan tuntutan penyelenggaraan pemerintahan
daerah. Muatan UU Pemerintahan Daerah tersebut membawa banyak perubahan dalam penyelenggaraan
pemerintahan. Salah satunya adalah pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah dan Pemerintah
Daerah. Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 sendiri disahkan dengan pertimbangan untuk menciptakan
keefektifan penyelenggaraan pemerintahan.
Sejarah Kebijakan Desentralisasi di Indonesia

Berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2014 klasifikasi urusan pemerintahan terdiri dari 3 urusan yakni urusan
pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum. Urusan
pemerintahan absolut adalah Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah
Pusat. Urusan pemerintahan konkuren adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat
dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota. Urusan pemerintahan umum adalah Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan.

Diagram berikut menggambarkan pembagian urusan pemerintahan sesuai UU 23 Tahun 2014.

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat(MPR)


MPR merupakan lembaga negara(bukan lagi lemabag tertinggi setelah amandemen UUD 1945) yang
beranggotakan semua anggota DPR dan anggota DPD yang terpilih dalam pemilu legislatif. Masa jabatan
MPR adalah lima tahun sama seperti masa jabatan DPR dan DPD dan MPR paling sedikit harus bersidang
sekali dalam masa jabatan di ibu kota negara. Fungsi, tugas dan wewenang MPR adalah sebagai berikut:
1. Mengubah dan menetapkan UUD
2. Melantik presiden dan wakil Presiden
3. Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya sesuai UUD

Hak dan Kewajiban anggota MPR dalam menjalankan tugas dan wewenang
hak anggota dpr

1. mengusulkan perubahan pasal-pasal UUD.


2. menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan
3. memilih dan dipilih
4. membela diri
5. imunitas
6. protokoler
7. keuangan dan administratif

kewajiban anggota MPR

1. mengamalkan Pancasila
2. menjalankan UUD 1945 dan peratura perundang-undangan
3. menjaga keutuhan NKRI dan kerukunan nasional
4. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan
5. melaksanakan peranan sebagai wakil rakyat dan wakil daerah
6. Perbandingan tugas dan wewenang MPR sebelum dan sesudah UUD 1945 Amandemen

No. UUD 1945 UUD 1945 Amandemen

1. Mengubah dan menetapkan UUD Mengubah dan menetapkan UUD

2. Mengangkat Presiden dan Wakil Presiden Melantikt Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan
berdasarkan hasil pemilihan dalam Sidang hasil pemilihan umum dalam Sidang Paripurna MPR
Paripurna MPR

3. Memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden Memutuskan usul DPR berdasarkan keputusan
Apabila Presiden atau Wakil Presiden melanggar Mahkamah Konstitusi untuk memberhentikan
hukum atau GBHN Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya setelah Presiden dan/ atau Wakil Presiden
diberikan kesempatan untuk menyampaikan
penjelasan dalam Sidang Paripurna MPR

2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


DPR adalah lembaga negara yang berfungsi sebagai lembaga perwakilan rakyat. Anggota DPR terpilih melalui
pemilihan umum legislatif yang diikuti partai politik pengusung calon anggota legislatif.Dewan Perwaklian
Rakyat terdiri dari DPR(Pusat) dan DPRD(daerah).
Keanggotaan DPR yang berjumlah 560 orang sesuai UU Pemilu no 10 tahun 2008 diresmikan dengan
keputusan presiden untuk masa jabatan 5 tahun. Masa jabatan ini berakhir ketika anggota DPR baru mengucap
sumpah/janji oleh ketua MA dalam sidang paripurna .

Wewenang DPR

1. Membuat Undang-undang(fungsi legislasi)


2. Menetapkan APBN(fungsi anggaran)
3. Mengawasi pemerintah dalam menjalankan undang-undang(fungsi pengawasan)

Hak-hak anggota DPR

1. Hak Interpelasi
2. Hak Angket
3. Hak menyatakan pendapat

3.Dewan Perwakilan Daerah


Dewan Perwakilan Daerah merupakan lembaga negara yang terdiri dari perwakilan dari tiap provinsi yang
dipilih melalui pemilihan umum. Jumlah anggota DPD maksimal adalah 1/3 jumlah anggota DPR dan
banyaknya anggota tiap provinsi tidak sama, maksimal 4 orang. Masa jabatan sama seperti DPR, lima tahun.
Anggota DPD berdomisili di provinsinya dan berada di Ibu Kota negara ketika diadakan sidang.
Wewenang:

1. Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan kepentingan daerah dalam badan
perwakilan tingkat nasional setelah ditiadakannya utusan daerah dan utusan golongan yang diangkat
sebagai anggota MPR.
2. Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan Negara Republik Indonesia.
3. Dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah melalui pemilu.
4. Mempunyai kewenangan mengajukan dan ikut membahas RUU yang berkaitan dengan otonomi
daerah, hubungan pusat dan daerah, RUU lain yang berkait dengan kepentingan daerah.

4. Presiden dan Wakil Presiden


Presiden Indonesia merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan yang memegang kekuasaan
eksekutif menjalankan roda pemerintahan. Presiden dan wkil presiden dipilih langsung melalui pemilu oleh
rakyat sesuai UUD 1945 sekarang. Masa jabatan presiden dan wakil presiden adalah lima tahun sejak
mengucap janji dan dilantik oleh ketua MPR dalam sidang MPR. Dalam menjalankan program dan kebijakan,
pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945 dan sesuai dengan tujuan negara dalam pembukaan Undang-
undang dasar 1945.

Wewenang Presiden sebagai kepala negara

1. membuat perjanjian dengan negara lain melalui persetujuan DPR


2. mengangkat duta dan konsul
3. menerima duta dari negara asing
4. memberi gelar , tanda jasa, tanda kohormatan kepada WNI ataupun WNA yang berjasa bagi Indonesia.

Wewenang Presiden sebagai kepala pemerintahan

1. menjalankan kekuasaan pemerintah sesuai UUD


2. berhak mengusulkan RUU kepada DPR
3. menetapkan peraturan pemerintah
4. memegang teguh UUD dan menjalankan seluruh undang-undang dan peraturann dengan selurus-
lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa
5. memberi grasi dan rehabilitasi
6. memberi amnesti dan abolisi dengan pertimbangan dpr

Selain sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, Presiden merupakan panglima angkatan tertinggi yang
memiliki wewenang sebagai berikut:

1. menyatakan perang, perdamaian, perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR
2. membuat perjanjian internasional dengan persetujuan DPR
3. menyatakan keadaan bahaya
5. Mahkamah Agung
Mahkamah agung merupakan pemegang kekuasaan kehakiman. Mahkamah agung adalah peradilan tertinggi di
Indonesia. Pasal 24 ayat (2) menyebutkan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah
Agung dan badan peradilan dibawahnya serta oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Ketentuan tersebut
menyatakan puncak kekuasaan kehakiman dan kedaulatan hukum ada pada MA dan MK. Mahkamah Agung
merupakan lembaga yang mandiri dan harus bebas dari pengaruh cabang-cabang kekuasaan yang lain.Dalam
hubungannya dengan Mahkamah Konstitusi, MA mengajukan 3 (tiga) orang hakim konstitusi untuk ditetapkan
sebagai hakim di Mahkamah Konstitusi.
Wewenang MA antara lain:

1. Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang menyelenggarakan
peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan [Pasal 24 ayat (1)].
2. memiliki weweang menagili di tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-udangan dibawah UU
terhadap UU
3. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi
4. memberikan pertimbangan (presiden mengajukan grasi)

6. Mahkama Konstitusi
Kewenangan Mahkamah Konstitusi sesuai dengan ketentuan Pasal 24C ayat (1) dan (2)

1. untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji UU terhadap UUD,
2. memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan UUD,
3. memutus pembubaran partai politik, dan
4. memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.

Disamping itu, MK juga wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh
Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD.Dengan kewenangan tersebut, jelas bahwa MK memiliki
hubungan tata kerja dengan semua lembaga negara yaitu apabila terdapat sengketa antar lembaga negara atau
apabila terjadi proses judicial review yang diajukan oleh lembaga negara pada MK

7. Badan Pemeriksa Keuangan


BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang
keuangan negara dan hasil pemeriksaan tersebut diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD.Dengan
pengaturan BPK dalam UUD, terdapat perkembangan yaitu menyangkut perubahan bentuk organisasinya
secara struktural dan perluasan jangkauan tugas pemeriksaan secara fungsional. Karena saat ini pemeriksaan
BPK juga terhadap pelaksanaan APBN di daerah-daerah dan harus menyerahkan hasilnya itu selain pada DPR
juga pada DPD dan DPRD.Selain dalam kerangka pemeriksaan APBN, hubungan BPK dengan DPR dan DPD
adalah dalam hal proses pemilihan anggota BPK.
Wewenang :

1. Anggota BPK dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD.


2. Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara (APBN) dan daerah (APBD)
serta menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan DPD dan ditindaklanjuti oleh aparat penegak
hukum.
3. Berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.
4. Mengintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas internal departemen yang bersangkutan ke
dalam BPK.

7. Komisi Yudisial
Pasal 24A ayat (3) dan Pasal 24B ayat (1) menegaskan bahwa calon hakim agung diusulkan Komisi
Yudisial kepada DPR untuk mendapat persetujuan. Keberadaan Komisi Yudisial tidak bisa dipisahkan
dari kekuasaan kehakiman. Dari ketentuan ini bahwa jabatan hakim merupakan jabatan kehormatan
yang harus dihormati, dijaga, dan ditegakkan kehormatannya oleh suatu lembaga yang juga bersifat
mandiri. Dalam hubungannya dengan MA, tugas KY hanya dikaitkan dengan fungsi pengusulan
pengangkatan Hakim Agung, sedangkan pengusulan pengangkatan hakim lainnya, seperti hakim MK
tidak dikaitkan dengan KY.Demikian beberapa catatan mengenai tugas, fungsi serta hubungan antar
lembaga.

Sistem Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum Diamandemen

Sebelum diamandemen, UUD 1945 mengatur kedudukan lembaga tertinggi dan lembaga tinggi negara, serta hubungan
antar lembaga-lembaga tersebut. Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi, kemudian kedaulatan rakyat
diberikan seluruhnya kepada MPR (Lembaga Tertinggi). MPR mendistribusikan kekuasaannya (distribution of power)
kepada 5 Lembaga Tinggi yang sejajar kedudukannya, yaitu Presiden, Mahkamah Agung (MA), Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum Diamandemen

Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum diamandemen tertuang dalam
Penjelasan UUD 1945 tentang 7 kunci pokok sistem pemerintahan negara indonesia, sebagai berikut:

 Sistem Konstitusional.
 Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).
 Kekuasaan tertinggi negara ada di tangan MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat).
 Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
 Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
 Presiden merupakan penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah MPR (Majelis
Permusyawaratan Rakyat)
 Menteri negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung jawab kepada DPR (Dewan
Perwakilan Rakyat).
Dari tujuh kunci pokok sistem pemerintahan diatas, sistem pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945 menganut
sistem pemerintahan Presidensial. Sistem pemerintahan Presidensial ini dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru.

Ciri dari sistem pemerintahan Presidensial kala itu ialah adanya kekuasaan yang sangat besar pada lembaga
kepresidenan. Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut dilakukan tanpa
melibatkan persetujuan maupun pertimbangan DPR sebagai wakil rakyat. Karena tidak adanya pengawasan dan
persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden sangat besar dan cenderung mudah disalahgunakan. Mekipun adanya
kelemahan, kekuasaan yang besar pada presiden juga ada dampak positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan
seluruh penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang solid dan kompak serta
Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. Namun, dalam praktik perjalanan sistem
pemerintahan di Indonesia pada masa itu ternyata kekuasaan yang besar dalam diri presiden lebih banyak merugikan
bangsa dan negara daripada keuntungan yang didapatkan.

Memasuki masa Reformasi, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem pemerintahan yang lebih baik
(demokratis). Untuk itu, harus disusun pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi (Pemerintah konstitusional).
Pemerintah konstitusional memiliki ciri bahwa konstitusi negara itu berisi :

 Jaminan terhadap hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.


 Adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif.

Sistem pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah Diamandemen


Salah satu tuntutan Reformasi 1998 ialah dilakukannya amandemen pada UUD 1945. Latar belakang tuntutan
perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (namun
kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu
"luwes" (yang dapat menimbulkan mulitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara
negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.

Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu ialah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, HAM, kedaulatan
rakyat, pembagian kekuasaan, eksistensi negara hukum dan negara demokrasi, serta hal-hal lain yang sesuai dengan
perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan diantaranya tidak
mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat structur) kesatuan atau
selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan
presidensil.

Sistem ketatanegaraan Indonesia sesudah Amandemen UUD 1945, dapat dijelaskan sebagai berikut: Undang-Undang
Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya berdasarkan
UUD. UUD memberikan pembagian kekuasaan (separation of power) kepada 6 lembaga negara dengan kedudukan
yang sama dan sejajar, yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Presiden, Mahkamah Agung (MA), Dewan
Perwakilan Daerah (DPD), Mahkamah Konstitusi (MK), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), serta Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR).
Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah Diamandemen

Pada masa sekarang ini, bisa disebut sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi. Sebelum
diberlakukannya sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen ke 4 tahun 2002, sistem
pemerintahan Indonesia masih mendasarkan pada UUD 1945 dengan beberapa perubahan seiring dengan adanya
transisi menuju sistem pemerintahan yang baru. Sistem pemerintahan yang baru ini diharapkan berjalan mulai tahun
2004 setelah dilakukannya Pemilu pada tahun 2004.

Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut:

 Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial.


 Bentuk negara kesatuan yang memiliki prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara terbagi menjadi
beberapa provinsi.
 Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan dibawahnya.
 Presiden merupakan kepala negara yang sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Presiden dan wakil presiden
dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.
 Parlemen terdiri dari dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR). Para anggota DPR dan DPD merupakan anggota MPR. DPR mempunyai kekuasaan legislatif serta
kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.
 Kabinet / menteri diangkat oleh presiden serta bertanggung jawab langsung kepada presiden.

Sistem pemerintahan ini juga mengambil elemen-elemen dari sistem pemerintahan parlementer dan melakukan
pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan yang ada pada sistem presidensial. Beberapa variasi sistem
pemerintahan presidensial di Indonesia ialah sebagai berikut :

 Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan dari DPR.
 Parlemen mendapat kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang dan hak anggaran
(budget)
 Presiden sewaktu-waktu bisa diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan
mengawasi presiden meskipun tidak secara langsung.
 Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu persetujuan dan pertimbangan DPR.

Sistem Pemerintahan Indonesia Saat Ini (Setelah Diamandemen)

Berdasarkan Pembukaan UUD 1945 Alinea IV yang berbunyi, "bahwa kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu disusun
dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat".

Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, yang berbunyi, "Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk
republik".
Dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahannya ialah
Republik. Selain bentuk pemerintahan republik dan bentuk negara kesatuan, Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang
berbunyi, "Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang Undang Dasar". Dengan
demikian, sistem pemerintahan di Indonesia menganut Sistem Pemerintahan Presidensial.

Secara teori, berdasarkan UUD 1945, Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial. Namun dalam praktiknya
banyak elemen elemen dari sistem pemerintahan parlementer yang masuk ke dalam sistem pemerintahan di
Indonesia. Sehingga secara singkat bisa dikatakan bahwa sistem pemerintahan yang berjalan di Indonesia ialah sistem
pemerintahan yang merupakan gabungan atau perpaduan antara sistem pemerintahan presidensial (mayoritas)
dengan sistem pemerintahan parlementer (minoritas). Apalagi bila dirunut dari sejarahnya, Indonesia mengalami
beberapa kali perubahan Periodisasi Sistem Pemerintahan, diantaranya :

 Tahun 1945-1949, Indonesia pernah menganut Sistem Pemerintahan Presidensial


 Tahun 1949-1950, Indonesia menganut sistem pemerintahan parlementer yang semu
 Tahun 1950-1959, Indonesia masih menganut sistem pemerintahan parlementer dengan demokrasi liberal
 Tahun 1959-1966, Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial secara demokrasi terpimpin.
 Tahun 1966-1998 (Orde Baru), Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial

Terdapat perubahan baru dalam sistem pemerintahan Indonesia. Hal tersebut diperuntukan dalam memperbaiki
sistem presidensial yang lama. Perubahan baru ini antara lain adanya pemilihan secara langsung, mekanisme check and
balance, sistem bikameral dan pemberian kekuasaan yang lebih besar pada parlemen untuk melakukan pengawasan
serta fungsi anggaran.

Sekian artikel tentang Sistem Pemerintahan Indonesia Lengkap dengan Sejarah dan Penjelasannya, semoga penjelasan
tengtang Sistem Pemerintahan Indonesia dapat bermanfaat bagi anda maupun untuk sekedar menambah wawasan
dan pengetahuan anda tentang Sistem Pemerintahan di Indonesia pada khususnya dan negara Indonesia pada
umumnya. Terimakasih atas kunjungannya.

Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia - Bangsa Indonesia adalah sekelompok masarakat indonesia yang bersatu atau
dipersatukan karna adanya persamaan sejarah dan nasip di masa lampau, serta memiliki cita-cita maupun tujuan yang
sama untuk kehidupan di masa yang akan datang.

Menurut Surjomiharjdjo (1989) perjuangan bangsa untuk mencapai kemerdekaan di Negara-negara asia yang pernah
mengalami prosess penjajahan, pada umumnya mencapai puncak pada pertengahan abad ke 20 yakin melalui proses
dekolonisasi antara tahun 1945-1955 negara-negara yang merdeka dalam periode tersebut selain Indonesia adalah
srilangka dan libanon (22 november 1943), pilipina (4 juli 1946), yordania (22 Maret 1946), Pakistan dan India (15
agustus 1947), miyanmar atau burma (4 januari 1948), Vietnam(20 juli 1954) dan srilangka (4 febuari 1948).

Untuk menjelaskan mengenai Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia, berikut akan kami paparkan dalam pembagian
waktunya:

Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan


Masa Bangsa Portugis
Sebelum negara ini merdeka, Indonesia harus mencicipi kejambya penjajahan oleh beberapa negara asing. Diawali dari
Portugis yang pertama kali datang ke Malaka pada 1509. dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque Portugis dapat
menguasai Malaka pada 10 Agustus 1511. Setelah mendapatkan Malaka, portugis mulai bergerak dari Madura sampai
ke Ternate.

Sejatinya Bangsa Indonesia meluncurkan berbagai perlawanan kepada Portugis. Salah satu perlawan yang terkenal
ialah perlawan Fatahillah yang berasal dari Demak di Sunda Kelapa (Jakarta). kala itu Fatahillah dapat menyapu bangsa
Portugis dan merebut kembali Sunda Kelapa. Kemudian oleh Fatahillah nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta.

Masa Bangsa Spanyol

Keberhasilan Portugis mendorong bangsa Eropa yang lain untuk ikut mencari untung. Kalau Portugis lebih memusatkan
perhatian di Ternate, Spanyol lebih tertarik bersekutu dengan Tidore. Terjadilah persaingan antara Portugis dan
Spanyol di kawasan Maluku. Spanyol kemudian membangun benteng di Tidore. Pembangunan benteng ini semakin
memperuncing persaingan persekutuan Portugis dan Ternate dengan Spanyol dan Tidore. Akhirnya pada tahun 1527
terjadilah pertempuran antara Ternate dengan bantuan Portugis melawan Tidore yang dibantu oleh Spanyol. Benteng
yang dibangun Spanyol di Tidore dapat direbut oleh persekutuan Ternate dan Portugis.

Portugis dan Spanyol menyadari kerugian yang ditimbulkan akibat persaingan itu. Untuk mengatasi masalah tersebut,
pada tahun 1534 keduanya menyepakati diadakanlah Perjanjian Saragosa. Isi perjanjian itu antara lain:

1. Maluku menjadi daerah pengaruh dan kegiatan Portugis


2. Spanyol harus meninggalkan Maluku dan memusatkan diri di Filipina

Perjanjian ini semakin mengokohkan kedudukan Portugis di Maluku. Dalam melaksanakan monopoli perdagangan,
Portugis juga memiliki ambisi untuk menanamkan kekuasaan di Maluku. Itulah sebabnya, rakyat dan raja Ternate
kemudian menentang Portugis.

Masa Pemerintahan penjajah Belanda

Masuknya belanda ke indonesia juga sebagai akhir dari masa penjajahan bangsa Portugis (Penjajahan Portugis Berakhir
pada 1602). Cornelius de Houtman memimpin Belanda masuk ke Indonesia melalui Banten. Pada tahun 1602 Belanda
mendirikan Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) di Banten karena ingin menguasai pasar rempah-rempah di
Indonesia. kemudian lantaran pasar di Banten mendapat saingan dari pedagang inggris dan tionghoa maka kantor VOC
pindah ke Sulawesi Selatan. Di Sulawesi Selatan, VOC mendapat perlawanan dari Sultan Hasanuddin. Setelah
berpindah-pindah tempat, akhirnya sampailah VOC di Yogyakarta. Di Yogyakarta, VOC menyepakati perjanjian Giyanti
yang isinya ialah Belanda mengakui mangkubumi sebagai Sultan Hamengkubuwono 1. Perjanjian Giyanti juga membagi
kerajaan Mataram menjadi Kasultanan Yogyakarta dan Kasunan Surakarta. kemudian pada tanggal 1 Januari 1800 VOC
dibubarkan setelah Perancis mengalahkan Belanda.

Penjajahan Belanda tidak berhenti Semenjak VOC dibubarkan. Belanda kemudian memilih Daendels sebagai gubernur
jenderal hindia belanda. Saat masa Deandels, rakyat Indonesia dipaksa untuk membuat jalan raya dari Anyer hingga
Panarukan. Namun masa pemerintahan Daendels berlangsung singkat yang kemudian diganti Johannes van den Bosch.
Johannes Van den Bosch menerapkan cultuur stelsel (sistem tanam paksa). Dalam sistem tanam paksa, tiap desa wajib
menyisihkan sebagian tanahnya untuk ditanami komoditi ekspor seperti tebu, kopi, nila dll. Hasil tanam paksa ini harus
dijual kepada pemerintah kolonial dengan harga yang telah ditetapkan.

Masa Pemerintahan penjajah Jepang

Setelah 3,5 abad Belanda menjajah Indonesia, kemudian Jepang menggantikan Penjajahan Belanda di Indonesia. kala
itu melalui perjanjian Kalijati pada tanggal 8 maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat kepada jepang. Masa
pendudukan Jepang dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada 17 agustus 1945. Saat melakuakn penjajahan di NKRI
Jepang membentuk beberapa organisasi. Organisasi yang dibentuk Jepang antara lain ialah Putera, Heiho (pasukan
Indonesia buatan Jepang), PETA (Pembela Tanah Air), Jawa Hokokai (pengganti Putera).

Pada awalnya, kedatangan pasukan Jepang disambut dengan ramah oleh bangsa Indonesia. Namun dalam
kenyataannya, Jepang tidak jauh berbeda dengan Belanda.

Pembentukan BPUPKI

1 Maret 1945 Jepang meyakinkan Indonesia tentang kemerdekaan dengan membentuk Dokuritsu Junbi Tyosakai atau
BPUPKI (Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). kemudian pada 28 April 1945, Jenderal Kumakichi
Harada, Komandan Pasukan Jepang Jawa melantik anggota BPUPKI di Gedung Cuo Sangi In, di Pejambon Jakarta
(sekarang Gedung Kemlu). saat itu Ketua BPUPKI yang ditunjuk Jepang adalah dr. Rajiman Wedyodiningrat dengan
wakilnya Icibangase (Jepang) serta Sekretaris R.P. Soeroso. Jml anggota BPUPKI saat itu adalah 63 orang yang mewakili
hampir seluruh wilayah di Indonesia.

SIDANG BPUPKI 1 (29 Mei – 1juni 1945)


Mr.Muh (29 Mei 1945) Yamin mendapat kesempatan pertama untuk mengemukakan pemikirannya tentang
dasar Negara dihadapan sidang lengkap Badan Penyelidik.pidato Mr.Muh Yamin itu berisikan lima dasar asas
Negara Indonesia,sebagai berikut6[9] :
1. Peri Kebangsaaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan (A. Permusyawarata, B. Perwakilan, C. Kebijaksanaan)
5. Kesejahteraan Rakyat (Keadilan Sosial)
Pada tanggal 1 juni dalam pidatonya Ir. Soekarno mengusulkan 5 hal yang menjadi dasar- dasar negara
merdeka, yang perumusa serta sistematikanya sebagai berikut7[10] :
1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
2. Internasonalisme (Peri Kemanusiaan)
3. Mufakat (Demokrasi)
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Untuk lima dasar negara itu oleh beliau usulkan pula agar diberi nama pancasila yang kemudian diterima
oleh sidang.

SIDANG BPUPKI II (10-16 JULI 1945)


Setelah sidang tersebut dibentuklah panitia kecil yaitu panitia sembilan. Panitia sembilan bersidang tanggal 22
Juni 1945 dan menghasilkan kesepakatan yang dituangkan dalam Mukadimah Hukum Dasar, alinea keempat
dalam rumusan dasar negara sebagai berikut8[11]:
1. Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
4. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5. Persatuan Indonesia
Moh. Yamin mempopulerkan kesepakatan tersebut dengan nama Piagam Jakarta. Pada sidang kedua BPUPKI
tgl 10 Juli 1945 dibicarakan mengenai materi undang-undang dasar dan penjelasannya. Sidang kedua ini juga
berhasil menentukan bentuk negara Indonesia yaitu Republik. Seiring berjalannya waktu, dibentuklah PPKI
yang bertugas melanjutkan tugas BPUPKI. Seiring dengan kekalahan Jepang, para pemuda mendesak agar
kemerdekaan dilaksanakan secepatnya tanpa menunggu janji Jepang, akhirnya Soekarno-Hatta bersedia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 atas nama bangsa Indonesia. Sehari
setelah Indonesia merdeka, PPKI mengadakan sidang pertamanya. Dalam sidang tersebut terdapat perubahan
yang telah dilakukan yaitu perubahan pada sila pertama (tujuh buah kata dihilangkan dan diganti dengan kata-
kata Yang Maha Esa) dan beberapa perubahan pada rancangan UUD. Pada saat itu juga Pembukaan Undang-
Undang Dasar dan pasal-pasal UUD disahkan menjadi Undang-Undang dasar negara Republik Indonesia.
Pada sidang tersebut juga menetapkan Ir. Soekarno dan Moh.Hatta sebagai presiden dan wakil presiden
Indonesia. 9[12] “Panitia Sembilan” beranggotakan sebagai berikut:
1. Ir. Soekarno 4. Mr. Maramis 7. K. Abdul Qahar Moezakr
2. Wachid Hasyim 5. Drs. Moh. Hatta 8. Abikusno Tjokosoejoso
3. Mr. Muh. Yami 6. Mr. Soebarjo 9. Agus Salim

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)

Setelah berpidato, diatas asas yang lima tadi, beliau menyampaikan usul tertulis mengenai Rancangan UUD
Republik Indonesia didalam rancangan UUD itu tercantum perumusan lima asas dasar Negara yang berbunyi:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kebangsaan Persatuan Indonesia
3) Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan.
5) Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan Jepang dan untuk menindaklanjuti BPUPKI, Jepang membentuk Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Iinkai. PPKI beranggotakan 21 orang yang mewakili
seluruh lapisan masyarakat Indonesia dipimpin oleh Ir. Sukarno, dengan wakilnya Drs. Moh. Hatta serta penasihatnya
Ahmad Subarjo. kemudian Tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah karena kalah setelah bom atom dijatuhkan di
Hirosima dan Nagasaki. Kala itu Kondisi di Indonesia tidak menentu namun membuka peluang baik karena Jepang
menyatakan kalah perang namun Sekutu tidak ada. Inilah waktu yang tepat sebagai klimaks tonggak-tonggak
perjuangan berabad-abad untuk memnjadi bangsa yang berdaulat. kemudian 3 hari setelah Jepang tak berdaya, yaitu
tanggal 17 Agustus 1945, pukul 10.00 dinyatakan proklamasi kemerdekaan Indonesia keseluruh dunia.

Proklamasi kemerdekaan Negara Republik Indonesia merupakan jembatan emas, sehingga mempunyai makna yang
sangat penting bagi bangsa dan negara Indonesia. Menurut Surjumiharjo (1989), gerakan ini merupakan peristiwa yang
serempak di berbagai belahan bumi, khususnya di Asia dan Afrika.

Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Setelah Kemerdekaan

Konflik Indonesia dan Belanda

Atas nama bangsa Indonesia Proklamasi Kemerdekaan telah dikumandangkan oleh Bung Karno didampingi oleh Bung
Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945. Satu langkah maju sudah ada pada genggaman bangsa Indonesia melalui
Proklamasi kemerdekaan tersebut. Sebagai negara yang baru memproklamasikan kemerdekaan, Indonesia mendapat
simpati dari bangsa-bangsa di dunia. Hal ini tampak dari adanya pengakuan negara lain terhadap Proklamasi 17
Agustus 1945. Sebagai sebuah negara merdeka, maka pada tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkan Undang-Undang Dasar
(UUD 1945) dan pemilihan Presiden yaitu Bung Karno dan Bung Hatta sebagai Wakil Presiden.

Semula rakyat Indonesia menyambut dengan senang hati kedatangan Sekutu, karena mereka mengumandangkan
perdamaian. Akan tetapi, setelah diketahui bahwa Netherlands Indies Civil Administration (NICA) di bawah pimpinan
Van der Plass dan Van Mook ikut di dalamnya,sikap rakyat Indonesia menjadi curiga dan bermusuhan. NICA adalah
organisasi yang didirkanorang-orang Belanda yang melarikan diri ke Australiasetelah Belanda menyerah pada Jepang.
Organisasi ini semula didirikan dan berpusat di Australia.

Keadaan bertambah buruk karena NICA mempersenjatai kembali KNIL setelah dilepas Oleh Sekutu dari tawanan
Jepang. Adanya keinginan Belanda berkuasa di Indonesia menimbulkan pertentangan, bahkan diman-mana terjadi
pertempuran melawan NICA dan Sekutu. Tugas yang diemban oleh Sekutu yang dalam hal ini dilakukan oleh Allied
Forces Netherlands East Indies (AFNEI) ternyata memiliki agenda yang terselubung. Kedatangan pasukan Sekutu justru
diboncengi oleh NICA yang tidak lain adalah orang-orang Belanda yang ketika Jepang dating melarikan diri ke Australia
dan membentuk kekuatan di sana. Mereka memiliki keinginan untuk menghidupkan kembali Hindia Belanda. Dengan
demikian sikap Indonesia yang semula menerima kedatangan Sekutu menjadi penuh kecurigaan dan kemudian
berkembang menjadi permusuhan.

Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya

Pertempuran Surabaya ialah peristiwa sejarah perang antara pihak tentara Britania Raya dengan tentara Indonesia.
Peristiwa besar ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 di Kota Surabaya. Pertempuran ini merupakan perang
pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan salah satu
pertempuran terberat dan terbesar dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas
perlawanan Indonesia kepada kolonialisme.

Pertempuran dasyat ini memakan waktu hampir satu bulan lamanya, sebelum seluruh kota jatuh di tangan pihak
Inggris. Peristiwa berdarah ini benar benar membuat inggris merasa berperang dipasifik, medan perang Surabaya
mendapat julukan “neraka” bagi mereka karena kerugian yg disebabkan tidaklah sedikit, sekitar 1600 orang prajurit
pengalaman mereka tewas di surabaya serta puluhan alat perang rusak dan hancur diterjang badai semangat arek arek
Surabaya.

Kejadian luar biasa heroik yg terjadi di kota Surabaya telah menggetarkan Bangsa Indonesia , semangat juang, pantang
menyerah dan bertarung sampai titik darah penghabisan demi tegaknya kedaulatan dan kehormatan bangsa telah
mereka tunjukan dengan penuh kegigihan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika itu
serta semangat membara yang membuat Inggris serasa terpanggang di neraka telah membuat kota Surabaya kemudian
dikenang sebagai Kota Pahlawan dan tanggal 10 nopember diperingati setiap tahunnya sebagai hari Pahlawan.

Pertempuran Ambarawa

Palagan Ambarawa adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap Sekutu yang terjadi di Ambarawa, sebelah
selatan Semarang, Jawa Tengah. Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh mendaratnya pasukan Sekutu dari Divisi India ke-23
di Semarang pada tanggal 20 oktober 1945. Pemerintah Indonesia memperkenankan mereka untuk mengurus tawanan
perang yang berada di penjara Ambarawa dan Magelang.

Kedatangan pasukan Sekutu (Inggris) diikuti oleh pasukan NICA. Mereka mempersenjatai para bekas tawanan perang
Eropa, sehingga pada tanggal 26 Oktober 1945 terjadi insiden di Magelang yang kemudian terjadi pertempuran antara
pasukan TKR dengan pasukan Sekutu. Insiden berakhir setelah Presiden Soekarno dan Brigadir Jenderal Bethell datang
ke Magelang pada tanggal 2 November 1945. Mereka mengadakan perundingan gencatan senjata dan memperoleh
kata sepakat yang dituangkan da1am 12 pasal. Naskah persetujuan itu berisi antara lain:

1. Pihak sekutu tetap akan menempatkan pasukannya di Magelang untuk melindungi dan mengurus evakuasi
APWI (Allied Prisoners War And Interneers atau tawanan perang dan interniran sekutu). Jumlah pasukan
sekutu dibatasi sesuai dengan keperluan itu.
2. Jalan raya Ambarawa dan Magelang terbuka sebagai jalur lalu lintas Indonesia dan Sekutu.
3. Sekutu tidak akan mengakui aktivitas NICA dan badan-badan yang ada di bawahnya.

Medan Area

Mr. Teuku M. Hassan yang telah diangkat menjadi gubernur mulai membenahi daerahnya. Tugas pertama yang
dilakukan Gubernur Sumatera ini adalah menegakkan kedaulatan dan membentuk Komite Nasional Indonesia untuk
wilayah Sumatera. Oleh karena itu, mulai dilakukan pembersihan terhadap tentara Jepang dengan melucuti senjata
dan menduduki gedung-gedung pemerintah. Pada tanggal 9 Oktober 1945, di Medan mendarat pasukan Serikat yang
diboncengi oleh NICA. Para Pemuda Indonesia dan Barisan Pemuda segera membentuk TKR di Medan. Pertempuran
pertama pecah tanggal 13 Oktober 1945 ketika lencana merah putih diinjak-injak oleh tamu di sebuah hotel. Para
pemuda kemudian menyerbu hotel tersebut sehingga mengakibatkan 96 korban luka-luka. Para korban ternyata
sebagian orang-orang NICA. Bentrokan antar Serikat dan rakyat menjalar ke seluruh kota Medan. Peristiwa
kepahlawanan ini kemudian dikenal sebagai pertempuran “Medan Area”.

Bandung Lautan Api

Istilah Bandung Lautan Api menunjukkan terbakarnya kota Bandung sebelah selatan akibat politik bumi hangus yang
diterapkan TKR. Peristiwa itu terjadi tanggal 23 Maret 1946 setelah ada ultimatum perintah pengosongan Bandung
oleh Sekutu. Seperti di kota-kota lainnya, di Bandung juga terjadi pelucutan senjata terhadap Jepang. Di pihak lain,
tentara Serikat menghendaki agar persenjataan yang telah dikuasai rakyat Indonesia diserahkan kepada mereka. Para
pejuang akhirnya meninggalkan Bandung, tetapi terlebih dahulu membumihanguskan kota Bandung. Peristiwa tragis
ini kemudian dikenal sebagai peristiwa Bandung Lautan Api.

Tragedi Nasional (Masa Orde Lama)

Tragedi nasional adalah suatu rangkaian peristiwa yang menimpa bangsa Indonesia. Tragedi ini tentu membawa akibat
yang sangat merugikan dan menyengsarakan rakyat Indonesia. Peristiwa-demi peristiwa terjadi pada bangsa Indonesia
sekaligus merupakan ancaman, tantangan dan hambatan. Peristiwa-peristiwa tersebut sangat mengganggu upaya
menata kembali bangsa Indonesia setelah mencapai kemerdekaan.
Pemberontakan PKI Madiun 1948

Peristiwa Madiun tidak dapat dipisahkan dari pembentukn Fron Demokrasi Rakyat (FDR) pada tanggal 28 Juni 1948.
FDR adalah kumpulan beberapa partai seperti partai Sosialis, Pesindo, partaiBuruh, PKI dan Sobsi. Peristiwa Madiun itu
diawali dari kota Solo yang dilakukan oleh para pengikut Muso dan Amir SyarifuddinPada tahun 1948 Muso kembali
dari Rusia. Sekembalinya itu Musobergabung dengan Partai Komunis Indonesia. Ajaranyang diberikan pada para
anggota PKI adalah mengadu domba kesatuan nasional denganmenyebarkan teror. . Pada tanggal 18 September 1948
di Madiun tokoh-tokoh PKI memproklamirkan berdirinya Republik Soviet Indonesia. Orang-orang yang dianggap musuh
politiknya dibunuh oleh PKI
Dengan terjadinya peristiwa Madiun tersebut, pemerintah dengan segera mengambil tindakan tegas. Pemberontakan
Madiun itu dapat diatasi setelah pemerintah mengangkat Gubernur Militer Kolonel Subroto yang wilayahnya meliputi
Semarang, Pati dan Madiun. Walaupun dalam menghancurkan kekuatan PKI dalam peristiwa Madiun menelan banyak
korban, namun tindakan itu demi mempertahankan Kemerdekaan yang kita miliki. Ketika Belanda melakukan agresi
terhadap Republik Indonesia, PKI justru menikam dari belakang dengan melaukan pemberontakan yang sekaligus dapat
merepotkan pemerintah Republik.

Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan)

Usai pendudukan oleh Kekaisaran Jepang pada 1945, para pemimpin khususnya yang berdomisili di Pulau Jawa
menyatakan kemerdekaan Indonesia. namun Tidak semua suku dan wilayah di Indonesia langsung menerima dan
bergabung dengan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Kala itu banyak terjadi pemberontakan dan
Pemberontakan pribumi pertama yang terorganisasi muncul di Maluku Selatan dengan bantuan Belanda,
pemberontakan tersebut biasa disebut Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan).

Pertempuran Laut Aru

Pertempuran Laut Aru adalah suatu pertempuran yang terjadi di Laut Aru, Maluku, pada tanggal 15 Januari 1962 antara
Indonesia dan Belanda. Insiden ini terjadi sewaktu dua kapal jenis destroyer, pesawat jenis Neptune dan Frely milik
Belanda menyerang RI Matjan Tutul (650), RI Matjan Kumbang (653) dan RI Harimau (654) milik Indonesia yang sedang
berpatroli pada posisi 04,49° LS dan 135,02° BT. Komodor Yos Sudarso gugur pada pertempuran ini setelah
menyerukan pesan terakhirnya yang terkenal, “Kobarkan semangat pertempuran”.

Gerakan 30 September 1965 (G.30 S / PKI)

Gerakan 30 September (dahulu juga disingkat G 30 S PKI, G-30S/PKI), Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh), Gestok
(Gerakan Satu Oktober) adalah sebuah peristiwa yang terjadi selewat malam tanggal 30 September sampai di awal 1
Oktober 1965 di saat tujuh perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha
percobaan kudeta.

Gerakan G 30 S PKI sendiri terjadi pada tanggal 30-September-1965 tepatnya saat malam hari. Insiden G 30 S
PKI sendiri masih menjadi perdebatan kalangan akademisi mengenai siapa penggiatnya dan apa motif yang melatar
belakanginya. Akan tetapi kelompok reliji terbesar saat itu dan otoritas militer menyebarkan kabar bahwa insiden
tersebut merupakan ulah PKI yang bertujuan untuk mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis.

Sedangkan Menurut versi Orde Baru gerakan ini dilakukan oleh sekelompok pasukan yang diketahui sebagai pasukan
Cakrabirawa, yaitu pasukan pengawal presiden yang melakukan aksi pembunuhan dan penculikan kepada Enam (6)
jenderal senior TNI AD (Angkatan Darat).
Sekian penjelasan artikel tentang Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia (Lengkap Sebelum dan Sesudah Merdeka),
semoga artikel diatas dapat bermanfaat bagi sobat maupun untuk sekedar menambah wawasan dan pengetahuan
sobat mengenai Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan dan Sejarah Perjuangan Bangsa
Indonesia Setelah Kemerdekaan. Terimakasih atas kunjungannya.

Sejarah Pemerintahan
Sejarah Pada Masa Orde Lama ( 1945 – 1966 )

Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia. Ir. Soekarno adalah presiden
Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 – 1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan
bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia
(bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno menandatangani Surat
Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang isinya – berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar
Angkatan darat – menugaskan Letnan Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan
institusi kepresidenan. Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis
Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen. Setelah pertanggung jawabannya ditolak
Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Presiden Soekarno
diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS di tahun yang sama dan mengangkat
Soeharto sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.

Orde Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1968. Dalam jangka waktu tersebut, Indonesia menggunakan
bergantian sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando.Di saat menggunakan sistem ekonomi liberal,
Indonesia menggunakan sistem pemerintahan parlementer. Presiden Soekarno di gulingkan waktu Indonesia
menggunakan sistem ekonomi komando.

