Anda di halaman 1dari 15

PERANCANGAN BANGUNAN

TINGGI
Presented by Group 2
Asa Dina N (H03217003) | Chadhiq Barirotin (H73217053)
OUTLINE OF TOPICS
WHAT WE'LL DISCUSS





1.


2.
3.
KENDALA
MERANCANG
HOTEL PADA
BANGUNAN
TINGGI YANG
BERBENTUK
MENARA
4.
5
KENDALA YANG DIHADAPI DALAM
PERANCANGAN BANGUNAN TINGGI
UNTUK FUNGSI APARTEMEN (KHUSUSNYA
APARTEMEN MEWAH).
PENGARUH KDB DAN KLB PADA

6.
PERANCANGAN BANGUNAN TINGGI •


7.
Suatu bangunan didirikan di atas lahan seluas 5 hektare
dengan KDB 50% dan KLB = 6, Berapa luas dasar bangunan
dan berapa jumlah lantai yang dapat dibangun
8.
PENGARUH JARAK
▪ BEBAS BANGUNAN
TERHADAP
PERANCANGAN
BANGUNAN TINGGI


PERSYARATAN BASEMENT DAN PARKIR PADA BANGUNAN TINGGI
BASEMENT 1. Jarak basemen tidak boleh kurang dari 3,00 meter dari pagar pekarangan
2. Lantai Dasar tidak boleh lebih tinggi dari 1,20 meter
3. Kemiringan (ramp) tidak boleh melebihi 1 : 7
4. Jarak ketinggian bebas basemen minimum 2,10 meter

PARKIR 1. Tempat parkir yang disediakan melebihi 20 kendaraan, maka harus

9.
disediakan ruang duduk untuk istirahat sopir dengan ukuran minimal 2,00 x
3,00 meter.
2. Ruang bebas struktur (‘head room’) untuk ruang parkir maksimal 2,20 meter.
3. Lantai bangunan parkir maksimal 150% KLB.
4. Tangga spiral dilarang digunakan, dan radius pelayanan tangga adalah 25
meter untuk yang tidak dilengkapi dengan sprinkler dan/atau 40 meter untuk
yang dilengkapi dengan sprinkler.
LANJUTAN…
5. Lantai untuk parkir, luas lantai mencapai 500 m2 atau lebih, harus ada
ramp naik dan ramp turun minimum masing-masing dua unit. Lebar
ramp lurus satu arah minimum 3,00 meter. Untuk ramp dua arah,
harus ada pemisah dengan lebar minimum 50 cm, sehingga lebar
minimum ramp menjadi 6,50 meter.
6. Kemiringan ramp lurus ditentukan maksimum 1 : 5 dengan ruang
bebas struktur di kanan dan kiri sebesar 60 cm.

9.
7. Ramp spiral dua arah, maka jari-jari terpendek ditentukan 4,00 m
dengan lebar ramp 3,50 m untuk setiap arah dengan pemisah
minimum 50 cm, sehingga lebar minimum ramp menjadi 7,50 m.
8. Ramp spiral, ketinggian bangunan tidak boleh melebihi lima lapis.
9. Ramp dan Tangga terbuka dihitung 50% (maksimal 10% KDB).
10. Ramp di luar bangunan minimum berjarak 60 cm dari pagar/batas
daerah perncanaan dan berjarak minimum 2,00 meter dari GSJ.
10.
CARA BANGUNAN TINGGI DAPAT MEMFASILITASI
KEBUTUHAN PARA PENYANDANG TUNA DAKSA
(HANDICAP PEOPLE)

Aksesibilitas tersebut dititikberatkan pada fasilitas umum, contohnya seperti


ukuran dasar ruang, jalur pedestrian, jalur pemandu, area parkir, pintu, ramp,
tangga, lift, kamar kecil (toilet), pancuran, wastafel, telepon, perlengkapan,
perabot, dan yang terakhir ialah rambu.

a) Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian)

Permukaan Permukaan jalan harus stabil, kuat, tahan cuaca, bertekstur halus
tetapi tidak licin. Hindari sambungan atau gundukan pada permukaan,
kalaupun terpaksa ada, tingginya harus tidak lebih dari 1,25 cm. Apabia
menggunakan karpet, maka ujungnya harus kencang dan mempunyai trim
yang permanen.
10.
CARA BANGUNAN TINGGI DAPAT MEMFASILITASI
KEBUTUHAN PARA PENYANDANG TUNA DAKSA
(HANDICAP PEOPLE)

b. Lift

Untuk bangunan lebih dari 5 lantai paling tidak satu buah lift yang
aksesibel harus terdapat pada jalur aksesibel den memenuhi standar
teknis yang berlaku.

c. Ramp

Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak boleh melebihi 7°,


perhitungan kemiringan tersebut tidak termasuk awalan atau akhiran
ramp (curb ramps/landing) Sedangkan kemiringan suatu ramp yang
ada di luar bangunan maksimum 6°.
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai