Penyusun:
dr. Permata Ayuning Tyas
Pendamping:
dr. Fajar Kurniawan
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Objektif Presentasi :
Deskripsi : Seorang perempuan, 22 tahun datang dengan nyeri pinggang kiri sejak 2 hari
yang lalu, nyeri saat BAK, demam, mual, muntah 3 kali, BAK warna merah
disangkal, BAK keluar batu disangkal, BAB tidak ada keluhan.
Tujuan : Menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan dari Infeksi Saluran Kemih
Nama RS :
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
Darah rutin : Urin rutin :
Leukosit : 21.790 (N: 4500-11.000) Warna : kuning
Eritrosit : 4,62x106 (N: 4,2-5,4x106) Kekeruhan : keruh (N: jernih)
Hemoglobin : 11,4 (N: 12-16) pH : 5,0 (N: 4,8-7,4)
Hematokrit : 32,3 (N: 38-47) BJ : 1,05 (N: 1,016-1,022)
MCV : 69,9 (N: 79-99) Protein : +1 (N: negatif)
MCH : 24,7 (N: 33-37) Reduksi : - (N: negatif)
MCHC : 35,3 (N: 33-37) Bilirubin : - (N: negatif)
Trombosit : 216.000 (N: 150.000-440.000) Keton : - (N: negatif)
Nitrit : - (N: negatif)
Urobilinogen : - (N: negatif)
Leukosit : +1 (N: 1-15)
Eritrosit : +2 (N: 0-3)
Epitel : squamous kompleks (N: negatif)
Silinder : - (N: negatif)
Kristal : - (N: negatif)
USG Abdomen
Dalam batas normal
Diagnosis
Infeksi Saluran Kemih
Terapi
- Infus RL 20 tpm
- Inj. Ceftriaxon 2x1gr
- Inj. Omeprazole 2x1amp
- Paracetamol infus 3x1000mg
Pembahasan
Definisi Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih atau ISK merupakan istilah umum yang menunjukkan keberadaan
mikroorganisme dalam urin. Adanya bakteri dalam urin disebut bakteriuria. Bakteriuria
bermakna (significant bacteriuria) : bakteriuria bermakna menunjukkan pertumbuhan
mikroorganisme murni lebih dari sama dengan 105 colony forming units pada biakan urin.
Bakteriuria bermakna mungkin tanpa disertai presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria
asimtomatik (covert bacteriuria). Sebaliknya bakteriuria bermakna disertai presentasi klinis
ISK dinamakan bakteriuria bermakna simtomatik. Pada beberapa keadaan pasien dengan
presentasi klinis ISK tanpa bakteriuria bermakna.1
Etiologi
Pada keadaan normal urin adalah steril. Umumnya ISK disebabkan oleh kuman gram
negatif. Escherichia coli merupakan penyebab terbanyak baik pada yang simtomatik maupun
yang asimtomatik yaitu 70 - 90%. Enterobakteria seperti Proteus mirabilis (30 % dari infeksi
saluran kemih pada anak laki-laki tetapi kurang dari 5 % pada anak perempuan ), Klebsiella
pneumonia dan Pseudomonas aeruginosa dapat juga sebagai penyebab. Organisme gram positif
seperti Streptococcus faecalis (enterokokus), Staphylococcus epidermidis dan Streptococcus
viridans jarang ditemukan. Pada uropati obstruktif dan kelainan struktur saluran kemih pada
anak laki-laki sering ditemukan Proteus species. Pada ISK nosokomial atau ISK kompleks
lebih sering ditemukan kuman Proteus dan Pseudomonas.2
Tabel 1. Famili, genus dan spesies mikroorganisme yang paling sering sebagai
penyebab ISK1
Klasifikasi
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK) Bawah
Presentasi klinis ISK bawah tergantung dari gender.1
Pada perempuan, terdapat dua jenis ISK bawah pada perempuan yaitu :1
- Sistitis adalah presentasi klinis infeksi kandung kemih disertai bakteriuria bermakna.
- Sindrom Uretra Akut (SUA) adalah presentasi klinis sistitis tanpa ditemukan
mikroorganisme (steril), sering dinamakan sistitis bakterialis. Penelitian terkini SUA
disebabkan mikroorganisme anaerob.
Pada pria, presentasi klinis ISK bawah mungkin sistitis, prostatitis, epidimidis, dan uretritis.1
2. Infeksi Saluran Kemih (ISK) Atas1
a. Pielonefritis akut (PNA). Pielonefritis akut adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang
disebabkan infeksi bakteri.
b. Pielonefritis kronik (PNK). Pielonefritis kronik mungkin akibat lanjut dari infeksi bakteri
berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi saluran kemih dan refluks
vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikuti pembentukan jaringan
ikat parenkim ginjal yang ditandai pielonefritis kronik yang spesifik. Bakteriuria
asimtomatik kronik pada orang dewasa tanpa faktor predisposisi tidak pernah
menyebabkan pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal.