Pemerintahan Soekarno pada era 1960-an, masa ekonomi surut di Indonesia. Saat itu harga-harga melambung tinggi,
sehingga pada tahun 1966 mahasiswa turun ke jalan untuk mencegah rakyat yang turun. Mereka menuntut Tritura. Jika
saat itu rakyat yang turun, mungkin akan terjadi people power seperti yang terjadi di Philipina.

Pemerintahan Rezim Militer (Orba) cukup baik pada era 1970-an dan 1980-an, namun akhirnya kandas di penghujung
1990-an karena ketimpangan dari pemerintah itu sendiri. Di pemerintahan Soekarno malah terjadi pergantian sistem
pemerintahan berkali-kali. Liberal, terpimpin, dan sebagainya mewarnai politik Orde Lama. Rakyat muak akan keadaan
tersebut. Pemberontakan PKI pun sebagian dikarenakan oleh kebijakan Orde Lama. PKI berhaluan
sosialisme/komunisme (Bisa disebut Marxisme atau Leninisme) yang berdasarkan asas sama rata, jadi faktor
pemberontakan tersebut adalah ketidakadilan dari pemerintah Orde Lama.

Penerapan demokrasi orde lama

Pada masa Orde lama, Pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang berkembang pada situasi dunia yang
diliputi oleh tajamnya konflik ideologi. Pada saat itu kondisi politik dan keamanan dalam negeri diliputi oleh kekacauan
dan kondisi sosial-budaya berada dalam suasana transisional dari masyarakat terjajah (inlander) menjadi masyarakat
merdeka. Masa orde lama adalah masa pencarian bentuk implementasi Pancasila terutama dalam sistem kenegaraan.
Pancasila diimplementasikan dalam bentuk yang berbeda-beda pada masa orde lama. Terdapat 3 periode
implementasi Pancasila yang berbeda, yaitu periode 1945-1950, periode 1950-1959, dan periode 1959-1966.

Orde Lama telah dikenal prestasinya dalam memberi identitas, kebanggaan nasional dan mempersatukan bangsa
Indonesia. Namun demikian, Orde Lama pula yang memberikan peluang bagi kemungkinan kaburnya identitas tersebut
(Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945). Beberapa peristiwa pada Orde Lama yang mengaburkan identitas nasional
kita adalah; Pemberontakan PKI pada tahun 1948, Demokrasi Terpimpin, Pelaksanaan UUD Sementara 1950, Nasakom
dan Pemberontakan PKI 1965.

Pembentukan Konstituante dan Demokrasi Terpimpin Presiden Soekarno (1950-1959)

Sebelum Republik Indonesia Serikat dinyatakan bubar, pada saat itu terjadi demo besar-besaran menuntut pembuatan
suatu Negara Kesatuan. Maka melalui perjanjian antara tiga negara bagian, Negara Republik Indonesia, Negara
Indonesia Timur, & Negara Sumatera Timur dihasilkan perjanjian pembentukan Negara Kesatuan pada tanggal 17
Agustus 1950. Sejak 17 Agustus 1950, Negara Indonesia diperintah dengan menggunakan Undang-Undang Dasar
Sementara Republik Indonesia 1950 yg menganut sistem kabinet parlementer.Era 1950-1959 adalah di mana presiden
Soekarno memerintah menggunakan konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950. Periode ini
berlangsung mulai dari 17 Agustus 1950 sampai 6 Juli 1959.

Sejarah Pada Masa Orde Baru ( 1966 – 1998 )

Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde
Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru hadir dengan semangat “koreksi total” atas
penyimpangan yang dilakukan oleh Soekarno pada masa Orde Lama. Orde Baru berlangsung dari
tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi
bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan
miskin juga semakin melebar.

Masa Jabatan Presiden Suharto

Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia
kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Politik Presiden
Soeharto memulai “Orde Baru” dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan
dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya.

Salah satu kebijakan pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi.
Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia “bermaksud untuk melanjutkan
kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB”, dan menjadi anggota PBB kembali
pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima pertama kalinya.

Pada tahap awal, Soeharto menarik garis yang sangat tegas. Orde Lama atau Orde Baru. Pengucilan politik –
di Eropa Timur sering disebut lustrasi - dilakukan terhadap orang-orang yang terkait dengan Partai Komunis Indonesia.
Sanksi kriminal dilakukan dengan menggelar Mahkamah Militer Luar Biasa untuk mengadili pihak yang dikonstruksikan
Soeharto sebagai pemberontak. Pengadilan digelar dan sebagian dari mereka yang terlibat “dibuang” ke Pulau Buru.

Sanksi nonkriminal diberlakukan dengan pengucilan politik melalui pembuatan aturan administratif. Instrumen
penelitian khusus diterapkan untuk menyeleksi kekuatan lama ikut dalam gerbong Orde Baru. KTP ditandai ET
(eks tapol). Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh
kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasihat dari ahli ekonomi
didikan Barat. DPR dan MPR tidak berfungsi secara efektif. Anggotanya bahkan seringkali dipilih dari kalangan militer,
khususnya mereka yang dekat dengan Cendana. Hal ini mengakibatkan aspirasi rakyat sering kurang didengar oleh
pusat. Pembagian PAD juga kurang adil karena 70% dari PAD tiap provinsi tiap tahunnya harus disetor kepada Jakarta,
sehingga melebarkan jurang pembangunan antara pusat dan daerah.

Soeharto siap dengan konsep pembangunan yang diadopsi dari seminar Seskoad II 1966 dan konsep akselerasi
pembangunan II yang diusung Ali Moertopo. Soeharto merestrukturisasi politik dan ekonomi dengan dwitujuan, bisa
tercapainya stabilitas politik pada satu sisi dan pertumbuhan ekonomi di pihak lain.Dengan ditopang
kekuatan Golkar, TNI, dan lembaga pemikir serta dukungan kapital internasional, Soeharto mampu menciptakan sistem
politik dengan tingkat kestabilan politik yang tinggi. Eksploitasi sumber daya Selama masa pemerintahannya, kebijakan-
kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi
yang besar namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar pada
tahun 1970-an dan 1980-an.

Sejarah Pada Masa Era Reformasi (1998 – sekarang)

Sejarah Reformasi 1998 - Banyak hal yang mendorong timbulnya reformasi pada masa pemerintahan Orde Baru,
terutama terletak pada ketidakadilan di bidang politik, ekonomi dan hukum. Tekad Orde Baru pada awal
kemunculannya pada tahun 1966 adalah akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen
dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Setelah Orde Baru memegang tumpuk kekuasaan dalam mengendalikan pemerintahan, muncul suatu
keinginan untuk terus menerus mempertahankan kekuasaannya atau status quo. Hal ini menimbulkan akses-akses
nagatif, yaitu semakin jauh dari tekad awal Orde Baru tersebut. Akhirnya penyelewengan dan penyimpangan dari nilai-
nilai Pancasila dan ketentuan-ketentuan yang terdapat pada UUD 1945, banyak dilakukan oleh pemerintah Orde Baru.

Demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan semestinya akan menimbulkan permasalahan politik. Ada kesan
kedaulatan rakyat berada di tangan sekelompok tertentu, bahkan lebih banyak di pegang oleh para penguasa. Dalam
UUD 1945 Pasal 2 telah disebutkan bahwa “Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh
MPR”. Pada dasarnya secara de jore (secara hukum) kedaulatan rakyat tersebut dilakukan oleh MPR sebagai wakil-
wakil dari rakyat, tetapi secara de facto (dalam kenyataannya) anggota MPR sudah diatur dan direkayasa, sehingga
sebagian besar anggota MPR itu diangkat berdasarkan ikatan kekeluargaan (nepotisme).

Keadaan seperti ini mengakibatkan munculnya rasa tidak percaya kepada institusi pemerintah, DPR, dan
MPR. Ketidak percayaan itulah yang menimbulkan munculnya gerakan reformasi. Gerakan reformasi menuntut untuk
dilakukan reformasi total di segala bidang, termasuk keanggotaan DPR dam MPR yang dipandang sarat dengan nuansa
KKN.

Perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional dianggap telah menimbulkan ketimpangan ekonomi yang lebih
besar. Monopoli sumber ekonomi oleh kelompok tertentu, konglomerasi, tidak mempu menghapuskan kemiskinan
pada sebagian besar masyarakat Indonesia. Kondisi dan situasi Politik di tanah air semakin memanas setelah terjadinya
peristiwa kelabu pada tanggal 27 Juli 1996. Peristiwa ini muncul sebagai akibat terjadinya pertikaian di dalam internal
Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Krisis moneter yang melanda Negara-negara di Asia Tenggara sejak bulan Juli 1996, juga mempengaruhi
perkembangan perekonomian Indonesia. Ekonomi Indonesia ternyata belum mampu untuk menghadapi krisis global
tersebut. Krisis ekonomi Indonesia berawal dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.

Ketika nilai tukar rupiah semakin melemah, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 0% dan berakibat
pada iklim bisnis yang semakin bertambah lesu. Kondisi moneter Indonesia mengalami keterpurukan yaitu dengan
dilikuidasainya sejumlah bank pada akhir tahun 1997. Sementara itu untuk membantu bank-bank yang bermasalah,
pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (KLBI). Ternyata udaha yang dilakukan pemerintah ini
tidak dapat memberikan hasil, karena pinjaman bank-bank bermasalah tersebut semakin bertambah besar dan tidak
dapat di kembalikan begitu saja.

Krisis moneter tidak hanya menimbulkan kesulitan keuangan Negara, tetapi juga telah menghancurkan keuangan
nasional.Memasuki tahun anggaran 1998 / 1999, krisis moneter telah mempengaruhi aktivitas ekonomi yang lainnya.
Kondisi perekonomian semakin memburuk, karena pada akhir tahun 1997 persedian sembilan bahan pokok sembako di
pasaran mulai menipis. Hal ini menyebabkan harga-harga barang naik tidak terkendali. Kelaparan dan kekurangan
makanan mulai melanda masyarakat. Untuk mengatasi kesulitan moneter, pemerintah meminta bantuan IMF. Namun,
kucuran dana dari IMF yang sangat di harapkan oleh pemerintah belum terelisasi, walaupun pada 15 januari 1998
Indonesia telah menandatangani 50 butir kesepakatan (letter of intent atau Lol) dengan IMF.

Pengangkatan B.J. Habibie Menjadi Presiden Republik Indonesia

Setelah B.J. Habibie dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia pada tanggal 21 Mei 1998. Tugas Habibie
menjadi Presiden menggantikan Presiden Soeharto sangatlah berat yaitu berusaha untuk mengatasi krisis ekonomi yang
mkelanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997.

Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Republik Indonesia yang ketiga B.J. Habibie membentuk kabinet baru yang
dinamakan Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet itu terdiri atas 16 orang menteri, dan para menteri itu diambil
dari unsur-unsur militer (ABRI), Golkar, PPP, dan PDI. Dalam bidang Ekonomi, Pemerintahan Habibie berusaha keras
untuk melakukan perbaikan. Ada beberapa hal yang dilakukan oleh pemerintahan Habibie untuk memperbaiki
perekonomian Indonesia diantaranya :

a.Merekapitulasi perbankan

b.Merekonstruksi perekonomian Indonesia

c.Melikuidasi beberapa bank bermasalah

d.Menaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hingga di bawah Rp. 10.000,-

e.Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan oleh IMF

Organisai internasional adalah suatu organisasi yang dibuat oleh anggota masyarakat internasional
secara suka rela atau atas dasar kesamaan yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian dalam
tata hubungan internasional. Secara umum organisasi internasional dapat diartikan sebagai
organisasi beberapa negara yang berkedudukan sebagai subyek hokum internasional dan
mempunyai kapasitas untuk membuat perjanjian internasional.
A. Gerakan Non Blok (GNB)
Gerakan Non Blok (non-aligned) merupakan organisasi negara-negara yang tidak memihak Blok
Barat maupun Blok Timur. Berdirinya Gerakan Non Blok di latar belakangi oleh hal-hal
sebagai berikut.
(i) Diilhami Konferensi Asia-Afrikadi Bandung (1955)di mana negara-negara yang pernah
dijajah perlu menggalang solidaritas untuk melenyapkan segala bentuk kolonialisme.
(ii) Adanya krisis Kuba pada tahun 1961di mana Uni Soviet membangun pangkalan peluru
kendali secara besar-besaran di Kuba, hal ini mangakibatkan Amerika Serikat merasa
terancam sehingga suasana menjadi tegang. Ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur
ini mendorong terbentuknya GNB.
Adapun berdirinya Gerakan Non Blok diprakarsai oleh :
(a) Presiden Soekarno dari Indonesia,
(b) Presiden Gamal Abdul Nasser dari Republik Persatuan Arab-Mesir,
(c) Perdana Menteri Pandith Jawaharlal Nehru dari India,
(d) Presiden Josep Broz Tito dari Yugoslavia, dan
(e) Presiden Kwame Nkrumah dari Ghana.

1. Tujuan Gerakan Non Blok


Gerakan Non Blok bertujuan meredakan ketegangan dunia sebagai akibat pertentangan antara Blok
Barat dan Blok Timur.
2. Pengaruh dari Gerakan Non Blok
Gerakan Non Blok mempunyai pengaruh yang besar di antaranya sebagai berikut.
(a) Pernyataan dari kedua negara adikuasa (Amerika Serikat dan Uni Soviet) untuk mengurangi
senjata-senjata nuklirnya.
(b) Gencatan senjata antara Irak dan Iran.
(c) Usaha penyelesaian sengketa di Kamboja secara damai.
(d) Penarikan pasukan Uni Soviet dari Afganistan.
(e) Meningkatkan hubungan kerja sama di bidang ekonomi antar anggota Gerakan Non Blok dan
dengan negara-negara maju di luar Gerakan Non Blok.

3. Peranan Indonesia dalam Gerakan Non Blok


(a) Presiden Soekarno adalah satu dari lima pemimpin dunia yang mendirikan GNB.
(b) Iku memprakarsai berdirinya Gerakan Non Blok dengan menandatangani Deklarasi Beograd
sebagai hasil Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok I pada tanggal 1-6 September 1961.
(c) Indonesia menjadi pemimpin GNB pada tahun 1991. Saat itu Presiden Soeharto terpilih menjadi
ketua GNB. Sebagai pemimpin GNB, Indonesia sukses menggelar KTT X GNB di Jakarta.
(d) Indonesia juga berperan penting dalam meredakan ketegangan di kawasan bekas Yogoslavia
pada tahun 1991.
(e) Indonesia sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok X
yang berlangsung pada tanggal 1-6 September 1992 di Jakarta.
(f) Ekspor dan impor perdagangan Indonesia dengan negara anggota GNB.

B. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)


Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah sebuah organisasi internasional yang anggotanya
hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam hokum
internasional, keamanan internasional, pengembangan ekonomi, perlindungan social, hak asasi,
dan pencapaian perdamaian dunia.
PBB didirikan oleh San Francisco pada 24 Oktober 1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaks di
Washington, DC. Namun siding umum yang pertama dihadiri oleh wakil dari negara baru
berlangsung pada 10 Januari 1946 di Church House, London. Dari 1919 hingga 1946, terdapat
sebuah organisasi yang mirip bernama Liga Bangsa-Bangsa yang bisa dianggap sebagai pendahulu
PBB.

1. Asas dan Tujuan PBB


a. Asas PBB
Asas Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah sebagai berikut.
1) Persamaan derajat dan kedaulatan semua negara anggota.
2) Persamaan hak dan kewajiban semua negara anggota.
3) Penyelesaian sengketa secara damai.
4) Setiap anggota akan memberikan bantuan kepada PBB sesuai ketentuan Piagam PBB.
5) PBB tidak boleh mencampuri urusan dalam negeri negara anggota.

b. Tujuan PBB
Tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai berikut.
1) Memelihara perdamaian dan keamanan dunia.
2) Mengembangkan hubungan persahabatan antar bangsa berdasarkan asas-asas persamaan
derajat, hak menentukan nasib sendiri, dan tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
3) Mengembangkan kerjasama internasional dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi,
sosial, budaya, dan kemanusiaan. Menyelesaikan perselisihan dengan cara damai dan
mencegah timbulnya peperangan.
4) Memajukan dan menghargai hak asasi manusia serta kebebasan atau kemerdekaan
fundamental tanpa membedakan warna kulit, jenis kelamin, bahasa, dan agama.
5) Menjadikan pusat kegiatan bangsa-bangsa dalam mencapai kerjasama yang harmonis untuk
mencapai tujuan PBB.
2. Peranan Indonesia dalam PBB
Republik Indonesia tidak hanya menerima bantuan dari PBB akan tetapi juga berperan aktif
baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap PBB, yakni sebagai berikut.
(a) Secara tidak langsung, Indonesia ikut menciptakan perdamaian dunia melalui kerja sama dalam
konferensi Asia Afrika, ASEAN, maupun Gerakan Non Blok.
(b) Secara langsung yakni Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda atau Kontingen Garuda
(KONGA) sebagai sumbangan terhadap PBB untuk menciptakan perdamaian dunia.
Tabel : Pengiriman Pasukan Garuda

No Pasukan Unit PBB Tempat Bertugas Tahun


1 KONGA I UNEF Timur Tengan (sekitar Terusan Suez) 8 Januari 1957
2 KONGA II UNOC Zaire (Kongo Belgia) 1960 - 1961
3 KONGA III UNOC Zaire (Kongo Belgia) 1962 - 1964
4 KONGA IV ICCS Vietnam 1973 - 1975
5 KONGA V ICCS Vietnam 1973
6 KONGA VI ICCS Vietnam 1973
*dst.
(c) Pada tahun 1985 Indonesia membantu PBB yakni memberikan bantuan pangan ke Ethiopia
pada waktu dilanda bahaya kelaparan. Bentuan tersebut disampaikan pada peringatan Hari
Ulang Tahun FAO ke-40.
(d) Indonesia pernah dipilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada tahun 1973-
1974.
(e) Berdasarkan Frago (Fragmentery Order) Nomor 10/10/08 tanggal 30 Oktober 2008,
penambahan Kontingen Indonesia dalam rangka misi perdamaian dunia di Lebanon Selatan.
(f) Peran serta Indonesia dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social.
(g) Indonesia telah berpartisipasi dalam 4 operasi pemeliharaan perdamaian PBB (UNPKO) sejak
UNEF (Un Emergency Forces) di Sinai tahun 1957.
(h) Penyumbang pasukan / Polisi / Troops / Police (Contributing Country) dengan jumlah personil
sebanyak 1.618. Saat ini Indonesia terlibat aktif 6 UNPKO yang tersebar di 5 Negara.
(i) Pengiriman PKD dibawah bendera PBB menunjukkan komitmen kuat bangsa Indonesia sebagai
bangsa yang cinta damai.
(j) Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Mesir segera
mengadakan siding menteri luar negeri negara-negara Liga Ararb pada 18 Nove,ber 1946.
mereka menetapkan tentang pengakuan kemerdekaan TI sebagai negara merdeka dan
berdaulat penuh. Pengakuan tersebut adalah pengakuan De Jure menurut hokum internasional.
(k) Awal pekan ini Indonesia berhasil terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB
pada pemilihan yang dilakukan Majelis Hukum PBB melalui pemungutan suara dengan
perolehan 158 suara dukungan dari keseluruhan 192 negara anggota yang memiliki hak pilih.
C. Konferensi Asia Afrika (KAA)
Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika adalah sebuah konferensi antara negara-negara Asia
dan Afrika yang kebanyakan beru saja memperoleh kemerdekkaan. KAA diselenggarakan oleh
Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon), India, dan Pakistan dan
dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario. Pertemuan ini berlangsung antara 18-24
April 1955 di Gedung Merdeka, Dandung, Indonesia. Tujuannya mempromosikan kerjasama
ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika
Serikat, Uni Soviet, atau negara imperalis lainya.
1. Latar Belakang Diselenggarakannya Konferensi Asia-Afrika
(a) Bangsa-bangsa Asia-Afrika memiliki persamaan nasib dan sejarah yakni sama-sama menjadi
sasaran penjajahan bangsa-bangsa Eropa.
(b) Semakin meningkatnya kesadaran bangsa-bangsa Asia-Afrika yang masih terjajah untuk
memperoleh kemerdekaan.
(c) Perubahan politik yang terjadi setelah Perang Dunia II berakhir yakni situasi internasional diliputi
kecemasan akibat adanya perlombaan senjata antara Blok Barat dan Blok Timur.
(d) Diantara bangsa-bangsa Asia yang telah merdeka masih belum terdapat kesadaran untuk
bersatu, yang kemudian Rusia dan Amerika Serikat ikut melibatkan diri dalam masalah tersebut
.
2. Tujuan Konferensi Asia-Afrika
(a) Mengembangkan saling pengertian dan kerja sama antar bangsa-bangsa Asia-Afrika, serta
untuk menjajagi dan melanjutkan kepentingan timbal balik maupun kepentingan bersama.
(b) Meninjau masalah-masalah hubungan social, ekonomi, dan kebudayaan dalam hubungannya
dengan negara-negara peserta.
(c) Mempertimbangkan masalah-masalah mengenai kepentingan khusus dari bangsa-bangsa Asia-
Afrika seperti yang menyangkut kedaulatan nasional, rasionalisme, dan kolonialisme.
(d) Meninjau kedudukan Asia-Afrika serta rakyatnya, serta memberikan sumbangan untuk
meningkatkan perdamaian dan kerja sama internasional.

3. Hasil-Hasil Konferensi
Konferensi Asia-Afrika menghasilkan beberapa keputusan yang disepakati para peserta
sebagai berikut.
(a) Kerja sama ekonomi, antara lain mengusahakan kemajuan ekonomi, memajukan perdagangan,
saling memberikan bantuan teknik, dan mendirikan bank-bank.
(b) Kerja sama kebudayaan, antara lain memajukan kerja sama kebudayaan sebagai jalan
terpenting untuk mendapatkan pengertian antara bangsa-bangsa Asia-Afrika, memajukan
pendidikan dan pengajaran dengan pertukaran pelajar, pelatih, dan guru.
(c) Masalah hak asasi manusia, yakni menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia seperti yang
tercantum dalam Piagam PBB serta menentang ras diskriminasi.
(d) Masalah bangsa-bangsa yang belum merdeka, yakni menentang adanya imperialisme dan
menuntut kemerdekaan bagi rakyat Aljazair, Maroko, dan Tunisia.
(e) Masalah-amasalah lain, yakni mengakui hak=hak bangsa Arab di Palestina dan menuntut soal
Palestina diselesaikan secara damai, menuntuk kembalinya wilayah Irian Barat (sekarang
Papua) kepada Indonesia serta menuntut hak wilayah Aden bagi Yaman.
(f) Mengusahakan perdamaian dan kerja sama di dunia dengan cara berikut :
1) Mendesak PBB untuk menerima nagara-negara yang telah memenuhi persyaratan yakni
Kamboja, Sri Lanka, Jepang, Yordania, Laos, Libya, Nepal, dan Vietnam.
2) Mengusulkan supaya diadakan pelarangan atas pembuatan, percobaan, dan penggunaan
senjata nuklir.
3) Mengusulkan diadakan kerja sama semua negara di seluruh dunia atas dasar menghormati hak-
hak manusia.
(g) Pernyataan mengenai usaha memajukan perdamaian dan kerja sama di dunia. Selain
keputusan KAA di atas, konferensi Asia-Afrika juga mengajak semua bangsa di dunia untuk
hidup bersama dalam perdamaian dan menjalankan kerja sama dalam suasana persahabatan
atas dasar sepuluh prinsip yang dikenal dengan “Dasasila Bandung” (Bandung Declaration)
Adapun isi Dasasila Bandung selengkapnya adalah :
1) Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam
piagam PBB.
2) Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa.
3) Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun kecil.
4) Tidak melakukan campur tangan atau intervensi dalam soalan-soalan dalam negeri negara lain.
5) Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara sendirian mahupun
secara kolektif, yang sesuai dengan Piagam PBB.
6) (a) Tidak menggunakan peraturan-peraturan dan pertahanan kolektif untuk bertindak bagi
kepentingan khusus dari salah satu negara-negara besar,
(b) Tidak melakukan campur tangan terhadap negara lain
7) Tidak melakukan tindakan ataupun ancaman agresi mahupun penggunaan kekerasan terhadap
integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara.
8) Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan cara damai, seperti perundingan,
persetujuan, arbitrasi, atau penyelesaian masalah hukum , ataupun lain-lain cara damai,
menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan, yang sesuai dengan Piagam PBB.
9) Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama.
10) Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban internasional.
4. Pengaruh Konferensi Asia-Afrika
Konferensi Asia-Afrika di tutup secara resmi pada tanggal 24 April 1955. Para utusan
kembali ke negaranya masing-masing untuk memperjuangkan hasil-hasil konferensi secara
bersama-sama. Konferensi Asia-Afrika membawa pengaruh atau akibat penting, misalnya :
(a) Berkurangnya ketegangan dan bahaya pecahnya peperangan yang bersumber dari
persengketaan masalah Taiwan antara RRC dan Amerika Serikat.
(b) Perjuangan bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk mencapai kemerdekaan semakin meningkat. Hal
ini tampak dengan meningkatnya jumlah negara-negara Asia-Afrika yang merdeka setelah
tahun 1955.
(c) Politik luar negeri bebas aktif yang dijalankan Indonesia, India, Birma, dan Sri Langka mulai
diikuti negara-negara lain yang tidak masuk Blok Barat maupun Blok Timur.
Disamping itu KAA memiliki arti penting karena merupakan cetusan rasa setia kawan (solidaritas)
bangsa-bangsa Asia-Afrika mengilhami berdirinya Gerakan Non Blok.
5. Peranan Indonesia dalam KAA
(a) Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Pancanegara II
yang berlangsung tanggal 28-29 Desember 1954 di Bogor (Jawa Barat). Konferensi ini sebagai
pendahuluan dari KAA.
(b) Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan KAA yang berlangsung
pada tanggal 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka Bandung (Jawa Barat). Dalam konferensi ini
beberapa tokoh Indonesia menduduki peranan penting, diantaranya adalah :
Ketua Konferensi : Mr. Ali Sastroamidjoyo
Sekretaris Jenderal Konferensi : Ruslan Abdulgani
Ketua Komite Kebudayaan : Mr. Muh. Yamin
Ketua Komite Ekonomi : Prof. Ir. Roseno
(c) Dalam KAA Indonesia termasuk salah satu penggagas pertemuan tersebut bersama Mesir dan
India sehingga diadakan untuk yang pertama kalinya di Bandung tahun 1955.

D. ASEAN
ASEAN (Association of South East Asia Nations), atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia
Tenggara (PERBARA), merupakan organisasi kerja sama regional negara-negara Asia Tenggara di
bidang ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Meskipun organisasi ini bertekad mewujudkan stabilitas
dan keamanan kawasan Asia Tenggara dari pengaruh asing, tetapi bukan merupakan organisasi
politik. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang berdirinya ASEAN.
Berdirinya ASEAN didorong oleh beberapa factor di antaranya sebagai berikut.
a) Faktor Intern, yakni setelah berakhirnya Perang Dunia II lahirlah negara-negara baru di Asia
Tenggara. Munculnya negara-negara baru ini pada umumnya banyak memiliki persamaan
masalah, oleh karena itu perlu sikap dan tindakan bersama untuk mewujudkan stabilitas dan
keamanan kawasan ini melalui ASEAN.
b) Faktor Ekstern, yakni akibat krisis Indocina yang ditimbulkan oleh gerakan komunis yang
berusaha menguasai seluruh Vietnam, Laos, dan Kamboja (Kampuchea) sebagai negara
komunis, maka negara-negara tetangga di kawasan ini merasa khawatir dan bersepakat
menghadapi ancaman ini dengan membentuk ASEAN.

1. Tujuan ASEAN
Maksud dan tujuan ASEAN seperti yang tercantum dalam Deklarasi Bangkok 8 Agustus
1967 adalah sebagai berikut.
(a) Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan kebudayaan di
kawasan Asia Tenggara.
(b) Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional.
(c) Meningkatkan kerja sama yang aktif serta saling membantu satu sama lain dalam masalah
ekonomi, sosial, budaya, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
(d) Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana latihan dan penelitian dalam bidang-
bidang pendidikan, professional, teknik, dan administrasi.
(e) Bekerja sama dengan lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan pertanian serta industri,
perluasan perdagangan komoditi internasional, perbaikan sarana-sarana pengangkutan dan
komunikasi serta peningkatan taraf hidup rakyat.
(f) Meningkatkan studi-studi tentang Asia Tenggara.
(g) Memelihara kerja sama yang erat dan berguna bagi organisasi-organisasi internasional dan
regional yang ada dan bertujuan serupa.

2. Peranan Indonesia dalam ASEAN


Peranan Indonesia dalam ASEAN sangat besar diantaranya sebagai berikut.
(a) Indonesia merupakan salah satu negara pemrakarsa berdirinya ASEAN pada tanggal 8 Agustus
1967.
(b) Indonesia berusaha membantu pihak-pihak yang bersengketa untuk mencari penyelesaian
dalam masalah Indocina. Indonesia berpendapat bahwa penyelesaian Indocina secara
keseluruhan dan Vietnam khususnya sangat penting dalam menciptakan stabilitas di kawasan
Asia Tenggara. Pada tanggal 15-17 Mei 1970 di Jakarta diselenggarakan konferensi untuk
membahas penyelesaian pertikaian Kamboja. Dengan demikian Indonesia telah berusaha
menyumbangkan jasa-jasa baiknya untuk mengurangi ketegangan-ketegangan dan konflik-
konflik bersenjata di Asia Tenggara.
(c) Indonesia sebagai penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pertama ASEAN yang
berlangsung di Denpasar, Bali pada tangga 23-24 Februari 1976.
(d) Pada tanggal 7 Juni 1976 Indonesia ditunjuk sebagai tempat kedudukan Sekretariat Tetap
ASEAN dan sekaligus ditunjuk sebagai Sekretaris Jendral Pertama adalah Letjen. H.R.
Dharsono yang kemudia digantikan oleh Umarjadi Njotowijono.
(e) Indonesia menjadi tempat pembuatan pupuk se-ASEAN, tepatnya di Aceh yang nantinya akan
digunakan negara-negara ASEAN, otomatis Indonesia mendapatkan keuntungan dan juga bisa
mengurangi pengangguran di Indonesia.
(f) Mengikuti kerja sama regional seperti ini maka akan lebih dihormati negara lain, seperti hanya
kerja sama regional yang di Eropa ataupun Timur Tengah, lebih-lebih kalau ASEAN kuar dimata
Internasional (sayangnya di Internasional ASEAN kurang dipandang)
(g) AL-TNI saring melakukan latihan bersama dengan Singapura sehingga akan membuktikan pada
dunia bahwa militer Indonesia masih kuat, dan Indonesia pun melakukan perjanjian Ekstradisi
disemua negara ASEAN, walaupun agak lama untuk mendekati Singapura.
(h) Pada KTT ASEAN ke-9 tanggal 7-8 Oktober 2003 di Bali, Indonesia mengusulkan pembentukan
komunitas ASEAN (Asean Community). Komunitas ini mencakup bidang keamanan, sosial –
kebudayaan, dan ekonomi.
(i) Pada tahun 2004 Indonesia menjadi negara yang memimpin ASEAN. Selama memimpin,
Indonesia menyelenggarakan serangkaian pertemuan. Diantara pertemuan itu adalah
pertemuan Tingkat Menteri ASEAN (Asean Ministerial Meeting), Forum Kawasan ASEAN
(Asean Regional Forum), Pertemuan Kementrian Kawasan mengenai penanggulangan
terorisme, dan beberapa pertemuan lainnya.
(j) Menjadi tuan rumah pertemuan khusus pasca gempa bumi dan tsunami pada Januari 2005.
pertemuan ini bertujuan untuk membicarakan tindakan-tindakan mengatasi bencana tsunami
pada 26 Desember 2004.
(k) Pada bulan Agustus 2007 diresmikan Asean Forum 2007 di Jakarta. Forum ini diselenggarakan
untuk mendukung terwujudnya Komunitas Asean 2015 diselenggarakan dalam rangka
memperingati hari jadi ASEAN ke-40.
(l) Pada KTT Asean ke-19 tanggal 17-19 November 2011 Indonesia kembali menjadi tuan rumah.
(m) Kesepakatan Kawasan Bebas Senjara Nuklir Asia Tenggara atau Southeast Asia Nuclear
Weapon Free Zone (SEANWFZ)
Persiapan kemerdekaan

Pemerintahan Jepang di Indonesia berakhir setelah Jepang kalah dari tentara sekutu di Perang Dunia II. Dua
kota di Jepang yaitu Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom oleh tentara sekutu. Setelah mendengar adanya
kekalahan Jepang, dibentuklah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau
Dokuritsu Junbi Cosakai yang diketuai oleh Radjiman Widyodiningrat. Nama BPUPKI diganti menjadi PPKI
(Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Inkai untuk lebih menegaskan keinginan dan
tujuan bangsa Indonesia untuk merdeka.

Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI
diterbangkan ke Dalat, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang
sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Namun pada tanggal 10
Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu.
Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk
kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.

Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno
segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat
Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan
dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil
pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi
kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal
jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak
memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI
hanya merupakan ‘hadiah’ dari Jepang. Setelah mendengar Jepang menyerah pada tanggal 14 Agustus 1945,
golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun
golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat
proklamasi. Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke rumah Laksamana Muda Maeda, di Jalan
Medan Merdeka Utara. Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan
mereka di Dalat.

Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna
membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan. Sehari
kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak
dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak
dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadiperistiwa
Rengasdengklok.

Peristiwa Rengasdengklok

Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana berdiskusi dengan Ibrahim dan pada dini
hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain,
mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke
Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno
bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.

Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan.
Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Maka
diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda
untuk tidak terburu – buru memproklamasikan kemerdekaan.

Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang
kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka
tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks
proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.
Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia berlangsung pukul 02.00 – 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana
Tadashi Maeda jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh.
Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan,
hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks
proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman
Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani
dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung
pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan,
disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan
Pelopor.

Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan
bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang
prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa
nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari
sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat ini, bendera
pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.

Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S. Brata
datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan.
Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan
amanat singkat kepada mereka.

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan,
mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang
selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia
yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.

Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai
presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama.
Peran Indonesia Dalam ASEAN
Inilah Berbagai Pernah Indonesia Dalam ASEAN
1. Salah Satu Negara Pendiri ASEAN

Tentunya sudah kamu ketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu dari lima negara dikawasan Asia Tenggara yang
menjadi pelopor berdirinya organisasi ASEAN. Saat itu Indonesia diwakili oleh menteri luar negerinya yaitu Adam Malik
sebagai salah satu tokoh pendiri organisasi tersebut. Peran ini sangat sentral dan sampai saat ini kita masih diakui
sebagai negara paling berpengaruh di ASEAN.

2. Memberikan Gagasan Dalam Pembentukan Komunitas Keamanan ASEAN

Peranan penting lainnya yang pernah dilakukan Indonesia adalah dengan memberikan ide, pikiran atau gagasan dalam
hal pembentukan komunitas keamanan Asean yang saat itu dikemukakan oleh menteri luar negeri Republik Indonesia
yaitu Hasan Wirajuda. Gagasan seerti ini amat penting dalam hal menangani terorisme, kejahatan transnasional,
perampokan, separatisme, dsb.

3. Memberikan Gagasan Dalam Menghormati dan Melindungi HAM

Sudah menjadi rahasia umum bahwa HAM senantiasa menjadi isu yang ramai diperbincangkan diberbagai negara, tidak
hanya di Indonesia melainkan juga dinegara-negara lainnya yang ada dikawasan Asia Tenggara. Indonesia senantiasa
mengajak negara-negara ASEAN lainnya untuk selalu menjunjung tinggi HAM dengan mentaati norma-norma dan
aturan-aturan yang ada dinegaranya.

4. Khazanah Budaya Indonesia Adalah Bagian Dari Kebudayaan ASEAN

Ketahuilah bahwa Indonesia memiliki banyak sekali budaya, dan itu tersebar diseluruh pelosok tanah air mulai dari
Sabang sampai Merauke. Seluruh budaya yang ada di Indonesia ini tentunya memperkaya khazanah budaya yang ada
di ASEAN. Selain itu Indonesia juga turut berperan dalam hal mendukung adanya pertukaran budaya dengan cara
pementasan budaya-budaya ASEAN.

5. Mendukung Terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN

Dalam bidang ekonomi, Indonesia sangat mendukung terbentuknya integrasi perekonomian antara negara-negara
yang berada dikawasan Asia Tenggara yang kita kenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA. Tentunya dengan
adanya hal ini diharapkan Indonesia bisa bersaing dipasar ASEAN, pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat dan
membuka banyak lapangan pekerjaan.

Selain ke-5 peran Indonesia dalam ASEAN yang dijabarkan secara umum diatas, tentunya masih banyak lagi peran
Indonesia dikawasan Asia Tenggara ini. Misalnya Indonesia senantiasa digarda terdepan dalam hal menciptakan
perdamaian dikawasan, beberapa konflik pernah terjadi antara negara-negara dikawasan Asia Tenggara dan Indonesia
juga berperan menengahi konflik tersebut.
PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama United nation (UN)
merupakan Organisasi internasonal yang bertujuan untuk mendorong adanya kerjasama internasional dan
berdiri pada 24 Oktober 1945 atau pasca terjadinya Perang Dunia II. PBB didirikan sebagai pengganti dari
Liga Bangsa-Bangsa. Indonesia menjadi salah satu anggota PBB sejak 28 September 1950 dengan
ditetapkannya Resolusi Majelis Umum PBB nomor A/RES/491 (V) tentang penerimaan manfaat UUD
Republik Indonesia dalam keanggotaan di Perserikatan Bangsa Bangsa. Namun pada tanggal 7 Januari 1965,
Indonesia menyatakan pengunduran dirinya dari keanggotaan PBB sebagai reaksi terpilihnya Malaysia sebagai
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Indonesia kembali bergabung menjadi anggota PBB pada 28
September 1966.

Peranan Indonesia Dalam PBB antara lain adalah :

1. Indonesia pernah ditunjuk menjadi pemimpin serta anggota tetap dibeberapa organisasi PBB

Indonesia menjadi salah satu negara yang dianggap memiliki peranan yang cukup penting selama
keanggotaannya dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa, dimana ia pernah ditunjuk untuk memimpin serta
menjadi anggota tetap pada beberapa organisasi bentukan PBB, seperti :

 Pada tahun 1971, Indonesia yang diwakili oleh Adam Malik pernah ditunjuk untuk menjadi presiden di Majelis
Umum PBB.
 Indonesia tiga kali terpilih menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yaitu periode tahun 1974 – 1975,
periode tahun 1995-1996, dan periode tahun 2007-2008.
 Indonesia pernah terpilih 11 kali sebagai anggota Dewan ekonomi dan sosial PBB, 2 kali ditunjuk sebagai
presiden dari Dewan Ekonomi dan Sosial PBB, serta 3 kali sebagai wakil presiden dari Dewan tersebut.
 Indonesia juga terpilih sebanyak 3 kali menjadi anggota Dewan Hak Asasi manusia PBB dan satu kali ditunjuk
sebagai wakil presiden dari Dewan tersebut, yaitu periode tahun 2009-2010.

2. Membantu penyelesaian konflik diberbagai negara

Salah satu peran penting Indonesia dalam upaya menjaga perdamaian dunia yang merupakan salah satu tujuan
berdirinya PBB adalah dengan membantu menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi pada negara-negara
anggota PBB seperti peran Indonesia dalam gerakan non blok. Adapun peran Indonesia dalam hal ini antara
lain adalah :

 Pada Tahun 1989, Indonesia telah berhasil membantu penyelesaian konflik yang terjadi di kamboja
 Indonesia menjadi mediator atas penyelesaian konflik yang terjadi anatara Filiphina dan Moro National Front
Liberation (MNFL) yang menguasai Mindanau Selatan

3. Melakukan Upaya-upaya dalam rangka menjaga perdamaian dunia

Hal lain yang pernah dilakukan Indonesia dalam rangka menjaga perdamaian dunia selama menjadi anggota
PBB adalah :

 Indonesia berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika yang menghasilkan Dasasila Bandung
 Indonesia menjadi pelopor pencetusan SEANWFZ dan ZOFTAN
 Indonesia menjadi salah satu pemrakarsa berdirinya ASEAN dan Gerakan Non Blok
 Indonesia telah mengirimkan beberapa kontingen dalam rangka visi perdamaian dunia seperti pengiriman
kontingen Indonesia ke Libanon Selatan, menyumbang lebih dari 1.000 personel pasukan yang tersebar di 5
negara di dunia, serta pengiriman beberapa kontingen pasukan Garuda di beberapa wilayan negara-negara di
dunia.