Pathogenesis
Pathogenesis bakteriuria asimtomatik dengan presentasi klinis ISK tergantung dari patogenitas
dan status pasien sendiri (host).1
a. Peran patogenisitas bakteri. Sejumlah flora saluran cerna termasuk Escherichia coli diduga
terkait dengan etiologi ISK. Patogenisitaas E.coli terkait dengan bagian permukaan sel
polisakarida dari lipopolisakarin (LPS). Hanya IG serotype dari 170 serotipe O/ E.coli yang
berhasil diisolasi rutin dari pasien ISK klinis, diduga strain E.coli ini mempunyai
patogenisitas khusus.1
b. Peran bacterial attachment of mucosa. Penelitian membuktikan bahwa fimbriae merupakan
satu pelengkap patogenesis yang mempunyai kemampuan untuk melekat pada permukaan
mukosa saluran kemih. Pada umumnya fimbriae akan terikat pada blood group antigen yang
terdpat pada sel epitel saluran kemih atas dan bawah.1
c. Peranan faktor virulensi lainnya. Sifat patogenisitas lain dari E.coli berhubungan dengan
toksin. Dikenal beberapa toksin seperti α-hemolisin, cytotoxic necrotizing factor-1(CNF-1),
dan iron reuptake system (aerobactin dan enterobactin). Hampir 95% α-hemolisin terikat
pada kromosom dan berhubungan degan pathogenicity island (PAIS) dan hanya 5% terikat
pada gen plasmio. Virulensi bakteri ditandai dengan kemampuan untuk mengalami
perubahan bergantung pada dari respon faktor luar. Konsep variasi fase MO ini menunjukan
ini menunjukkan peranan beberapa penentu virulensi bervariasi di antara individu dan lokasi
saluran kemih. Oleh karena itu, ketahanan hidup bakteri berbeda dalam kandung kemih dan
ginjal. 1
d. Peranan Faktor Tuan Rumah (host)
- Faktor Predisposisi Pencetus ISK. Penelitian epidemiologi klinik mendukung hipotensi
peranan status saluran kemih merupakan faktor risiko atau pencetus ISK. Jadi faktor bakteri
dan status saluran kemih pasien mempunyai peranan penting untuk kolonisasi bakteri pada
saluran kemih. Kolonisasi bacteria sering mengalami kambuh (eksasebasi) bila sudah
terdapat kelainan struktur anatomi saluran kemih. Dilatasi saluran kemih termasuk pelvis
ginjal tanpa obstruksi saluran kemih dapat menyebabkan gangguan proses klirens normal
dan sangat peka terhadap infeksi. Endotoksin (lipid A) dapat menghambat peristaltik ureter.
Refluks vesikoureter ini sifatnya sementara dan hilang sendiri bila mendapat terapi
antibiotika. Proses pembentukan jaringan parenkim ginjal sangat berat bila refluks
visikoureter terjadi sejak anak-anak. Pada usia dewasa muda tidak jarang dijumpai di klinik
gagal ginjal terminal (GGT) tipe kering, artinya tanpa edema dengan/tanpa hipertensi.1
- Status Imunologi Pasien (host). Penelitian laboratorium mengungkapkan bahwa golongan
darah dan status sekretor mempunyai konstribusi untuk kepekaan terhadap ISK. Prevalensi
ISK juga meningkat terkait dengan golongan darah AB, B dan PI (antigen terhadap tipe
fimbriae bakteri) dan dengan fenotipe golongan darah Lewis.1
Gambaran Klinis
a. Pielonefritis Akut (PNA). Presentasi klinis PNA seperti panas tinggi (39,5-40,5 °C), disertai
mengigil dan sekit pinggang. Presentasi klinis PNA ini sering didahului gejala ISK bawah
(sistitis).1
b. ISK bawah (sistitis). Presentasi klinis sistitis seperti sakit suprapubik, polakisuria, nokturia,
disuria, dan stanguria.1
c. Sindroma Uretra Akut (SUA). Presentasi klinis SUA sulit dibedakan dengan sistitis. SUA
sering ditemukan pada perempuan usia antara 20-50 thun. Presentasi klinis SUA sangat minimal
(hanya disuri dan sering kencing) disertai cfu/ml urin <10 ; sering disebut sistitis abakterialis. 1
5
Plan
Diagnosis : berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien ini
didiagnosis infeksi saluran kemih.
Pengobatan : pengobatan dengan inf RL 20 tpm, inj. Ceftriaxon 2x1gr, inj. Ranitidine 2x1amp,
paracetamol infus 3x1000mg.
Pendidikan : diberikan pemahaman pada pasien dan keluarganya bahwa penyakit ini perlu
ditangani secara menyeluruh oleh dokter ahli.
Konsultasi : perlunya konsultasi dengan spesialis penyakit dalam untuk upaya penanganan
kuratif.
Rujukan : direncakan jika proses berlanjut atau timbul komplikasi dan memerlukan tindakan
pembedahan, dapat dirujuk ke RS yang lebih memadai dan memiliki dokter spesialis bedah
urologi.
Daftar Pustaka:
1. Sukandar E. Infeksi saluran kemih pada pasien dewasa dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid I. Edisi IV. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2007.
2. Lumbanbatu, S.M., 2003; Bakteriuria Asimptomatik pada Anak Sekolah Dasar Usia 9-12
tahun. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 1-
17.
3. Schmiemann G, Kniehl E, Gebhardt K, Matejczyk MM, Hummers-Pradier E. The diagnosis
of urinary tract infection: a systematic review. Dtsch Arztebl Int. 2010;107(21):361-7.
4. Grabe M, Bjerklund-Johansen TE, Botto H, Wullt B, Cek M, Naber KG, et al. Guidelines
on urological infections. EAU Guidelines. Arnhem. The Netherlands: European Association
of Urology (EAU); 2015.
5. Noor, Nur Narsy, 2006. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta : Rineka Cipta;
39-40,82-83.
6. Schoenstadt, Arthur, 2008. Urinary Tract Infection Prevention. Available from :
http://www.honafrica.org.