4. Memberikan Bantuan kemanusiaan di berbagai negara

Indonesia juga selalu tanggap terhadap berbagai bencana yang dialami oleh negara-negara di dunia. Adapun
upaya yang dilakukan oleh Indonesia agar tidak terjadi penyebab terjadinya penyalahgunaan kewenangan
antara lain adalah dengan memberikan bantuan kemanusiaan dinegara-negara yang mengalami bencana
tersebut, seperti :
 Pada Tahun 1984, Indonesia mengirimkan Bantuan berupa beras melalui FAO yang ditujukan untuk membantu
bencana kelaparan yang terjadi di Ethiopia.
 Pada Tahun 1995, Indonesia memabntu dalam menampung para pengungsi yang berasal dari Vietnam di pulau
Galang

12 Peran Indonesia Dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)


Indonesia menjadi salah satu negara yang dianggap memiliki peranan yang cukup penting selama keanggotaannya
dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa, Berikut 12 Peranan Indonesia Dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Dalam rangka menjaga perdamaian dunia


1. Sebagai anggota PBB, Indonesia berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika yang menghasilkan Dasasila
Bandung

2. Sebagai anggota PBB, Indonesia menjadi pelopor pencetusan ZOFTAN dan SEANWFZ

3. Sebagai anggota PBB, Indonesia menjadi salah satu pemprakarsa berdirinya ASEAN dan Gerakan Non Blok

4. Indonesia telah mengirimkan beberapa kontingen dalam rangka visi perdamaian dunia seperti pengiriman kontingen
Indonesia ke Lebanon Selatan, menyumbang lebih dari 1.000 personel pasukan yang tersebar di berbagai negara di
dunia, serta pengiriman beberapa kontingen pasukan Garuda di beberapa wilayan negara-negara di dunia, misalnya

 Mengirimkan Pasukan Garuda I (1957) sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB untuk menyelesaikan
Perang Arab-Israel
 Mengirimkan Pasukan Garuda II dan III (1960) sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB untuk
menyelesaikan perang saudara di Kongo
 Mengirimkan Pasukan Garuda XIV (1993) sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB di Bosnia
 Mengirim Pasukan Garuda XXVI-C2 (2010) sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB di Lebanon Selatan

5. Pada tahun 1971, Indonesia yang diwakili oleh Adam Malik pernah ditunjuk untuk menjadi presiden di Majelis Umum
PBB.

6. Indonesia tiga kali terpilih menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yaitu periode tahun 1974 – 1975, periode
tahun 1995-1996, dan periode tahun 2007-2008.

7. Indonesia pernah terpilih 11 kali sebagai anggota Dewan ekonomi dan sosial PBB, 2 kali ditunjuk sebagai presiden
dari Dewan Ekonomi dan Sosial PBB, serta 3 kali sebagai wakil presiden dari Dewan tersebut.

8. Indonesia juga terpilih sebanyak 3 kali menjadi anggota Dewan Hak Asasi manusia PBB dan satu kali ditunjuk
sebagai wakil presiden dari Dewan tersebut, yaitu periode tahun 2009-2010.

9. Pada Tahun 1984, Indonesia mengirimkan Bantuan berupa beras melalui FAO yang ditujukan untuk Ethiopia
yang waktu itu dilanda bencana kelaparan.

10. Pada Tahun 1995, Sebagai anggota PBB Indonesia membantu dalam menampung para pengungsi yang
berasal dari Vietnam di pulau Galang
11. Pada Tahun 1989, Sebagai anggota PBB Indonesia berhasil membantu menyelesaikan konflik yang terjadi di
kamboja

12. Sebagai anggota PBB, Indonesia berperan menjadi mediator atas penyelesaian konflik yang terjadi antara
Filiphina dan Moro National Front Liberation (MNFL) yang menguasai Mindanau Selatan

Meskipun indonesia memiliki banyak peranan dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), namun indonuseia
juga pernah keluar dari keanggotaan PBB. Hal tersebut terjadi pada tahun 1965 saat indonesia dipimpin oleh
Presiden Soekarno, keluarnya indonesia dari PBB didasari atas diterimanya malaysia sebagai anggota tidak
tetap Dewan Keamanan, karena pada saat itu indonesia menganggap malaysia sebagai negara boneka
bentukan Inggris.
Bahasa indonesia
1. Kata ulang yang menyatakan banyak tidak menentu

Contoh :
- Di tempat kakek banyak pepohonan yang rimbun dan lebat sekali.
- Pulau-pulau yang ada di dekat perbatasan dengan negara lain perlu diperhatikan oleh pemerintah.

2. Kata ulang yang menyatakan sangat

Contoh :
- Jambu merah pak raden besar-besar dan memiliki kenikmatan yang tinggi.
- Anak kelas 3 ipa 1 orangnya malas-malas dan sangat tidak koperatif.

3. Kata ulang yang menyatakan paling

Contoh :
- Setinggi-tingginya Joni naik pohon, pasti dia akan turun juga.
- Mastur dan Bornok mencari kecu sebanyak-banyaknya untuk makanan ikan cupang kesayangannya.

4. Kata ulang yang menyatakan mirip / menyerupai / tiruan

Contoh :
- Adik membuat kapal-kapalan dari kertas yang dibuang Pak Jamil tadi pagi.
- Si Ucup main rumah-rumahan sama si Wati seharian di halaman rumah.

5. Kata ulang yang menyatakan saling atau berbalasan

Contoh :
- Ketika mereka berpacaran selalu saja cubit-cubitan sambil tertawa.
- Saat lebaran biasanya keluarga di rt.4 kunjung-kunjungan satu sama lain.

6. Kata ulang yang menyatakan bertambah atau makin

Contoh :
- Biarkan dia main hujan! lama-lama dia akan kedinginan juga.
- Ayah meluap-luap emosinya ketika tahu dirinya masuk perangkap penipu kartu kredit.

7. Kata ulang yang menyatakan waktu atau masa

Contoh :
- Orang katro dan ndeso itu datang ke rumahku malam-malam.
- Datang-datang dia langsung tidur di kamar karena kecapekan.

8. Kata ulang yang menyatakan berusaha atau penyebab

Contoh :
- Setelah kejadian itu dia menguat-nguatkan diri mencoba untuk tabah.

9. Kata ulang yang menyatakan terus-menerus

Contoh :
- Anjing buduk dan rabies itu suka mengejar-ngejar anak kecil yang lewat di dekat kandangnya yang bau.
- Mirnawati selalu bertanya-tanya pada dirinya apakah kesalahannya pada Bram dapat termaafkan.

10. Kata ulang yang menyatakan agak (melemahkan arti)

Contoh :
- Karena berjalan sangat jauh kaki si Adul sakit-sakit semua.
- Jangan tergesa-gesa begitu dong! Nanti jatuh.

11. Kata ulang yang menyatakan beberapa

Contoh :
- Sudah bertahun-tahun nenek tua itu tidak bertemu dengan anak perempuannya yang pergi ke Hong Kong.
- Mas parto berminggu-minggu tidak apel ke rumahku. Ada apa ya?

12. Kata ulang yang menyatakan sifat atau agak

Contoh :
- Lagak si bencong itu kebarat-baratan kayak dakocan.
- Wajahnya terlihat kemerah-merahan ketika pujaan hatinya menyapa dirinya.

13. Kata ulang yang menyatakan himpunan pada kata bilangan

Contoh :
- Coba kamu masukkan gundu bopak itu seratus-seratus ke dalam tiap plastik!
- Jangan beli beyblade banyak-banyak nak! Nanti uang sakumu habis.

14. Kata ulang yang menyatakan bersengang-senang atau santai

Contoh :
- Dari tadi padi si Bambang kerjanya cuma tidur-tiduran di sofa.
- Ular naga panjangnya bukan kepalang berjalan-jalan selalu riang kemari.

Jenis-Jenis Wacana Bahasa Indonesia

Jenis-Jenis Wacana Bahasa Indonesia - Berdasarkan bentuk atau jenisnya, wacana dibedakan menjadi empat. wacana
narasi, deskripsi, eksposisi, argumentatif, dan persuasi. berikut penjelasanya:

Wacana Narasi
Narasi adalah cerita yang didasarka pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa. Narasi dapat berbentuk narasi
ekspositoris dan narasi imajinatif. Unsur-unsur penting dalam sebuah narasi adalah kejadian, tokoh, konfik, alur/plot,
serta latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasan.

Wacana Deskripsi
Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan/suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan, dan
pengalaman penulisnya. untuk mencapai kesan yang sempurna bagi pembaca, penulis merinci objek dengan kesan,
fakta, dan citraan. Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yait deskripsi Imajinatif/Impresionis
dan deskripsi faktual/ekspositoris.
Wacana Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu
dengan tujuan memberikan informas dan memperluas pengetahuan kepada pembacana Karangan eksposisi biasanya
digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran.
Tahapan menulis karangan eksposisi, yaitu menentukan objek pengamatn, menentukan tujuan dan pola penyajian
eksposisi, mengumpulkn data atau bahan, menyusun kerangka karangan, dan mengembangkan kerangka menjadi
karangan.Pengembangan kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat berpola penyajian urutan topik yang ada dan
urutan klimaks dan antiklimaks.

Wacana Argumentasi
Karangan argumentasi ialah karangn yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai
dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha
meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengaran. Tahapan menulis karangn argumentasi, yaitu menentukan
tema atau topik permasalahan, merumuskan tujuan penulisan, mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-bukti,
fakta, atau pernyataan yang mendukung, menyusun kerangka karangana, dan mengembangkan kerangka menjadi
karangan. Pengembangan keranka karangan argumentasi dapat berpola sebab-akibat, akibat-sebab, atau pola
pemecahan masalah.

9 Jenis Jenis Kata Penghubung antarkalimat dalam Bahasa Indonesia

Kata penghubung atau konjungsi merupakan kata yang digunakan untuk menghubungkan antar kata dalam
sebuah kalimat atau antar kalimat dalam sebuah paragraf. Melengkapi bahasan kita sebelumnya tentang jenis
jenis kata penghubung intrakalimat, maka dalam artikel kali ini, kita akan membahas tentang jenis jenis kata
penghubung antarkalimat lengkap dengan contohnya.

Kata penghubung (konjungsi) antarkalimat adalah kata penghubung yang menghubungkan antara satu kalimat
dengan kalimat lainnya dalam sebuah paragraf. Kata penghubung antar kalimat terletak di awal sebuah kalimat
lain setelah kalimat pertama dan membentuk satu kalimat baru.

Adapun jenis-jenis dari kata penghubung antarkalimat, adalah sebagai berikut :

1. Kata penghubung yang menyatakan pertentangan

Menghubungkan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya dalam satu paragraf yang sama, dimana
fakta/keadaan dari kedua kalimat tersebut saling bertentangan. Adapun kata penghubung antar kalimat yang
menyatakan keadaan saling bertentangan yakni : bahkan, malahan, namun, akan tetapi.

Contoh :

 Dia memang cantik. Namun sayang, sikapnya sangat kasar.


 Aku tidak ingin menceritakannya. Akan tetapi, dia terus mendesakku untuk bercerita.
 Kau boleh melakukan apapun untuk menikmati hidup. Namun, kau harus tetap ingat tujuan hidupmu.
 Hujan bukannya mereda bahkan bertambah kencang dan lebat
2. Kata penghubung yang menyatakan kelanjutan peristiwa

Menghubungkan kalimat dalam satu paragraf, dimana kalimat yang mengikuti merupakan
keterangan/informasi lanjutan dari kalimat sebelumnya. Kata penghubung antar kalimat yang menyatakan
peristiwa lanjutan yakni : sesudah itu, setelah itu, selanjutnya.

Contoh :

 Adik merapikan tempat tidurnya. Setelah itu, dia mandi dan siap-siap berangkat ke sekolah.
 Ibu menyiapkan sarapan pagi untuk kami sekeluarga. Setelah itu, barulah ia pergi bekerja.
 Kamu catat semua warga yang tergolong kurang mampu di kampung ini. Selanjutnya, bagikan sembako kepada
mereka per kepala keluarga.
 Tadi pemuda itu masih duduk dan mengobrol disana. Sesudah itu ia menghilang entah kemana.

3. Kata penghubung yang menyatakan hal, peristiwa, atau keadaan lain dari sebelumnya

Menghubungkan kalimat dalam satu paragraf, dimana kalimat yang mengikuti menyatakan hal, peristiwa atau
keadaan yang lain atau berbeda dari kalimat yang sebelumnya. Kata penghubung yang dipakai adalah :
tambahan pula, lagipula, selain itu.

Contoh :

 Untuk apa kau bersusah payah berkorban untuknya sedangkan dia tidak pernah melakukan hal yang sama
untukmu. Lagipula, belum tentu dia akan menghargai semua pengorbananmu.
 Kita tidak bisa mengikuti perlombaan itu tahun ini karena persiapan yang belum matang. Selain itu, anggota
klub kita juga belum memenuhi syarat standar untuk keikutsertaan.

4. Kata penghubung yang menyatakan kebalikan dari yang sebelumnya

Menghubungkan kalimat dalam satu paragraf, dimana keadaan/keterangan pada kalimat yang mengikuti
merupakan kebalikan dari kalimat sebelumnya. Kata penghubung yang digunakan adalah : sebaliknya.

Contoh :

 Kalian tidak seharusnya mengotori lingkungan sembarangan. Sebaliknya, sebagai generasi muda justru kalian
harus jadi tokoh dalam gerakan menjaga kebersihan lingkungan.
 Aku tidak jadi mengambil cuti tahunan minggu ini. Sebaliknya, aku harus lembur setiap harinya dalam minggu
ini karena ada proyek besar yang harus kami tangani.

5. Kata penghubung yang menyatakan keadaan sebenarnya

Menghubungkan kalimat dalam satu paragraf, dimana kalimat yang mengikuti merupakan penjelasan keadaan
yang sebenarnya dari kalimat yang sebelumnya. Kata penghubung yang digunakan adalah : sesungguhnya,
bahwasanya.

Contoh :

 Wajah ayahku terlihat sangat kasar. Tapi sesungguhnya, dia adalah ayah yang sangat perhatian pada anak-
anaknya.
 Rumah di ujung lorong itu terlihat seperti rumah kosong. Tapi sesungguhnya, rumah itu ada penghuninya.
 Dia bersikap seolah tidak peduli sama sekali. Tapi sesungguhnya, dia selalu menanyakan kabarmu setiap
harinya.
6. Kata penghubung yang menegaskan keadaan sebelumnya

Menghubungkan kalimat, dimana kalimat yang mengikuti berfungsi untuk menegaskan keterangan dari
kalimat sebelumnya. Kata penghubung yang digunakan adalah : malahan, bahkan.

Contoh :

 Nia mampu menyelesaikan setiap pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sangat baik. Bahkan dia
adalah yang terbaik antara teman-teman seangkatannya.
 Selama sekolah dulu Adi tidak pernah absen sekalipun. Malahan dia tidak pernah datang terlambat.
 Jika kau mampu berhenti merokok, aku akan menanggung biaya makanmu selama satu bulan. Bahkan aku
akan menanggung biaya hidupmu yang lainnya.

7. Kata penghubung yang menyatakan konsekuensi

Menghubungkan kalimat, dimana kalimat yang mengikuti adalah konsekuensi dari kalimat sebelumnya. Kata
penghubung yang menyatakan konsekuensi adalah : dengan demikian.

Contoh :

 Kamu sudah menandatangani kontrak perjanjian ini. Dengan demikian, kamu memiliki kewajiban untuk
mengerjakan proyek ini sampai selesai.
 Aku sudah terlanjur berjanji padanya untuk memberikan kado jika dia berhasil menjadi juara kelas. Dengan
demikian, aku harus menepati janjiku untuk memberikannya sepaket buku tulis.
 Kami akan menyiapkan segala persiapan untuk acara lelang itu malam ini juga. Dengan demikian, esok hari
kami bisa bersantai.
 Semua persyaratan dan dokumen sudah dilengkapi konsumen hari ini. Dengan demikian, seharusnya besok
semua pesanan sudah bisa dikirim.

8. Kata penghubung yang menyatakan akibat

Menghubungkan kalimat, dimana kalimat yang mengikuti merupakan akibat dari kalimat sebelumnya. Kata
penghubung yang menyatakan akibat adalah : oleh karena itu, oleh sebab itu.

Contoh :

 Dia gagal mempertahankan nilai A pada hasil ujian semester ini. Oleh karena itu, dia tidak akan mendapatkan
beasiswa untuk semester depan.
 Aku tidak dapat hadir pada saat acara pernikahannya bulan depan. Oleh sebab itu, aku mengirimkan kado
pernikahan ini lebih awal untuknya.
 Anak laki-laki terlalu sudah untuk diatur. Oleh karena itu, biarkan saja mereka hidup sesuka mereka.
 Pagi tadi kakak tergesa-gesa berangkat ke kantor. Oleh sebab itu, handphonenya ketinggalan di meja makan.

9. Kata penghubung yang menyatakan kejadian yang mendahului keadaan sebelumnya

Menghubungkan kalimat, dimana kalimat yang mengikuti menceritakan atau menjelaskan kejadian
sebelumnya dari pernyataan pertama. Kata penghubung yang digunakan adalah : sebelum itu.

Contoh :

 Ani menggunakan cat berwarna biru langit untuk sentuhan terakhir. Sebelum itu, ia menggunakan cat
berwarna putih sebagai cat dasar.
 Kacang panjang adalah bahan terakhir yang harus kamu masukkan. Sebelum itu, biarkan kentangnya matang
terlebih dulu.
 Aku memutuskan untuk membeli kursi hias bergaya vintage. Sebelum itu, aku sudah memesan meja hias
bergaya sama dari seorang teman.
 Ayah membeli beberapa helai kain sutera sebagai hadiah untuk suppliernya. Sebelum itu, Ayah sudah
memesan dua lusin kain batik sebagai hadiah utama.
Jenis-Jenis Paragraf
Paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya dibedakan menjadi:
1. Paragraf deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang meletakkan kalimat utamanya di awal paragraf.
2. Paragraf induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang meletakkan kalimat utamanya di akhir paragraf.
3. Paragraf campuran (deduktif-induktif)
Paragraf campuran adalah paragraf yang meletakkan kalimat utamanya di awal & di akhir paragraf

contoh paragraf deduktif

Ada beberapa penyebab siswa tidak menyukai mata pelajaran bahasa Indonesia. Pertama, metode pengajaran
yang digunakan guru tidak menarik. Kedua, anak merasa bosan dengan mata pelajaran bahasa indonesia.
Ketiga, guru tidak menguasai materi bahasa indonesia.

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan Sumber daya alam. Contohnya di pulau Sumatra yang terdiri
dari suku batak, suku minang , suku aceh, suku melayu dan lain-lain yang masing-masing memiliki
kebudayaan yang berbeda-beda. Bukan hanya dipulau Sumatra saja, bahkan di pulau Jawa, Kalimantan, dan
juga pulau-pulau lainnya juga terdapat macam-macam suku dengan kebudayaannya.

contoh paragraf induktif

Pada waktu anak didik memasuki pendidikan formal, pendidikan bahasa Indonesia secara metodologis dan
sistematis bukanlah merupakan halangan baginya untuk memperluas dan memantapkan bahasa daerah.
SEtelah anak didik meninggalkan kelas, ia kembali mempergunakan bahasa daerah dengan teman-temannya
atau orang tuanya. ia merasa lebih intim dengan bahasa daerah. jam sekolah hanya berlangsung selama
beberapa jam. Baik waktu istirahat ataupun diantara jam-jam pelajaran, unsur-unsur bahasa daerah tetap
digunakan. Ditambah lagi jika sekolah itu bersifat homogen dan gurunya penutur asli bahasa daeah itu.
Faktor-faktor inilah yang menyebabkan pengetahuan si anak terhadap bahasa daerahnya akan tetap maju

contoh paragraf campuran

Angka 13 adalah angka sial. Pernyataan seperti itu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Angka 13 juga sering
dikaitkanbdengan hal berbau mistis. Angka 13 sering muncul dalam film atau cerita - cerita horor, seperti
Friday 13th, kamar 13, rumah nomor 13, dan masih banyak lagi. Di kehidupan nyata pun masih banyak orang
yang percaya akan mitos angka 13. Hal itu tidak hanya dipercaya di Indonesia saja, di negara lain pun
memiliki mitos yang sama, bahwa Angka 13 adalah angka sial.

IMBUHAN

1. Awalan (Prefiks)

Prefiks adalah imbuhan-imbuhan yang diletakan pada awal kata dasar. Imbuhan-imbuhan yang termasuk ke
dalam awalan (prefiks) adalah: me-, ber-, ke-, di-, pe-, dan ter-

Me-

Awalan me- bisa berubah menjadi beberapa macam bentuk diantaranya adalah men-, meng-, meny-, mem-,
dan menge-. Perubahan-perubahan tersebut tergantung dengan kata dasarnya dan makna yang akan dibentuk.
Di bawah ini adalah makna-makna dari imbuhan me-:

Menyatakan suatu perbuatan aktif: mengambil, menyiram, mengesampingkan, mempertahankan.


Ber-

Awalan ber- mempunyai beberapa macam perubahan yaitu bel- dan ber-. Perubahan-perubahan tersebut
tergantung dengan kata dasarnya. Aturan perubahan imbuhan ber- adalah sebagai berikut:
Jika kata dasar diawali dengan huruf r atau er, maka menjadi be-
contoh: ber- + riak = beriak, ber- + rekreasi = berekreasi

Jika kata dasarnya ajar, maka imbuhannya berubah menjadi bel-


contoh: ber + ajar = belajar

Imbuhan ber- memiliki beberapa macam makna yaitu:

Menyatakan kepunyaan : Beranak, berotot, beruang


Menyatakan penggunaan : Bersepeda, bermotor
Menyatakan kegiatan : bertelur, berkarya, bekerja
Menyatakan jumlah : Berdua, bertiga
Menyatakan suasana hati: bersedih, berbahagia, dan lain-lain.

Ke-

Awalan ke- tidak memiliki bentuk perubahan khusus, tetapi memiliki makna sebagai berikut:

Menyatakan urutan : kesatu, kedua, ketiga, dst.

Di-

Imbuhan di- adalah kebalikan dari imbuhan me- yang membentuk kata dasar bermakna pasif.

Contoh: di + siram = disiram, dilihat, dipukul

Ter-

Imbuhan ter- sama dengan imbuhan di- yang membentuk kata kerja pasif. Namun, imbuhan ter- cenderung
menyatakan perbuatan yang tidak disengaja. Selain kata kerja pasif, imbuhan ter- juga memiliki makna sebagai
berikut:

Contoh:

Menyatakan sifat: Terpandai, terbaik, terhebat


Menyatakan ketidaksengajaan: Terbawa, tertinggal
Menyatakan keadaan telah: tertutup, terbuka, terkunci
Menyatakan kegiatan tibaa-tiba: tertawa, terjatuh

Pe-

Awalan pe- memiliki macam-macam perubahan bentuk seperti yang terjadi pada awalan me- yaitu: peng-,
penye-, per-. Makna dari Imbuhan pe- adalah sebagai berikut:
Menyatakan pelaku, penyebab: pembaca, penulis, pengajar, pemanis, pemutih
Menyatakan pekerjaan: perpanjang, perlambat, percantik
Menyatakan alat: penghapus, penggaris, pengasah
Menyatakan sifat: pemalu, pemaaf

Se-

Imbuhan se- membentuk kata dasar memiliki makna antar lain:


Menyatakan satu: selembar, sepotong, sebiji
Menyatakan keseluruhan: sekelas, sekampung, sekota
Menyatakan sifat: sepandai, secantik, sebesar
2. Sisipan (infiks)

Sisipan adalah imbuhan yang diletakan di tengah-tengah kata dasar. Bentuk-bentuk sisipan antara lain –el-, -
em-, dan –er-.

Contoh: -em- + getar = gemetar, -el- + tali = temai


Imbuhan infiks membentuk kata dasar yang memiliki makna sebagai berikut:
Menyatakan intensitas dan jumlah: gemetar, gemerincing, temali
Menyatakan sifat: temurun, telunjuk, gelembung, gemetar

3. Akhiran (sufiks)

Akhiran sufiks adalah imbuhan yang diletakan pada akhir kata dasar. Ada beberapa macam bentuk imbuhan sufiks,
diantaranya adalah –kan, -I, -an, -kah, -tah, dan –pun.

-kan

Imbuhan kan memberikan kata dasar memiliki makna sebagai berikut:


Menyatakan perintah: Dengarkan, ambilkan, pejamkan

-I

Akhiran –I membetuk kata dasar menjadi kata yang bermakna sebagai berikut:

Menyatakan perintah: turuti, kuliti, gelitiki

-an

Akhiran –an membentuk kalimat menjadi bermakna sebagai berikut:

Menyatakan tempat: lapangan, kubangan, pangkalan


Menyatakan alat: timbangan, garisan
Menyatakan suatu hal atau objek tertentu: gambaran, lukisan, lamaran, didikan
Menyatakan keseluruhan: lautan
Menyatakan bagian: satuan, kiloan, tahunan, mingguan
Menyatakan kemiripan: mobil-mobilan, kuda-kudaan

-kah, -tah

Akhiran –kah dan -tah membentuk kata dasar sehingga memiliki makna:

Menyatakan penegasan dalam pertanyaan: bukankah, sulitkah, mudahkah, iyatah, rugitah, panjangtah

-pun

Akhiran –pun membentuk kata dasar yang bermakna:


Memiliki makna seperti “juga”: merekapun, diapun, sayapun
4. Awalan-akhiran (Konfiks)

Konfliks adalah imbuhan yang diletakan pada bagian awal dan akhir kata. Imbuhan-imbuhan konfiks
diantaranya adalah me-kan, pe-an, ber-an, se-nya.

Me-kan, Me-i

Imbuhan me-kan bisa berubah menjadi memper-kan, menye-kan. Imbuhan-imbuhan tersebut memiliki makna
sebagai berikut:
Menyatakan kegiatan aktif: mengirimkan, memantulkan, menggembirakan, menelatarkan, mengirimi,
meyambangi, dll.

Di-kan, Di-i

Imbuhan di-kan dan di-i memiliki makna yang sama dengan imbuhan me-kan, tetapi imbuhan ini membentuk
kata kerja pasif.
Contoh: Dikirimkan, dipantulkan, digembirakan, ditelantarkan, dikirimi, dilempari, dll.

Pe-an

Imbuhan pe-an membentuk kata dasar sehingga memiliki makna sebagai berikut:

Menyatakan suatu hal atau perbuatan: pendidikan, pengangguran, perampokan, pemeriksaan.


Menyatakan suatu proses: Pendaftaran, pembentukan, pembuatan.
Menyatakan tempat: penampungan, pemandian, pegunungan.

Se-nya

Imbuhan se-nya membentuk kata dasar sehingga memiliki makna sebagai berikut:

Menyatakan tingkatan atau pengulangan: Sebaik-baiknya, sebagus-bagusnya, secantik-cantiknya.

BAGIAN-BAGIAN SURAT RESMI

1. Kepala Surat/ Kop Surat

Kepala surat atau yang bisa juga disebut dengan kop surat merupakan bagian teratas dalam sebuah surat.
Fungsi penyertaan kepala surat tersebut tidak terlepas dari pemberian informasi mengenai nama, alamat,
kegiatan dari lembaga tersebut serta juga bisa menjadi alat promosi. Bagian surat yang pertama ini berisi:

 Logo atau lambang dari sebuah instansi, lembaga, perusahaan atau organisasi,
 Nama instansi, lembaga, perusahaan, atau organisasi tersebut,
 Alamat instansi, lembaga, perusahaan, atau organisasi tersebut,
 Nomor telepon, kode pos, alamat email atau alamat web.

Biasanya setelah penulisan kepala surat atau kop surat terdapat sebuah garis horizontal pemisah yang
memisahkan antara kepala surat dengan bagian-bagian surat yang lain seperti tempat dan tanggal
pembuatan.
2. Tempat dan Tanggal Surat

Pencantuman tempat dan tanggal surat tersendiri ditujukan untuk memberikan informasi mengenai tempat
dan tanggal penulisan surat tersebut. Untuk tempat biasanya tidak dicantumkan kembali jika tempat sudah
ditulis di kepala surat yang berupa alamat instansi. Tapi bagi surat bukan resmi yang tidak memiliki kepala
surat, wajib menuliskan tempat di bagian surat ke 2 ini.

Contoh:
Jakarta, 3 Januari 2014
Cirebon, 18 Mei 1990

3. Nomor Surat

Sebuah surat resmi yang mewakili sebuah lembaga, instansi, perusahaan atau organisasi biasanya
menggunakan penomoran terhadap surat yang dikeluarkan atau yang diterima. Nomor surat biasanya
meliputi nomor urut penulisan surat, kode surat, tanggal, bulan dan tahun penulisan surat. Penomoran surat
tersebut berfungsi untuk:

 Memudahkan pengaturan, baik untuk penyimpanan maupun penemuannya kembali apabila


diperlukan
 Mengetahui jumlah surat yang diterima dan yang dikeluarkan oleh organisasi, lembaga atau
perusahaan
 Memudahkan pengklasifikasian surat berdasarkan isinya
 Penunjukan secara akurat sumber dalam hubungan surat menyurat.

Contoh:
Nomor: 023/PMR/05/12/2013
Nomor: 042/PRMK/28/08/2013

4. Lampiran

Bagian lampiran merupakan bagian penjelas yang menginformasikan bahwa ada sejumlah berkas atau
dokumen yang disertakan dalam surat tersebut. Jika tidak terdapat berkas atau dokumen yang dilampirkan,
maka bagian lampiran bisa ditiadakan.

5. Hal

Pada bagian surat ke lima ini berisi hal atau perihal. Hal berfungsi memberikan petunjuk bagi pembaca
mengenai pokok isi surat tersebut.

6. Alamat Dalam

Terdapat dua alamt yang dituliskan dalam surat, yaitu alamat luar (yang ditulis di sampul surat) dan alamat
dalam (yang ditulis di dalam surat). Alamat yang dimaksud dalam bagian ini merupakan alamat dalam. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis alamat dalam ini, hal-hal tersebut adalah sebagai
berikut:

 Kata "kepada" pada alamat dalam sebenarnya tidak harus ada. Kata "kepada" dirasa berlebihan
karena sudah ada kata "YTH/ yang terhormat"
 Menggunakan kata "Yang terhormat" yang bisa disingkat menjadi "YTH"
 Menggunakan kata "Bapak", "Ibu" atau "Sdr" jika yang dituju adalah seseorang bukan nama instasi.
Kata "Bapak, Ibu, Sdr" selalu ditulis dengan huruf kapital diawal kata dan diikuti oleh nama orang.
 Di setiap bari pada bagian alamat dalam tidak diakhiri oleh tanda titik.
 Menuliskan alamat orang atau lembaga yang dituju, lengkap lebih bagus.

Contoh:
Yth. Bapak Sugiono
Kepala Sekolah SMA Karang Tengah 01
Jalan Mawar, Losari Lor
Brebes, 52255
7. Salam Pembuka

Bagian surat yang ke 7 adalah salam pembuka yang berfungsi sebagai sapaan dalam surat. Salam pembuka
ditulis dengan huruf kapital di awal dan diakhiri oleh tanda koma.

Contoh:
Dengan hormat,
Salam pramuka,
Assalamualaikum wr.wb.

8. Isi Surat

 Pembuka

Pembuka merupakan alenia pertama yang berfungsi sebagai pengantar atau pendahuluan terhadap
infomrasi yang disampaikan di alenia isi.

 Isi

Alendia isi berisi informasi yang akan disampaikan.

 Penutup

Sedangkan alenia penutup ini berisi ucapan terima kasih atau harapan dari penulis surat kepada
pembaca surat.

9. Salam Penutup

Salam penutup merupakan penutup surat yang biasanya menggunakan kata: "Hormat saya, Hormat kami,
Wassalam". Penulisan salam penutup tersebut seperti salam pembuka, diawali oleh huruf kapital dan diakhiri
oleh tanda koma.

10.Nama Jelas Pengirim dan Tanda tanganSetelah salam penutup, terdapat nama jelas pengirim surat
beserta tanda tangannya.

11. Tembusan

Tembusan merupakan bagian surat yang menunjukkan pihak atau orang lain yang juga berhak mendapatkan
surat tersebut.

Contoh:
Tembusan:
1. Kepala SMA Negeri 01 Tanjung
2. Pembina OSIS SMA Negeri 01 Tanjung

Posisi ke 12 bagian surat resmi tersebut di atas bisa saja berubah, tergantung format atau bentuk surat. Ke 12
bagian tersebut di atas merupakan bagian-bagian surat resmi, sedangkan jika sobat ingin menulis surat yang
sifatnya kurang atau tidak resmi ada bagian-bagian yang dihilangkan seperti, kepala surat/ kop surat. Untuk
lebih memahami penjelasan bagian-bagian surat di atas mari kita lihat contoh surat di bawah ini:
Pengertian dan Bagian-bagian Surat Lamaran Kerja

Surat lamaran pekerjaan adalah salah satu jenis surat yang digunakan seseorang untuk dikirim ke sebuah
perusahaan, kantor, atau instansi tertentu. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pekerjaan di kantor atau
instansi yang dikirimi surat lamaran kerja.

Surat lamaran kerja ini termasuk dalam jenis kategori surat resmi atau dinas, maka dari itu ada beberapa aturan
penulisan yang harus dipenuhi dan bagian-bagian surat yang harus ada.

Umumnya bagian-bagian surat lamaran pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

1. Tempat dan tanggal pembuatan surat


2. Nomor surat
3. Lampiran
4. Hal atau perihal
5. Alamat tujuan
6. Salam pembuka

Isi surat sendiri kembali dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

1. paragraf pembuka
2. isi surat
3. paragraf penutup
4. Salam penutup
5. Tanda tangan dan nama terang

Dalam membuat surat lamaran kerja baiknya anda menyertakan data yang lengkap, jelas, dan mudah dipahami. Hal
semacam ini akan memudahkan pihak perusahaan atau instansi tempat anda melamar pekerjaan untuk memahami isi
surat anda.

1. /mə-kan/ + /baca/ /məmbacakan/ /m/

2. /mə-kan/ + /beber/ /məmbeberkan/ /m/


3. /mə-kan/ + /bərat/ /məmbəratkan/ /m/
4. /məm-/ + /bəri/ /məmbəri/ /m/
5. /mə-kan/ + / bəri/ /məmbəri kan / /m/
6. /mə-kan/ + /biyar/ /məmbiyarkan / /m/
7. /mə-/ + /bidik/ /məmbidik/ /m/
8. /mə-/ + /boroŋ/ /məmboroŋ/ /m/
9. /mə-/ + /buwat/ /məmbuwat/ /m/
10. /mə-kan/ + /butuh/ /məmbutuhkan / /m/
11. /mə - /+ /cari/ /məňcari/ /ň/
12. /mə -/ + cəgah/ /məňcəgah/ /ň/
13. /mə - /+ cəkam/ /məňcəkam/ /ň/
14. /mə - /+ cəla/ /məňcəla/ ň/
15. /mə - /+ cərca/ /məňcərca/ /ň/
16. /mə -kan/ + dapat/ /məndapatkan / /n/
17. /mə -/ + /duga/ /mənduga/ /n/
18. /mə -/ + /dukuŋ/ /məndukuŋ/ /n/
19. /mə-kan/+/abay/ /məŋabaykan /ŋ/
20. /mə-/+/ajak/ /məŋajak//ŋ/
21. /mə-kan/+/aju/ /məŋajukan/ /ŋ/
22. /mə-/+/akomodasi/ /məŋakomodasi/ /ŋ/
23. /mə-/+/aku/ /məŋaku/ /ŋ/
24. /mə-i/+/alam/ /məŋalami/ /ŋ/
25. /mə-/+/ambil/ /məŋambil/ /ŋ/
26. /mə-/+//aŋgap/ /məŋaŋgap/ /ŋ/
27. /mə-kan/+/anjur/ /məŋanjurkan/ /ŋ/
28. /mə-kan/+antar/ /məŋantarkan/ /ŋ/
29. /mə-/+ /antisipasi/ /məŋantisipasi/ /ŋ/
30. /mə-i/+/atas/ /məŋatasi/ /ŋ/
31. /mə-kan/+//gaday/ /məŋgadaykan/ /ŋ/
32. /mə-/+/gəlar/ /məŋgəlar/ /ŋ/
33. /mə-kan/+/guna/ /məŋgunakan/ /ŋ/
34. /mə-kan/+/habis/ /məŋhabiskan/ /ŋ/
35. /mə-i/+/hadap/ /məŋ-ha-da-pi//ŋ/
36. /mə-i/+/hindar/ /məŋ-hin-da-ri/ /ŋ/
37. /mə-/+/ikat/ /məŋikat/ /ŋ/
38. /mə-/+/imbau/ /məŋimbau/ /ŋ/
39. /mə-kan/+/xawatir/ /məŋxawatirkan/ /ŋ/
40. /mə/+/konsumsi/ /məŋkonsumsi/ /ŋ/
41. /mə-/+/obrol/ /məŋobrol/ /ŋ/
42. /mə-kan/+/ucap/ /məŋucapkan/ /ŋ/
43. /mə-kan/+/umum/ /məŋumumkan /ŋ/
44. /mə-/+/jadi/ /məňjadi/ /ň/
45. /mə-i/+/jalan/ /məňjalani/ /ň/
46. /mə-kan/+/jatuh/ /məňjatuhkan/ /ň/
47. /mə-/+/jawab/ /məňjawab/ /ň/
48. /mə-/+/jəlaŋ/ /məňjəlaŋ/ /ň/
49. /mə-kan/+/jəlas/ /məňjəlaskan /ň/

meN- + paksa : memaksa


meN- + periksa : memeriksa
meN- + pukul : memukul
meN- + potong : memotong
meN- + pugar : memugar
peN- + periksa : memeriksa
peN- + perkosa : memerkosa
peN- + pukul : memukul
peN- + pikir : memikir
meN- + bantu : membantu
meN- + buru : memburu
meN- + bangun : membangun
meN- + batik : membatik
peN- + bantu : pembantu
peN- + buru : pemburu
peN- + buat : pembuat
meN- + fitnah : memfitnah
meN- + fitrahkan : memfitrahkan
peN- + fitnah : pemfitnah
Fonem /N/ pada meN- dan peN- berubah menjadi fonem /n/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal
dengan fonem /t, d, s/. Fonem /s/ di sini hanya khusus bagi beberapa bentuk dasar yang berasal dari bahasa
asing yang masih mempertahankan keasingannya. Misalkan :
meN- + tulis : menulis
meN- + duga : menduga
meN- + sukseskan : mensukseskan
peN- + tulis : penulis
peN- + datang : pendatang
peN- + support : pensupport
Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN- berubah menjadi // apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal
dengan fonem /s, , c, j/. Selain bentuk dasar yang berawalan dengan fonem /s/ dalam penulisannya tidak
dihadirkan, tetapi hanya hadir apabila diucapkan. Misalkan :
meN- + sapu : menyapu
meN- + syukuri : mensyukuri
meN- + cari : mencari
meN- + jadi : menjadi
peN- + sembelih : penyembelih
peN- + cukur : pencukur
peN- + jual : penjual
Fonem /N/ pada meN- dan peN- berubah menjadi /Y/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan
fonem /k, g, x, h, dan vokal/. Misalkan:
meN- + kacau : mengacau
meN- + gertak : menggertak
meN- + hisap : menghisap
meN- + acak : mengacak
meN- + ikat : mengikat
meN- + usap : mengusap
meN- + endap : mengendap
meN- + obral : mengobral
peN- + kacau : pengacau
peN- + gerak : penggerak
peN- + hisap : penghisap
peN- + adu : pengadu
peN- + ikat : pengikat
peN- + urus : pengurus
peN- +emban : pengemban
peN- + omel : pengomel
meN- + bom : mengebom
meN- + las : mengelas
meN- + cat : mengecat
meN- + bur : mengebur
peN- + bom : pengebom
peN- + las : pengelas
peN- + cat : pengecat
peN- + bur : pengebur

Kesalahan dalam penulisan

Kesalahan penulisan merupakan hal yang selalu dihindari setiap penulis. Namun terkadang, kesalahan
penulisan masih saja tertera dalam artikel yang dibuat.

Pada artikel kali ini, saya ingin mengulas kesalahan penulisan pada penggunaan kata yang berlebih, dalam satu
kalimat. Kata yang berlebih dalam hal ini adalah kata yang memiliki arti sama, tetapi ditulis dua kali.

Tentu, hal itu membuat sebuah kalimat menjadi mubazir kata-kata. Sebab dengan arti yang sama, keberadaan
satu kata dalam satu kalimat, seharusnya sudah cukup.

Untuk lebih memudahkan pembahasan, mari lihat tujuh contoh kalimat di bawah ini.

1. Para ibu-ibu memasak bersama.


2. Dia mendapat stigma negatif karena sering buang sampah sembarangan.
3. Atraksinya ditonton khalayak ramai.
4. Bapak masuk ke dalam rumah setelah mencuci motor.
5. Lurah menyampaikan pidato di hadapan warga masyarakat.
6. Rini rajin belajar agar supaya pandai.
7. Kedua orangtua Budi berangkat ke Tanah Suci.

Pembahasan :

1. Usai melihat tujuh kalimat di atas, saya akan telaah satu per satu, di mana letak kesalahan penulisan.
Yaitu, kata yang memiliki arti sama atau hampir sama, tetapi ditulis dua kali.
2. Pada kalimat pertama, ada tulisan para ibu-ibu. Para menunjukkan jumlah yang banyak. Begitu pula,
pengulangan kata ibu menjadi ibu-ibu, menunjukkan jumlah yang banyak.
3. Sehingga, penggunaan kata para ibu-ibu secara bersamaan menjadi salah. Kalimat yang benar
seharusnya menjadi, “Para ibu memasak bersama.” Atau, “Ibu-ibu memasak bersama.”
4. Pada kalimat kedua, kesalahan tampak pada penulisan stigma negatif.
5. Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, kata stigma memiliki arti ciri negatif yang
menempel pada pribadi seseorang.
6. Sehingga, penggunaan kata negatif setelah kata stigma merupakan sebuah pemborosan kata. Karena,
kata stigma sudah mengandung arti negatif.
7. Seharusnya, kalimat menjadi berbunyi, ” Dia mendapat stigma karena sering buang sampah
sembarangan.”
8. Berlanjut ke kalimat berikutnya, apakah Anda sudah tahu kata mana yang bisa dihilangkan?
9. Sebab, khalayak memiliki arti orang banyak. Orang banyak sudah tentu ramai. Alhasil, penulisan kata
ramai usai kata khalayak, hanyalah sebuah pemborosan kata.
10. Pada kalimat keempat, penulisan masuk ke dalam merupakan kata-kata yang mubazir, yang bisa
dipersingkat.
11. Dalam KBBI Daring, kata masuk berarti datang atau pergi ke dalam. Sehingga, cukup dengan
menuliskan kata masuk, hal itu sudah menunjukkan kegiatan orang yang pergi ke dalam.
12. Penambahan frasa ke dalam tak perlu lagi dilakukan, usai menulis kata masuk.
13. Serupa dengan kata masuk, pemborosan kata juga biasa ditemukan pada penulisan naik ke atas atau
turun ke bawah. Penulisan tersebut menjadi mubazir karena naik pasti ke atas, dan turun pasti ke
bawah. Sehingga, satu kalimat sudah akan sangat jelas, jika hanya ditulis kata naik atau kata turun.
14. Selanjutnya, kalimat kelima memiliki kejanggalan pada penulisan warga masyarakat. Sebab, dua kata
itu memiliki arti sama. Penggunaan satu di antara dua kata itu akan lebih tepat, untuk menghindari
pemborosan kata dalam kalimat.
15. Kalimat yang tepat akan menjadi, “Lurah menyampaikan pidato di hadapan warga.” Atau, “Lurah
menyampaikan pidato di hadapan masyarakat.”
16. Hal serupa juga terlihat pada kalimat keenam.
17. Dalam KBBI Daring, kata agar berarti kata penghubung untuk menandai harapan. Sementara, kata
supaya memiliki arti kata penghubung untuk menandai harapan.
18. Karena memiliki arti yang sama, kalimat keenam seharusnya menggunakan satu kata saja, antara kata
agar atau kata supaya.
19. Tak terasa, kita sudah sampai pada pembahasan kalimat ketujuh atau kalimat terakhir. Pada kalimat
terakhir, pemborosan kata terdapat pada penulisan kedua orangtua.
20. Sebab, merujuk KBBI Daring, kata orangtua memiliki arti ayah dan ibu kandung. Kata orangtua adalah
kata jamak yang merujuk pada dua orang, yakni ayah dan ibu. Dengan demikian, penggunaan kata
kedua di depan kata orangtua, tak lagi diperlukan.

Imbuhan serapan

1 A- Apolitis Tidak
2 Ab- Abnormal Tidak
3 Adi- Adidaya Utama
4 Aero- Aerofon Udara
5 -ah Ilmiah Bersifat
6 -al Kolonial Bersifat
7 Anti- Antigen Tidak
8 -ar Trotoar Bersifat
9 -asa Putus asa Jiwa
10 -asi Evaporasi Proses
11 -at Muslimat Orang
12 Audio- Audiovisual Suara
13 Auto- Autobiografi Sendiri
14 -bel Fleksibel Bersifat
15 Bi- Binormal Tidak
16 Catur- Catur wulan Empat
17 Dasa- Dasadarma Sepuluh
18 Deka- Dekawarna Sepuluh
19 Di- Diprotik Dua
20 Dwi- Dwiwarna Dua
21 Ekso- Eksoterm Luar
22 Ekstra- Ekstrasel Lebih
23 -en Konsumen Orang
24 Endo- Endodermis Dalam
25 Epi- Epidermis Luar
26 -er Apoteker Orang
27 Foto- Fotosintesis Cahaya
28 Geo- Geologi Bumi
29 -gi Teknologi Ilmu
30 -grafi Geografi Ilmu
31 Heksa- Heksapada Enam
32 Helio- Heliosentris Matahari
33 Hemo- Hemoglobin Darah
34 Hepta- Heptameter Tujuh
35 Hetero- Heterogen Beda
36 Hidro- Hidrometer Air
37 Hiper- Hipertensi Tinggi
38 Hipo- Hiposentrum Rendah
39 Homo- Homosapiens Sejenis
40 I- Iregular Tidak
41 Ide- Ideograf Lambang
42 -if Naratif Bersifat
43 -ika Informatika Ilmu
44 -in Muslimin Orang
45 In- Infertil Dalam
46 Infra- Infrastruktur Di dalam
47 Infra- Infrasonik Bawah
48 Inter- Interkoneksi Dalam
49 Intra- Intrasel Antar
50 -is Teroris Bersifat
51 -isasi Organisasi Proses
52 -isme Komunisme Paham
53 -it Stalagtit Atas
54 Ko- Korelasi Hubungan
55 Kom- Kompatriot Teman
56 Kon- Konferedasi Gabungan
57 Kontra- Kontrasepsi Berlawanan
58 Maha- Maha kuasa Besar
59 Makro- Makrometer Besar
60 Maks- Maksimal Besar
61 -man Seniman Orang
62 Mayor- Mayoritas Besar
63 Meso- Mesolitikum Tengah
64 Meta- Metalisis Perubahan
65 Mikro- Mikrofilamen Kecil
66 Mini- Minimarket Kecil
67 Minor- Minoritas Kecil
68 Mono- Monoprotik Satu
69 Multi- Multifungsi Banyak
70 Neo- Neolitikum Baru
71 Non- Nonformal Tidak
72 -oid Weddoid Orang
73 -or Profokator Orang
74 Paleo- Paleolitikum Tua
75 Panca- Panca indra Lima
76 Pasca- Pascabayar Sesudah
77 Peri- Perihal Seputar
78 Poli- Poliprotik Banyak
79 Pra- Prasejarah Sebelum
80 Pro- Prorakyat Setuju
81 Pseudo- Pseudokata Palsu
82 -ra Pramugara Orang
83 Re- Reinkarnasi Kembali
84 -ri Pramugari Orang
85 Semi- Semifinal Tengah
86 Sub- Subkulit Bawah
87 Supra- Supranatural Lebih
88 Swa- Swasembada Sendiri
89 -tas Komunitas Hal
90 Tele- Telekomunikasi Jauh
91 Trans- Transmigrasi Pindah
92 Tri- Tripurusa Tiga
93 Tuna- Tunanetra Kehilangan
94 Ultra- Ultaviolet Sangat
95 -um Praktikum Benda
96 Uni- Uniseluler Satu
97 -us Politikus Pelaku
98 -wan Olahragawan Orang
99 -wati Binaragawati Orang
100 -wi Duniawi Bersifat

Kalimat efektif itu tidak bertele tele tidak menggunakan kalimat mubazir

Yang perlu diperhatikan dalam menulis alamat surat antara lain:

1. Tulislah nama yang dituju dengan sejelas-jelasnya

2. Pakailah sapaan yang sesuai dengan usia atau kedudukan penerima surat
Misalnya:

Saudara/i………………..
Bapak/Ibu : ………………..
Ayahanda/Ibunda………………………..`
Kakanda/Adinda………………………….

3. Tulislah alamat yang lengkap termasuk nama desa (kalau tidak ada nama jalan), jalan, nomor rumah, gang,
kalau rumahnya masuk gang dan kota tempat tinggalnya.

4. Jika surat ditujukan keluar negeri jangan lupa mencantumkan nama negaranya.

Beberapa Contoh Penulisan Alamat Surat yang bisa dijadikan referensi:

1.Surat kepada perorangan:

Kepada Yth.
Bapak Ainul Yakin
Jl. Merak No. 19
PEKALONGAN

Kepada Yth.
Saudara Ibnu Gautama
Jl. Sumbawa No. 7
UJUNG PANDANG
2.Surat antar Perusahaan atau Kantor:

Kepada
PT. ADITAMA RAYA
Jl. Sindang Laut No. 60
JAKARTA PUSAT

Kepada
PT. ANGKASA PUTRA
Jl. Kutilang 23
MAGELANG

Kepada Yth.
Kepala Bagian Pemasaran
PT. DUTA SARANA
Jl. Indramayu 10
PURWAKARTA

Kalau orang yang akan kita kirimi surat sudah dikenal sebelumnya, maka alamatnya akan berbunyi
sebagai berikut:

Kepada Yth.
Direktur PT. GAPURA RAYA
Bapak Himawan Ali
Jl. Kusuma Bangsa No. 8
JAKARTA SELATAN

Harap diperhatikan jangan sampai terbalik menulisnya seperti:

Kepada Yth.
Bapak Himawan Ali
Direktur PT. GAPURA RAYA
Jl. Kusuma Bangsa No. 8
JAKARTA SELATAN

Bila terbalik seperti di atas, maka pengertiannya surat adalah untuk Bapak Himawan Ali pribadi. Bukan untuk,
Direktur PT GAPURA RAYA. Sebaliknya, jika memang yang ingin dibuat adalah surat pribadi, maka
sebaiknya surat tersebut dikirimkan ke alamat rumah saja.

Kalau kita menjumpai alamat surat atau perusahaan yang kita peroleh dari iklan koran, kepadanya bisa kita
buat alamat sebagai berikut:

Kepada Yth.
Pemasangan Iklan No. VII/DRB/232563
d/a Harian SINAR BUANA
Jl. Teratai No. 34
Bagian-bagian yang Ada Pada Surat Resmi

Dalam membuat surat resmi harus mengikuti peraturan baku yang sudah ada. Dengan begitu surat yang
telah dibuat bisa diterima oleh semua kalangan. Secara garis besar dalam sebuah surat biasanya memiliki
format seperti bagian pembuka, isi surat dan terakhir adalah penutup. Berikut adalah bagian dari surat resmi.

Kepala atau Kop Surat Resmi

Dalam menulis surat resmi, keberadaan kop surat sangatlah penting. Adanya kop surat menunjukan dari
lembaga mana surat tersebut berasal. Keberadaan kop surat merupakan suatu penegasan bahwa surat yang
dikeluarkan tersebut merupakan surat resmi dari lembaga atau perusahaan yang mengeluarkan surat. Dalam
sebuah kop surat setidaknya harus memiliki 5 bagian agar orang yang menerima surat mengetahui asal surat
secara jelas. Kelima bagian kop surat tersebut adalah sebagai berikut.

1. Nama lembaga, instansi atau perusahaan.


2. Alamat Lengkap perusahaan, lembaga atau instansi.
3. Kontak yang bisa dihubungi seperti nomor telpon, fak atau email.
4. Kode Pos
5. Logo dari lembaga, perusahaan, atau instansi.

Tidak semua kop surat menyertakan kelima bagian di atas karena berbagai alasan. Sedangkan untuk
penulisannya biasanya menggunakan huruf kapital yang diperbesar dan dipertebal. Untuk penulisan kop surat
umumnya menggunakan rata tengah, tetapi terkadang ada juga yang menggunakan rata kiri atau kanan.
Nomor Surat Resmi

Nomor surat pada surat resmi merupakan salah satu bagian yang memiliki fungsi sangat penting. Pada bagian
ini tidak bisa dibuat sembarangan, karena setiap karakter yang ada pada nomor surat resmi memiliki makna
dan arti. Orang yang telah lama berkecimpung dalam surat menyurat tentu sudah tahu benar bagaimana tata
cara penulisan nomor surat dengan baik dan benar.

Lalu bagaimana orang yang baru belajar? Bagaimana menulis nomor surat? Berikut penjelasannya. Pada surat
resmi terdapat beberapa bagian seperti nomor surat, kode surat serta bulan dan tahun pembuatan. Semua
bagian tersebut memiliki fungsi yang sangat penting untuk bagian kearsipan. Setiap lembaga bebas untuk
membuat kode sendiri dalam nomor surat. Berikut contoh nomor surat dan pembahasannya.

Nomor : A.001/Pan-Pel/AKB/I/2015

A = Merupakan kode surat internal (bisa digunakan untuk undangan anggota, atau surat apapun yang berkaitan
dengan lembaga atau perusahaan) Sedangkan kode “B” bisa digunakan untuk pihak luar lembaga.

001 = Nomor ini merupakan nomor seri surat yang telah dikeluarkan. Misal untuk surat pertama yang
dikeluarkan oleh lembaga, sedangkan untuk surat kedua bisa menggunakan kode “002”.

Pan-Pel = Artinya Panitia Pelaksana (jika surat itu khusus untuk sebuah kepanitiaan acara / kegiatan. Bila
bagian yang ini bisa ada dan bisa ditiadakan. Kode jenis ini umumnya ada: Kongres; Musda; Rapat; Prop; dan
sebagainya

AKB = Identitas organisasi / institusi

I = Bulan dibuatnya surat. Yang berarti bulan pertama menggunakan angka romawi.

2015 = Tahun surat itu di keluarkan.


Tempat dan Tanggal Surat

Tempat dan tanggal surat merupakan keterangan yang menjelaskan lokasi serta kapan ditulisnya surat tersebut.
Tetapi apabila lokasi penulisan surat sudah dinyatakan pada kop surat, maka dalam hal ini tidak perlu ditulis
kembali, cukup tangganya saja.

Lokasi penulisan tempat dan tanggal surat biasanya berada di pojok kanan atas sejajar dengan nomor surat.
Nama tempat biasanya ditulis mendahului tanggal surat. Penulisan nama tempat dan tanggal dipisah dengan
tanda koma dan diakhiri dengan tanda titik. Contoh : Bandung, 17 Agustus 2015.

Lampiran Surat

Lampiran surat merupakan suatu dokumen tambahan yang di lampirkan ke dokumen utama. Lampiran
biasanya berisi dokumen pendukung yang menguatkan dokumen utama seperti foto kegiatan, laporan
keuangan lebih mendetail dan lain sebagainya.

Alamat Surat

Banyak yang tidak terlalu memperhatikan penulisan alamat surat, sehingga banyak terjadi kekeliruan dalam
penulisannya, khususnya dalam menulis alamat dalam surat resmi. Berikut adalah hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menulis alamat surat.

1. Alamat surat biasa terdapat pada dua tempat yaitu di bagian sampul dan di awal surat.
2. Alamat surat yang ditulis pada bagian sampul harus berisi alamat lengkap. sedangkan untuk alamat yang ditulis
pada bagian surat biasanya tidak selengkap alamat yang ditulis di sampul.
3. Penggunaan kata “kepada” tidak wajib digunakan karena sia-sia.
4. Kata “Yang Terhormat” bisa disingkat dengan “Yth”
5. Penulisan sebutan seperti ibu, bapak atau Sdr/Sdri wajib digunakan bila diikuti dengan nama orang.
6. Kata “Jalan” tidak perlu disingkat, dan penulisan alamat tidak perlu diakhiri dengan tanda titik.

Salam Pembuka dan Penutup

Penulisan salam sebaiknya menggunakan kata-kata umum yang biasa digunakan dalam percakapan resmi
seperti salam sejahtera, atau kalau satu keyakinan bisa menggunakan salam yang diajarkan oleh agama
masing-masing. Penulisan salam pada surat resmi biasanya diakhiri dengan huruf koma.

Isi Surat Resmi

Inilah bagian pokok dari sebuah surat. Isi surat biasanya di taruh pada tengah surat yang berisi tentang
penjelasan maksud dan tujuan dari sebuah surat. Ini surat yang baik adalah yang menggunakan bahasa baku
serta kalimat yang ringkas dan mudah untuk dimengerti oleh penerima surat. Pemilihan kalimat serta kata yang
digunakan juga merupakan faktor penting dari isi surat resmi.

Penutup surat Resmi

Penutup surat harus menggunakan kalimat yang baik dan benar. Berikut beberapa contoh kalimat penutup
yang biasanya digunakan dalam surat resmi.

1. Demikian agar menjadi maklum, atas perhatian serta kerja samanya kami haturkan terima
kasih.
2. Demikian agar menjadi maklum, atas perhatian serta kerja samanya kami ucapkan terima kasih.
3. Demikian agar menjadi maklum, atas perhatian serta kerja sama Saudara kami ucapkan
terima kasih.
4. Demikian agar menjadi maklum, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.

Selain itu pada bagian penutup biasanya juga di lengkapi dengan jabatan, nama dan NIK, dan juga tanda
tangan orang yang membuat surat. Selain itu juga adanya tembusan surat, kepada siapa saja surat ini ditujukan
dalam satu lembaga tersebut.
Penulisan tembusan :

Tembusan : Kepada Yth.


1. Bpk. Bupati
2. ...

Iini contoh yang salah karena yth. Ditulis dibawahnya


Tembusan : Kepada
1. Yth. Bpk. Bupati
2.
3. ...

Cara menentukan gagasan utama dalam suatu paragraf itu lihat awal dan akhirnya, mana yang dijadikan pokok
bahasannya.

 Aliansi adalah persekutuan/perserikatan antar dua negara atau kelompok.

Contoh kalimat:
Ada aliansi antara Indonesia dengan Singapura.

 Analogi adalah persamaan antara dua benda yang berlainan.

Contoh kalimat:
Hidup ini dianalogikan seperti sepeda. Anda harus tetap mengayuh pedal anda agar hidup ini terus
berlangsung dengan baik.

 Animo adalah hasrat, keinginan, perhatian atau sambutan yang hangat.

Contoh kalimat:
Animo untuk membeli barang-barang mewah sudah mulai berkurang.

 Anomali adalah penyimpangan atau kelainan dari normal.

Contoh kalimat:
Sunan Kalijaga hidup hingga lebih dari 100 tahun. Hal ini merupakan anomali dari Tuhan.

 Antologi adalah kumpulan karya tulis pilihan dari seorang atau beberapa orang pengarang.

Contoh kalimat:
Di perpustakaan ini terdapat antologi puisi yang dikarang oleh penyair-penyair tersohor.

 Asimilasi adalah penyesuaian lingkungan sekitar dengan individu agar selaras.

Contoh kalimat:
Musik keroncong adalah bentuk asimilasi dari musik portugis dan masyarakat Nusantara.

 Aspirasi adalah kehendak atau keinginan yang keras untuk mendapatkan sesuatu lebih jelas lagi/kehendak
atau keinginan untuk maju.

Contoh kalimat:
Mencapai negara yang makmur adalah aspirasi masyarakat Indonesia.

 Attitude adalah sikap/perilaku.

Contoh kalimat:
Attitude buruk anda mencerminkan kualitas buruk pada diri anda.
 Autodidak/Otodidak adalah mendidik diri sendiri tanpa bantuan orang lain (guru).

Contoh kalimat:
Saya belajar sastra secara otodidak.

 Boikot adalah melawan dengan cara tidak mau bekerja sama dengan berhubungan.

Contoh kalimat:
Mari kita boikot kapal-kapal asing yang mengangkut alat-alat perang.

 Budget adalah anggaran

Contoh kalimat:
Berapa budget untuk acara syuting Tukul Arwana?

 Debat adalah suatu pertukaran, pandangan yang dilakukan oleh orang yang mempunyai pandangan berbeda.

Contoh kalimat:
Debat antara dua kandidat presiden berlangsung baik-baik saja.

 Defensif adalah sikap pembelaan/sikap bertahan.

Contoh kalimat:
Kesebelasan sepakbola Indonesia bermain secara defensif.

 Demagogi adalah penghasutan terhadap orang banyak melalui sebuah orasi atau pidato.

Contoh kalimat:
Tokoh intelektual itu melakukan demagogi untuk membuat rakyat emosi dengan kebijakan pemerintah yang
sekarang.

 Deviasi adalah penyimpangan.

Contoh kalimat:
Terjadi deviasi pada masyarakat dalam menaati peraturan.

 Dialektika adalah penalaran dengan dialog sebagai cara untuk menyelidiki suatu masalah.

Contoh kalimat:
Jangan cuma kerja-kerja doang! Kerja harus berdialektika dengan ilmu, agar hasilnya maksimal.

 Didaktik adalah hukum-hukum untuk menanamkan pengetahuan kepada muridnya.

Contoh kalimat:
Seorang guru menerapkan prinsip didaktik pada muridnya.

 Dikotomi adalah pembagian atau perbedaan antara dua bagian yang saling berselisih.

Contoh kalimat:
Terdapat dikotomi antara penjahat dan orang bijak.

 Diktator adalah orang yang memerintah dengan kekuasaan yang tidak terbatas.

Contoh kalimat:
Adolf Hitler adalah seorang diktator asal Jerman.
 Distorsi adalah perubahan atau penyimpangan pada suatu hal.

Contoh kalimat:
Untuk memperoleh keuntungan pribadi tidak jarang orang melakukan distorsi terhadap fakta yang ada.

 Dogma adalah pokok ajaran (tentang kepercayaan, dsb) yg harus diterima sebagai hal yang benar dan baik,
tidak boleh dibantah dan diragukan; keyakinan tertentu.

Contoh kalimat:
Kita harus meyakini dogma-dogma dalam agama yang kita anut.

 Doktrin adalah ajaran atau pendirian tentang suatu kepercayaan atau ilmu pengetahuan.

Contoh kalimat:
Dia sudah terdoktrin oleh ajaran Gandhi tentang keadilan tanpa kekerasan.

 Efektif adalah tepat pada sasaran atau mempunyai akibat yang tepat.

Contoh kalimat:
Belajar di pagi hari sangatlah efektif karena otak masih segar untuk diajak berpikir.

 Efisien adalah dengan tenaga dan biaya yang tersedia mendapat hasil sebesar-besarnya.

Contoh kalimat:
Dia menyiapkan naskah beberapa hari sebelum berpidato agar lebih efisien.

 Eksekusi adalah pelaksanaan putusan hakim, khususnya hukuman mati.

Contoh kalimat:
Para pidana narkoba akan segera dieksekusi.

 Elektabilitas adalah kepemilihan yang diakibatkan popularitas tinggi.

Contoh kalimat:
Si A dan Si B memiliki elektabilitas dalam memakmurkan masyarakat. Mereka punya potensi untuk maju
sebagai pemimpin kota ini.

 Elit/elite adalah golongan atas/kaum atasan.

Contoh kalimat:
Masyarakat elit cenderung terpisah dengan masyarakat yang miskin, bodoh, dan terbelakang.

 Empati adalah keadaan mental yg membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan
perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.

Contoh kalimat:
Dia mempunyai empati terhadap dirimu yang sekarang sedang dilanda kesusahan.

 Empiris adalah bentuk pengalaman yang diperoleh melalui penghayatan.

Contoh kalimat:
Dia melakukan penelitian empiris, yaitu penelitian yang berdasarkan pengalaman.

 Enigma adalah orang atau sesuatu yang merupakan teka-teki.

Contoh kalimat:
Pernyataannya menimbulkan enigma bagi masyarakat.
 Eskalasi adalah perluasan/peningkatan.

Contoh kalimat:
Para kontraktor menginginkan eskalasi terhadapa biaya pembangunan.

 Exogen/eksogen adalah faktor dari luar.

Contoh kalimat:
Kuman masuk kedalam tubuh manusia dari luar disebut dengan peristiwa eksogen.

 Expresi adalah pernyataan jiwa dengan bermacam-macam bentuk.

Contoh kalimat:
Saya ingin berekspresi dengan menyanyikan sebuah lagu.

 Fakta adalah peristiwa, kejadian, berita bukti, kenyataan.

Contoh kalimat:
Faktanya dia melakukan kecurangan.

 Faktor adalah sendi, sesuatu hal yang mempunyai pengaruh untuk menentukan bentuk suatu kejadian.

Contoh kalimat:
Faktor terjadinya perang adalah konflik antar negara.

 Fantasi adalah daya jiwa untuk menciptakan tanggapan-tanggapan yang baru berdasarkan tanggapan-
tanggapan yang ada.

Contoh kalimat:
Cerita itu berdasarkan fantasi bukan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.

 Faqih/fakih adalah orang/tokoh yang ahli dalam ilmu fikih.

Contoh kalimat:
Dia adalah seorang fakih, orang yang ahli dalam agama.

 Fatsoen/fatsun adalah kesopanan.

Contoh kalimat:
Dia memiliki fatsun yang baik.

 Feeling adalah perasaan.

Contoh kalimat:
Feeling-ku tidak enak. Apa sebaiknya kita pulang saja?

 Fenomena adalah suatu fakta, peristiwa atau keadan yang dapat diamati; gejala.

Contoh kalimat:
Terjadinya pembiasan pelangi merupakan sebuah fenomena alam.

 Figur adalah tokoh.

Contoh kalimat:
Dia memiliki figur seorang pemimpin.
 Fiksi adalah sesuatu yang dianggap benar pada hakikatnya tidak benar.

Contoh kalimat:
Tokoh dalam novel itu adalah tokoh fiksi. Tidak ada di dunia nyata.

 Fiktif adalah bersifat fiksi, palsu.

Contoh kalimat:
Cerita di dalam novel itu bersifat fiktif. Keseluruhannya tidak nyata.

 Filosof/filsuf adalah orang yang ahli pikir.

Contoh kalimat:
Konfusius adalah seorang filsuf dari negara Cina.

 Fiqih/fikih adalah suatu ilmu yang membahas tentang hukum atau perundangan islam, berdasarkan Al-Quran,
Hadits, Ijma’, dan Qiyas.

Contoh kalimat:
Dalam ilmu fikih, umat islam tidak boleh berbuat buruk kepada orang lain.

 Fisiognomi adalah melihat watak seseorang dari bentuk dan ciri-ciri wajah.

Contoh kalimat:
Saya bisa melihat karakter seseorang berdasarkan wajahnya. Itu karena saya mempelajari ilmu fisiognomi.

 Fixed plan adalah rencana yang pasti.

Contoh kalimat:
Rencana kita berkunjung ke Raja Ampat adalah fixed plan, jadi sudah tidak bisa diralat lagi.

 Follow up adalah tindak lanjut.

Contoh kalimat:
Saya cukup malas untuk mem-follow up pelamar kerja karena sebenarnya bukan bidang saya dalam melakukan
tugas ini.

 Fondamen/fundamen adalah dasar.

Contoh kalimat:
Larangan kawin dengan orang yang masih satu marga merupakan fondamen dan filsafat kebudayaan suku
Batak.

 Force adalah kekuatan.

Contoh kalimat:
Indonesia memiliki force dan pasukan militer yang tidak kalah hebat dengan negara lain.

 Formatur adalah pembentukan.

Contoh kalimat:
Dia ditunjuk sebagai anggota formatur untuk mengurusi pembentukan lembaga baru.

 Formula adalah rumusan.

Contoh kalimat:
Dengan formula istimewa, obat itu dapat menyembuhkan sakit kepala.
 Freedom adalah kebebasan, kemerdekaan.

Contoh kalimat:
Semua orang harus memiliki freedom karena mereka berhak hidup bebas tanpa ada penindasan.

 Fundamental adalah bersifat dasar (pokok) atau mendasar.

Contoh kalimat:
Iman merupakan hal yang bersifat fundamental yang ada pada diri manusia.

 Fundamentalisme adalah paham yang cenderung untuk memperjuangkan sesuatu secara radikal.

Contoh kalimat:
Dia menganut paham fundamentalisme. Dia sangat menekankan tindakan keras.

 Gengsi adalah kehormatan dan pengaruh karena perbuatan-perbuatan besar.

Contoh kalimat:
Tindakannya hanya untuk menjaga gengsi-nya.

 Guidance adalah bimbingan.

Contoh kalimat:
Dia sudah dewasa tapi masih labil. Mungkin dia butuh guidance untuk menjadi dewasa secara mental.

 Guide adalah petunjuk.

Contoh kalimat:
Apakah Anda sudah membaca guide book (buku petunjuk) tentang pengaturan televisi baru ini?

 Habit adalah suatu kebiasaan yang dapat mempengaruhi sikap jasmani dan rohani.

Contoh kalimat:
Dia punya habit suka begadang sambil merokok.

 Hakikat adalah kebenaran, kenyataan yang sebenarnya.

Contoh kalimat:
Dialah yang menanamkan hakikat ajaran Islam padaku.

 Harmonis adalah selaras, sepadan.

Contoh kalimat:
Keluarga yang baik harus harmonis termasuk dalam berkompromi.

 Hegemoni adalah menguasai/dominasi

Contoh kalimat:
Hegemoni negara-negara pada saat Perang Dunia II sangat tinggi. Mereka ingin menguasai dunia.

 Hipotesis/hipotesa adalah dugaan atau jawaban sementara.

Contoh kalimat:
Berdasarkan hipotesa saya, binatang dan tumbuhan memiliki karsa dan rasa.
 Hyper adalah berlebih-lebihan.

Contoh kalimat:
Dia hyper banget, selalu melebih-lebihkan masalah.

 Ideal adalah cita-cita, impian hidup utama yang diangan-angankan.

Contoh kalimat:
Wanita itu cantik, pandai, dan berbudi pekerti. Dia adalah istri yang ideal.

 Ideologi adalah cita-cita yang merupakan salah satu sistem politik, paham kepercayaan.

Contoh kalimat:
Pancasila adalah ideologi negara Indonesia.

 Idiom adalah konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya.

Contoh kalimat yang mengandung idiomatika:


Si hansip menjadi kambing hitam, padahal dia tidak tahu apa-apa.
Kambing hitam disini bermakna orang yang menjadi tumpuan kesalahan padahal sesungguhnya tidak demikian.

 Image/imej adalah gambaran, cerminan, atau bayangan.

Contoh kalimat:
Dia memiliki imej sebagai seorang guru. Jadi, dia tidak boleh memberikan contoh buruk pada siapapun.

 Implikasi adalah keterlibatan atau hal yang mengandung sesuatu.

Contoh kalimat:
Implikasi manusia sebagai objek percobaan atau penelitian semakin terasa manfaat dan kepentingannya.

 Implisit adalah tersirat.

Contoh kalimat:
Politisi itu menghina tokoh tersebut secara implisit.

 Improvisasi adalah kemahiran spontan tanpa dipelajari dan tanpa persiapan terlebih dahulu.

Contoh kalimat:
Pemain musik sering melakukan improvisasi dalam pertunjukkan musiknya.

 Impulsif adalah suatu keadaan yang memberi respons terhadap atau stimulus yang diterimanya secara tiba-tiba.

Contoh kalimat:
Anak yang impulsif adalah anak yang bertindak karena dorongan keinginannya.

 Indikasi adalah petunjuk.

Contoh kalimat:
Terdapat indikasi bahwa dia adalah seorang pecandu narkoba.

 Indikator adalah penunjuk.

Contoh kalimat:
Mata merah adalah indikator.

 Inovasi adalah pembaharuan.

Contoh kalimat:
Kenaikan harga sembako menjadi indikator terjadinya inflasi.
 Insentif adalah bonus.

Contoh kalimat:
Pemberian insentif bisa meningkatkan gairah semangat bekerja para buruh.

 Integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yg utuh sehingga memiliki potensi dan
kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran.

Contoh kalimat:
Sekolah menengah di kecamatan itu memiliki integritas tinggi.

 Invasi adalah serbuan/penyerbuan.

Contoh kalimat:
Mereka menuduh seolah-olah kita melakukan invasi ke daerah itu.

 Justifikasi adalah pembenaran/dasar pembenaran.

Contoh kalimat:
Salah satu justifikasi menaikkan gaji pegawai adalah untuk memperbaiki pelayanan jasa publik.

 Kapabilitas adalah kemampuan/kecakapan.

Contoh kalimat:
Dia memiliki kapabilitas di bidang akuntansi.

 Pedagogik adalah kemampuan mendidik.

Contoh kalimat:
Setiap guru harus memiliki kemampuan pedagogik.

 Kolega adalah teman sejawat (kata benda).

Contoh kalimat:
Dia adalah kolega saya sejak kami berumur 18 tahun.

 Kolegial adalah teman sejawat (kata sifat).

Contoh kalimat:
Aku berbuat baik padanya secara kolegial, karena kami adalah teman baik.

 Kolektif adalah bersama-sama.

Contoh kalimat:
Kita butuh semangat kolektif untuk melakukan penelitian.

 Komparasi adalah perbandingan.

Contoh kalimat:
Komparasi antara baik dan buruk sangatlah menonjol.

 Kompeten adalah mampu.

Contoh kalimat:
Dia kompeten di bidang komputer.

 Kompetensi adalah kemampuan.

Contoh kalimat:
Menguasai ilmu ekonomi adalah kompetensi dasar untuk menjadi seorang ekonom jenius.
 Komprehensif adalah luas/meliputi banyak hal/pemahaman.

Contoh kalimat:
Kita harus memiliki pengetahuan yang komprehensif di segala bidang supaya tidak mudah dibodohi oleh orang lain
yang licik.

 Konspirasi adalah kongkalikong/sekongkol/persekongkolan.

Contoh kalimat:
Terbunuhnya John F. Kennedy merupakan teka-teki yang hingga saat ini diduga sebagai suatu konspirasi politik.

 Konstitusi adalah undang-undang.

Contoh kalimat:
Dalam konstitusi tertentu, biasanya termuat peraturan yang melarang parkir kendaraan sembarangan.

 Kontinuitas adalah kelanjutan atau keberlangsungan.

Contoh kalimat:
Dalam menjaga kontinuitas hubungan, kita perlu melakukan timbal balik.

 Konvensi adalah rapat atau persetujuan.

Contoh kalimat:
Sebutan untuk meter, gram, liter, dan sebagainya merupakan konvensi manusia yang sudah disepakati selama
bertahun-tahun.

 Kredibel adalah sikap dapat dipercaya.

Contoh kalimat:
Setiap produk harus kredibel sehingga konsumen tidak ragu dan percaya.

 Kredibilitas adalah kepercayaan.

Contoh kalimat:
Seorang pemimpin harus memiliki kredibilitas agar pengikutnya mau mengikuti instruksinya.

 Kultur adalah budaya.

Contoh kalimat:
Keris dalam kultur Jawa memiliki simbol kewibawaan.

 Legalisasi adalah pengesahan/pengabsahan

Contoh kalimat:
Untuk melegalisasi surat perizinan, Anda perlu kepala instansi dari atasan.

 Legitimasi adalah keabsahan atau sesuatu yang membuat sah.

Contoh kalimat:
Legitimasi seorang akuntan biasanya harus memiliki satu set komputer untuk membantu pekerjaannya.

 Loyal adalah sikap bersungguh-sungguh.

Contoh kalimat:
Dia sangat loyal dengan tuannya.

 Loyalitas adalah kesungguhan.

Contoh kalimat:
Loyalitas sangatlah penting karena membangun suka cita dalam bertindak dan mengambil keputusan.
 Mekanisme adalah alat, cara, atau prinsip.

Contoh kalimat:
Pekerjaan ini memiliki mekanisme kerja yang sederhana dan mudah dipahami.

 Ontologi adalah cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan hakikat hidup dan bersifat kebendaan di alam
semesta.

Contoh kalimat:
Salah satu cabang ilmu filsafat yang membahas tentang fisik dan metafisika adalah ontologi.

 Otoritas adalah wewenang.

Contoh kalimat:
Pemerintah memiliki otoritas dalam melakukan pembangunan komunitasnya.

 Otoriter adalah sewenang-wenang.

Contoh kalimat:
Pemimpin yang bersifat otoriter biasanya akan dibenci oleh rakyatnya.

 Paradigma adalah cara berfikir.

Contoh kalimat:
Kita harus mengubah paradigma kita bahwa belajar tidak harus di pendidikan formal.

 Plural adalah majemuk.

Contoh kalimat:
Indonesia memiliki masyarakat dengan suku budaya yang plural.

 Potensi afektif adalah potensi terhadap sikap, rasa, dan emosi.

Contoh kalimat:
Anak yang ber-empati pada orang lain biasanya memiliki potensi afektif yang baik.

 Potensi kognitif adalah potensi ilmu/pengetahuan.

Contoh kalimat:
Anak yang cepat tanggap memiliki potensi kognitif yang baik.

 Prespektif adalah pandangan/sudut pandang.

Contoh kalimat:
Dalam perspektif pendidikan, mencuri tidak akan membangun moral.

 Prestise adalah gengsi.

Contoh kalimat:
Zaman sekarang benda-benda seperti mobil, handphone, pakaian sudah menjadi prestise, yaitu bergeser menjadi
barang antik.

 Preventif adalah pencegahan.

Contoh kalimat:
Kita perlu melakukan tindakan preventif dengan cara mematikan benda kelistrikan ketika hendak tidur agar tidak
terjadi kebakaran.
 Probabilitas adalah kemungkinan.

Contoh kalimat:
Probabilitas untuk menjadi seorang guru cukup tinggi karena banyak pemukiman yang masih kekurangan tenaga kerja
guru.

 Produktivitas adalah daya produksi.

Contoh kalimat:
Setiap manusia harus memiliki produktivitas dalam hidupnya agar tidak menjadi pribadi yang pemalas dan tidak
menghasilkan apa-apa.

 Prospek adalah harapan/kemungkinan.

Contoh kalimat:
Prospek dalam bisnis ini lumayan besar. Saya tidak boleh menyia-nyiakannya.

 Qualified adalah memenuhi syarat.

Contoh kalimat:
Setiap fisikawan harus qualified dalam standar mutunya.

 Ratifikasi adalah pengesahan.

Contoh kalimat:
Untuk mengesahkan undang-undang baru, pemerintah harus melakukan ratifikasi terlebih dahulu.

 Recovery adalah pemulihan.

Contoh kalimat:
Negara ini butuh recovery dalam ranah-ranah tertentu.

 Refleksi adalah pemikiran suatu hal; cerminan atau gambaran.

Contoh kalimat:
Penggunaan bahasa adalah refleksi dari kecintaan masyarakatnya terhadap bahasa itu sendiri.

 Region adalah wilayah (kata benda).

Contoh kalimat:
Anggaran Dana sudah disiapkan untuk beberapa region tertentu.

 Regional adalah kewilayahan (kata sifat).

Contoh kalimat:
Kemerosotan di bidang pangan hanya bersifat regional.

 Regulasi adalah peraturan.

Contoh kalimat:
Pemerintah harus mengubah regulasi buruk yang ada di negara ini.

 Rekonsiliasi adalah perdamaian/perukunan kembali.

Contoh kalimat:
Dua kubu yang dulunya berseteru kini melakukan rekonsiliasi.

 Rekonstruksi adalah pembangunan kembali.

Contoh kalimat:
Kita butuh rekonstruksi budi pekerti yang sekarang sudah semakin luntur.
 Relasi adalah hubungan.

Contoh kalimat:
Agar teripta suatu relasi yang baik, dibutuhkan sebuah timbal balik.

 Renovasi adalah pembaharuan kembali.

Contoh kalimat:
Bangunan yang sudah rusak perlu dilakukan renovasi.

 Retorika adalah kepandaian berbicara.

Contoh kalimat:
Seorang pembicara sebaiknya memiliki retorika yang baik dalam menyampaikan pendapatnya.

 Skill adalah keterampilan.

Contoh kalimat:
Para pekerja dituntut untuk memiliki skill di bidangnya masing-masing.

 Solidaritas adalah kesetiakawanan.

Contoh kalimat:
Kita harus membangun solidaritas antar rekan kerja.

 Soliditas adalah penguatan/pengukuhan.

Contoh kalimat:
Perusahaan asuransi ini sudah memiliki kepercayaan dari masyarakat dengan penuh soliditas dan profesionalisme.

 Spasial adalah keruangan.

Contoh kalimat:
Untuk membangun sumber daya alam di suatu wilayah dibutuhkan data spasial wilayah tersebut.

 Stagnan adalah mandeg/jalan ditempat.

Contoh kalimat:
Tadinya saya sangat bergairah dalam melakukan pekerjaan ini namun pada akhirnya stagnan karena kehilangan
motivasi.

 Taklid buta adalah mengikuti tanpa tahu dalilnya.

Contoh kalimat:
Kita jangan menjadi orang yang taklid buta. Kita harus punya dasaran ketika melakukan suatu keputusan.

 Teologi adalah pengetahuan tentang ketuhanan.

Contoh kalimat:
Dalam teologi Kristen dikabarkan akan ada Juru Selamat di kemudian hari.

 Titik kulminasi adalah titik puncak.

Contoh kalimat:
Matahari mencapai titik kulminasi pada pukul 12.00 WIB.

 Titik nadir adalah titik terendah.

Contoh kalimat:
Ada kalanya kita akan mengalami keadaan dimana yang disebut titik nadir kehidupan.
 Urban adalah berkenaan dengan kota.

Contoh kalimat:
Terdapat mitos urban didalam lingkaran masyarakat kota tersebut.

 Urgensi adalah desakan.

Contoh kalimat:
Keputusan peminjaman dana dari bank dilakukan karena urgensi ekonomi.

Itu dia beberapa deretan istilah intelektual yang sering digunakan dan mungkin bisa membantu anda dalam
berkomunikasi secara intelek. Penggunaan istilah di atas dapat anda terapkan dalam wacana tertulis maupun dalam
forum-forum resmi. Sebenarnya masih ada banyak sekali istilah dalam bahasa intelektual. Jika anda penasaran, anda
dapat mengeceknya di KBBI, yang mana sebagian besar istilah saya mengambilnya dari situ.

HAPALIN PEMBUKAAN DAN PASAL UUD 45


LATIHAN HITUNGAN LOGIKA

Anda mungkin juga menyukai